kedkel bab ii
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
1/28
37
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan
apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas
karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua
permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan
masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus
dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secarakualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program P2ML Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading yang diangkat, maka didapatkan sebelas permasalahan. Adapun masalah
tersebut meliputi:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari Desember 2014 sebesar 14,58% kurang dari
target > 70 %.
2. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari - Desember 2014 sebesar 52,63% kurang dari target > 80%.
3. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Timur periode
Januari - Desember 2014 sebesar 77,7% kurang dari target > 80%.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
2/28
38
4. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Barat periode Januari
- Desember 2014 sebesar 28,57% kurang dari target > 80%.
5. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A periode
Januari - Desember 2014 sebesar 50% kurang dari target > 80%.
6.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2B periode
JanuariDesember 2014 sebesar 76,92% kurang dari target > 80%.
7. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari - Desember 2014 sebesar 33,33% kurang dari target > 85%
8. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Timur
periode Januari - Desember 2014 sebesar55,5% kurang dari target > 85%.
9.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Baratperiode Januari - Desember 2014 sebesar 9,52% kurang dari target > 85%.
10.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A
periode Januari - Desember 2014 sebesar 35,71% kurang dari target > 85%.
11. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2B
periode JanuariDesember 2014 sebesar 53,84% kurang dari target > 45%.
12. Angka Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari - Desember 2014 sebesar 80,1% kurang dari
target < 5%.
13. Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari- Desember 2014 sebesar 0,002% kurang dari target 0%.
2.1.1 Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah teknik non skoring.
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok,
oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari
dua, yaitu :
A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui
diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya.
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
3/28
39
dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama.
B.
Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi
diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok.
Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.
2.1.2 Scori ng Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik
skoring antara lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah Kesehatan tersebut
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai
lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing
masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
4/28
40
sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil
yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.
B. Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang
ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah :
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yangditunjukkan dengan angka prevalens.
2.
Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate
masing- masing penyakit.
3.
Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran
masyarakat dan para politisi
5.
Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia
C. METODE MCUA
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan
prioritas masalah adalah :
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.
Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
5/28
41
parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
2.
Greetest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain,
maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3.
Expanding ScopeMenunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain
diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan
sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan
kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk
kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat
memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah
dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
6/28
42
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode
ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu
dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang
lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai
nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai
yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat pentingBobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
EMERGENCY
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.
Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan
oleh permasalahan tersebut. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi,
argumentasi, serta justifikasi.
Nilai CFR dan Angka kematian:
1.
CFR TB : 39%
2.
CFR ISPA : 22,3%
3. CFR Diare : 8,2%
4.
CFR Kusta : 0%
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
7/28
43
Tabel 2.1
Skala Score Emergency
Range (%) Score Range (%) Score
04.99 1 5054.99 11
59.99 2 5559.99 12
1014.99 3 6064.99 13
1519.99 4 6569.99 14
2024.99 5 7074.99 15
2529.99 6 7579.99 16
3034.99 7 8084.99 17
3539.99 8 8589.99 184044.99 9 9094.99 19
4549,99 10 9599.99 20
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
8/28
44
Tabel 2.2
Penentuan Score EmergencyTerhadap Masalah Pengendalian Penyakit
Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Desember 2014
No Daftar Masalah Score
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
periode JanuariDesember 2014 sebesar 14,58%.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode Januari -
Desember 2014 sebesar 52,63%.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Timur periode Januari -
Desember 2014 sebesar 77,7%.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Barat periode Januari -
Desember 2014 sebesar 28,57%.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A periode Januari -
Desember 2014 sebesar 50%.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2B periode Januari
Desember 2014 sebesar 76,92%.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari - Desember 2014 sebesar 33,33%.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Timur periode
Januari - Desember 2014 sebesar 55,5%.Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Barat periode Januari
- Desember 2014 sebesar 9,52%.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A periode
Januari - Desember 2014 sebesar 35,71%.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2B periode
Januari - Desember 2014 sebesar 53,84%.
Angka Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari - Desember 2014 sebesar 80,1%.
Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kelurahan Penjagalan Periode Januari-
Desember 2014 sebesar 0,002%.
3
11
16
6
11
16
7
12
2
8
11
17
1
Pada emergency, daftar masalah program P2ML didapatkan skor
terbesar yaitu 17 pada angka I ncidence Ratekasus diare di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Desember 2014 sebesar
80,1%.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
9/28
45
GREETEST MEMBER
Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar
selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besarscoreyang didapatkan.
Tabel 2.3 Skala pada Score Greetest Member
Score Range (%) Score Range (%) Score Range (%)
1 0-2,99 13 36-38,99 25 72-74,99
2 3-5,99 14 39-41,99 26 75-77,99
3 6-8,99 15 42-44,99 27 78-80,99
4 9-11,99 16 45-47,99 28 81-83,99
5 12-14,99 17 48-50,99 29 84-86,99
6 15-17,99 18 51-53,99 30 87-89,99
7 18-20,99 19 54-56,99 31 90-92,99
8 21-23,99 20 57-59,99 32 93-95,99
9 24-26,99 21 60-62,99 33 96-98,99
10 27-29,99 22 63-65,99 48 99-101,99
11 30-32,99 23 66-68,99
12 33-35,99 24 69-71,99
Keterangan:
Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikanscore
dari satu sampai 48 dengan jarak tiap range sebesar dua koma sembilan puluh
sembilan agar mendapatkan nilaigreetest memberyang bervariasi.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
10/28
46
Tabel 2.4 Daftar masalah program P2ML di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Penjaringan periode JanuariDesember Tahun 2014
No Program dan Kegiatan Cakupan Target Selisih Score
1.
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di
Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
Desember 2014 sebesar 14,58%.
14,58 % > 70 % 55,42 19
2.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari - Desember 2014 sebesar
52,63%.52,63 % > 80 % 27,37 10
3.Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading
Timur periode Januari - Desember 2014 sebesar 77,7%. 77,7% >80 % 2,3 1
4.
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading
Barat periode Januari - Desember 2014 sebesar 28,57%. 28,57% >80 % 51,43 18
5
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan 2A periode Januari - Desember 2014 sebesar
50%.
50% >80% 30 11
6
Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan 2B periode JanuariDesember 2014 sebesar
76,92%.
76,92% >80% 3,08 2
7
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Desember
2014 sebesar 33,33%.
33,33 % >85% 51,67 18
8.Angka kesembuhan (CR) TB Paru di PuskesmasKelurahan Gading Timur periode Januari - Desember
2014 sebesar 55,5%.
55,5% >85% 29,5 10
9.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Gading Barat periode Januari - Desember
2014 sebesar 9,52%.
9,52% >85% 75,48 26
10.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2A periode Januari - Desember
2014 sebesar 35,71%.
35,71% >85% 49,29 17
11.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2B periode Januari - Desember
2014 sebesar 53,84%.
53,84% >85% 31,16 11
12.
AngkaIncidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Desember
2014 sebesar 80,1 %
80,1% < 5 % 75,1 26
13.
Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari- Desember 2014 sebesar
0,002%.0,002% 0% 0,002 1
Skor Greetes Member terbesar didapatkan pada masalah Angka kesembuhan
(CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Barat periode Januari - Desember
2014 adalah 26.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
11/28
47
3. EXPANDING SCOPE
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut.
Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki
penduduk terbanyak sampai yang terkecil.
Tabel 2.5
Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk NilaiKecamatan Kelapa Gading = 135.415 25
Kelurahan Kelapa Gading Barat = 44.155 30
Kelurahan Kelapa Gading Timur = 38.507 20
Kelurahan Pegangsaan dua = 27.746 15
Total se-Kecamatan Klp Gading = 245.823 40
Tabel 2.6Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Luas Wilayah
Luas Wilayah Nilai
Kecamatan Kelapa Gading = 16 (km ) 25
Kelurahan Klp Gading Barat = 5.0132 (km ) 30
Kelurahan Klp Gading Timur = 3.5513 (km2) 20
Kelurahan Pegangsaan dua = 6.2845 (km ) 15
Total se-Kecamatan Klp. Gading =30.849 (km ) 40
Tabel 2.7
Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral
Nilai Lintas Sektor
5 Tidak ada keterpaduan lintas sector
10 Ada keterpaduan lintas sector
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
12/28
48
Tabel 2.8
Penentuan Score Expanding ScopeProgram P2ML di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading Periode JanuariDesember 2014
NO DAFTAR MASALAHJumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
Lintas
SektoralJumlah
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di
Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode
JanuariDesember 2014 sebesar 14,58%.
57 30 10 97
2. Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari -Desember 2014 sebesar 52,63%.
30 16 10 56
3. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Gading Timur periode Januari - Desember 2014
sebesar 77,7%.
7 3 10 20
4. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Gading Barat periode Januari - Desember 2014
sebesar 28,57%.
6 5 10 21
5. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan 2A periode Januari - Desember 2014
sebesar 50%.7 6 10 23
6. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan 2B periode JanuariDesember 2014
sebesar 76,92%.
10 6 10 26
7. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari -
Desember 2014 sebesar 33,33%.
19 16 10 45
8. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Gading Timur periode Januari -Desember 2014 sebesar 55,5%.
5 3 10 18
9. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Gading Barat periode Januari -
Desember 2014 sebesar 9,52%.
2 5 10 17
10. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2A periode Januari -
Desember 2014 sebesar 35,71%.
5 6 10 21
11. Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2B periode Januari -
Desember 2014 sebesar 53,84%.
7 6 10 23
12. AngkaIncidence Rate Kasus Diare di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari - Desember 2014 sebesar 80,1 %
2320 30 10 2360
13. Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari-
Desember 2014 sebesar 0,002%.3 16 10 29
Nilai expanding scopeterbesar pada program pengendalian penyakit menular
langsung periode Januari Desember 2014 adalah CDR di Puskesmas se-
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
13/28
49
Kecamatan Penjaringan dan Angka Incidence Rate Kasus Diare pada di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan kelapa Gading 2360.
4. FEASIBI LI TY
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria
kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian
terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi:
1.
Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyakjumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu
permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan
penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap
jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masingmasing
wilayah Puskesmas.
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah
penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
14/28
50
Tabel 2.9
Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program
P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
Periode JanuariDesember 2014
No PuskesmasJumlahTenaga
Kesehatan
Jumlah
PendudukPerbandingan Score
1 Kecamatan Kelapa Gading 24 34724 1 : 1446 2
2 Kelurahan Klp Gading Barat 10 21648 1 : 2164 3
3 Kelurahan Klp Gading Timur 4 34984 1 : 8746 7
4 Kelurahan Pegangsaan dua 3 21235 1 : 7078 6
5 Total se-Kecamatan Klp.
Gading
7 6396 1 : 913 1
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan
untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan
cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap
kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang
dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat dan
ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada
namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari
kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi
nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat
datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila
tidak tersedia dan diberi nilai nol.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
15/28
51
Tabel 2.10
ScoringKetersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode JanuariDesember 2014
Kategori Ketersediaan Score
Tempat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat/ Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan
Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu tidak ada, cukup dan kurang.
Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala
Puskesmas terkait.
Tabel 2.11
ScoringKetersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode JanuariDesember 2014
Dana Score
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
16/28
52
Tabel 2.12
Penentuan Score Feasibi li tyProgram P2ML Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode JanuariDesember 2014
NO DAFTAR MASALAH SDMFASILITAS
DANA JUMLAHAlat/Obat Tempat
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TBParu di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari Desember 2014
sebesar 14,58%.
51 1 1 8
2. Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
- Desember 2014 sebesar 52,63%.
2 1 1 1 5
3. Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Gading Timur periode Januari -
Desember 2014 sebesar 77,7%.
7 1 1 1 10
4. Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Gading Barat periode Januari -
Desember 2014 sebesar 28,57%.
6 1 1 1 9
5. Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2A periode Januari -
Desember 2014 sebesar 50%.
1 1 1 1 4
6
Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2B periode JanuariDesember 2014 sebesar 76,92%.
4 1 1 1 7
7
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari - Desember 2014 sebesar33,33%.
21 1 1 5
8.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru diPuskesmas Kelurahan Gading Timur
periode Januari - Desember 2014 sebesar
55,5%.
31 1 1 6
9.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Gading Barat periode
Januari - Desember 2014 sebesar 9,52%.7 1 1 1 10
10.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A
periode Januari - Desember 2014 sebesar
35,71%.
61 1 1 9
11.Angka kesembuhan (CR) TB Paru diPuskesmas Kelurahan Pegangsaan 2B
periode Januari - Desember 2014 sebesar
53,84%.
11 1 1 4
12.
AngkaIncidence Rate Kasus Diare di
Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading Periode Januari - Desember 2014
sebesar 80,1 %
41 1 1 7
13.
Jumlah Penderita Kusta di wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari- Desember 2014 sebesar
0,002%.
51 1 1 8
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
17/28
53
Feasibility tertinggi pada program P2ML periode Januari Desember 2014
adalah Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Timur dan Angka
kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Barat dengan jumlah
10.
5.POLI CY
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu
masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah
tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor
untuk penyuluhan diberikan 5, sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai
10. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas
dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan
tersebut di media elektronik diberikan nilai 15.
Tabel 2.13
ScoringKebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode JanuariDesember 2014
Parameter Score
Tidak ada kebijakan 0
Ada kebijakan 5
Tabel 2.14
Penentuan Nilai PolicyTerhadap Kegiatan Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading Periode JanuariDesember 2014
Parameter Score
Penyuluhan 5
Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) 10
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
18/28
54
Media Elektronik (TV, radio, internet) 15
Tabel 2.15
Penentuan Score PolicyProgram P2ML pada Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading Periode JanuariDesember 2014
No MasalahKebijakan
PemerintahPenyuluhan
Media
Cetak
Media
ElektronikJumlah
1.
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari Desember 2014
sebesar 14,58%.
5 5 10 0 20
2.Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
- Desember 2014 sebesar 52,63%.5 5 10 0 20
3.Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Gading Timur periode Januari -
Desember 2014 sebesar 77,7%.5 5 10 0 20
4.Angka konversi TB Paru di PuskesmasKelurahan Gading Barat periode Januari -
Desember 2014 sebesar 28,57%.5 5 10 0 20
5.Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2A periode Januari -
Desember 2014 sebesar 50%.5 5 10 0 20
6.Angka konversi TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan 2B periode Januari
Desember 2014 sebesar 76,92%.5 5 10 0 20
7.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari - Desember 2014 sebesar
33,33%.
5 5 10 0 20
8.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Gading Timur
periode Januari - Desember 2014 sebesar
55,5%.
5 5 10 0 20
9.Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Gading Barat periodeJanuari - Desember 2014 sebesar 9,52%.
5 5 10 15 35
10.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A
periode Januari - Desember 2014 sebesar35,71%.
5 5 10 0 20
11.
Angka kesembuhan (CR) TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2B
periode Januari - Desember 2014 sebesar
53,84%.
5 5 10 0 20
12
AngkaIncidence Rate Kasus Diare di
Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading Periode Januari - Desember 2014
sebesar 80,1 %
5 5 10 0 20
13.
Jumlah Penderita Kusta di wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari- Desember 2014 sebesar
0,002%.
5 5 10 0 20
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
19/28
55
Skorpolicy terbesar adalah untuk masalah angka kesembuhan (CR) TB paru
di Puskesmas Kelurahan Gading Barat periode Januari Desember 2014 dengan
hasil sebesar 35.
Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas, keseluruhan hasil
penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan
masalah program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot
masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.
Tabel 2.16Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Desember 2014
No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 3 15 7 35 14 70
2 Greetest member 4 20 80 16 64 5 20
3 Expanding Scope 3 90 270 65 195 65 195
4 Feasibility 2 8 16 5 10 10 20
5 Policy 1 20 20 20 20 20 20
Jumlah 401 324 325
MS1Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading periode JanuariDesember 2014 sebesar 14,58% kurang
dari target yaitu < 70%
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
20/28
56
MS2Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari - Desember 2014 sebesar 52,63%. Kurang dari target yaitu >80%
MS 3 Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gading Timur periode
Januari - Desember 2014 sebesar 77,7%. kurang dari target yaitu > 80 %.
Tabel 2.17
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari-Desember 2014
No Kriteria BobotMS4 MS5 MS6
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 14 60 16 80 9 45
2 Greetest member4 5 20 2 8 14 56
3 Expanding Scope3 35 105 30 90 55 165
4 Feasibility2 9 18 4 8 7 14
5 Policy 1 20 20 20 20 20 20
Jumlah 223 206 300
MS4Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari - Desember 2014 sebesar 52,63%. Kurang dari target yaitu >80%
MS5Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A periode
Januari - Desember 2014 sebesar 50%.kurang dari target yaitu > 80 %.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
21/28
57
MS6Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 2A periode
Januari - Desember 2014 sebesar 50%.kurang dari target yaitu > 80 %
Tabel 2.18
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 7-MS 9 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari-Desember 2014
No Kriteria BobotMS7 MS8 MS9
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 11 55 16 80 16 80
2 Greetest member4 12 48 4 16 4 16
3 Expanding Scope3 65 195 50 150 65 195
4 Feasibility2 5 10 6 12 10 20
5 Policy 1 20 20 20 20 35 35
Jumlah 328 278 346
MS7Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari - Desember 2014 sebesar 50% kurang dari target > 85 %.
MS 8 Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari - Desember 2014 sebesar 75% kurang dari target >
85 %.
MS9 Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Timur periode Januari - Desember 2012 sebesar 75% kurang dari target >
85 %.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
22/28
58
Tabel 2.19
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 10-MS 12 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari-Desember 2014
No Kriteria BobotMS10 MS11 MS12
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 14 70 11 55 9 35
2 Greetest member4 7 28 12 48 16 64
3 Expanding Scope3 35 105 30 90 55 165
4 Feasibility2 9 18 4 8 7 14
5 Policy 1 20 20 20 20 20 20
Jumlah 241 221 298
MS 10 Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan PKelapa
Gading periode Januari - Desember 2014 sebesar 66 % kurang dari target
> 85%.
MS11 Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Barat periode Januari - Desember 2014 sebesar 50 % kurang dari target >
85 %.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
23/28
59
MS 12 Angka kesembuhan (CR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Timur periode JanuariDesember 2014 sebesar 40% kurang dari
target > 85 %.
Tabel 2.20
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 13-MS 15 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari-Desember 2014
No Kriteria BobotMS13 MS14 MS15
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 3 15 15 75 1 5
2 Greetest member4 3 12 10 12 1 4
3 Expanding Scope3 90 270 30 90 50 150
4 Feasibility2 8 16 4 8 6 12
5 Policy 1 20 20 20 20 20 20
Jumlah 333 205 191
MS13AngkaIncidence Rate Kasus Diare pada BALITA di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Desember 2014 sebesar
11,5 % kurang dari target < 5 %.
MS14 Angka Penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Gading Timur periode
JanuariDesember 2014 sebesar 85,2% kurang dari target yaitu 100%.
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
24/28
60
MS15Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Barat Periode Januari- Desember 2012 sebesar 0,002% lebih dari target
0%.
2.2 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang
ada terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi
akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap inidigunakan diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan
(fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu
dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian inputmaupun proses. Input, yaitu
sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man(sumber
daya manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses
merupakan kegiatan sistem. Melalui proses, inputakan diubah menjadi output, yang
terdiri dari:
a. Planning(perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing(pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling(monitoring)
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
25/28
61
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating)
jika terjadi penyimpangan.
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya
dengan menggunakan diagramfishbone:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Penjaringan periode Januari Desember 2012 sebesar 13% kurang dari
target > 70 %.2. Angka kesembuhan TB Paru di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I periode
Januari - Desember 2012 sebesar 75% kurang dari target > 85%.
2.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH YANG PALING DOMINAN
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan.
Dari dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa
atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari
akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan dapat menyelesaikan sebagian besar permasalahan yang ada.
Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah dengan cara diskusi,
argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini adalah
penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah kerja Puskesmas
Penjaringan:
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
26/28
62
2.3.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading periode JanuariDesember 2014 sebesar 13% kurang
dari target > 70 %.
a.
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Man
Kepala program hanya berfokus pada pengobatan TB paru bukan
pendeteksian kasus baru TB paru.
2. Money
Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan.
3.
MaterialTidak adanya dana untuk pemeliharaan alat dan bahan laboratorium.
4.
Method
Kurangnya petugas kesehatan untuk membina kader mengenai materi
penyuluhan untuk mendeteksi program TB paru
b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Planning
Perencanaan program pengobatan lebih diutamakan dari pada
program deteksi.
2. Organizing
Adanya ketetapan yang menentukan bahwa tiap puskesmas hanya
memiliki satu petugas untuk program TB paru
3. Actuating
Tidak adanya pelatihan khusus bagi petugas dalam penyampaian
materi edukasi bagi warga.
4. Controlling
Tidak adanya format yang tepat untuk menjadi acuan bagi
penyusunan laporan evaluasi program TB paru.
c.
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkunganadalah:
1. Environment :
Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
27/28
63
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut adalah :
1. Terbatasnya jumlah petugas kesehatan yang tersedia
2. Kurangnya pelatihan khusus bagi petugas kesehatan terkait untuk
program deteksi TB paru
3. Tidak adanya format untuk menjadi acuan dalam penyusunan laporan
program deteksi TB paru
2.3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Angka kesembuhan pasien (CR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading periode Januari - Desember 2014 sebesar 75 % kurang
dari target yaitu > 85 %.
a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Man
Jumlah petugas kesehatan yang kurang
2. Money
Pendistribusian dana yang tidak tepat waktu
3.
Material
Kurangnya edukasi mengenai prinsip dan tatacara pengobatan TB
paru
4. Method
Jadwal program penyuluhan kurang terkoordinasi dengan baik
b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Planning
Kurangnya komunikasi antara petugas kesehatan yang terkait
2.
Organizing
Pimpinan program TB paru sibuk dengan tugas lain
3.
Actuating
-
7/26/2019 Kedkel Bab II
28/28
Jumlah petugas program TB paru dengan penderita TB tidak
proporsional
4. Controlling
Petugas kesehatan kurang aktif dalam memantau jalannya
pengobatan pasien TB paru
c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkunganadalah:
1. Environment :
Kurangnya edukasi mengenai prinsip dan tatacara pengobatan TB
paru
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut adalah :
1.
Jumlah petugas kesehatan yang kurang
2. Pendistribusian dana yang tidak tepat waktu
3. Kurangnya edukasi mengenai prinsip dan tatacara pengobatan TB paru