bab i kedkel 5

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing 1.1.1.1 Keadaan Geografis Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran. Wilayah kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 27 0 C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan 1

Upload: rafika-ulandari

Post on 28-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

squhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjgh

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Kedkel 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing

1.1.1.1 Keadaan Geografis

Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota

administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat,

Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220

kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial

dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan,

30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan

pinggiran.

Wilayah kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas

lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara

membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke

darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan

Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu

ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau

empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim

panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54

mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini

merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua

banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah ini rawan banjir, baik kiriman

maupun banjir karena pasang air laut.

Kecamatan Cilincing termasuk wilayah kota administrasi Jakarta

Utara, dengan luas wilayah 39,6996 Km2 (sesuai dengan BPS 2004) dan

dibagi menjadi tujuh kelurahan yaitu Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru,

Sukapura, Rorotan, Marunda dan Cilincing. Dengan jumlah Rukun Warga (RW)

sebanyak 84 RW dan Rukun Tetangga (RT) 1.742 RT.

Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Laut Jawa

1

Page 2: Bab i Kedkel 5

b. Sebelah Timur : Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Cakung Jakarta Timur

d. Sebelah Barat : Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja JakartaUtara

Gambar 1.1 Peta Wilayah Cilincing

Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing 2012

: Puskesmas Kecamatan Cilincing

: Puskesmas Kelurahan

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi

sembilan Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah

Kecamatan Cilincing, yaitu :

1. Puskesmas Kecamatan Cilincing

2. Puskesmas KelurahanSemper Barat I

3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II

4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III

5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru

6. Puskesmas Kelurahan Sukapura

7. Puskesmas Kelurahan Rorotan

8. Puskesmas Kelurahan Marunda

2

I

II

III

I

II

Page 3: Bab i Kedkel 5

9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I

10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II

1.1.1.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil

Kecamatan Cilincing tahun 2012 sebanyak 257.801 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga sebanyak 85.102 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki

129.507 jiwa (50.23%) dan penduduk perempuan 128.294 jiwa (49.77%),

serta distribusi paling besar pada kelompok usia produktif. Dari data tersebut di

atas rincian jumlah penduduk per kelurahan di Kecamatan Cilincing dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah

Kecamatan Cilincing Tahun 2012

No. Kelurahan

Penduduk (Jiwa)

Laki-

laki

Perempu

anJumlah

1 Semper Timur 15.444 14.087 29.531

2 Semper Barat 29.765 31.515 61.280

3 Kalibaru 22.017 23.212 45.229

4 Sukapura 13.217 12.695 25.912

5 Rorotan 14.706 13.890 28.596

6 Marunda 10.502 9.336 19.838

7 Cilincing 23.856 23.559 47.415

Jumlah 129.507 128.294 257.801

Sumber: Profil Kecamatan Cilincing Tahun 2012

3

Page 4: Bab i Kedkel 5

Jumlah penduduk pada masing-masing RT dan RW di Kelurahan

Kecamatan Cilincing, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT di

Kecamatan Cilincing Tahun 2012

No KelurahanLuas Wilayah

(Km2)KK RW RT

1 Semper Timur 31,615 9.826 10 97

2 Semper Barat 15,907 13.706 17 245

3 Kalibaru 24,670 16.117 14 172

4 Sukapura 56,140 19.767 10 99

5 Rorotan 106,370 8.053 12 136

6 Marunda 79,169 5.519 9 76

7 Cilincing 83,125 12.155 10 136

Jumlah 396,996 85.102 82 958

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Cilincing Tahun 2012

Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilincing Tahun 2012

No KelurahanLuas Wilayah

( km2 )

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

( per km2 )

1. Semper Timur 3,16 29.531 9.345

2. Cilincing 8,32 47.415 5.698

3. Kalibaru 7,47 45.229 6.054

4. Semper Barat 1,58 61.280 38.784

5. Sukapura 0,56 25.912 46.271

6. Rorotan 10,64 28.596 2.687

7. Marunda 7,92 19.838 2.504

Jumlah 39,65 257.801 6.501

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012

4

Page 5: Bab i Kedkel 5

A. Data penduduk menurut umur

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Tahun 2012

NoKelompok Umur

( tahun )Jumlah

1. 0-4 31.796

2. 5-9 30.964

3. 10-14 30.109

4. 15-19 25.237

5. 20-24 24.344

6. 25-29 24.428

7. 30-34 17.558

8. 35-39 18.347

9. 40-44 10.124

10. 45-49 9.257

11. 50-54 10.265

12. 55-59 8.263

13. 60-64 5.785

14. 65-69 4.266

15. 70-74 3.843

16. > 75 3.215

Jumlah 257.801

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Desember 2012

B. Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah

Kecamatan Cilincing Tahun 2012

No. AgamaJumlah

Penduduk

1. Islam 181.537

2. Kristen 64.888

3. Budha 6.120

4. Hindu 5.256

5

Page 6: Bab i Kedkel 5

Jumlah 257.801

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012

C. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012

Tabel 1.6 Data dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing

Data Dasar Jumlah

Jumlah

Penduduk

257.801

Jumlah

Kelurahan

7

Jumlah

Puskesmas

10

Jumlah RW 82

Jumlah RT 958

Jumlah KK 85.102

Tenaga

Kesehatan

133

Posyandu 179

Kader Aktif 864

Kader Tidak

Aktif

91

Jumlah Bayi 6.016

Jumlah Balita 25.780

Jumlah Ibu

Hamil

6.092

Jumlah Ibu Nifas 5.862

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012

1.1.1.3 Keadaan Lingkungan

A. Sosio Ekonomi

Wilayah Kecamatan Cilincing yang terletak di sebelah Utara Kota

Jakarta terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), di wilayah

tersebut banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang

6

Page 7: Bab i Kedkel 5

dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai

penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah

satu sentral produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia.

B. Sarana dan Prasarana1 d

Wilayah Kecamatan Cilincing memiliki sarana ibadah, sarana

pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olahraga, sarana

kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. Sarana dan prasaran kesehatan

yang ada saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah

Cilincing dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya

penduduk yang bekerja di wilayah Cilincing tetapi tidak berdomisili di daerah

tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan

kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber

daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan

masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya

hidup sehat.

Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak

membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain,

akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang

berpenghasilan rendah.

C. Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Cilincing mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan yang

tersebar di tujuh kelurahan, dari jumlah kelurahan tersebut terdapat 10 buah

fasilitas kesehatan pemerintah yang terdiri dari Puskesmas tingkat kelurahan

sebanyak sembilan buah dan satu Puskesmas tingkat kecamatan.

Juga terdapat fasilitas kesehatan yang didanai oleh perseorangan

maupun Puskesmas yang perduli terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di

wilayah Kecamatan Cilincing, antara lain terdapat Rumah Sakit Islam

Sukapura di Kelurahan Sukapura.

Tabel 1.7 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilincing Tahun 2012

7

Page 8: Bab i Kedkel 5

No KelurahanRumah

SakitPuskesmas

Praktek

BidanPosyandu

1. Semper

Timur

0 1 8 24

2. Cilincing 0 2 2 23

3. Kalibaru 0 1 2 27

4. Semper

barat

0 3 9 41

5. Sukapura 1 1 2 19

6. Rorotan 0 1 1 21

7. Marunda 0 1 1 24

Jumlah 1 10 25 179

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi

yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda

terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan,

mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara

dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta

lingkungannya.

Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut

untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan

dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai

organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga

meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di

8

Page 9: Bab i Kedkel 5

wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods

atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai

kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan

pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber

daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan

pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan

kesehatan nasional secara komprehensif yang meliputi promotif (peningkatan

kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif

(pemulihan kesehatan). Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja

seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang

sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi

dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam

sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan

kesehatan menjadi paradigma sehat.

Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep

yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :

1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya

kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan

kuratif tanpa mengabaikan kuratif - rehabilitatif

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah

(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).

3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari

pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari

masyarakat

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula

fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.

5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif

menjadi investasi

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah

akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra

pemerintah (partnership).

9

Page 10: Bab i Kedkel 5

7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)

menjadi otonomi daerah (decentralization).

8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring

dengan era desentralisasi.

1.1.2.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan

keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan

wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah

tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh

walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten /

kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar

30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh

puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan

jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang

berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga

mempunyai fungsi koordinasi.

1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan )

3. Kuratif ( pengobatan )

4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak

membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai

meninggal.

I.1.2.4 Fungsi Puskesmas

Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan

fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :

1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

10

Page 11: Bab i Kedkel 5

dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif

memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,

menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat

setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi

tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan

utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah

rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan

rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan

utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

11

Page 12: Bab i Kedkel 5

mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan

penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan

kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa

masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat

lainnya.

Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas

Gambar 1.2 fungsi puskesmas

Fungsi Puskesmas.

Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan

masyarakat dan sebagai pusat pelayanan keseharatan (Yankes) yang terdiri

dari yankes perorangan dan masyarakat.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa

proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri

2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

12

Page 13: Bab i Kedkel 5

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan

medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

tersebut tidak menimbulkan ketergantungan

4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program Puskesmas

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi

untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk

itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai

tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum

mempunyai indikator :

a. Tersedianya air bersih

b. Tersedianya jamban yang saniter

c. Tersedianya larangan merokok

d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

b. Tumbuh dan kembangnya LSM

c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:

a. Promosi kesehatan masyarakat

b. Kesehatan lingkungan

c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

d. KB ( Keluarga Berencana )

e. Perbaikan gizi masyarakat

f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

g. Pengobatan dasar

I.1.2.5 Peran Puskesmas

13

Page 14: Bab i Kedkel 5

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai

peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki

kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut

serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang

matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan

pemantauan yang akurat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan

kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari

tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan

unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan

kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas

kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab

hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan

oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu

puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar

14

Page 15: Bab i Kedkel 5

puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara

operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota.

I.1.2.6 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju

terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran

masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan

yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat

memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku penduduk yang sehat

3. Cakupan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan

I.1.2.7 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya.

I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya

ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya

kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di

seluruh wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:

15

Page 16: Bab i Kedkel 5

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )

4. KB ( Keluarga Berencana )

5. Perbaikan gizi masyarakat

6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga

sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas

ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari

masyarakat di wilayah kerjanya.

Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas

No

.

Upaya Kesehatan

Wajib

Kegiatan Indikator

1.

Promosi Kesehatan

Penyuluhan di Dalam dan

di Luar Gedung

RW siaga

Tatanan sehat

Perbaikan

perilaku sehat

2.

Kesehatan

LingkunganPenyehatan pemukiman

Cakupan air

bersih

Cakupan jamban

keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah

sehat

3.

Kesejahteraan ibu dan

anak

ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan persalinan Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan

imunisasi

4. Keluarga BerencanaPelayanan

Keluarga BerencanaCakupan MKET

Pemberantasan Diare Cakupan kasus

16

Page 17: Bab i Kedkel 5

penyakit menular

diare

ISPA Cakupan kasus

ISPA

5.Malaria Cakupan kasus

malaria

Cakupan

kelambunisasi

Tuberkulosis Cakupan

penemuan kasus

Angka

penyembuhan

6. Gizi

Distribusi vit A / Fe / cap

yodium

Cakupan vit A /

Fe / cap yodium

PSG % gizi kurang /

buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

7. Pengobatan

Medik dasar Cakupan

pelayanan

UGD Jumlah kasus

yang ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah

pemeriksaan

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya

kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok

puskesmas yang telah ada, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olahraga

17

Page 18: Bab i Kedkel 5

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

5. Upaya Kesehatan Jiwa

6. Upaya Kesehatan Mata

7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

8. Upaya Pengobatan Akupuntur

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya

inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai

dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah

dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh

puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan

mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan

pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah

terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu

pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan

puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan

tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan

sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas

kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.

Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit

fungsional lainnya.

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di

puskesmas kecamatan Cilincing periode Januari - Desember 2012 adalah :

a. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak

3. Upaya Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

18

Page 19: Bab i Kedkel 5

5. Upaya Kesehatan Lingkungan

6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular

7. Upaya Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olah Raga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata

8. Upaya Kesehatan Akupuntur

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan

harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas

penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar

pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi

puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya

kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas

penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini

Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai

berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan

sehingga berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan

oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

19

Page 20: Bab i Kedkel 5

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara

merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program

puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun

melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa

kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara la1````````````````````````````in :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina

Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga

Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),

Desa Percontohan Kesehatan

Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada

(SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat (TPKJM)

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil

yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus

diselenggarakan secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya

kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh

keterpaduan lintas program antara lain :

20

Page 21: Bab i Kedkel 5

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA

dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi

kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi

remaja dan kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,

Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.

4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan

jiwa & promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas

dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk

organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan

lintas Sektoral antara lain :

1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan

dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan

pertanian.

3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan

PLKB.

4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi,

dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.

5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan

camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan

yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan

langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.

Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan

21

Page 22: Bab i Kedkel 5

tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap

program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,

baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke

strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam

arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit

tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan

upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan

tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga

yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga

puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis

spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan

fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan,

peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan

habis pakai dan bahan pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan

kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum

kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya

kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah

22

Page 23: Bab i Kedkel 5

kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan

masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota.

Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas

tidak mampu.

23

Page 24: Bab i Kedkel 5

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas

memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan

berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan

fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-

kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya.

Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan

Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :

a. Tatanan sekolah

b. Tatanan tempat kerja

c. Tatanan tempat-tempat umum

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu

mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan

pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan

24

Page 25: Bab i Kedkel 5

fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan

tokoh mayarakat.

Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM).

b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.

c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau

BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP

(Badan Penyantun Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan

ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri

dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal

mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan

kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing

1.1.3.1 Latar belakang

Puskesmas Kecamatan Cilincing didirikan tahun 1970 di Jl. Sungai

Landak Kelurahan Cilincing. Pada tahun 1976 Puskesmas Kecamatan

Cilincing pindah ke Jl. Madya Kebantenan IV Kelurahan Semper Timur

Kecamatan Cilincing Jakarta Utara pada tahun 1993 hingga saat ini.

Puskesmas Kecamatan Cilincing berada + 50 meter dari jalan Kantor

Kelurahan Semper Timur. Luas total lahan Puskesmas Kecamatan Cilincing

adalah 36,6996 m2 dengan luas lahan terbangun 4.122 m2.

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi

sembilan Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah

Kecamatan Cilincing, yaitu :

1. Puskesmas Kecamatan Cilincing

2. Puskesmas KelurahanSemper Barat I

3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II

4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III

5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru

25

Page 26: Bab i Kedkel 5

6. Puskesmas Kelurahan Sukapura

7. Puskesmas Kelurahan Rorotan

8. Puskesmas Kelurahan Marunda

9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I

10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II

Untuk Kelurahan Semper Timur tidak ada puskesmas kelurahan akan

tetapi sudah ada gedung Puskesmas Kecamatan Cilincing yang berlokasi di

wilayah kelurahan tersebut. Sehingga dapat dikatakan secara fisik jumlah

puskesmas yang ada adalah 10 puskesmas yaitu sembilan puskesmas

kelurahan dan satu puskesmas kecamatan. puskesmas Kecamatan Cilincing telah

mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD di wilayah Provinsi DKI

Jakarta dimulai pada tahun 2006. Mulai Januari 2006 Puskesmas Kecamatan

Cilincing telah ditetapkan menjadi puskesmas BLUD bertahap sesuai dengan

SK Gubernur No. 2086 tahun 2006 sampai sekarang.

Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas

Kecamatan Cilincing adalah poli umum, gigi, imunisasi, poli ibu dan anak, poli

KB, poli lansia, jiwa, paru spesialis mata, ECG, USG, RB dengan kapasitas

delapan tempat tidur dan laboratorium dasar. Jumlah tenaga dokter umum 15

orang, dokter gigi 11 orang, spesialis mata 1 orang, bidan 27 orang, paramedik

40 orang dan tenaga non paramedik 10 orang.

Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia, Puskesmas Kecamatan

Cilincing diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang dibutuhkan

oleh masyarakat di Kecamatan Cilincing dan sekitarnya.

1.1.3.2 Visi, Misi Dan Sasaran Puskesmas Kecamatan Cilincing

A. Visi Puskesmas Kecamatan Cilincing :

Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi keadaan

kepuasan pelanggan internal maupun eksternal dengan menjunjung tinggi

komitmen vertikal maupun horisontal.

B. Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif

26

Page 27: Bab i Kedkel 5

b. Melakukan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kebutuhan

masyarakat yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.

c. Melakukan pelayanan kesehatan secara profesional dan dapat

dipertanggungjawabkan baik secara teknis medis maupun administratif

d. Melakukan kegiatan secara bersama dengan mendayagunakan sumberdaya

yang ada secara optimal.

e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan

feedback terhadap pelayanan puskesmas.

1.1.3.3 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cilincing

Memberikan Pelayanan Kesehatan Profesional dan Ramah yang

berorientasi pada peningkatan kepuasan Pelanggan dan secara terus menerus

melakukan perbaikan mutu melalui Penerapan Sasaran Manajemen Mutu ISO

9001 : 2000,2008

1.1.3.4 Fungsi Puskesmas Kecamatan Cilincing

1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.

2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.

4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.

5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.

7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,

kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.

9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.

10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi

dan optik.

11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.

12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.

13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.

14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.

15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.

27

Page 28: Bab i Kedkel 5

17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.

18. Penyelenggaraan pencatatan medis.

19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran,

peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis

lainnya.

20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.

21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan

kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.

23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.

24. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan

fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.

25. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas

kecamatan.

26. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi 456

puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap

triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui

Suku Kepala Dinas Kesehatan.

1.1.3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing

Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012

28

Page 29: Bab i Kedkel 5

KEPALA PUSKESMAS KECAMATANDrg. Dini Indrawati

KA. SEKSI PELAYANANDr. Komarunisa

KA. SEKSI PENUNJANG & KESMASDr. Carla

KA. TATA USAHANining

UNIT PELAYANANUnit Kesehatan Umum

Unit Kesehatan Gigi & MulutUnit Kesehatan Ibu & Anak

Unit Kesehatan SpesialisUnit Rumah Bersalin

Unit Pelayanan 24 Jam & AmbulanUnit Pelayanan Keluarga Berencana

Unit Kamar Operasi

UNIT PENUNJANGUnit FarmasiUnit GiziUnit LaboratoriumUnit RadiologiUnitPemeliharaanPeralatanKesehatanKesehatan MasyarakatPenyakit MenularP2B2Penyakit Tidak MenularPenyehatan Lingkungan & Kesehatan KerjaGizi & PPSMKesehatan Jiwa & NAPZA

PUSKESMAS KELURAHANKELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL

Gambar 1.4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing 2012

1.1.3.6 Sumber Daya Manusia

29

Page 30: Bab i Kedkel 5

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan

Cilincing tahun 2012 berjumlah 133 orang dengan perincian pada tabel 1.9.

Tabel 1.9 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012

No

.Puskesmas

Jumlah Tenaga

Dokter

Spesialis

Dokter

Umum

Dokter

GigiApotekerBidan Perawat

Perawat

Gigi

Tenaga

UmumJml

1. Kecamatan

Cilincing2 5 3 2 6 9 1 20 48

2. Kelurahan

Cilincing I0 2 1 1 3 2 1 2 12

3. Kelurahan

Cilincing II0 1 0 0 2 3 1 0 7

4. Kelurahan

Kalibaru0 1 1 1 5 2 1 4 15

5. Kelurahan

Semper

Barat I

0 1 1 0 2 4 0 3 11

6. Kelurahan

Semper

Barat II

0 1 0 0 0 3 2 0 6

7. Kelurahan

Semper

Barat III

0 2 1 0 2 1 0 3 9

8. Kelurahan

Sukapura0 1 1 0 3 2 1 2 10

9. Kelurahan

Rorotan0 1 1 0 2 3 1 1 9

10. Kelurahan

Marunda0 0 1 0 2 2 1 1 7

Jumlah 2 15 10 4 27 31 9 35 133

Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012

1.1.3.7 Sarana dan Prasarana

30

Page 31: Bab i Kedkel 5

Puskesmas Kecamatan Cilincing memiliki fasilitas gedung terdiri dari :

1. Luas bangunan : 1500 m2

2. Luas tanah : 2915 m2

3. Daya listrik : 27.000 W

4. Air : PAM

5. Telepon : 2 unit

6. Fax : 1 unit

7. Komputer : 20 unit

8. Laptop : 4 unit

9. Printer : 13 unit

10. AC : 26 unit

11. Mobil Puskesmas keliling : 1

12. Mobil dinas : 1

13. Motor : 10

14. Swing fog : 4

15. Dental unit : 3

16. Rontgen unit : 1

17. Unit mata : 2

31

Page 32: Bab i Kedkel 5

Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 4 lantai.

Lantai 1 terdiri dari :

1. Loket

2. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :

a. Tempat pendaftaran.

b. 5 unit tempat tidur.

c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.

d. Kamar periksa.

e. Ruang tunggu.

f. Ruang administrasi.

g. Dapur.

h. Kamar mandi/toilet.

3. Ruang UGD

4. Ruang USG

Lantai II Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari :

1. Ruang tunggu.

2. Poli Balai Pengobatan Umum (BPU).

3. Poli Gigi.

4. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

5. Poli Keluarga Berencana (KB).

6. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

7. Poli Mata.

8. Poli Spesialis Anak.

9. Laboratorium.

10. Apotek.

11. Toilet.

12. Pojok ASI.

13. Pojok Gizi

Pada lantai III terdiri dari :

1. Ruang Kepala Puskesmas.

2. Ruang Kepala Tata Usaha (TU).

3. Ruang TU.

4. Ruang Koordinator Pelayanan Tuberkulosis (TB).

5. Ruang Koordinator Kesehatan Komunitas.

32

Page 33: Bab i Kedkel 5

6. Ruang Koordinator Obat.

7. Ruang Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

8. Ruang Koordinator KIA.

9. Ruang Koordinator Gizi.

10. Ruang Penerimaan Retribusi.

11. Ruang Tamu.

12. Ruang Tunggu.

13. Gudang Gizi.

14. Gudang Arsip.

15. Gudang Promosi Kesehatan (Promkes).

16. Gudang KIA-KB.

17. Mushola.

18. Toilet.

Lantai IV terdiri dari :

1. Ruang Pengendalian Penyakit Menular (P2M).

2. Dapur.

3. Toilet.

4. Aula.

5. Sampah Medis.

1.1.2.8 Program Keluarga Bencana Di Puskesmas Kecamatan Cilincing

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka

menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran dalam rangka

pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, berkembangnya isu HAM,

termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan (kesejahteraan gender) mendorong program KB

untuk memberikan penekanan yang sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan

partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian kelahiran

dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi.

Tujuan

Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan

meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

33

Page 34: Bab i Kedkel 5

Sasaran

Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan

Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang menjadi sasaran

program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang dilaksanakan sekali setiap

tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan Keluarga

Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional).

Ruang Lingkup

Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat

kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya).

Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.

Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :

1. Pil KB.

2. Suntik.

3. IUD.

4. Kondom.

5. Implant (susuk KB).

Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas Wilayah Kecamatan Cilincing

Periode Januari – Juli 2013

Mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan KB

pada usia subur.

Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor yang

baru mengikuti program KB. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang sedang mengikuti program

KB saat ini dan berdomisili di Kecamatan Cilincing.

Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta tahun

2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2012 adalah 90% dari PPM (Perkiraan

Permintaan Masyarakat).

34

Page 35: Bab i Kedkel 5

Tabel 1.10 Indikator dan Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode

Januari – Juli 2013

Program Indikator Target 1 tahun

(%)

Target 6

bulan (%)

Pencapaian 6

bulan/ tahun

(%)

KB KB Baru 90% 52.5% 38,7%

KB Aktif 90% 52.5% 49,7%

Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Cilincing

Periode Januari – Juli Tahun 2013

Dari tabel 1.10 dapat dilihat bahwa Pencapaian program KB baru yaitu sebesar 38,7% dan KB

aktif sebesar 60,2% di wilayah Puskesmas kecamatan Cilincing periode Januari – Juli Tahun 2013

Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Baru di Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari –

Juli Tahun 2013

NO.

Kelurahan

P P

M (

a)

Metode Kontrasepsi

Jum

lah

(b

)

Pen

cap

aian

( %

)

(b/a

x 1

00 %

)MKJP Non MKJP

IUD

MO

W

MO

P

Imp

lan

t

Su

nti

k

Pil

Kon

dom

1. Kec. Cilincing 14614252 17 0 243 3939 1957 661 7069 48,37%

2. Cilincing 1 20040 0 0 0 576 430 0 1006 50,21%

3 Cilincing 2 77942 0 0 2 117 56 17 234 30,03%

4 Kalibaru 14568 0 0 20 200 73 0 301 20,68%

5 Rorotan 166835 0 0 26 406 154 31 652 39,09%

6 Marunda 122422 0 0 17 172 163 41 415 33,91%

7 Semper Barat 1 298124 0 0 66 260 334 233 917 30,77%

8 Semper Barat 2 25073 0 0 17 520 70 0 610 24,33%

9 Semper Barat 3 250415 0 0 26 206 221 146 614 24,52%

10 Sukapura 424530 0 0 60 665 397 181 1333 31,40%

35

Page 36: Bab i Kedkel 5

Jumlah 33982 431 17 0 477 7061 3855 1310 13151 38,7%

Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Cilincing

Periode Januari – Juli Tahun 2013

Dari tabel 1.11 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru di wilayah Puskesmas kecamatan

Cilincing periode Januari – Juli Tahun 2013 adalah 38,7%

Tabel 1.12 Cakupan Program KB Aktif di Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari –

Juli tahun 2013

NO.

Kelurahan

PU

S (

a)

Metode Kontrasepsi

Jum

lah

(b

)

Pen

cap

aian

( %

)

MKJP Non MKJP

IUD

MO

W

MO

P

Imp

lan

t

Su

nti

k

Pil

Kon

dom

1. Kec. Cilincing 73127 600 17 10 539 21370 7251 1934 31721 43,3%

2. Cilincing 1 8347 0 0 0 0 3194 1643 0 5837 69.9%

3 Cilincing 2 995 46 1 0 3 435 97 19 601 60.4%

4 Kalibaru 11722 18 0 0 37 1882 822 5 2764 23.5%

5 Rorotan 7541 106 4 0 41 1996 1201 112 3460 45.8%

6 Marunda 3902 22 2 1 17 328 258 48 676 17.3%

7 Semper Barat 1 6218 244 6 15 278 1146 1116 974 3559 57,3%

8 Semper Barat 2 10226 4 4 0 29 4770 542 0 5349 52,3%

9 Semper Barat 3 2564 15 0 4 27 522 247 153 964 37.6%

10 Sukapura `14150 66 0 0 116 2270 1560 482 4494 31.7%

Jumlah 119438 1121 34 30 1087 38913 14737 3727 59649 60,2%

Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Cilincing

Periode Januari – Juli Tahun 2013

36

Page 37: Bab i Kedkel 5

Dari tabel 1.12 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif di wilayah Puskesmas

kecamatan Cilincing periode Januari – Juli 2013 adalah 60,2%%.

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas

Kecamatan Cilincing periode Januari – Juli 2013, terdapat satu program yang dipilih dalam

identifikasi masalah yaitu Program Keluarga Berencana. Program ini dipilih karena

merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini

berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah PLKB yang berada

di Kecamatan dan tingkat Suku Dinas.

Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok masyarakat yang

berada di wilayah Kecamatan Cilincing dan secara khusus adalah kelompok – kelompok

pasangan usia subur. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan program

wajib dan pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh masyarakat, masyarakat umum,

dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut :

1. Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kecamatan Cilincing Januari

- Juli 2013 adalah sebesar 1,31 %

2. Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kecamatan Cilincing Januari

- Juli 2013 adalah sebesar 0%.

3. Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari - Juli 2013 adalah sebesar 0,08%

4. Cakupan peserta KB Baru dengan Implan di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari - Juli 2013 adalah sebesar 3,31%

5. Cakupan peserta KB Baru dengan Suntik di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari - Juli 2013 adalah sebesar 21,48%

6. Cakupan peserta KB Baru dengan Pil di wilayah Kecamatan Cilincing Januari -

Juli 2013 adalah sebesar 11,72%

7. Cakupan peserta KB Baru dengan Kondom di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari - Juli 2013 adalah sebesar 3,98%

8. Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Kecamatan Cilincing Januari

- Juli 2013 adalah sebesar 14,69%

9. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari - Juli 2013 adalah sebesar 0,03%

10. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari – Juli 2013 adalah sebesar 0,03%

37

Page 38: Bab i Kedkel 5

11. Cakupan peserta KB Aktif dengan Implan di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari - Juli 2013 adalah sebesar 11,67%

12. Cakupan peserta KB Aktif dengan Suntik di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari – Juli 2013 adalah sebesar 32,58%

13. Cakupan peserta KB Aktif dengan Pil di wilayah Kecamatan Cilincing Januari -

Juli 2013 adalah sebesar 12,34%

14. Cakupan peserta KB Aktif dengan Kondom di wilayah Kecamatan Cilincing

Januari - Juli 2013 adalah sebesar 3,12%

1.3 Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan

Cilincing maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan

membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat

perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari

Program KB di puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan peserta KB baru untuk diseluruh kecamatan Cilincing adalah 41,1 %

berada dibawah target yaitu 52.5%

2. Cakupan KB Baru untuk kecamatan cilincing yang memiliki angka paling

rendah yaitu peserta KB baru dengan MOP adalah 0 % dan peserta KB baru

dengan MOW adalah 0,08%.

38