bab i kedkel 5
DESCRIPTION
squhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghsquhoxyuqoqiu sqxuq09xuq09brtbrrjbrbtrbrtbrbrbrbrbrrbrbrbrbrbrbrbrtbrbtrbrtbevvetveevetvttevvegvevervetvreververvvervrvrrtvrtbtrbrghjgjghTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota
administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220
kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial
dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan,
30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan
pinggiran.
Wilayah kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas
lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara
membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke
darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan
Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu
ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau
empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim
panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54
mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini
merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua
banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah ini rawan banjir, baik kiriman
maupun banjir karena pasang air laut.
Kecamatan Cilincing termasuk wilayah kota administrasi Jakarta
Utara, dengan luas wilayah 39,6996 Km2 (sesuai dengan BPS 2004) dan
dibagi menjadi tujuh kelurahan yaitu Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru,
Sukapura, Rorotan, Marunda dan Cilincing. Dengan jumlah Rukun Warga (RW)
sebanyak 84 RW dan Rukun Tetangga (RT) 1.742 RT.
Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
1
b. Sebelah Timur : Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat
c. Sebelah Selatan : Kelurahan Cakung Jakarta Timur
d. Sebelah Barat : Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja JakartaUtara
Gambar 1.1 Peta Wilayah Cilincing
Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing 2012
: Puskesmas Kecamatan Cilincing
: Puskesmas Kelurahan
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi
sembilan Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah
Kecamatan Cilincing, yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Cilincing
2. Puskesmas KelurahanSemper Barat I
3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II
4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III
5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru
6. Puskesmas Kelurahan Sukapura
7. Puskesmas Kelurahan Rorotan
8. Puskesmas Kelurahan Marunda
2
I
II
III
I
II
9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I
10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil
Kecamatan Cilincing tahun 2012 sebanyak 257.801 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 85.102 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki
129.507 jiwa (50.23%) dan penduduk perempuan 128.294 jiwa (49.77%),
serta distribusi paling besar pada kelompok usia produktif. Dari data tersebut di
atas rincian jumlah penduduk per kelurahan di Kecamatan Cilincing dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah
Kecamatan Cilincing Tahun 2012
No. Kelurahan
Penduduk (Jiwa)
Laki-
laki
Perempu
anJumlah
1 Semper Timur 15.444 14.087 29.531
2 Semper Barat 29.765 31.515 61.280
3 Kalibaru 22.017 23.212 45.229
4 Sukapura 13.217 12.695 25.912
5 Rorotan 14.706 13.890 28.596
6 Marunda 10.502 9.336 19.838
7 Cilincing 23.856 23.559 47.415
Jumlah 129.507 128.294 257.801
Sumber: Profil Kecamatan Cilincing Tahun 2012
3
Jumlah penduduk pada masing-masing RT dan RW di Kelurahan
Kecamatan Cilincing, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT di
Kecamatan Cilincing Tahun 2012
No KelurahanLuas Wilayah
(Km2)KK RW RT
1 Semper Timur 31,615 9.826 10 97
2 Semper Barat 15,907 13.706 17 245
3 Kalibaru 24,670 16.117 14 172
4 Sukapura 56,140 19.767 10 99
5 Rorotan 106,370 8.053 12 136
6 Marunda 79,169 5.519 9 76
7 Cilincing 83,125 12.155 10 136
Jumlah 396,996 85.102 82 958
Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Cilincing Tahun 2012
Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilincing Tahun 2012
No KelurahanLuas Wilayah
( km2 )
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
( per km2 )
1. Semper Timur 3,16 29.531 9.345
2. Cilincing 8,32 47.415 5.698
3. Kalibaru 7,47 45.229 6.054
4. Semper Barat 1,58 61.280 38.784
5. Sukapura 0,56 25.912 46.271
6. Rorotan 10,64 28.596 2.687
7. Marunda 7,92 19.838 2.504
Jumlah 39,65 257.801 6.501
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012
4
A. Data penduduk menurut umur
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Tahun 2012
NoKelompok Umur
( tahun )Jumlah
1. 0-4 31.796
2. 5-9 30.964
3. 10-14 30.109
4. 15-19 25.237
5. 20-24 24.344
6. 25-29 24.428
7. 30-34 17.558
8. 35-39 18.347
9. 40-44 10.124
10. 45-49 9.257
11. 50-54 10.265
12. 55-59 8.263
13. 60-64 5.785
14. 65-69 4.266
15. 70-74 3.843
16. > 75 3.215
Jumlah 257.801
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Desember 2012
B. Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah
Kecamatan Cilincing Tahun 2012
No. AgamaJumlah
Penduduk
1. Islam 181.537
2. Kristen 64.888
3. Budha 6.120
4. Hindu 5.256
5
Jumlah 257.801
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012
C. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012
Tabel 1.6 Data dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing
Data Dasar Jumlah
Jumlah
Penduduk
257.801
Jumlah
Kelurahan
7
Jumlah
Puskesmas
10
Jumlah RW 82
Jumlah RT 958
Jumlah KK 85.102
Tenaga
Kesehatan
133
Posyandu 179
Kader Aktif 864
Kader Tidak
Aktif
91
Jumlah Bayi 6.016
Jumlah Balita 25.780
Jumlah Ibu
Hamil
6.092
Jumlah Ibu Nifas 5.862
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012
1.1.1.3 Keadaan Lingkungan
A. Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Cilincing yang terletak di sebelah Utara Kota
Jakarta terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), di wilayah
tersebut banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang
6
dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai
penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah
satu sentral produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia.
B. Sarana dan Prasarana1 d
Wilayah Kecamatan Cilincing memiliki sarana ibadah, sarana
pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olahraga, sarana
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. Sarana dan prasaran kesehatan
yang ada saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah
Cilincing dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya
penduduk yang bekerja di wilayah Cilincing tetapi tidak berdomisili di daerah
tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan
kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain,
akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
C. Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Cilincing mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersebar di tujuh kelurahan, dari jumlah kelurahan tersebut terdapat 10 buah
fasilitas kesehatan pemerintah yang terdiri dari Puskesmas tingkat kelurahan
sebanyak sembilan buah dan satu Puskesmas tingkat kecamatan.
Juga terdapat fasilitas kesehatan yang didanai oleh perseorangan
maupun Puskesmas yang perduli terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di
wilayah Kecamatan Cilincing, antara lain terdapat Rumah Sakit Islam
Sukapura di Kelurahan Sukapura.
Tabel 1.7 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilincing Tahun 2012
7
No KelurahanRumah
SakitPuskesmas
Praktek
BidanPosyandu
1. Semper
Timur
0 1 8 24
2. Cilincing 0 2 2 23
3. Kalibaru 0 1 2 27
4. Semper
barat
0 3 9 41
5. Sukapura 1 1 2 19
6. Rorotan 0 1 1 21
7. Marunda 0 1 1 24
Jumlah 1 10 25 179
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2012
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi
yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda
terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan,
mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara
dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai
organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga
meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di
8
wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods
atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai
kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan
pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber
daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan
pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif yang meliputi promotif (peningkatan
kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja
seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang
sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi
dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam
sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan
kesehatan menjadi paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep
yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif - rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari
masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula
fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership).
9
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
dengan era desentralisasi.
1.1.2.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah
tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh
walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten /
kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar
30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan
jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang
berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi.
1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan )
3. Kuratif ( pengobatan )
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
meninggal.
I.1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
10
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat
setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
11
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas
Gambar 1.2 fungsi puskesmas
Fungsi Puskesmas.
Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dan sebagai pusat pelayanan keseharatan (Yankes) yang terdiri
dari yankes perorangan dan masyarakat.
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa
proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
12
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi
untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk
itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum
mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar
I.1.2.5 Peran Puskesmas
13
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai
peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki
kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut
serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang
matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan
unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
14
puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
I.1.2.6 Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat
memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan
I.1.2.7 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya.
I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:
15
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari
masyarakat di wilayah kerjanya.
Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas
No
.
Upaya Kesehatan
Wajib
Kegiatan Indikator
1.
Promosi Kesehatan
Penyuluhan di Dalam dan
di Luar Gedung
RW siaga
Tatanan sehat
Perbaikan
perilaku sehat
2.
Kesehatan
LingkunganPenyehatan pemukiman
Cakupan air
bersih
Cakupan jamban
keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah
sehat
3.
Kesejahteraan ibu dan
anak
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan
imunisasi
4. Keluarga BerencanaPelayanan
Keluarga BerencanaCakupan MKET
Pemberantasan Diare Cakupan kasus
16
penyakit menular
diare
ISPA Cakupan kasus
ISPA
5.Malaria Cakupan kasus
malaria
Cakupan
kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan
penemuan kasus
Angka
penyembuhan
6. Gizi
Distribusi vit A / Fe / cap
yodium
Cakupan vit A /
Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang /
buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
7. Pengobatan
Medik dasar Cakupan
pelayanan
UGD Jumlah kasus
yang ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah
pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
17
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Jiwa
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
8. Upaya Pengobatan Akupuntur
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu
pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan
puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan
sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
puskesmas kecamatan Cilincing periode Januari - Desember 2012 adalah :
a. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
18
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Akupuntur
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
19
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara la1````````````````````````````in :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina
Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
Desa Percontohan Kesehatan
Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada
(SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain :
20
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan
jiwa & promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas
dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk
organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan
lintas Sektoral antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan
pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan
PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi,
dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.
Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
21
tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap
program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan
upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan
tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga
puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis
spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan,
peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan
habis pakai dan bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum
kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah
22
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan
masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.
23
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas
memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan
berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan
fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-
kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya.
Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan
Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan
24
fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan
tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM).
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau
BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP
(Badan Penyantun Puskesmas).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan
ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri
dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal
mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan
kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing
1.1.3.1 Latar belakang
Puskesmas Kecamatan Cilincing didirikan tahun 1970 di Jl. Sungai
Landak Kelurahan Cilincing. Pada tahun 1976 Puskesmas Kecamatan
Cilincing pindah ke Jl. Madya Kebantenan IV Kelurahan Semper Timur
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara pada tahun 1993 hingga saat ini.
Puskesmas Kecamatan Cilincing berada + 50 meter dari jalan Kantor
Kelurahan Semper Timur. Luas total lahan Puskesmas Kecamatan Cilincing
adalah 36,6996 m2 dengan luas lahan terbangun 4.122 m2.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi
sembilan Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah
Kecamatan Cilincing, yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Cilincing
2. Puskesmas KelurahanSemper Barat I
3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II
4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III
5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru
25
6. Puskesmas Kelurahan Sukapura
7. Puskesmas Kelurahan Rorotan
8. Puskesmas Kelurahan Marunda
9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I
10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II
Untuk Kelurahan Semper Timur tidak ada puskesmas kelurahan akan
tetapi sudah ada gedung Puskesmas Kecamatan Cilincing yang berlokasi di
wilayah kelurahan tersebut. Sehingga dapat dikatakan secara fisik jumlah
puskesmas yang ada adalah 10 puskesmas yaitu sembilan puskesmas
kelurahan dan satu puskesmas kecamatan. puskesmas Kecamatan Cilincing telah
mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD di wilayah Provinsi DKI
Jakarta dimulai pada tahun 2006. Mulai Januari 2006 Puskesmas Kecamatan
Cilincing telah ditetapkan menjadi puskesmas BLUD bertahap sesuai dengan
SK Gubernur No. 2086 tahun 2006 sampai sekarang.
Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas
Kecamatan Cilincing adalah poli umum, gigi, imunisasi, poli ibu dan anak, poli
KB, poli lansia, jiwa, paru spesialis mata, ECG, USG, RB dengan kapasitas
delapan tempat tidur dan laboratorium dasar. Jumlah tenaga dokter umum 15
orang, dokter gigi 11 orang, spesialis mata 1 orang, bidan 27 orang, paramedik
40 orang dan tenaga non paramedik 10 orang.
Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia, Puskesmas Kecamatan
Cilincing diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang dibutuhkan
oleh masyarakat di Kecamatan Cilincing dan sekitarnya.
1.1.3.2 Visi, Misi Dan Sasaran Puskesmas Kecamatan Cilincing
A. Visi Puskesmas Kecamatan Cilincing :
Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi keadaan
kepuasan pelanggan internal maupun eksternal dengan menjunjung tinggi
komitmen vertikal maupun horisontal.
B. Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif
26
b. Melakukan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
c. Melakukan pelayanan kesehatan secara profesional dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara teknis medis maupun administratif
d. Melakukan kegiatan secara bersama dengan mendayagunakan sumberdaya
yang ada secara optimal.
e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan
feedback terhadap pelayanan puskesmas.
1.1.3.3 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cilincing
Memberikan Pelayanan Kesehatan Profesional dan Ramah yang
berorientasi pada peningkatan kepuasan Pelanggan dan secara terus menerus
melakukan perbaikan mutu melalui Penerapan Sasaran Manajemen Mutu ISO
9001 : 2000,2008
1.1.3.4 Fungsi Puskesmas Kecamatan Cilincing
1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,
kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.
9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi
dan optik.
11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
27
17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
18. Penyelenggaraan pencatatan medis.
19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran,
peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis
lainnya.
20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan
kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
24. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan
fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
25. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas
kecamatan.
26. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi 456
puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap
triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui
Suku Kepala Dinas Kesehatan.
1.1.3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing
Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012
28
KEPALA PUSKESMAS KECAMATANDrg. Dini Indrawati
KA. SEKSI PELAYANANDr. Komarunisa
KA. SEKSI PENUNJANG & KESMASDr. Carla
KA. TATA USAHANining
UNIT PELAYANANUnit Kesehatan Umum
Unit Kesehatan Gigi & MulutUnit Kesehatan Ibu & Anak
Unit Kesehatan SpesialisUnit Rumah Bersalin
Unit Pelayanan 24 Jam & AmbulanUnit Pelayanan Keluarga Berencana
Unit Kamar Operasi
UNIT PENUNJANGUnit FarmasiUnit GiziUnit LaboratoriumUnit RadiologiUnitPemeliharaanPeralatanKesehatanKesehatan MasyarakatPenyakit MenularP2B2Penyakit Tidak MenularPenyehatan Lingkungan & Kesehatan KerjaGizi & PPSMKesehatan Jiwa & NAPZA
PUSKESMAS KELURAHANKELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL
Gambar 1.4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing 2012
1.1.3.6 Sumber Daya Manusia
29
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan
Cilincing tahun 2012 berjumlah 133 orang dengan perincian pada tabel 1.9.
Tabel 1.9 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012
No
.Puskesmas
Jumlah Tenaga
Dokter
Spesialis
Dokter
Umum
Dokter
GigiApotekerBidan Perawat
Perawat
Gigi
Tenaga
UmumJml
1. Kecamatan
Cilincing2 5 3 2 6 9 1 20 48
2. Kelurahan
Cilincing I0 2 1 1 3 2 1 2 12
3. Kelurahan
Cilincing II0 1 0 0 2 3 1 0 7
4. Kelurahan
Kalibaru0 1 1 1 5 2 1 4 15
5. Kelurahan
Semper
Barat I
0 1 1 0 2 4 0 3 11
6. Kelurahan
Semper
Barat II
0 1 0 0 0 3 2 0 6
7. Kelurahan
Semper
Barat III
0 2 1 0 2 1 0 3 9
8. Kelurahan
Sukapura0 1 1 0 3 2 1 2 10
9. Kelurahan
Rorotan0 1 1 0 2 3 1 1 9
10. Kelurahan
Marunda0 0 1 0 2 2 1 1 7
Jumlah 2 15 10 4 27 31 9 35 133
Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012
1.1.3.7 Sarana dan Prasarana
30
Puskesmas Kecamatan Cilincing memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
1. Luas bangunan : 1500 m2
2. Luas tanah : 2915 m2
3. Daya listrik : 27.000 W
4. Air : PAM
5. Telepon : 2 unit
6. Fax : 1 unit
7. Komputer : 20 unit
8. Laptop : 4 unit
9. Printer : 13 unit
10. AC : 26 unit
11. Mobil Puskesmas keliling : 1
12. Mobil dinas : 1
13. Motor : 10
14. Swing fog : 4
15. Dental unit : 3
16. Rontgen unit : 1
17. Unit mata : 2
31
Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 4 lantai.
Lantai 1 terdiri dari :
1. Loket
2. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :
a. Tempat pendaftaran.
b. 5 unit tempat tidur.
c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.
d. Kamar periksa.
e. Ruang tunggu.
f. Ruang administrasi.
g. Dapur.
h. Kamar mandi/toilet.
3. Ruang UGD
4. Ruang USG
Lantai II Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari :
1. Ruang tunggu.
2. Poli Balai Pengobatan Umum (BPU).
3. Poli Gigi.
4. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
5. Poli Keluarga Berencana (KB).
6. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
7. Poli Mata.
8. Poli Spesialis Anak.
9. Laboratorium.
10. Apotek.
11. Toilet.
12. Pojok ASI.
13. Pojok Gizi
Pada lantai III terdiri dari :
1. Ruang Kepala Puskesmas.
2. Ruang Kepala Tata Usaha (TU).
3. Ruang TU.
4. Ruang Koordinator Pelayanan Tuberkulosis (TB).
5. Ruang Koordinator Kesehatan Komunitas.
32
6. Ruang Koordinator Obat.
7. Ruang Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
8. Ruang Koordinator KIA.
9. Ruang Koordinator Gizi.
10. Ruang Penerimaan Retribusi.
11. Ruang Tamu.
12. Ruang Tunggu.
13. Gudang Gizi.
14. Gudang Arsip.
15. Gudang Promosi Kesehatan (Promkes).
16. Gudang KIA-KB.
17. Mushola.
18. Toilet.
Lantai IV terdiri dari :
1. Ruang Pengendalian Penyakit Menular (P2M).
2. Dapur.
3. Toilet.
4. Aula.
5. Sampah Medis.
1.1.2.8 Program Keluarga Bencana Di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka
menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran dalam rangka
pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, berkembangnya isu HAM,
termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan (kesejahteraan gender) mendorong program KB
untuk memberikan penekanan yang sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan
partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian kelahiran
dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi.
Tujuan
Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
33
Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang menjadi sasaran
program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang dilaksanakan sekali setiap
tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan Keluarga
Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional).
Ruang Lingkup
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat
kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya).
Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :
1. Pil KB.
2. Suntik.
3. IUD.
4. Kondom.
5. Implant (susuk KB).
Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas Wilayah Kecamatan Cilincing
Periode Januari – Juli 2013
Mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan KB
pada usia subur.
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor yang
baru mengikuti program KB. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang sedang mengikuti program
KB saat ini dan berdomisili di Kecamatan Cilincing.
Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta tahun
2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2012 adalah 90% dari PPM (Perkiraan
Permintaan Masyarakat).
34
Tabel 1.10 Indikator dan Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode
Januari – Juli 2013
Program Indikator Target 1 tahun
(%)
Target 6
bulan (%)
Pencapaian 6
bulan/ tahun
(%)
KB KB Baru 90% 52.5% 38,7%
KB Aktif 90% 52.5% 49,7%
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Cilincing
Periode Januari – Juli Tahun 2013
Dari tabel 1.10 dapat dilihat bahwa Pencapaian program KB baru yaitu sebesar 38,7% dan KB
aktif sebesar 60,2% di wilayah Puskesmas kecamatan Cilincing periode Januari – Juli Tahun 2013
Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Baru di Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari –
Juli Tahun 2013
NO.
Kelurahan
P P
M (
a)
Metode Kontrasepsi
Jum
lah
(b
)
Pen
cap
aian
( %
)
(b/a
x 1
00 %
)MKJP Non MKJP
IUD
MO
W
MO
P
Imp
lan
t
Su
nti
k
Pil
Kon
dom
1. Kec. Cilincing 14614252 17 0 243 3939 1957 661 7069 48,37%
2. Cilincing 1 20040 0 0 0 576 430 0 1006 50,21%
3 Cilincing 2 77942 0 0 2 117 56 17 234 30,03%
4 Kalibaru 14568 0 0 20 200 73 0 301 20,68%
5 Rorotan 166835 0 0 26 406 154 31 652 39,09%
6 Marunda 122422 0 0 17 172 163 41 415 33,91%
7 Semper Barat 1 298124 0 0 66 260 334 233 917 30,77%
8 Semper Barat 2 25073 0 0 17 520 70 0 610 24,33%
9 Semper Barat 3 250415 0 0 26 206 221 146 614 24,52%
10 Sukapura 424530 0 0 60 665 397 181 1333 31,40%
35
Jumlah 33982 431 17 0 477 7061 3855 1310 13151 38,7%
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Cilincing
Periode Januari – Juli Tahun 2013
Dari tabel 1.11 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB baru di wilayah Puskesmas kecamatan
Cilincing periode Januari – Juli Tahun 2013 adalah 38,7%
Tabel 1.12 Cakupan Program KB Aktif di Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari –
Juli tahun 2013
NO.
Kelurahan
PU
S (
a)
Metode Kontrasepsi
Jum
lah
(b
)
Pen
cap
aian
( %
)
MKJP Non MKJP
IUD
MO
W
MO
P
Imp
lan
t
Su
nti
k
Pil
Kon
dom
1. Kec. Cilincing 73127 600 17 10 539 21370 7251 1934 31721 43,3%
2. Cilincing 1 8347 0 0 0 0 3194 1643 0 5837 69.9%
3 Cilincing 2 995 46 1 0 3 435 97 19 601 60.4%
4 Kalibaru 11722 18 0 0 37 1882 822 5 2764 23.5%
5 Rorotan 7541 106 4 0 41 1996 1201 112 3460 45.8%
6 Marunda 3902 22 2 1 17 328 258 48 676 17.3%
7 Semper Barat 1 6218 244 6 15 278 1146 1116 974 3559 57,3%
8 Semper Barat 2 10226 4 4 0 29 4770 542 0 5349 52,3%
9 Semper Barat 3 2564 15 0 4 27 522 247 153 964 37.6%
10 Sukapura `14150 66 0 0 116 2270 1560 482 4494 31.7%
Jumlah 119438 1121 34 30 1087 38913 14737 3727 59649 60,2%
Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Cilincing
Periode Januari – Juli Tahun 2013
36
Dari tabel 1.12 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif di wilayah Puskesmas
kecamatan Cilincing periode Januari – Juli 2013 adalah 60,2%%.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas
Kecamatan Cilincing periode Januari – Juli 2013, terdapat satu program yang dipilih dalam
identifikasi masalah yaitu Program Keluarga Berencana. Program ini dipilih karena
merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini
berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah PLKB yang berada
di Kecamatan dan tingkat Suku Dinas.
Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok masyarakat yang
berada di wilayah Kecamatan Cilincing dan secara khusus adalah kelompok – kelompok
pasangan usia subur. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan program
wajib dan pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh masyarakat, masyarakat umum,
dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut :
1. Cakupan peserta KB Baru dengan IUD di wilayah Kecamatan Cilincing Januari
- Juli 2013 adalah sebesar 1,31 %
2. Cakupan peserta KB Baru dengan MOP di wilayah Kecamatan Cilincing Januari
- Juli 2013 adalah sebesar 0%.
3. Cakupan peserta KB Baru dengan MOW di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari - Juli 2013 adalah sebesar 0,08%
4. Cakupan peserta KB Baru dengan Implan di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari - Juli 2013 adalah sebesar 3,31%
5. Cakupan peserta KB Baru dengan Suntik di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari - Juli 2013 adalah sebesar 21,48%
6. Cakupan peserta KB Baru dengan Pil di wilayah Kecamatan Cilincing Januari -
Juli 2013 adalah sebesar 11,72%
7. Cakupan peserta KB Baru dengan Kondom di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari - Juli 2013 adalah sebesar 3,98%
8. Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Kecamatan Cilincing Januari
- Juli 2013 adalah sebesar 14,69%
9. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOP di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari - Juli 2013 adalah sebesar 0,03%
10. Cakupan peserta KB Aktif dengan MOW di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari – Juli 2013 adalah sebesar 0,03%
37
11. Cakupan peserta KB Aktif dengan Implan di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari - Juli 2013 adalah sebesar 11,67%
12. Cakupan peserta KB Aktif dengan Suntik di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari – Juli 2013 adalah sebesar 32,58%
13. Cakupan peserta KB Aktif dengan Pil di wilayah Kecamatan Cilincing Januari -
Juli 2013 adalah sebesar 12,34%
14. Cakupan peserta KB Aktif dengan Kondom di wilayah Kecamatan Cilincing
Januari - Juli 2013 adalah sebesar 3,12%
1.3 Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan
Cilincing maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari
Program KB di puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Cakupan peserta KB baru untuk diseluruh kecamatan Cilincing adalah 41,1 %
berada dibawah target yaitu 52.5%
2. Cakupan KB Baru untuk kecamatan cilincing yang memiliki angka paling
rendah yaitu peserta KB baru dengan MOP adalah 0 % dan peserta KB baru
dengan MOW adalah 0,08%.
38