manfaat bpjs (kedkel)

24
1. MM prosedur pemeriksaan standar kedokteran keluarga 2. Mm manajemen klinik kedoketran keluarga 3. Mm bpjs 3.1. Prosedur 3.2. Sistem biaya 3.3. Macam 3.4. Apa sja yang ditanggung 4. Mm peran dokter serta mitra kerja dalam pelayanan kedkel 5. Mm adab dan tatacara dokter muslim dalam menangani pasien 1) MM prosedur pemeriksaan standar kedokteran keluarga 1) Anamnesis Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis 2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata. 3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik. 4) Prognosis Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based). 5) Konseling

Upload: mya-afiani

Post on 16-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Manfaat BPJS

TRANSCRIPT

1. MM prosedur pemeriksaan standar kedokteran keluarga2. Mm manajemen klinik kedoketran keluarga3. Mm bpjs3.1. Prosedur3.2. Sistem biaya3.3. Macam3.4. Apa sja yang ditanggung4. Mm peran dokter serta mitra kerja dalam pelayanan kedkel5. Mm adab dan tatacara dokter muslim dalam menangani pasien

1) MM prosedur pemeriksaan standar kedokteran keluarga1) Anamnesis Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis 2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata. 3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik. 4) Prognosis Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based). 5) Konseling Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu. 6) Konsultasi Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

7) Rujukan Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata. 8) Tindak lanjut Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien. 9) Tindakan Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien. 10) Pengobatan rasional Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien. 11) Pembinaan keluarga Pada saat - saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.

2) Mm manajemen klinik kedokteran keluargaProgram menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambunagn, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggrakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memeperbaiki mutu pelayanan. (Maltos and Keller, 1989)Karakteristik program menjaga mutu ada empat macam :1)Program menjaga mutu harus dilakukan secara berkesinambungan. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu tidak hanya satu kali, tetapi harus terus menerus. Dalam kaitan perlunya memenuhi sifat berkesinambungan, program menjaga mutu sering pula disebut dengan nama program meningkatkan mutu berkelanjutan (continous quality improvement program).2)Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara simpatis. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu harus mengikuti alur kegiatan serta sasaran yang baku. Alur kegiatan yang dimaksud dimulai dengan menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu, dilanjutkan dengan menetapkan dan melaksanakan upaya penyelesaian masalah, untuk kemudian diakhiri dengan melakukan penilaian serta menyusun saran-saran untuk tindak lanjut. Sedangkan sasaran yang dimaksud adalah semua unsur pelayanan yakni lingkungan, masukan proses serta keluaran pelayanan.3)Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara objektif. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu, terutama pada waktu menetapkan masalah penyebab masalah dan penilaian, tidak dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan lain. Kecuali atas dasar data yang ditemukan. Untuk menjamin objektifitas, dipergunakanlah berbagai standar dan indikator.4)Program menjaga mutu harus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu harus terpadu dengan pelayanan yang diselengarakan, bukanlah program menjaga mutu yang baik. Karena adanya sifat terpadu ini. Program menjaga mutu disebut pula sebagai manajamen mutu terpadu (total quality management).

Unsur program menjaga mutu banyak macamnya. Unsur-unsur yang dimaksud :1)Mutu pelayanan. Mutu pelayanan yang dimaksud adalah menunjuk kepada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tinkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelengaraannya sesuai dengan kode etik dari standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.2)Sasaran program menjaga mutu. Untuk melaksanakan hal ini diperkukan empat hal : a.Unsur masukan. Yang dimaksud adalah semua hal yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Yang termasuk dalam hal ini adalah tenaga pelaksana, sarana dan dana.b.Unsur lingkungan. Yang dimakud lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanana kesehatan. Untuk satu saran pelayanan kesehatan yang terpenting adalah kebijakan (policy), struktur organisasi (organization) serta sistem manajemen (management) yang diterapkan.c.Unsur proses. Yang dimaksud dengan unsur proses di sini adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tindakan ini secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, tindakan medis (medical procedure) mulai dari anamesis sampai dengan pengobatan. Kedua, tindakan non medis (non medical procedure) seperti tata cara rekam medis, persetujuan tindakan medis, penerimaan dan perawatan pasien dan lain selanjutnya yang seperti ini.d.Unsur keluaran. Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah yang menunjukan pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Penampilan pelyanan tersebut dibedakan atas dua macam :a)Penampilan aspek media (medical performance) seperti misalnya kesembuhan penyakit, kecacatan dan atau kematian.b)Penampilan aspek non medis (non mediacal performance) seperti misalnya kepuasan dan keluhan pasien.3) Mm bpjsJaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) adalah Dewan yang berfungsi untuk membantu Presiden dalam perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional.Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai operasional pada tanggal 1 Januari 2014.Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran.Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok yaitu:1. PBI Jaminan Kesehatan.Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah.2. Bukan PBI jaminan kesehatan.Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri dari:1) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya.2) Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya.3) Buka pekerja dan anggota keluarganya 9. Siapa saja yang lain yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan?Yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan lainnya adalah yang mengalami catat total tetap dan tidak mampu. 10. Apa yang dimaksud dengan cacat total tetap dan siapa yang berwenang menetapkan?Cacat total tetap merupakan kecacatan fisik dan/atau mental yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Penetapan cacat total tetap dilakukan oleh dokter yang berwenang. 11. Apa yang dimaksud dengan pekerja?Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain. 12. Apa yang dimaksud dengan pekerja penerima upah?Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi upah kerja dengan menerima gaji atau upah. 13. Siapa saja yang dimaksud pekerja penerima upah?Pekerja penerima upah terdiri atas:1) Pegawai Negeri Sipil.2) Anggota TNI.3) Anggota POLRI.4) Pejabat Negara.5) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri.6) Pegawai Swasta.7) Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah. 14. Apa yang dimaksud dengan pekerja bukan penerima upah?Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. 15. Siapa saja yang termasuk pekerja bukan penerima upah?Pekerja bukan penerima upah terdiri dari:1) Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri.2) Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah.

16. Apa yang dimaksud dengan bukan pekerja?Bukan pekerja adalah setiap orang yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan. 17. Siapa saja yang termasuk bukan pekerja?Yang termasuk kelompok bukan pekerja terdiri atas:1) Investor.2) Pemberi kerja.3) Penerima pensiun.4) Veteran.5) Perintis Kemerdekaan.6) Bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja penerima upah. 18. Siapa saja yang dimaksud dengan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil?Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Tidak Tetap, Pegawai Honorer, Staf Khusus dan pegawai lain yang dibayarkan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. 19. Siapa yang dimaksud dengan pemberi kerja?Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah atau imbalan dalam bentuk lainnya. 20. Siapa saja yang dimaksud dengan anggota keluarga?Anggota keluarga yang dimaksud melaliputi:1. Satu orang isteri atau suami yang sah dari peserta.2. Anak kandung, anak tiri dan atau anak angkat yang sah dari peserta, dengan kriteria:a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri.b. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal. 21. Berapa jumlah peserta dan anggota keluarganya yang ditanggung?Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling banyak 5 (lima) orang). 22. Bagaimana bila jumlah peserta dan angota keluarganya lebih dari 5 (lima) orang?Peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 5 (lima) orang termasuk peserta, dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain dengan membayar iuran tambahan. 23. Apakah boleh penduduk Indonesia tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan?Tidak boleh, karena kepesertaan BJS Kesehatan bersifat WAJIB. Meskipun yang bersangkutan sudah meiliki Jaminan Kesehatan lain. 24. Apa yang terjadi kalau kita tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan?Ketika sakit dan harus berobat atau dirawat maka semua biaya yang timbul harus dibayar sendiri dan kemungkinan bisa angat mahal di luar kemampuan. 25. Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah harus menjadi peserta BPJS Kesehatan?Paling lambat tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan yang dilakukan secara bertahapHak Peserta BPJS KesehatanAdapun hak yang akan didapatkan oleh peserta BPJS adalah sebagai berikut:1. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur pelayanan kesehatan BPJS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan dalam waktu 24 jam.4. Menyampaikan keluhan / pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara resmi JKN.Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan

Setelah mengetahui hak-hak dari Peserta BPJS Kesehatan, anda berkewajiban melakukan beberapa hal sebagai berikut:1. Mendaftarkan diri sebagai peserta, dan membayar iuran yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.2. Apabila ada perubahan data peserta, baik karena pernikahan, penceraian, kematian, kelahiran pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat 1, maka segera lakukan pelaporan3. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak mendapatkan fasilitas JKN.4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan mulai dari pendaftaran, alur pelayanan dan pembayaran iuran.Ringkasan: Hak dan kewajiban peserta BPJS Kesehatan harus dipahami secara seksama agar tidak menimbulkan masalah di masa mendatang, Salah satu hak peserta BPJS adalah mendapatkan pelayanan gangguan kesehatan selama 24 jam, Kewajiban utama peserta BPJS adalah membayar iuran sebelum tanggal 10 setiap bulannya.

a. ProsedurUntuk dapat tercatat sebagai anggota, masyarakat harus mendaftar melalui kantor BPJS Kesehatan dengan membawa kartu identitas (KTP) serta pasfoto. Setelah mengisi formulir pendaftaran dan membayar iuran lewat bank (BRI, BNI dan Mandiri), calon anggota akan mendapat kartu BPJS Kesehatan yang bisa langsung digunakan untuk mendapat pelayanan kesehatan.

Mendaftar BPJS Mandiri Online memang disarankan, untuk mengurangi antrian di kantor BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Dengan adanya sistem pendaftaran online, diharapkan masyarakat juga tidak membutuhkan waktu atau bahkan harus izin bekerja hanya untuk mendaftar JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Pendaftaran BPJS secara Online bisa dilakukan selama 24 jam, sehingga tentu sangat menguntungkan.

Karena Program ini wajib, dan sangat penting diikuti oleh masyarakat Indonesia pada kesempatan ini, Admin Tips Kesehatan untuk Keluarga akan berbagi pengalaman bagaimana pendaftaran BPJS online, yang bisa dilakukan tidak lebih dari 1 jam.

Yang perlu dipersiapkan sebelum mendaftar adalah:

Hal-hal yg harus dipersiapkan sebelum melakukan Pendaftaran Peserta BPJS Kesehatan secara Online, adalah sebagai berikut:1. Kartu Tanda Penduduk2. Kartu Keluarga3. Kartu NPWP (kalau ada)4. Alamat E-mail (sebaiknya gmail.com )dan No. HP yg bisa dihubungi5. Nomor Rekening Penanggung yang digunakan untuk pembayaran Iuran (Mandiri, BRI, BNI)Adapun alur Pelayanan BPJS adalah sebagai berikut:1. Peserta BPJS membawa kartu BPJS Kesehatan atau kartu anggota Askes yang lama mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar, (Puskesmas, dokter keluarga, klinik TNI/Polri, dan fasilitas kesehatan setingkat itu). Pada tahap ini peserta akan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kompetensi dan kapasitas fasilitas kesehatan di tingkat pertama tersebut (seperti konsultasi kesehatan, laboratorium klinik dasar dan obat-obatan).2. Apabila setelah pemeriksaan awal pasien belum sembuh, maka pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit TNI-Polri yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan). Sedangkan untuk kondisi gawat darurat, peserta BJPS bisa mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, tanpa mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama.3. Di fasilitas Kesehatan Tingkat lanjutan, peserta menunjukkan kartu BPJS Kesehatan atau kartu lama dan surat rujukan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada petugas BPJS kesehatan Center. Selanjutnya petugas akan menerbitkan surat Eligibilitas Peserta (SEP) sebagai dokumen yang menyatakan bahwa peserta dirawat dengan biaya BPJS Kesehatan.4. Setelah mendapatkan SEP, pasien akan mendapatkan pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan, baik untuk pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap. Apabila penyakit pasien dapat ditangani tanpa harus mendapatkan perawatan inap, pasien boleh pulang atau dirujuk kembali ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Sedangkan untuk pasien dengan penyakit kronis, dapat masuk ke dalam program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama tersebut.Cara Mengisi Form Pendaftaran BPJS Online

Adapun form yang wajib anda isi setelah membuka http://bpjs-kesehatan.go.id/index.php/pages/detail/2014/15 dan klik tombol pendaftaran, adalah sebagai berikut:

Untuk Form Identitas: Pilih pendaftaran Peserta Baru NIK (Nomer Induk E-KTP) Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Status Pernikahan No. Handphone NPWP (apabila tidak punya NPWP bisa diisi 00000) Kewarganegaraan Pilih kelas perawatan (Kelas 1 Rp 59.900/bulan/orang, Kelas 2 Rp 42.500/bulan/orang, Kelas 3 Rp 25.500/bulan/orang)

Untuk Form alamat: Alamat RT/RW Kode Pos No. Telp Rumah Kelurahan/Desa (Apabila saat menigis form ini pilihan tidak muncul, silahkan baca pada bagian paling akhir artikel ini) Nomor Kartu KeluargaUntuk Form Fasilitas Kesehatan tingkat I:

Silahkan pilih dengan mengklik tombol gambar teropong, dan pilih sesuai kecamatan anda atau fasilitas kesehatan di daerah anda yang terdaftar.

Untuk Form No. Rekening Bank:

Isikan Nomer dan Nama Pemilik rekening sesuai bank yang digunakan (Hanya BNI, BRI dan Mandiri)

Setelah lengkap masukan email anda pada kolom Email dan konfirmasi email, Masukan Kode yang tertera pada gambar, cek list persetujuan kebenaran data dan sebelum klik tombol simpan, pastikan data yang anda isikan telah benar.

Setelah data disimpan, buka email, maka anda akan mendapatkan pesan masuk dari bpjs, yang berisi seperti gambar dibawah ini:

Selanjutnya klik link Aktivasi Pendaftaran, maka akan muncul seperti berikut ini: (Simpan alamat link halamandi file.txt, agar setelah pembayaran bisa lebih cepat mengakses halaman tersebut)

Link 1 untuk Unduh Formulir Daftar Isian Peserta yang harus anda kumpul saat mengambil kartu JKN,

Link 2 untuk Unduh Lembar Nomor Virtual Account (digunakan untuk Input saat pembayaran di ATM atau di Teler,

Link 3 Cetak e-ID BPJS-Kesehatan (akan muncul saat setelah anda melakukan pembayaran di ATM atau Teller Bank),

Print hasil download link 1 untuk mengambil kartu JKN setelah membanyat, link 2 sebagai bahan untuk pembayaran di ATM (saat hari libur, malam atau saat anda malas untuk antri di bank) atau teller bank, link 3 untuk cetak E-ID JKN, yang bisa langsung digunakan.Langkah Membayar BPJS melalui ATM

Langkah Pembayaran Iuran BPJS online di ATM setelah pendaftaran: Masukkan kartu ATM, dan masukkan PIN anda Pilih menu Bayar / Beli >> Lainnya Pilih menu BPJS >> BPJS Kesehatan >> Individu Masukkan nomor Virtual Account anda Masukkan jumlah bulan yang akan dibayarkan, misal 1 (untuk pembayaran 1 bulan) Konfirmasi transaksi (Masukan Nomer atau angka 1), lalu pencet tombol benar. Pastikan data pengiriman sudah dan klik selesai Selesai.Apabila transaksi berhasil, maka mesin atm akan mencetak hasil transaksi anda ke BPJS. Di saat itu juga, maka anda dapat mencetak E-ID, yang dimana link Link 3 pada langkah atas telah aktif. Anda bisa langsung menggunakan E-ID untuk pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis, dan rawat inap sesuai kelas yang anda pilih tanpa mengeluarkan biaya (Syarat dan ketentuan berlaku). Bahkan E-ID ini, tidak wajib untuk ditukar dengan Kartu JKN Asli. Atau adapun ketentuan penggunaan E-ID BPJS adalah sebagai berikut:1. e-ID ini diterbitkan oleh BPJS Kesehatan. 2. e-ID dibawa ketika berobat beserta Identitas lainnya3. e-ID memuat identitas peserta BPJS Kesehatan dan memiliki fungsi sama dengan kartu peserta BPJS Kesehatan.4. Penggunaan e-ID tunduk pada ketentuan perundangan yang mengatur BPJS Kesehatan 5. e-ID hanya dipergunakan untuk kepentingan pelayanan6. Pemalsuan e-ID akan mendapat ancaman hukuman sesuai perundangan yang berlaku 7. e-ID dapat dicetak dengan tinta hitam

Memang sebelumnya untuk pendaftaran BPJS online sudah pernah saya bahas pada artikel Panduan Pendaftaran BPJS Online. Namun pertama kali mempraktekan, ternyata tidak langsung berhasil, karena mengalami permasalahan sulitnya mengisi kolom kelurahan (scroll pilihan tidak bisa langsung muncul). Apabila saat anda mengisi form pendaftaran BPJS online, mengalami masalah yang sama seperti saya, bisa diatasi dengan memencet tombol filter di samping pada kolom paling atas, maka maka pilihan kabupaten, kecamatan dan kelurahan akan muncul.

BerdasarkanPraturan Baru BPJS Nomer 4 Tahun 2014, kartu aktif setelah 7 hari setelah pendaftaran.

Ringkasan: Pendaftan BPJS Online bisa dilakukan untuk calon anggota BPJS dengan lebih cepat dan efisien, E-ID sudah berfungsi sama dengan Kartu JKN asli dan tidak ada kewajiban untuk ditukar dengan kartu yang Asli, Saat setelah mendapatkan E-ID maka anda sudah berhak mendapatkan fasilitas kesehatan dari BPJS.

b. Sistem biayaIuran yang dibayarkan ke bank disesuaikan dengan jenis kepesertaan, yang diantaranya adalah: Anggota yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI), (adalah anggota pekerja penerima upah dan bukan penerima upah, dan ada pula bukan pekerja), jumlahnya sudah ditetapkan oleh pemerintah sebanyak 86,4juta orang dengan iuran Rp19.225 per orang dalam satu bulan. Peserta penerima upah seperti pekerja perusahaan swasta, membayar jumlah iuran sebesar 4,5 % dari upah satu bulan dan ditanggung oleh pemberi kerja 4 persen dan 5% ditanggung pekerja. Sedangkan PNS dan pensiunan PNS membayar iuran sebesar 5 %, sebanyak 3 % ditanggung pemerintah dan 2 % ditanggung pekerja. Untuk peserta bukan penerima upah seperti pekerja sektor informal besaran iuran yang harus dibayarkan, sesuai dengan jenis kelas perawatan yang diambil. Untuk ruang perawatan kelas III Rp 25.500, kelas II Rp 42.500 dan kelas I Rp59.500.Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS bertujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan agar setiap peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan . Pengertian definisi jaminan kesehatan, dengan prinsip asuransi social berdasarkan: Kegotongroyongan antara masyarakat kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, dan yang beresiko tinggi dan rendah. Anggota yang bersifat wajib dan tidak selektif. Iuran yang dibayarkan per bulan berdasarkan persentase upah / penghasilan. Jaminan Kesehatan Nasional Bersifat nirlaba.Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip ekuitas adalah kesamaan anggota dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Dan ini adalah bagian dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang masuk dalam program kesehatan Pemerintah Indonesia pada tahun 2014 oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) nantinya.Kapitasi untuk fasilitas kesehatan primer

Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama (primer) berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Yang untuk selanjutnya dikelola untuk penanganan dan pencegahan penyakit atau preventif.

Sebagai contoh apabila 5.000 peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar pada satu faskes dengan kapitasi Rp 8.000 per orang per bulan. Idealnya 1 orang dokter bisa menangani 5.000 orang perbulan waktu pelayanan 6 jam. Kemudian dilihat yang sakit berapa, yang pasti dia dibayar sesuai dengan jumlah peserta terdaftar 5.000 dikalikan Rp 8.000 berarti dokter mengelola Rp 40.000.000. Dana ini yang setiap akhir bulan akan ia kelola untuk bayar lab, apotek, bidan, dokter dan keperluan medis dan administrasi lainnya.

Ketika sebuah klinik memiliki dana dengan jumlah tertentu dan semakin sedikit orang yang sakit maka akan besar pula penghasilan per bulannya. Artinya dokter bertanggung jawab terhadap kesehatan dan harus mendorong 5.000 orang yang terdaftar di Faskes miliknya untuk tidak sakit sehingga penghasilannya tetap.

Tarif Non Kapitasi juga untuk faskes pertama

Besar pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Namun besar tarif belum dibahas secara jelas.

Tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBGs

Tarif INACBGs adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit. Perhitungan tarif ini diberlakukan di fasilitas kesehatan lanjutan dalam hal ini adalah rumah sakit baik itu milik pemerintah atau milik swasta.

Perhitungannya lebih objektif berdasarkan pada biaya sebenarnya. INACBGs merupakan sistem pengelompokkan penyakit berdasarkan ciri klinis yang sama dan sumber daya yang digunakan dalam pengobatan. Pengelompokkan ini ditujukan untuk pembiayaan kesehatan pada penyelenggara jaminan kesehatan sebagai pola pembayaran yang bersifat prospektif. Dan agar lebih mudah, paket INACBGs mencakup seluruh komponen biaya rumah sakit.

Berbasis pada data costing dan coding penyakit mengacu pada International Classification of Diseases yang disusun WHO, Sehingga menggunakan ICD 10 untuk mendiagnosis 14.500 kode dan ICD 9 Clinical Modification yang mencakup 7.500 kode. Sedangkan tarif INACBGs terdiri dari 1.077 kode CBG yang terdiri dari 789 rawat inap dan 288 rawat jalan dengan tingkat keparahannya.

Tarif INACBGs untuk JKN dikelompokkan menjadi 6 jenis rumah sakit (rumah sakit kelas D, C, B dan A, rumah sakit umum dan rumah sakit rujukan nasional). Selain itu Tarif Pelayanan Kesehatan Program JKN juga disusun berdasarkan perawatan kelas 1, 2 dan 3, yang saat ini memang tersedia pada program JKN.

Ringkasan: Perhitungan Tarif kepada Fasilitas Kesehatan program JKN terbagi menjadi tiga jenis, Tiga jenis Tarif JKN untuk FasKes adalah; Kapitasi untuk fasilitas kesehatan primer, Tarif Non Kapitasi dan Tarif INA-CBGs.

c. MacamJaminan sosial meliputi: Jaminan Kesehatan Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Jaminan Kematian

d. Apa saja yang ditanggungJumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung BPJS KesehatanJumlah peserta dan anggota yang ditanggung oleh JKN adalah paling banyak 5 (lima) orang dalam satu keluarga peserta BPJS. Kelima orang tersebut adalah peserta itu sendiri, satu istri atau suami yang sah ditambah tiga anak (anak kandung/anak tiri/anak angkat yang sah). Untuk anak yang ditanggung BPJS mempunyai ketentuan: belum menikah, belum bekerja, dan belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun bagi anak yang masih melanjutkan pendidikan formal.

Apabila peserta JKN memiliki anggota keluarga lebih dari lima orang, tetap dapat dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain (anak keempat, orang tua, mertua, saudara kandung / ipar, asisten rumah tangga, dll), dengan membayar iuran tambahan. Adapun besarnya iuran tambahan yang harus dibayar untuk peserta yang bekerja adalah 1% dari gaji atau upah per bulan dan ditanggung oleh peserta yang bersangkutan. Sedangkan untuk peserta bukan pekerja, adalah sebesar: Rp 25.500 tiap orang per bulan dengan pelayanan di ruang perawatan kelas tiga Rp 42.500 tiap orang per bulan dengan pelayanan di ruang perawatan kelas dua Rp 59.500 tiap orang per bulan dengan pelayanan di ruang perawatan kelas satuDenda Keterlambatan Pembayaran Iuran BPJSPembayaran iuran BPJS dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Bagi PPU (Pekerja Penerima Upah), akan dikenai denda sebesar 2% per bulan dari total iuran, dan paling banyak tertunggak selama 3 bulan. Sedangkan bagi PBPU, dikenakan denda sebesar 2% per bulan dari total iuran dan tertunggak paling banyak untuk waktu 6 bulan, yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak. Apabila dalam jangka waktu batas tempo, peserta tidak juga melakukan pelunasan, maka pelayanan kesehatan akan dihentikan sementara.

Ringkasan: Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung BPJS Kesehatan adalah 5 orang, 5 orang yang ditanggung oleh BPJS kesehatan adalah peserta, suami atau istri dan anak ke 1,2 dan 3. Keterlambatan pembayaran iuran selama 3 bulan untuk PPU dan 6 bulan untuk PBPU akan dikenakan sanksi pemberhentian pelayanan kesehatan untuk sementara.

4) Mm peran dokter serta mitra kerja dalam pelayanan kedkel1. Peran dokter keluarga Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi Menangani penyakit akut dan kronik Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus2. Hubungan kerjasama antara dokter keluarga dengan mitra kerjanyaKolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan. American Medical Assosiation (AMA), 1994, Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mencapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter.

Anggota Tim interdisiplin

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekolompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manajer, dan apoteker. Dimana fungsinya adalah : Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif. Perawat sebagai anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan. Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan kordinasi.

Sistem pelayanan dokter keluarga pelayanan diselenggarakan oleh tim kesehatan yang bekerja sama mewujudkan pelayanan yang berumutu. Setiap komponen sistem mempunyai tugas masing-masng dan harus dikerjakan sungguh-sungguh sesuai dengan tatanan yang berlaku.

Bidan dan perawat membantu dokter di klinik misalnya, memberikan obat kepada pasien d ibawah tanggung-jawab dokter. Jadi bidan dan perawat tidak memberikan obat tanpa persetujuan dokter. Sebaliknya dokter harus memberikan perintah tertulis di dalam rekam medis untuk setiap pemberian obat. Bidan dan perawat dibenarkan mengingatkan dokter jika perintah pemberian obat itu tidak jelas atau belum dicantumkan Dokter keluiarga yang sebenarnya dokter praktik umum dibenarkan mengingatkan dan diharuskan bertanya langsung kepada dokter spesialis yang dikonsuli atau dirujuki jika ada hal yang kurang jelas atau berbeda pendapat Komponen system yang lain termasuk masyarakat pasien dibenarkan dan bahkan diharuskan saling kontrol saling mengingatkan agat tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

Komunikasi dokter Profesi lain :Kolaborasi dokter perawatKomunikasi dokter-ApotekerKolaborasi Prinsip : PerencanaanPengambilan keputusan bersamaBerbagi saran / ideKebersamaanTanggung gugat Pendekatan Praktik HirarkisDokter Registerd nurse Pemberi pelayanan lain Pasien Menekankan komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan pasien terbatas Dokter merupakan tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, sepert IGDPendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktik dokter di Indonesia Model kolaboratif tipe II:PASIEN

Lebih berpusat pada pasien Semua pemberi pelayanan harus bekerjasama Ada kerja sama dengan pasien Tidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerus

Hubungan dokter-ApotekerMcDonough dan Doucette (2001) mengusulkan satu model untuk Hubungan Kerja Kolaboratif antara Dokter dan Apoteker (Pharmacist-Phycisian Collaborative Working Relationship. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan ini antara lain disebutkan:a. Karakteristik partisipan. Yang termasuk karakteristik partisipan adalah faktor demografi seperti pendidikan dan usia. Contohnya, dokter muda yang sejak awal dididik untuk dapat bekerja sama dalam tim interdisipliner mungkin akan lebih mudah menerima konsep hubungan dokter-Apoteker.b. Karakteristik konteks. Yang dimaksud adalah kondisi pasien, tipe praktek (apakah tunggal atau bersama), kedekatan jarak praktek, banyaknya interaksi, akan menentukan seberapa intensif hubungan yang akan terjalin.c. Karakteristik pertukaran. Yang termasuk di sini antara lain adalah: ketertarikan secara profesional, komunikasi yang terbuka dan dua arah, kerjasama yang seimbang, penilaian terhadap performance, konflik dan resolusinya. Semakin seimbang pertukaran antara kedua belah pihak, akan memungkinkan hubungan kolaboratif yang lebih baik.3. Termasuk mitra kerja dokterMitra kerja dokter ialah Sesama dokter, perawat, bidan, petugas rumah sakit atau pun puskesmas serta klinik, pasien dan petugas lainnya

5) Mm adab dan tatacara dokter muslim dalam menangani pasien