studi kasus kedkel selvia

30
PERNYATAAN PERSETUJUAN Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul Hipertensi Pada Dewasa Muda dengan Pre Obesitas dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode 7 Mei 2013 sampai dengan 17 Mei 2013 telah disetujui oleh pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. Jakarta, Mei 2013 Pembimbing, dr. Fathul Jannah, M.si 1

Upload: sel-via

Post on 01-Dec-2015

101 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Kedkel SELVIA

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul Hipertensi Pada Dewasa Muda dengan

Pre Obesitas dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan

Tanah Abang Periode 7 Mei 2013 sampai dengan 17 Mei 2013 telah disetujui oleh

pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan

Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

Yarsi.

Jakarta, Mei 2013

Pembimbing,

dr. Fathul Jannah, M.si

1

Page 2: Studi Kasus Kedkel SELVIA

KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan

terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul Hipertensi Pada Dewasa Muda

dengan Pre Obesitas dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas

Kecamatan Tanah Abang Periode 07 Mei sampai dengan 17 Mei 2013. Tujuan penulis

menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Kedokteran

Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Dr.Fathul Jannah, M.Si selaku dosen pembimbing dan staf pengajar Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes, selaku kepala bagian dan staf

pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3. Dr.Sugma Agung Purbowo, MARS, M. Si, selaku koordinator Kepaniteraan

Kedokteran Keluarga, dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI.

4. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku Sekretaris Kepaniteraan Kedokteran Keluarga

dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

YARSI.

5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes, Rifda

Wulansari, SP, M.Kes, Dr. Dian Mardiyah, M.KK, dan Rifqatussa`adah, SKM,

M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI.

6. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang,

Jakarta Pusat.

Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamu`alaikum, Wr. Wb

Jakarta, Mei 2013

Penulis

2

Page 3: Studi Kasus Kedkel SELVIA

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. Marta A Sabi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 37 tahun

Anak ke : Tiga

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : D3

Agama : Islam

Alamat : Jalan H.Sabni RT/RW 17/12

No. CM : 01554/13

Tanggal Berobat : 18 Mei 2013

B. Anamnesa

Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 18 Mei 2013 pukul 10.00 WIB

1. Keluhan Utama: Sakit kepala

2. Keluhan Tambahan : Mata berkunang-kunang

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari terakhir. Keluhan sakit

kepala dirasakan kepala terasa berat terutama pada bagian belakang kepala dan leher.

Keluhan sakit kepala ini hilang timbul dan sudah dirasakan pasien sejak 1 tahun

terakhir. Sakit kepala dirasakan pasien dengan lama kurang lebih 1-2 jam lalu

kemudian hilang, dalam sehari dapat timbul 2 hingga 3 kali. Keluhan disertai dengan

penglihatan mata seperti berkunang-kunang. Penglihatan mata berkunang-kunang

dirasakan beberapa saat ketika sakit kepala muncul. Keluhan adanya sakit kepala

yang diikuti mual dan muntah disangkal. Riwayat keluhan sering terbangun pada

malam hari untuk BAK disangkal. Riwayat sering merasa haus dan lapar disangkal.

Riwayat keluhan sesak dan nyeri dada tidak dirasakan pasien.

Pasien mengaku keluhan sakit kepala yang dirasakan mengganggu aktivits

sehari-hari dikarenakan pasien lebih merasa nyaman untuk berbaring di tempat tidur.

3

Page 4: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Pasien mengatakan sudah menderita tekanan darah tinggi sejak 1 tahun terakhir ketika

sedang kontrol kesehatan di puskemas tanah abang. Sejak saat itu pasien rutin

meminum obat dan kontrol ke puskesmas untuk memeriksakan tekanan darah

tingginya. Pasien mengaku sudah beberapa hari ini tidak meminum obat tekanan

darah tingginya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat tekanan darah tinggi yang sudah diderita pasien sejak 1 tahun terakhir

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

- Riwayat hipertensi dialami oleh ibu kandung pasien

- Riwayat diabetes melitus, asma dan penyakit jantung pada keluarga disangkal

pasien.

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien tinggal bersama seorang istri dan dua orang anak kandung. Pasien

bekerja sebagai pengurus masjid di dekat rumah. Pasien berpenghasilan 2.500.000

rupiah perbulannya, dan dipergunakan untuk membiayai kehidupan anak dan istri

sehari-harinya

Pengobatan pasien dibiayai sendiri oleh pasien dan hanya mengandalkan KJS

(Kartu Jakarta Sehat).

Aktivitasnya dengan lingkungan sekitar rumah, pasien aktif mengikuti

kegiatan keagamaan yang diadakan oleh mesjid dekat umah dan tetangga pasien

maupun kegiatan menyangkut kebersihan di lingkungannya seperti kerja bakti.

7. Riwayat Kebiasaan:

Sehari-harinya pasien bekerja sebagai pengurus masjid mulai pukul 08.00

pagi hingga pukul 18.00 malam. Untuk kebiasaan makan pasien, pasien terkadang

menyempatkan untuk sarapan pagi berupa gorengan dan teh manis hangat, tetapi lebih

sering tidak sarapan pagi. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan susu. Pasien sehari-

hari mengkonsumsi nasi, dengan lauk pauk berupa tempe, tahu, telor, ikan, dan sayur-

sayuran. Pasien mengaku selalu mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan.

4

Page 5: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Pasien tidak pernah olahraga karena pasien mengaku malas untuk

melakukannya. Pasien jarang menabung sisa gajinya, karena hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Vital sign :

Kesadaran : Compos Mentis

Tek. Darah : 150/100 mmHg

Frek. Nadi : 80 x/menit

Frek Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 37,0◦

3. Status Gizi :

BB : 70 Kg

TB : 165 cm

BB Ideal : (165-100) – (165-100)x10% = 58,5 kg

IMT : BB (kg)/TB2(m)

: 70/(1.65)2 = 25,71 kg/m2

Kesan : Pre-obese

4. Status Generalis

a. Kepala

Bentuk : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga : bentuk normal, tidak terdapat sekret

Hidung : septum tidak deviasi, tidak ada sekret, nafas cuping hidung (-)

Tenggorokan : tidak hiperemis

Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)

c. Thorak

5

Page 6: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, ictus

cordis tidak teraba.

Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)

Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-),

bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

d. Abdomen

Inspeksi : perut datar, simetris

Auskultasi : bising usus (+)

Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak

teraba

Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting

dullness (-)

e. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

f. Kulit : tidak ada kelainan kulit, turgor kulit baik.

5. Status lokalis : -

D. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

Saran : Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS), Gula Darah Puasa (GDP), GulaDarah

2 jam Post prandial (GD2jPP), Profil Lipid

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga Pasien

a. Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn. Marta (pasien)

Usia : 37 tahun.

b. Identitas Pasangan:

Nama : Ny. Ratih (istri pasien)

Usia : 34 tahun.

6

Page 7: Studi Kasus Kedkel SELVIA

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Bentuk keluarga ini merupakan nuclear family dengan Tn. Marta sebagai kepala

keluarga. Tn. Marta memiliki satu orang istri Ny. Ratih, Keduanya saat ini

memiliki dua orang anak yang bernama Nana (9 tahun), dan Andika (6 tahun).

Tabel 1. Anggota keluarga yang Tinggal Serumah

No Nama

Kedudukan dalam

Keluarga Jenis

Kel

Umur Pendi-

dikan

Pekerjaan

Keterangan

Tambahan

1. Tn. Marta Kepala Keluarga L 37 th D3 Pengurus

mesjid

Pasien

2. Ny. Ratih Istri P 34 th SMA Ibu Rumah

Tangga

Istri pasien

3. Nana Anak P 9 th SD Pelajar Anak pasien

4. Andika Anak L 6 th SD Pelajar Anak pasien

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah: milik sendiri

Daerah perumahan: padat bersih

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 5 x 10 m2 Tn. Marta tinggal di rumah dengan jumlah

penghuni 4 orang. Rumah terdiri dari teras,

satu ruang tamu sekaligus sebagai ruang

keluarga, dua kamar tidur, satu kamar

mandi, dan dapur. Paisen tidur di kamar

berukuran 3 x 4 m2, dengan pencahayaan

dan sirkulasi udara yang cukup.

Ketersediaan air bersih dan pembuangan

sampah cukup baik.

Halaman rumah : teras 5 x 1 m2

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang

Tingkat rumah : Tidak tingkat

Lantai rumah: keramik

Dinding rumah: semen

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 900 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

7

Page 8: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan,elektronik peralatan RT)

- Sebuah sepeda motor, sebuah televisi, sebuah dvd player, sebuah kompor gas,

dan sebuah lemari es satu pintu, sebuah setrika, dan sebuah kipas angin.

c. Denah rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah.

b. Asuransi/Jaminan kesehatan: KJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan

kesehatan

Angkot / motor Pasien jika sakit berobat ke

Puskesmas Tanah Abang, karena

biaya yang murah. Jarak rumah ke

puskesmas dapat dijangkau dengan

menggunakan kendaraan umum

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah

Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan

8

T R. Tamu/ R. Tidur R. Tidur Dapure R. Keluargaras WC

Page 9: Studi Kasus Kedkel SELVIA

maupun motor pribadi. Pasien

merasa cukup puas dengan

pelayanan kesehatan yang ada di

puskesmas.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Keluarga Tn. Marta (pasien) memiliki kebiasaan makan sehari dua atau tiga

kali dengan menu makanan sehari-hari yang bervariatif. Yang memasak makan

tersebut adalah istri pasien sendiri. Terkadang waktu makan pasien tidak teratur.

Pasien juga mengaku sering sarapan pagi dengan gorengan yang dibeli didekat

rumah berupa tahu atau tempe dan secangkir teh manis hangat.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Menu makanan keluarga Tn.Marta yang selalu ada saat mereka makan sehari-

harinya berupa nasi dan ikan. Disertai menu makan lainnya seperti sayur, tahu,

tempe, telor, ayam atau daging. Pasien tidak terbiasa mengkonsumsi buah dan

susu, maka kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi.

Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :

- Tanggal 15 Mei 2013

Pagi : Gorengan dan teh manis

Siang : Nasi, sayur asem, ikan

Malam : Nasi, telor dadar, perkedel jagung

- Tanggal 16 Mei 2013

Pagi : Bubur ayam dan teh manis

Siang : Nasi, ayam goreng, tahu, dan tempe

Malam : Nasi, ikan, telor mata sapi

- Tanggal 17 Mei 2013

Pagi : Gorengan dan teh manis

Siang : Nasi, kentang balado, ikan

Malam : Nasi, telor semur, bakwan goreng

9

Page 10: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Interpretasi terhadap food recall pasien:

Pasien tidak melakukan sarapan pagi dengan rutin, pasien hanya mengkonsumsi

kebanyakan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein tanpa

memperhatikan lemak, pasien juga tidak mengkonsumsi buah ataupun susu.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Istri pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit yang dialami oleh

pasien dengan cara memotivasi pasien untuk menjaga pola makan, dan berolah

raga, mengingatkan bahwa penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan nmun

dapat dikontrol, mengingatkan pasien untuk kontrol secara rutin ke puskesmas,

dan mengingatkan serta memberi motivasi pasien untuk selalu minum obat tepat

waktu dan melakukan kontrol tekanan darah. Istri pasien juga selalu

menyempatkan diri untuk hadir menemani pasien berobat. Pekerjaan yang

digeluti oleh pasien sehari – hari selalu berkaitan dengan kegamaan dan diakui

pasien hal tersebut membawa ketenangan dan kenyamanan batin maupun pikiran

bagi pasien.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien memiliki kebiasaan dan senang mengkonsumsi makanan-makanan

yang asin seperti ikan peda. Pasien mengatakan mengalami kesulitan untuk

menghilangkan atau mengurangi kebiasaan makan makanan yang asin. Pasien

juga jarang berolah raga karena merasa setiap habis berolah raga badan pasien

menjadi pegal dan sakit.

B. Genogram

1. Bentuk Keluarga:

Keluarga terdiri atas 1 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama

Tn. Marta berusia 37 tahun dan istri bernama Ny. Ratih berumur 34 tahun yang

keduanya memiliki dua orang anak. Bentuk keluarga pasien adalah keluarga inti

(nuclear family).

10

Page 11: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Tn. S, 65 thn Ny. U, 60 thn

Tn. Z, 41 thn Ny. S, 39 thn Tn. M, 37 thn Ny. R, 34 thn

N, 9 thn A, 6 thn

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. Marta dan Ny.Ratih termasuk ke dalam tahap IV,

yaitu keluarga dengan anak usia sekolah ( anak tertua berumur 6-13 tahun)

Tn.Marta adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Ratih, mereka

mempunyai dua orang anak yang bernama Nana, 9 tahun dan Andika, 6 tahun yang

tinggal bersama di satu rumah dengan paien (Tn.Marta)

3. Family map (gambar)

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

: meninggal

: hubungan pernikahan

11

Page 12: Studi Kasus Kedkel SELVIA

: garis keturunan

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga :

Gejala hipertensi yang dialami pasien cukup mengganggu aktifitasnya seperti bekerja,

namun pasien masih memaksakan diri untuk pergi bekerja sehingga kinerja pasien

pun dalam bekerja diakui tidaklah maksimal seperti biasanya.

2. Masalah dalam fungsi biologis :

Pola hidup dan pola makan pasien juga yang menunjang faktor resiko terjadinya

hipertensi.

3. Masalah dalam fungsi psikologis:

Pasie merasa takut dengan penyakit yang dideritanya karena ada tetangga pasien yang

meninggal karena penyakit stroke akibat hipertensi yang tidak terkontrol.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:

Pasien adalah suami yang memiliki seorang istri dan dua orang anak, dan membiayai

kebutuhan keluarganya sehari–hari. Pasien mengatakan keuangan keluarganya hanya

cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan tidak mencukupi untuk memiliki

tabungan sendiri sebagai bekal masa depan pendidikan anak-anak pasien. Hal ini yang

terkadang mengganggu pikiran pasien.

5. Masalah lingkungan :

Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk

dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan sekitar

tempat tinggal tergolong cukup bersih. Terdapat selokan yang masih mengalir dengan

baik di sekitar tempat tinggal dan tempat sampah yang diangkut petugas kebesihan

sehari-harinya. Namun, pasien mengeluhkan sering sulit tidur di malam hari karena

banyak pemuda yang berkumpul-kumpul dan bercengkrama hingga larut malam di

sekitar rumah pasien.

6. Masalah perilaku kesehatan :

12

Page 13: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun, hal tersebut

tidak ditunjang dengan usaha pasien dalam merubah pola makan dan pola hidup pasien

yaitu pasien masih sering mengkonsumsi ikan asin dan pasien jarang berolah raga.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien saat mengeluhkan sakit di hari kedua, pasien langsung datang berobat

ke Puskesmas dengan menggunakan motor pribadi pasien. Pasien datang berobat

dengan harapan rasa sakit yang dirasakannya dapat menghilang, sehingga pasien

dapat bekerja dalam kondisi badan yang sehat. Pasien memiliki kekhawatiran

terhadap penyakitnya dikarenakan pasien pernah memiliki tetangga yang meninggal

akibat terserang stroke akibat hipertensi yang tidak terkontrol, hal inilah yang

menganggu pikiran pasien.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesa didapatkan adanya keluhan keluhan sakit kepala sejak

sejak 2 hari sebelum ke puskesmas. Sakit kepala dirasakan kepala terasa berat pada

bagian belakan kepala dan leher. Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil

pemeriksan tekanan darah 150/100 mmHg dan IMT pasien 25,71 kg/m2 sehingga

pasien mengalami Hipertensi grade II dengan Pre obesitas.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

Pasien memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama yaitu ibu

kandung pasien. Ibu kandung pasien sudah menderita Hipertensi sejak kurang lebih

10 tahun.

Pasien bekerja sejak pagi pukul 08.00 hingga pukul 18.00 dan ia bekerja

sendirian mengurus segala kegiatan maupun administrasi mesjid.

Untuk pola makan, pasien tidak suka mengkonsumsi buah - buahan, dan

pasien sering mengkonsumsi makanan yang asin. Pasien jarang berolah raga karena

menurut pengakuan pasien setiap sehabis berolah raga badannya terasa pegal dan

sakit.

13

Page 14: Studi Kasus Kedkel SELVIA

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari yang memasak adalah istri

pasien, dalam menyajikan makanan sehari-hari istri pasien tetap menghidangkan

makanan kesukaan pasien walaupun makanan tersebut beresiko bagi kesehatan

pasien.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik

didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala 5, yaitu dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 4. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan

Aspek

personal

Menjelaskan kepada pasien :

Tentang penyakit hipertensi

dan komplikasi dari

penyakit hipertensi tersebut,

kondisi Pre obesitas yang

dialami pasien dan

komplikasi dari kondisi

yang dialami oleh pasien

Menjelaskan pada pasien

untuk tidak khawtir akan

penyakitnya bahwa penyakit

yang dideritanya tidak dapat

disembuhkan, namun dapat

dikontrol dengan mengikuti

saran dari dokter

Memotivasi pasien untuk

teratur meminum obat dan

rutin mengontrol tekanan

darahnya

Pasien Pada saat di

puskesmas dan

kunjungan rumah

Pasien mengerti penyakit

hipertensi dan Pre obeitas

yang diderita pasien dan

fakor-faktor penyebab

maupun komplikasi dari

penyakit hipertensi dan Pre

obesitas tersebutPasien

tidak khawatitr terhadap

penyakitnya

Pasien dapat mengurangi

kekhawatiran akan penyakit

yang dideritanya.

Tekanan darah pasien dapat

terkontrol dengan baik

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

14

Page 15: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Aspek

klinik

Memberikan obat anti

hipertensi ( amlodipin 2x5mg

)

Meminta kepada pasien untuk

pergi berobat secra rutin dan

menyegerakan kontrol

apabila obat sudah habis.

Meminta kepada pasien untuk

memeriksakan GDS, GDP,

GD2jPP, dan profil lipid.

Membantu menghitung

kebutuhan kalori :

- Kebutuhan kalori Pria =

30kkal/kg

- Berat Badan Ideal Pasien

BBI = 58,5 kg

- Keb. Kalori basal = 30 kkal

x 58,5 kg = 1.755 kkal

- Aktivitas fisik (AF) = 20%

x 1755 = 351 kkal

- Koreksi usia = 10% x

1755 = 175,5 kkal

- Koreksi obesitas (KO) =

20% x 1755 = 351 kkal

- Kebutuhan kalori total =

KB+AF-KU-KO =

1755 + 351 - 175,5 - 351 =

1579,5 kkal/hari

Membantu pasien membuat

menu makanan

Makan pagi

Nasi 1 porsi

Telor dadar 1 porsi

Pisang ambon 1 potong

Makan siang

Nasi 1 porsi

Tempe goreng 1 potong

Tahu bacem 1 potong

Pasien Pada saat di

puskesmas

Pasien memiliki kesadaran untuk

rutin meminum obat dan

mengontrol tekanan darahnya di

Puskesmas serta memperoleh

obat. Dalam perhitungan

kebutuhan kalori pasien dapat

tercapai dengan menu makanan

yang seimbang.

15

Page 16: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Sayur bayam 1 porsi

Apel 1 potong

Makan malam

Nasi 1 porsi

Ikan bandeng 1 potong

Sop ayam 1 porsi

Pepaya 1 potong

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

risiko

internal

Menganjurkan pasien untuk

mengontrol pola makannya

sehari-hari dengan tidak

mengkonsumsi makanan

- Memiliki kadar lemak tinggi

(mentega, paru, otak,

jeroan)

- Makanan yang diolah

dengan menggunakan garam

natrium (acar, biskuit,

keripik, makanan kering

yang asin)

- Makanan dan minuman

dalam kemasan (kaldu,

margarin, sarden, kornet,

soft drink)

- Makanan yang diawetkan

(asinan, dendeng, ikan asin)

- Makanan ceat saji (pizza,

ayam kentucky)

Menganjurkan pasien untuk

berolah raga ringan secara rutin

15 – 20 menit sebanyak 3x

seminggu.

Pasien Pada saat pasien

berobat ke

Puskesmas

Pasien dapat mengontrol

tekanan darahnya dan tidak

mengkonsumsi makanan

yang dapat menimbulkan

peningkatan tekanan darah

Pasien mampu menjaga

kebugaran tubuhnya agar

terjaganya berat badan

pasien dalam kondisi

normal .

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

psikososial

keluarga

Memberi pengarahan kepada

istri pasien untuk mmasak

makanan yang mengandung

kadar garam yang rendah

keluarga

pasien

Pada saat kunjungan

ke rumah pasien

Istri pasien dapat menyajikan

makanan yang mengandung

kadar garam yang rendah

16

Page 17: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Aspek

fungsional

Menyarankan pasien untuk dapat

menjagan kesehatan badannya,

seperti melakukan olahraga rutin

dan mengikuti pola makan

seimbang

Pasien Pada saat di

Puskesmas dan

kunjungan rumah

Pasien dapat meningkatkan

kualitas hidupnya serta terhindar

dari komplikasi penyakit

hipertensi dan tercapainya

berabbadan yag ideal bagi pasien

F. Analisa Kasus

1. Aspek Personal

Pasien datang karena kesadarannya sendiri ke Puskesmas Tanah Abang

sebagai respon terhadap kekhawatiran pasien akan keluhan yang dialaminya,

dimana setiap pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas.

Pasien memiliki harapan untuk melangsungkan hidupnya berdasarkan dari

analisis aspek personal pada diri pasien. Dalam rencana penatalaksanaan

menjelaskan pada pasien mengenai penyakit hipertensi yang dideritanya,

komplikasi dari hipertensi dan kondisi pre obesitas pasien, dengan harapan pasien

memahami penyakit hipertensi dan paham akan faktor-faktor penyebab hipertensi

dan komplikasi dari Pre obesitas yang dialami oleh pasien. Pasien mengalami

perbaikan dalam status kesehatannya dan peningkatan kualitas hidup pasien,

pasien juga mampu menghilangkan kekhawatiran akan penyakitnya dengan

mengikuti saran-saran yang diberikan oleh dokter.

2. Aspek Klinik

Berdasarkani hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan secara

anamnesa bahwa pasien merasa sakit kepala terasa berat yang juga dirasakan

pada leher. Pasien juga merasa penglihatan seperti berkunang-kunang. Dari

pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 150/100 mmHg. Maka rencana

penatalaksanaan dengan memberikan obat anti hipertensi amlodipin 2x5 mg,

memberikan penjelasan untuk rutin berobat dan control sesuai jadwal apabila

obat telah habis. Membantu dalam menghitung kebutuhan kalori pasien.

Kebutuhan Kalori Laki-laki = 30 kkal/kg

Berat Badan Ideal Pasien = (TB-100) – (TB-100)x10%

= (165-100) – (165-100)x10%

17

Page 18: Studi Kasus Kedkel SELVIA

= 58,5 kg

Kebutuhan Kalori Basal (KB) = Kebutuhan kalori/kg x BB ideal

= 30x58,5

= 1.755 kkal

Aktifitas Fisik (AF) = 20% x KB

= 20% x 1.755 kkal

= 351 kkal

Koreksi Usia (KU) = 10% x KB

= 10% x 1.755

= 175,5

Koreksi Obesitas (KO) = 20% x KB

= 20% x 1.755

= 351 kkal

Kebutuhan Kalori Total = KB +AF – KU - KO

= 1.755 + 351 – 175,5 – 351

= 1.579,5 kkal/hari

Membantu membuat menu makanan bagi pasien :

Makan pagi

Nasi 1 porsi

Telor dadar 1 porsi

Pisang ambon 1 potong

Makan siang

Nasi 1 porsi

Tempe goreng 1 potong

Tahu bacem 1 potong

Sayur bayam 1 porsi

Apel 1 potong

Makan malam

Nasi 1 porsi

Ikan bandeng 1 potong

Sop ayam 1 porsi

Pepaya 1 potong

18

Page 19: Studi Kasus Kedkel SELVIA

Menyarankan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan GDS, GDP, GD2jPP,

dan Profil Lipid. Dengan harapan Pasien memiliki kesadaran untuk rutin

meminum obat dan mengontrol tekanan darahnya di Puskesmas serta

memperoleh obat. Dalam perhitungan kebutuhan kalori pasien dapat tercapai

dengan menu makanan yang seimbang.

3. Aspek Internal

Aspek resiko internal yang perlu diperhatikan adalah genetik, pola makan dan

faktor kebiasaan. Secara genetik, ibu kandung psien memiliki keluhan yang

sama dengan pasien. Dari pola makan pasien masih sering mengkonsumsi

makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi dan jarang mengkonsumsi

buah-buahan. Berdasarkan dari faktor kebiasaan pasien lebih suka

mengkonsumsi makanan yg asin dari pada makanan yang manis, dan pasien

mengaku tidak suka berolah raga karena merasa badannya akan terasa sakit dan

pegal setelah berolah raga. Rencana penatalaksanaannya adalah Menganjurkan

pasien untuk mengontrol pola makannya sehari-hari dengan tidak

mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar lemak tinggi (mentega, paru,

otak, jeroan), makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (acar,

biskuit, keripik, makanan kering yang asin), makanan dan minuman dalam

kemasan (kaldu, margarin, sarden, kornet, soft drink), makanan yang diawetkan

(asinan, dendeng, ikan asin), makanan ceat saji (pizza, ayam kentucky).

Menganjurkan pasien untuk berolah raga ringan secara rutin 15 – 20 menit

sebanyak 3x seminggu. Diharapkan Pasien dapat mengontrol tekanan darahnya

dan tidak mengkonsumsi makanan yang dapat menimbulkan peningkatan

tekanan darah. Pasien mampu menjaga kebugaran tubuhnya agar terjaganya

berat badan pasien dalam kondisi normal.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Dalam aspek psikososial keluarga hubungan antar keluarga pasien baik, Dalam

memenuhi kebutuhan makan sehari-hari yang memasak adalah istri pasien, dan

dalam menyajikan makanan sehari-hari istri pasien tetap menghidangkan

makanan kesukaan pasien walaupun makanan tersebut beresiko bagi kesehatan

pasien, maka dalam rencana penatalaksanaanya dengan memberi pengarahan

19

Page 20: Studi Kasus Kedkel SELVIA

kepada istri pasien untuk memasak makanan yang mengandung kadar garam

yang rendah dan mengingatkan pasien untuk selalu mejaga pola makan yang

sehat.

5. Aspek fungsional

Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu

dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, sehingga disarankan

kepada pasien untuk dapat mempertahankan kesehatan badannya, seperti

melakukan olahraga rutin dan mengikuti pola makan seimbang. Pasien dapat

meningkatkan kualitas hidupnya serta terhindar dari komplikasi penyakit

hipertensi dan tercapainya berat badan yang ideal bagi pasien

G. Prognosis

1. Ad vitam : bonam

2. Ad sanationam : bonam

3. Ad fungsionam : bonam

20