studi kasus pasien kedkel dm tipe 2

Upload: wisnu-surya-pamungkas

Post on 28-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

dm tipe 2

TRANSCRIPT

STUDI KASUS PASIEN

STUDI KASUS PASIEN

PENATALAKSANAAN PASIEN WANITA USIA LANJUT DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 BERDASARKAN PENDEKATAN HOLISTIK DIPUSKESMAS KECAMATAN SENENPERIODE JULI 2013

Oleh :Wisnu Surya Pamungkas

Identitas PasienNama: Ny. RatnaJenis Kelamin: WanitaUsia: 57 tahunPekerjaan: PedagangPendidikan : SDSuku: JawaAgama: IslamStatus: MenikahAlamat: Jalan Kramat sentiongNo. CM: 7333Tanggal Berobat: 18 Juli 2013

Keluhan Utama: Merasa lemas sudah selama satu minggu SMRS

Keluhan Tambahan: kesemutan,dan sakit kepala

Pasien datang ke Puskesmas Senen, dengan keluhan badan terasa lemas sudah selama satu minggu SMRS. Pasien juga sering merasa kesemutan dan sakit kepala sejak seminggu yang lalu. Keluhan pandangan buram, disangkal oleh pasien.Pasien baru mengetahui penyakitnya lima bulan yang laluPasien juga mengatakan jika pasien lupa minum obat,keluarga pasien tidak serta-merta mengingatkannya. Hal tersebut juga diakui oleh pasien bahwa ia sedih karena minimnya dukungan dan perhatian dari anggota keluarganya.Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).

Pada tanggal 15 Juli 2013Pagi: Pisang goreng,kue putu mayang,Teh manis hangatSiang: Nasi dengan lauk pauk,Es Teh manisMalam: Nasi goreng , Air putih hangat

Pada tanggal 16 Juli 2013Pagi: Indomie rebus,Teh manis hangatSiang: Nasi padang, minuman sodaMalam: Sate ayam dan lontong,Air putih hangat

Pada tanggal 17 Juli 2013Pagi: Nasi uduk dengan gorengan, Teh manis hangatSiang: Kue jajanan pasar,dan gado-gado,Teh botolMalam: Martabak manis, Air putih

Riwayat Penyakit Dahulu:Pasien menderita diabetes mellitus lima bulan yang laluRiwayat hipertensi disangkalRiwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkalRiwayat Penyakit Keluarga:Ayah pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus

Riwayat Sosial Ekonomi:Pasien tinggal bersama suami dan empat orang anak kandungnya. Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari usaha berdagang penghasilan kurang lebih Rp 500.000 - 1.000.000,-/bulan. Ny. Ratna dan Tn.Mustamin mulai bekerja di Pasar Senen sebagai pedagang kueRiwayat Kebiasaan:Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan pasien dalam sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan yang manis seperti minum teh manis lebih dari tiga gelas sehari dan kue jajanan pasar seperti kue putu mayang, kebiasaan ini diakui oleh pasien sudah lebih dari lima tahun. Pasien jarang olahraga karena ia beranggapan bahwa pekerjaannya sebagai pedagang diaanggap seperti berolahraga

C. Pemeriksaan FisikBB: 58 KgTB: 153 cm

BB Ideal: (153-100) (10 % x 53) = 47,7kgStatus Gizi: NormalIMT: 24,7 kg/m2 Rumus Broca:( 58 :47,7) x100% =121 ( Gemuk)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 18 Juli 2013GDS : 428 mg/dL

NoNamaKedudukan dalam KeluargaGenderUmurPendidikanPekerjaan1.Tn.MustaminKepala Keluarga (Ayah)L57 thSMPPedagang2.Ny. Ratna Istri (Ibu)P56 thSDPedagang3.Tn. RyoAnak IL27 thSMABelum bekerja4Tn.Nusa AnomAnak IIL23 thSMPBelum bekerja5An.Ayu WidiaAnak IIIp 18thSMAPelajar6An.Ragil PrakosoAnak IVL8 thSDPelajarFungsi adaptasi (adaptation) kurang baik, yaitu pasien merasa sedih karena dukungan keluarga yang tidak begitu besar untuk membuat pasien sembuh.

Fungsi kemitraan (partnership) kurang baik di mana setiap anggota keluarga kurang berkomunikasi aktif untuk rembuk ataupun untuk mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien dengan anggota keluarga yang lain. Setiap anggota keluarga sudah sibuk dengan aktifitasnya masing.Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak ada tekanan untuk menyuarakan pendapat. Setiap anggota keluarga juga dibebaskan memberi pendapat dan melakukan kegiatan yang disukainya.Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak ada tekanan untuk menyuarakan pendapat. Setiap anggota keluarga juga dibebaskan memberi pendapat dan melakukan kegiatan yang disukainya.

Fungsi kasih sayang (Affection) dalam keluarga ini kurang harmonis di mana hubungan orang tua dengan anak anaknya kurang terjalin saling menyayangi, sehingga perhatian tidak terlalu tampak di antara anggota keluarga karena kesibukan masing-masing keluargaFungsi kebersamaan (resolve) terbilang buruk dimana kurangnya kebersamaan dalam membagi waktu untuk keluarga serta ruang untuk bertukar pikiran juga menjadi salah satu hal yang membuat hubungan dalam keluarga ini tidak begitu harmonis. Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : milik sendiriDaerah perumahan : padat bersihKarakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulanLuas rumah: 12 x 9 m2Keluarga Ny.Nurwati dan Tn. Mustamin mempunyai rumah yang cukup memenuhi kriteria rumah sehat, karena luas rumah sesuai dengan jumlah penghuni dan semua anggota keluarga mempunyai kamar untuk tidur. Ketersediaan air bersih dan jamban keluarga cukup baik.Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orangLuas halaman rumah: 2 x 2 m2Tidak bertingkatLantai rumah dari: SemenDinding rumah dari: TembokJamban keluarga: AdaTempat bermain: Tidak adaPenerangan listrik: 900 wattKetersediaan air bersih: AdaTempat pembuangan sampah : AdaKepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan rumah tangga)

- satu buah sepeda motor- satu buah televisi 21 inchsatu buah lemari es satu pintu- tiga buah kipas angin- satu buah kompor gas- satu buah setrikaan- tiga buah telepon genggam

Tabel 3 Pelayanan KesehatanFaktorKeteranganKesimpulanCara mencapai pusat pelayanan kesehatanAngkot atau kendaraan pribadiPasien jika sakit berobat ke Puskesmas. Karena biaya yang murah dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga dapat ditempuh dengan naik angkot atau naik sepeda motor menuju puskesmas. Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas.Tarif pelayanan kesehatanTerjangkau dan murahKualitas pelayanan kesehatanCukup memuaskanPola Konsumsi Makanan KeluargaMenu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan yang biasa dihidangkan Ny. Ratna terdiri dari nasi, sayur, dan lauk..Sayur yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain sayuran hijau baik direbus atau ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, Ikan asin, telur, tahu maupun tempe. Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Pola makan keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan pagi, makan siang dan makan malamPola Dukungan Keluarga

a.Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Fasilitas yang telah tersedia cukup memudahkan keluarga Ny. Ratna dan Tn. Mustamin untuk melaksanakan pola hidup sehat dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Ratna (pasien). Kepemilikan sarana transportasi memudahkan pasien untuk menjangkau Puskesmas dan instansi pelayanan kesehatan terdekat.b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pola konsumsi keluarga Ny. Ratna kurang baik, dikarenakan masih sering mengkonsumsi makan makanan yang manis seperti teh manis serta kue-kue jajanan pasar, Terlepas dari penyakitnya, Ny. Ratna juga merasa sedih karena anggota keluarga inti-nya yang acuh terhadapnya penyakitnya yang dideritanya kini. Hal tersebut yang membuatnya tidak memiliki niat yang kuat unuk sembuh

GenogramBentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family)Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)

Tn.TonoAn.RagilAn.AyuTn.NusaTn.RyoTn.MustaminNy.RatnaNy inahIdentifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga Dalam struktur keluarga kepala keluarga yang masih aktif bekerja sebagai pedagang dan istri pasien juga bekerja sebagai pedagang dan lebih fokus terhadap pekerjaannya. Empat orang anak yang tinggal serumah dengan pasien, yaitu dua belum bekerja dan dua orang anak yang masih bersekolah yang salah satunya merupakan anak remaja yang seringkali pergi bersama teman-temannya dan kurang memberi perhatian kepada keluarga.

2 Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga diabetes mellitus, yaitu Ayah kandung. Saat ini pasien menderita penyakit diabetes melitus. Jari-jari kaki pasien juga mulai sering kesemutan. Terkadang tubuh pasien juga terasa lemas.3.Masalah dalam fungsi psikologis:

Suami pasien adalah seorang suami yang sibuk berdagang dan berpenghasilan pas-pasan. Pasien, selain menjadi ibu rumah tangga, dan mengurus empat orang anaknya, juga berprofesi sebagai pedagang menjual kue basah di Pasar Senen. Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian kepada pasien sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang akibat tidak adanya kedekatan antar keluarga. 4.Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari suami pasien sendiri yang berasal dari dagangnya yang dibantu dari dagangan sang istri, sedangkan kedua anak mereka yang tertua belum mendapat pekerjaan Untuk biaya kesehatan, pasien masih dengan biaya sendiri.

5. Masalah lingkungan

Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan di sekitar rumah pun terjaga dengan baik. Tingkat pencemaran udara di lingkunagn rumah pasien cukup tinggi karena terletak di pinggir jalan yang ramai dilewati kendaraan bermotor.

6. Masalah perilaku kesehatan

Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Pasien juga tidak memilki motivasi yang kuat untuk sembuh, sehingga pasien jarang datang ke Puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Selain itu usaha pasien dalam merubah pola makan dan gaya hidup masih kurang.

Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1.Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)Pasien datang ke Puskesmas Senen karena merasa lemas yang sudah dirasakan dalam waktu satu minggu dan disertai dengan rasa kesemutan serta sakit kepala. Kedatangan ini atas kemauannya sendiri. Pasien merasa sejak sekitar satu minggu terakhir sering kesemutan di kedua kaki dan juga merasa lemas dan hal itu cukup mengganggunya dalam bekerja. Pasien datang kontrol dengan harapan mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang penyakitnya dan mengetahui perkembangan gula darahnya.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis Diabetes Mellitus tipe II yang tidak terkontrol dengan komplikasi neuropati diabetik.3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat diabetes mellitus, yaitu Ayah kandung pasien. Pasien sering lupa untuk minum obat dan malas untuk kontrol gula darahnya. Pasien juga masih sulit mengontrol dan membantasi mengkonsumsi makan-makanan dengan kadar gula tinggi. Di samping itu, pasien juga malas berolahraga, karena ia beranggapan pekerjaannya sebagai pedagang makanan sudah cukup menguras tenaga dan keringatnya dan sama saja seperti berolah raga.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi penyakit pasien, kurangnya komunikasi antara pasien dan anggota keluarga dikarenakan kesibukan masing-masing sehingga tidak mengingatkan untuk berobat, kontrol gula darah atau minum obat, dan kurang memperhatikan pola diet pasien.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)Ny. Ratna dapat sendiri melakukan aktivitas dan menjalankan fungsi sosial dalam kehidupannya. Namun pasien mengaku kadangkala terganggu dengan diabetes mellitus yang dideritanya terutama ketika tangan atau kakinya mulai terasa kesemutan dan badan terasa lemas.

Rencana PelaksanaanAspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanKeteranganAspek personalMemberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit diabetes melitus dan memberikan informasi mengenai perkembangan penyakitnya. PasienSaat pasien berobat ke Puskesmas.Sadar kan pentingnya untuk kontrol gula darah. Tidak menolakAspek klinikMemberikan obat kencing manis (Diabetes Mellitus),dan menjelaskan fungsi obat dan cara konsumsinya yaitu :glibenklamid 1x1 (30 menit sebelum makan pagi dan metformin 1x1 setelah makan pagi) yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah.dan diberikan tambahan vitamin B12 dosis 1x1 untuk keluhan kesemutan.PasienPada saat kunjungan ke puskesmasDM terkontrol, mencegah komplikasiTidak menolakAspek risiko internal- Membantu pasien mengubah pola makan yang baik / rendah gula - menganjurkan untuk berolah ragaPasienPada saat di puskesmas dan saat kunjungan ke rumahPasien mampu mengelola dan paham pola makan yang baik bagi penyandang diabetes mellitus Tidak menolakAspek psikososial keluargaMenganjurkan keluarga memberi dukungan kepada pasien agar selalu menjaga kesehatannya dan selalu mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol gula darah, dan mendukung pola diet pasien. Menganjur-kan kepada keluarga pasien untuk meningkat-kan komunikasi yang baik dengan pasienkeluargaPada saat kunjungan ke rumahKeluarga memberi perhatian dan dukungan lebih kepada pasien dan pasien lebih termotivasi untuk sembuhTidak menolakAspek fungsionalMenyarankan pasien untuk latihan jasmani seperti :jalan kaki, senam diabetes , bersepeda santai, joging dan berenang.Pasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumahKondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuatTidak menolakPrognosis1.Ad vitam: dubia ad bonam2.Ad sanasionam: dubia ad bonam3.Ad fungsionam: dubia ad bonam