lp stroke

42
A. Konsep Teori Lansia 1. Batasan Lansia Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi: a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 – 59 tahun b. Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun c. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun 2. Proses Menua (Aging Process) Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Dharmojo, 2000). Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. 1

Upload: alpi-anor

Post on 13-Apr-2016

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LP STROKE

TRANSCRIPT

Page 1: LP STROKE

A. Konsep Teori Lansia

1. Batasan Lansia

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 – 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

2. Proses Menua (Aging Process)

Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh

setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun

1998 adalah 60 tahun.

Menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita (Dharmojo, 2000).

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa

dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis

maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara

fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor,

rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan

lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat

dan kurang gairah.

3. Teori Proses Menua

a. Teori – Teori Biologi

1) Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies –

spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia

yang diprogram oleh molekul – molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya

akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel

1

Page 2: LP STROKE

– sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).

2) Pemakaian dan Rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).

3) Reaksi dari Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat

khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut

sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

4) Teori “Immunology Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory)

Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya

virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

5) Teori Stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.

Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

terpakai.

6) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas

(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik

seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-

sel tidak dapat regenerasi.

7) Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang

kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya

elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

8) Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah

setelah sel-sel tersebut mati.

b. Teori Kejiwaan Sosial

1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah

mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

2

Page 3: LP STROKE

Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut

usia.

Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap

stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.

2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori

ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan

bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat

dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.

3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara

berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.

Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik

secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan

ganda (triple loss), yakni :

Kehilangan Peran

Hambatan Kontak Sosial

Berkurangnya Kontak Komitmen

c. Teori Psikologi

1) Teori Tugas Perkembangan

Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa

tua antara lain adalah:

Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan

Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya

Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

Selain tugas perkembangan di atas, terdapat pula tugas perkembangan

yang spesifik yang dapat muncul sebagai akibat tuntutan

Kematangan fisik

Harapan dan kebudayaan masyarakat

3

Page 4: LP STROKE

Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi

Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,

kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 1954).

2) Teori Individual Jung

Carl Jung (1960) Menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian

dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda

dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian

individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran

bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau

ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert).

Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan

merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.

3) Teori Delapan Tingkat Kehidupan

Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya

kondisi dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan

tertentu. Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap perubahan

psikologis (delapan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua,

tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai

keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.

Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan

Erikson dengan mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat

dipilah dalam tiga tingkat yaitu: pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan

preokupasi, perubahan tubuh terhadap pola preokupasi, dan perubahan ego

terhadap ego preokupasi.

Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, tugas

perkembangan yang harus dijalani oleh lansia adalah menerima identitas diri

sebagai orang tua dan mendapatkan dukungan yang adekuat dari lingkungan

untuk menghadapi adanya peran baru sebagai orang tua (preokupasi). Adanya

pensiun dan atau pelepasan pekerjaan merupakan hal yang dapat dirasakan

sebagai sesuatu yang menyakitkan dan dapat menyebabkan perasaan

penurunan harga diri dari orang tua tersebut.

4

Page 5: LP STROKE

4. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan

yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila

proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah

berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto

(1994) menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:

a. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang

lain,

b. Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola

hidupnya,

c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah

meninggal atau pindah,

d. Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang

bertambah banyak, dan

e. Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan

dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik

yang mendasar adalah perubahan gerak.

Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat

terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin

berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta

terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit.

Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu

menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut

diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk

meningkatkan kebugaran fisiknya.

Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri

penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:

a. Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya

b. Penarikan diri ke dalam dunia fantasi

c. Selalu mengingat kembali masa lalu

d. Selalu khawatir karena pengangguran

e. Kurang ada motivasi

5

Page 6: LP STROKE

f. Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan

g. Tempat tinggal yang tidak diinginkan.

Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah:

minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas,

menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan

memiliki kekhawatiran minimal terhadap diri dan orang lain.

5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Ketuaan

a. Hereditas atau ketuaan genetik

b. Nutrisi atau makanan

c. Status kesehatan

d. Pengalaman hidup

e. Lingkungan

f. Stres

6. Perubahan – Perubahan yang Terjadi pada Lansia

a. Perubahan Fisik

1) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya

cairan intra dan ekstra seluler

2) Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon

waktu untuk mereaksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran,

presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum

karena meningkatnya keratin

3) Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon

terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnya

ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang

pandang.

4) Sistem Kardiovaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku,

kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah

berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meninggi.

5) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga

6

Page 7: LP STROKE

menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya

sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan

menurun.

6) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi, sehingga menyebkan gizi buruk,

indera pengecap menurun karena adanya iritasi selaput lendir dan atropi

indera pengecap sampai 80%, kemudian hilangnya sensitifitas saraf

pengecap untuk rasa manis dan asin.

7) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga

aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %.

Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria,

otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc

sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan

berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % dialami oleh pria

diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput

lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi

alkali.

8) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon

menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah,

aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate

(BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan

testosteron.

9) Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan

lemak, kulit kepala dan rambut menipis menjadi kelabu, sedangkan rambut

dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.

10) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh

menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine

vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut - serabut otot,

sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kram dan tremor.

11) Sistem Reproduksi : Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi

wanita meliputi penipisan dinding vagina dengan pengecilan ukuran dan

hilangnya elastisitas, penurunan sekresi vagina, atropi uterus dan ovarium,

serta penurunan tonus muskulus pubokoksigeus. Pada pria lanjut usia,

7

Page 8: LP STROKE

penis dan testis menurun ukurannya dan kadar androgen berkurang.

b. Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :

Perubahan fisik, khususnya organ perasa

Kesehatan umum

Tingkat pendidikan

Keturunan

Lingkungan.

c. Perubahan Perubahan Psikososial

Pensiun : nilai seorang diukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan

dengan peranan dalam pekerjaan

Merasakan atau sadar akan kematian

Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan

bergerak lebih sempit.

Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.

Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan

teman dan famili.

Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap

gambaran diri, perubahan konsep diri.

d. Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya

(Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal

ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan

Zentner, 1970).

8

Page 9: LP STROKE

7. Patofisiologi Proses Penuaan

9

Berbagai teori ttg.proses menua :A.Faktor Biologi

- Teori Kesalahan.- Teori Keterbatasan- Teori Pakai Dan Usang- Teori Imunitas- Teori Radikal Bebas- Teori Ikatan Silang

B. Faktor Psikologis- T.Tugas perkembangan- T.Delapan tingkat kehidupan- T. Jung

C. Faktor Sosial.- Teori Stratifikasi- Teori Aktifitas- Teori Kontinyuitas

Perubahan-perubahan yg terjadi:- Terganggunya pembentukan

sel-sel baru- Penurunan fungsi imunitas - Penurunan semua fungsi organ

tubuh.- Tidak stabilnya keadaan

psikologis- Memasuki group / kelompok

lansia dalam komunitas

Penurunan berbagai fungsi sistem dan organ tubuh ; paru, jantung, ginjal, pencernaan, penglihatan, musculuskletal, dll

Diagnosa Keperawatan :a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhanb. Keterbatasan mobilitas fisikc. Gangguan rasa nyaman ; Nyerid. Gangguan pemenuhan aktivita sehari-harie. Resiko terjadinya infeksif. Resiko terjadinya cedera

Page 10: LP STROKE

B. Konsep Stroke

1. Definisi

Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh

gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat

menimbulkan cacat atau kematian. Secara umum, stroke digunakan sebagai

sinonim Cerebro Vascular Disease (CVD) dan kurikulum Inti Pendidikan Dokter

di Indonesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan

peredaran darah otak (GPDO). Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut

juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas,

invaliditas).

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal,

regional maupun global yang berlangsung cepat, berlangsung 24 jam atau lebih

atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan

peredaran darah otak non traumatik.

Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan

aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan

daerah fokal pada otak yang terganggu.

Stroke Non Haemorhagik dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis

serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di

pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan

hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder dan kesadaran umummnya

baik.

2. Anatomi Pembuluh Darah Otak

Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang

dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Semua orang

memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi koneksi di antara

berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa, otak membentuk hanya sekitar

2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar 20%

oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam darah arterial.

Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar

15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi

10

Page 11: LP STROKE

normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis

interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke

bagian depan. Otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua

adalah vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut

sebagai sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum

anterior bertemu dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu

sirkulus willisi.

Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-

fungsi dari otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat

sensibilitas, sebagai area broca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernicke

atau pusat bicara sensoris, sebagai area visuosensoris, dan otak kecil yang

berfungsi sebagai pusat koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat

jalan serabut-serabut saraf ke target organ.

Jika terjadi kerusakan gangguan otak maka akan mengakibatkan

kelumpuhan pada anggota gerak, gangguan bicara, serta gangguan dalam

pengaturan nafas dan tekanan darah. Gejala di atas biasanya terjadi karena adanya

serangan stroke.

11

Page 12: LP STROKE

3. Etiologi

Stroke secara umum dapat disebabkan oleh:

1. Infark otak (80 %)

Emboli.

2. Perdarahan intraserebral (15 %)

Hypertensi.

3. Perdarahan sub arakhnoid (5 %)

4. Penyebab lain (dapat menyebabkan infark / perdarahan)

Trombus sinus dura.

Kondisi hyperkoagulasi.

Stroke Non Haemorhagik

Thrombosis Cerebral

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga

menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti

di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau

bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan

penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan

gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan thrombosis otak :

a. Atherosklerosis

Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya

kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis

atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme

berikut :

1. Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.

2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.

3. Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan

thrombus (embolus)

4. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan

terjadi perdarahan.

b. Hypercoagulasi pada polysitemia

12

Page 13: LP STROKE

Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/hematokrit meningkat

dapat melambatkan aliran darah serebral.

c. Arteritis (radang pada arteri)

Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan

darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung

yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung

cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini

dapat menimbulkan emboli :

a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD)

b. Myokard infark

c. Fibrilasi, keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan

ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu

kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.

d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya

gumpalan-gumpalan pada endocardium.

4. Klasifikasi

Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi klinik

dan proses patologik (kausal):

a. Berdasarkan manifestasi klinik:

i. Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)

Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak

akan menghilang dalam waktu 24 jam.

ii. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological

Deficit (RIND)

Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama

dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.

iii. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)

Gejala neurologik makin lama makin berat.

iv. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)

Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.

13

Page 14: LP STROKE

b. Berdasarkan Kausal:

i. Stroke Trombotik

Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh

darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar

dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik

terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan

darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya

kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan

pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke

pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan

merupakan indikator penyakit aterosklerosis.

ii. Stroke Emboli/Non Trombotik

Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan

lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang

mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.

5. Patofisiologi

Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.

Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya

pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai

oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin

lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan

spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan

paru dan jantung). Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting

terhadap otak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat

beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi

turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai

emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan;

1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.

2. Edema dan kongesti disekitar area.

Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari pada area

infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-

14

Page 15: LP STROKE

kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai

menunjukan perbaikan CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak

terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus

menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi

akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau

ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat

menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan

perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih

disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah..

Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian

dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral

terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh

anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan

irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh

karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest.

6. Manifestasi Klinis

Gejala utama GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) akibat trombosis

serebri ialah timbulnya defisit neurologis secara mendadak atau sub akut

didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi. Dan

biasanya kesadaran tak menurun. Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50

tahun. Pada fungsi lumbal likor serebrospinal jernih. Tekanan normal dari eritrosit

kurang dari 500 cc. Pada embolus yang cukup besar dapat menyebabkan

penurunan kesadaran.

Bagi pasien yang mengalami TIA, 1/3 akan mengalami stroke mayor, 1/3

akan tetap TIA, 1/3 lagi sembuh. Jika arteri karotis dan serebral yang terkena,

gejalanya: pasien mengalami kebutaan pada satu matanya, Hemiplegi gangguan

bicara dan kekacauan mental.

Jika arteri vertebralis, gejalanya: pening, diplopia, kekacauan penglihatan

pada satu atau kedua bidang pandang dan disatria.

15

Page 16: LP STROKE

Perbedaan Stroke Hemoragic dan Non Haemorhagic

Pengkajian Perdarahan InfarkAnamnese 1. Permulaannya

2. Waktu kejadian

3. Tanda awal4. Nyeri kepala5. Kejang6. Kesadaran menurun

Sangat akutPenderita aktif

-+++++++++

Sub akutBangun pagi /

istirahat+ +

--

- / +

Pemeriksaan Fisik 1. Penurunan kesadaran2. Bradikardi3. Udema pupil4. Kaku kuduk5. Kernig/ Brudzinski6. Ptosis7. Perdarahan retina

+ + ++ +

Sering ++ +

+ + + + ++ +

- / +- / +-----

Cairan Serebrospinal

1. Tekanan2. Warna3. Eritrosit

MeningkatMerah> 1000

NormalJernih< 500

7. Komplikasi

Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi,

komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:

1. Berhubungan dengan immobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada daerah

tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.

2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,

deformitas dan terjatuh

3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsi dan sakit kepala.

4. Hidrocephalus

8. Pemeriksaan Penunjang

1. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara

spesifik, seperti perdarahan, atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi/ruptur.

16

Page 17: LP STROKE

2. CT Scan: memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya

infark. catatan: mungkin tidak dengan segera menunjukan adanya perubahan

tersebut.

3. Fungsi Lumbal: menunjukkan adanya tekanan abnormal dan biasanya ada

trombosis, emboli serebral dan TIA. Tekanan meningkat dan cairan yang

mengandung darah menunjukan adanya hemoragik subaraknoid atau

perdaraha intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus trombosis

sehubungan dengan adanya proses inflamasi.

4. MRI: menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi

arterivena (MAV).

5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah

sistem arteri karotis (aliran darah/muncul plak), arteriosklerotik).

6. EEG: mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan

mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

7. Sinar X tengkorak: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

daerah yang berlawanan dari massa yang meluas; kalsifikasi karotis interna

terdapat pada trombosis serebral; kalsifikasi parsial dinding aneurisma pada

perdarahan subaraknoid.

9. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan

a. Bantuan kepatenan jalan nafas.

b. Tirah baring.

c. Penatalaksanana cairan dan nutrisi.

d. Obat-obatan:

1) Antikoagulasi/antiplatelet

2) Anti oedema.

e. Kortikosteroid.

f. EKG dan pemantauan jantung.

g. Hipotermia.

h. Pantau TIK.

i. Pemasangan kateter indelwelling.

j. Rehabilitasi neurologis.

17

Page 18: LP STROKE

Pengobatan Konservatif

a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,

tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.

b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.

c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi

pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.

Pengobatan Pembedahan

Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :

a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan

membuka arteri karotis di leher.

b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya

paling dirasakan oleh pasien TIA.

c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.

d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

1. Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis

3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan

persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.

4. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.

5. Sindrom defisit self-care: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler,

kerusakan mobilitas fisik

6. Risiko infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasif

7. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b/d

kurang paparan dan keterbatasan kognitif

8. Gangguan eliminasi BAB b/d imobilisasi

9. Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot

menelan

10. Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran

18

Page 19: LP STROKE

NODX

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak

Setelah dilakukan tindakan keperawatan …… jam diharapkan perfusi jaringan efektif dg KH:

       Perfusi jaringan cerebral: Fungsi neurology meningkat, TIK dbn, Kelemahan berkurang

       Status neurology: Kesadaran meningkat, Fungsi motorik meningkat, Fungsi persepsi sensorik meningkat., Komunikasi kognitif meningkat, Tanda vital stabil

Peningkatan perfusi serebral

       Kaji kesadaran klien       Monitor status

respirasi       Kolaborasi obat-obatan

untuk memepertahankan status hemodinamik.

       Monitor laboratorium utk status oksigenasi: AGD

Monitor neurology       Monitor pupil:

gerakan, kesimetrisan, reaksi pupil

       Monitor kesadaran,orientasi, GCS dan status memori.

       Ukur vital sign       Kaji peningkatan

kemampuan motorik, persepsi sensorik ( respon babinski)

       kaji tanda-tanda keadekuatan perfusi jaringan cerebral

       Hindari aktivitas yg dapat meningkatkan TIK

       Laporkan pada dokter ttg perubahan kondisi klien

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis

Setelah dilakukan askep .. jam terjadi peningkatan status nutrisi dg KH:

      Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.

      Identifikasi kebutuhan nutrisi.

      Bebas dari tanda malnutrisi.

Managemen nutrisi      Kaji pola makan klien      Kaji kebiasaan makan

klien dan makanan kesukaannya

      Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan intake nutrisi dan cairan

      kelaborasi dengan ahli

19

Page 20: LP STROKE

gizi tentang kebutuhan kalori dan tipe makanan yang dibutuhkan

      tingkatkan intake protein, zat besi dan vit c

      monitor intake nutrisi dan kalori

      Monitor pemberian masukan cairan lewat parenteral.

Nutritional terapi  kaji kebutuhan untuk

pemasangan NGT  berikan makanan

melalui NGT k/p  berikan lingkungan

yang nyaman dan tenang untuk mendukung makan

  monitor penurunan dan peningkatan BB

  monitor intake kalori dan gizi

3 Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.

Setelah dilakukan Askep …. jam diharapkan terjadi peningkatan mobilisasi, dengan criteria:Level mobilitas:

       Peningkatan fungsi dan kekuatan otot

       ROM aktif / pasif meningkat

       Perubahan pposisi adekuat.       Fungsi motorik meningkat.       ADL optimal

Latihan : gerakan sendi (ROM)

       Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas fisik

       Jelaskan kepada klien dan keluarga manfaat latihan

       Kolaborasi dg fisioterapi utk program latihan

       Kaji lokasi nyeri/ ketidaknyamanan selama latihan

       Jaga keamanan klien       Bantu klien utk

mengoptimalkan gerak sendi pasif manpun aktif.

       Beri reinforcement positif setipa kemajuan

20

Page 21: LP STROKE

Terapi latihan : kontrol otot

       Kaji kesiapan klien utk melakukan latihan

       Evaluasi fungsi sensorik

       Berikan privacy klien saat latihan

       kaji dan catat kemampuan klien utk keempat ekstremitas, ukur vital sign sebelum dan sesudah latihan

       Kolaborasi dengan fisioterapi

       Beri reinforcement ppositif setipa kemajuan

4 Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.

Setelah dilakukan askep …. jam, kemamapuan komunitas verbal meningkat,dg criteria:Kemampuan komunikasi:

       Penggunaan isyarat       nonverbal       Penggunaan bahasa tulisan,

gambar       Peningkatan bahasa lisan

Komunikasi : kemampuan penerimaan.

       Kemampuan interprestasi meningkat

Mendengar aktif:       Kaji kemampuan

berkomunikasi       Jelaskan tujuan

interaksi       Perhatikan tanda

nonverbal klien       Klarifikasi pesan

bertanya dan feedback.       Hindari barrier/

halangan komunikasi

Peningkatan komunikasi: Defisit bicara

       Libatkan keluarga utk memahami pesan klien

       Sediakan petunjuk sederhana

       Perhatikan bicara klien dg cermat

       Gunakan kata sederhana dan pendek

       Berdiri di depan klien saat bicara, gunakan isyarat tangan.

       Beri reinforcement positif

21

Page 22: LP STROKE

       Dorong keluarga utk selalu mengajak komunikasi denga klien

5 Sindrom defisit self-care: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler, kerusakan mobilitas fisik

Setelah dilakukan askep … jam, self-care optimal dg kriteria :

       Mandi teratur.       Kebersihan badan terjaga       kebutuhan sehari-hari

(ADL) terpenuhi

Self-care assistant.       Kaji kemampuan klien

dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari

       Sediakan kebutuhan yang diperlukan untuk ADL

       Bantu ADL sampai mampu mandiri.

       Latih klien untuk mandiri jika memungkinkan.

       Anjurkan, latih dan libatkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan klien sehari-hari

       Berikan reinforcement positif atas usaha yang telah dilakukan klien.

6 Risiko infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasif

Setelah dilakukan askep … jam tidak terdapat faktor risiko infeksi pada klien dengan KH:

       Tidak ada tanda-tanda infeksi

       status imune klien adekuat       V/S dbn,       AL dbn

Konrol infeksi :      Bersihkan lingkungan

setelah dipakai pasien lain.

      Pertahankan teknik isolasi.

      Batasi pengunjung bila perlu.

      Intruksikan kepada keluarga untuk mencuci tangan saat kontak dan sesudahnya.

      Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan.

      Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.

      Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.

      Pertahankan lingkungan yang

22

Page 23: LP STROKE

aseptik selama pemasangan alat.

      Lakukan dresing infus, DC setiap hari.

      Tingkatkan intake nutrisi dan cairan

      berikan antibiotik sesuai program.

Proteksi terhadap infeksi

      Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.

      Monitor hitung granulosit dan WBC.

      Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.

      Pertahankan teknik isolasi bila perlu.

      Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas.

      Dorong istirahat yang cukup.

      Monitor perubahan tingkat energi.

      Dorong peningkatan mobilitas dan latihan.

      Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program.

      Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi.

      Laporkan kecurigaan infeksi.

7 Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan dan keterbatasan kognitif

Setelah dilakukan askep … jam pengetahuan keluarga klien meningkat dg KH:

      Keluarga menjelaskan tentang penyakit, perlunya pengobatan          dan memahami perawatan

      Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat

Mengajarkan proses penyakit

      Kaji pengetahuan keluarga tentang proses penyakit

      Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan tanda gejala penyakit

23

Page 24: LP STROKE

dilakukan tindakan       Beri gambaran tentaang tanda gejala penyakit kalau memungkinkan

      Identifikasi penyebab penyakit

      Berikan informasi pada keluarga tentang keadaan pasien, komplikasi penyakit.

      Diskusikan tentang pilihan therapy pada keluarga dan rasional therapy yang diberikan.

      Berikan dukungan pada keluarga untuk memilih atau mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik.

      Jelaskan pada keluarga tentang persiapan / tindakan yang akan dilakukan

8 Gangguan eliminasi BAB berhubungan dengan imobil

Setelah dilakukan askep .. jam pasien tdk mengalami konstipasi dg KH:

      Pasien mampu BAB lembek tanpa kesulitan

Konstipation atau impaction management

      Monitor tanda dan gejala konstipasi

      Monitor pergerakan usus, frekuensi, konsistensi

      Identifikasi diet penyebab konstipasi

      Anjurkan pada pasien untuk makan buah-buahan dan makanan berserat tinggi

      Mobilisasi bertahab      Anjurkan pasien u/

meningkatkan intake makanan dan cairan

      Evaluasi intake makanan dan minuman

      Kolaborasi medis u/ pemberian laksan kalau perlu

9 Gangguan sete lah dilakukan askep ... Mewasdai aspirasi

24

Page 25: LP STROKE

menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan

jam status menelan pasien dapat berfungsi

      monitor tingkat kesadaran

      monitor status paru-paru

      monitor jalan nafas      posisikan 30-400

      berikan makan / NGT jika memungkinkan

      hindari memberikan makan peroral jika terjadi penurunan kesadaran

      siapkan peralatan suksion k/p

      tawarkan makanan atau cairan yang dapat dibentuk menjadi bolus sebelum ditelan

      potong makanan kecil-kecil

      gerus obat sebelum diberikan

      atur posisi kepala 30-450 setelah makanTerapi menelan

      Kolaborasi dengan tim dalam merencanakan rehabilitasi klien

      Berikan privasi      Hindari menggunakan

sedotan minum      Instruksikan klien

membuka dan menutup mulut untuk persiapan memasukkan makanan

      Monitor tanda dan gejala aspirasi

      Ajarkan klien dan keluarga cara memberikan makanan

      Monitor BB      Berikan perawatan

mulut      Monitor hidrasi tubuh      Bantu untuk

mempertahankan intake kalori dan cairan

      Cek mulut adakah sisa

25

Page 26: LP STROKE

makanan      Berikan makanan yang

lunak.10 Risiko

trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran

Setelah dilakukan askep … jam terjadi peningkatan Status keselamatan Injuri fisik Dg KH :

   Klien dalam posisi yang aman dan bebas dari injuri

   Klien tidak jatuh

Manajemen kejang      monitor posisi tidur

klien      Pertahankan kepatenan

jalan nafas      Beri oksigen      Monitor status

neurologi      Monitor vital sign      Catat lama dan

karakteristik kejang (posisi tubuh, aktifitas motorik, prosesi kejang)

      Kelola medikasi sesuai order

Manajemen lingkungan

      Identifikasi kebutuhan keamanan klien

      Jauhkan benda yang membahayakan klien

      pasang bed plang      Sediakan ruang khusus      Berikan lingkungan

tenang      Batasi pengunjung      Anjurkan pada

keluarga untuk menunggu/berada dekat klien

26