lp post vacum

Download Lp Post Vacum

If you can't read please download the document

Upload: angel-ea-aggyl-part-ii

Post on 16-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

LP POST VACUM

TRANSCRIPT

Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUANAsuhan Keperawatan Post Partum Dengan Ekstraksi Vakumdi Ruang B3 Obstetri RSUP. Dr. Kariadi Semarang

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Praktek Klinik Maternitas

Disusun Oleh :

SHINDI ANI ANWARP. 174.201.0.70.31

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG2008

EKSTRAKSI VAKUM

PENGERTIANEkstraksi vakum adalah tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan 500 gr atau lebih dengan memakai sebuah mangkok penghisap ditempelkan pada kepala janin dengan cara menimbulkan keadaan vakum, dan selama prosedur ekstraksi dilangsungkan, keadaan vakum dipertahankan. Seutas tali terkait pada mangkok dan lewat rantai ini, mangkok tersebut ditarik perlahan-lahan secara intermiten pada saat uterus ibu mengadakan kontraksi.

Ekstraksi vakum merupakan alternatif yang sangant membantu untuk menggantikan tindakan forseps rendah pada saat ibu merasa letih dan tidak mampu mengedan dengan efektif..Disamping itu, ekstraksi vakum kadang-kadang dipakai untuk membantu memutar presentasi melintang atau oksiput posterior menjadi posisi anterior.Dengan menggunakan ekstraksi vakum, kemungkinan leserasi atau keharusan melakukan episiotomi akan lebih kecil bila dibandingkan dengan tindakan forseps. Namun demikian, ekstraksi vakum berlangsung lambat sehingga tidak dilakukan pada keadaan fatal distress

Indikasi Kala II lama dengan presentasi kepala belakang / verteksKelelahan ibuPartus tak majuGawat janinToksemia gravidarumRuptura uteri iminens

Ibu:Memperpendek persalinan kala II, penyakit jantung kompensata, penyakit paru fibrotikJanin: Adanya gawat JaninWaktu: persalinan kala lama

Kontra indikasiMal presentasi ( dahi, puncak kepala, muka, bokong )Panggul sempit ( disporposi kepala panggul )Ibu: ruptur uteri membakat, ibu tidak boleh mengejanJanin: Letak lintang, presentasi muka, presentasi bokong, peterm, kepala menyusul.

Syarat - Syaratpembukaan lengkap atau hampir lengkappresentasi kepalacukup bulan ( tidak prematur )tidak ada kesempitan panggulNk hidup dan tidak gawat janinPenurunan di Hodge IIIKontraksi baikIbu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan

KelebihanDapat digunakan pada :

bembukaan servik uteri yang belum lengkap dengan menggunakan vakum ekstraktor pada pembukaan serviks dapat dipercepat secara mekanis, sebaiknya ekstraksi vakum baru dilakukan pada pembukaan serviks uteri sekurang-kurangnya 7 cm pada kepala janin belum turun.Tidak memerlukan anestesi umum.Komplikaasi pada ibu maupun janin lebih sedikit.

KekuranganWaktu untuk melahirkan janin lebih lama dari ekstraksi forsep (lebih dari 6 menit)Ekstraksi vakum tidak dapat digunakan pada : Letak muka.Kaput suksedenum yang sudah besar.Gawat janin yang berat.Kepala menyusul (aftter coming head) pada letak sungsang.Disproporsi cephalo serviks

Komplikasi Pada ibu :

Robekan pada serviks uteri.Robekan pada sensing vaginaperdarahan akibat atonia uteri atau trauma jalan lahir, infeksi

Pada Janin :

Perdarahan dalam otakKaput suksedenum artifisialis, yang biasanya akan hilang sendiri selama 24-48 jamEkskoriasi kulit kepala sefalhematoma, subgaleal hematoma, nekrosis kulit kepala perdarahan intra cranial, jaundice fraktur klavikula, kerusakan N.VI dan N.VII.

Alat Alat Ekstraksi Vakum Sejenis mangkok dari logam yanag agak mendatar dalam berbagai ukuran (diameter 30-60 mm) dengan lubang dditengahnya.Pipa karet yang pada ujung satunya dihubungkan dengan mangkok dan pada ujung yang lain dengan suatu alat penarik dengan logam.Rantai dari logam yang berhubungan dengan alat bundar dan datar, alat tersebut dimasukkan kedalam pipa karet dan setelah ditarik kuat, dikatkan pada alat penarik.Manometer dan pompa jangan digunakan untuk menghisap udara, yang berhubungan dengan botol penampung dan menyelenggarakan vakum antara mangkok dan kepala janin.

Tekhnik PemasanganTindakanInstruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraksi vakum dan pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi telah tersedia.Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan ekstrasi vakum, bila penurunan kepala diatas h. Iv (0/5)rujukan pasien ke RS.Masukkan tangan kedalam wadah yang mengandung larutan klorin 0,5% bersihkan dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan.Lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut.

Pemasangan mangkok vakumMasukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan setelah melewati introitus pasangkan pada kepala bayi (perhatikan agar tepi mangkok tidak terpasang pada bagian yang tidak rata atau moulage di daerah ubun-ubun kecil).Dengan jari tengah dan telunjuk tahan mangkok pada posisinya dan dengan jari tengah dan telunjuk tangan lain lakukan pemeriksaan disekeliling tepi mangkok untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit antara mangkok dan kepala janin.Setelah hasil pemeriksaan ternyata baik, keluarkan jari tangan pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya.Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan (membuat tekanan pada mangkok) secara bertahap.Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau -2 (malmstroom) setelah 2 menitnaikkan hingga skala 60 (silastik) atau -6 (malmstroom) dan tunggu 2 menit, ingat jangan gunakan tekanan maksimal pada kepala bayi lebih dari 8 menit.Sambil menunggu His, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase acme) pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin, tari lipat lutut dengan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih efektif.

PenarikanPada fase acme (puncak) dari his minta pasien untuk mengedan secara simutan lakukan penarikan dengan pengait mangkok, dengan arah sejajar lantas (tangan luar menarik pengait ibu jari tangan dalam pada mangkok, telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi).Bila berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada terikan kedua episiotomi (pada pasien dengan perinium yang kaku). Dilakukan pada saat kepala mendorong perinium dan tidak masuk kembali.Bila tarikan ketiga dilakukan dengan benar dan bayi belum lahir sebaiknya pasien dirujuk.Apabila penarikan mangkok terlepas hingga 2 kali, juga harus dirujuk.Saat suboksiput berada diberikan keatas hingga vawah smfisis arahka tarikan keatas hinggga lahirlah berturut-turut dari muka.

Criteria KegagalanIbu mengeluh nyeriTimbul gawat janinKepala tak turun padda tarikanjika tarikan sudah 3 kali dan kepala bayi belum turun / tarikan sudah 30 menitMangkok lepas pada taarikan pada tekanan maksimum

Penyebab KegagalanDinding perut tebalHis seringTetania uteriHidraamnionTali pisat pendek danKaki janin ekstensi maksimal

POST PARTUM

A. PENGERTIANPost partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 1993).Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) :Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya mencapainya 6 8 minggu.Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai komplikasi.

ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi seperti sedia kala sebelum hakil, sehongga pada masa nifas banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi, diantaranya :

Perubahan dalam system reproduksi

a. Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)b. Involusi tempat plasentac. Pengeluaran lochead. Perubahan pada perineum, vulva, dan vaginaLaktasi / pengeluaran Air Susu Ibu

Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone esdtrogen menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.Perubahan system Pencernaan

Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau 2 jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan pengendalian pada fase defekasi.Perubahan system perkemihan

Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami kesukaran dalam buang air kecil, karena :Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh kepala bayiIbu tidak biasa BAK dengan berbaring

Penebalan Sistem Muskuloskeletal

Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena meregang setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada multipara.Perubahan Sistem Endokrin

Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.Perubahan Tanda-tanda Vital

Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12 jam pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat terjadi bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada perdarahan berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa pengobatan.Perubahan system kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo 2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih menetap namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.Perubahan Sistem Hematologik

Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 30.000 tanpa menjadi patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang.Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.Adaptasi Psikologis Postpartum

Fase Taking in: refleksi tentang kehamilan dapat diterima, mengikuti proses persalinan dengan baik, selalu bertanya tentang keadaan bayi.Fase Taking hold: merawat diri sendiri, tidak sabar untuk cepat pulang, dan dapat merawat bayi sendiri.Fase Letting go: diharapkan dapat merawat bayi sendiri.

C. PENATALAKSANAAN POST PARTUM DENGAN VACUM EKSTRASIPerawatan post partum dengan ekstraksi vakum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan baik. Penolong harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk mencegah trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus sudah dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.

D. NASEHATKepada ibu post partum dengan ekstraksi vakum sebaiknya : Selalu menjaga kebersihan alat reproduksi agar tidak terjadi infeksi setelah melahirkan.Meningkatkan asupan gizi agar luka post oprasi cepat seembuh.Melakukan perawatan payudara (beast care) untuk memperlancar produksi Asi.

ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIANPengkajian dilakukan pada tanggal 18 April 2008

IDENTITAS Nama klien: Ny.RNama suami: Tn. M

Umur: 37 tahunUmur: 40 tahunSuku: JawaSuku: JawaAgama: IslamAgama: IslamPendidikan: SMAPendidikan: SMPPekerjaan: Ibu rumah tanggaPekerjaan: BuruhAlamat: Tlogosari wetan RT 05Alamat: Tlogosari wetan RT 05 RW 03 PedurunganRW 03 Pedurungan

RIWAYAT KEPERAWATANTanggal 13-06-08 ibu mengeluh kencang-kencang masih jarang, belum keluar air ketuban, belum keluar lendir darah, gerak anak masih dirasakan, ibu juga mengeluh badan berwarna kuning, tidak mual/muntah, badan terasa lemas, BAB dan BAK tidak ada keluhan, cegukan (+), tidan punya riwayat transfusi, kemudian dibawa ke RS. Kodya.

Tanggal 15-06-08 pukul 20.00 ibu mengeluh keluar air dari jalan lahir, ngepyak, warna jernih, bau khas, kencang-kencang (+), belum keluar lendir darah, gerak anak masih dirasakan, kemudian konsul ke SPPD dikatakan Hepatitis Akut kemudian dirujuk ke RSDK semarang.Persepsi terhadap kehamilan dan persalinan

Ibu menganggap bahwa kehamilan ini merupakan hal yang wajar dan kehamilannya tidak menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari. Ibu berharap agar dapat melahirkan dengan selamat. Bagi ibu orang yang terpenting adalah suami dan ia tinggal bersamanya, sedangkan dari pihak keluarga yang lain menerima keadaan ibu yang sedang hamilRiwayat Obstetri

Riwayat menstruasimenarche pada usia 12 tahunsiklus teratur, lamanya 7 hari dan tidak ada keluhanHPHT ; 1 September 2007Riwayat perkawinan

Pasien menikah 1 kali dengan suami, sekarang usia perkawinan 16 tahun dan baru mempunyai anak satu.

KEBUTUHAN DASAR KHUSUSPola nutrisi

Frekunsi makan 3x/hari, nafsu makan baik dan tidak ada pantangan. Jenis makanan : nasi, lauk pauk, sayur.Pola eliminasi

BAK frekuensinya 7-8/hari sedangkan saat pengkajian output urine 60 cc/jam, warnanya kuning dan tidak ada keluhan. BAB biasanya 1-2x/hari dan tidak ada keluhanPersonal hygiene

Mandi biasanya 2x/hari menggunakan sabunOral hygiene dilakukan setiap habis makan dan mau tidurCuci rambut dilakukan 2x/minggu dengan shampooPola Istirahat dan Tidur

Lamanya tidur biasanya 5-6 jam/hari dan ibu tidak begitu merasa terganggu karena menganggap kondisinya merupakan hal yang wajar bagi orang hamil.Pola aktifitas dan latihan

Kegiatan rutinnya dirumah adalah sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan kegiatan waktu luangnya untuk nonton TV dan ngobrol dengan keluarga.Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Ibu tidak biasa minum jamu, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi obat-obat yang terlarang.

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum ibu baik Kesadaran: CM:15 (4-5-6 )TD : 130/80 mmHgNadi : 88 x/mntRR : 20 x/mntSuhu : 37 CBB : 60 kg TB : 160 cm

Kulit : turgor cukup, warna kulit kuning, textur baik, kebersihan kulit bersih.Kepala :Bentuk kepala mesosephal, tidak kotor, tidak ada lesi, rambut lurus.Mata : Sklera ikterik, conj. Palpebra tidak anemis.Hidung : Bentuk simetris, septum deviasi tidak ada, polip hidung tidak membesar, concha norrmal, tidak ada sket hidung.Telinga : Simetris, tidak ada tanda peradangan / mastoid, cerumen tidak ada penumpukan.Mulut : Bersih, bibir tidak sianosisLeher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ditemukan distensi vena jugularis.Dada : Paru-paru :

Inspeksi: bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, frekuensi pernafasan meningkat.Palpasi: tactil fremitus normalPerkusi: terdengar suara tymphaniAuskultasi: suara nafas vesikulerJantung :

Inspeksi: tidak tampak ictus cordisPalpasi: ictus cordis teraba di Ic VPerkusi: batas jantung normalAuskultasi: BJ I dan II murni, tidak ada bising, gallop (-)Abdomen :

InspeksiPerut kelihatan membesar ke depanAda linea nigra dan strie lividaeTidak ada luka bekas operasi

PalpasiLEOPOLD I : TFU : 32 cm, berisi kepalaLEOPOLD II : Letak punggung kananLEOPOLD III : Bagian kepalaLEOPOLD IV : DivergenOsborn test : (+)TBJ : 32-11x155 = 3255 gKontraksi : (+) , jarang lamanya kurang lebih 20 detik

Auskultasi : djj (+) = 12-12-12

PEMERIKSAAN LAB :Darah:

Hb: 12,5Lekosit: 81,700Tr: 111.000

PROGRAM TERAPI :Amoxicilin 500 mg tb 3x1

Vit Bc

Pospragin 3x1

Diit Biasa

Breast Care

Pengawasan KU, TFU, ASI, BAK, BAB

DIAGNOSA POSTPARTUM DENGAN EKSTRAKSI VAKUM :Nyeri berhubungan dengan robekan pada serviks dan dinding vaginaResiko infeksi berhubungan dengan invasif bakteri pada jalan lahirIntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahanNutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat

INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kreteria HasilIntervensiRasionalNyeri b.d. robekan pada serviks dan dinding vagina

Resiko infeksi berhubungan dengan invasif bakteri pada jalan lahir

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam pasien tidan menunjukkan tanda-tanda nyeriKH :menunjukkan perasaan rileksistirahat cukup dan peningkatan aktivitasmengungkapkan rasa ketidaknyamanan nyeri

Setelah dilakukan asuhan keperwatan selam 2x24 jam tidak menunjukkan terjadinya infeksi KH:Bebas dari infeksi Tidak terjadi pembengkakan Tidak terjadi kemerahan pada robekan

Setelah dilakkukan asuhan keperawtan selama 1x24 jam tidak terjadi intoleransi aktivitas pada klien KH:Menyatakan kesadaran terhadap toleransi aktivitas Klien tidak tampak kelelahan berlebihan Klien mampu melakukan aktivitas sendiri

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi KH:Pasien tidak terlihat lemas dan segar kembaliBB stabilAlbumin normal 3,5 5 gr/dL

kaji ketidaknyamanan melalui isyarat verbal dan nonverbal

ajarkan teknik pernafasan dan relaksasi, anjurkan klien memillih posisi yang nyaman

lepaskan pakaaian yang berlebihan atau ketat. Biarkan lingkungan sejuk dan nyaman

instruksikan klien dalam menggunakan analgesic yang dikontrol, pantau cara menggunakan

pantau TD dan nadi ibu

tinjauan ulanng kondisi atau faktor resiko yang ada sebelumnya

kaji terhadap tanda atau gejala infeksi (mis: peningkatan suhu, nadi,)

lakukan perawatan kulit preoperatif sesuai protokol

catat Hb dan Ht, catat perkiraan kehilangan darah

berikan antibiotik spektrum luas parenteral

anjurkan klien mengikuti aktivitas dengan istirahat yang cukup

instruksikan klien untuk meghindari mengangkat beban berat, aktivitas atau kerja

kelompokkan aktivitas sebanyak mungkin seperti pemberian obat, tanda vital dan pengkajianberikan aktivitas penunjang, seperti: membaca, nonton TV, atau kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga

memberikan cairan infus menganjurkan pasien untuk makan sedikit dan sering menganjurkan keluarga pasien untuk memberikan makanan yang disukai

1. sikap terhadap nyeri adalah individual dan berdasarkan pada penngalaman masa lalu serta latar belakang

2. membantu mengurangi ketidaknyamanan melalui kontrol gate dan stimulasi kutan

3. menaikkan sirkulasi kenometrium, menaikkan relaksasi dan kenyamanan, meningkatkan rasa sejahtera

4. memungkinkan klien untuk mengatur kontrol nyerinya sendiri, biasanya sedikit medikasi

hipotensi ibu disebabkan oleh penurunan ketahanan perifer saat percabangan vaskuler dilatasi atau reaksi yang pertama terhadap blok peridual

1. menurunkan kemungkianan kontaminasi

2. pecah ketuban 24 jam sebelum pembedahan dapat mengakibatkan korioamnionitas sebelum intervensi bedah dan dapat mengubah penyembuhan luka

3. menurunkan resiko kontaminasi kulit memasuki insisi. Menurunkan resiko infeksi postoperatif

4. resiko infeksi pasca melhirkan dan penyembuhan buruk, meningkat bila kadar Hb turun dan kehilangan berlebihan

5. antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencagah terjadinya proses infeksi

menghemat energi dan menghindari pengerahan tenaga terus menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus aktivitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak diindikasikan untuk wanita beresikomeningkatkan kesempatan klien untuk tindakan berikutnya

meningkatkan klien dalam koping dengan penurunan aktivitas

cairan masuk 20 tetes permenitpasien mengerti dan akan melaksanakannya keluarga mengerti dan akan memberikannya

DAFTAR PUSTAKA

Johanson RB, Rice C. A Randomised Prospective Study Comparring The New Vacume Extraction Policy with Forceps delivery. Br J Obstet Gynecol. 1993; 100: 524-30.

Lucas MJ. The Role of Vacuum Extraction in Modern Obstetrics. Clin Obstet Gynecol. 1994; 37: 794-805

http://klinikandalas.wordpress.com