lp post partus normal

24
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUS NORMAL A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi a. Masa nifas atau post partum merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Marmi, 2011). b. Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009). c. Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). 2. Klasifikasi

Upload: adex-oyo-nak-bakas

Post on 02-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan post partus normal

TRANSCRIPT

Page 1: LP Post Partus Normal

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUS NORMAL

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi

a. Masa nifas atau post partum merupakan masa selama persalinan dan

segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada

waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal

(Marmi, 2011).

b. Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta

keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan

pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang

mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat

melahirkan (Suherni, 2009).

c. Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas

(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk

pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post

partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,

2010).

2. Klasifikasi

Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha 2009 adalah sebagai

berikut:

a. Priode immediate post partum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini

sering terdapat masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh

karena itu bidan harus tetarur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,

pengeluaran lochea, teknan darah, dan suhu.

b. Priode early post partum antara 24 jam sampai 1 minggu

Pada fase ini dapat memastikan involasi uteri dalam keadaan

normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu

Page 2: LP Post Partus Normal

cukup mendapatkan makan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan

baik.

c. Periode late post partum antara 1 minggu sampai 5 minggu

Pada priode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan

sehari-hari serta konseling keluarga berencana.

3. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)

Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat / organ

reproduksi yaitu :

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan

pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi

fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi

Tabel 1. TFU menurut masa involusi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera

setelah bayi lahir. Selama 1 samapi 2 jam pertama pascapartum

INVOLUSI TFU BERAT UTERUS

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gramPlacenta lahir 2 cm di bawah umbilicus

dengan bagian fundus bersandar pada promontorium

sakralis

1000 gram

1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis

500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

Page 3: LP Post Partus Normal

intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.

Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama

masa ini, biasanya suntikan oksitosin secara IV atau IM diberikan

segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya

dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena

isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.

2) Vagina dan Perineum

Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang

berasal dari kavum uteri dan vagina. Macam – macam lochia :

a) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban,

terjadi selama 2 hari pasca persalinan

b) Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir, terjadi hari ke 3 – 7 pasca persalinan

c) Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.

Terjadi hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan

d) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan

Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa,

terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Proses

penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-

tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian

insisi tidak saling melekat bisa terjadi. Penyembuhan harus

berlangsung dalam dua sampai tiga minggu. Hemoroid biasanya akan

terlihat pada ibu yang memiliki riwayat hemoroid dan karena

mengedan terlalu kuat.

3) Payudara

Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh

hormon laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum

diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post

partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan

mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan

meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan

suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering

Page 4: LP Post Partus Normal

menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi. Perubahan yang

terjadi pada payudara meliputi :

a) Proliferasi jaringan kelenjar mamma dan lemak

b) Pengeluaran kolustrum yang berwarna kuning, mengandung banyak

protein albumin dan globulin yang baik untuk meningkatkan sistem

imunitasi bayi

c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam mamma

b. Sistem Pencernaan

1) Nafsu Makan

Ibu biasanya lapar segera melahirkan, sehingga ia boleh

mengkonsumsi makan ringan. Setelah benar-benar pulih analgesia,

anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.

Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa

dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.

2) Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan

analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan

motilitas ke keadaan normal.

3) Defekasi

Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai

tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena

tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa

pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,

kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat

defeksi karena nyeri yang dirasakannya diperineum akibat episiotomi,

laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai

kembali setelah tonus usus kembali normal.

c. Sistem Perkemihan

1) Uretra dan kandung kemih

Page 5: LP Post Partus Normal

Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama

proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding

kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali

diserti daerah-daerah kecil hemoragi. Pengambilan urine dengan cara

bersih atau melalui kateter sering menunjukkan adaya trauma pada

kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami

edema.

Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas

kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi

menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu rasa nyeri

pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi

vagina, atau episiotomi penurunan atau mengubah reflex berkemih,

penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa menyebabkan

distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera

setelah wanita melahirkan dpat menyebabkan pendarahan berlebih

karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.

Tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5 sampai 7

hari setelah bayi lahir.

d. Sistem Integumen

Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang

seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada

payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi tidak

hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh dara seperti spider angioma (nevi),

eritema palmar biasanya berkurang sebagai respon terhadap penurunan

kadar estrogen setelah kehamilan berakhir. Diaforesis adalah perubahan

yang paling jelas terlihat pada sistem integumen.

4. Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna

maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut

“involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan lain yakni

Page 6: LP Post Partus Normal

hemokonsentrasi dan timbulonya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh

lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.

Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-pembuluh

darah yang ada antara nyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan

menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera setelah post

partum entuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh

korpus uteri terbentuk seperti cincin.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya

trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta pada hari

pertama endometrium yang kira-kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan

yang kasar akibat pelepasan desisua dan selaput janin regenerasi endometrium

terjadi sisa-sisa sel desisua basalis yang memakai waktu 2 – 3 minggu.

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fascia yang merenggang

sewaktu kehamilan dan partus setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti

sedia kala. Nifas dibagi dalam tiga periode :

1. Post partum dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri, berjalan-jalan.

2. Post partum intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya 6-8 minggu.

3. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau

tahunan.

Page 7: LP Post Partus Normal
Page 8: LP Post Partus Normal

Persalinan Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi

Resiko gangguan proses parenting

↑ produksi keringat

diaforesis

Trauma jalan lahir

episiotomy

Terputusnya inkontinuitas jaringan

Luka jahitan perineum

Nyeri Akut Risiko Infeksi

Nyeri panggul akibat dorongan

melahirkan

↓ reflek berkemih

Distensi kandung kemih

Disuria

Perubahan pola BAK

Pedarahan

Risiko kekurangan volume cairan

↑ penggunaan energi

Kelelahan

↓ mobilisasi

↓ tonus usus

konstipasi

Perubahan pola BAB

Gangguan pemenuhan ADL

5. Pathway

Page 9: LP Post Partus Normal

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:

a. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya

b. Keadaan umum: TTV, selera makan dan lain-lain

c. Payudara: air susu, putting

d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

e. Sekres yang keluar atau lochea

f. Keadaan alat kandungan

7. Komplikasi

a. Pembengkakan payudara

b. Mastitis (peradangan pada payudara)

c. Endometritis (peradangan pada endometrium)

d. Post partum blues

e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada

jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam

persalinan atau sesudah persalinan.

8. Penatalaksanaan Medis

a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)

b. 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri

c. Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan

perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,

pemberian informasi tentang senam nifas.

d. Hari ke- 2: mulai latihan duduk

e. Hari ke- 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status

perkawinan. Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.

b. Status Kesehatan Saat Ini

Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini.

Page 10: LP Post Partus Normal

c. Riwayat Obstetri

1) Riwayat menstruasi

2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

d. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini

1) Tipe persalinan

2) Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)

3) Penggunaan analgesik dan anastesi

4) Apakah terdapat masalah dalam persalinan.

5) Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti breast care,

perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui

e. Keadaan Bayi

Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.

f. Riwayat Keluarga Berencana

Apakah klien melaksanakan KB

1) Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.

2) Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.

3) Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.

g. Riwayat Kesehatan

1) Penyakit yang pernah dialami klien.

2) Pengobatan yang pernah didapat.

3) Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit diabetes mellitus,

penyakit jantung, penyakit hipertensi.

h. Kebutuhan Dasar Khusus

1) Pola nutrisi.

Nafsu makan meningkat, Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.

2) Pola eliminasi/sistem urogenital.

a) Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine.

b) Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi

karena trauma.

c) Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.

d) Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.

3) Pola personal hygiene.

Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi, oral

hygiene, maupun cusi rambut.

Page 11: LP Post Partus Normal

a) Pola istirahat dan tidur.

Kurang tidur, mengantuk.

b) Pola aktivitas dan latihan.

Terganggu karena nyeri.

c) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun

ketergantungan obat.

d) Seksualitas/reproduksi

Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri.

e) Peran

Perubahan peran sebagai ibu.

f) Persepsi diri/konsep diri

Penilaian citra tubuh terganggu.

g) Kognitif perceptual

Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi, ibu post partum.

i. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

a) GCS

b) Tingkat Kesadaran

c) Tanda-Tanda Vital

(1) Jam I : tiap 15 menit

(2) Jam II : tiap 30 menit

(3) 24 jam I : tiap 4 jam

(4) Setelah 24 jam : tiap 8 jam

2) Head to toe

a) Kepala

Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.

b) Wajah

Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus

c) Leher

(1)Hiperpigmentasi perlahan berkurang.

(2)Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar tiroid

membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.

d) Thorak

Page 12: LP Post Partus Normal

(1) Payudara

Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting

mudah erektil.

Pruduksi colostrums 48 jam.

Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau

pembesaran pembuluh limfe.

(2) Jantung

Tanda-tanda vital

- Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena

dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.

Volume darah

- Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4

minggu

- Persalinan normal : 200 – 500 cc.

Perubahan hematologik

- Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.

Jantung

- Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3

minggu.

(3) Paru

Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,

keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post

partum.

e) Abdomen

(1) Memeriksa bising usus pada empat kuadran.

(2) Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi,

tinggi fundus.

(3) Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat

hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post

partum.

(4) Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.

f) Genetalia

(1) Uterus

Page 13: LP Post Partus Normal

Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi

normal.

(2) Lochea

Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.

Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.

Tahap

- Rubra (merah) : 1-3 hari.

- Serosa (pink kecoklatan)

- Alba (kuning-putih) : 10-14 hari

Lochea terus keluar sampai 3 minggu.

Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.

Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.

(3) Serviks

Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa

hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal

melebar dan tampak bercelah.

(4) Vagina

Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati

ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk

ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.

g) Perinium dan Anus

(1) Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis,

discharge, loss of approximation)

(2) Pemeriksaan adanya hemoroid.

h) Ekstremitas

(1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,

hangat, adanya nyeri dan kemerahan.

(2) Apakah ada varises.

(3) Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi hypo

atau hyper.

(4) Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (peregangan perineum; luka

Page 14: LP Post Partus Normal

episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara).

b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang

berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.

c. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir

Page 15: LP Post Partus Normal

1. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ( peregangan perineum; luka episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara)

NOC : Pain Level, Pain control, Comfort level

Kriteria Hasil : Mampu

mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

Pain Management Lakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan tindakan

Page 16: LP Post Partus Normal

3. Implementasi

Implementasi sesuai dengan intervensi

4. Evaluasi

a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), melaporkan

bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu

mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri berkurang, tanda vital dalam rentang normal

b. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,

HT normal, tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada

tanda tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab,

tidak ada rasa haus yang berlebihan.

c. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi, mendeskripsikan proses penularan

penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,

menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi, jumlah leukosit

dalam batas normal, menunjukkan perilaku hidup sehat

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. (2009). Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta

Mansjoer. (2010). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media Aesculapius. Jakarta

Kusuma,.K. 2013 Asuhan Keperawata berdasarkan Nanda NIC-NOC.Yogjakarta: salemba Medika

Jones. (2011). Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi,  Edisi 6. Alih Bahasa Hadyanto. Jakarta

Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC.Manuaba, IB.

Page 17: LP Post Partus Normal

2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta: EGC.Wiknjosostro, Hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan BimaPustaka Sarwana Prawirohardjo

Page 18: LP Post Partus Normal