lp partus normal

24
1. Pengertian Persalinan normal memiliki beberapa pengertian yaitu: a. Persalinan adalah proses dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta (Asuhan Intrapartum, 2003). b. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan dimana janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005). c. Persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. 1. Etiologi Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui dengan jelas, tetapi banyak fakta yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan. Mulanya berupa kombinasi dari faktor hormon dan faktor mekanis. Beberapa teori yang dikemukakan ialah : a. Teori penurunan kadar progesteron Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sedangkan estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, 1

Upload: jeluffy-sumbay

Post on 12-Aug-2015

181 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

maternitas

TRANSCRIPT

Page 1: LP Partus Normal

1. Pengertian

Persalinan normal memiliki beberapa pengertian yaitu:

a. Persalinan adalah proses dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan

dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta (Asuhan

Intrapartum, 2003).

b. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan dimana janin

dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir

(Sarwono Prawirohardjo, 2005).

c. Persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi

yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu.

1. Etiologi

Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui dengan jelas, tetapi

banyak fakta yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan.

Mulanya berupa kombinasi dari faktor hormon dan faktor mekanis.

Beberapa teori yang dikemukakan ialah :

a. Teori penurunan kadar progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sedangkan estrogen

meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan

antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir

kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.

b. Teori oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu, timbul

kontraksi otot-otot rahim.

c. Keregangan otot-otot rahim

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya

teregang karena isinya maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan tinja.

Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin

teregang otot-otot rahim sehingga otot-otot makin rentan.

1

Page 2: LP Partus Normal

d. Pengaruh janin

Hypofisis dan kelanjar suprenal janin ternyata memegang peranan juga, selain

itu, di belakang serviks terletak ganglion servikale. Bila ganglion ini digeser

dan ditekan, oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi uterus

e. Teori prostagladin

Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan prostagladin dari F2 atau E2 yang

diberikan secara intravena dan extra abdominal menimbulkan kontraksi

miometrium pada setiap umur kehamilan.

Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :

1) Kekuatan mendorong keluar/power

Power dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Kekuatan primer: Kontraksi uterus involunter yang memadai dari

menandai dimulainya persalinan (his)

His ada 2 yaitu :

i. His pendahuluan/his palsu: Merupakan peningkatan dari

kontraksi dari Braxton hicks

ii. His persalinan: Merupakan his yang bersifat nyeri yang

mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot saat

kontraksi, tekanan pada ganglia dalam cerviks dan segmen

bawah rahim oleh serabut-serabut otot yang berkontraksi,

cerviks yang meregang lurus atau regangan dan tarikan ada

peritoneum saat kontraksi, kontraksi rahim bersifat berkala

dan yang diperhatikan dalam his adalah:

Lamanya kontraksi: Kontraksi berlangsung 45 detik sampai

75 detik

Kekuatan kontraksi: Menimbulkan naiknya tekanan

intrauterin sampai 35 mmHg kekuatan kontraksi secara klinis

ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan

dinding rahim ke dalam

Interval antara dua kontraksi: Pada permulaan his timbul

sekali dalam 10 menit dan pada kala pengeluaran sekali

dalam 2 menit

Menurut faalnya, his dapat dibagi dalam :

2

Page 3: LP Partus Normal

His pembukaan: His yang menimbulkan pembukaan dari

serviks

His pengeluaran: His yang mendorong anak keluar dan

biasanya disertai dengan keinginan mengejan

His pelepasan uri: His yang melepaskan uri (Sarwono

Prawirohardjo,2005).

b) Kekuatan sekunder

Apabila serviks berdilatasi, maka dimulai untuk mendorong yang

memperbesar kekuatan kontraksi involunter (tenaga mengejan).

Tenaga mengejan merupakan tenaga yang mendorong anak keluar

selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding

perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra-abdominal.

Tenaga mengejan ini hanya efektif jika pembukaan sudah lengkap

dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.

1) Faktor Janin/Kondisi Janin/Passenger

Janin bergerak disepanjang lahir merupakan akibat interalis

beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, persentasi, letak,

sikap, posisi janin.

2) Faktor Jalan Lahir

Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada

uterus, serviks, vagina dari dasar panggul.

3

Page 4: LP Partus Normal

2. Pathofisiologi

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda permulaan persalinan(kala pendahuluan)

Tanda-tanda inpartu

Kala I Kala II Kala III Kala IV

4

Peningkatan tegangan pada dinding di uterus

Penurunan kadar progresteron, peningkatan kadar oxytocin, keregangan otot – otot

rahim, pengaruh janin, prostaglandin yang diberikan secara intravena, plasenta tua

Menekan pembuluh darah disekitar uterus

Metabolisme anaerob

Kontraksi uterus

Dorong kuat pada janin ke arah serviks dan perinium

Terjadi peregangan yang sangat besar di daerah

serviks&perinium

Resiko Kerusakan Integritas Kulit (Ibu)

Episiotomi Robekan jalan lahir

Terjadi luka

Iritasi mekanik pada saraf dan jaringan

Pelepasan neurotransmitter nyeri

Substansi P, serotonin, prostaglandin keluar

Dorongan fetus ke uterus dan serviks

regangan pada uterus dan serviks ↑

Perangansangan reseptor nyeri pada uterus dan serviks

Nyeri

Page 5: LP Partus Normal

5

Penumpukan asam laktat, implus melewati serabut saraf C dan Delta A

Substansia galatinosa

Corteks cerebri

Nyeri perut bagian bawah, menyebar ke daerah punggung dan paha

Nyeri

Kurang informasi mengenai

berapa lama nyeri, cara mengatasi nyeri dan cemas ibuKurang

Pengetahuan

Masuk ke serabut saraf afferen

Diterima di kornu dorsalis medulla spinalis

Korteks serebri

Persepsi nyeri

Nyeri Akut

Page 6: LP Partus Normal

6

Kala III

(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)

Terlepasnya plasenta dari endometrium

Kurang informasi tentang proses fisiologis

Kurang Pengetahuan

Janin plasenta lahirDiikuti oleh pengeluaran sisa plasenta

Kesulitan dengan pelepasan plasenta

Trauma Jaringan

Terputusnya klien kontinuitas jaringan Teknik pelepasan dan

pengeluaran uri yang tidak tepat

Keluarnya darah (normal 150-300 cc)

Perubahan peran dan tanggung jawab pada

keluarga

Risiko Cedera Maternal

Nyeri

Pelepasan neurotransmitter nyeri di korteks serebral

Plasenta yang tidak lengkap & sisa plasenta yang masih tertahan di uterus Risiko

Infeksi

Page 7: LP Partus Normal

3. Tanda dan Gejala

a. Tanda-tanda permulaan terjadinya persalinan

1) Turunnya kepala masuk pintu atas panggul pada primigravida minggu

ke- 36.

2) Timbul perasaan sesak dibagian bawah, di atas simpisis pubis dan sering-

sering ingin kencing atau susah kencing (polaisuria) karena kandung

kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

3) Perut kelihatan lebih melebar karena fundus uteri turun.

4) Terjadinya perasaan sakit di daerah perut dan pinggang karena kontraksi

ringan otot rahim dan tertekannya fleksus yang terletak disekitar serviks

(tanda persalinan palsu fase labour).

5) Terjadinya perlukaan serviks yang mulai mendatar dan sekresinya bila

bertambah bercampur darah (bloody show).

b. Tanda-tanda inpartu

1) Rasa sakit karena adanya his yang menjadi lebih kuat, sering teratur.

2) Pengeluaran lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada serviks.

3) Dapat disertai pecahnya ketuban dengan sendirinya.

4) Pada pemeriksaan dalam serviks mengalami perubahan dengan terjadi

perlukaan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks.

4. Penatalaksanaan

a. Penanganan umum:

1) Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG

2) Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah,

warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan pemeriksaan tes

lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban (basa), dan bila

kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine (asam)

3) Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32 minggu),

jangan melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital

4) Tentukan ada tidaknya infeksi

5) Tentukan tanda-tanda inpartus

7

Page 8: LP Partus Normal

b. Penanganan khusus

Konfirmasi diagnosis:

1) Bau cairan ketuban yang khas

2) Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar

dan nilai 1 jam kemudian

3) Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah cairan

keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior.

(Prawirohardjo, 2002)

c. Penanganan konservatif:

1) Rawat di rumah sakit

2) Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak tahan

ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari

3) Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih

keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi

4) Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes busa

negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan

kkesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu

5) Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi, berikan

tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam

6) Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan

induksi

7) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).

Klien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolap

tali pusat.

d. Penanganan aktif

1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.

Dapat pula diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam maksimal

4 kali

2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan

diakhiri:

a) Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian

induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea

b) Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

(prawirohardjo, 2002)

8

Page 9: LP Partus Normal

5. Kemungkinan Data Fokus

a. Wawancara

Identitas klien, keluhan utama, keluhan sejak kunjungan terakhir, tanda-tanda

persalinan, pengeluaran pervaginam, masalah-masalah khusus, riwayat

kehamilan sekarang, riwayat obstektrik, riwayat persalinan.

b. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

KU : Kesadaran, GCS, posisi tubuh, TB dan BB.Vital sign : TD: 110/70 mmHg

HR: 60 - 120 x/menitRR: 16 – 20 x/menit; S: 36,5-37,50C

Kepala : bentuk kepala, warna rambut, periksa kesemetrisan.Mata: Periksa pupil, sclera, conjungtivaTelinga: lengkap, simetris, kebersihan, fleksibilitas pinaHidung: : keutuhan, penggunaan otot acsesoris pernafasan, kebersihan, pasase udaraMulut: keutuhan, ada tidaknya kelainan, simetris, mucosa bibir, warna bibir, ada tidaknya stomatitis.

Leher : P: pvj, kelenjar limfe, tiroid, deviasi trakeaDada : I: bentuk, retraksi dinding dada, pergerakan dada, payudara, adanya

ASI atau tidak, jenis pernafasan.P: taktil fremitus, ictus cordisP: bunyi paru, bunyi jantungA: suara paru, bunyi tambahan, heart rate.

Abdomen : I: bentuk perut, warna kulitA: bising usus diseluruh regioP: hepar, CRT, turgor kulit, tinggi fundus uteriP: timpani

Anus, rektum dan genitalia

: Ada tidaknya perdarahan, lochea, adanya episiotomi atau tidak, BAB dan BAK pertama

Ekstremitas : P: akral, pergerakan sendi, kekuatan ototPunggung : I: kesimetrisan

c. Pemeriksaan Penunjang/diagnostik

Pemeriksaan darah lengkap :

1) Hb normal = 11,4 – 15,1 gr/dl

2) Golangan darah = A,B,AB & O

3) Faktor RH = +/-

4) Waktu pembekuan

9

Page 10: LP Partus Normal

5) Urine (Protein Urine, Urine reduksi)

6. Analisa Data

Data EtiologiMasalah

KeperawatanKALA I

DS:

1. Pasien mengeluh nyeri

dengan skala nyeri >3 (0-5)

2.

DO:

1. Ibu tampak meringgis

2. Ibu berteriak kesakitan

3. Ibu tampak memegang

benda disekitarnya dengan

erat

Penurunan kadar progresteron, peningkatan kadar oxytocin, keregangan

otot – otot rahim, pengaruh janin, prostaglandin yang diberikan secara

intravena, plasenta tua

Peningkatan tegangan pada dinding di uterus

Menekan pembuluh darah disekitar uterus

Metabolisme anaerob

Penumpukan asam laktat, implus melewati serabut saraf C dan Delta A

Substansia galatinosa

Corteks serebri

Nyeri perut bagian bawah, menyebar ke daerah punggung dan paha

Nyeri

Nyeri berhubungan

dengan peningkatan

tekanan pembuluh darah

disekitar uterus

DS:

1. Pasien mengeluh tidak tau

cara mengedan

2. Keluarga selalu menanyakan

kondisi pasien

DO:

1. Pasien dan keluarga tampak

cemas

2. Pasien tampak gelisah

3. pasien tampak tidak mampu

mempraktekkan cara

mengedan dengan baik dan

benar.

Penurunan kadar progresteron, peningkatan kadar oxytocin, keregangan

otot – otot rahim, pengaruh janin, prostaglandin yang diberikan secara

intravena, plasenta tua

Peningkatan tegangan pada dinding di uterus

Menekan pembuluh darah disekitar uterus

Metabolisme anaerob

Penumpukan asam laktat, implus melewati serabut saraf C dan Delta A

Substansia galatinosa

Corteks serebri

Nyeri perut bagian bawah, menyebar ke daerah punggung dan paha

Kurang informasi mengenai berapa lama

Kurang Pengetahuan

berhubungan dengan

Kurang informasi

mengenai berapa lama

nyeri, cara mengatasi

nyeri dan cemas ibu.

10

Page 11: LP Partus Normal

nyeri, cara mengatasi nyeri dan cemas ibu

Kurang pengetahuan

KALA II

DS:

1. Pasien mengeluh nyeri

dengan skala nyeri >3 (0-5)

DO:

1. Ibu tampak meringgis

2. Ibu berteriak kesakitan

3. Ibu tampak memegang

benda disekitarnya dengan

erat

Kontraksi uterus

Dorongan fetus ke uterus dan serviks

regangan pada uterus dan serviks ↑

Perangansangan reseptor nyeri pada

uterus dan serviks

Nyeri

Nyeri berhubungan

dengan rangsangan pada

uterus dan serviks

meningkat.

DS:

1. –

DO:

1. Klien tampak mengeluh

perih

2. Tampak daerah perineum

kemerahan

3. Klien tampak kesakitan

Kontraksi uterus

Dorong kuat pada janin ke arah serviks

dan perinium

Terjadi peregangan yang sangat besar di

daerah serviks&perinium

Resiko Kerusakan Integritas Kulit (Ibu)

Resiko kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

terjadinya peregangan

yang sangat besar di

daerah seviks dan

perineum.

KALA IIIDS:

1. Pasien mengeluh nyeri

dengan skala nyeri >3 (0-5)

DO:

1. Ibu tampak meringgis

2. Ibu berteriak kesakitan

3. Ibu tampak memegang

benda disekitarnya dengan

erat

Kala III(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)

Terlepasnya plasenta dari endometrium

Trauma jaringan

Terputusnya kontinuitas jaringan

Nyeri

Nyeri berhubungan

dengan terputusnya

kontinuitas jaringan

DS:

1. –

DO:

1. Klien tampak menjalani

Kala III(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)

Terlepasnya plasenta dari endometrium

Diikuti oleh pengeluaran sisa plasenta

Resiko Infeksi

berhubungan dengan

Plasenta yang tidak

lengkap & sisa plasenta

11

Page 12: LP Partus Normal

proses bersalin

2. Nadi meningkat

3. Suhu tubuh meningkat

4. Hasil lab: Leukosit

Plasenta yang tidak lengkap & sisa plasenta yang masih tertahan di uterus

Resiko Infeksi

yang masih tertahan di

uterus.

DS:

1. Klien mengatakan pusing

DO:

1. Klien tampak pucat

2. Darah keluar lebih dari 300

cc

3. Nadi menurun

4. Klien tampak pucat

Kala III(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)

Terlepasnya plasenta dari endometrium

Diikuti oleh pengeluaran sisa plasenta

Keluarnya darah (normal 150-300 cc)

Resiko kekurangan volume cairan

Risiko Kekurangan

Volume Cairan

berhubungan dengan

keluarnya darah yang

berlebihan

KALA IV

DS:

1. Pasien mengeluh nyeri

dengan skala nyeri >3 (0-5)

DO:

1. Ibu tampak meringgis

2. Ibu berteriak kesakitan

3. Ibu tampak memegang

benda disekitarnya dengan

erat

Partus kala IV

Epistomi robekan jalan lahir

Terjadi luka

Iritasi mekanik pada saraf dan jaringan

Pelepasan neurotransmitter nyeri

Substansi P, serotonin, prostaglandin keluar

Masuk ke serabut saraf afferen

Diterima di kornu dorsalis medulla spinalis

Korteks serebri

Persepsi nyeri

Nyeri

Nyeri berhubungan

dengan terputusnya

kontuinitas jaringan

DS:

1. Klien mengatakan pusing

DO:

1. Klien tampak pucat

2. Darah keluar lebih dari 500

cc

3. Nadi menurun

4. Klien tampak pucat

Atonia uteri

Kontraksi uterus menurun

Rest plasenta

Perdarahan ( > 500 cc )

Risiko Kekurangan Volume Cairan

Risiko kekeurangan

cairan berhubungan

dengan perdarahan

12

Page 13: LP Partus Normal

7. Diagnosa Keperawatan

Kala I:

a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh darah disekitar uterus.

b. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi mengenai berapa lama nyeri, cara

mengatasi nyeri dan cemas ibu.

Kala II:

a. Nyeri berhubungan dengan rangsangan pada uterus dan serviks meningkat.

b. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya peregangan yang sangat

besar di daerah seviks dan perineum.

Kala III:

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

b. Resiko Infeksi berhubungan dengan Plasenta yang tidak lengkap & sisa plasenta yang masih

tertahan di uterus.

c. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan

Kala IV:

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan

b. Risiko kekeurangan cairan berhubungan dengan perdarahan

13

Page 14: LP Partus Normal

8. Intervensi Keperawatan

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Nyeri berhubungan

dengan kontraksi

rahim & terputusnya

kontuinitas jaringan

Umum

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1x24 jam nyeri

berkurang atau hilang.

Khusus

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 4 x 7 jam

diharapkan nyeri yang dirasakan oleh

pasien dapat berkurang atau hilang.

dengan,

Kriteria Hasil :

1. Ungkapan verbal klien bahwa

nyeri berkurang atau hilang,

dengan skala nyeri 0 (0-5).

2. TTV dalam batas normal 120-

110/80-90 mmHg.

1. Observasi skala nyeri dng skala

nyeri (0 – 5), intensitas &

lokasi.

2. Ajarkan tehnik relaksasi &

menarik napas panjang.

3. Berikan penjelasan tentang

penyebab nyeri & kapan

hilangnya.

4. Ajarkan cara mengedan yang

benar jika pembukaan sudah

lengkap

5. Anjurkan pasien untuk istirahat

miring kiri jika tdk sedang

kontraksi .

1. Mengetahui tingkat nyeri &

ketergantungan klien serta

kualitas nyeri.

2. Meningkatkan relaksasi &

rasa nyaman, dan dapat

mengurangi rasa nyeri.

3. Meningkatkan pengetahuan

sehingga mengurangi

kecemasan,klien menjadi

kooperatif

4. Mengurangi kelelahan &

mempercepat proses

persalinan.

5. Mengurangi penekanan vena

cava, meminimalkan hipoksia

jaringan.

2 Resiko infeksi

berhubungan dengan

pemajanan

mikroorganisme.

Umum

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1x24 jam tidak terjadi

infeksi pada pasien.

1. Cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan tindakan.

2. Monitor TTV setiap 4 jam

sekali

1. Mencegah penularan

mikroorganisme

2. Kenaikan TTV pertanda

adanya infeksi

14

Page 15: LP Partus Normal

Khusus

Setelah melakukan tindakan

keperawatan selama 3 x7 jam

diharapkan resiko infeksi pada pasien

tidak terjadi. dengan,

Kriteria Hasil :

1. Tekanan darah dalam batas

normal 110-120/70-80 mmHg.

2. Nadi : 100-120x/mnt

3. Suhu : 36,5-37,5 O C

4. RR : 40-60 x/menit

5. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi

(rubor, dolor, kalor, tumor, fungsi

laesa)

6. jumlah leukosit dalam batas

normal.

3. Observasi TTV & tanda-tanda

infeksi

4. Lakukan pemeriksaan vagina

awal: ulangi bila kontraksi atau

perilaku klien menandakan

kemajuan persalinan

5. Anjurkan klien untuk segera

mobilisasi (duduk,berdiri &

jalan serta menyusui bayinya)

6. Batasi pengunjung

3. Deteksi dini terhadap

kemungkinan terjadinya

infeksi sehingga segera

diatasi.

4. Pengulangan pemeriksaan

vagina berperan dalam insisen

infeksi asenden.

5. Mencegah sisa

perdarahan/kotoran

membendung dng mobilisasi

sisa kotoran dpt keluar

sehingga mempercepat proses

penyembuhan disamping itu

mem-perlancar sirkulasi darah

keluka.Mencegah infeksi

6. Mencegah penularan

mikroorganisme dari

lingkungan luar.

3 Risiko Kekurangan

Volume Cairan

berhubungan dengan

Umum:

Setelah melakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

1. Pantau turgor kulit setiap giliran

jaga

2. Periksa memberan mukosa

1. Turgor kulit buruk merupakan

suatu tanda dehidrasi

2. Membran mukosa yang kering

15

Page 16: LP Partus Normal

perdarahan diharapkan tidak terjadi tanda-tanda

risiko kekurangan volume cairan tidak

terjadi.

Khusus

Setelah melakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 7 jam

diharapkan tidak tampak risiko

terjadinya kekurangan volume cairan

pada pasien. dengan,

Kriteria Hasil:

1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

2. Asupan cairan pasien melebihi

haluaran

3. Pasien menyatakan pemahaman

tentang perlunya mempertahankan

asupan cairan yang adekuat

mulut setiap giliran jaga

3. Pantau TTV tiap 4 jam

4. Berikan dan pantau cairan

parenteral, sesuai anjuran

5. Tentukan cairan/minuman

kesukaan pasien

6. Anjurkan pasien cara

mempertahankan asupan cairan

yang benar, termasuk mencatat

berat badan tiap hari, mengukur

asupan dan haluaran, dan

mengenali tanda-tanda dehidrasi

merupakan suatu tanda

dehidrasi

3. Takikardia, hipotensi,

disspnea, atau demam dapat

mengidentifikasikan defisit

volume cairan

4. Untuk mengembalikan

kehilangan cairan

5. Meningkatkan asupan

6. Tindakan ini dapat mendorong

partisipasi pasien dan

memberi asuhan dalam

perawatan dan meningkatkan

kontrol pasien.

16

Page 17: LP Partus Normal

REFERENSI

Hamilton, Marry. 2002. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas edisi ke VI. Jakarta: EGC

Saifudin, A. B. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Edisi ke I, Cetakan ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sarwono, Prawirohardjo. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan edisi 1 cetakan 2. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka

Tucker, Martin. 2003. Standar Perawatan Pasien Edisi 5 Volume IV. Jakarta:EGC

Taylor G, M. 2010. Diagnosis Keperawatan: dengan rencana asuhan. Edisi 10.

Jakarta. EGC

17