lp persalinan normal kpd

29
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL dan KPD (Ketuban Pecah Dini) A. DEFINISI Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Ketuban pecah dini dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung, disebabkan oleh karena berkurangnya membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.

Upload: zaien-tosca

Post on 25-Dec-2015

71 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Lp Persalinan Normal Kpd

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL dan KPD (Ketuban Pecah Dini)

A. DEFINISI

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin.

Ketuban pecah dini dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung, disebabkan oleh karena berkurangnya membran atau

meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.

B. ETIOLOGI

Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain

oleh factor hormonal ,pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi

uterus,pengaruh saraf dan nutrisi,perubahan biokimia antara lain penurunan

kadar hormone estrogen dan progesteron

Etiologi KPD tidak jelas tetapi berbagai jenis faktor mengaku ikut serta

dalam kejadiannya termasuk :

a. Infeksi serviks dan vagina

b. Fisiologi selaput ketuban yang abnormal

c. Inkompetensi serviks

d. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat ( vitamin C )

Mekanisme kerja dan faktor-faktor ini hingga kini belum dapat diterangkan

C. TANDA-TANDA PERSALINAN

Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien

mungkin lihat perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan

terjadi tidak lama lagi sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepal janin

mulai menetap lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma

berkurang seperti memperingan berat badan bayi dan memungkinkan ibu

untuk bernapas lebih mudah, akan lebih sering berkemih, dan akan lebih

bertekan pada pelviks karena bayi lebih rendah dalam pelviknya.

1. Persalinan Palsu

Terjadi lightening

Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan

fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang

disebabkan :

o Kontraksi Braxton hicks

o Ketegangan dinding perut

o Ketegangan ligamentum rotandum

o Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :

o Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang

o Dibagian bawah terasa sesak

o Terjadi kesulitan saat berjalan

o Sering miksi ( beser kencing )

Terjadinya His permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan

sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena

perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan

kesempatan rangsangan oksitosin.

Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin

berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih

seringb sebagai his palsu.

Sifat his permulaan ( palsu )

o Rasa nyeri ringan di bagian bawah

o Datangnya tidak teratur

o Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

o Durasinya pendek

o Tidak bertambah bila beraktifitas

2. Persalinan Sejati

Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :

Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan

Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar

Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks

Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah

Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan

terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :

Pendataran dan pembukaan

Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis

lepas

Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

Pengeluaran Cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan

lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung

dalam waktu 24 jam.

D. TAHAP-TAHAP PERSALINAN

1. Kala I

Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).

Proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka

sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10

cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

2. Kala II

Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini

biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

3. Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

a. Power / Tenaga

Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh

kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan

menebalotot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi.

Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah

tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II

persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan

kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.

b. Passages/Lintasan

Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina

sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula

tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan

sekitarnya.

c. Passanger

Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang

paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain

itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.

d. Psikologis

Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak

tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis

keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya

terkena akibat yang merugikan.

F. KOMPLIKASI DALAM PERSALINAN

- Persalinan lama

- Perdarahan pasca persalinan

- Malpresentasi dan malposisi

- Distosia bahu

- Distensi uterus

- Persalinan dengan parut uterus

- Gawat janin

- Prolapsus tali pusat

- Demam dalam persalinan

- Demam pasca persalinan

G. PENATALAKSANAAN

1. Kala I

Diagnosis

Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari

4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama

40 detik.

Penanganan

o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan

dan kesakitan

o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat

diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan ,

dll.

o Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan

o Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta

prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan

o Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar

kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.

o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi

dengan cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan

menganjurkan ibu mandi sebelumnya.

o Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi

berikan cukup minum

o Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I

pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan

temuan-temuan yang ada pada partogram.

Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :

Warna cairan amnion

Dilatasi serviks

Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan

luar)

Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama

mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat

kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk

melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis

dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak

terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.

Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam

Kemajuan Persalinan dalam Kala I

Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada

persalinan Kala I :

Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi

dan durasi

Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama

persalinan

Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada

persalinan kala I :

Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten

Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam

selama persalinan fase aktif

Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Kamajuan pada kondisi janin

Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100

atau lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin

Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi

sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi

Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan

lama tangani penyebab tersebut.

Kemajuan pada kondisi Ibu

Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :

Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan

dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral

atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.

Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan

Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang

kurang segera berikan dektrose I.V.

2. Kala II

Diagnosis

Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah

tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

Penanganan

o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :

mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum,

mengipasi dan meijat ibu

o Menjaga kebersihan diri

o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu

o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau

ketakutan ibu

o Mengatur posisi ibu

o Menjaga kandung kemih tetap kosong

o Memberikan cukup minum

Posisi saat meneran

o Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman

o Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu

untuk mengambik nafas

o Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk

memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )

Kemajuan persalinan dalam Kala II

Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada

persalinan kala II:

Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir

Dimulainya fase pengeluaran

Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan

tahap kedua

Tidak turunnya janin dijalan lahir

Gagalnya pengeluaran pada fase akhir

Kelahiran kepala Bayi

Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat

kepala bayi lahir

Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat

Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan

Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran

lendir/darah

Periksa tali pusat:

o Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar

selipkan tali pusat melalui kepala bayi

o Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat

kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil

melindungi leher bayi.

Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya

Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya

Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi

Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan

Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang

Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang

bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke

punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya

Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya

Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai

pernafasan bayi

Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun

paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya

Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan

dan segera mulai resusitasi bayi

Klem dan potong tali pusat

Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit

dengan kulit dada siibu.

Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut

dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk

menghindari hilangnya panas tubuh.

3. Kala III

Manajemen Aktif Kala III

Pemberian oksitosin dengan segera

Pengendalian tarikan tali pusat

Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir

Penanganan

Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang

juga mempercepat pelepasan plasenta :

Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran

bayi

Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau

susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau

memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.

Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :

Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis

pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan

gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.

Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm

didepan vulva.

Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi

kuat ( 2-3 menit )

Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang

terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.

PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi

Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan

atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan

gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua

tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta

searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.

Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase

fundus agar menimbulkan kontraksi.

Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir

dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua

dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.

Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada

serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.

4. Kala IV

Diagnosis

Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang

kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan

fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan

bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.

Penanganan

Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-

30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase

uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot

uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan

perdarahan .

Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap

15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II

Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan

ibu makanan dan minuman yang disukainya.

Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih

dan kering

Biarkan ibu beristirahat

Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu

dan bayi

Bayi sangat siap segera setelah kelahiran

Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu

dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah

persalinan.

Ajari ibu atau keluarga tentang :

Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi

Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

Penanganan KPD

Penanganan KPD sangat ditentukan oleh umur gestasi pada saat

keluhan ketuban pecah dan adanya insidensi korioamnionitisdalam

lemabaga tempat pasien ditangani.

Kalau KPD terjadi pada 36 minggu atau belakangan dan serviks

adalah baik,persalinan harus diinduksi setelah 4 sampai 6 jam jika tak

terjadi kontraksi spontan. Bila terdapat serviks yang tak baik tetapi tanpa

bukti infeksi sebaiknya menunggu 24 jam sebelum induksi persalinan

untuk mengurangi risiko kegagalan induksi dan morbiditas demam pada

ibu.

Pertimbangan dalam persalinan kurang bulan berlaku untuk pasien

KPD.Tetapi pengurangan cairan ketuban yang kadang-kadang ditemukan

dapat mengakibatkan kompresi tali pusat dinidan timbulnya perlambatan

jantung janin. Ini berlaku untuk presentasi kepala dan bokong sehingga

diperlukan kelahiran abdominal pada sejumlah kasus kecuali kalau

penggantian cairan dapat diberikan dengan infus – amnio.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Kala I :

1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian

presentasi,dilatasi/regangan, tegangan emosional

2) Ansietas berhubungan dengan proses persalinan

3) Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur

invasif, pemeriksaan vagina berulang

Kala II :

1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi,

dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi

semakin intensif

2. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan

pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik,janin

besar,pemakaian forcep.

3. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan

malpresentasi/posisi,pencetusan kelahiran disproporsi, sefalopelvik

(CPD).

Kala III :

1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri, laserasi jalan

lahir,tertahannya fragmen plasenta

2. Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan , respons fisiologis setelah

melahirkan

3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi.

Kala IV :

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/

jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada

presentasi, dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi

semakin intensif

NOC

- Pain Level

- Pain control

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…diharapkan klien nyeri

klien berkurang dengan criteria hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang

3. Mampu mngenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dantanda nyeri)

NIC

- Pain management

1. Lakukan pengkajian nyeri (PQRST)

2. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

3. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

4. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

6. Evaluasi keefektifan control nyeri

Dx. 2 Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi.

NOC

-infection control

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…diharapakan klien tidak

mengalami infeksi dengan kriteria hasil :

1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2. Hb dan pemeriksaan darah lengkap dalam batas normal

NIC

-infection control

1. Tingkatkan intake nutrisi

2. Monitor tanda dan gejala infeksi

3. Berikan perawatan luka

4. Observasi adanya tanda-tanda kemerahan

5. Kolaborasi :pemberian antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan

maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono

prawirohardjo, Jakarta

Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta

Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal

dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,

Jakarta

Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta