lp persalinan normal zain

34
A. Pengertian Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006). Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Bari Saifuddin, 2008). B. Tahap-Tahap Persalinan Persalinan dibagi dalam 4 Kala yaitu :

Upload: zaien-tosca

Post on 05-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LP Persalinan Normal Zain

TRANSCRIPT

A. Pengertian Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006). Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Bari Saifuddin, 2008).

B. Tahap-Tahap PersalinanPersalinan dibagi dalam 4 Kala yaitu : 1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm) proses ini terbagi dalam dua fase yeitu : a. Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm b. Fase aktif: Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm- 4 cm. Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung cepat, dari 4 cm- 9 cm. Fase deselerasi: pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm- lengkap 10 cm.2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi 3. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. 4. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum (Manuaba, 2008).

C. Etiologi PersalinanPenyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)1. Teori Penurunan Hormone 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otototot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.2. Teori Placenta Menjadi TuaTurunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.3. Teori Distensi RahimRahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.4. Teori Iritasi MekanikDi belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.5. Induksi Partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

D. Tanda Persalinan1. Tanda persalinan sudah dekat antara lain:a. Terjadi lighteningMenjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan : Kontraksi Braxton hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, gaya berat janin dimana kepala kearah bawah.Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil : 1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang 2) Dibagian bawah terasa sesak 3) Terjadi kesulitan saat berjalan 4) Sering miksi ( beser kencing )b. Terjadinya His permulaan Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu. Sifat his permulaan (palsu) 1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah 2) Datangnya tidak teratur 3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda 4) Durasinya pendek 5) Tidak bertambah bila beraktifitas2. Tanda dan Gejala Persalinan a. Terjadinya His persalinan, His persalinan mempunyai sifat : 1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan 2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar 3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks 4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan : 1) Pendataran dan pembukaan 2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas dan terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecahc. Pengeluaran Cairan Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

E. Bentuk Persalinan1. Persalinan spontanBila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri2. Persalinan Buatan Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar3. Persalinan anjuran Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan kesenangan, jangan sedih trus

F. Umur Kehamilan dan Berat Janin1. Abortusa. Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandunganb. Umur hamil sebelum 28 mingguc. Berat janin kurang dari 1000 gram2. Persalinan prematuritasa. Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggub. Berat janin kurang dari 2.449 gram3. Persalinan Aterma. Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggub. Persalinan Atermc4. Persalinan Serotinusa. Persalinan melampaui umur 42 minggub. Pada janin terdapat tanda postmaturitas 5. Persalinan Presipitatus Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam

G. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Persalinan1. Power / TenagaPower utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.2. Passages/LintasanJanin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.3. PassangerPassenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.4. PsikologisDalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.H. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratoriuma. Pemeriksaan urine protein (Albumin) untuk mengetahui adanya resiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal, dilakukan pada trimester II dan III. Albumin normal berkisar antara 3,4-5,4 g/dl. Sampel tes darah yang menunjukkan kadar albumin 4,0 g/dl berarti bahwa dalam 1 liter darah terdapat 40 gram albumin.b. Pemeriksaan urinc. Pemeriksaan darah5. Ultrasonografi (USG)Alat yang menggunakan gelombang ultrasonografi untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.6. Stetoskop MonokulerMendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum, dengan nilai normal 120-160/menit.7. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.

I. Pentalaksaan MedisMenurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:a. Kaji kondisi fisik klienb. Menganjurkan klien untuk tidak coitusc. Menganjurkan klien istirahatd. Mengobservasi perdarahane. Memeriksa tanda vitalf. Memeriksa kadar Hbg. Berikan cairan pengganti intravena RLh. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih premature

J. Pengkajian Keperawatan1. Riwayat Kesehatana. Tinggi badan/ berat badanb. Masalah khusus selama hamilc. Alergi obat-obatan/makanan/bahan tertentud. Diet khususe. Frekuensi BAK dan BABf. Kebiasaan waktu tidur2. Pemeriksaan Fisika. Pemeriksaan Fisik Umum Kesan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus, kesadaran, komunikasi personal. Tinggi dan berat badan. Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh. Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu Kepala : rambut, wajah, mata (konjungtiva), hidung, mulut, fungsi pengecapan, pendengaran dan leher. Breast : pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan putting susu, stimulation nipple ereksi, kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum, perabaann pembesaran kelenjar getah bening ketiak. Abdomen : teraba lembut, tekstur kenyal, musculus rektus abdominalis utuuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae, TFU, konsistensi (keras. lunak), kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blass. AnogenitalLihat struktur, regangan, oedem vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegangPerineum : keadaan luka episiotomy, oedem, kemerahan, eritema, drainase. Lovhea (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsiistensi, 1-3 hari rubra, 4-10 hhari serosa, >10 hari alba), anus, hemoroid dan thrombosis pada anus. Muskoloskeletal : tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot.

b. Pemeriksaan khusus obstetric Inspeksi Chloasma gravidarum Keadaan kelenjar thyroid. Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin). Keadaan vulva dan perineum. PalpasiTujuan melakukan palpasi : Memperkirakan adanya kehamilan. Memperkirakan usia kehamilan Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan Mencari penyulit kehamilan atau persalinan. Palpasi Abdomen Pada Kehamilan Tehnik : Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.Leopold I Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri. Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan. Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus ( bokong atau kepala atau kosong ). Leopold II Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus. Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya. Tentukan bagian-bagian kecil janin.Leopold III Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum. Leopold IV Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien. Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin. Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.A. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCULKala I : 1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/regangan, tegangan emosional 2. Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang Kala II : 1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif 2. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik, janin besar, pemakaian forcep. 3. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi, pencetusan kelahiran disproporsi, sefalopelvik (CPD).Kala III : 1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta 2. Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan 3. Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi). Kala IV:1. Nyeri (akut) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas. 2. Keletihan b.d. Proses persalinan. 3. Resiko Perdarahan 4. Resiko infeksi b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive. 5. Kurang perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d kelemahan fisik 6. RENCANA KEPERAWATANKALA I NoDiagnosa KeperawatanNOCNIC

1 Nyeri b.d. Fisiologis: his dan penurunan kepala ke panggul Setelah 6 jam tindakan keperawatan ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya Kriteria: Ibu mampu melakukan pursed lip breathing. Tidak mengejan sebelum waktunya. 1. Managemen nyeri Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau berat dan faktor presipitasi Ekspresikan penerimaan tentang nyeri Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi 2. Manajemen lingkungan Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi lingkungan Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya 3. Edukasi : prosedur/perawatan Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll. Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha ibu 4. Edukasi : proses penyakit Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri Berikan penjelasan tentang proses/waktu penyembuhan/rencana/intervensi 5. Manajemen medikasi Berikan analgetik sesuai program Evaluasi keefektifan analgetik Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan

2 Cemas b.d. Krisis situasional: Kemajuan persalinan, nyeri persalinan. Kecemasan ibu berkurang setelah tindakan 1 jam Kriteria: Ibu tampak rileks. Menyatakan kecemasan berkurang. 1. Reduksi cemas Lakukan pengkajian cemas ibu. Tentukan derajat cemas ibu. Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan. Jaga hak privasi ibu dalam persalinan. Jelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan. Ajarkan teknik reduksi cemas: Distraksi/relaksasi. Motivasi keluarga untuk mendampingi ibu selama proses melahirkan. Evaluasi keefektifan tindakan yang telah diberikan.

3 Resiko infeksi b.d. Ketuban pecah, pemeriksaan dalam berulang. Setelah tindakan 3 jam ibu menunjukkan kontrol terhadap infeksi dengan criteria :

Ibu bebas dari tanda dan gejala infeksi. Ibu mampu menjelaskan tanda dan gejala infeksi. 1. Kontrol infeksi Terapkan pencegahan universal Berikan hygiene yang baik. 2. Proteksi infeksi Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Gunakan sarung tangan steril dalam tindakan pemeriksaan dalam Pertahankan kesterilan selama melakukan tindakan 3. Monitor tanda vital Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam 4. Managemen lingkungan Batasi pengunjung yang sedang demam Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan 5. Managemen eliminasi urine Monitor potensi kateter, pantau karakteristik urine, jaga hygiene genetalia. 6. Pendidikan kesehatan Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi 7. Administrasi medikasi Berikan antibiotik sesuai program

KALA II NoDiagnosa KeperawatanNOCNIC

1 Nyeri b.d. Fisiologis: Proses persalinan. Setelah 15 menit tindakan keperawatan ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya Kriteria: Ibu mampu mengatur pola nafas ketika meneran. Ibu mampu meneran dengan tepat dan benar. Tidak terjadi ruptur di perineum. 1. Managemen nyeri Lakukan pengkajian nyeri PQRST. Ekspresikan penerimaan tentang nyeri Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi Ketika ibu meneran berdiri di belakang ibu untuk mensupport ibu meneran. Berikan bantal pada bawah punggung dan Bantu support kedua tungkai ibu. Bantu memimpin pola nafas ibu. Anjurkan ibu utk merilekskan otot dasar pelvis. Membantu ibu merubah posisi jk perlu atau jk dlm 20 mnt tdk ada perkembangan. 2. Manajemen lingkungan Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi lingkungan Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya 3. Edukasi : prosedur/perawatan Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll. Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha ibu. Anjurkan ibu mengatur pola nafas :sebelum meneran tarik dua kali nafas dlm lalu baru meneran, ulangi lagi sampai berakhirnya kontraksi dan berhenti meneran Anjurkan pada ibu untuk konsentrasi saat meneran5. Edukasi : proses penyakit Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri Berikan penjelasan tentang proses/waktu penyembuhan/rencana/intervensi 6. Manajemen medikasi Berikan analgetik sesuai program Evaluasi keefektifan analgetik Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan

KALA IIINoDiagnosa KeperawatanNOCNIC

1Nyeri b.d. Fisiologis: Involusi uterus, luka episiotomi.

Setelah tindakan 15 menit ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya. Dengan criteria :Tampak tenang. Menyatakan dapat menahan nyeri.1. Managemen nyeri Lakukan pengkajian nyeri PQRST. Monitor pelepasan plasenta. Lakukan pemijatan pada fundus uteri. Lakukan perawatan/memperbaiki perineum. Anjurkan ibu untuk menggunakan tehnik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri Anjurkan suami/keluarga untuk menemani ibu.2. Manajemen lingkungan Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi lingkungan 3. Edukasi : prosedur/perawatan Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman Anjurkan pada ibu untuk konsentrasi saat meneran Beri dukungan pada ibu untuk beradaptasi dengan bayi. 4. Edukasi : proses penyakit Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri 8. Manajemen medikasi Evaluasi keefektifan analgetik Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan Berikan analgetik sesuai program

2Risiko infeksi b.d. Trauma jalanlahir (luka episiotomi).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari infeksi klien terkomtrol dengan Kriteria: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi1. Infection control Terapkan pencegahan universal. Berikan hygiene yang baik. Jahit luka dengan teknik aseptic Jaga kesterilan alat yang digunakan. Gunakan sarung tangan steril dalam melakukan tindakan.2. Infection protection Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik Amati faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah. 3. Vital sign monitoring Monitor tanda vital. 4. Environmental management Batasi penunggu. Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan. 5. Incision site care Rawat luka post episiotomi dengan cara steril. Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi 6. Health Education Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi 7. Administrasi medikasi Berikan antibiotik sesuai program

KALA IVNoDiagnosa KeperawatanNOCNIC

1Keletihan b.d. Proses persalinanIbu mampu melakukan konservasi energi stelah tindakan 6 jam. Kriteria: Ibu menyatakan lelah berkurang. Ibu mampu mengatur pola istirahat-1. Konservasi energi Monitor tingkat kelemahan ibu. Monitor tanda-tanda vital ibu. Berikan periode istirahat yang cukup. Fasilitasi ibu untuk istirahat. Berikan makanan/nutrisi pada ibu. Berikan suplai oksigen yang cukup bagi ibu Ciptakan lingkungan yang tenang. Batasi aktivitas ibu Libatkan keluarga untuk memberikan support.

2Resiko Perdarahan

Perawat mampu meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan.

Monitor tanda-tanda vital ibu. Monitor tanda-tanda perdarahan. Monitor pemeriksaan laboratorium. Pantau keadaan ibu. Kolaborasi pemberian antihemoragik dan transfusi jika perlu. Anjurkan ibu untuk melapor jika merasa keluar darah banyak. Ajarkan tanda-tanda perdarahan pada ibu dan keluarganya Berikan tambahan minuman peroral pada ibu

3Resiko infeksi b.d. Trauma jaringan, prosedur invasiveSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari infeksi klien terkomtrol dengan Kriteria: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi1. Infection control Terapkan pencegahan universal Berikan hygiene yang baik 2. Infection protection Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik Amati faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah 3. Vital sign monitoring Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam 4. Environmental management Batasi pengunjung yang sedang demam Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan 5. Incision site care Rawat luka post operasi dengan cara steril. Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi 6. Post parTal care Pantau produksi lochea, pantau kondisi vagina Pantau kondisi uterus 7. Urinary elimination management Monitor potensi kateter, pantau karakteristik urine, jaga hygiene genetalia8. Health Education Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi9. Administrasi medikasi Berikan antibiotik sesuai program.

4Kurang perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d kelemahan fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari Ibu mampu menunjukkan kemampuan perawatan diri: aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dengan Kriteria: Ibu mampu melaksanakan perawatan diri, aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan partisipasi/bantuan minimal Keluarga berpartisipasi dalam perawatan diri ibu.

1. Self care assistance : batuhing/hygiene Anjurkan keluarga ibu untuk memfasilitasi klien mandi Anjurkan ibu untuk mandi sebersih mungkin terutama daerah genitalia 2. Self care assistance : feeding Anjurkan ibu untuk makan dengan cara duduk, makan secara mandiri atau dengan bantuan Anjurkan keluarga untuk memberi kesempatan ibu untuk mandiri 3. Self care assitance : toileting Berikan privacy selama eliminasi sesuai kebutuhan Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi kebutuhan eliminasi ibu. Intruksikan ibu/keluarga untuk menjaga kebersihan setelah eliminasi 4. Self care assistance dressing/grooming Bantu ibu berpakaian Kaji kemampuan ibu berpakaian Demonstrasikan cara membantu ibu berpakaian. 5. Health Education Anjurkan kepada keluarga untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan secara bertahap. Jelaskan manfaat perawatan diri mandiri terhadap penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA.

Abdul Bari Saifuddin. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Farrel, H. 2011. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC.Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Diakses tanggal 01 Februari 2012, http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.htmlManuaba, Ida Bagus Gede. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGCMarlyn, Doenges, dkk. 2007. Rencana perawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC.Mc. Closkey dan Buleccheck. (2000). Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. Mosby. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.NANDA. 2012-2014. Diagnosa Keperawatan. Penerbit: Buku Kedokteran EGC.Sarwono P. 2009. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka: Jakarta.Wiknjosastro, Dr Gulardi. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta : ISBN.