kpd refarat

36
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 201 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas izinNya penulis dapat menyelesaikan makalah refarat ini yang berjudul “Amnioinfusion pada Ketuban Pecah DiniMakalah ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi yang dilaksanakan di RSU. dr. R.M.Djoelham, Binjai. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Arusta Tarigan, Sp.OG selaku pembimbng dan dokter- dokter di SMF Obgyn. 1. dr. Marwan Indamirsyah, Sp.OG 2. dr. Anwar Affandi.H, Sp.OG 3. dr. Sugianto, Sp.OG 4. dr. Herizal, Sp.OG Yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan agar makalah ini lebih akurat dan bermanfaat Tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar kedepannya MUSTASYAR (08171040) Page 1 KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Upload: vino-g-albert

Post on 13-Aug-2015

35 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas izinNya penulis

dapat menyelesaikan makalah refarat ini yang berjudul “Amnioinfusion pada Ketuban

Pecah Dini”

Makalah ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiatan

Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi yang dilaksanakan di

RSU. dr. R.M.Djoelham, Binjai.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Arusta Tarigan,

Sp.OG selaku pembimbng dan dokter-dokter di SMF Obgyn.

1. dr. Marwan Indamirsyah, Sp.OG

2. dr. Anwar Affandi.H, Sp.OG

3. dr. Sugianto, Sp.OG

4. dr. Herizal, Sp.OG

Yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan agar makalah

ini lebih akurat dan bermanfaat

Tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar kedepannya

penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan tersebut.

Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta

dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya

Binjai, Juni 2012

MUSTASYAR (08171040) Page 1KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 2: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………….………………………………………………………….1

DAFTAR ISI……………………….…………………………………………………………2

Pendahuluan……………….……………………………………………………..…..3

Definisi………………………………………………………………………………...4

Epidemiologi……………………………………………………………………….....5

Air ketuban……………………………………………………………………….......5

Klasifikasi……………………………………………………………………………..8

Etiologi…………………………………………………………………………….…..8

Patofisiologi………………………………………………………………………….10

Gambaran Klinis……………………………………………………………………10

Diagnosa……………………………………………………………………………..12

Penanganan………………………………………………………………………….14

Amnioinfusion Pada KPD.........................................................................................17

Terapi Kelainan Pola Frekuensi Denyut Jantung...................................................19

Amnioinfusi Untuk Cairan Amnion Yang Tercemar Mekonium.........................20

Komplikasi……………………………………………………………………….….20

Prognosis…………………………………………………………………………….21

Kesimpulan………………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………23

MUSTASYAR (08171040) Page 2KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 3: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

PENDAHULUAN

Pecah ketuban merupakan proses yang pasti akan dilalui setiap wanita yang

melahirkan. Pecah ketuban merupakan hal yang umum terjadi sebelum proses melahirkan,

namun ada juga kasus “ketuban pecah dini” dan diikuti proses melahirkan.5

Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup ke

dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.10

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan

dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini

merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit

kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan

infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya

kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk

pemantauan ibu maupun janin dengan ketat.10

KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan

mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian

perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan,

dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan

yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif.

Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama

pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan,

sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan

MUSTASYAR (08171040) Page 3KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 4: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan

kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang

cukup. 10

Definisi

Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan janin

selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut

amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar

disebut korion.6

Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini

dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing

janin, serta cairan otak pada anensefalus.6

Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda inpartu yaitu

pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm. Bila periode laten

terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat

meningkatkan angka kematian ibu dan anak.10

Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa

juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).9

Prinsip – prinsip dasar ketuban pecah dini10 :

Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung

MUSTASYAR (08171040) Page 4KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 5: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetrik berkaitan dengan

penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khoriokarsinoma sampai sepsis,

yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.

Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau

meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya

kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan

serviks.

Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya

infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan.

Epidemiologi

Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari

semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan

penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.8

Air Ketuban

Anatomi dan struktur Membran Fetal

Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak

mengandung pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion.

Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini

mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein non kolagen (laminin, nidogen dan

fibronectin) dari membran basalis, lapisan amnion disebelahnya. Lapisan kompakta jaringan

konektif yang melekat pada membran basalis ini membentuk skeleton fibrosa dari amnion.

Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel mesenkim dari lapisan fibroblast.

Kolagen interstitial (tipe I dan III) mendominasi dan membentuk parallel bundles yang

mempertahankan integritas mekanikan amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk koneksi

filamentosa antara kolagen interstitial dan membran basalis epithelial. Tidak ada interposisi

MUSTASYAR (08171040) Page 5KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 6: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

dari materi yang menyusun fibril kolagen pada jaringan konektif amniotik sehingga amnion

dapat mempertahankan tensile strength selama stadium akhir kehamilan normal. Lapisan

fibroblas merupakan lapisan amniotik yang paling tebal terdiri dari sel mesenkimal dan

makrofag di antara matriks seluler. Kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan longgar

dari glikoprotein non kolagenosa. Lapisan intermediate (spongy layer atau zona spongiosa)

terletak diantara amnion dan korion. Lapisan ini banyak mengandung hydrated proteoglycan

dan glikoprotein yang memberikan sifat “spongy” pada gambaran histologi. Lapisan ini juga

mengandung nonfibrillar meshwork yang terdiri dari sebagian besar kolagen tipe III. Lapisan

intermediate ini mengabsorbsi stress fisik yang terjadi. Walaupun korion lebih tebal dari

amnion, amnion memiliki tensile strength yang lebih besar. Korion terdiri dari membrane

epithelial tipikal dengan polaritas langsung menunggu desidua maternal. Pada proses

kehamilan, vili trofoblastik di antara lapisan korionik dari membran fetal (bebas plasenta)

mengalami regresi. Dibawah lapisan sitotrofoblas (dekat janin) merupakan membran basalis

dan jaringan konektif korionik yang kaya akan serat kolagen. Membran fetal memperlihatkan

variasi regional. Walaupun tidak ada bukti yang menunjukan adanya titik lemah dimana

membran akan pecah, observasi harus dilakukan untuk menghindari terjadinya perubahan

struktur dan komposisi membran yang memicu terjadinya ketuban pecah dini.9

Ciri-ciri kimiawi2

Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc

Air ketuban berwarna putih keruh

Berbau amis

Berasa manis

Reaksi agak alkalis atau netral

Berat jenis 1,008

Komposisi air ketuban2

98% terdiri dari air

Protein 2,6% g/l (albumin)

Urea

MUSTASYAR (08171040) Page 6KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 7: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Asam uric

Kreatinin

Sel-sel epitel

Rambut lanugo

Vernik kaseosa

Garam anorganik

Lesitin dan sfingomielin

Fungsi air ketuban2

Untuk proteksi janin

Mencegah perlekatan janin dengan amnion

Agar janin dapat bergerak dengan bebas

Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu

Untuk menambah suplai cairan janin dengan cara ditelan atau diminum yang

kemudian dikeluarkan melalui kencing janin, Diperkirakan janin menelan

lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap

jam

Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban

pecah

Untuk diagnosis, seperti

o Jenis kelamin bayi

o Golongan darah ABO

o Rhesus iso-imunisasi

o Maturitas janin

o Pemeriksaan tentang penyakit-penyakit

Asal air ketuban2

Kencing janin

Transudasi dari darah ibu

MUSTASYAR (08171040) Page 7KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 8: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Sekresi dari epitel amnion

Asal campuran

Cara membedakan air ketuban dengan air seni5

1. Warna

Air ketuban umumnya tidak berwarna/transparan, bila bercampur dengan lendir akan

menjadi pink tipis. Air seni umumnya berwarna agak kekuningan.

2. Bau

Air seni berbau amoniak, tapi air ketuban berbau seperti cairan sperma.

3. Bisa tidaknya dihentikan.

Bila anda menahan daerah sekitar anus dan berhenti, maka itu adalah air seni. Bila tidak

berhenti maka merupakan air ketuban. Bila keluar saat anda bergerak itu pun adalah air

ketuban.

Klasifikasi

Ada 2 macam pecah ketuban

1. Pecah ketuban posisi atas

Selaput yang robek adalah yang jauh dari mulut rahim, dan hanya menyebabkan

basahnya celana dalam, dan sulit membedakan apakah ini air seni yang bocor atau air

ketuban.

2. Pecah ketuban total

Pecah ketuban total, selaput yang robek adalah yang berada dekat mulut rahim, dan

air ketuban yang keluar banyak5

MUSTASYAR (08171040) Page 8KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 9: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Etiologi

Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.

Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun

faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor

penyebabnya adalah 10:

1. Infeksi

Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari

vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.

2. Servik yang inkompetensia

Kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat

persalinan, kuretase).

3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan

(overdistensi uterus)

MUSTASYAR (08171040) Page 9KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 10: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai

faktor predisposisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya

hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya

KPD karena biasanya disertai infeksi.

4. Kelainan letak

Misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas

panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.

Beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya ketuban pecah dini ialah9:

Kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90 %).

Riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2-4x

Tindakan koitus : tidak berpengaruh kepada risiko, kecuali jika higienitas buruk,

predisposisi terhadap infeksi.

Perdarahan pervaginam: trimester pertama (risiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x)

Bakteriuria : risiko 2x (prevalensi 7%)

PH vagina di atas 4,5 : risiko 32% (vs. 16%)

Servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% (vs 7%)

Flora vagina abnormal : risiko 2-3x

Fibronektin > 50 mg/ml : risiko 83% (vs 19%)

Kadar CRH (corticotropoin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress

psikologis, dsb. Dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.

Patofisiologi

Mekanisme terjadinya ketuban pecah adalah selaput ketuban berfungsi untuk

menahan air ketuban keluar dari kantongnya, ini semua dipengaruhi oleh infeksi, tekanan

intra uteri, servik yang inkompeten, apabila faktor-faktor di atas ada kelainan umpamanya

tekanan intra uteri meningkat maka uterus menegang sehingga selaput ketuban makin tipis

dan lemah dan tidak sanggup menahan dorongan dari dalam sehingga pecah dan keluarlah air

ketuban.

MUSTASYAR (08171040) Page 10KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 11: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Gambaran Klinis

Tanda yang terjadi adalah3,8

Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.

Warnanya putih agak keruh

Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak

Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.

Tetapi bila ibu hamil duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah

biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.

Uterus lunak

Kalau ada gejala seperti ini: demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut

jantung janin bertambah cepat menunjukkan kalau infeksi sudah terjadi.

MUSTASYAR (08171040) Page 11KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 12: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Hal-hal yang harus diperhatikan jika mengalami KPD5,6

Hindari Infeksi

Usahakan daerah vagina selalu bersih untuk menghindari infeksi. Bersihkan selalu daerah ini

dari arah depan ke belakang. Jangan sekali-kali melakukan dengan gerakan sebaliknya.

Puasa

Untuk sementara waktu, hindari melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang

menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.

Istirahat

Istirahatlah sesuai anjuran dokter. Jangan merasa diri wanita super dengan melakukan semua

kegiatan. Ingatlah, setiap kehamilan selalu berbeda.

Menjaga Kebersihan

Bila cairan ketuban merembes, gunakanlah pembalut yang dapat menyerap air ketuban. Pada

minggu-minggu terakhir kehamilan sebaiknya gunakan pembalut tipis pada celana dalam

agar terasa segar dan nyaman. Sebab, pada umumnya pengeluaran cairan dari vagina akan

MUSTASYAR (08171040) Page 12KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 13: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

lebih banyak. Penggunaan pembalut ini pun berguna untuk memudahkan untuk membedakan

cairan ketuban dengan urin.

Yang harus segera dilakukan:

Pakai pembalut atau handuk yang bersih.

Tenangkan diri sambil bersiap mau kerumah sakit. Jangan bergerak terlalu banyak pada

saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri.

Yang tidak boleh dilakukan:

Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi kuman.

Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari kesana kemari, karena air ketuban akan

terus keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal supaya lebih tinggi.

Diagnosa

Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena diagnosa yang positif palsu

berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan seksio yang

sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan

membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin,

MUSTASYAR (08171040) Page 13KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 14: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

ibu atau keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa KPD

ditegakkan dengan cara :

1. Anamnesa Penderita merasa basah pada vagina

Mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir

Cairan berbau khas

His belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban

baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih jelas.

Auskultasi

Denyut jantung janin cepat (fetal distress)

Inspekulum

Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari orifisium uteri

eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan, penderita

diminta batuk, mengejan atau mengadakan manuver valsava, atau bagian terendah

digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada fornik

anterior.

Pemeriksaan dalam (VT)

Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai

pemeriksaan dalam vagina dengan vagina toucher perlu dipertimbangkan, pada

kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan

pemeriksaan dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan

mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme

tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya dilakukan

MUSTASYAR (08171040) Page 14KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 15: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

kalau KPD yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan

dibatasi sedikit mungkin.

3. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboraturium

Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH nya.

Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urin atau sekret

vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah

warna, tetap kuning.

a. Tes Lakmus (Tes Nitrazin)

Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban

(alkalis), pH air ketuban 7-7,5, darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes

yang positif palsu.

b. Mikroskopik (Tes Pakis)

Dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan

mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.

2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum

uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Walaupun

pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya, namun pada

umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan pemeriksaan

sederhana.10

Penanganan

Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak

diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui

MUSTASYAR (08171040) Page 15KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 16: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang

bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan

perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur

kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru-paru sudah matang, chorioamnionitis yang

diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab utama meningginya morbiditas dan

mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan

lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya periode laten.10

1. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)

Beberapa penelitian menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya

mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan

komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari

persalinan disebut periode laten = L.P = latent period. Makin muda umur kehamilan

makin memanjang L.P-nya. Pada hakekatnya kulit ketuban yang pecah akan

menginduksi persalinan dengan sendirinya. Sekitar 70-80% kehamilan genap bulan

akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah. Bila dalam 24 jam

setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi

persalinan, dan bila gagal maka dilakukan bedah caesar.

Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu. Walaupun

antibiotik tidak berfaedah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan terhadap

chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatannya sehingga pemberian antibiotik

profilaksis perlu dilakukan. Waktu pemberian antibiotik hendaknya diberikan segera

setelah diagnosis KPD ditegakkan dengan pertimbangan : tujuan profilaksis, lebih

dari 6 jam kemungkinan infeksi telah terjadi, proses persalinan umumnya berlangsung

lebih dari 6 jam.

Beberapa penulis menyarankan bersikap aktif (induksi persalinan) segera diberikan

atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi inpartu dengan

sendirinya. Dengan mempersingkat periode laten durasi KPD dapat diperpendek

sehingga resiko infeksi dan trauma obstetrik karena partus tindakan dapat dikurangi.

MUSTASYAR (08171040) Page 16KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 17: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap keadaan

janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan komplikasinya.

Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi

dan ibunya (his terlalu kuat) atau proses persalinan menjadi semakin kepanjangan (his

kurang kuat). Induksi dilakukan dengan mempehatikan pelvis score jika >5 induksi

dapat dilakukan, sebaliknya jika <5 dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil

akhiri persalinan dengan seksio sesaria.10

2. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (<37 minggu)

Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang bulan dan tidak dijumpai

tanda-tanda infeksi pengelolaannya bersifat konservatif disertai pemberian antibiotik

yang adekuat sebagai profilaksis.

Penderita perlu dirawat di rumah sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak

perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan

diusahakan bisa mencapai 37 minggu, obat-obatan uteronelaksen atau tocolitic agent

diberikan juga tujuan menunda proses persalinan.

Tujuan dari pengelolaan konservatif dengan pemberian kortikosteroid pada penderita

KPD kehamilan kurang bulan adalah agar tercapainya pematangan paru, jika selama

menunggu atau melakukan pengelolaan konservatif tersebut muncul tanda-tanda

infeksi, maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang umur kehamilan

Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung dengan jalan

merangsang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi yang

kadang-kadang tidak ringan. Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi gawat janin

sampai mati, tetani uteri, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin terjadi

intoksikasi.

Kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselesaikan dengan tindakan bedah sesar.

Seperti halnya pada pengelolaan KPD yang cukup bulan, tindakan bedah sesar

hendaknya dikerjakan bukan semata-mata karena infeksi intra uterin tetapi

MUSTASYAR (08171040) Page 17KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 18: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

seyogyanya ada indikasi obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin,

partus tak maju, dll.

Selain komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan aktif, ternyata

pengelolaan konservatif juga dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, maka

perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Sehingga dikatakan pengolahan konservatif

adalah menunggu dengan penuh kewaspadaan terhadap kemungkinan infeksi

intrauterin.

Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leukosit darah tepi setiap hari, pemeriksaan

tanda-tanda vital terutama temperatur setiap 4 jam, pengawasan denyut jantung janin,

pemberian antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam.

Pemberian kortikosteroid antenatal pada preterm KPD telah dilaporkan secara pasti

dapat menurunkan kejadian RDS. The National Institutes of Health (NIH) telah

merekomendasikan penggunaan kortikosteroid pada preterm KPD pada kehamilan 30-

32 minggu yang tidak ada infeksi intra amnion. Sedian terdiri atas betametason 2

dosis masing-masing 12 mg i.m tiap 24 jam atau dexametason 4 dosis masing-masing

6 mg tiap 12 jam.10

Kesimpulan penanganan KPD 9,10

3. Kehamilan > 37 minggu

Setelah ketuban pecah tunggu samapai 8 jam, selama menunggu diberikan

medikamentosa seperti antibiotik dan kortikosteroid

o Jika selama 8 jam ada tanda-tanda inpartu maka lahir spontan

o Jika tidak ada tanda-tanda inpartu maka lakukan induksi persalinan

o Jika induksi persalinan gagal maka lakukan sectio caesarea

4. Kehamilan < 37 minggu

Kehamilan dipertahankan dengan melakukan tindakan konservatif seperti

o Antibiotik untuk mencegah infeksi

Pemberian antibiotic pada pasien ketuban pecah dini dapat menekan infeksi

neonatal dan memperpanjang periode latensi. Sejumlah antibiotik yang

MUSTASYAR (08171040) Page 18KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 19: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

digunakan meliputi ampisilin 2 gram dengan kombinasi eritromisin 250 mg

setiap 6 jam selama 48 jam, diikuti pemberian amoksisilin 250 mg dan

eritromisin 333 mg setiap 8 jam untuk lima hari. Pasien yang mendapat

kombinasi ini dimungkinkan dapat mempertahankan kandungan selama 3

minggu setelah penghentian pemberian antibiotik setelah 7 hari.

o Kortikosteroid untuk pematangan paru janin bila kehamilan tidak bisa

dipertahankan

Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas dan mortalitas perinatal

pasca ketuban pecah dini preterm. Kortikosteroid juga menekan risiko

terjadinya sindrom distress pernafasan (20-35,4%), hemoragi intraventrikular

(7,5-15,9%), enterokolitis nekrotikans (0,8-4,6%). National Institute of

Health merekomendasikan pemberian kortikosteroid sebelum masa gestasi

30-23 minggu, dengan asumsi viabilitas fetus dan tidak ada infeksi intra

amniotik.

o Agent tokolitik

Pemberian agent tokolitik diharapkan dapat memperpanjang periode latensi

namun tidak memperbaiki luaran neonatal. Tidak banyak data yang tersedia

mengenai pemakaian agen tokolitik untuk ketuban pecah dini. Pemberian

agen tokolitik jangka panjang tidak diperkenankan dan hingga kini masih

menunggu hasil penelitian lebih jauh.

o Posisi trendelenburg

Kehamilan diterminasi bila ada tanda-tanda infeksi dengan cara

o Induksi persalinan,jika gagal maka lakukan sesar caesarea

AMNIOINFUSION PADA KPD

Amnioinfusion pada KPD dilakukan pada pasien dengan fetal distress. Kompresi tali pusat

dan prolaps tali pusat merupakan komplikasi tersering ketuban pecah dini, terutama pada

presentasi bokong yang tidak maju (engaged), letak lintang dan oligohidramnion berat. Jika

MUSTASYAR (08171040) Page 19KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 20: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

DJJ menunjukkan pola deselerasi sedang atau berat maka pasien harus cepat diterminasi. Jika

janin dalam presentasi belakang kepala, maka dapat dilakukan amnioinfusion, induksi dan

dapat dilakukan persalinan pervaginam. Namun bila janin tidak dalam presentasi kepala maka

terapi yang dapat dilakukan adalah sectio caesarea.

Infus kristaloid untuk menggantikan cairan amnion yang berkurang secara patologis paling

sering digunakan selama persalinan untuk mencegah kompresi tali pusat. Hasil-hasil

amnioinfusi intrapartum untuk mencegah morbiditas janin akibat air ketuban tercemar

mekonium―sering berkaitan dengan oligohidramnion―masih simpang siur. Pierce dkk.

(2000) melakukan meta-analisis terhadap 13 penelitian dengan 1924 wanita yang dibagi

secara acak untuk mendapatkan amnioinfus atau tanpa terapi. Mereka mendapatkan

penurunan bermakna hasil yang merugikan: mekonium di bawah tali pusat (odds ratio, OR

0,18), sindrom aspirasi mekonium (OR 0,30), asidemia neonatus (OR 0,42), dan angka seksio

sesarea (0,74). Wenstrom dkk. (1995) mensurvei departemen-departemen obstetri di fakultas

kedokteran dan melaporkan bahwa amnioinfusi digunakan secara luas dengan penyulit yang

relatif sedikit.

Gabbe dkk. (1976) mendemonstrasikan manfaat amnioinfusi untuk menghilangkan deselerasi

variabel dalam persalinan pada suatu model monyet rhesus. Miyazaki dan Taylor (1983)

menerapkan teknik ini pada janin manusia yang mengalami deselerasi denyut jantung

variabel dalam persalinan. Kemudian diperkirakan bahwa amnioinfusi juga dapat mencegah

aspirasi mekonium karena janin lebih kecil kemungkinannya mengalami megap-megap

(gasping) dengan berkurangnya deselerasi variabel yang disebabkan penekanan tali pusat.

Untuk menguji hal ini, Wenstrom dan Parsons (1989) melakukan suatu uji acak tentang

amnioinfusi pada kehamilan dengan penyulit mekonium kental. Mereka memperlihatkan

bahwa tindakan ini secara bermakna menurunkan insiden adanya mekonium di bawah pita

suara dan pelahiran dengan operasi, dan tidak ada bayi yang mendapat amnioinfusi

mengalami sindrom aspirasi mekonium. Pada saat yang sama, Sadovsky dkk. (1989)

melaporkan hasil serupa. Sejak itu sejumlah penelitian umumnya mengkonfirmasi temuan ini,

dan dalam suatu metaanalisis terhadap 13 penelitian, Pierce dkk. (2000) mendapatkan bahwa

MUSTASYAR (08171040) Page 20KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 21: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

amnioinfusi secara bermakna menurunkan insiden adanya mekonium di bawah pita suara

(OR 0,18), sindrom aspirasi mekonium (OR 0,30) dan asidemia neonatus (OR 0,42).

Amnioinfusi untuk mekonium mungkin bermanfaat hanya apabila mekonium kental dan

terjadi deselerasi variabel berulang yang dapat memicu aspirasi (Spong dkk., 1994).

Walaupun tampaknya hanya bermanfaat untuk sejumlah kehamilan, amnioinfusi mungkin

tidak atau hanya sedikit berisiko (Wenstrom dkk., 1995). Akhirnya, amnioinfusi tidak

bermanfaat bagi janin yang mengalami aspirasi mekonium jauh sebelum awitan persalinan

(Byrne dan Gau, 1987; Manning dkk., 1978).

Gabbe dkk. (1976) memperlihatkan bahwa pada monyet pengeluaran cairan amnion

menyebabkan deselerasi variabel dan bahwa penggantian cairan dengan saline akan

menghilangkan deselerasi. Miyazaki dan Taylor (1983) menginfuskan saline melalui kateter

tekanan intrauterus pada wanita yang sedang bersalin dan janinnya memperlihatkan

deselerasi variabel atau deselerasi berkepanjangan akibat lilitan tali pusat. Mereka

mendapatkan bahwa terapi ini memperbaiki pola frekuensi denyut jantung pada separuh

kasus. Miyazaki dan Nevarez (1985) kemudian membagi secara acak 96 wanita hamil dan

mendapatkan bahwa wanita nulipara dalam persalinan yang mengalami penekanan tali pusat

dan diterapi dengan amnioinfusi lebih jarang memerlukan seksio sesarea atas indikasi gawat

janin.

Berdasarkan laporan-laporan terdahulu ini, indikasi amnioinfusi transvaginal diperluas

menjadi tiga bidang klinis:

1. Sebagai terapi deselerasi variabel atau berkepanjangan

2. Sebagai profilaksis apabila diketahui terdapat oligohidramnion, misalnya ketuban pecah

lama

3. Sebagai usaha untuk mengencerkan atau membilas mekonium yang kental

Terdapat banyak protokol amnioinfusi yang berbeda-beda, tetapi umumnya berupa bolus 500

sampai 800ml salin normal yang dihangatkan dilanjutkan infus kontinu sekitar 3ml perjam

(owen dkk., 1990; Pressman dan Blakemore, 1996). Wenstrom dkk. (1995) menyurvei

penerapan amnioinfusi di berbagai rumah sakit pendidikan di Amerika Serikat. Prosedur ini

MUSTASYAR (08171040) Page 21KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 22: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

digunakan pada 96 persen di antara 186 sentra yang disurvei dan diperkirakan bahwa 3

sampai 4 persen wanita yang melahirkan di sentra-sentra ini mendapat infus tersebut.

Terapi Kelainan Pola Frekuensi Denyut Jantung

Seperti telah disebutkan, Miyazaki dan Nevarez (1985) mendapatkan bahwa wanita dalam

persalinan yang mengalami penekanan tali pusat dan mendapat terapi amnioinfusi lebih

jarang memerlukan seksio sesarea atas indikasi gawat janin. Spong dkk. (1996) melaporkan

bahwa meredanya deselerasi variabel frekuensi denyut jantung janin bersesuaian dengan

indeks cairan amnion = ICA (amnionic fluid index, AFI) yang ditentukan secara ultrasonik.

Sebagai contoh, deselerasi variabel lebih sering terlihat pada wanita dengan nilai ICA 4 cm

atau kurang (76 persen) dibandingkan dengan 33 persen apabila ICA 8 cm atau lebih. Namun,

pada sebuah studi teracak, owen dkk. (1990) menyimpulkan bahwa amnioinfusi tidak

bermanfaat dalam penatalaksanaan deselerasi variabel intrapartum.

Amnioinfusi Untuk Cairan Amnion Yang Tercemar Mekonium

Pierce dkk. (2000) meringkas hasil 13 uji prospektif amnioinfusi intrapartum pada 1924

wanita dengan cairan amnion tercemar mekonium sedang sampai kental. Bayi yang lahir dari

ibu yang diterapi amnioinfusi secara bermakna lebih kecil kemungkinan ditemukan

mekonium di bawah pita suaranya lebih kecil kemungkinannya dan mengalami sindrom

aspirasi mekonium daripada bayi yang tidak mendapat amnioinfusi. Angka sesio sesarea juga

lebih rendah pada kelompok yang mendapat amnioinfus. Sebaliknya, di University of

Tennessee, amnioinfusi terbukti tidak bermanfaat bagi wanita dengan mekonium sedang

sampai kental yang dipilih secara acak untuk mendapat terapi ini (Usta dkk., 1995). Para

peneliti ini juga tidak mampu membuktikan adanya manfaat bagi janin. Spong dkk. (1994)

juga menyimpulkan bahwa, walaupun memang mengencerkan mekonium, amnioinfusi

profilaktik tidak memperbaiki hasil akhir perinatal.4

Komplikasi

1. Tali pusat menumbung

MUSTASYAR (08171040) Page 22KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 23: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

2. Prematuritas, persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.

3. Oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban

habis.

4. Infeksi

5. Komplikasi ibu : endometritis, penurunan aktifitas miometrium (distonia, atonia),

sepsis CEPAT (karena daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat

banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.

6. Komplikasi janin : asfiksia janin, sepsis perinatal sampai kematian janin.8

Prognosis

Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang

mendekati aterm dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini

biasanya 80-90% akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam. Ada beberapa hal perlu

dipertimbangkan pada ketuban pecah dini :

Ketuban pecah dini merupakan penyebab pentingnya persalinan prematur dan

prematuritas janin.

MUSTASYAR (08171040) Page 23KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 24: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

Resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan

dilakukan setelah 24 jam onset

Insiden prolaps tali pusat (cord prolapse) akan meningkat bila dijumpai

adanya malpresentasi

Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang lama akan menyebabkan dry

labour atau persalinan kering

Hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin, khususnya pada kasus

oligohidramnion.9

Kesimpulan

Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda inpartu

Penanganan KPD tergantung pada usia kehamian

Prognosisnya semakin jelek apabila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu

Medikamentosa seperti antibiotik, kortikosteroid dan anti tokolitik perlu diberikan

pada kasus KPD terutama pada usia kehamilan <37 minggu

MUSTASYAR (08171040) Page 24KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 25: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung

Obstetri Fisiologi, Elstar offset, Bandung, 1981

2. Moctar, rustam. Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta, 1998

3. Taber Ben-Zion, Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi, EGC, Jakarta, 1994

4. Gary Cunningham. F, Williams Obstetri Edisi 21. EGC, Jakarta, 2006

5. http://ibudanbayi.grc.jp/

6. http://istikuma.wordpress.com/2008/03/17/yang-terjadi-ketika-ketuban-pecah-dini/

MUSTASYAR (08171040) Page 25KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Page 26: Kpd Refarat

AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012

7. http://www.ayahbunda.co.id/artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/

ketuban.pecah.dini/001/001/1790/2

8. http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2011/04/04/249/ketuban-pecah-dini

9. http://www.indogamers.com/showthread.php?t=12429&page=1

10. http://www.scribd.com/doc/23903855/Asuhan-Keperawatan-Ibu-Hamil-Dengan-

Masalah-Ketuban-Pecah-Dini

MUSTASYAR (08171040) Page 26KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI