refrat partus normal

24
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tinjauan pustaka yang berjudul Partus Normal untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan FK UKRIDA di RSU Bakthi Yudha. Depok. Terima kasih penyusun ucapkan kepada Dr. Ari Kusuma Januarto, Sp.OG, selaku Kepala SMF Kebidanan dan Kandungan RSU Bakthi Yudha yang telah membimbing dalam mengerjakan tinjauan pustaka ini sehingga dapat diselesaikan. Tinjauan pustaka ini menguraikan partus normal dari definisi, sebab, faktor-faktor penentu, dan fisiologi partus normal. Dengan tinjauan pustaka ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan bagi orang lain yang membacanya terutama mengenai partus normal. Penyusun menyadari bahwa tinjauan pustaka ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun kami harapkan untuk perbaikan yang akan datang. Depok, 2 September 2010 Page | 1

Upload: pramitha-sari

Post on 14-Aug-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Partus Normal

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tinjauan pustaka yang berjudul Partus Normal

untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan FK UKRIDA di

RSU Bakthi Yudha. Depok.

Terima kasih penyusun ucapkan kepada Dr. Ari Kusuma Januarto, Sp.OG, selaku

Kepala SMF Kebidanan dan Kandungan RSU Bakthi Yudha yang telah membimbing dalam

mengerjakan tinjauan pustaka ini sehingga dapat diselesaikan.

Tinjauan pustaka ini menguraikan partus normal dari definisi, sebab, faktor-faktor penentu, dan fisiologi partus normal.

Dengan tinjauan pustaka ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis

dan bagi orang lain yang membacanya terutama mengenai partus normal. Penyusun

menyadari bahwa tinjauan pustaka ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan

kritik yang membangun kami harapkan untuk perbaikan yang akan datang.

Depok, 2 September 2010

PENYUSUN

Page | 1

Page 2: Refrat Partus Normal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….................................................................................................1

DAFTAR ISI ………………..........................................................................................….….2

I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................4

III DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

Page | 2

Page 3: Refrat Partus Normal

Pendahuluan

Ilmu Kebidanan atau Obstetrik adalah bagian dari Ilmu Kedokteran yang khusus

mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ibu hamil dan kelahiran bayi. Yang menjadi

objek dalam ilmu ini adalah kehamilan, proses persalinan, masa nifas dan bayi yang baru

dilahirkan.

Ilmu Kebidanan menjadi dasar usaha-usaha dalam pelayanan kebidanan yaitu

menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui dapat memelihara kesehatannya dengan

baik agar dapat melahirkan bayi yang sehat dan dapat merawat bayinya dengan baik.

Salah satu bagian dalam pelayanan kebidanan adalah pengawasan dan penanganan

pada waktu proses persalinan. Atas dasar itu perlu diketahuinya sebab-sebab, faktor, dan

fisiologi persalinan secara normal agar penanganan menjadi lebih baik

Page | 3

Page 4: Refrat Partus Normal

Tinjauan Pustaka

PARTUS NORMAL

Definisi

Partus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar.

Partus normal adalah bayi yang lahir melalui vagina dengan letak memanjang dan presentasi

belakang kepala tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa dan seluruh proses persalinan

itu berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Partus abnormal adakah bayi lahir melalui

vagina dengan alat bantuan tindakan atau alat seperti versi atau ekstraksi, cunam, vakum,

dekapitasi, embriotomi dan sebagainya atau lahir perabdominam dengan section caesarea.

Partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 1000

– 500 gram. Partus prematurus dalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi

belum aterm. Berat janin antara 1000 – 2500 gram atau tua kehamilan 28 minggu sampai 36

minggu. Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari

waktu partus yang diperkirakan. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan

persalinan. Dimana setelah timbul his, yaitu kontraksi yang teratur, makin sering, makin lama

dan makin kuat, serta mengeluarkan lender bersemu darah atau bloody show.

Sebab terjadinya proses persalinan

1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi

janin dari plasenta berkurang.

2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi

(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.

3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang

terjadinya kontraksi.

4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen

mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus

rangsangan untuk proses persalinan

3 faktor utama persalinan(3P)

POWER

Page | 4

Page 5: Refrat Partus Normal

a. His: Suatu keadaan pada ibu yang menyebabkan cervix membuka dan mendorong janin ke

bawah.

b. Tenaga mengedan: Tenaga yang dikeluarkan ibu pada waktu kala II disertai dengan his akan

mendorong janin untuk lahir.

His harus dibedakan dengan kontraksi .

His Timbul secara periodik yang makin lama makin kuat, makin sering, makin lama

Kontraksi Timbul secara tidak periodik, tidak makin kuat, tidak makin sering dan tidak makin lama

His yang baik dan ideal meliputi :

1. Kontraksi yang simetris di seluruh uterus

2. Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus

3. Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi

4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his

5. Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot akan

tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar

(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka

PASSAGE (Keadaan jalan lahir)

Jalan lahir dibagi atas :

- Bagian keras : tulang panggul dengan sendi-sendinya.

- Bagian lunak : otot, jaringan-jaringan, ligament.

Secara fungsional panggul terdiri dari :

• Pelvis mayor - Bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis (false pelvis)

• Pelvis minor - Bagian pelvis yang terletak di bawah linea terminalis (true pelvis)

– Bentuk pelvis minor ini menyerupai saluran yang mempunyai sumbu yang

melengkung ke depan (SUMBU CARUS)

Page | 5

Page 6: Refrat Partus Normal

Panggul dibagi atas :

• Pintu atas panggul (Pelvic Inlet)

• Ruang panggul (Pelvic Cavity)

• Pintu bawah panggul (Pelvic Outlet)

Pelvimetri dilakukan pada saat kehamilan berumur 34 minggu dan saat inpartu.

3 Hal yang harus diperhatikan:

1. Pintu atas panggul:

Suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea terminalis (innominata) dan pinggir

atas symphisis

2. Bentuk panggul.

- Jenis Ginekoid = bentuk paling ideal, bentuk PAP hampir bulat, jenis paling banyak

- Jenis Android = bentuk PAP hampir segitiga, umumnya ini ada pada pria

- Jenis Antropoid = bentuk PAP agak lonjong seperti telur

- Jenis Platipelloid = jenis gynaecoid yang menyempit arah muka belakang

3. Kapasitas panggul.

Page | 6

Page 7: Refrat Partus Normal

- Disini terdapat penyempitan setinggi spina ischiadica

- Jarak kedua spina ischiadica (Distantia Interspinarum) - normal 10cm - 9,5 cm.

4. Pintu bawah panggul.

Untuk menilai turunnya bagian terendah janin, maka panggul dibagi atas :

Bidang Hodge I : Bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP yaitu bagian atas

symphisis, promontorium dan linea terminalis

Bidang Hodge II : Bidang sejajar Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis

Bidang Hodge III : Bidang sejajar Hodge I/ II setinggi spina ischiadica

Bidang Hodge IV : Bidang sejajar Hodge I/ II/ III setinggi os.coccygis

PASSANGER

a. Letak janin – hubungan antara sumbu janin terhadap sumbu ibu

– Letak memanjang

– Letak lintang

– Letak oblique (kepala mengolak)

b. Sikap janin (attitude) – hubungan bagian-bagian janin thdp sumbunya (tulang panggul).

Normal sikap janin fleksi

Presentasi – bagian janin yang ada di bagian bawah rahim

Posisi – utk menetapkan hub bagian janin yang ada di bagian bawah rahim thdp sumbu ibu.

Dengan adanya keseimbangan/kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal

diharapkan dapat berlangsung.

Page | 7

Page 8: Refrat Partus Normal

FISIOLOGI PROSES PERSALINAN   NORMAL

KALA I (FASE PEMATANGAN DAN PEMBUKAAN SERVIKS SAMPAI

LENGKAP)

Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama,

makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah dan lender yang tidak lebih

banyak daripada darah haid.

Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada pemeriksaan dalam, bibir portio serviks

tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.

Fase laten : Pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.

Fase aktif : Pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+10cm), berlangsung sekitar 6 jam.

Fase aktif terbagi atas :

1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm

2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm

3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+10 cm)

Peristiwa penting pada persalinan kala I

1. Keluar lendir darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mucus (mucous plug) yang

selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vascular kapiler serviks

dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.

3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika

terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan pada

multipara :

1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan, pada

multipara serviks telah lunak akiabat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses

penipisan dan pembukaan.

2. Pada primigravida, ostium uteri internum terbuka lebih dulu daripada ostium uteri eksternum

(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), pada multipara, ostium

uteri internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk

seperti garis lebar).

Page | 8

Page 9: Refrat Partus Normal

3. Periode kala I pada primigravida lebih lama (+20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)

karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan

waktu lebih lama.

KALA II (FASE PENGELUARAN BAYI)

Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir

lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput ketuban

mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala II. Pada primigravida, umumnya kala II

berlangsung selama ± 50 menit dan pada multigravida ± 20 menit.

Peristiwa penting pada persalinan kala II

1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.

2. Ibu timbul perasaan atau refleks ingin mengejan yang makin berat.

3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis).

4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis

sebagai sumbu putar/hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.

5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan

lahir (episiotomi).

Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala

1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu

atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul

(asinklitismus anterior/posterior)

2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari

daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan cairan amnion, 3) kontraksi otot

Page | 9

Page 10: Refrat Partus Normal

dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan

menegang.

3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari

diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-

bregmatikus (belakang kepala).

4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-

ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati

distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.

Page | 10

Page 11: Refrat Partus Normal

5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati

bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,

hidung, mulut, dagu.

6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu

rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai

dibawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.

Page | 11

Page 12: Refrat Partus Normal

7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.

Selanjutnya lahir badan (toraks, abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan

belakang, tungkai dan kaki.

KALA III (FASE PENGELUARAN PLASENTA)

Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

Page | 12

Page 13: Refrat Partus Normal

Kelahiran plasenta : Lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta

pengeluaran plasenta dari cavum uteri.

Lepasnya plasenta dari insersinya : Mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan

perdarahan baru, atau dari tepi/marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan,

atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena

perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi

mudah lepas dan berdarah.

Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar/ di

atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. Jika lepasnya plasenta terjadi

sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruption placentae- keadaan gawat darurat obstetric)

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta :

KUSTNER : Dengan meletakan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis; tali

pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk…belum lepas; diam atau

maju….sudah lepas .

KLEIN : sewaktu ada his, rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti

belm lepas, jika diam atau turun berarti sudah lepas.

Page | 13

Page 14: Refrat Partus Normal

STRASSMAN : Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar

berarti belum lepas, tak bergetar berarti sudah lepas.

Plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Berlangsung 6-15 menit setelah janin

keluar. Melepasnya plasenta dari dinding uterus dapat dimulai dari :

1. Tengah/sentral (menurut Schultze)

2. Pinggir/ marginal (menurut Mathews-Duncan)

3. Kombinasi 1 dan 2

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Tinggi fundus uteri setelah kala III

kira-kira 2 jari dibawah pusat.

Melahirkan plasenta dilakukan pada posisi dorsal.

1. Tinggi dan konsistensi fundus ditentukan secara baik. Melakukan masase fundus uteri

hanya akan menyebabkan kontraksi uterus yang iregular sehinga plasenta hanya

terlepas sebagian dan menyebabkan perdarahan.

2. Pindahkan klem talipusat mendekati vulva

3. Persiapkan wadah plasenta

4. Tanda lepasnya plasenta :

1. Rahim menonjol di atas simfisis

2. Tali pusat bertambah panjang

Page | 14

Page 15: Refrat Partus Normal

3. Rahim bundar dan keras

4. Keluar darah secara tiba-tiba

5. Plasenta yang sudah terlepas dikeluarkan dengan menarik talipusat secara terkendali

saat ada kontraksi uterus dan menahan bagian bawah uterus (maneuver Brandt Andrew)

6. Saat plasenta terlihat didepan vulva, dengan kedua telapak tangan lahirkan plasenta

dengan gerakan memuntir agar selaput amnion dapat lahir seluruhnya

7. Lakukan masase uterus fundus

8. Inspeksi vulva dan jalan lahir untuk melihat kemungkinan adanya robekan jalan lahir

9. Periksa plasenta

KALA IV

OBSERVASI PASCA PERSALINAN

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk memantau

kondisi ibu.

Tujuh pokok penting yang harus diperhatikan pada kala IV

1. Kontraksi uterus harus baik

Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika

masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus akan

mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan. Jika dalam waktu 15

menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi atonia uteri. Oleh karena

itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus uteri dan bila perlu

dilakukan Kompresi Bimanual.

2. Tidak ada perdarahan pervaginan atau dari alat genital lain

Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum,

vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan, oleh kemungkinan

edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa

berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.

Laserasi dapat dikategorikan dalam :

1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.

Page | 15

Page 16: Refrat Partus Normal

2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).

3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.

4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani

yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.

3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap

4. Kandung kencing harus kosong

5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma

6. Bayi dalam keadaan baik.

7. Ibu dalam keadaan baik (nadi dan tekanan darah normal, tidak ada keluhan sakit kepala,

atau enek, frekuensi nadi yang menurun dengan volume yang baik).

Page | 16

Page 17: Refrat Partus Normal

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifa, Editor, Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat, cetakan pertama.

Jakarta: P.T. Bina Pustaka Prawirohardjo, 2008; 334-347

2. Mansjoer, A, Triyanti, K, Rakhmi, S, Wardhani, W.I, Setiowulan, W, Kapita

Selekta Kedokteran, edisi ketiga, jilid pertama. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2001; 291-295

3. Persalinan normal diunduh dari www.medicastore.com. 2 september 2010.

4. Partus diunudh dari www.kuliahbidan.blogspot.org. 2 september 2010

Page | 17