lp postpartum normal

28
A. KONSEP DASAR POSTPARTUM 1. Definisi Masa pascapartum adalah suatu masa antara pelahiran sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil. Istilah puerperium (puer, seorang anak , ditambah kata parere, kembali ke semula) merujuk pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ reproduksi ke kondisi sebelum hamil. (Reeder, Martin, Koniak-Griffin, 2011; 4) 2. Adaptasi fisiologi dan psikologis post partum a. Adaptasi fisiologi post partum (Bobak, 2004) 1) Tanda-tanda vital Suhu mulut pada hari pertama meningkat 300 C sebagai akibat pemakaian energi saat melahirkan, dehidrasi maupun perubahan hormonik, tekanan darah stabil, penurunan sistolik 20 mmHg dapat terjadi saat ini, nadi berkisar antara 60-70 kali per menit. 2) Sistem Kordiovaskuler Cardiac output setelah persalinan meningkat karena darah sebelumnya dialirkan melalui utero plasenta dikembalikan ke sirkulasi general. Volume darah biasanya berkurang 300-400 ml selama proses persalinan spontan. Trombosit pada hari ke 5 s.d 7 post partum, pemeriksaan homans negatif. 3) Sistem Reproduksi Involusi uteri terjadi setelah melahirkan tinggi fundus uteri adalah 2 jari di bawah pusat, 1-3 hari 1

Upload: wiendarie

Post on 04-Aug-2015

160 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP Postpartum Normal

A. KONSEP DASAR POSTPARTUM

1. Definisi

Masa pascapartum adalah suatu masa antara pelahiran sampai organ-organ

reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil. Istilah puerperium (puer,

seorang anak , ditambah kata parere, kembali ke semula) merujuk pada masa enam

minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ reproduksi ke kondisi

sebelum hamil. (Reeder, Martin, Koniak-Griffin, 2011; 4)

2. Adaptasi fisiologi dan psikologis post partum

a. Adaptasi fisiologi post partum (Bobak, 2004)

1) Tanda-tanda vital

Suhu mulut pada hari pertama meningkat 300 C sebagai akibat pemakaian

energi saat melahirkan, dehidrasi maupun perubahan hormonik, tekanan darah

stabil, penurunan sistolik 20 mmHg dapat terjadi saat ini, nadi berkisar antara

60-70 kali per menit.

2) Sistem Kordiovaskuler

Cardiac output setelah persalinan meningkat karena darah sebelumnya

dialirkan melalui utero plasenta dikembalikan ke sirkulasi general. Volume

darah biasanya berkurang 300-400 ml selama proses persalinan spontan.

Trombosit pada hari ke 5 s.d 7 post partum, pemeriksaan homans negatif.

3) Sistem Reproduksi

Involusi uteri terjadi setelah melahirkan tinggi fundus uteri adalah 2 jari di

bawah pusat, 1-3 hari TFU 3 jari di bawah pusat, 3-7 hari TFU 1 jari di atas

sympisis lebih dari 9 hari TFU tidak teraba.

Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan warnanya:

Lochea rubra : 1-3 berwarna merah dan hitam, terdiri dari sel desidua,

verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mikonium, sisa darah.

Lochea Sanguinolenta : 3-7 hari berwarna putih campur merah kecoklatan.

Lochea Serosa : 7-14 hari berwarna kekuningan.

Lochea Alba : setelah hari ke-14 berwarna putih.

Macam-macam episiotomi:

Episiotomi mediana, merupakan insisi paling mudah diperbaiki, lebih

sedikit pendarahan penyembuhan lebih baik.

1

Page 2: LP Postpartum Normal

Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak digunakan

karena lebih aman.

Episiotomi lateral, tidak dianjurkan karena hanya dapat menimbulkan

relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan sukar direparasi.

4) Sistem gastro intestinal

Pengembangan defekasi secara normal lambat dalam seminggu pertama. Hal

ini disebabkan karena penurunan mortilitas usus, kehilangan cairan dan

ketidaknyamanan perineum.

5) Sistem muskuloskeletal

Otot dinding abdomen teregang bertahap selama hamil, menyebabkan

hilangnya kekenyalan otot yang terlihat jelas setelah melahirkan. Dinding perut

terlihat lembek dan kendor.

6) Sistem endokrin

Setelah persalinan penaruh supresi esterogen dan progesteron berkurang maka

timbul pengaruh lactogenik dan prolaktin merangsang air susu. Produksi ASI

akan meningkat setelah 2 s.d 3 hari pasca persalinan.

7) Sistem perkemihan

Biasanya ibu mengalami ketidakmampuan untuk buang air kecil selama 2 hari

post partum. Penimbunan cairan dalam jaringan selama berkemih dikeluarkan

melalui diuresis yang biasanya dimulai dalam 12 jam setelah melahirkan.

b. Adaptasi psikologi post partum (Bobak, 2004)

1) Fase taking in

Ibu berperilaku tergantung pada orang lain, perhatian berfokus pada diri sendiri,

pasif, belum ingin kontak dengan bayinya, berlangsung 1-2.

2) Fase taking hold

Fokus perhatian lebih luas pada bayinya, mandiri dan inisiatif dalam perawatan

bayinya, berlangsung 10 hari.

3) Fase letting go

Ibu memperoleh peran baru dan tanggung jawab baru, perawatan diri dan

bayinya meningkat terus, menyadari bahwa dirinya terpisah dengan bayinya.

2

Page 3: LP Postpartum Normal

3. Fisiologi PostPartum

a) Involusi

Proses involusi mengurangi berat uterus dari 1000 gram seminggu kemudian 500

gram, 2 minggu post partum 300 gram dan setelah 6 minggu post partum berat

uterus menjadi 40 – 60 gram (berat uterus normal : 30 gram). Involusi disebabkan

oleh :

Kontraksi retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus- menerus sehingga

mengakibatkan kompresi pembuluh darah darah dan anemia setempat :

Ishcemia.

Autolisis : sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri sehingga

tertinggal jaringan fibroelastik dan jumlah remik sebagai bukti kehamilan.

Atrofi : jaringan berfoliperasi dengan adanya estrogen kemudian atrofi sebagai

reaksi terhadap produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. Selama

involusi vagina mengeluarkan sekret yang dinamakan lochea, yang dibagi

menjadi 4, yaitu :

1. Hari ke 1 dan ke 2 Lochea Rubra, terdiri atas darah segar bercampur sisa-

sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa lanugo dan

mekonium.

2. Hari ke 3 dan 5 Lochea sanguilolenta, terdiri atas darah bercampur lendir.

3. 1 minggu masa persalinan, lochea serosa berwarna agak kuning.

4. Setelah 2 minggu (10-15) berwarna hanya cairan putih atau kekuning-

kuningan, warna itu disebabkan karena banyak leukosit (Wiknjosastro, 2006

: 238).

b) Laktasi

Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar

mamae untuk menghadapi masa laktasi setelah partus pengaruh menekan dari

estrogen dan progesteron terhadap hypofisis hilang.

Laktasi mempunyai 2 pengertian, yaitu :

1. Pembentukan / produksi air susu.

2. Pengeluaran air susu.

3

Page 4: LP Postpartum Normal

Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran laktasi, refleks yang

terjadi pada ibu yaitu prolaktin dan let down. Kedua refleks ini bersumber dan

perangsang puting susu akibat isapan bayi meliputi :

Refleks prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu

terangsang. rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus

didasar otak. Lalu dilanjutkan ke bagian depan kelenjar hipofise yang

memacu pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah melalui sirkulasi

memacu sel kelenjar memproduksi air susu.

Reflek Let Down

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar ke bagian belakang

kelenjar hipofisis yang akan dilepaskan hormon. Oksitosin masuk ke dalam

darah dan akan memacu otot-otot polos mengelilingi alveoli dan duktuli dan

sinus menuju puting susu (Huliana, 2003 : 33).

4. Klasifikasi

Masa Nifas dibagi Menjadi 3 Periode:

1) Puerpurium Dini

Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam

agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari.

2) Puerpurium Intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu

3) Remote Puerpurium

Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama bila

selama kehamilan atau waktu persalinan mempunyai komplikasi

(Synopsis Obstetri I, 2002: 115)

5. Perawatan masa nifas

Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru melahirkan

sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Fungsi perawatan masa

nifas yakni memberikan fasilitas agar proses penyembuhan fisik dan psikis

berlangsung dengan normal, mengamati proses kembalinya rahim ke ukuran normal,

membantu ibu untuk dapat memberikan ASI dan memberi petunjuk kepada ibu

4

Page 5: LP Postpartum Normal

dalam merawat bayinya. Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak plasenta

lahir, dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan setelah

melahirkan dan infeksi. Bila ada luka robek pada jalan lahir atau luka bekas

guntingan episiotomi, dilakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-

baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam

sesudah melahirkan, khususnya untuk mengatasi kemungkinan terjadinya

perdarahan.

Umumnya ibu merasa sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila

proses persalinannya berlangsung cukup lama. Dahulu, ibu harus cukup beristirahat,

yakni harus tidur terlentang selama kurang lebih 8 jam setelah bersalin. Kemudian ia

boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegah terjadinya risiko timbunan plak di

pembuluh darah (trombosis dan tromboemboli) akibat terlalu lama tidak bergerak.

Pada hari kedua ibu baru boleh duduk, hari ketiga boleh berjalan dan hari berikutnya

boleh pulang. Tahap-tahap untuk bergerak tersebut tidak mutlak, tergantung pada

adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka. Namun sekarang, setelah

melahirkan ibu dianjurkan untuk mobilisasi secara aktif seawal mungkin jika sudah

memungkinkan. Sesudah bersalin, bila ibu menghendaki, maka diperkenankan untuk

berjalan-jalan, pergi ke kamar mandi bila perlu dan istirahat kembali bila merasa

lelah. Namun sebagian besar menghendaki untuk beristirahat total ditempat tidur

selama 24 jam, terutama bila mengalami luka di jalan lahir yang cukup luas. Berbeda

halnya jika persalinan dengan cara bedah sesar yang menggunakan pembiusan

melalui tulang belakang, ibu harus tetap mengikuti tahap-tahap bergerak tersebut,

untuk menghindari efek samping obat bius berupa nyeri kepala yang hebat.

Setelah melahirkan, ibu harus segera buang air kecil sendiri. Kadang-

kadang timbul keluhan kesulitan berkemih yang disebabkan pada saat persalinan

otot-otot kandung kemih mengalami tekanan oleh kepala janin, disertai

pembengkakan kandung kemih. Bila kandung kemih terisi penuh sedangkan si ibu

tidak dapat buang air kecil, sebaiknya dilakukan pemasangan kateter (selang

kencing), untuk mengistirahatkan sementara otot-otot tersebut, yang berikutnya

diikuti dengan latihan berkemih. Ketidakmampuan berkemih dapat menyebabkan

terjadinya infeksi, sehingga harus diberikan antibiotika. Dalam 3-4 hari setelah

bersalin, ibu harus sudah buang air besar. Bila ada sembelit dan tinja mengeras, dapat

5

Page 6: LP Postpartum Normal

diberikan obat pencahar atau dilakukan klisma (pembersihan usus). Demam dapat

muncul jika tinja tertimbun lama di usus besar.

Dalam hal menyusui, saat ini sedang digalakkan upaya pemberian ASI

sedini mungkin setelah bayi lahir. Bayi diletakkan tengkurap di atas dada ibu yang

masih berbaring, kemudian dalam dekapan ibu, dalam beberapa jam pertama si bayi

akan berusaha mencari puting susu ibunya dan belajar menghisap sehingga dapat

merangsang produksi ASI.

Pada ibu yang bersalin secara normal (bukan operasi), sebaiknya dianjurkan

untuk kontrol kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Pemeriksaan meliputi keluhan,

selera makan, gangguan berkemih dan buang air besar, ASI (payudara dan puting

susu), luka jalan lahir, keputihan, riwayat demam dan perdarahan, dan pemeriksaan

organ kandungan. Pemeriksaan tersebut tidak merupakan pemeriksaan terakhir,

terlebih jika ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan. (Fredy Dinata, 2011)

6. Tanda-tanda bahaya postpartum

Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak

Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan

Pembengkakan di wajah/tangan

Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan

Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit

Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama

Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri

Merasa sangat letih/nafas terengah-engah

7. Pemeriksaan Diagnostik

Darah: Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam postpartum (jika HB < 10 g%,

dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit dan trombosit.

Klien dengan dower kateter diperlukan cultur urine.

6

Page 7: LP Postpartum Normal

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Nama Klien: digunakan untuk membedakan antar klien yang satu dengan yang

lain (Sastrawinata, 1983 : 154)

Umur: Untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak, < 16

tahun atau > 35 tahun.

Suku / Bangsa: Untuk menentukan adat istiadat / budayanya

Agama: Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu

selama memberikan asuhan.

Pekerjaan: pekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan ibu kelelahan secara

tidak langsung dapat menyebabkan involusi dan laktasi terganggu sehingga masa

nifas pun jadi terganggu pada ibu nifas normal.

Alamat: Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal.

Anamnesa (Data Subjektif)

Tanggal / jam: Untuk mengetahui kapan klien datang dan mendapatkan

pelayanan.

Keluhan: Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu setelah melahirkan.

Riwayat kehamilan dan persalinan: Untuk mengetahui apakah klien melahirkan

secara spontan atau SC. Pada ibu nifas normal klien melahirkan spontan.

Riwayat persalinan:

Jenis Pesalinan: Spontan atau SC. Pada ibu nifas normal klien melahirkan

normal.

Komplikasi dalam persalinan: Untuk mengetahui selama persalinan normal

atau tidak.

Placenta dilahirkan secara spontan atau tidak, dilahirkan lengkap atau tidak,

ada kelainan atau tidak, ada sisa placenta atau tidak.

Tali pusat: Normal atau tidak, normalnya 45-50 cm.

Perineum: Untuk mengetahui apakah perineum ada robekan atau tidak. Pada

nifas normal perineum dapat utuh atau ada robekan, pada nifas normal pun

bisa juga dilakukan episotomi.

7

Page 8: LP Postpartum Normal

Perdarahan: Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar pada kala I, II, III

selama proses persalinan, pada nifas normal pendarahan tidak boleh lebih

dari 500 cc.

Proses persalinan Bayi

Tanggal lahir: untuk mengetahui usia bayi

Tekanan darah pada nifas normal < 120 / 80 mmHg.

Nadi pada nifas normal 80 – 100 x/menit Pernapasan pada nifas normal

16 – 20 x/menit, suhu normalnya 360 C

BB dan PB : untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak Normalnya >

2500 gr, BBLR < 2500 gr, makrosomi > 4000 gr.

Cacat bawaan : bayi normal atau tidak

Air ketuban: Air ketubannya normal atau tidak. Normalnya putih keruh.

Banyaknya normal atau tidak. Normalnya 500-1000 cc.

Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

a. Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan ibu secara umum. Nifas normal

biasanya baik.

b. Keadaan emosional

Untuk mengetahui apakah keadaan emosional stabil / tidak dan apakah terjadi

post partum blues (depresi) pada post partum pada klien tersebut. Pada ibu

nifas normal keadaan emosional stabil.

c. Tanda Vital

36,40C sampai 37,40C.

d. Pemeriksaan fisik

Muka

- Kelopak mata : ada edema atau tidak

- Konjungtiva : Merah muda atau pucat

- Sklera : Putih atau tidak

Mulut: Lidah bersih

Gigi : ada karies atau tidak ada.

Leher

- Kelenjar tyroid ada pembesaran atau tidak

- Kelenjar getah bening : ada pembesaran atau tidak.

8

Page 9: LP Postpartum Normal

- Dada

- Jantung : irama jantung teratur.

- Paru-paru : ada ronchi dan wheezing atau tidak.

- Payudara

Bentuk simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, pengeluaran

colostrum (Mochtar, 1990 : 102).

- Punggung dan pinggang

Posisi tulang belakang : normal atau tidak. Tidak normal bila ditemukan

lordosis.

CVAT : ada / tidak nyeri ketuk. Normalnya tidak ada.

- Abdomen

Bekas luka operasi: untuk mengetahui apakah pernah SC atau operasi

lain.

Konsistensi : keras atau tidak, ada benjolan atau tidak

Pembesaran Lien (liver) : ada atau tidak

e. Uterus

Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontraksi uterus, konsistensi uterus,

posisi uterus. Pada ibu nifas 1 hari post partum normal TFU 2 jari di bawah

pusat dan kontraksinya baik. Konsistensinya keras dan posisi uterus di tengah.

f. Pengeluaran lochea

Untuk mengetahui warna, jumlah, bau konsistensi lochea pada umumnya dan

menentukan adanya kelainan atau tidak. Pada ibu nifas yang normal 1 hari post

partum loceha warna merah jumlah + 50 cc, bau : dan konsistensi encer

(Mochtar, 1998 : 116).

g. Perineum

Untuk mengetahui apakah pada perineum terdapat jahitan ataupun bekas

jahitan atau tidak. Pada nifas normal bisa ditemukan bekas jahitan. Kaji

kebersihan area perineum.

h. Kandung kemih

Untuk mengetahui apakah kandung kemih teraba atau tidak, pada ibu nifas

normal kandung kemih tidak teraba.

i. Extremitas atas dan bawah

9

Page 10: LP Postpartum Normal

- Edema : ada atau tidak

- Kekakuan otot dan sendi : ada atau tidak

- Kemerahan : ada atau tidak

- Varices : ada atau tidak

- Reflek patella kanan & kiri: normalnya +

Reflek patella negatif pada hypovitaminase B1 dan penyakit urat syarat

(Mochtar, 1998 : 102)

Uji Diagnostik

- Darah: pemeriksaan Hb

HB ibu nifas normal: Hb normal 11 gram %

- Golongan darah

Pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi darah apabila terjadi

komplikasi.

2. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan laserasi jalan lahir ditandai dengan klien

mengeluh nyeri disekitar jalan lahir, skala nyeri: 3, klien tampak meringis.

2) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan duktus & alveoli payudara

mengeluarkan ASI ditandai dengan klien mengeluh payudaranya membengkak,

klien mengeluh nyeri pada payudara, skala nyeri: 1, payudara teraba keras.

3) Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak adekuat

(laserasi jalan lahir).

4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan laserasi jalan lahir ditandai

dengan terdapat luka robekan pada area perineum, terdapat tanda-tanda

inflamasi pada luka robekan.

5) Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan darah yang

berlebihan ditandai dengan membran mukosa kering, kulit kering dan dingin,

tekanan darah rendah, nadi teraba lemah.

6) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran

darah ke perifer ditandai dengan CRT > 2 detik, warna kulit perifer pucat, nadi <

60 x/menit.

7) Risiko cedera berhubungan dengan penurunan hemoglobin.

10

Page 11: LP Postpartum Normal

8) Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan

klien tidak mampu mandi secara mandiri, klien tidak mampu membersihkan

tubuh secara mandiri.

9) Retensi urinarius berhubungan dengan edema dan hiperemia pada mukosa

kandung kemih, meatus urinarius dan uretra ditandai dengan klien merasakan

kandung kemih penuh, klien tidak memiliki refleks berkemih, kandung kemih

teraba penuh.

10) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan informasi ditandai

dengan klien tidak mengetahui cara menyusui bayi, klien tidak mengetahui cara

perawatan payudara.

11) Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus ditandai dengan klien

mengatakan belum BAB dalam 3 hari, klien megeluh merasa penuh pada rektal,

bising usus terdengar hipoaktif.

12) Gangguan pola seksualitas berhubungan dengan penurunan lubrikasi vagina dan

penurunan vasokongesti ditandai dengan klien mengatakan mengalami

keterbatasan untuk berhubungan seksual dengan suami, klien mengatakan

dirinya harus membatasi kegiatan seksual selama setelah melahirkan.

13) Ansietas berhubungan dengan perubahan fungsi peran sebagai ibu ditandai

dengan klien mengeluh cemas dengan perannya sebagai ibu, klien tampak

gelisah.

11

Page 12: LP Postpartum Normal

3. Intervensi Keperawatan dan Evaluasi

N

O

DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI EVALUASI

1

2

3

Risiko cedera berhubungan dengan

penurunan hemoglobin.

Kekurangan volume cairan yang

berhubungan dengan kehilangan darah yang

berlebihan ditandai dengan membran mukosa

kering, kulit kering dan dingin, tekanan darah

rendah, nadi teraba lemah.

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan penurunan aliran darah

ke perifer ditandai dengan CRT > 2 detik,

warna kulit perifer pucat, nadi < 60 x/menit.

- Pantau tanda-tanda vital, keadaan fundus

dan perineum, perdarahan dengan sering

dan terjadwal untuk mengidentifikasi

apakah klien mengalami perdarahan

- Mulai masase fundus pada atonia uterus,

perdarahan hebat untuk mengeraskan

otot uterus dan menghentikan hemoragi.

- Mulai tindakan darurat untuk

menghentikan hemoragi.

- Pantau CRT, warna dan keadaan perifer

untuk mengkaji apakah perfusi ke perifer

klien baik.

Fundus berkontraksi, rabas lokia

sedang, tanda-tanda vital stabil,

perineum utuh, kulit teraba hangat dan

lembab, CRT < 2 detik, ekstremitas

hangat dan tidak pucat.

4 Retensi urinarius berhubungan dengan edema

dan hiperemia pada mukosa kandung kemih,

meatus urinarius dan uretra ditandai dengan

klien merasakan kandung kemih penuh, klien

tidak memiliki refleks berkemih, kandung

kemih teraba penuh.

- Kaji kandung kemih secara teratur;

anjurkan berkemih pertama kali dalam 6-

8 jam; ukur apakah berkemih adekuat;

lakukan kateterisasi jika diindikasikan.

Langkah ini mencegah retensi urine dan

atonia uterus.

Berkemih dalam 6-8 jam, jumlah

adekuat; eliminasi urine berlanjut tanpa

masalah

12

Page 13: LP Postpartum Normal

5 Konstipasi berhubungan dengan penurunan

motilitas usus ditandai dengan klien

mengatakan belum BAB dalam 3 hari, klien

megeluh merasa penuh pada rektal, bising

usus terdengar hipoaktif.

- Anjurkan minum cairan dan makan

makanan berserat; kaji apakah ada bising

usus; berikan pelunak feses atau laksatif

untuk membantu kemudahan defekasi

Defekasi dalam 2-3 jam, tanpa

ketidaknyamanan yang signifikan

6

7

Nyeri akut berhubungan dengan laserasi jalan

lahir ditandai dengan klien mengeluh nyeri

disekitar jalan lahir, skala nyeri: 3, klien

tampak meringis.

Nyeri akut berhubungan dengan

ketidakmampuan duktus & alveoli payudara

mengeluarkan ASI ditandai dengan klien

mengeluh payudaranya membengkak, klien

mengeluh nyeri pada payudara, skala nyeri: 1,

payudara teraba keras.

- Berikan tindakan kenyamanan untuk

nyeri (rendam duduk, perawatan

perineum, kompres es, lampu pijar,

memeras payudara, pemijatan dan

perawatan payudara); berikan obat nyeri

untuk mengurangi nyeri dan

ketidaknyamanan

Peredaan yang adekuat atau tidak

adanya afterpain, nyeri perineum, nyeri

payudara

8 Kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan laserasi jalan lahir ditandai dengan

terdapat luka robekan pada area perineum,

terdapat tanda-tanda inflamasi pada luka

robekan.

- Pantau integritas kulit; gunakan tindakan

pencegahan (pembersihan, hygiene yang

baik); ajarkan pencegahan infeksi untuk

membantu penyembuhan dan mencegah

kerusakan dan infeksi kulit.

- Identifikasi dan laporkan tanda-tanda

Kulit utuh; sembuh; tidak ada infeksi

13

Page 14: LP Postpartum Normal

awal infeksi untuk memulai regimen

medis untuk terapi

9 Ansietas berhubungan dengan perubahan

fungsi peran sebagai ibu ditandai dengan

klien mengeluh cemas dengan perannya

sebagai ibu, klien tampak gelisah.

- Jelaskan kondisi ibu-bayi baru lahir;

tenangkan jika perlu; dengarkan dengan

empati; ajarkan dan gali koping terkait

perawatan dan adaptasi keluarga untuk

mengurangi kecemasan

Melakukan perawatan bayi baru lahir

dengan tepat (memandikan, menyusui,

mengganti popok, menggendong,

membuai)

10 Kurang pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya pajanan informasi ditandai dengan

klien tidak mengetahui cara menyusui bayi,

klien tidak mengetahui cara perawatan

payudara.

- Berikan informasi untuk meningkatkan

pengetahuan; dengarkan dan diskusikan

perasaan; bantu menormalisasi

pengalaman; berikan bimbingan

antisipasi; berikan informasi untuk

mengurangi deficit khusus

Mengungkapkan pemahaman dan

penerimaan terhadap perubahan

pascapartum

11 Defisit perawatan diri: mandi berhubungan

dengan kelemahan ditandai dengan klien

tidak mampu mandi secara mandiri, klien

tidak mampu membersihkan tubuh secara

mandiri.

- Bantu mandi dan hygiene pada awalnya;

anjurkan perawatan diri pada saat

mampu melakukannya untuk

meningkatkan kenyamanan dan hygiene

yang baik.

Mengurangi tanda-tanda bahaya

komplikasi pascapartum, apa yang

harus dilakukan jika terjadi tanda-tanda

tersebut

12 Gangguan pola seksualitas berhubungan

dengan penurunan lubrikasi vagina dan

penurunan vasokongesti ditandai dengan

- Ajarkan orang tua mengenai perubahan

seksualitas yang mungkin terjadi, faktor-

faktor yang memengaruhi ungkapan

Menyampaikan pemahaman dan

penerimaan terhadap perubahan

seksualitas selama pascapartum

14

Page 15: LP Postpartum Normal

klien mengatakan mengalami keterbatasan

untuk berhubungan seksual dengan suami,

klien mengatakan dirinya harus membatasi

kegiatan seksual selama setelah melahirkan.

seksual pascapartum, kapan dapat

kembali melakukan aktivitas seksual

untuk meningkatkan normalitas pola

seksual

- Berikan informasi untuk mengurangi

defisit khusus

Menyatakan keinginan untuk memakai

kontrasepsi, mengetahui metode dan

cara menggunakannya dalam minggu –

minggu pertama (jika ingin menghindari

kehamilan)

13 Risiko infeksi berhubungan dengan

pertahanan tubuh primer tidak adekuat

(laserasi jalan lahir).

- Minimalkan risiko infeksi dengan

mencuci tangan sebelum dan setelah

perawatan dan menggunakan sarung

tangan untuk mencegah penularan

patogen dan mempertahankan asepsis

saat perawatan.

- Bantu untuk meyakinkan bahwa area

perianal bersih setelah eliminasi untuk

membantu mencegah terjadinya infeksi

genitourinaria.

- Gunakan teknik aseptik yang ketat saat

memberikan perawatan luka untuk

menghindari penyebaran patogen.

- Berikan pendidikan pasien mengenai

teknik mencuci tangan yang baik, faktor-

Mampu mempertahankan kepribadian

dan hygiene perorangan yang baik.

Luka dan insisi terlihat bersih, merah

muda dan bebas dari drainage purulen.

Pasien terbebas dari infeksi.

15

Page 16: LP Postpartum Normal

faktor yang meningkatkan risiko infeksi

dan tanda-tanda dan gejala infeksi untuk

mempertahankan tingkat kesehatan yang

maksimum.

(Reeder, Martin, Koniak-Griffin, 2011)

16

Page 17: LP Postpartum Normal

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irene M. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Dinata, Fredy. 2011. Perawatan Masa Nifas. (online: http://www.rsazra.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=109&Itemid=2, diakses tanggal 12 April

2012)

Huliana, Mellyana. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa Swara.

Moctar Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta

Reeder, Martin, Koniak-Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas volume 2. Jakarta: EGC

Wiknjosastro Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta : YBP-SP.

17

Page 18: LP Postpartum Normal

Refleks berkemih

Prolaktin

Oksitosin

Estrogen & progesteron

18

POST PARTUM

Trauma/laserasi jalan lahir

Merangsang reseptor nyeri saraf

sekitar

Nyeri Akut

Port d’entree

Episiotomi

Kerusakan integritas kulit

Risiko Infeksi

Involusi Uterus

Kontraksi uterus lambat

Atonia Uteri

PD yg memvaskularisasi daerah implantasi plasenta

terbuka

Perdarahan

vol. plasma

Kekurangan Volume Cairan

Vol. darah

Anemia akut

HbO2

Kontraksi uterus

Pelepasan jar endometrium

Pengeluaran lochea

Kurang perawatan

Media ideal invasi patogen

Risiko infeksi

Pengeluaran janin melalui jalan lahir

Trauma uretra & kandung kemih

Edema hyperemia pd mukosa kandung kemih, meatus urinarius & uretra

Menekan keinginan berkemih

Nyeri panggul Dieresis pasca partum

Kandung kemih cepat terisi

Retensi Urinarius

Hipoksia, penurunan aliran darah ke perifer

CRT > 2dtk

Ketidakefektifan perfusi jar. perifer

Kelemahan umum

Risiko cedera

Defisit perawatan diri

Isapan bayi adekuat

Oksitosin meningkat

Merangsang kontraksi duktus alveoli

efektif

ASI keluar

Tidak tahu cara menyusui & perawatan

payudara

Kurang pengetahuan

Tdk efektif

ASI tdk keluar

Isapan bayi tdk adekuat

Pembendungan ASI

Payudara bengkak

Menekan reseptor nyeri sekitarnya

Nyeri Akut

P A T H W A Y :

Page 19: LP Postpartum Normal

Esterogen

Lubrikasi vagina & vasokongesti

19

Kehadiran anggota baru di keluarga

Merasa cemas karena tanggung jawab baru

Ansietas

Respon seksual pd minggu_minggu awal

post partum

Gangguan pola seksualitas

Relaksasi usus saat masa kehamilan (ileus

odinamik) & distensi otot abdomen

Penurunan motilitas usus

Penurunan penyerapan air pd usus

Feses keras, usus tdk mampu mengeliminasi

feses

Konstipasi