lp osteoporosis jusma.doc

Upload: ayyu-rabiatul-syam

Post on 13-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN OSTEOPOROSIS

DISUSUN OLEH :

JUSMAWATI

NIM : 72.20.001.D.12.055

TINGKAT II B

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2014/2015

BAB IKONSEP TEORI

DEFINISI

Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat.(Brunner & Suddarth:2002)Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang sehingga tulang menjadi mudah patah.( R. Boedhi Darmojo:2000)

Osteoporosis adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume, sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang.(Doengoes, Marilynn E:2000).

Penurunan Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya perusakan (destruksi) atau kombinasi dari keduanya (Corwn elizabeth. 2001.).Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas : (Brunner & Suddarth:2002) :1. Osteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain, yang dibedakan lagi atas :a.Osteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulang terutama dibagian trabekulab.Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulang daerah korteksc.Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda denganpenyebab yang tidak diketahuiOsteoporosis sekunder yang terjadi pada atau akibat penyakit lain, antara lain hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid dan lain-lain.B. ETIOLOGI1. Determinan Massa TulangMassa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai factor antara lain :

a. Faktor geneticPerbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulangb. Faktor mekanikBeban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang, bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang. Ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar.c. Faktor makanan dan hormonPada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang bersangkutan2. determinan pengurangan massa tulangFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang pada usia lanjut yang dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis pada dasarnya sama seperti pada factor-faktor yang mempengaruhi massa tulang.a. Faktor geneticFactor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur. Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat resiko fraktur dari seseorang denfan tulang yang besar.b. Factor mekanisPada umumnya aktifitas fisik akan menurun dengan bertambahnya usia dan karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanik, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.c. Faktor lain1.) KalsiumKalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan kalsium yang rendah dan absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif begitu sebaliknya.2.) ProteinParotein yang berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan keseimbangan kalsium yang negatif3.) EstrogenBerkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium, karena menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium diginjal.4.) Rokok dan kopiMerokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh rokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.5.) AlkoholIndividu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium yang rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang pasti belum diketahui.

C. PATHWAY

D. PATOFISIOLOGI

Osteoforosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara faktor genetik dan faktor lingkungan.a. Faktor genetik meliputi:Usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah melahirkan.b. Faktor lingkungan meliputi:merokok, alkohol, kopi, defisiensi vitamin dan gizi, gaya hidup, mobilitas, anoreksianervosa dan pemakaian obat-obatan.Kedua faktor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke tulang, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat yang selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang disebut osteoporosis.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan laboratoriumb. Pemeriksaan x-rayc. Pemeriksaan absorpsiometrid. Pemeriksaan Computer Tomografi (CT)e. Pemeriksaan biopsyf. Pemeriksaan Densitas Massa tulangF. MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteoporosis adalah :

Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12)

Nyeri timbul mendadak

Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang

Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur

Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitas

Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badanNyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-hari atau karena pergerakan yang salahRasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerakG. PENATALAKSANAANDiet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan, dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal, dan dapat dilakukan latihan fisik pasif.Pada menopause, terapi penggantian hormon dengan estrogen dan progesterone dapat diresepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkannya, dan dapat di lakukan pembedahan jika terdapat fraktur seperti fraktur panggul.Obat-obat yang lain yang dapat diresepkan untuk menanngani osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium florida, dan natrium etidronat. Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan diberikan secara injeksi subkutan atau intramuskular. Efek samping (misal : gangguan gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin), biasanya ringan dan hanya kadang-kadang dialami. Natrium florida memperbaiki aktifitas osteoblastik dan pembentukan tulang

F. PENCEGAHAN

Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan:

1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal

2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti:

a) Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)

b) Latihan teratur setiap hari

c) Hindari :

Makanan tinggi protein

Minum alkohol

Merokok

Minum kopi

Minum antasida yang mengandung aluminium

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PeENGKAJIANAdapun pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteoporosis meliputi :

1) Riwayat keperawatan. Dalam pengkajian riwayat keperawatan, perawat perlu mengidentifikasi adanya :

a) Rasa nyeri/sakit tulang punggung (bagian bawah), leher, dan pinggang

b) Berat badan menurun

c) Biasanya di atas 45 tahun

d) Jenis kelamin sering pada wanita

e) Pola latihan dan aktivitas

f) Keadaan nutrisi (mis, kurang vitamin D dan C, serta kalsium)

g) Merokok, mengonsumsi alkohol dan kafein

h) Adanya penyakit endokrin: diabetes mellitus, hipertiroid, hiperparatiroid, Sindrom Cushing, akromegali, Hipogonadisme

2) Pemeriksaan fisik :

a) Lakukan penekanan pada tulang punggung terdapat nyeri tekan atau nyeri pergerakan

b) Periksa mobilitas pasien

c) Amati posisi pasien yang nampak membungkuk

Riwayat Psikososial

Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering timbul kecemasan, takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri. Perawat perlu mengkaji masalah-masalah psikologis yang timbul akibat proses ketuaan dan efek penyakit yang menyertainya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologi.2. Perubahan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis).3. Risiko injuri berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologi Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang .Intervensi :a. Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas (skala 1-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku).b. Ajarkan klien tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya.c. Dorong menggunakan teknik manajemen stress contoh relaksasi progresif, latihan nafasa dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan teraupetik.d. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi.

Perubahan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat

perubahan skeletal (kifosis).Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik .Intervensi :a. Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.b. Rencanakan tentang pemberian program latihan, ajarkan klien tentang

aktivitas hidup sehari-hari yang dapat dikerjakan.c. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas /perawatan diri secara bertahap jika dapat ditoleransi.Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

Risiko injuri berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuhTujuan :Cedera/injuri tidak terjadi.Intervensi :a. Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya missal : tempatkan klien pada tempat tidur rendah, berikan penerangan yang cukup, tempatkan klien pada ruangan yang mudah untuk diobservasi.b. Ajarkan pada klien untuk berhenti secara perlahan,tidak naik tangga dan mengangkat beban beratc. Observasi efek samping obat-obatan yang digunakan.D. IMPLEMENTASI

Sesuai dengan intervensi keperawatan atau perencanaan keperwatan yang telah dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.

E. EVALUASI

Dx. 1 Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan

Dx. 2 Imobilitas fisik berkurang dan klien mampu mobilisasi sesuai toleran

Dx. 3 tidak terjadi cedera atau injury

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Corwn elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Jakarta, EGC, 2002Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000Price, S. A & Wilson, L. Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit..[et. al]. Edisi 6. Jakarta: ECG.2001