lp osteoporosis

9
LAPORAN PENDAHULUAN 1. Pengertian Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang memiliki penurunan matrix dan proses mineralisasi yang normal tetapi massa atau densitas tulang berkurang (Gallagher, 1999) Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian rupa dengan benturan yang ringan saja tulang akan menjadi patah. ( Wisnu, 2005 ) Menurut WHO Osteoporosis adalah penurunan massa tulang > 2,5 kali standart defiasi massa tulang rata-rata dari populasi usia muda. Penurunan antara 1-2,5 standart defiasi dari rata-rata usia muda disebut Osteopenia. Osteoporosis dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Osteoporosis primer, yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain, dibedakan : Osteoporosis tipe 1 ( pasca menopause ), yang kehilangan tulang terutama dibagian trabekula. Osteoporosis tipe 2 ( senilis ), terutama kerhilangan massa tulang daerah kortek. Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda dengan penyebab tidak diketahui. 2. Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada / diakiabtkan oleh penyakit lain, antara lain 1

Upload: khoirihandayani

Post on 26-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan osteoporosis pada lansia

TRANSCRIPT

Page 1: LP Osteoporosis

LAPORAN PENDAHULUAN1. Pengertian

Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang memiliki

penurunan matrix dan proses mineralisasi yang normal tetapi massa

atau densitas tulang berkurang (Gallagher, 1999)

Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa

tulang sedemikian rupa dengan benturan yang ringan saja tulang

akan menjadi patah. ( Wisnu, 2005 )

Menurut WHO Osteoporosis adalah penurunan massa tulang >

2,5 kali standart defiasi massa tulang rata-rata dari populasi usia

muda. Penurunan antara 1-2,5 standart defiasi dari rata-rata usia

muda disebut Osteopenia.

Osteoporosis dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Osteoporosis primer, yang terjadi bukan sebagai

akibat penyakit yang lain, dibedakan :

Osteoporosis tipe 1 ( pasca menopause ), yang

kehilangan tulang terutama dibagian trabekula.

Osteoporosis tipe 2 ( senilis ), terutama kerhilangan

massa tulang daerah kortek.

Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda

dengan penyebab tidak diketahui.

2. Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada / diakiabtkan

oleh penyakit lain, antara lain hiperparatiroid, gagal ginjal kronis,

artritis rematoid, dan lain-lain.

Pada osteoporosis , kecepatan resorpsi tulang melebihi kecepatan

pembentukan tulang, sebagai akibatnya tulang menjadi keropos

secara progresif dan dapat mengalami fraktur karena faktor normal

atau stres.

1

Page 2: LP Osteoporosis

Pengaruhnya pada fisik Psikososial

Fungsi tubuh

menurun :

- nyeri punggung

- tinggi badan

dan berat

badan menurun

- bungkuk

punggung

Keterbatas lingkup gerak

:

- pembatasan gerak

dan latihan

- kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan

sehari-hari

(ketergantungan)

perawatan mandiri

menurun

resiko injuri

Konsep diri :

- Gambaran body

image

- Pembatasi interaksi

sosial

- Perubahan seksual

- Inefektif koping

individu

Depresi

Nafsu makan menurun

Perubahan pola nutrisi

2. Tinjaun Askep

1. Pengkajian a. Assesment

1). Riwayat kesehatanAnamnese memegang peranan penting pada evaluasi

penderita osteoporosis. Kadang-kdang keluhan utama

mengarahkan ke Diagnosis, misalnya fraktur kolum femoris

pada osteoporosis. Faktor lain yang diperhatikan adalah

umur, jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma

minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada

orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan

kalsium, fosfor dan vitamin D, latihan teratur dan bersifat

weight bearing.

Obata-obatan yang diminum jangka panjang harus

2

Page 3: LP Osteoporosis

diperhatikan, seperti kortikosteroid, hormon tiroid, anti

konvulsan, antasida yang mengandung aluminium, sodium

florida, dan bifosfonat etidronat, alkohol dan merokok juga

merupakan faktor resiko terjadinya osteoporosis.

Penyakti lain yang harus ditanyakan juga berhubungan

dengan osteoporosis adalah penyakit ginjal, saluran cerna,

hati, endokrine dan isufisiensi pankreas.

Riwayat haid, umur menarche dan menopause,

penggunaan obat kontrasepsi juga diperhatikan. Riwayat

keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan

karena ada beberapa penyakti tulang metabolik yang

bersifat herediter.

2). Pengkajian psikososial

Gambaran klinik penderita dengan osteoporosis adalah

wanita post menopause dengan keluhan nyeri punggung

yang merupakan faktor predisposisi adanya multiple

fraktur karena trauma. Perawat perlu mengkaji konsep diri

penderita terutama body image khususnya kepada

penderita kiposis berat.

Klien mungkin membatasi interaksi sosial sebab adanya

perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, tidak

mampu duduk di kursi dan lain-lain. Perubahan seksual

bisa terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman

selama posisi intercoitus.

Osteoporosis bisa menyebabkan fraktur berulang maka

perlu dikaji perasaan cemas dan takut bagi penderita.

3). Pola aktivitas sehari-hari

Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan

olah raga. Pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian,

3

Page 4: LP Osteoporosis

makan, mandi dan toilet. Olah raga dapat membentuk

pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik.

Selain itu mempertahankan tonus otot dan gerakan sendi.

Untuk usia lanjut perlu aktivitas yang adequat untuk

mempertahankan fungsi tubuh. Aktivitas tubuh

memerlukan interaksi yang kompleks antara saraf dan

muskoloskletal. Beberapa perubahan yang terjadi

sehubungan dengan menurunnya gerak persendian adalah

agifity (kemampuan gerak cepat dan lancar menurun),

stamina menurun, koordinasi menurun dan dexterity

(kemampuan memanipulasi keterampilan motorik halus

menurun).

2. Pemeriksaan fisik

a. Sistem pernafasan

Terjadi perubahan pernafasan pada kasus kiposis berat, karena

penekanan pada fungsional paru.

b. Sistem persyarafan

Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal

yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya fraktur satu

atau lebih fraktur kompresi vertebral.

c. Sistem Pencernaan

Pembatasan pergerakan dan deformitas spinal mungkin

menyebabkan konstipasi.

d. Sistem muskuloskeletal

Inspeksi dan palpasi pada daerah columna vertebralis, penderita

dengan osteoporosis seirng menunjukkan kiposis atau gibbus

(dowager’s hump) dan penurunan tinggi badan dan berat badan.

Adanya perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length

4

Page 5: LP Osteoporosis

inequality, nyeri spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah

antara vertebrae thorakalis 8 dan lumbalis 3.

3. Manifestasi radiologi

a. Gejala radiologi yang khas adalah densitas atau massa tulang

yang menurun yang dapat dilihat pada vertebrae spinalis.

Dinding depan corpus vertebral bisanya merupakan lokalisasi

yang paling berat. Penipisan cortex dan hilangnya trabeculla

transversal merupakan kelainan yang sering didapat. Lemahnya

corpus vertebrae menyebabkan penonjolan yang

menggelembung dari nuklieus pulposus ke dalam ruang

intervertebralis dan menyebabkan deformitas biconcave.

b. Ct-Scan, dengan alat ini dapat diukur densitas tulang secara

kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan

follow up terapi. Vertebral mineral di atas 110 mg/cm3 biasanya

tidak menimbulkan fraktur vertebrae atau penonjolan,

sedangkan dibawah 65 mg/cm3 hampir semua penderita

mengalami fraktur.

4. Penatalaksanaan sejak dini :

a. Olah raga (senam, jogging, berjalan cepat), lebih baik dilakukan

dibawah sinar matahari pagi karena membantu pembuatan

Vitamin D.

Keterangan : Vitamin D untuk penyerapan kalsium yang ada

didalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kekurangan

Vitamin ini dapat menyebabkan seseorang berjalan tidak stabil

dan mudah jatuh serta fraktur. Selain itu, menyebabkan kelenjar

tiroid berusaha untuk melepaskan kalsium untuk keperluan

tubuh, yang banyak didapatkan pada tulang dengan cara

menyerap tulang sehingga lama kelamaan massa tulang

5

Page 6: LP Osteoporosis

menjadi berkurang dan tulang menjadi kropos. Vitamin D dapat

diperoleh dari paparan sinar matahari pagi selama paling sedikit

setengah jam per minggu.

b. Konsumsi makanan yang mengandung cukup kalsium (diit tinggi

kalsium), misalnya susu, buah-buahan, sayur hijau dan sumber-

sumber protein seperti ikan. Penemuan tahun 1998, kedelai

dapat membantu mempertahankan massa tulang.

Keterangan : pemberian suplemen dapat dilakukan jika asupan

makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan akan kalsium,

terutama pada mereka yang berusia 65 tahun keatas.

c. Obat-obatan yang sering digunakan untuk osteoporosis baik pria

maupun wanita adalah :

Obat yang membantu pembentukan tulang : steroid anabolik

dan fluorida (untuk membantu pembentukan osteoblas)

Obat yang mengurangi pengerusakan tulang : estrogen,

kalsium, difosfanat, kalsitonin.

5. Pencegahan Osteoporosis

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk pencegahan

osteoporosis sejak dini yaitu :

a. Berjemur dibawah sinar matahari pagi sekitar 15 menit tiap hari

karena dengan paparan sinar matahari akan membentuk

provitamin D yang dapat bermanfaat untuk menguatkan tulang.

b. Olah raga yang cukup atau senam osteoporosis dapat

membantu melatih kekuatan tulang pada lanjut usia.

c. Mengonsumsi makanan dan minuman yang cukup mengandung

kalsium seperti susu kalsium, bunga kol, ikan tongkol, kedelai.

d. Pemberian multivitamin tambahan untuk lanjut usia untuk

mencukupi kadar kalsium yang diperlukan tubuh yaitu sekitar

500 mg per hari.

6

Page 7: LP Osteoporosis

7

Page 8: LP Osteoporosis

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo,Boedhi.2004.GERIATRI ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). Edisi 3. Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Watson, Roger. 2003. Perawatan pada Lansia. Edisi I. EGC. Jakarta

http :// www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel.php?article_id=68615

http://nusaindah.tripod.com/osteoporosis.htm

8