lp diare.doc

28
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE A. PENGERTIAN Diare adalah buang air besar konsistensi lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya ( biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari). Diare akut (Gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus yang diseabbkan oleh berbagai bakteri virus dan patogen parasitik. Diare adalah: BAB lebih dari tiga dengan konsistensi cair (WHO, 1992) B. KLASIFIKASI Jenis diare sbb : a. Menurut perjalanan penyakit : - Akut : jika kurang dari 1 minggu - Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari - Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi

Upload: sahabudin-naufal

Post on 01-Oct-2015

207 views

Category:

Documents


74 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN DIARE

A. PENGERTIAN

Diare adalah buang air besar konsistensi lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya ( biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari).Diare akut (Gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus yang diseabbkan oleh berbagai bakteri virus dan patogen parasitik.

Diare adalah: BAB lebih dari tiga dengan konsistensi cair (WHO, 1992)

B. KLASIFIKASI

Jenis diare sbb :

a. Menurut perjalanan penyakit :

Akut : jika kurang dari 1 minggu

Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari

Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi

Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi

b. Menurut patofisiologi :

Gangguan absorbsi

Gangguan sekresi

Gangguan osmotik

c. Menurut penyebab :

Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur

Konstitusi

Malabsorbsi

d. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

C. PENYEBAB

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:

1. Infeksi

a. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare pada anak meliputi infeksi interal sebagai berkut :

Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas dan sebagainya..

Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.

Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.

b. Infeksi Parentral ialah infeksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia, encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun

2. Faktor Malabsorsi

a. Malabsorisi karbohidrat

b. Malabsorsi lemak

c. Malabsorsi Protein

3. Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.

4. Psikologis : rasa takut dan cemas Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare: Tidak memadainya penyediaan air bersih

Air tercemar oleh tinja

Pembuangan tinja yang tidak hygienis

Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek

Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya

Penghentian ASI yang terlalu diniD. PATOGENESIS

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

1. Gangguan osmotic

Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsang tertentu ( Misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus

3. Gangguan motalitas usus

Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makan seingga timbul diare. Sebaliknya bila pristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya timbul diare pula.

Faktor penyakit / toksik ( misal toksin E. Coli )

Peningkatan peristaltik usus Peningkatan cairan intraluminarPassase usus meningkat

Waktu henti makanan menurun frekwensi BAB meningkat

( Resiko Infeksi )

( Resiko kerusakan integritas kulit )Penyerapan makanan, elektrolit terganggu pengeluaran cairan meningkat

Ketidak seimbangan cairan

Ketidakseimbagan nutrisi kurang

Resiko Hipo/hipertermi

Resiko Hipe/hipernatremi

Resiko Hipo/hiperkalemi

Asidosis MetabolikE. MANIFESTASI KLINIK

Mula-mula pasien cengen gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai ledir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktose yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.

Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung juga turut meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit. Timbul dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit .Gejala dehidrasi mulai nampak yaitu berat badan menurun turgor berkurang mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung ( pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Akibat dehidrasi diuresis berkurang ( oliguri sampai anuri). Bila sudah asidosis metabolis pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul). Asidosis metabolisme karena:

1. Kehilangan NaCO3 melalui tinja diare

2. Ketosis kelaparan

3. Produk- produk metabolik

4. Berpindahnya ion natrium dari cairan intra sel ke ekstrasel

5. Penimbunan laktat ( anoksia jaringan ) Manifestasi Klinis dan Dehidrasi

Isotonik (kehilangan air dan garam)Hipotonik (kehilangan garam pada kelebihan air)Hipertonik (kehilangan air pada kelebihan garam)

Warna Kulit

SuhuTurgorPerasaanMembran mukosaAir mata dan salivasiBola mataFontanelSuhu tubuhNadiPernapasanperilakuAbu-abu

DinginBurukKeringKeringTidak adaCekung dan lunakCkungDibawah normal atau meningkatCepatCepatPeka rangsang samapai letargikAbu-abu

DinginSangat burukBasahAagak lembabTidak adaCekung dan lunakCekungAbnormal

Sangat cepatCepatCepat

Letargik sampai koma; konvulsiAbu-abu

Dingin /panasSedangTebal, liatKering dan panas

Tidak adaCekungCekungDi bawah normal atau meningkat

Cepat

Cepat

Letergi nyata dengan hiperiritabilitas yang ekstrem terhadap stimulasi

CARA MENILAI DEHIDRASI (WHO, 1992)GEJALA DAN TANDATAK DEHIDRASIDEHIDRASI TAK BERATDEHIDRASI BERAT

1. Keadaan UmumBaikRewel, gelisah, lemah.Apatis, tidak sadar

2. MataTidak cekungCekung & keringSangat cekung,

3. Air MataJika menangis masih adaJika menangis tidak adaJika menangis tidak ada

4. BibirTidak keringKeringSangat kering

5. Rasa HausTidak merasa hausHaus sekali, jika diberi minum rakus.Tidak bisa minum

6. Cubitan KulitJika dicubit cepat kembaliJika dicubit kembali lambatdicubit kembali sangat lambat.

F. PENATALAKSANAAN

Pencegahan penyakit diare

a. Meningkatkan pemberian ASI

b. Memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI

c. Menggunakan air bersih yang cukup

d. Mencuci tangan dengan sabun

e. Menggunakan jamban yang benar

f. Membuang tinja bayi dan anak-anak yang tepat

g. Imunisasi campakPrinsip Penatalaksanaan Diare :a. Mencegah terjadinya dehidrasi

b. Mengobati Dehidrasi

c. Memberi makanan

d. Mengobati masalah lain CARA MELAKUKAN REHIDRASI

DERAJAT

DEHIDRASIKELOMPOK USIAJENIS CAIRANVOLUME ml/kg BBWAKTU

RINGAN Semua kelompokOral50Tiap 4 jam

SEDANGSemua kelompokOral70Tiap 4 jam

BERATAnakIntra vena70Tiap 3 jam

BERAT dan SYOKSemua kelompokIntra vena70 - 100Tiap 4 jam

Tatalaksana penderita diare di rumah

a. Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga, seperti kuah sayur, air tajin, larutan gula garam terutama untuk penderita tanpa dehidrasi, dan bila tersedia berikan oralit

b. Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare

c. Membawa panderita diare ke sarana kesehatan, bila dalam 3 hari tidak membaik atau ada salah satu tanda :

-Berak cair berkali-kali -Muntah berulang-ulang

-Rasa haus yang nyata -Makan dan minum sedikit

-Demam -Tinja berdarah

Cara pembuatan dan pemberian oralit adalah sebagai berikut :1. Sediakan air matang 1 gelas (200 cc) dan campurkan 1 bungkus oralit untuk ukuran air 200 cc kemudian aduk sampai larut

2. Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun

3. Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua

4. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit,kemudian berikan cairan lebih lama (misalnya sesendok 2-3 menit)

5. Bila diare berlanjut setelah oralit habis, berikan cairan lain seperti dijelaskan atau ke petugas kesehatan untuk mendapatkan oralit.

6. Berikan oralit setiap habis BAB dengan jumlah sbb :

Tabel : Pemberian oralit setiap BAB sesuai umur

UMURJumlah oralit yang diberikan tiap BAB

< 1 tahun50-100 ml

1-4 tahun100-200 ml

> 5 tahun200-300 ml

Dewasa300-400 ml

Cara pembuatan Larutan Gula Garam, sebagai pengganti oralit :

Sediakan air matang 200 cc ( 1 gelas)

Tmbahkan gula pasir 1 sendok makan dan garam sepucuk sendok teh

Kemudian aduk sampai larut

G. KOMPLIKASI

Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:

a. Dehidrasi ( Ringan, berat hipotenik, isotonik hipertonik)

b. Renjatan hipovolemik

c. Hipoglikemi

d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktase

e. Hipokalemia

f. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik

g. Malnutrisi energi proteiN.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Kajian riwayat penyakit

Kaji status dihidrasi

Catat keluaran fekal-jumlah, volume, karakteristik

Observasi dan catat adanya tanda-tanda berkaitan ternes, kram, muntah

2. Kemungkinan meamakan makanan atau air yang terkontaminasi

3. Kemungkinan infeksi ditempat lain misal : pernapasan , infeksi saluran kemih

Cek diagnostik

Tampung sperimen sesui kebutuhan

Feses pH, obuat Juni, frekuensi

HDL, ekusialit semua, kreasmi, BUM

Deteksi sumber infeksi

4. Pengkajian fisik rutin

5. Observasi adanya manifestasi gestro entritis akut

6. Pemerisaan fisik

a. pengkuran pertumbuhan

1). TB

2). BM

3). Ketebalan kulit dan lingkar lengan

b. Fisiologi

1). Suhu

2). Nadi

3). Respirasi

4). Tekanan darah

c. Penampilan umum

Anak lemas

Tampak kehausan

d. Kulit: inspeksi dan palpasi kulit, turgor berkurang, membran mukosa kering, tekstur kulit menurun. Palpasi suhu kulit meningkat.

e. Kepala dan Leher : ukuran kepala, bentuk, kesimetrisan. Fontanel dan sutura cekung,

f. Mata: kelopak mata, mata cekung, konjungtiva, mata sayu.

g. Telinga: inspeksi telinga luar dan dalam, pendengaran.

h. Mulut dan kerongkongan : mukosa mulut kering, rasa haus, kerongkongan panas, lemah menelan.

i. Dada: pergerakan dada, otot bantuan pernafasan.

j. Paru: pernafasan anak cepat. Lemah, dangkal bila dehidrasi berat

k. Jantung : nadi cepat dan lemah.

l. Abdomen : turgor kulit jelek, bunyi usus peristaltik meningkat,

m. Genetalia : iritasi, kemerahan sekitarnya,

n. Anus : kemerahan, iritasi,

o. Extermity : lemah, pergerakan lemah.

Masalah Keperawatan yang sering muncul

1. Diare b/d inflamasi bakteri/malabsorbsi/proses infeksi.

2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

3. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan

NoDiagnosa keperawatan

Tujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

1.Diare b.d inflamasi bakteri /malabsorbsi /proses infeksi.

Definisi :

BAB cair atau tidak berbentuk

Batasan Karakteristik :

Sedikitnya BAB cair lebih dari 3 kali dalam sehari

Suara usus hiperaktif

Nyeri perut

Kram

Urgensi

Faktor yang berhubungan :

Tingkat stres dan cemas tinggi

Alkoholik

Keracunan

Penyalahgunaan laksatif

Radiasi

Pemberian makan melalui selang

Efek samping obat

Kontaminasi

Taravelling

Inflamasi

Malabsorbsi

Proses infeksi

Iritasi

Parasit NOC

Bowel elimination

Balance cairan

Status hidrasi

Kriteria Hasil :

pola defekasi, lembek setiap hari atau 3 hari sekaki

menunjukkan daerah rectal bebas iritasi

menunjukkan frekuensi diare berkurang

mampu menjelaskan penyebab diare dan tindakan yang dilakukan

menunjukkan turgor kulit dan bb dbn.

NIC

Management diare

lakukan pemeriksaan feses kultur dan sensitivitas jika diare berlanjut evaluasi efek samping pengobatan pada gastrointestinal anjurkan pasien/keluarga mencatat warna, volume dan konsistensi feses identifikasi faktor penyebab diare (pengobatan, bakteri atau pengaruh makanan)

monitor tanda dan gejala diare observasi turgor kulit secara teratur monitor daerah perineal dari iritasi dan ulcerasi timbang BB monitor peningkatan peristaltik usus kelola pemberian intake nutrisi dan cairan berikan medikasi sesuai programMonitor elektrolit

monitor nilai elektrolit

monitor kehilangan cairan dan elektrolit monitor manifestasi neurologi karena ketidakseimbangan elektrolit monitor rasa mual, muntah dan diare monitor tanda dan gejala hiponatremi, hiperkalemia administrasi pemberian suplemen elektrolit

Perawatan perineal

lakukan hygiene perineal jaga perineal tetap kering

bersihkan perineum secara rutin

Mengetahui jenis bakteri penyebab dan spesifikasi pengobatan.

Meminimalkan efek samping.

Menghitung haluaran dan menghitung masukan yang seharusnya.

Mengetahui pengobatan yang efektif

Mengetahui efek lanjut secara dini. Mengevaluasi tingkat diare.

Meminimalkan komplikasi dan pencegahan dini.

Mengetahui apakah ada penurunan BB

Mengethui fungsi peristaltik usus.

Menjaga keseimbangan cairan.

Mencegah komplikasi dan menyembuhkan.

Mengetahui nilai elektrolit.

Mengethui jumlah kehilangan cairan.

Mencegah dan mengetahui sedini mungkin komplikasi diare.

Mengetahui asupan oral.

Mengethui sedini ungkin komplikasi elektrolit karena diare.

Mencegah terjadinya hipoelektrolit.

Mencegah iritasi perineal.

Mengurangi iritasi

Mencegah iritasi perineum.

2Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium

Batasan Karakteristik :

Kelemahan

Haus

Penurunan turgor kulit/lidah

Membran mukosa/kulit kering

Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi

Pengisian vena menurun

Perubahan status mental

Konsentrasi urine meningkat

Temperatur tubuh meningkat

Hematokrit meninggi Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)Faktor-faktor yang berhubungan:

Kehilangan volume cairan secara aktif Kegagalan mekanisme pengaturan

NOC:

Fluid balance

Hydration

Nutritional Status : Food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

NIC :

Fluid management

Timbang popok/pembalut jika diperlukan

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV

Monitor status nutrisi Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusiHypovolemia Management

Monitor status cairan termasuk intake dan ourput cairan

Pelihara IV line Monitor tingkat Hb dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor responpasien terhadap penambahan cairan

Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral

Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihanvolume cairan

Monitor adanya tanda gagal ginjal

Mengetahui jumlah kehilangan cairan pasien.

Mengetahui keseimbangan cairan tubuh.

Mencegah sedini mungkin komplikasi

Mengevaluasi keadaan umum pasien.

Menghitung masukan oral pasien.

Mencegah dehidrasi pasien

Memberikan suplay cairan tubuh. Mengetahui secara dini gangguan elektrolit.

Menjaga keseimbangan cairan tubuh

Mengoptimalkan masukan oral. Mengurangi kejenuhan pada pasien Menjaga komplikasi secara dini.

Menjaga keseimbangan cairan,

Menjaga terjadinya anemia.

Menghitung masukan dan haluaran.

Menjaga infeksi nosokomial.

Mengevaluai hemokonsentrasi darah pasien.

Mengathui keadaan umum pasien.

Mengevaluasi pengethuan pasien

Mengevaluasi kenaikan berat badan

Mensuplay masukan oral.,

Untuk mengetahui dan menjaga over hidrasi.

Mengethui secara dini PGK

3Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering

Definisi : Semua risiko untuk kulit yang merupakan perubahan yang bersifat merugikan kulit.

Faktor resiko :

1. eksternal

factor mekanik

hipo/hipertermi

imobilitas fisik

substansi kimia

ekskresi atau sekresi

radiasi

kelembaban

pelembab

usia yang ekstrim

2. internal

pengobatan

tulang yang menonjol

kekebalan tubuh

perubahan sensasi

perubahanpigmentasi

perubahan status metabolic

perubahan sirkulasi

perubahn turgor kulit

perubahan status nutrisi

psikogenik

NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Kriteria Hasil :

Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

NIC : Pressure Management

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan padaa tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

Pencegahan Pressure Ulcer

Kaji adanya factor risiko pada pasien

Dokumentasikan status kulit dalam admisian tiap hari Hindari menggunakan pelembab pada daerah perspirasi, luka, fekal atau inkontinensia urine

Rubah posisi setiap 2 jam

Inspeksi bony prominence Jaga kebersihan linen Berikan pelembab pada kulit yang kering

Skin Surveillance

Inspeksi kondisi kulit yang mengalami pembedahan

Observasi warna, kelembaban, teksture, ulcerasi kulit Monitor kulit yang kemerahan Monitor adanya infeksi

Monitor warna dan suhu kulit

Catat perubahan kulit dan membran mukosa

Mengurangi evaporasi Mencegah iritasi daerah lipatan. Mencegah iritasi kulit. Mencegah dekubitus. Mencegah komplikasi secara dini. Mengetahui adanya iritasi kulit. Mencegah kontraktur Mengetahui keada nutrisi pasien

Mencegah relaksaasi.

Mengetahui faktor risiko.

Mengetahui kerusakan pada kulit.

Mengurangi stempel.

Mencegah dekubitus.

Mengevaluasi keadaan body prominence Mencegah iritasi alat linen.

Mencegah iritasi kulit.

Mencegah komplikasi

Mengetahui efek legalisir.

Menjaga kesempurnaan Djarum 76.

Mengetaghui perubahan kulit.

4Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik :

Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal

Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)

Membran mukosa dan konjungtiva pucat

Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah

Luka, inflamasi pada rongga mulut

Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan

Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan

Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa

Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan

Miskonsepsi

Kehilangan BB dengan makanan cukup

Keengganan untuk makan

Kram pada abdomen

Tonus otot jelek

Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi

Kurang berminat terhadap makanan

Pembuluh darah kapiler mulai rapuh

Diare dan atau steatorrhea

Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)

Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasiFaktor-faktor yang berhubungan :

Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

NOC :

Nutritional Status :

Nutritional Status : food and Fluid Intake

Nutritional Status : nutrient Intake

Weight control

Kriteria Hasil :

Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan

Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Tidk ada tanda tanda malnutrisi

Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Nutrition Management

Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

Berikan substansi gula

Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkanNutrition Monitoring

Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan

Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit Monitor makanan kesukaan

Monitor kalori dan intake nuntrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.

Menghindari terjadinya alergi, kembali.

Mencegah dehidrasi.

Mencegah suplai vit. Fe.

Mencegah malnutrisi.

Mencegah optimalisasi

Mencegah konstipasi.

Memudahkan oral.

Memandirikan pasien.

Mengetahui intake masukan.

Mencegah salah ruangan.

Mengetahui kebutuhan nutrisinya.

Mengetahui keseimbangan cairan.

Mengetahui pengeluaran kaliori

Mengetahui trauma anak terhadap RS.

Mencegah penularan penyakit.

Mengurangi gangguan makan.

Mengetahui tanda komplikasi secara dini. Mengetahui kekenyalan kulit.

Menambah porsi makan. Mengetahui kerusakan sistemik.

Mengetahui kerusakan lain.

Discharge Planning

1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (missal oralit).

2. Ajarkan mengenai tanda tanda dehidrasi, ubun ubundan mata cekung, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering

3. Jelaskan obat obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Engel, J. 1998. Pengkajian pediatrik. Jakarta: EGC

2. Johnson., Mass. 1997. Nursing Outcomes Classification, Availabel on: www.Minurse.com, 14 Mei 2004

3. McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). Mosby, St. Louise.

4. Noer, S. 1996. Buku ajar: Ilmu penyakit dalam. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

5. NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia.

6. Perry & Potter. 2005. Buku ajar: Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN DIARE

DI RUANG MELATI RS Prof. MARGONO SOEKARDJOPURWOKERTO

POPRI SRI ISTANTININGSIH, S.KepNIM. G1B207017UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO

2008

PAGE