lp amami laktosa

15
PENENTUAN KADAR LAKTOSA METODE LUFF SCHROOL A. Tujuan : Untuk menetukan kadar laktosa dalam susu menggunakan metode Luff Schrool. B. Prinsip Metode : Laktosa adalah suatu disakarida yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi sehingga digolongkan menjadi gula pereduksi. Tidak seperti sakarida lainnya, laktosa tidak dapat difermentasi oleh ragi. Jika ditambahkan larutan luff schrool maka laktosa akan mereduksi Cu 2+ menjadi Cu + . Kelebihan sisa Cu 2+ kemudian dititrasi dengan titrasi iodometri. C. Tinjauan Pustaka : Laktosa dikenal sebagai gula susu, yaitu gula yang terkandung hanya dalam susu, yaitu gula yang terkandung hanya dalam susu yang dihasilkan mamalia. Laktosa menyusun 4 - 7% berat susu. Sifat laktosa larut dalam air dingin, mempunyai kemampuan mereduksi dan tidak dapat difermentasikan oleh ragi. Sebagai disakarida, laktosa disusun oleh duan monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa. Di dalam tubuh, laktosa dicerna pada lambung menggunakan enzim laktase. Kekurangan

Upload: jea-ayu-putri

Post on 14-Sep-2015

253 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

amami

TRANSCRIPT

PENENTUAN KADAR LAKTOSA METODE LUFF SCHROOLA. Tujuan: Untuk menetukan kadar laktosa dalam susu menggunakan metode Luff Schrool.

B. Prinsip Metode:Laktosa adalah suatu disakarida yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi sehingga digolongkan menjadi gula pereduksi. Tidak seperti sakarida lainnya, laktosa tidak dapat difermentasi oleh ragi. Jika ditambahkan larutan luff schrool maka laktosa akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Kelebihan sisa Cu2+ kemudian dititrasi dengan titrasi iodometri. C. Tinjauan Pustaka:Laktosa dikenal sebagai gula susu, yaitu gula yang terkandung hanya dalam susu, yaitu gula yang terkandung hanya dalam susu yang dihasilkan mamalia. Laktosa menyusun 4 - 7% berat susu. Sifat laktosa larut dalam air dingin, mempunyai kemampuan mereduksi dan tidak dapat difermentasikan oleh ragi. Sebagai disakarida, laktosa disusun oleh duan monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa.Di dalam tubuh, laktosa dicerna pada lambung menggunakan enzim laktase. Kekurangan enzim ini menyebabkan suatu keadaan yang dinamakan Lactose Intolerance dan menghasilkan gejala seperti muntah muntah, dan diare. Analisis kadar laktosa dapat dilakukan dengan metode Luff Schrool atau Lane Eynon. Namun terdapat metode lain yang lebih singkat dan akurat pengerjaannya yaitu spektrofotometri dan HPLC.Karena laktosa merupakan gula pereduksi, maka pada analisis kadar laktosa menggunakan metode Luff Schrool, tidak perlu dilakukan hidrolisis. Penghilangan kabohidrat selain laktosa pada susu, yang umumnya berupa glukosa dan gula amino, didasarkan pada sifat laktosa yang berbeda dengan gula sederhana lain yaitu tidak dapat difermentasikan oleh ragi.Setelah karbohidrat selain laktosa pada sampel dihilangkan, maka hanya laktosa yang akan mereduksi Cu2+ (dalam larutan Luff Schrool) menjadi Cu+ (berupa endapan) seperti diperlihatkan pada reaksi 1. Cu2+ yang tersisa kemudia direaksikan dengan kalium iodida dalam suasana asam kuat dan membebaskan I2 tersebut ditunjukkan pada reaksi 2. Pada titrasi iodometri I2 tersebut akan bereaksi dengan natrium tiosulfat sebagai titran mengikuti reaksi 3.R-COH + 2CuO Cu2O + R-COOH .............. (Reaksi 1)2Cu2+ + 4I- 2CuI + I2............... (Reaksi 2)2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-............... (Reaksi 3)Jumlah CuSO4 yang bereaksi dengan laktosa ekuivalen dengan jumlah laktosa pada sampel. Nilainya didapatkan dari pengurangan jumlah CuSO4 awal (titrasi blanko) dan jumlah CuSO4 sisa (titrasi sampel).D. Peralatan1) Neraca Analitik2) Erlenmeyer 300 mL dan 500 mL3) Pendingin tegak4) Labu ukur 100 mL5) Corong6) Pipet Volum 10 mL dan 25 mL7) Pemanas listrik8) Gelas Ukur9) Buret10) Kapas

E. Pereaksi1) NaOH 30%

2) Larutan Luff SchroolLarutkan 143,8 g Na2CO3 anhidrat dalam 300 mL aquadess. Aduk dan tambahkan 50 g asam sitrat yang telah dilarutkan dengan 50 mL aquades. Tambahkan 25 g CuSO4.5H2O yang telah dilarutkan dengan 100 mL aquades. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 L, tambahkan aquades hingga tanda garis, kocok. Biarkan semalam dan saring bila perlu. Larutan Luff Schrool harus mempunyai pH 9,3 9,4.3) Larutan KI 20%4) Larutan H2SO4 25%5) Larutan Na2S2O3.5H2O 0,1 N6) Indikator Amilum 0,5%7) Ragi

F. Prosedur1) Memasukkan sebanyak 2 5 gram sampel padat atau cair ke dalam erlenmeyer 300 mL, menambahkan 30 mL aquadest dan memanaskan hingga mendidih selama 10 menit, kemudian mengangkat erlenmeyer yang berisi sampel.2) Memasukkan 1 gram ragi roti, dalam keadaan hangat (bukan panas).3) Menyumbat erlenmeyer dengan kapas dan menyimpan pada tempat hangat selama 2 jam.4) Memanaskan erlenmeyer dan mendidihkan larutan selama 10 menit untuk mematikan mikroorganisme dan enzim, kemudian didinginkan (membuka sumbatan kapas).5) Memasukkan larutan ke dalam labu ukur 100 mL dan menambahkan akuades hingga tanda garis, mengocok larutan kemudian menyaring.6) Memipet 10,0 mL larutan dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 500 mL.7) Menambahkan 15,0 mL akuades dan 25,0 mL larutan Luff Schrool serta beberapa butir batu didih.8) Menutup erlenmeyer dengan pendingin tegak dan memanaskan di atas penangas listrik. Mengusahakan dalam waktu 3 menit larutan mendidih. Didihkan terus hingga 10 menit kemudian didinginkan.9) Setelah dingin menambahkan 15 mL larutan KI 20% dan 25 mL H2SO4 25% secara perlahan-lahan. Menginkubasi dalam ruang gelap.10) Menitrasi larutan dengan larutan Na2S2O3.5H2O 0,1 N yang telah distandarisasi dengan indikator amilum 0,5%.11) Mengerjakan blanko. Memipet blanko berisi 25,0 mL larutan Luff Schrool dan menambahkan 25 mL aquadest. Memanaskan larutan dengan nyala tetap hingga mendidih dalam waktu 3 menit. Mendidihkan terus hingga 10 menit kemudian mendinginkan.12) Menambahkan larutan 15 mL larutan KI 20% dan 25 mL H2SO4 25% secara perlahan lahan. Menginkubasi dalam ruang gelap.13) Menitrasi larutan dengan larutan Na2S2O3.5H2O 0,1 N yang telah distandarisasi dengan indikator amilum 0,5%.

G. PerhitunganKadar laktosa (%) = 100%

V Na2S2O3.5H2O 0,1 N = NKeterangan :W = berat sampel (mg)W1 = berat laktosa yang terkandung untuk volume titran digunakan (mg)fp = faktor pengenceranH. Hasil pengujianHari / Tanggal: Kamis, 28 Mei 2015Identitas Sampel: Susu Vanila Frisian FlagHasil Analisis:1) Pembuatan Larutan Primer KIO3 50 mLm = N V BE = 0,1000 N 0,05 L g/mol.ek = 0,1783 gHasil setelah penimbangan : 0,1786 gramN = = = 0,1001 N2) Volume Titrasi StandarisasiV1 = 10,45 mLV2 = 9,98 mL V1 N1 = V2 N210,00 mL 0,1001 N = 10,45 mL N2N2 = 0,0957 N V1 N1 = V2 N210,00 mL 0,1001 N = 9,98 mL N2N2 = 0,1003 NN Na2S2O3.5H20 rata-rata = = 0,0980 N3) Volume Titrasi BlankoV1 = 26,72 mLV2 = 26,43 mLV Titrasi Blanko rata-rata = = 26,58 mL

4) Berat Sampel (W)W1 = 2052,3 mgW2 = 2092,7 mg

5) Volume Titrasi Sampel V1 = 23,83 mLV2 = 23,76 mLV rata-rata = = 23,79 mL V Na2S2O3.5H2O 0,1 N = N V Na2S2O3.5H2O 0,1 N = 0,0980 N = 2,73 mL = = = y 7,3 mg = 2,701 y = 10,001 mgKadar laktosa (%) = 100%Kadar laktosa (%) = 100% = 4,87 % V1 = 23,63 mLV2 = 23,61 mLV rata-rata = = 23,62 mL V Na2S2O3.5H2O 0,1 N = N V Na2S2O3.5H2O 0,1 N = 0,0980 N = 2,90 mL = = = y 7,3 mg = 3,33 y = 10,63 mgKadar laktosa (%) = 100%Kadar laktosa (%) = 100% = 5,07 %Kadar Laktosa rata-rata = =4,97 %

I. KesimpulanDari hasil analisis kadar laktosa diketahui bahwa kadar laktosa yang terkandung pada sampel Susu Vanila Frisian Flag adalah 4,97%.

PENENTUAN KADAR GULA METODE SPEKTROFOTOMETRI (FENOL SULFAT)A. TUJUANUntuk menentukan kadar gula pada sampel bahan pangan menggunakan metode fenol sulfat.B. PRINSIP METODEKarbohidrat bereaksi dengan suatu asam kuat dan panas membentuk turunan furan. Turunan furan tersebut apabila direaksikan dengan fenol akan berkondensasi untuk membentuk senyawa berwarna kuning jingga dan dapat diukur dengan spektrofotometer.C. TINJAUAN PUSTAKAMetode fenol sulfat adalah salah satu metode spektrofotometri dalam penentuan kadar gula, dan merupakan suatu metode kolorimetri yang sederhana dan cepat dalam menentukan kadar karbohidrat dalam suatu bahan pangan. Semua jenis karbohidrat dapat diukur dengan menggunakan metode fenol sulfat.Tetapi, absorbtivitas dari karbohidrat berbeda akan memberikan variasi besaran hasil. Sehingga hasil pengukuran harus dinyatakan dalam bentuk hanya satu jenis karbohidrat (yang ditentukan).Pada metode ini, asam sulfat pekat akan memutuskan semua rantai pada polisakarida, disakarida, oligosakarida, dan menjadi monosakarida. Monosakarida berjenis pentosa kemudian akan mengalami dehidrasi menjadi furfural, dan heksosa akan mengalami dehidrasi menjadi hidroksimetilfurfural (HMF). Senyawa-senyawa furfural tersebut kemudian bereaksi dengan fenol dan menghasilkan senyawa berwarna kuning jingga.Untuk menentukan kadar pada bahan pangan, sebelumnya karbohidrat non gula yang umumnya tidak larut dalam air dingin dihilangkan. Cara penghilangan karbohidrat non-gula adalah dengan melarutkan sampel bahan pangan dalam akuades dingin. Apabila bahan pangan banyak mengandung heksosa (seperti glukosa, fruktosa, atau galaktosa), umumnya digunakan glukosa sebagai reagen untuk pembuatan kurva standart, dan panjang gelombang yang digunakan adalah 490 nm. Warna senyawa yang terjadi stabil untuk beberapa waktu. Tingkat keakuratan dari metode fenol sulfat adalah 2%. Kurva standar minimal 5 titik konsentrasi gula. Hasil absorbansi sampel kemudian diplot pada kurva linier standart untuk mendapatkan konsentrasi gula pada bahan pangan.

D. PERALATAN1) Spektrofotometer UV-VIS2) Vortex3) Erlenmeyer4) Tabung

E. PEREAKSI1) Fenol 5%2) H2SO4 pekat

F. PROSEDUR Persiapan Sampel1) Menimbang sampel, memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Untuk sampel padat dihaluskan terlebih dahulu. Kemudian tambahkan aquadest untuk melarutkan sampel, stirrer / kocok selama 1 jam untuk menghomogenkan larutan dan memisahkan larutan dari komponen selain gula sederhana.2) Menyaring suspensi dengan kertas saring dan mencuci dengan aquadest hingga volum filtrat 250 mL. Filtrat ini mengandung gula sederhana dan digunakan untuk analisis.

Prosedur Kerja1) Membuat larutan standart glukosa dengan konsentrasi 0-500 ppm sebanyak minimal 5 konsentrasi.2) Memasukkan 2,0 mL dari masing-masing larutan standart tersebut ke tabung terpisah, merendam dalam air, lalu menambahkan 2,0 mL fenol 5% dan 10,0 mL H2SO4 pekat dengan hati-hati melalui dinding tabung. Membiarkan 10 menit.3) Menvorteks atau mengocok tabung, dan membiarkan kembali selama 20 menit.4) Mengukur absorbansi larutan tersebut dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm.5) Membuat persamaan linier dari kurva standart dengan sumbu y adalah konsentrsi (ppm) dan sumbu x adalah absorbansi.6) Memproses sampel hasil persiapan sampel seperti prosedur 2 hingga 5.7) Memplotkan absorbansi sampel yang diperoleh pada kurva standart glukosa atau memasukkan ke dalam persamaan linier (antara konsentrasi dan absorbansi glukosa), untuk mendapatkan konsentrasi gula.

G. PERHITUNGANKonsentrasi total gula pada sampel dihitung dengan mengalikan konsentrasi gula dan faktor pengenceran.H. HASIL PENGUJIANHari / Tanggal: Jumat, 29 Mei 2015Identitas Sampel: Susu Vanila Frisian FlagHasil Analisis:Tabel Larutan StandarKONSENTRASI (ppm)ABSORBANSI

REGRATA-RATA

500,5480,5630,5555

1000,9711,0441,0075

1501,5281,4961,512

2001,5611,5881,5745

2502,0432,2322,1375

3002,8062,8252,8155

Kurva Standar (Hubungan Absorbansi dan Konsentrasi)

Konsentrasi (ppm) = (114,65 Absorbansi) + 8,4923Absorbansi Sampel Susu Vanila Frisian FlagSampelAbsorbansiRata-rata

10,2530,3920,3225

Konsentrasi larutan sampel yang dipipet= (114,65 0,3225) + 8,4923 = 45,46693 ppmLarutan sampel dipipet= 2 mL = 0,002 LSehingga dalam 2,0 mL larutan sampel = 0,002 L= 0,090934 mg total gulaLarutan sampel total mengandung 0,5 gram sampel dalam 500,0 mL larutan sehinggaDalam larutan sampel total mengandung Tota Gula= 0,090934 mg= 22,73346 mg (TG dalam 500 mL)% Total Gula= 100%= 100%= 4,5466925 %I. KESIMPULAN] Dari hasil analisis kadar total gula menggunakan spektrofotometri metode fenol sulfat didapatkan kadar pada sampel Susu Vanila Frisian Flag adalah 4,54669 %.