penuntun praktikum amami progsus (4)2003

32
I. PEMERIKSAAN FORMALIN PADA MAKANAN A. TUJUAN : Tujuan Instruksional Umum - Mahasiswa mampu memahami teknik/cara analisis formalin pada bahan makanan. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan analisis formalin pada bahan makanan secara kualitatif. - Untuk dapat mengetahui ada/tidaknya formalin yang terkandung dalam sampel yang diperiksa. B. METODE : Pemeriksaan formalin dengan cara kualitatif. C. PRINSIP : Dalam suasana asam, FeCl 3 bereaksi dengan formalin menghasilkan warna merah lembayung yang menandakan hasil positif (mengandung formalin). D. ALAT DAN BAHAN : Alat : - Mortar - Beaker glass 150 ml - Timbangan - Tabung reaksi dan rak tabung - Label nama 1

Upload: putu-mahendra

Post on 13-Dec-2014

141 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

I.A. TUJUAN

PEMERIKSAAN FORMALIN PADA MAKANAN:

Tujuan Instruksional Umum - Mahasiswa mampu memahami teknik/cara analisis formalin pada bahan makanan. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan analisis formalin pada bahan makanan secara kualitatif. - Untuk dapat mengetahui ada/tidaknya formalin yang terkandung dalam sampel yang diperiksa.

B.

METODE

:

Pemeriksaan formalin dengan cara kualitatif.

C.

PRINSIP

:

Dalam suasana asam, FeCl3 bereaksi dengan formalin menghasilkan warna merah lembayung yang menandakan hasil positif (mengandung formalin).

D. ALAT DAN BAHANAlat : - Mortar

:

- Beaker glass 150 ml - Timbangan - Tabung reaksi dan rak tabung - Label nama - Batang pengaduk - Gelas ukur 5 ml - Sendok - Corong Bahan : - Sampel : Bakso, mie basah, tahu, nugget, sosis sap santap1

- Larutan FeCl3 10% - Aquadest - Kertas saring - H2SO4 Pekat

E.

CARA KERJA Persiapan bahan makanan 1. Alat dan bahan disiapkan.

:

2. Bahan makanan digerus dengan menggunakan mortar sampai halus 3. Bahan makanan yang sudah halus ditimbang sebanyak 10 gram. 4. Dimasukkan bahan makanan yang sudah ditimbang kedalam beaker glass dan ditambahkan aquadest sampai tanda 100 ml. 5. Diaduk sampai tercampur rata. 6. Disaring larutan bahan makanan tersebut dengan menggunakan kertas saring. Percobaan sampel Disiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah. Masing-masing tabung diberi label. Dimasukkan 5 ml H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 tetes FeCl310 % Diambil filtrat dari bahan makanan yang sudah disaring sebelumnya sebanyak 5 ml Dimasukkan filtrat bahan makanan tersebut kedalam tabung reaksi yang telah berisi H2SO4 pekat dan FeCl310 % sebelumnya secara perlahan-lahan. Dilihat perubahan yang terjadi Jika positif mengandung formalin maka akan terlihat cincin dengan warna merah lembayung. Percobaan dilakukan secara duplo (2 kali)

2

II.A. TUJUAN :

ANALISIS KUALITATIF HCN

Tujuan Instruksional Umum - Mahasiswa mampu memahami teknik/cara analisis HCN pada bahan makanan. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan analisis HCN pada bahan makanan secara kualitatif. - Untuk dapat mengetahui ada/tidaknya HCN yang terkandung dalam sampel yang diperiksa. B. METODE :

Pemeriksaan HCN dengan cara kromatografi kertas secara kualitatif. C. PRINSIP :

Dalam suasana asam, HCN dalam sampel akan bereaksi dengan asam pikrat yang terdapat dalam kertas kuning. Adanya warna merah dalam kertas pikrat menunjukan adanya HCN yang terkandung dalam sampel yang diperiksa. D. ALAT DAN BAHAN Alat : - Mortar - Labu Erlenmeyer tertutup - Timbangan - Label nama - Batang pengaduk - Gelas ukur 5 ml - Sendok - Corong - Beaker glass Bahan : :

3

- Sampel : Pulung-pulung ubi, getuk lindri, kripik singkong, ketela pohon, daun singkong - Larutan Natrium Karbonat 10 % - Aquadest - Kertas pikrat - Asam Tartarat 5 %

E. CARA KERJA

:

Persiapan bahan makanan a. Alat dan bahan disiapkan. b. Bahan makanan digerus dengan menggunakan mortar sampai halus c. Bahan makanan yang sudah halus ditimbang sebanyak 25 gram. d. Dimasukkan bahan makanan yang sudah ditimbang kedalam Erlenmeyer tertutup e. Selanjutnya ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml. f. Diaduk sampai tercampur rata atau homogen. Percobaan sampel a. Sampel yang telah homogeny ditambahkan dengan 10 ml asam tartarat 5 %. b. Selanjutnya disiapkan kertas pikrat yang sudah dicelupkan pada larutan natrium karbonat 10 %. c. Pada mulut Erlenmeyer digantungkan kertas pikrat tersebut, jangan sampai menyentuh sampel. d. Labu Erlenmeyer ditutup dan dipanaskan pada suhu 50C selama 15 menit. e. Diamati adanya perubahan warna pada kertas pikrat dan dilaporkan hasilnya.

4

III. ANALISA KUALITATIF NITRIT PADA SAMPEL MAKANANA. TUJUAN :

Tujuan Instruksional Umum - Mahasiswa mampu memahami teknik/cara analisis nitrit pada bahan makanan. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan analisis nitrit pada bahan makanan secara kualitatif. - Untuk dapat mengetahui ada/tidaknya nitrit yang terkandung dalam sampel yang diperiksa. B. METODE diazodasi. C. PRINSIP : :

Analisa nitrit pada makanan dilakukan secara kualitatif dengan metode reaksi

Dalam suasana asam, -naftil akan bereaksi dengan nitrit sehingga menghasilkan warna merah muda. Adanya warna merah muda menunjukkan adanya nitrit yang terkandung dalam sampel yang diperiksa secara kualitatif. D. ALAT DAN BAHAN : Alat : - Mortar - Timbangan - Tabung reaksi - Rak tabung - Label nama - Batang pengaduk - Gelas ukur 5 ml - Sendok Bahan : - Sampel : sosis, kornet beef, daging giling, beef burger, nugget5

- Asam Sulfanilat 1 % - -1 naftil etilen diamonium hidroksida 0,5% - Aquadest E. CARA KERJA Persiapan bahan makanan Alat dan bahan disiapkan. Bahan makanan digerus dengan menggunakan mortar sampai halus Bahan makanan yang sudah halus ditimbang sebanyak 0,5 gram. Dimasukkan bahan makanan yang sudah ditimbang kedalam tabung reaksi dan ditambahkan aquadest sebanyak 2 ml. Diaduk/ dihomogenkan sampai tercampur rata. Pada masing-masing tabung yang telah berisi sampel dan aquadest, dimasukkan 3 tetes asam sulfanilat 1% kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 3 tetes -1 naftil etilen diamonium hidroksida 0,5% kedalam tabung reaksi secara perlahan. Dilihat perubahan yang terjadi Jika positif mengandung nitrit maka akan timbul warna merah pada bagian atas. Percobaan dilakukan secara duplo (2 kali) Percobaan sampel :

6

IV. ANALISIS KADAR PROTEIN TERLARUT PADA BAHAN MAKANANA. TUJUAN Tujuan Intruksional Umum Mahasiswa dapat memahami pengetahuan dan terampil menganalisis kadar protein pada bahan makanan. Tujuan Intruksional Khusus B. METODE Metode yang digunakan dalam analisis kadar protein pada bahan makanan adalah metode spektrofotometri dengan pereaksi larutan biuret. C. PRINSIP Prinsip analisis kadar protein dengan metode spektrofotometri pereduksi larutan biuret dimana ikatan peptide akan bereaksi dengan ion Cu2+ dari tembaga sulfat menghasilkan kompleks warna biru atau biru keungguan. Intensitas warna yang dihasilkan dalam reaksi biuret sam atau sebanding dengan jumlah ikatan peptide yang terdapat dalam reaksi. Intensitas warna ini dapat diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 540 nm Mahasiswa dapat melakukan analisis protein pada bahan makanan dengan metode spektrofotometri dengan pereduksi larutan biuret Untuk mengetahui prinsip penetapan kadar pada bahan makanan dengan metode spektrofotometri dengan pereduksi larutan biuret Untuk mengetahui kadar protein pada bahan makanan.

D.

ALAT DAN BAHAN Alat : Beaker glass 150 ml Timbangan/neraca

7

-

Tabung reaksi Rak tabung reaksi Batang pengaduk Gelas ukur 5 ml Sendok Corong Tabung sentrifuge Sentrifuge Labu ukur 100 ml Spektrofotometer

Reagen: Larutan Standar albumin Aquadest Tissue Biuret spesial Label nama

Bahan : 1. Telur ayam 2. Ikan tuna 3. Teri 4. Ikan lele

8

E.

CARA KERJA Preparasi Sampel Alat dan bahan disiapkan Sebanyak 5 ml sampel dimasukkan kedalam tabung sentrifuge dan diputar pada kecepatan 3000rpm selama 15 menit, lalu diambil bagian jernihnya. Pada sampel telur, diambil bagian putih telurnya dan ditimbang sebanyak 5 gram. Putih telur dimasukkan kedalam labu ukur dan di add dengan aquadest hingga 100 ml dan dihomogenkan Pembuatan Standar Albumin Alat dan bahan yang digunakan dipersiapkan. Sebanyak 50 mg atau 0,05 gram standar albumin Lalu, di add hingga dengan aquadest hingga 100 ml dalam labu ukur dan diaduk hingga homogen. Setelah itu, disiapkan 4 buah tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi: Tabung 1: 4 ml aquadest + 6 ml biuret spesial Tabung 2: 1 ml larutan standar albumin + 3 ml aquadest + 6 ml biuret spesial Tabung 3: 2 ml larutan standar albumin + 2 ml aquadest + 6 ml biuret spesial Tabung 4: 4 ml larutan standar albumin + 6 ml biuret spesial

Absorbansi masing-masing tabung dibaca pada spektrofotometer dan kurva standar dibuat.

Analisis Kadar Protein Dua buah tabung reaksi disiapkan dan diberi label nama. Pada tabung 1 diisi dengan 1 ml sampel dan ditambahkan dengan 3 ml aquadest Pada tabung 2 diisi dengan 2 ml sampel dan ditambahkan dengan 2 ml aquadest Pada setiap tabung ditambahkan 6 ml biuret spesial9

-

Masing-masing larutan diasuk dan dihomogenkan Setelah homogen, dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm.

V.

PEMERIKSAAN KADAR AIR

A. TUJUAN

:

Tujuan Instruksional Umum - Mahasiswa mampu memahami teknik/cara analisis kadar air pada bahan makanan. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan analisis kadar air pada bahan makanan. - Untuk dapat mengetahui kadar air yang terkandung dalam sampel yang diperiksa. B. METODE :

Metode yang digunakan adalah metode pemanasan/oven secara Gravimetri. C. PRINSIP :

Bahan makanan yang dipanaskan pada suhu 105C, akan mengalami penurunan bobot. Penurunan bobot secara konstan ketika ditimbang akan menunjukkan kadar air pada sampel, yang diperoleh dari selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan.10

D.

ALAT DAN BAHAN : Alat : - Mortar - Petridish / cawan - Neraca Analitik - Desikator - Oven Bahan : - Beras putih, kacang-kacangan, buah, susu bubuk

E.

CARA KERJA

:

1. Alat dan bahan disiapkan 2. Cawan yang akan digunakan dipanaskan selama 30 menit 3. Didinginkan di dalam desikator 4. Cawan ditimbang pada neraca analitik 5. Sampel dihaluskan menggunakan mortar 6. Ditimbang 2 gram sampel pada neraca analitik 7. Diletakkan pada cawan 8. Dipanaskan dalam oven dengan suhu 105O C selama 3-5 jam 9. Setelah 5 menit dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator 10. Jika sudah tidak panas, petridish ditimbang kembali 11. Dicatat beratnya 12. Pemanasan dilakukan berulang sampai beratnya konstan

11

VI. ANALISA KUALITATIF KADAR ABU PADA SAMPEL MAKANANA. TUJUAN :

Tujuan Instruksional Umum - Mahasiswa mampu memahami teknik/cara analisis kadar abu pada bahan makanan. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan analisis kadar abu pada bahan makanan secara kualitatif. - Untuk dapat mengetahui jumlah kadar abu yang terkandung pada sampel yang diperiksa. B. METODE :

Analisa kadar abu pada makanan dilakukan secara kualitatif dengan metode pengabuan secara langsung. C. PRINSIP :

Semua zat organik dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600 oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran ditimbang.

12

D.

ALAT DAN BAHAN : a. Alat : - Mortar - Neraca analitik - Cawan porselen - Oven - Eksikator - Sendok b. Bahan : - Serealia, kacang-kacangan, susu bubuk, sayur, buah

E.

CARA KERJA Persiapan bahan makanan

:

- Alat dan bahan disiapkan. - Bahan makanan digerus dengan menggunakan mortar sampai halus - Bahan makanan yang sudah halus ditimbang sebanyak 0,5 gram. - Dimasukkan bahan makanan yang sudah ditimbang kedalam tabung reaksi dan ditambahkan aquadest sebanyak 2 ml. - Diaduk/ dihomogenkan sampai tercampur rata. Percobaan sampel - Pada masing-masing tabung yang telah berisi sampel dan aquadest, dimasukkan 3 tetes asam sulfanilat 1% kedalam tabung reaksi. - Ditambahkan 3 tetes -1 naftil etilen diamonium hidroksida 0,5% kedalam tabung reaksi secara perlahan. - Dilihat perubahan yang terjadi - Jika positif mengandung nitrit maka akan timbul warna merah pada bagian atas. - Percobaan dilakukan secara duplo (2 kali)

13

VII. ANALISA KADAR KALSIUM PADA SAMPEL MAKANANA. TUJUAN :

Tujuan Instruksional Umum - Mahasiswa mampu memahami teknik/cara analisis kadar Kalsium pada bahan makanan. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan analisis kadar Kalsium pada bahan makanan secara kualitatif. - Untuk dapat mengetahui jumlah kadar Kalsium yang terkandung pada sampel yang diperiksa. B. METODE :

Pada praktikum ini metode yang digunakan ialah penentuan kadar mineral Ca secara kuantitatif dengan metode permanganometri. C. PRINSIP :

Sampel abu ditambahkan HCl dan diencerkan dengan aquades. Ditambahkan ammonium oksalat dan ditambahkan metil merah agar berwarna merah. Bila larutan basa ditambahkan asam asetat. Disaring dengan menggunakan kertas saring untuk mengendapkan Ca dibilas dengan air panas agar menghilangkan/ bebas oksalat dalam14

sampel,ditambah dengan CaCl2 2 %. Sampel pada kertas dibilas dengan H 2SO4 panas. Dititrasi dengan KMnO4 0,01 N dalam keadaan panas sampai berwarna merah muda.

D.

ALAT DAN BAHAN : Alat : Labu ukur Beaker glass Corong Pipet tetes Batang pengaduk Pemanas air Kompor Buret Erlenmeyer

Bahan : Sampel abu hasil pengabuan kering dari bahan pangan (daging ayam) Ammonium oksalat jenuh Indikator metil red Amonia encer Asam asetat H2SO4 (1 : 4) KMnO4 0,01 N Aquades Kertas saring whatman 42 Tissue Kertas label :

E.

CARA KERJA

15

1. Abu hasil pengabuan kering dari sampel daging ayam dilarutkan dan ditambah dengan aquades sampai total volume larutan abu menjadi 50 ml dalam labu ukur 100 ml. 2. Ditambahkan dengan 10 ml ammonium oksalat jenuh. 3. Ditambahkan 2 tetes indicator metil red. 4. Ditambahkan dengan ammonia encer 5 ml 5. Ditambahkan asam asetat menggunakan pipet tetes sampai warnanya menjadi merah muda. 6. Dipanaskan sampai mendidih. 7. Saring dengan whatman 42 ke dalam labu ukur yang lain. 8. Dibilas dengan aquades sebanyak 20 ml. 9. Ujung kertas saring dilubangi. 10. Endapan dipindahkan dengan ditambahkan H2SO4 (1 : 4) panas sebanyak 10 ml, selanjutnya dibilas dengan aquades panas sebanyak 10 ml pada labu ukur semula kemudian dituang ke dalam erlenmeyer. 11. Dititrasi dengan KMnO4 0,01 N dalam keadaan panas sampai terbentuk warna merah jambu 15 detik. 12. Kertas saring dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dititrasi kembali sampai terbentuk kembali warna merah jambu 15 detik. 13. Volume titrasi dicatat.

16

VIII. ANALISIS KADAR VITAMIN CA. TUJUAN Untuk mengetahui kadar vitamin C yang terkandung pada buah jeruk B. METODE Titrasi Iodometri C. PRINSIP Vitamin C yang terdapat dalam sampel, bereaksi dengan 2,6 Dye akan menghasilkan warna merah muda. D. ALAT DAN BAHAN

ALAT : Stamper Mortar17

Neraca analitik Gelas ukur Beaker glass Corong Kertas saring Buret Statif Erlenmeyer

BAHAN : Buah Standar vit C HPO3 3% Aquadest

E.

CARA KERJA

1.

Standarisasi Dye Alat dan bahan disiapkan dengan baik. 25 ml standar vitamin C ditambahkan 5 ml HPO3 3% Dititrasi dengan 2,6D sampai terbentuk warna pink (15 detik) Dicatat volume titrasinya18

2.

Standarisasi sampel 25 gr sampel ditambahkan 60 ml HPO3 3% Diencerkan sampai 100 ml dengan HPO3 3 % menggunakan labu ukur Disaring dan dicari filtratnya Dipipet 1 ml filtrat ke dalam Erlenmeyer Dititrasi dengan larutan 2,6D hingga terbentuk warna pink (15 detik)

IX. PENENTUAN KADAR GULA PEREDUKSI

A. TUJUAN

:

Tujuan Instruksional Umum19

- Mahasiswa mampu memahami teknik/cara penentuan kadar gula pereduksi pada buah. Tujuan Instruksional Khusus - Untuk dapat melakukan penentuan kadar gula pereduksi pada buah. - Untuk dapat mengetahui kadar gula pereduksi yang terdapat dalam buah. B. METODE Metode yang digunakan pada praktikum penentuan kadar gula pereduksi adalah Luff Schoorl C. PRINSIP Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksi Cu 2+ menjadi Cu+. Kelebihan Cu2+ dapat dititrasi secara iodometri.

D. ALAT DAN BAHAN ALAT Mortar dan alu Beaker gelas Gelas ukur Erlenmeyer 250 ml dengan tutup Pipet volume 5 ml Pipet ukur 1 ml Labu ukur 100 ml Corong Sendok pendok Neraca analitik Kompor Buret Statif dan Klem Bola hisap

20

BAHAN Kertas Saring Aquadest Sampel (Terong Belanda) REAGEN 1. Larutan Luff (250 ml) 6,25 gram CuSO4.5H2O (25 ml) 12,5 gram Asam Sitrat (25 ml) 97 gram NaCO3 (50 ml) 2. 3. 4. 5. 6. 7. E. Larutan Na2CO310% (100%) KI 20% (250 ml) H2SO4 6N (400 ml) Na2S2O3 0,1N (500 ml) Amilum 1% (50 ml) BTB (25 ml)

CARA KERJA 1. Persiapan Sampel Non Hidrolisis 5 gram sampel dilarutkan dengan 50 ml aquadest sampai homogen Ditambahkan 3 tetes BTB Dinetralkan dengan Na2CO3 10 % hingga warna kehijauan Diencerkan sampai volume 100 ml Sampel disaring dan diambil filtratnya

2. Penentuan Kadar Gula Pereduksi Dipipet 5 ml filtrat, ditambahkan 35 ml aquadest dan 10 ml laarutan luff menggunakan erlenmeyer tertutup Dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit, kemudian didinginkan Ditambahkan 10 ml KI 20 % dan 17 ml H2SO4 6N tetes demi tetes Dititrasi muda dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning Ditambahkan indikator amilum 1 % Dilanjutkan titrasi sampai warna hilang21

X.A. TUJUAN

PEMERIKSAAN KADAR LEMAK

22

Tujuan Instruksional Umum Agar mahasiswa mengetahui lemak yang terdapat dalam sampel makanan. Tujuan Instruksional Khusus Agar mahasiswa mengetahui cara pemeriksaan kadar lemak pada sampel makanan.

B. METODEMetode yang digunakan pada praktikum penentuan kadar lemak adalah ekstraksi.

C.

PRINSIPLemak yang terdapat pada bahan makanan diekstrak atau dilarutkan oleh eter dan sisa eter diuapkan, sehingga di labu tinggal lemaknya saja.

D.

ALAT DAN BAHANAlat 1. Labu lemak 2. Neraca analitik 3. Gelas arloji 4. Soxhlet 5. Mortar dan stampel 6. Kertas saring whatman 42 7. Beaker gelas 8. Oven 9. Desikator

Bahan 1. Sampel ayam goring23

2. Dietil eter

E. CARA KERJAPersiapan Sampel 1. Sampel dihaluskan dengan mortar dan stampel 2. Ditimbang 3-5 gram sampel yang telah dihaluskan tersebut 3. Dibungkus dengan kertas saring.

Prosedur Analisis Metode Ekstraksi Soxhlet 1. Dibersihkan labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven selama 30 menit dan di dinginkan dalam desikator 2. Ditimbang labu lemak pada timbangan analitik dan dicatat beratnya 3. Dimasukkan sampel dalam alat ekstraksi soxhlet 4. Ditambahkan dietil eter sebanyak sampai semua kertas saring terendam, laru setelah dietil eter tersebut jatuh kebawah kembali tambahkan dietil eter sampai setengahnya. 5. Ekstraksi dilakukan 9-10 kali sampai semua lemak yang terkandung dilarutkan oleh dietil eter 6. Dilepaskan labu lemak dari alat ekstraksi, kemudian dietil eter diuapkan 7. Ditimbang labu lemak yang sudah mengandung lemak, sampai didapatkan berat konstan.

24

FORMAT LAPORAN MAHASISWA JUDUL PRAKTIKUMI. II. Hari/tanggal praktikum Tujuan a. Tujuan umum b. Tujuan khusus III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. XI. Metode Prinsip Dasar teori Alat dan Bahan Cara Kerja Hasil Pengamatan Pembahasan Kesimpulan Daftar pustaka

Mengetahui, Pembimbing,

Denpasar,. Praktikan,

25

(____________________) NIP:

(___________________) NIM :

Catatan : Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa dalam buku doble folio dan dikumpulkan seminggu setelah praktikum dilaksanakan

26