lilis-pemicu 2etika

Upload: listyani-gunawan

Post on 14-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    1/68

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    2/68

    LO

    0 MM Etika dan Moral

    0 MM kaidah dasar bioetika (tradisional &

    kontemporer)0 MM prinsip prima facie

    0 MM hub Bioetika dan KODEKI

    0 MM HAM

    0 MM Rekam Medis

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    3/68

    Moral & Etika

    0 Moral : sistem nilai masyarakat atau konvensi sosial

    ttg apa yg dinilai baik atau buruk, benar atau salah,

    positif atau negatif, pantas atau tidak pantas, yg

    menyangkut sikap, tingkah laku, dan tindakan

    manusia

    0 Etika : ilmu yg mempelajari asas akhlak

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    4/68

    KAIDAH DASAR BIOETIKA

    Azaz pengambil keputusan Etik(Beaucamp and Childress1994)

    1. Prinsip Benefecience

    2. Prinsip Otonomi

    3. Prinsip Non Maleficence4. Justice

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    5/68

    Tradisional Kontemporer

    0 Beneficence

    0 Nonmaleficence(Primum non nocere)

    0 Menghormati hidupmanusia

    0 Confidential

    0 Veracity

    0 Tidak mementingkandiri sendiri

    0 Budi pekerti danTingkah laku luhur

    0 Menghormati

    otonomi ps

    0 Justice

    0 Truth telling,

    Veracity

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    6/68

    Beneficence

    0 Berbuat baik (beneficence)

    0 Selain menghormati martabat manusia, dokter juga

    harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnyaterjaga keadaan kesehatannya (patient welfare)

    0 Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah

    atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi

    kewajiban.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    7/68

    0 Mengutamakan kepentingan pasien

    0 Memandang pasien atau keluarga atau sesuatu tak

    hanya menguntungkan dokter atau rumah sakit ataupihak lain

    0 Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya >

    akibat-buruk)

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    8/68

    0

    Tindakan berbuat baik (beneficence)0 General beneficence :

    0melindungi & mempertahankan hak yang lain

    0mencegah terjadi kerugian pada yang lain,

    0menghilangkan kondisi penyebab kerugian

    pada yang lain,

    0 Specific beneficence :

    0menolong orang cacat,0menyelamatkan orang dari bahaya.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    9/68

    Kriteria beneficence

    1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)

    2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

    3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter

    4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya

    5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang

    6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia

    7. Pembatasan goal based(sesuai tujuan/kebutuhan pasien)8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

    9. Minimalisasi akibat buruk

    10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat

    11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

    12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran

    13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

    14. Mengembangkan profesi secara terus menerus

    15. Memberikan obat berkhasiat namun murah

    16. Menerapkan golden rule principle

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    10/68

    Non maleficence

    0 Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence)

    0 Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan

    yang paling kecil risikonya dan paling besarmanfaatnya

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    11/68

    0 Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang

    pasien, seperti :

    0Tidak boleh berbuat jahat(evil) ataumembuat derita (harm) pasien

    0Minimalisasi akibat buruk

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    12/68

    0 Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :

    0Pasien dalam keadaan amat berbahaya

    atau berisiko hilangnya sesuatu yang

    penting

    0Dokter sanggup mencegah bahaya atau

    kehilangan tersebut

    0Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

    0Manfaat bagi pasien > kerugian dokter

    (hanya mengalami risiko minimal).

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    13/68

    Kriteria non maleficence

    1. Menolong pasien emergensi :

    Dengan gambaran sbb :

    - pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisikokehilangan sesuatu yang penting (gawat)

    - dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut

    - tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

    - manfaat bagi pasien > kerugian dokter

    2. Mengobati pasien yang luka3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )

    4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien

    5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek

    6. Mengobati secara proporsional

    7. Mencegah pasien dari bahaya8. Menghindari misrepresentasi dari pasien

    9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

    10. Memberikan semangat hidup

    11. Melindungi pasien dari serangan

    12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    14/68

    Otonomy

    0 Menghormati martabat manusia (respect for

    person/autonomy)

    0

    Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukansebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk

    menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap

    manusia yang otonominya berkurang atau hilang

    perlu mendapatkan perlindungan.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    15/68

    0 Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral

    yakni :

    0 kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan

    menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran

    terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa

    hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar

    (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar

    prinsip rasional atau self-legislation dari manusia.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    16/68

    0 Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan atau

    pemikiran =

    0 otonomi individu, yakni kemampuan melakukan

    pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan

    kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari

    sisi pandang pribadi.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    17/68

    Kriteria otonomi

    1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat

    pasien

    2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisielektif)

    3. Berterus terang

    4. Menghargai privasi

    5. Menjaga rahasia pasien

    6. Menghargai rasionalitas pasien7. Melaksanakan informed consent

    8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan

    sendiri

    9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien

    10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambilkeputusan termasuk keluarga pasien sendiri

    11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus

    non emergensi

    12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien

    13. Menjaga hubungan (kontrak)

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    18/68

    Justice

    0 Keadilan (justice)

    0 Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi,

    pandangan politik, agama dan faham kepercayaan,kebangsaan dan kewarganegaraan, status

    perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan

    tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap

    pasiennya

    0 Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien

    yang menjadi perhatian utama dokter.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    19/68

    0 Memberi perlakuan sama untuk setiap orang

    (keadilan sebagai fairness) yakni :

    0 Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan

    diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan

    sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan atau

    membahagiakannya)

    0 Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan

    kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengankemampuan pasien).

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    20/68

    0 Tujuan :

    0 Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai

    mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-

    hak dan yang-baik

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    21/68

    Jenis keadilanA. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)

    B. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikansumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan

    cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkatperbedaan jasmani-rohani; secara material kepada :

    0 Setiap orang andil yang sama

    0 Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya

    0 Setiap orang sesuai upayanya.

    0 Setiap orang sesuai kontribusinya0 Setiap orang sesuai jasanya

    0 Setiap orang sesuai bursa pasar bebas

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    22/68

    C. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan

    kemakmuran dan kesejahteraan bersama :

    0 Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik

    dengan strategi menekankan efisiensi social danmemaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien.

    0 Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil

    substantif/materiil).0 Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas

    tertentu

    0 Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam

    hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individurasional (sering menerapkan criteria materialkebutuhan dan kesamaan).

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    23/68

    D. Hukum (umum) :

    0 Tukar menukar : kebajikan memberikan /

    mengembalikan hak-hak kepada yang berhak.

    0 pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk

    kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan

    umum.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    24/68

    Kriteria justice

    1. Memberlakukan sesuatu secara universal

    2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

    3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

    4. Menghargai hak sehat pasien5. Menghargai hak hukum pasien

    6. Menghargai hak orang lain

    7. Menjaga kelompok yang rentan

    8. Tidak melakukan penyalahgunaan

    9. Bijak dalam makro alokasi10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien

    11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya

    12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara

    adil

    13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah

    15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan

    16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    25/68

    HUB. DOKTER - PASIEN

    0 PATERNALISTIK

    0 SEJAK HIPPOCRATES

    0 DIANGGAP DASARNYA : SALING PERCAYA

    0 PRINSIP MORAL UTAMA : BENEFICENCE

    0 MENIADAKAN HAK PASIEN (CONSENT)

    0 MULAI DIKRITIK TAHUN 1956

    0 KONTRAKTUAL

    0 MULAI TAHUN 1972-1975 (social contract)

    0 PRINSIP MORAL UTAMA : AUTONOMY

    0 INSPANNINGSVERBINTENNIS

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    26/68

    Kontrak terapeutik

    0 Salah satu hubungan hukum dokter-pasien

    0 Tidak seimbang/setara

    0 Dokter tidak menjanjikan hasil

    (RESULTAATSVERBINTENNIS), tetapi menjanjikanupaya yang sebaik-baikny(INSPANNINGSVERBINTENNIS) reasonable care

    0 Harus dijaga dengan aturan

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    27/68

    Hubungan dokter-pasien (cont..)0 Kritik terhadap kontraktual :

    0 Tak ada negosiasi eksplisit

    0 Tak ada ekspektansi eksplisit

    0 Terlalu materialistik bukan etik

    0 Melupakan faktor sistim sosial

    0 Terlalu legalistik : peraturan

    0 Terfokus pada prinsip autonomi

    0 Cenderung meminimalkan mutu

    0 Disebut: BOTTOM-LINE ETHICS

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    28/68

    Hubungan dokter-pasien(cont..)

    0 Fiduciary : virtue based ethics0 Prinsip : moral keutamaan

    0 Bukan sekedar kewajiban dan peraturan, tetapi jugaBAGAIMANA SIKAP SEBAIKNYA

    0 Empathy, compassion, perhatian, keramahan, kemanusiaan,saling percaya, itikad baik, dll

    0 Hubungan : bertumbuh kembang, bertujuanmensejahterakan pasien

    0 Komunikasi harus baik

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    29/68

    Hubungan dokter dan pasien

    0 Mukadimah KODEKI tahun 2002:

    0 hubungan kesepakatan terapeutik antara dokter

    dan penderita (pasien) yang dilakukan dalam suasana

    saling percaya mempercayai (konfidensial) serta

    senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan

    kekhawatiran makhluk insani.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    30/68

    Syarat utama terjalinnya

    hubungan dokter-pasien:0 Membangun rasa saling percaya

    0 Memahami hak dan kewajiban masing-masing

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    31/68

    Pelayanan Kesehatan yang

    Baik0 Reasonable information

    0 Reasonable care

    0Reasonable competency

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    32/68

    Prima Facie

    0 Dalam kondisi atau konteks tertentu, yang tergantung

    dari situasi, kondisi, dan toleransi, seorang dokter

    harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar bioetik

    yang paling sesuai dengan kasus konkret yang ada.

    asas prima facie

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    33/68

    Prima Facie

    0 Merupakan bahasa Latin untuk: at firstappearance atau at first sight

    0 Pada ilmu filsafat dipakai sebagai, antara lain,

    dasar teori etika oleh W.D. Ross (prima facieduties are always binding unless they are inconflict with stronger or more stringent duties)yang berarti mempunyai obligasi

    0 Pemakaian dalam konteks modern

    menggunakan istilah pro tanto obligationyang berarti sebuah obligasi yang dapat dioverrule oleh obligasi lain yang lebih pentingdan berlaku hanya sementara

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    34/68

    0 Sebagai dokter kita mempunyai kewajibanprima facie

    yang terdiri atas empat kaidah dasar moral

    0 Menghormati otonomi pasien

    0 Nonmaleficence

    0 Beneficence

    0 Justice

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    35/68

    Bioetik - KODEKI

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    36/68

    Kode Etik Kedokteran (KODEKI)0 Pasal 5

    0 Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahanmakhluk insani psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingankebaikan penderita ( Berhubungan dengan Berkata jujur, Otonomi pasien)

    0 Pasal 7c0 Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya dan

    hak tenaga kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan pasien.(Berhubungan dengan Menghormati otonomi manusia)

    0

    Pasal 80 Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus memperhatikankepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanankesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif),baik fisik maupun psikososial, serta berusaha menjadi pendidik danpengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. (Berhubungan denganBeneficene)

    0 Pasal 10

    0 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmudan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampumelakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuanpasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahliandalam penyakit tersebut. (Berhubungan dengan Beneficence(1), Nonmaleficence dan tidak mementingkan diri sendiri(2), menghormati otonomi

    pasien)

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    37/68

    Kode Etik Kedokteran

    (KODEKI)0 Pasal 11

    0 setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agarsenantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya dalamberibadat atau dalam masalah lainnya. ( Berhubungan denganmenghormati otonomi pasien dan menghormati hakprivacy)

    0 Pasal 120 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

    tentang seorang penderitam bahakan juga setelah penderita itumeninggal dunia ( Berhubungan dengankonfidensialitas)

    0 Pasal 130 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas

    perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia danmampu memberikannya. (Berhubungan dengan Beneficence)

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    38/68

    Rekam medis

    0 Keterangan baik yang tertulis maupun terekam

    tentang identitas ,anamnesa,penentuan fisik ,

    laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan

    tindakan medik yang diberikan kepada pasien danpengobatan baik yang dirawat inap , rawat jalan

    maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    39/68

    2 bagian yang perlu diperhatikan yaitu:

    0

    Tentang INDIVIDU : suatu informasi tentang kondisikesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan

    dan sering disebut PATIENT RECORD

    0 Manajemen : suatu informasi tentang

    pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen

    maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan

    penyakit pasien yang bersangkutan.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    40/68

    Isi Rekam Medis

    A. Rekam Medis PasienRawat Jalan

    - identitas pasien

    - pemeriksaan fisik

    - diagnosis/masalah

    - tindakan/pengobatan

    - pelayanan lain yangtelah diberikankepada pasien

    B. Rekam Medis PasienRawat Inap

    - identitas pasien- pemeriksaan

    - diagnosis/masalah

    - persetujuan tindakan medis

    (bila ada)- tindakan/pengobatan

    - pelayanan lain yang telahdiberikan kepada pasien

    J i R k M di

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    41/68

    Jenis Rekam Medis

    Rekam medis konvensional Rekam medis elektronikDefinisi Rekam medis yang terbuat

    dan berbentuk lembaran

    lembaran kertas yang diiisi

    dengan tulisan tangan atau

    ketikan komputer yang

    telah diprint.

    Bentuk rekam medis ini

    sangat umum dan dapatditemukan diseluruh RS,

    klinik, maupun praktek

    dokter

    Rekam medis yang terbuat

    dan berbentuk elektronik

    berupa data data di

    komputer yang diisi dengan

    hanya mengetik di komputer

    Bentuk rekam medis ini

    sangat jarang ditemukanHanya ditemukan pada RS,

    klinik ataupun praktek dokter

    yang sudah modern dan

    canggih

    k d k k l k d k l k k

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    42/68

    Rekam medik konvensional Rekam medik elektronikKeuntungan Mudah untuk didapatkan

    Bisa dilakukan oleh siapa saja dalam

    hal ini staf medis yang tidak

    memerlukan ketrampilan khusus

    Mudah dibawa dan mampu di isi

    kapan saja dan di mana saja

    Ringkas

    Bisa menampung dalam jumlah

    yang sangat banyak

    Tidak memakan banyak tempat

    dalam hal penyimpanan karena

    disimpan dalam bentuk data

    komputer,

    Bisa disimpan lama

    Kerugian Dapat terjadi kesalahan dalam -penulisan dan pembacaan,

    tidak ringkas,

    Mudah rusak oleh keadaan basah,

    Mudah terbakar karena terbuat dari

    bahan kertas,

    Memiliki keterbatasan dalam hal

    penyimpanan karena bentuknya

    yang bisa dikatakan besar,

    Kerapian dari penulisan akan

    berkurang

    Mudah terserang virus yangmerusak data

    Tidak semua orang bisa

    mengoperasikannya

    Hanya terjangkau oleh kalangan

    tertentu

    Tidak dapat dioperasikan apabila

    tidak ada sumber listrik

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    43/68

    Tenaga Kesehatan0 Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai

    dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari :

    1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;

    2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan;

    3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asistenapoteker;

    4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluhkesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian;

    5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien;6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan

    terapis wicara;

    7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis,teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis

    optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    44/68

    Manfaat Rekam Medis

    A. Pengobatan Pasien

    Sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan

    menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,

    perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan

    kepada pasien.

    B. Peningkatan Kualitas Pelayanan

    Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktikkedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan

    kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan

    untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    45/68

    Manfaat Rekam Medis

    C. Pendidikan dan PenelitianRekam medis yang merupakan informasi perkembangankronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dantindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagiperkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi

    kedokteran dan kedokteran gigi.

    D. Pembiayaan

    Dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan

    pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada saranakesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai buktipembiayaan kepada pasien.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    46/68

    Manfaat Rekam MedisE. Statistik Kesehatan

    Rekam medis dapat digunakan sebagai bahanstatistik kesehatan, khususnya untuk mempelajariperkembangan kesehatan masyarakat dan untuk

    menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.

    F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik

    Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama,sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalahhukum, disiplin dan etik.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    47/68

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    48/68

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    49/68

    Fungsi Data pada Rekam

    Medis0 Alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan

    bagi dokter, dokter gigi dalam memberikan pelayanan

    medis.

    0 Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi

    penyakit dan demografi (data sosial pasien) serta

    sistem informasi manajemen rumah sakit

    0 Masukan untuk menghitung biaya pelayanan

    0 Bahan untuk statistik kesehatan

    0 Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    50/68

    Rekam Medis yang Bermutu1.Akurat, menggambarkan proses dan hasil akhir

    pelayanan yang diukur secara benar

    2. Lengkap, mencakup seluruh kekhususan pasien dan

    sistem yang dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran

    3. Terpercaya, dapat digunakan dalam berbagai

    kepentingan

    4. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau

    produk hasil akhir yang diukur5. Tepat waktu, dikaitkan dengan episode pelayanan

    yang terjadi

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    51/68

    Rekam Medis yang Bermutu

    6. Dapat digunakan untukkajian, analis, danpengambilan keputusan

    7. Seragam, batasan sebutan tentang elemen

    data yang dibakukan dan konsistenpenggunaaannya di dalam maupun di luarorganisasi

    8. Dapat dibandingkan dengan standar yangdisepakati diterapkan

    9. Terjamin kerahasiaannya10. Mudah diperoleh melalui sistem komunikasi

    antar yang berwenang.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    52/68

    Standar Universal Rekam

    Medisa. Struktur dan isi rekam medis

    b. Keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda,

    istilah, singkatan dan ICD

    c. Kerahasiaan dan keamanan data.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    53/68

    Pendelegasian Membuat Rekam

    Medis

    Selain dokter dan dokter gigi yangmembuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatanlain yang memberikan pelayanan langsung kepada

    pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atasperintah/ pendelegasian secara tertulis dari dokterdan dokter gigi yang menjalankan praktikkedokteran.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    54/68

    Rekam Medis Berdasarkan Masalah (POMR =

    Problem Oriented Medical Record)

    0 sistem pencatatan medis yang dikembangkan dengan

    pendekatan metode ilmiah untuk menunjang

    pemecahan masalah secara klinik. POMR ini biasanya

    digunakan di pusat-pusat pendidikan

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    55/68

    Tujuan POMR0 Mencatat riwayat kesehatan pasien dan keluarganya

    secara lengkap sesuai dengan permasalahan yang

    ada

    0 Memperoleh keterangan yang jelas tentang riwayat

    medis dan permasalhan kesehatan pasien dan

    keluarganya dalam waktu yang singkat

    4 unsur pokok dalam POMR

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    56/68

    1. Data Dasar

    Keluarga (Data

    Base)

    Berupa : data demografi, riwayat kesehatan data biologis, riwayat tindakan

    pencegahan, data berbagai faktor resiko, dan data kesehatan lingkungan rumah dan

    pemukiman,struktur keluarga, fungsi keluarga dan aplikasinya

    2. Data Masalah

    Kesehatan

    (Problem List)

    Berasal dari hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan

    penunjang dicatat adanya masalah: anatomi, fisiologi, sosial, ekonomi, mental dan

    perilaku, dan tulisankan penilaiannya (assessment).

    3. Rencana Awal

    (initial Plan)

    Pada bagian ini dicatat: diagnosis dengan terapi, prosedur lacak dan edukasi pasien

    yang akan dilakukan.

    4. Catatan

    Kemajuan

    (Progress Note)

    Pada bagian ini dicatat kemajuan yang diperoleh sebagai hasil dari tindakan yang

    telah dilakukan untuk setiap masalah kesehatan.

    Dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

    -Uraian narasi (narrative notes)

    -Lembar alur (floe sheets)

    -Ringkasan setelah pasien sembuh (discharge summary)

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    57/68

    Isi POMR

    Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang (RPS), riwayatpenyakit sebelumnya (RPD), riwayat penyakit keluarga(RPK), keadaan sosial ekonomi

    S = SubjectiveInformation(Keterangan Subyektif)

    Temuan pemeriksaan fisik, data-data pemeriksaan

    psikologik, hasil pemeriksaan laboratorium danpemeriksaan penunjang lain

    O = Objective

    Information(Keterangan Obyektif)

    Status masalah sekarang/diagnosis kerja (workingdiagnosis), diagnosis, diagnosis banding (defferentialdiagnosis), ICD (International Classification of Diseases)

    A = Assessment(Penilaian)

    Penatalaksanaan medikamentosa dan nonmedikamentosa,rencana pemeriksaan penunjang, target penatalaksanaan,edukasi pasien

    P = Plan (Rencana)

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    58/68

    Kelebihan POMR

    0 Pasien ditangani berdasarkan prioritas masalah0 Data tersusun terklasifikasi berdasarkan masalah

    0 Memudahkan evaluasi rekam medis

    0 Memudahkan penelitian terhadap masalah tertentu

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    59/68

    Kelemahan POMR

    0 Perlu penyesuaian yang lama jika baru pertama kalimenerapkan sistem tsb

    0 Perlu pelatihan intensif dan komitmen dari seluruh

    staf untuk melaksanakan POMR secara terpadu

    0 Kekurangtelitian merugikan pelayanan

    A k h k k di

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    60/68

    Aspek hukum rekam medis

    UU RI No 29 Tahun 2004 Pasal 46:

    1. Setiap dokter atau dokter gigi dalammenjalankan praktik kedokteran wajibmembuat rekam medis.

    2. Rekam medis sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus segera dilengkapi setelahpasien selesai menerima pelayanan kesehatan.

    3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi

    nama, waktu dan tanda tangan petugas yangmemberikan pelayanan atau tindakan

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    61/68

    UU RI No 29 tahun 2004 Pasal 47 :

    1. Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi,atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isirekam medis merupakan milik pasien.

    2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya olehdokter atau dokter gigi dan pimpinan saranapelayanan kesehatan.

    3. Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan

    Peraturan Menteri

    P t M t i K h t RI N

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    62/68

    Peraturan Menteri Kesehatan RI No

    1419/Menkes/Per/X/2005

    Pasal 16

    1. Dokter dan dokter gigi dalam pelaksanaan praktik

    kedokteran wajib membuat rekam medis.

    2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-

    undangan

    K h i R k M di

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    63/68

    Kerahasiaan Rekam Medis

    0 Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktikkedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut

    riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis.

    0 Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,rahasia kedokteran (isi rekam medis) baru dapat dibuka bila

    diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis.

    0 Dokter dan dokter gigi bertanggung jawab atas kerahasiaanrekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan kesehatan

    bertanggung jawab menyimpan rekam medis.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    64/68

    KERAHASIAAN REKAM MEDIS

    KUHP Pasal 322

    1. Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang

    menurut jabatannya atau pekerjaannya, baik yang sekarang

    maupun yang dahulu, ia diwajibkan menyimpannya, dihukum

    penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-

    banyaknya Rp 9.000

    2. Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang ditentukan

    maka perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang itu.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    65/68

    KUHAP Pasal 120

    1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat meminta

    pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian

    khusus.

    2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji

    dimuka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut

    pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan

    karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang

    mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk

    memberikan keterangan yang diminta

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    66/68

    KUHAP Pasal 170

    1. Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat

    atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia,

    dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk

    memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang

    hal yang dipercayakan kepada mereka.

    2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segalaalasan untuk permintaan tersebut.

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    67/68

    Sanksi Hukum

    Pasal 79 UU Praktik Kedokteran

    0 Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidakmembuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana

    kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda palingbanyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

    0 Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yangtidak membuat rekam medis juga dapat dikenakan sanksi

    secara perdata, karena dokter dan dokter gigi tidakmelakukan yang seharusnya dilakukan (ingkarjanji/wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien.

    S k i Di i li d E ik

  • 7/30/2019 lilis-pemicu 2etika

    68/68

    Sanksi Disiplin dan Etik

    0 Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selainmendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin danetik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, KodeEtik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik KedokteranGigi Indonesia (KODEKGI).

    0 Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan KasusDugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tigaalternatif sanksi disiplin yaitu :

    a. Pemberian peringatan tertulis.

    b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin

    praktik.c.Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institus

    pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.