askeb komunitas lilis

65
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEK KELUARGA Tn. M DI RT 10 RW 03 DESA PAGIYANTEN KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL Tanggal 5-25 Maret 2015 Disusun Oleh LILIS FERIZATI NIM : B0012021

Upload: yosi-klub-teroriz

Post on 06-Feb-2016

293 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep3

TRANSCRIPT

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DALAM KONTEK KELUARGA Tn. M

DI RT 10 RW 03 DESA PAGIYANTEN KECAMATAN ADIWERNA

KABUPATEN TEGAL

Tanggal 5-25 Maret 2015

Disusun Oleh

LILIS FERIZATI

NIM : B0012021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MANDALA HUSADA

PRODI DIII KEBIDANAN

Jalan Cut Nyak Dien No. 16 Kalisapu Slawi

2015

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. M di

RT 10 RW 03 desa Pagiyanten Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, telah

mendapat pengesahan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Mahasiswa Kepala Keluarga

Lilis Ferizati Maryo

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Rina Febri W, SSiT

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, serta

Inayah-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

individu Asuhan Kebidanan Komunitas. Laporan Individu Asuhan Kebidanan

Komunitas ini disusun untuk memenuhi tugas Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa (PKMD), di desa Pagiyanten Kecamatan Adiwerna Kabupaten

Tegal yang dilakukan dari tanggal 05 Maret - 25 Maret 2015. Laporan Individu ini

tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Tri Agustina Hadiningsih S.ST,M.Kes selaku Ketua Yayasan STIKES

BHAMADA Slawi.

2. Bapak M. Sholeh, selaku camat dari Kecamatan Adiwerna.

3. Bapak H. Suroto, selaku kepala Desa Pagiyanten.

4. Ibu Siswati, SST, selaku Kepala Program Studi D III Kebidanan.

5. Ibu Aisyah , Amd.keb dan Ibu Dian Dwi R, Amd.Keb selaku bidan Puskesmas.

6. Ibu Adrestia RN, S.SiT, selaku Kordinator yang telah membimbing dan

mengarahkan selama PKMD.

7. Ibu Rina Febri W, S.SiT selaku dosen pembimbing selama PKMD.

8. Bapak Maryo selaku Kepala keluarga yang disurvey.

Laporan Individu Asuhan Kebidanan Komunitas ini sebagai tambahan

referensi, melatih mahasisiwa untuk memberikan intervensi serta menambah

pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya dan bagi masyarakat.

Dalam pembuatan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna pembuatan laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan

datang.

Slawi, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

iii

HALAMAN JUDUL....................................................................................

PENGESAHAN...........................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..............................................................

B. TUJUAN...................................................................................

C. METODE PENGUMPULAN DATA.......................................

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MENEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN.

KOMUNITAS...........................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGUMPULAN DATA........................................................

B. ANALISA DATA.....................................................................

C. PERUMUSAN MASALAH.....................................................

D. PRIORITAS MASALAH.........................................................

E. RENCANA KEGIATAN..........................................................

F. DIAGNOSA MASALAH.........................................................

G. PELAKSANAAN KEGIATAN / IMPLEMENTASI...............

H. EVALUASI...............................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

iv

A. PENGKAJIAN..........................................................................

B. PERENCANAAN.....................................................................

C. PELAKSANAAN.....................................................................

D. Evaluasi.....................................................................................

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN.........................................................................

B. SARAN.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

v

BAB I

PENDAHULUAN

D. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan nasional bertujuan untuk meningkatkan hidup

sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan optimal

(SKM, 1981).

Setelah satu upaya untuk mencapainya adalah melalui kesehatan utama

yang merupakan rangkaian masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong

royong dan suasana untuk menolong diri mereka sendiri, mengenal dan

memecahkan masalah masyarakat dalam bidang kesehatan yang berkaitan

kehidupanyang sehat dan sejahtera (Depkes, 1992).

Kebidanan Komunitas merupakan salah satu bentuk kebidanan profesional

yang bertujuan pada komunitas penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam

upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,

peningkatan komunitas sebagai upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan kesehatan. (Meilani, N. 2009)

Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada

dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan

diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau

kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan

kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan

komunitas (Walsh, 2008).

Kebidanan Komunitas merupakan bentuk pelayanan atau usaha langsung

yang berfokus pada kebutuhan dasar komunitas yang berkaitan denagn

kebiasaan atau pola perilaku masyarakat bentuk beradaptasi dengan

lingkungan internal dan eksternal. (Meilani, N. 2009)

1

E. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Dengan diadakannya praktek belajar lapangan asuhan kebidanan

komunitas diharapkan mampu menerapkan teori di lapangan secara nyata.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menganalisa data yang ada

b. Mahasiswa mampu merumuskan masalah

c. Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah

d. Mahasiswa mampu mendiagnosa masalah

e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dari permasalahan yang

ada dan mengimplementasikannya

F. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini, menggunakan

metode pengumpulan data yaitu :

1. Survey

Survey adalah suatu cara penelitian deskritif yang dilakukan terhadap

sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu

tertentu (Notoatmodjo, 2002: 140).

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan dan

pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo,

2002:102).

3. Observasi

Observasi adalah suatu hasil penelitian aktif dan penuh perhatian

menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo, 2002:93).

4. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi :

2

a. Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata.

Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang

berhubungan denagn status fisik (Priharjo, 2002:25).

b. Palpasi

Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.

Metode ini dikerjakan untuk mendeteksi ari-ari jaringan atau organ.

c. Auskultasi

Auskultasi merupakan metide pemeriksaan yang menggunakan

stetoskop untuk memoerjelas pendengaran. Stetoskop digunakan untuk

mendengarkan bunyi jantung, paru-paru, bising usus serta untuk

mengukur tekanan darah dan denyut nadi.

d. Perkusi

Perkusi merupakan metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.

Tujuan perkusi adalah menentukan batasan-batasan organ atau tubuh

dengan cara merasakan vibrasi yang timbul akibat adanya gerakan

yang diberikan kebawah jaringan.

5. Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah semua literatur/bacaan yang digunakan untuk

mendukung dalam menyusun suatu wacana. Literatur ini umumnya dari

buku-buku, teks, majalah,/jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skipsi dan tesis

atau disertasi.

6. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemulihan, dan penyimpanan

informasi dalam bidang pengetahuan (Alwi, 2002:272).

3

BAB II

TINJAUAN TEORI

B. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Definisi keluarga

Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih,

yang dipersatukan oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi atau

pengakuan sebagai anggota keluarga yang tinggal bersama, satu

kesatuan/unit yang menbina kerjasama yang bersumber dari kebudayaan

umum, dimana setiap anggotanya belajar dan melakukan perannya seperti

yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial melakukan

beberapa fungsi yang paling dasar seperti memberikan keturunan,

sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.

2. Stuktur Keluarga

Stuktur keluarga menurut Effendy (1997:33) terdiri dari bermacam-

macam,diantaranya adalah:

a. Patrilineal adalah keluarga sedarahyang tediri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generas, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah

b. Matrilineal adalahkeluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun itu disusun

melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal adalh sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

istri

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

darah suami

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri

4

3. Ciri-Ciri Keluarga

a. Keluarga itu penuh dengan kasih, kasih adalah bahasa universal yang

membuat seseorang menerima orang lain baik kekurangan maupun

kelebihannya. Kalau didalam keluarga itu ditanamkan unsur kasih,

maka anak yang tumbuh dalam keluarga itu saat ia masuk kedalam

suatu lingkungan yang sebenarnya membuatnya bisa mengasihi orang

lain yang bisa membuat anak ini bisa menerima perbedaan yang yang

nyata itu sebagai satu hal yang indah dan dekoratif.

b. Dalam keluarga yang juga pentingadalah sifat yang terbuka, saling

menghormati dan menghargai. Ketika setiap anggota keluarga bisa

sadar akan kedudukan dan status masing-masing dalam satu keluarga,

maka akan timbul rasa untuk menghormati satu sama lain, unsur ini

penting sebagai bekal individu dalam terjun kedunia masyarakat. Dari

keluarga kita belajar untuk bersikap terbuka, memecahkan masalah

untuk mencapai tujuan yang ideal. Jika dalam keluarga kita sudah

membiasakan untuk bersikap terbuka, maka ketika individu harus

terjun kedalam masyarakat, ia sudah tahu harus bagaimana dalam

mengatasi konflik. Dengan sikap yang terbuka kesalah faham dapat

dicegah dan menimilisir konflik.

c. Menghargai dan memaafkan adalah sikap yang sulit untuk dilakukan.

Terkadang dalam keluarga sering kali kita menuntut seseorang untuk

menjadi apa yang kita inginkan, mengatur dan membatasi kekebalan

seseorang. Dalam keluarga, baik itu orang tua ataupun anak, keduanya

harus saling menghargai apa yang menjadi keinginan dan prinsip

masing-masing, sudah sifat dasar manusia untuk selalu merasa tidak

puas dengan apa yang dimiliki atau apa yang diterima. Hal inilah yang

sering membuat kita tidak bisa menerima kekurangan dan keterbatasan

seseorang, membuat kita menuntut lebih. Menghargai adalah bekal

penting yang harus dilahirkan dalam keluarga agar kelak ketika kita

sudah bisa menghargai keluarga kita sendiri, kita bisa menghargai

orang lain, masyarakat lain dan bangsa lain.

5

4. Bentuk-Bentuk Keluarga

Bentuk-bentuk keluarga antara lain:

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak-anak.

b. Keluarga besar (Exstended Family) adalah keluarga inti ditambah

dengan sanak keluarga, misal nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi

karena perceraia/kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cohobitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tanpa membentuk suatu keluarga.

5. Peran fungsi keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapaat dijalankan keluarga sebagai berikut:

a. Fungsi pendidikan

Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan

menyekolahkaan anak untuk persiapaan kedewasaan dan masa depan

anak bila kelak dewasa nanti.

b. Fungsi sosialisasi anak

Tugas keluargaa dalaam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana

keluarga mempersiapkan anak menjadi angggota massyarakat yang

baik.

c. Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan

yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan

merasa aman.

6

d. Fungsi Perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif,

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam

berkomunikasi dan berinteraksi antar semua anggota keluarga,

sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga.

e. Tugas Religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan

mengajak anak dan angggota yang lain dalam kehidupan beragama dan

tugas kepala keluarga untuuk menanamkan keyakinan bahwa ada

kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain

setelah didunia ini.

f. Tugas Ekonomis

Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-

sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,

kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur

penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dalam memenuhi

kebutuhan-kebutuhan keluarga dapat terpenuhi.

g. Fungsi Rekreasi

Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus

pergi ketempat rekreasi, tetepi yang penting bagaimana menciptakan

suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai

keseimbangan kepribadian masing-masing.

6. Tugas Keluarga

Tugas-tugas keluarga pada dasarnya ada 8 tigas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggota

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarganya

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing

d. Sosialisasi antar anggota keluarga

e. Pengaturan

7

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

h. Membangkitkan dorongan keluarga dan semangat para anggotanya

7. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga

a. Tahap Pembentukan Keluarga

Tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam

membentuk rumah tangga.

b. Tahap Menjelang Kelahiran Anak

Tugas utama keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai

generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi

keluargayang merupakan saat-saat yang dinantikan.

c. Tahap Menghadapi Bayi

Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih

sayang kepada anak karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat

bergantungan kepada orang tuanya, dan kondisi masih sangat rentan.

d. Tahap Menghadapi Anak Pra-Sekolah

Dalam hal ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya,

sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, sangat rentan dalam

masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang bersih dan

mana yang kotor. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap

pengaruh lingkungan. Dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan

norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial,

budaya dsb.

e. Tahap Menghadapi Anak Sekolah

Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,

mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan

anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas disekolah anak dan

meningkatkan pengetahuan umum anak.

8

f. Tahap Menghadapi Anak Remaja

Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena tahap ini anak

mencari identitas diri dalam membentuk kepribadian. Oleh karena itu

suru tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan

saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara

dan dikembangkan.

g. Tahap Melepaskan Anak ke Masyarakat

Setelah melakukan tahap remaja dan anak telah dapat

menyelesaikan pendidikan yang sesungguhnya. Dalam tahap ini anak

akan memulai kehidupan.

h. Tahap Berdua Kembali

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri,

tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keliarga akan merasa

sedih, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat

menimbulkan depresi dan stres.

i. Tahap Masa Tua

Tahap ini masuk ketahap lanjut usia dan kedua orang tua

mempersiapakan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

C. KONSEP DASAR MENEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

KOMUNITAS

1. Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga

Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan

seni yang mempersiapakan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan

menyusui, masa interval dan pengaturan kebutuhan, klimakterium, dan

menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi, reproduksi manusia

serta memberikan bantuan atau dukungan pada perempuan, keluarga, dan

komunitasnya (Kepmenkes RI, 2004).

Bidan adalah seseorangyang telah secara teratur mengikuti suatu

program pendidikan kebidanan yang dilalui dinegara-negara tersebut

diselenggarakan, telah berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan

9

kebidanan yang telah ditetapkan dan telah memperoleh kualifikasi yang

diperlukanuntuk bisa didaftarkan dan atau secara bukan memperoleh izin

untuk melakukan praktek kebidanan (Varney, 2006).

2. Tujuan Asuhan kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga

a. Melakukan pengkajian dengan menyimpulkan semua data

b. Menginterpretasiakn data dasar

c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar

d. Antisipasi penanganan segera

e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh

f. Melaksanakan implementasi secara efisien

g. Mengevaluasi hasil yang diperoleh

3. Metode Prioritas Masalah

Dalam pembuatan laporan ini,penulis menggunakan metode skoring.

Metode Scoring terdiri dari :

a. Sifat masalah ancaman (1)

Skala :

- Ancaman kesehatan (2)

- Tidak /kurang sehat (3)

- Krisis (1)

b. Kemungkinan masalah untuk diubah rendah (2)

Skala:

- Dengan mudah (2)

- Hanya sebagian (1)

- Tidak dapat (0)

c. Potensi masalah untuk diubah tinggi (1)

Skala :

- Tinggi (3)

- Cukup (2)

- Rendah (1)

10

d. Menonjolnya masalah dapat dirasakan (1)

Skala :

- Masalah berat harus ditangani (2)

- Masalah yang tidak perlu segera ditanganni (1)

- Masalah tidak dapat dirasakan (0)

11

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

PADA Tn. M DI RT10 RW 03 DESA PAGIYANTEN KECAMATAN

ADIWERNA

KABUPATEN TEGAL

I. PENGUMPULAN DATA

Data Subyektif

a. Biodata

Nama KK : Tn. M

Umur :45 tahun

Agama : Islam

Pendidikan :SD

Pekerjaan :Swasta

Alamat : Desa Pagiyanten RT 10 RW 03

b. Nama Anggota Keluarga

No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan Agama Ket

1 Ny. W 39 th P Istri SD IRT Islam Sehat

2 An. A 7 th L Anak Belum

Tamat SD

Pelajar Islam Sehat

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

12

ZY

S S S S

S S S S S S S S S S S S

S S

Keterangan:

: Perempuan S : Sehat

: Laki-laki

d. Kebiasaan sehari-hari

a. Kebiasaan tidurLama tidur siangLama tidur malamGangguan

Ayah Ibu Anak

Tdk pernah

6-7 jam

Tidak ada

Tdk pernah

5-6 jam

Tidak ada

± 2 jam

9 jam

Tidak ada

b. Kebiasaan makanMakan

PorsiJenisGangguan

3 kali sehari

1 piring Nasi,lauk Tidak ada

3 kali sehari

1 piring Nasi,lauk Tidak ada

3 kali sehari

1/2 piring Nasi,lauk Tidak ada

c. Pola eliminasi

13

w

K

A B

W

CD M WT

Y

B R H k T

A

BAB

WarnaKonsistensiGangguanBAKWarnaGangguan

1 kali sehari

KuningLembek

Tidak ada± 4 kaliKuning

Tidak ada

1 kali sehari

KuningLembek

Tidak ada± 4 kaliKuning

Tidak ada

1 kali sehari

KuningLembek

Tidak ada± 4-6 kaliKuning

Tidak adad. Pesonal

HyegieneMandiKeramas

Gosok gigi

2 kali3 kali/

minggu1 kali/hari

2 kali3 kali/

minggu1 kali/hari

2 kali3 kali/

minggu2 kali/hari

e. Pola kebiasaan kesehatanMinum alkoholObat-obatan terlarangMerokok

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidakf. Penggunaan

waktu senggang

Istirahat Istirahat Nonton TV

g. Rekreasi keluarga

Tidak pernah

Tidak pernah

Tidak pernah

e. Status sosial ekonomi

Penghasilan : ± Rp 60.000;/ hari

14

Tabungan Keluarga : Tidak ada

f. Situasi Rumah dn Lingkungan

1. Denah rumah

Dapur Sumur

Kamar

Kamar Ruang TV Kamar

Ruang Tamu

2. Jenis rumah : Permanent

3. Atap rumah : Genteng

4. Lantai rumah : Kramik

5. Ventilasi : Cukup

6. Kebersiahan dan kerapian : Kurang Bersih dan Rapi

7. Pembuangan sampah : Terbuka

8. Sumber air : Sumur

9. Sumber pembuangan air limbah : Sungai

10. Jamban : Septik Tank

11. Kandang ternak : Tidak ada

12. Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada

13. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Tidak ada

14. Kepemilikan asuransi kesehatan miskin : Tidak punya

g. Riwayat KB

1. Jenis :Suntik

15

2. Lama : 5 tahun

3. Keluhan : -

4. Pengetahuan tentang alkon : Kurang

h. Pengetahuan Anggota keluarga tentang kesehatan

1. Ayah

a) Kesehatan reproduksi (fungsi organ reproduksi) : ayah mengatakan

mengetahui tetang fungsi organ reproduksinya.

b) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) : ayah mengatakan kurang

mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat terutama

kebersihan lingkungan rummahnya.

c) Alat kontrasepsi (macam-macam alat kontrasepsi) : ayah

mengatakan mengetahui tentang macam-macam alat kontrasepsi

untuk laki-laki.

d) Merokok : ayah mengatakan tidak merokok setiap harinya.

2. Ibu

a) Kesehatan reproduksi (fungsi organ reproduksi) : ibu mengatakan

mengetahui tetang fungsi organ reproduksinya.

b) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) : ibu mengatakan kurang

mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat terutama

kebersihan lingkungan rummahnya.

c) Alat kontrasepsi (macam-macam alat kontrasepsi) : ibu

mengatakan kurang mengetahui tentang macam-macam alat

kontrasepsi untuk wanita.

3. Anak

a) Makanan (Jajanan) : Anak mengatakan tidak mengetahui jajanan

yang baik dan sehat dan seringkali membeli jajanan di pinggir

jalan.

b) Kebersihan : anak mengatakan tidak mengetahui tentang

kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

menggunakan sabun, gosok gigi sebelum tidur.

i. Fungsi Keluarga

16

1. Fungsi Pendidik :

Dalam pengambilan keputusan yang paling berpengaruh adalah Tn. M

dan Ny. W

2. Fungsi Perlindungan

Dalam menghadapi suatu masalah keluarga Tn. M bertanggungjawab

penuh atas perlindungan keluarganya

3. Fungsi Ekonomi

Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Tn.M berperan penting

j. Keadaan psikologis dan spiritual

1. Memenuhi Kebutuhan Jiwa

Keluarga Tn. M setiap harinya merasa nyaman tidak ada gangguan,

masing-masing anggota keluarga merasa senang.

2. Pemenuhan Status Sosial

Di dalam keluarga, tidak ada yang dibenci dan membenci, tidak ada

perasaan dikucilkan.

3. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga

Semua keluarga saling mengingatkan untuk menjalankan ibadah.

h. Sosial budaya

Keluarga Tn. M aktif dalam kegiatan sosial, hubungan anggota

keluarga dengan masyarakat harmonis.

i. Transportasi

Angkutan Pribadi : Tidak ada

Angkutan Umum : Angkutan umum

Kendaraan Pribadi : Motor, Sepeda

j. Fasilitas Kesehatan

Ibu mengatakan bila ada keluhan sakit mereka pergi ke tempat

pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan pergi ke Bidan. Jaraknya ± 20

meter

17

Data Objektif

1. Pemeriksaan fisik

a. Ayah

Kesadaran : Composmetis

Keadaan umum : Baik

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 88x/mnt

S : 368 0 C

R : 24x/ mnt

Kepala : Bentuk kepala mesochepal

Rambut : Rapi, tidak rontok dan tidak berketombe

Mata : Simetris, tidak juling

Conjungtiva : Merah muda

Sklera : putih

Hidung : Sekret dbn, tidak ada polip, tidak epistaksis

Mulut : Tidak sariawan, tidak sumbing, tidak carries

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Telinga : Serumen dbn, tidak ada pembesaran kelenjar Limfe

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar Limfe

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Bentuk : Tidak ada benjolan abnormal

Abdomen : Tidak ada pembesaran hati/limpa

Genetalia : Tidak dilakukan

Ekstremitas : Simetris

Atas : Kuku kemerahan, turgor kulit baik

Bawah : Tidak Oedem dan varises

a. Ibu

Kesadaran : Composmetis

Keadaan umum : Baik

TTV : TD : 120/80 mmHg

18

N : 88x/mnt

S : 36,8 ºC

R : 20x/mnt

Kepala : Bentuk kepala mesochepal

Rambut : Rapi, tidak rontok dan tidak berkrtombe

Mata : Simetris, tidak juling

Conjungtiva : Pucat

Sklera : Putih

Hidung : Sekret dbn, tidak ada polip, tidak epistaksis

Mulut : Tidak sariawan, tidak sumbing, tidak carries

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Telinga : Serumen dbn, tidak ada embesaran kelenjar Limfe

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar Limfe

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Bentuk : Tidak ada benjolan abnormal

Abdomen : Tidak ada pembesaran hati/limpa

Genetalia : Tidak dilakukan

Ekstremitas : Simetris

Atas : Kuku kemerahan, turgor kulit baik

Bawah : Tidak Oedem dan varises

HB : 9 gr%

b. Anak

Kesadaran : Composmetis

Keadaan umum : Baik

TTV : TD :

N : 80x/mnt

S : 365 0C

R : 28x/mnt

19

Kepala : Bentuk kepala mesochepal

Rambut : Rapi, tidak rontok, tidak berketombe

Mata : Simetris, tidak juling

Conjungtiva : Merah muda

Sklera : putih

Hidung : Sekret dbn, tidak ada polip

Mulut : Tidak sariawan, tidak sumbing, tidak carries

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Telinga : Serumen dbn, tidak ada pembesaran kelenjar Limfe

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar Limfe

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Bentuk : tidak ada benjolan abnormal

Abdomen : Tidak ada pembesaran hati/limpa

Genetalia : Tidak dilakukan

Ekstremitas : Simetris

Atas : Kuku kemerahan, turgor kulit baik

Bawah : Tidak Oedem dan varises

B. ANALISA DATA

Dari hasil data yang dikaji, terdapat analisa data sebagai berikut :

1. Ibu Hamil Resiko tinggi

Ny. W tidak mengetahui tentang Ibu hamil Resiko tinggi

2. Ibu Hamil Anemia

Ny. W tidak mengetahui tentang Anemia dan tablet Fe

3. Kebiasaan merokok

Dalam kegiatan sehari-harinnya Tn.M tidak

merokok.

4. Kurangnya kebersihan lingkungan

Pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat rendah

C. PERUMUSAN MASALAH

20

Berdasarkan analisa data diatas, maka hasil perumusan masalah adalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan tentang hamil resiko tinggi

2. Kurangnya pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil

3. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

D. PRIORITAS MASALAH

1. Kurangnya pengetahuan tentang hamil resiko tinggi

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman

kesehatan bila ibu tidak mengetahui tentang hamil resiko tinggi

Kemungkinan mslh dpt diubah

1/2 x 2 1 Masalah ini dapat dirubah secara bertahap sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kesadaran masyakat untuk menggunakan KB

Potensi pencegahan 2/3 x 1 2/3 Masalah bisa diubah dengan memberikan penkes

Penonjolan masalah

2/2 x 1 1 Masalah ini harus segera ditangani karena dapat mengancam jiwa ibu dan janin

Jumlah 3 1/3

2. Kurangnya pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

21

Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan bila ibu tidak mengetahui tentang anemia pada ibu hamil

Kemungkinan mslh dpt diubah

1/3 x 2 1 Masalah ini dapat dirubah secara bertahap sesuai dengan kesadaran ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi atau mengkonsumsi tabiet Fe

Potensi pencegahan 3/3 x 1 1 Masalah bisa dicegah dengan memberikan pendkes dan memberikan tablet Fe

Penonjolan masalah

2/2 x 1 1 Masalah ini harus segera ditangani karena dapat mengancam jiwa ibu dan janin

Jumlah 3

3. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman

kesehatan bila

22

masyarakat tidak mengetahui tentang PHBS

Kemungkinan mslh dpt diubah

1/2 x 2 1 Masalah ini dapat dirubah secara bertahap (sebagian) sesuai dengan kesadaran masyarakat dan pemahaman masyarakat akan pentingnya hidup sehat

Potensi pencegahan 3/3 x 1 3/3 Meskipun saat diberi pendkes atau penyuluhan tentang PHBS masyarakat telah sadar,tetapi untuk kedepannya masalah ini kemungkinan dapat terjadi lagi

Penonjolan masalah

0/2 x 1 0 Meskipun masyarakat sadar PHBS merupakan maslah kesehatan,tetapi kebanyakan masyarakat bersikap acuh tak acuh dan tidak merasakan .masalah ini

Jumlah 2 2/3

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan kesehatan pada

keluarga Tn. M adalah sebagai berikut :

Prioritas I : Kurangnya pengetahuan tentang hamil resiko tinggi

Prioritas II : Kurangnya pengetahuan tentang anemia ibu hamil

23

Prioritas III : Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

E. DIAGNOSA MASALAH

Berdasarkan prioritas masalah yang diatas, maka diagnosa masalah

adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan tentang hamil resiko tinggi

2. Kurangnya pengetahuan tentang anemia ibu hamil

3. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

F. RENCANA KEGIATAN

1. Kurangnya pengetahuan tentang hamil resiko tinggi

a. Beritahu kondisi ibu

b. Jelaskan pada ibu tentang pengertian hamil resiko tinggi

c. Jelaskan pada ibu tentang bahaya yang ditimbulkan akibat hamil

resiko tinggi

d. Jelaskan pada ibu tentang siapa saja yang termasuk dalam hamil

resiko tinggi

e. Jelaskan pada ibu tentang pencegahan hamil resiko tinggi

f. Jelaskan pada ibu tentang cara menghindari hamil resiko tinggi

2. Kurangnya pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil

g. Beritahu kondisi ibu

h. Beritahu pengertian anemia pada ibu hamil

i. Beritahu penyebab anemia pada ibu hamil

j. Beritahu ibu macam dan penyebab anemia pada ibu hamil

k. Beritahu tanda dan gejala anemia pada ibu hamil

l. Beritahu bahaya anemia pada ibu hamail

m. Beritahu penanganan anemia pada ibu hamil

3. Kurangnya pengetahuan tentang tablet Fe pada ibu hamil

a. Beritahu ibu kondisi ibu

b. Beritahu pengertian tablet Fe pada ibu hamil

c. Beritahu manfaat zat besi pada ibu hamil

24

d. Beritahu kebutuhan atau dosis zat besi padaibu hamil

e. Beritahu efek samping pada ibu hamil

f. Beritahu waktu dan cara minum zat besi pada ibu hamil

g. Beritahu ibu cara penyimpanan tablet Fe pada ibu hamil

4. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

a. Beritahu keluarga bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan sampah

b. Beritahu keluarga tentang keuntungan jika sampah dibuang dengan

benar

c. Beritahu keluarga tentang penyakit yang dapat ditimbulkan oleh

sampah.

G. PELAKSANAAN KEGIATAN / IMPLEMENTASI

Tanggal 13 Maret 2015 pukul 12.00 WIB

1. Ibu tidak mengetahui tentang hamil resiko tinggi

Dilakukan dengan cara penyuluhan dan tanya jawab kepada ibu yang

dilaksanakan di kediaman Tn. M Desa Pagiyanten RT 10 RW 03 Kec.

adiwerna Kab. Tegal pada tanggal 13 Maret 2015 jam 15.30 WIB

dengan rencana tindakan yang akan diberikan seperti :

a. Memberitahu kondisi ibu bahwa ibu dalam keadaan sehat

b. Menjelaskan pada ibu tentang pengertian hamil resiko tinggiadalah

kehamilan dengan berbagai faktor resiko yang akan menyebabakan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar dan dapat

mengganggu proses kehamilan hingga bersalin atau mengancam jiwa

ibu dan janin.

c. Menjelaskan pada ibu tentang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh

hamil resiko tinngi :

1) Bayi lahir Prematur

2) BBLR

3) Keguguran

4) Persalinan tidak lancar / macet

5) IUFD

25

6) Preeklamsia/eklamsia

d. Menjelaskan pada ibu tentang siapa saja yang termasuk dalam hamil

resiko tinggi:

1) Usia ibu saat hamil < 20 tahun atau > 35 tahun

2) TB < 145 cm

3) Ibu yang terlalu kurus ( BB kurang dari 33 kg / LILA kurang

dari 23,5 cm) ataupun terlalu gemuk

4) Anak lebih dari 4 ( banyak anak / terlalu sering melahirkan)

5) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2

tahun atau lebih dari 10 tahun

6) Bentuk panggul ibu yang tidak normal

7) Riwayat abortus

8) Adanya riwayat penyulit kehamilan yang lalu

9) Ibu hamil dengan penyakit penyerta

10) Kebiasaan ibu ( merokok, minum alkohol,mengkonsumsi obat

obatan warung).

e. Apakah kehamilan resiko tinggi dapat di cegah

Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah bila gejala di temukan sedini

mungkin sehingga dapat dilakukan antisipasi tindakan segera.

f. Pencegahan hamil resiko tinggi

1. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke

posyandu/puskesmas/RS paling sedikit 4x selama masa

kehamilan

2. Dengan mendapatkan imunisasi

3. Bila di temukan kelainan resiko tinggi pemeriksaan harus lebih

intensif di petugas kesehatan

4. Makan-makanan gizi seimbang

g. Menghindari bahaya kehamilan resiko tinggi

1. Mengenali tanda-tanda kehamilan resiko tinggi

26

2. Menunda kehamilan pertama kurang dari 20 tahun /

menghindari terjadinya kehamilan lagi ibu sudah lebih dari 35

tahun

3. Merencanakan jumlah anak agar tidak terlalu banyak ( 2 anak

cukup)

4. Menghindari kehamilan jarak kehamilan terlalu dekat

5. Periksa kehamilan secara rutin/berkala ke petugas kesehatan

6. Perawatan diri selama hamil : nutrisi ,perawatan payudara,

batasi aktivitas berlebihan

7. Hindari alkohol,rokok dan obat-obatan di luar anjuran tenaga

kesehatan.

Tanggal 13 maret 2015 pukul 12.45 WIB

2. Kurangnya pengetahuan tentang Anemia

Dilakukan dengan cara penyuluhan dan tanya jawab kepada penderita

yang dilaksanakan di kediaman Tn.M Desa Pagiyanten Rt 10/03 Kec.

Adiwerna Kab. Tegal pada tanggal 13 Maret 2015 jam 12.45 WIB

dengan rencana tindakan yang akan diberikan seperti :

a. Memberitahu kepada ibu tentang pengertian anemia pada ibu hamil.

Anemia pada ibu hamil yaitu keadaan dimana hb ibu kurang dari 11

gr %.

b. Memberitahu ibu tentang etiologi anemia

1. Hipervolemia yang menyebabkan pengenceran darah

2. Kurangnya zat besi pada makanan

3. Kebutuhan zat besi meningkat

4. Gangguan pencernana dan observasi

c. Memberitahu pada ibu tentang tanda dan gejala anemia

1. Muka pucat

2. Cepat lelah

3. Sakit kepala

27

4. Konsentrasi turun

5. Nafsu makan turun

6. Lesu

7. Lemah

8. Nyeri dada

d. Memberitahu ibu tentang bahaya anemia pada ibu hamil

1. Keguguran

2. Kematian bayi

3. Premature

4. Bblr

e. Memberitahu ibu tentang penanganan anemia pada ibu hamil

1. Pemberian makanan yang mengandung zat besi (susu, daging,

bayam)

2. Penambahan tablet FE

3. Makanan yang mengandung kacang-kacangan

4. Perbanyak sayuran

Tanggal 13 Maret 2015 pukul 13.00 WIB

3. Kurangnya pengetahuan tentang Tablet Fe

Dilakukan dengan cara penyuluhan dan tanya jawab kepada penderita

yang dilaksanakan di kediaman Tn.M Desa Pagiyanten RT 10 RW 03

Kec.Adiwerna Kab. Tegal pada tanggal 13 Maret 2014 jam 13.00 WIB

dengan rencana tindakan yang akan diberikan seperti :

a. Memberitahu ibu tentang pengertian zat besi yaitu suatu unsur

pembentuk sel darah merah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil

guna untuk mencegah terjadinya anemia pada ibuhamil yang sangat

membahayakan jiwa ibu dan jani serta dapat mengganggu

pertumbuhan janin.

b. Memberitahu pada ibu tentang kebutuhan dosis tablet Fe yaitu

sehari 1 tablet (60 mg) dan kebutuhan selama hamil minimal 90

tablet.

28

c. Membetitahu tentang efek samping tablet fe : mual, muntah, susah

BAB, feses berwarna kehitaman

d. Memberitahu pada ibu waktu dan cara minum tablet Fe yang benar:

diminum sehari 1 kali diminum pada malam hari menjelang tidur

untuk mengurangi efek mual menggunakan air putih atau air yang

mengandung vitamin C dan tidak boleh diminum bersamaan dengan

air teh, kopi, susu karena dapat menghambat proses penyerapan.

e. Memberitahu ibu cara penyimpanan tablet Fe yang benar yaitu

disimpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung

dan hindari dengan bahan-bahan panas. Apabila membuka bungkus

tablet Fe hendaknya menutup kembali secara rapat.

f. Memberitahu ibu tentang makanan yang mengandung zat besi antara

lain: sayuran yang berwarna hijau tua (bayam, kangung), kacang-

kacangan, daging, hati, telur, susu.

Tanggal 19 Maret 2015 pukul WIB

4. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

Dilakukan dengan cara penyuluhan dan tanya jawab kepada penderita

yang dilaksanakan di kediaman Tn. M Desa Pagiyanten RT 10 RW 03

Kec. Pagiyanten Kab. Tegal pada tanggal Januari 2015 jam WIB

dengan rencana tindakan yang akan diberikan seperti :

a. Memberitahu keluarga apa yang dimaksud dengan PHBS yaitu

semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan.

b. Memberitahu keluarga bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan

sampah menimbulkan pengotoran udara, seperti bau busuk dan

asap, pengotoran air, mengganggu pemandangan. Sampah dapat

menyumbat saluran air, parit/got, sehingga dapat menyebabkan

29

banjir yang merusak jalan dan bangunan. Sampah dapat menjadi

sarang lalat, tikus, nyamuk, kecoa yang dapat menyebabakan bibit

penyakit.

c. Memberitahu keluarga tentang keuntungan jika sampah dibuang

dengan benar :

1) Menghindari timbulnya penyakit

2) Keadaan bersih menimbulkan kebanggaan dan kepuasan batin

3) Menciptakan keindahan

4) Menimbulkan suasana nyaman

5) Dapat menghasilkan pupuk

H. EVALUASI

Tanggal 13 Maret 2015 pukul 12.35 WIB

1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi

a. Ibu mengerti kondisinya

b. Ibu mengerti yang dimaksud dengan hamil resiko tinggi

c. Ibu mengerti apa saja bahay yang dapat di timbulkan oleh kehamilan

resiko tinggi

d. Ibu mengerti siapa saja yang termasuk dalam hamil resiko tinggi

e. Ibu mengerti bagaimana pencegahan hamil resiko tinggi

f. Ibu mengerti cara-cara menghindari hamil resiko tinggi

Tanggal 13 Maret 2015 pukul WIB

2. Kurangnya pengetahuan tentang Anemia pada ibu hamil

a. Ibu mengerti apa yang di maksud anemia pada ibu hamil

b. Ibu mengerti penyebab anemia pada ibu hamil

c. Ibu mengerti tanda gejala anemia pada ibu hamil

d. Ibu mengerti bahay anemia pada ibu hamil

e. Ibu mengerti cara penanganan anemia pada ibu hamil

Tanggal 19 Maret 2015 pukul WIB

3. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

a. Keluarga mengerti apa yang dimaksud dengan PHBS

30

b. Keluarga mengerti bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan sampah

c. Keluarga mengerti tentang keuntungan jika sampah dibuang dengan

benar

d. Keluarga mengerti tentang penyakit yang dapat ditimbulkan oleh

sampah

e. Keluarga bersedia untuk membuang sampah yang benar

BAB IV

PEMBAHASAN

31

Pada pembahasan ini mahasiswa akan membandingkan antara teori yang di

dapat di akademik dengan kenyataan pada saat pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Komunitas di rumah Tn. M RT 10 RW 03 di Desa Pagiyanten Kecamatan

Adiwerna Kabupaten Tegal.

E. PENGKAJIAN

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting

demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

1. Data Subjektif

Merupakan data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat

terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa

ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang

status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,

kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu. (Andreas.2012;h;45)

Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.

Menurut Andreas (2012;h;45), anamnesa dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Auto Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan langsung kepada

pasien karena pasien kuasa atau mampu melakukan tanya jawab.

b. Allo Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan secara tak langsung

karena pasien tak kuasa mampu melakukan tanya jawab. Misal :

belum dewasa/ masih kanak-kanak,tidak sadar, tidak dapat

berkomunikasi,dalam keadaan gangguan jiwa.

Pada data subjektif diperoleh data dari wawancara secara langsung

(auto anamnesa) pada Tn.M dan Ny.W meliputi biodata, nama anggota

keuarga, riwayat kesehatan, kebiasaan sehari-hari, status ekonomi, situasi

rumah dan lingkungan, riwayat KB, pengetahuan anggota keluarga,

fungsi keluarga dan lain-lain.

Data subjektif diperoleh dari hasil anamnesa secara langsung, jadi

antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

2. Data Objektif

32

Merupakan data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh

menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama

pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah,

edema, berat badan, tingkat kesadaran. Pada data objektif diperoleh data

dari pemeriksaan fisik dan observasi terhadap lingkungan dan keadaan

rumah.

Jadi pengkajian yang saya lakukan sudah benar, tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktek. Kegiatan pengkajian dilakukan

pendekatan, tabulasi, analisis data dan perumusan masalah (Andreas,

2012;h:45).

F. PERENCANAAN

Berdasarkan hasil anamnesa dan survey yang dilakukan maka

diketahui permasalahan yang terjadi pada keluarga Tn. M yaitu:

1. Ny. W termasuk dalam ibu hamil resiko tinggi

2. Ny. W termasuk dalam ibu hamil dengan anemia ringan

3. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS

Dalam hal ini saya perlu memberi penyuluhan kepada keluarga

Tn.M mengenai masalah yang ada pada keluarga Tn.M seperti yang

disebutkan di atas.

Rencana tindakan yang dilakukan:

1. Beri Penyuluhan pada ibu tentang kehamilan resiko tinggi

2. Beri penyuluhan pada ibu tentang anemia pada ibu hamil

3. Beri Penyuluhan pada ibu tentang tablet Fe

4. Beri Penyuluhan pada keluarga tentang PHBS

Dalam manajemen,perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan

mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi (Wikipedia dalam buku

F. Delmar dan S. Shane, 2003; h: 55)

Pengertian dari penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi

dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua

33

“stakeholders” agribisnis melalui proses belajar bersama yang partisipatip,

agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya

untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin produktif dan efisien,

demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara

berkelanjutan (Mardikanto, 2003;h:66)

Sehingga pada tahap perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

G. PELAKSANAAN

Pengertian Implementasi atau Pelaksanaan merupakan aktifitas atau

usaha-usaha yang dilaksanakan yang dikemukakan oleh Abdullah (1987 : 5)

bahwa Implementasi adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut

setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas

pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau

kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang

ditetepkan semula.

Pelaksanaan disesuaikan dengan waktu senggang anggota keluarga

Tn.M pada prioritas ini kegiatan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan yang

dirasakan dan kebutuhan nyata yang ada dilapangan dengan menekan upaya

promotif dan preventif.

Berikut ini beberapa masalah yang ada dikeluarga Tn.M. Dan solusi

atau alternative pemecahan masalah yang dilakukan mahasiswa pada

langkah implementasi.

1. Pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penyuluhan dan

konseling baik dengan kunjungan rumah, yang diharapkan ibu dapat

mengerti dan memahami tentang kehamilan resiko tinggi. (Siswanto, Hadi.

2010;h. 115).

34

Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan hasil: mulai nampak

adanya peningkatan pengetahuan Ny.W

2. Pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penyuluhan dan konseling baik dengan kunjungan rumah, yang diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami tentang anemia pada ibu hamil (Hastuti. 2012;h. 24).

Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan hasil: mulai nampak adanya peningkatan pengetahuan Nn. W.

3. Pengetahuan tentang tablet Fe

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penyuluhan dan konseling baik dengan kunjungan rumah, yang diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami tentang tablat Fe (Tiara. 2012;h.55).

Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan hasil: mulai nampak adanya peningkatan pengetahuan Tn. M dan mau minum tablet Fe

4. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

Kekurangtahuan keluarga Tn.M bagaimana memelihara kebersihan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penyuluhan dan konseling baik dengan kunjungan rumah, yang diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami arti pentingnya kesehatan lingkungan dan bertambah pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (Castro, T. 2004;h. 22).

Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan hasil mulai nampak adanya peningkatan pengetahuan keluarga Tn. M tentang kesehatan lingkungan.

Jadi pada tahap pelaksanaan saya sudah benar, tidak ada kesenjangan

antara teori dengan praktek.

35

H. Evaluasi

Tanggal 13 Maret 2015pukul 12.35 WIB

1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang hamil resiko tinggi

a. Ibu mengerti kondisinya

b. Ibu mengerti yang dimaksud dengan hamil resiko tinggi

c. Ibu mengerti apa saja bahay yang dapat di timbulkan oleh

kehamilan resiko tinggi

d. Ibu mengerti siapa saja yang termasuk dalam hamil resiko tinggi

e. Ibu mengerti bagaimana pencegahan hamil resiko tinggi

f. Ibu mengerti cara-cara menghindari hamil resiko tinggi

Tanggal 13 Maret 2015pukul WIB

2. Kurangnya pengetahuan tentang Anemia pada ibu hamil

a. Ibu mengerti apa yang di maksud anemia pada ibu hamil

b. Ibu mengerti penyebab anemia pada ibu hamil

c. Ibu mengerti tanda gejala anemia pada ibu hamil

d. Ibu mengerti bahay anemia pada ibu hamil

e. Ibu mengerti cara penanganan anemia pada ibu hamil

Tanggal 13 Maret 2015 pukul WIB

3. Kurangnya pengetahuan tentang tablet Fe pada ibu hamil

a. Ibu mengerti apa yang di maksud dengan tablet Fe

b. Ibu mengerti manfaat zat besi bagi ibu hamil

c. Ibu mengerti kebutuhan atau dosis zat besi

d. Ibu mengerti efek samping zat besi bagi ibu hamil

e. Ibu mengerti waktu dan cara minum zat besi yang benar

f. Ibu mengerti cara penyimpanan tablet Fe yang benar

Tanggal 19 Maret 2015 pukul WIB

4. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS

a. Keluarga mengerti apa yang dimaksud dengan PHBS

b. Keluarga mengerti bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan sampah

36

c. Keluarga mengerti tentang keuntungan jika sampah dibuang dengan

benar

d. Keluarga mengerti tentang penyakit yang dapat ditimbulkan oleh

sampah

e. Keluarga bersedia untuk membuang sampah yang benar

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

37

Dari laporan yang telah kami bahas maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Praktek belajar lapangan ini sangat bermanfaat, sebagai mahasiswa

merasakan adanya peningkatan pengetahuan menghadapi komunitas

sebagai saran tugas dan fungsi bidan.

2. Untuk asuhan kebidanan yang kami berikan, untuk kasus ini dapat

terselesaikan dengan tuntas karena itu dari klien dapat bekerja sama

dengan baik.

B. SARAN

1. Puskesmas

a. Diharapkan kepada para petugas kesehatan terutama Puskesmas

untuk memberikan pelayanan secara optimal

b. Diharapkan apabila mengkaji pasien dengan penuh ketelitian, sabar

dan ramah.

2. Bidan Desa

a. Diharapkan kepada bidan desa dalam memberikan pelayanan

kesehatan secara paripurna kepada masyarakat

b. Diharapkan tanggap terhadap masyarakat baik individu maupun

kelompok terutama dalam lingkup KIA dan KB.

3. Keluarga

a. Diharapkan kepada ibu untuk memberikan support mental kepada

anaknya

b. Diharapkan kepada ibu/bapak untuk memperhatikan kebersihan

lingkungan terutama rumahnya

c. Diharapkan kepada keluarga apabila menemui ibu hamil dengan

tanda bahaya agar segera datang ke nakes

DAFTAR PUSTAKA

Castro, T. 2004. Materi Kasehatan Komunitas. Magelang : BAPELKES

38

Effendy, N. 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Ester, M. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Fatmawati, E. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I. Jakarta

Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kedokteran, Penyakit Kandungan dan KB untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Meilani, N. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya

Anbarwati, Eny. 2009. Asuhan Kebidanan

39