lilis ptk 1

Upload: nawang-wulan

Post on 11-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penelitian Tindakan Sekolah

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 65

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran IPA merupakan proses aktif, artinya pembelajaran IPA merupakan sesuatu yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Proses aktif berimplikasi terhadap antivitas mental dan fisik. Hands-on activities tidak cukup, siswa juga harus memiliki pengalaman-pengalaman minds-on. Untuk itu perlu dipikirkan agar pembelajaran dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dan kreatif serta berlangsung problematik. Tampaknya tidak dapat memungkiri bahwa pelajaran IPA merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. IPA adalah pengetahuan tentang fakta dan hukum-hukum yang didasarkan atas pengamatan dan disusun dalam suatu sistem yang teratur, di mana dalam proses pengamatan tersebut kita akan banyak berinteraksi dengan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan keseharian kita. Banyak permasalahan sehari-hari yang dapat digunakan dalam belajar IPA. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang

Di dalam KTSP disebutkan bahwa mata pelajaran IPA di Sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan (Depdiknas, 2006). Namun di sisi lain mata pelajaran IPA sering dianggap sebagai materi sulit dan menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian siswa. Pembelajaran siswa di sekolah kemudian sekedar menjadi kewajiban menjalankan kurikulum, kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata yang seharusnya menjadi objek ilmu pengatahuan tersebut (Depdiknas, 2003). Pengajaran tematik bahkan masih asing terdengar oleh para guru. Selain itu, guru belum memahami konstelasi bidang studi yang diajarkannya dalam kaitan dan hubungannya dengan bidang studi lain dan masih melihat berbagai bidang studi secara terpisah dan tersendiri tanpa ada hubungan dengan bidang studi lain. Guru masih melihat bidang studinya berupa "teks" dan belum "konteks" karena metode Contekstual Teaching and Learning (CTL) masih berupa wacana dan belum menjadi pengetahuan, apalagi keterampilan bagi para guru (Uus Toharudin, 2002).

Kenyataan yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita di Indonesia adalah adanya krisis paradigma, berupa kesenjangan dan ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dengan paradigma yang dipergunakan (Ardana, 2000). Dalam proses pembelajaran di kelas, seringkali pembelajaran masih didominasi oleh penyampaian informasi, bukan ditekankan pada pemprosesan informasi. Kegiatan tersebut masih berpusat pada kegiatan mendengarkan dan menghafalkan, bukan interpretasi dan makna terhadap apa yang dipelajari, serta upaya membangun pengetahuan. Guru masih mendominasi sehingga kurang memberikan peluang bagi siswa untuk berkreasi dan berkembang dan menunjukkan kemampuan yang beragam sehingga tercipta suasana belajar yang demokratis (Suhardjono, 2000). Dewasa ini telah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk melakukan pembaharuan terhadap dunia pendidikan baik secara fisik/ fasilitas pendidikan maupun non fisik seperti pengembangan kualitas tenaga kependidikan yang dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan tugas sebagai tenaga pengajar. Salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh guru yaitu kemampuan menggunakan media pengajaran. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A dalam bukunya media pembelajaran (1997: VII) bahwa Media pengajaran menjadi suatu bidang yang seyogianya dikuasai oleh setiap guru profesional.Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang sangat besar karena dengan penggunaan media dalam pembelajaran menunjukkkan semakin banyaknya alat indera siswa yang terlibat. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk memperoleh pembelajaran semakin besar pula kemungkinan siswa untuk mengerti dan memahami pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Grinder dalam Melvin l Silberman, 2006: 28) bahwa Dari setiap 30 siswa, 22 siswa diantaranya rata-rata mendapat hasil belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestetik selain itu Azhar Asryad (1997:9) mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan indera ganda - pandang dan dengar memberikan keuntungan bagi siswa. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya menghadirkan/ melibatkan semua indera dalam kegiatan belajar mengajar.Salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh guru dalam menghadirkan/ melibatkan semua indera siswa dalam pembelajaran adalah dengan penggunaan media visual atau gambar. Sehingga denganpenggunaanmedian visual tersebut memungkinkan siswa dapat menggunakan indera pandangnya dengan memperhatikan media visual yang ditampilkan serta menggunakan indera pendengarannya dengan menyimak penjelasan dari guru. Menurut penelitian Baugh (dalam Azhar arsyad, 1997: 9) bahwa :

Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90 % hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5 % diperoleh melalui indera dengar, dan 5% lagi dengan indera lainnya.

Sementara itu, Dale (dalam Azhar arsyad, 1997: 9).

Menyatakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Dari pendapat beberapa ahli di atas jelas bahwa penggunaan media gambar sangat penting dalam peningkatan hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

Salah satu faktor yang menjadi hal penting dalam hasil belajar siswa adalah Efektifitas pembelajaran itu sendiri. Dalam pembelajaran IPA dalam kaitannya dengan hasil belajar, media visual menjadi hal penting dalam peningkatan hasil belajar. Penggunaan media visual dalam pebelajaran dan hubungannya dengan hasil belajar inilah yang akan menjadi dasar kajian dalam merusmuskan masalah penelitian. Atas dasar itulah dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media visual pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas IV SD Negeri Beji 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah penggunaan media visual pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Beji 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok.

D. Manfaat Penelitian

Hasil studi ini diharapkan mempunyai manfaat baik bagi guru maupun kepala sekolah dan pemerhati pendidikan, dalam menentukan kebijakan pelaksanaan pendidikan khususnya Sekolah Dasar. Secara umum manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Guru :

1. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan media visual dalam pelajaran IPA SD Negeri Beji 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok.2. Adanya pengalaman praktis dalam bidang penelitian yang bersifat ilmiah yang dapat menambah wawasan berpikir dan memperdalam kemampuan menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien

3. Sebagai masukan bagi guru dan seluruh unsur pendidik khususnya guru Sekolah Dasar.

b. Bagi Siswa :

1. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media visual.

2. Menumbuhkan minat belajar siswa dengan penggunaan media visual dalam pembelajaran.BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori1. Pengertian BelajarBelajar merupakan kebutuhan bagi setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat. Belajat tidak mengenal batasan usia, sejak manusia lahir hingga meninggal dunia. Semua kehidupan manusia diisi dengan belajar untuk memahami alam semesta atau dunia yang selalu mengalami perubahan.Perubahan yang terjadi harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan manusia diberbagai bidang, sehingga terdapat keseimbangan antara perubahan dunia dengan peningkatan kemampuan manusia. Melalui belajar seseorang dapat memahami keterampilan, pengetahuan, serta konsep-konsep yang dapat dibentuk dalam belajar.Belajar merupakan tindakan prilaku yang beragam yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri manusia itu sendiri, sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri dan siswa adalah sebagai penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Dengan proses yang dilalui oleh siswa tersebut siswa dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa, serta akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, sebaliknya bagi siswa yang belum siap belajar maka akan semakin terbelakang karena semakin tertumpuknya materi pelajaran yang belum dikuasai sehingga proses belajar menjadi tidak tuntas.

Beberapa ahli dalam dunia pendidikan mendefinisikan pengertian belajar yang beragam, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, seperti yang dikemukakan oleh Siregar ( 2010:3 ), belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi ( bahkan di dalam kandungan ) hingga liang lahat.Hamalik ( 2004:30 ), menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sardiman (2004: 20) bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mende-ngarkan, meniru, dan lain sebagainya. Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan penam-bahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.Menurut Harold Spears yang dikutip oleh Siregar (2010:4) pengertian belajar dalam prespektifnya yang lebih detail bahwa belajar merupakan learning is to observe, to read, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction ( belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengarkan dan mengikuti aturan ). Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut menurut Siregar ( 2010:4) adalah :a. Bertambahnya jumlah pengetahuan

b. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi

c. Ada penerapan pengetahuan

d. Menyimpulkan makna

e. Menafsirkan dan mengitkannya dengan realitas, dan

f. Adanya perubahan sebagai pribadi.Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan secara sadar, bersifat kontinue baik dalam hal tingkah laku ataupun pengetahuan yang mempunyai tujuan terarah sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya2. Pengertian Hasil BelajarHasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui, dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya hasil belajar dinyatakan dalam bentuk nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengikuti proses belajar. Melalui proses belajar diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah dengan menggunakan tes. Tes ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.Beberapa ahli memberikan pengertian hasil belajar anatara lain, Sudjana (2009:22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Menurut Horward Kingsley yang dikutip Sudjana (2009:22) membagi tiga macam hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.Sedangkan Gagne yang dikutip Sudjana (2009:22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.Dari pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hasil belajar maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam. mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya siswa yang diukur melalui tes.

3. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor - faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa itu adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

1) Faktor lntelegensi

Intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi hasil belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai hasil belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.

2) Faktor Minat

Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.3) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis

Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1) Faktor Guru

Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan penalaran teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesiona1, kepribadian dan kemasyarakatan.

Guru juga menunjukkan fleksibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.

2) Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.

3) Faktor Sumber - Sumber Belajar

Salah satu faktor yang rnenunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media / alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna.

4. Media

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Namun penegertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

a. Pengertian Media

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.

Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar atau perantara , dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Kit Lay Bourne ( 1985 : 82 ) menyatakan bahwa penggunaan media tidak harus membawa bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi suatu berita. Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian materi pelajaran dengan cara komunikasi masih dirasakan adanya penyimpangan pemahaman oleh siswa. Masalahnya adalah bahwa siswa terlalu banyak menerima sesuatu ilmu dengan verbalisme. Apalagi dalam proses belajar mengajar yang tidak menggunakan media di mana kondisi siswa tidak siap, akan memperbesar peluang terjadinya verbalisme.

Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia di dalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan bagaimana dengan adanya media berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan presentasi power point di mana anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai kreatifitas yang tinggi dan memuaskan dalam perkembangan mereka di kehidupan kelak.

Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya,. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan mamahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.

Arief S. Sadiman ( 1984:6 ) mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti film, buku dan kaset . RE Clark ( 1996 : 62 ) mengungkapkan bahwa the of of media to encourage student to invest more afford in hearing has along history .

Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibangdingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan.

Menurut Soeparno ( 1987:8 ) menyebutkan ada beberapa alasan memilih media dalam proses belajar mengajar, yakni :

1) Ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar2) Ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu

3) Ada perbedaan karakteristik setiap media4) Ada perbedaan pemakai media tersebut

5) ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan

Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah. Media yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa.

Media berasal dari Bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan media pengajaran menurut Gagne dan raiser dalam Mulyani Sumantri (1999:176) yaitu alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Sedangkan Media Pengajaran menurut Dinje Borman dalam Mulyani sumantri (1999:177) mendefenisikan media pengajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang tujuannnya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.

Dari dua defenisi media pengajaran yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran merupakan segala alat yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar atau tujuan instruksional dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.

b. Berbagai jenis media Pengajaran

1) Jenis-jenis media pengajaran

Media yang dapat digunakan dalam pengajaran terdiri atas berbagai macam jenis namun secara khusus media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) Media Visual (2) Media Audio (3) Media Audio-Visual dan (4) Benda asli.

a) Media Visual. Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis media ini terdiri dari:

(1) Media Gambar Dalam (still pictures) dan Grafis contohnya : Grafik, Bagan, Peta, Diagram, poster, karikatur, komik, gambar mati, photo.(2) Media Papan contoh: papan tulis, papan flannel, papan temple dan papan pameran.(3) Media dengan proyeksi contohnya: slide, film strips, Opague projector, transparansi, microfilm.b) Media Audio. Media Audio merupakan media yang menggunakan indera pendengar. Media ini memiliki kerakteristik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara. Media ini sangat cocok untuk kepentingan pengajaran bahasa (Mulyani sumantri, 1999:186). Yang termasuk dalam jenis media ini antara lain: Cassette tape recorder dan radio.c) Media Audio-Visual. Media ini merupakan media yang selain bisa dipandang atau dilihat juga dapat didengar. Jenis media ini antara lain : Televisi dan vidio cassette.d) Benda asli atau orang merupakan media yang terdiri atas benda asli atau benda sebenarnya yang membawa pangalaman nyata bagi peserta didik misalnya : Specimen (bagian dari bagian benda yang sebenarnya), Museum, laboratorium luar sekolah, darma wisata dan lain-lain.

Dari empat jenis media tersebut di atas ketika dikaitkan dengan pembelajaran IPA Kelas IV untuk sekolah dasar tentu saja media yang paling efisien dan efektif serta mudah diperoleh untuk pembelajaran tentu saja media visual karena selain murah juga mudah dan gampang untuk diperoleh.2) Landasan Teoritis Penggunaan Media Visual

Menurut Bruner dalam Arsyad (2004: 7) bahwa ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (Enactive), Pengalaman fiktorial/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (simbolik). Ketiga pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.Levie & Levie dalam arsyad (2004:9) mengatakan bahwa belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal dimana stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta atau konsep. Di lain pihak stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih baik apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurut- urutan (sekuensial).Menurut Arsyad (2004:9) mengatakan bahwa siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Menurut Bough dalam Arsyad (2004) bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang/ visual, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya, sementara itu Dale dalam Arsyad (2004) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melaui indera pandang/ visual berkisar 75%, melalui inderea dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang menggunanakn indera pandang/ visual atau penggunaan media visual akan memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa atau dengan kata lain bahwa dengan penggunaan media visual dalam pembelarajan akan meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Fungsi dan keunggulan Media Visual

Berikut ini akan dikemukakan fungsi dan keunggulan dari media gambar sebagai media yang efektif dalam pembelajaran IPA Sekolah Dasar.

a. Gambar diam dan grafis (Bagan dan grafis)

Fungsi media bagan dan grafis:

1) Untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti.

2) Menerangkan perkembangan dan perbadingan suatu objek atau peristiwa yang berhubungan dengan secara singkat dan jelas.

3) Untuk mengundang interpretasi terhdap simbol-simbol dari bagan dan grafik.

Keunggulan Media bagan dan grafis

1) Memberi informasi secara simbolis.

2) Memperjelas dan meudahkan menangkap data kuantitatif yang rumit.

3) Dapat menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan suatu peristiwa atau objek dari waktu ke waktu.

b. Fhoto/ gambar

Fungsi fhoto atau gambar

1) Menjelaskan suatu fakta yang berupa peristiwa atau kejadian, keadaan.

Keunggulan photo/gambar

1) Menunjukkan peristiwa dan keadaan secara realistic dan konkrit.

2) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

3) Murah dan gampang digunakan.

c. Poster

Fungsi poster

1) Menarik minat peserta didik terhadap pesan-pesan spanduk.

2) Mencari dukungan tentang suatu hal/ gagasan.

3) Menjadikan peserta didik menjadi tertarik dan melaksanakan pesan yang terpampang dalam spanduk.

Keunggulan poster

1) Dapat dipasang dimna saja terutama di tempat-tempat strategis dan ramai baik di dalam kelas, di luar kelas ataupun di jalan-jalan.

2) Dengan bahasa yang sederhana, padat dan menarik, memudahkan pemahaman peserta didik terhadap suatu pesan.

3) Dapat disimpan dan digunakan pada kesempatan lain.

4) Dapat membantu daya ingat peserta didik.

d) Media Proyeksi

a) Film Strips

Keunggulan film strips

1) Urutan gambar selalu sama dan tetap.

2) Mudah ditangani dan selalu dalam urutan.

3) Harganya relatif murah

4) Dapat dilengkapi dengan rekaman suara.

5) Ruangan tidak perlu digelapkan seluruhnya.

6) Karena ukurannya yang kecil sehingga mudah mengurus dan menyimpannya.

7) Dapat dipakai belajar secara bebas, baik oleh kelompok maupun individual.

8) Lamanya proyeksi gambar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

Levie & Lente dalam Arsyad (2004:16) mengemukakan bahwa ada empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungis afektif, (c) fungsi kognitif dan (d) fungsi kompensatoris.

Fungsi atensi media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lamabng visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan menginbgatnya kembali. Dengan kata lain media visual berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pembelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

4) Media Berbasis Visual

Keberadaan media visual dalam kegiatan pembelajaran memiliki arti yang sangat fundamental dalam pencapaian tujuan pengajaran, Hal ini senada dengan pendapat Arsyad (2004:91) yang mengatakan bahwa Media berbasis visual (Image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materipelajaran dengan dunia nyata.

Menurut Arsyad (2004:92) ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:

(1) usahakan media visual itu sesederhana mungkin dengan mengguanakan gambar, garis, karton, bagan dan diagram.

(2) Visual digunakan untuk memberikan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

(3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseleruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.

(4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.

(5) Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep.

(6) Hindari visual yang tidak berimbang.

(7) Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.

(8) Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.

(9) Visual khususnya diagram amat membantu untuk mempelajarari materi yang agak kompleks.

(10) Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila (1) Jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (2) Jumlah aksi terpisah yang penting, pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, dan (3) semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistic sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.

(11) Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.

(12) Captain (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (1) menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, (2) memberi nama orang, tempat atau objek. (3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan (4) menyatakan apa orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakana.

(13) Warna harus digunakan secara realistic.

(14) Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.

5) Media visual yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD Beji 1(a) Fhoto/ Gambar

2) Bagan dan Grafis

B. Hipotesis TindakanBerdasarkan kajian teoritis di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Jika penggunaan media visual diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, maka hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Beji 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok dapat meningkat.BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research) dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Beji 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri Beji 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok. pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa 29 orang.C. Faktor yang Diselidiki

Ada beberapa faktor yang diselidiki dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor siswa, yaitu dengan melihat kesiapan, kesungguhan, dan keaktifan siswa dalam menerima dan mengikuti pelajaran serta sejauh mana siswa mampu menggunakan media visual dalam pembelajaran IPA untuk memahami pelajaran.

2. Faktor guru, yaitu dengan melihat bagaimana materi pelajaran dipersiapkan serta bagaimana menggunakan media visual dalam materi yang diajarkan.

3. Faktor hasil, yaitu dengan melihat hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir pada siklus.D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus pertama dan kedua masing-masing berlangsung dua minggu (4 kali pertemuan) secara rinci prosedur penelitian tindakan ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama

a. Tahap Perencanaan

1) Menelaah kurikulum IPA kelas IV yang berjalan pada semester genap tahun 2008/20092) Membuat skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum IPA SD yang sedang berjalan.3) Membuat lembaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran IPA dengan menggunakan media visual.4) Membentuk kelompok-kelompok kecil untuk keperluan pembelajaran dengan media visual.

5) Membuat LKS dan buku siswa

6) Menyiapkan alat Bantu yang sesuai dengan materi kegiatan proses belajar mengajar dengan pendekatan IPA realistik Indonesia.

b. Tahap Pelaksaan Tindakan

Secara umum tahap-tahap pelaksaan tindakan meliputi:

1) Tahap Pendahuluan, pada tahap ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan masalah yang nyata bagi anak sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya.

2) Tahap pengembangan dan penciptaan simbolis, dalam tahap ini siswa disajikan masalah nyata yang diberikan akan dikembangkan dan diarahkan untuk dapat menciptakan simbol-simbol sendiri terhadap masalah tersebut

3) Tahap penjelasan alasan di mana siswa diminta memberikan jawaban, jika jawaban salah maka guru melemparkan jawabannya pada siswa yang lain, dengan cara seperti itu terjadi interaksi yang efektif dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

4) Tahap pembimbingan siswa untuk menemukan kembali konsep formal, dalam tahap ini dengan bimbingan guru, siswa berusaha untuk dapat menemukan konsep formal terhadap masalah-masalah nyata yang diberikan. c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung denganmenggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Data dari hasil observasi dicatat dalam lembar observasi meliputi kehadiran siswa, keaktifan siswa baik dalam hal bertanya, mengerjakan tugas, dan memberikan tanggapan, selanjutnya melaksanakan evaluasi pada akhir siklus I dengan menggunakan tes tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperoleh selama siklus I berlangsung.d. Tahap Refleksi

Dari evaluasi dan observasi, digunakan untuk merefleksi sejauh mana tingkat perubahan hasil belajar siswa. Hasil ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melangkah ke siklus selanjutnya.

2. Siklus Kedua

Langkah yang dilakukan pada siklus II pada umumnya sama dengan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I dengan melakukan beberapa perbaikan seperti: mengamati siswa lebih tegas dan memberi teguran bagi siswa yang kurang disiplin, untuk siswa yang hasil belajarnya rendah dan mengalami kesulitan menyelesaikan soal diberikan bimbingan khusus di kelas dan diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal latihan di papan tulis, memberikan motivasi agar siswa dapat lebih bergairah dan senang belajar IPA. Hasil yang diperoleh dari siklus ini, diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya. Selanjutnya akan diadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran IPA menggunakan media visual dan diberikan kesempatan untuk memberi tanggapan secara tertulis mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan media visual ini.E. Teknik Pengumpulan data

1. Sumber data, sumber data penelitian ini adalah dari siswa dan guru.

2. Jenis data, jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari tes hasil belajar dan data dari lembar opbservasi.

a. Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes yang diberikan kepada siswa.

b. Data tentang situasi elajar mengajar diambil pada saat dilaksanakannya penelitian dengan menggunakan lembar observasi.F. Teknik Analisis Data

Data yang diperolah dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistic deskriptif untuk mendeskripsikan karateristik responden. Untuk analisis kulitatif digunakan kategorisasi. Kriteria yang digunakan utuk menentukan kategori skor penguasaan IPA adalah teknik kategorisasi Standar berdasarkan Tetapan Departemen Pendidikan Nasional dalam Sri Satriani (2005: 25) yaitu:

Untuk tingkat penguasaan 0 % - 34 % dikategorikan sangat rendah

Untuk tingkat penguasaan 35 % - 54 % dikategorikan rendah

Untuk tingkat penguasaan 55 % - 64 % dikategorikan sedang

Untuk tingkat penguasaan 65 % - 84 % dikategorikan tinggi

Untuk tingkat penguasaan 85 % - 100 % dikategorikan sangat tinggi

G. Indikator Kinerja

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan adalah kualitas pembelajaran IPA mengalami peningkatan. Di mana kualitas proses ditandai dengan terjadinya peningkatan keaktifan siswa dan perubahan sikap siswa. Sedangkan kualitas hasil ditandai dengan meningkatnya skor rata-rata hasil belajar siswa.BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, data yang diperoleh akan dianalisis dan diberi pembahasan data tentang hasil tes dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan data tentang hasil observasi beserta tanggapan siswa dianalisis secara kualitatif.

A. Analisis Kuantitatif

1. Hasil Tes Akhir Siklus I

Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagaimana tercantum pada lampiran 4, maka rangkuman statistik skor hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Beji 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Statistik skor hasil belajar siswa kelas IVNo.StatistikNilai Statistik

1.Subjek penelitian29

2.Skor ideal100

3.Skor maksimum90

4.Skor minimum25

5.Rentang skor65

6.Rata-rata63,97

7.Standar deviasi17,19

Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekwensi skor yang dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 : Distribusi dan persentase skor hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Beji 1 pada tes siklus I

No.SkorKategoriFrekwensiPersentase

1.

2.

3.

4.

5.0 34

35 54

55 64

65 84

85 100Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi33

5

15

310,3410,34

17,24

51,72

10,34

Jumlah29100

Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Beji 1 setelah dilakukan tindakan media visual pada siklus I diperoleh Skor rata-rata 63,97, standar deviasi 17,19, skor ideal 100, skor minimum 25 dan skor maksimum 90.Pada tabel kategorisasi skor 0 34 ada 3 siswa dari 29 siswa yang termasuk kategori kurang sekali, skor 85 100 hanya 3 dari 29 siswa yang termasuk kategori sangat tinggi. Dengan demikian bila kita kaitkan antara rata-rata skor dengan kategorisasi skor, maka hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Beji 1 Depok pada siklus I termasuk kategori sedang dan bila kita lihat dari frekwensi skor termasuk kategori tinggi.Apabila hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:Tabel 4.3 : Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa kelas IV SD Negeri Beji 1 pada siklus IPersentase SkorKategoriFrekwensiPersen

0 64

65 - 100Tidak tuntas

Tuntas11

1837,93

62,07

Jumlah29100

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada siklus I persentase ketuntasan siswa sebesar 62,07 yaitu 18 dari 29 siswa termasuk kategori tuntas dan 37,93 dari 29 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas, artinya kurang lebih setengah dari jumlah siswa memerlukan perbaikan, dalam hal ini akan diusahakan pada pembelajaran siklus II.2. Hasil Tes Akhir Siklus II

Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagaimana tercantum pada lampiran, maka rangkuman statistic skor hasil belajar siswa Kelas IV SD Beji 1 sebagai berikut:Tabel 4.4 Statistik skor hasil belajar siswa Kelas IV SD Beji 1 Siklus IINo.StatistikNilai Statistik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.Subjek penelitian

Skor Ideal

Skor Maksimum

Skor Minimum

Rentang skor

Rata-rata

Standar deviasi29

100

90

40

50

72,41

14,55

Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekwensi skor yang ditunjukkan pada tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 : Distribusi frekwensi dan persentase skor hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Beji I pada tes siklus II

No.SKorKategoriFrekwensiPersentase

1.

2.

3.

4.

5.0 34

35 54

55 64

65 84

85 100Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi045

137 0,0013,7917,24

44,8324,14

Jumlah29100

Dari tabel 4.4 dan 4.5, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Beji 1 setelah dilakukan perbaikan tetap menggunakan tindakan media visual pada siklus II diperoleh: skor rata-rata 72,41, standar deviasi 14,55, skor ideal 100, skor mainimum 40 dan skor maksimal 90.Pada tabel kategori skor 0 34 mengalami penurunan sehingga tidak terdapat siswa yang masuk dal;am kategori sangat rendah, begitu pula pada skor 65-84 ada 13 dari 29 siswa yang masuk dalam kategori tinggi sedangkan mengalami peningkatan terdapat pada skor 85-100 yaitu 7 dari 29 siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Dengan demikian hasil belajar IPA menggunakan tindakan media visual pada siklus II berada dalam kategori tinggi karena antara rata-rata dan ketegorisasi skor terdapat frekwensi tertinggi.Apabila hasil belajar siswa pada siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 : Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SD Beji 1 pada siklus I

Persentase SkorKategoriFrekwensiPersen

0 64

65 - 100Tidak tuntas

Tuntas9

2031,03

68,97

Jumlah29100

Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada siklus II persentase ketuntasan siswa sebesar 68,97 yaitu 20 dari 29 siswa termasuk dalam kategori tuntas dan 31,03 atau 9 dari 29 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas.Selanjutnya pada tabel 4.7 memperlihatkan peningkatan kualitas belajar siswa di lihat dari segi hasil, setelah dilaksanakan pembelajaran dengan media visual pada siklus I dan siklus II.Tabel 4.7 : Perbandingan skor tiap siklus

SiklusSkor perolehan siswaTuntasTidak tuntas

MinimumMaksimumRata-rataFrekwensiPersentaseFrekwensiPersentase

Siklus I

Siklus II25

4090

9063,97

72,4118

2062,07

68,9711

937,93

31,03

Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor perolehan siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sekitar 8,44 dan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II peningkatan persentasenya sekitar 6,9. Hal ini berarti indicator kinerja yang ada terpenuhi yakni terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Beji 1 Pancoranmas Depok semester genap tahun pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan media visual.B. Analisis Kualitatif

1. Perubahan Sikap Siswa dalam Proses pembelajaran

Selain terjadi peningkatan kualitas belajar dilihat dari segi hasil terhadap pelajaran IPA dari siklus I ke siklus II, terjadi pula perubahan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Perubahan tersebut merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat pada tiap siklus. Adapun perubahan-perubahan yang dimaksud adalah:

a. Meningkatnya frekwensi kehadiran siswa dari siklus I ke siklus II ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemauan dan kesungguhan untuk mengikuti pelajaran.

b. Perhatian siswa pada saat proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II memperlihatkan adanya peningkatan dengan semakin banyaknya siswa yang memperhatikan penekanan suatu materi, menjawab pertanyaan yang diajukan, bertanya tentang materi yang belum dimengerti, dan aktif pada saat pembahasan soal.

c. Berkurangnya siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat guru menjelaskan dan siswa yang keluar masuk pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

d. Kerjasama dan partisipasi pada sat mengerjakan lks dalam kelompok semakin meningkat.

e. Tumbuhnya kesadaran pada diri siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan.

2. Refleksi terhadap pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran IPA.a. Refleksi Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I, pembelajaran melalui media visual dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dan metode yang digunakan adalah metode tanya jawab, demonstrasi, diaskusi kelompok, dan pemberian tugas. Pada pertemuan pertama penelitian, kegiatan pembelajaran berlangsung cukup baik, karena siswa secara langsung diperlihatkan benda-benda yang nyata secara kelompok, sehingga siswa lebih tertarik dan antusias untuk belajar. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran dengan media visual juga baik. Hal ini dapat kita lihat pada saat setiap kelompok mengerjakan LKS, cukup antusias meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok. Mereka umumnya hanya meniru atau mencontoh LKS siswa yang lain atau kelompok yang lain. Ini dikarenakan karena siswa kurang terbiasa bekerja secara kelompok dan menyempaikan pendapat serta member tanggapan. Selain itu mendiskusikan materi pelajaran IPA merupakan kegiatan yang langka didapatkan oleh siswa selama ini dan ketika guru mengarahkan mereka untuk mempersentasekan kebanyakan dari mereka yang tidak mampu menyelesaikan masalah secara tepat.Pada pertemuan kedua, belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pembejaran. Hal ini terlihat karena masih kurangnya siswa yang mengangkat tangan saat diajukan pertanyaan dan menyelesaikan soal yang diberikan trentang materi pertemuan pertama, akan tetapi setelah diterangkan kembali dan diberikan penekanan suatu materi, maka rata-rata siswa mulai aktif dalam mengerjakan soal-soal pengembangan materi. Dalam persentasi umum terlihat siswa ragu dan kurang berani menyemapuikan penjelasan dan strategi untuk menyelesaikan masalah di depan kelas dan ketika penjelasan yang disampaikan oleh seorang siswa atau salah satu kelompok, kelompok lain kurang berani menentukan sikap setuju atau tidak setuju dengan apa yang disampaikan oleh kelompok persentase dalam kegiatan ini. Siswa cenderung utnuk menunggu pendapat dari guru. Kegiatan lain yang menunjukkan keaktifan siswa pada pertemuan kedua adalah saat mengerjakan LKS secara kelompok mereka mulai bekerja sama dalam menyelesaikan LKS.Pada pertemuan selanjutnya yakni pertemuan ketiga, kegiatan pembelajaran cukup lancar dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran lebih baik dari sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung, seperti aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, naik mengerjakan soal di papan tulis, meminta bimbingan guru, dan bekerja sama dalam melakukan demonstrasi serta mengerjakan LKS. Namun yang kurang diperhatikan adalah dalam mengerjakan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, tidak semua siswa mengumpulkan tugas tepat pada waktunya, masih ada beberapa siswa yang memberikan alasan yang menunjukkan mereka kurang perhatian, akan tetapi siswa-siswa yang lain mengerjakan tugas rumah dengan hasil yang baik.Pada Tes siklus I masih ada beberapa dari mereka yang mengaku tidak bisa bekerja karena tidak belajar di rumah. Kendala lain yang timbul saat Tes berlangsung adalah asda beberapa siswa yang melakukan kerjasama dan yang paling memberikan kesan tidak baik adalah melihat catatan atau buku. Kendala ini dapat diselesaikan dengan memberikan ketegasan saat Tes berlangsung.Secara umum, siswa menyenangi pelajaran IPA dengan menerapkan media visual, karena materi yang disajikan kepada siswa senantiasa berkaitan dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, menyenangkan, dan bermakna. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa siswa yang bersifat pasif dalam pembelajaran misalnya hanya diam, melakukan aktifitas lain ketika pembelajaran berlangsung.siswa yang bersikap pasif umumnya tidak mengerti materi yang diberikan karena memang kurang memperhatikan dan cenderung menghindar dari pelajaran IPA.b. Refleksi Pelaksanaan Siklus IISetelah merefleksi hasil pelaksanaan siklus I, diperoleh suatu gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai perbaikan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I.Dalam siklus ini dilakukan penyempurnaan penerapan pembelajaran. Upaya ini dilakukan dalam bentuk pemberian motivasi untuk menyelesaikan masalah dengan beberapa pertanyaan yang sifatnya mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban, lebih banyak memberikan latihan, mencari pemecahan masalah dengan lebih banyak berdiskusi, serta mendorong siswa baik individu maupun kelompok untuk untuk lebih percaya diri mengungkapkan gagasan atau alasan terhadap penyelesaian masalah yang dibuatnya dengan cara memberikan pujian kepada siswa atau kelompok yang telah mengemukakan alasannya.Dengan adanya perlakuan seperti ini terlihat bahwa proses pembelajaran dengan media visual sesuai dengan apa yang dijarapkan, di mana siswa lebih aktif mengerjakan tugas atau LKS secera berkelompok dan menyelesaikan penekanan materi, pekerjaan rumah atau tugas dikumpul tepat waktu, meminta bimbingan guru dan yang paling memberikan kontribusi yang besar dalam pembelajaran adalah kurangnya siswa yang melakukan kegiatan lain.Pada pertemuan terakhir diadakan Tes Siklus II. Mereka menunjukkan dalam tes yang lebih baik dari tes sebelumnya. Hal ini terlihat pada saat soal-soal dibagikan, mereka terlihat cukup tenang dan mengerjakannya dengan penuh semangat. Kendala yang dulunya muncul pada siklus I seperti kerjasama, rebut, dan melihat catatan hampir tidak terlihat pada siklus II, meskipun ada satu dua siswa yang bekerjasama dengan bisik-bisik, peneliti dalam hal ini bisa mengatasi dengan cara memperketat pengawasan.Secara umum dapat dikemukakan bahwa perhatian dan keaktifan siswa memperlihatkan peningkatan setelah dilakukan perbaikan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat yang ditandai dengan perhatian siswa pada saat pembahasan materi pelajaran, aktif dalam mengerjakan soal latihan pengembangan, kurangnya siswa melakukan kegiatan lain saat pembelajaran berlangsung, kerjasama dalam mengerjakan lks dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini memberikan dampak yang positif dalam peningkatan hasil belajar.3. Tanggapan Siswa

Dari observasi yang dilakukan terhadap siswa, kemudian dianalisis hasil refleksi siswa dan disimpulkan sebagai berikut: a. Pendapat siswa tentang pelajaran IPAPada umumnya siswa berkomentar bahwa pelajaran IPA itu gampang-gampang susah dan sebagian lagi beranggapan bahwa belajar IPA itu menyenangkan, menarik karena dapat bermain dan berhitung.

b. Pendapat siswa tentang belajar IPA dengan menggunakan media visual Pada umumnya siswa menganggap bahwa media visual sangat baik, mereka beralasan karena:

1) Lebih mudah dimengerti, karena dapat dilihat langsung benda-benda di sekitar kita yang ada kaitannya dengan materi.2) Memudahkan mengerjakan latihan dan membantu pemahaman siswa.

3) Dapat melihat benda-benda yang nyata.

4) Belajar IPA menjadi lebih menarik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua siklus, maka dapat disimpulkan:

1. Penerapan media visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Beji 1 Pancoranmas Depok dari skor rata-rata hasil Tes Siklus I sebesar 63,97 meningkat pada Siklus II menjadi 72,41. Begitu juga dengan ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 62,06 meningkat pada siklus II menjadi 68,97.2. Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan hasil observasi selama tindakan kelas berlangsung.

B. Saran

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan beberapa saran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, anatara lain:

1. Agar pembelajaran IPA itu menyenangkan bagi siwa dan mudah untuk dipamahami, maka perlu diperbanyak menggunakan media visual dan memunculkan benda-benda serta pengalaman bagi siswa yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Kepada guru SD untuk berani mencoba mengimplementasikan pembelajaran IPA dengan lebih memanfaatkan media visual untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar IPA. IKIP Malang.

Marpaung, Yansen. 2008. Sosialisasi Media visual. Diktat. Departemen Pendidikan Nasional.

.2008. Assesmen PMRI dan Pengembangan Instrumen. Diktat. Departemen Pendidikan nasional.

Suherman, HE dkk. 2003. Strategi Pembelajaran IPA Kontemporer. IMSTEP: Bandung.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sri Wardhani. 2008. Pembelajaran Penggunaan Alat Ukur Panjang. Diktat. Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dan Proses Belajar. Bandung: Sinar baru.

Sri Satriani. 2005. Penigkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Realistik pada Siswa Kelas IV SDN. 76 Palajau Kecamatan Arungkeke Kota Jeneponto. Skripsi. Makassar: FKIP Unismuh.

Tiro, Arif Muhammad. 2000. Dasar-dasar statistika. Makassar: MSU Press (Makassar State University Press).

Lampiran 1

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARANSIKLUS I

Sekolah

: SDN Beji 1

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas Semester

: IV / 2

Materi Pokok

: Energi dan Penggunaannya

Waktu

: 1 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Metode

: Ceramah, Tanya jawab,dan Tugas

Model pembelajaran

: Kooperatif

I. Standar Kompetensi :

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

II. Kompetensi Dasar:8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

III. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menyebutkan cara memanfaatkan energi matahari ,angin, air,panas bumi serta memberikan contohnya.

2. Siswa dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian sumber energi dari bahan fosil.

3. Siswa dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif

4. Siswa dapat mampu menceritakan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari- hari. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab dan ketelitian.

IV. Tujuan Perbaikan

1. Siswa mau meningkatkan kemampuan bertanya.

2. Siwa mau menjawab pertanyaan guru yang diajukan kepada seluruh siswa

3. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat

V. Materi Esensial

Energi dan penggunaannyaEnergi Alternatif

VI. Media Belajar

1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam SD ( bse ) Kelas IV Hal 101 103

2. Gambar Panel surya,kincir angin (aerogenerator),air terjun,reactor nuklirVII. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa.

1. Pendahuluan ( kegiatan Awal )

Apersepsi dan Motivasi ( 5 Menit )

a. Menciptakan kondisi belajar siswa

b. Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan

c. Memahami peta konsep tentang Energi Alternatif.

2. Kegiatan Inti ( 25 menit )

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru

1) Mencari informasi dari buku, koran mengenai sumber energi alternatif

a) - Matahari

- Air

-Angin

- Panas

2) melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan

3) memfasilitasi peseta didik melakukan percobaan di lapangan.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tugas yang bermakna.

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,menyelesaikan masalah ,dan bertindak tanpa rasa takut.

4) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan hasil belajar.

5) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,secara individual maupun kelompok.

6) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

7) Menyebutkan cara memanfaatkan energi matahari

a) Energi matahari diubah menjadi energi listrik dengan alat sel surya.

b) Digunakan langsung sebagai pemanas air di rumah dengan alat panel listrik.

8) Menyebutkan cara memanfaatkan energi angin dan memberikan contoh.

a) Kapal layar

b) Kincir Angin

9) Menyebutkan cara memanfaatkan energi air.

10) Menyebutkan cara memanfaatkan energi panas bumi.c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru

1) Guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah)

2) Asosiasi/komarasi,member kesempatan pada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui Tanya jawab(mrtode Tanya jawab)

3) Guru bersama siswa tanya jawab meluruskan kesalahan, pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Penutup ( kegiatan akhir 5 menit )

a. Generalisasi/kesimpulan, memberian tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan melalui hasil ceramah( mentode tugas)

b. Menyebutkan bahwa matahari ,angin,air dan panas bumi merupakan sumber energi alternatif.

4. Evaluasi/Tindak lanjut, mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, malalui tes tertulis dan tugas kelompok.VIII. Penilaian:

Indikator Pencapaian KompetensiTeknik PenilaianBentuk InstrumenInstrumen soal

Mencari informasi berbagai sumber energi alternatif.

Memberi contoh benda benda yang menggunakan sumber energi alternatf misalnya mobil bertenaga surya.Tugas

Individu

Dan kelompokUraian

obyektifBersama kelompokmu, carilah informasi mengenai berbagai sumber energi alternatif dan cara penggunaannya serta jelaskan keuntungannya.

Jelaskan berbagai sumber energi alternatif.

Sebutkan 3 contoh benda yang menggunakan sumber energi alternatif.

FORMAT KRITERIA PENILAIAN PRODUK (HASIL DISKUSI )NoAspekKriteriaSkor

1

2

Pilihan Ganda

Tugas kelompok Benar x 1

Ni 1 skor nilai 2,5

No 2 skor nilai 2,5

No 3 skor nilai 2,5

No 4 skor nilai 2,5

Jumlah :

Skor Nilai A + B : 2 = 1010

2,5

2,5

2,5

2,5

20

Lembar penilaian terlampir

Depok, 2 Maret 2009

Guru kelas Mengetahui

Kepala Sekolah

Lya Cicilia Yuliarti, S.Pd HJ. LILIS SUYARTINI, M.MPdNIP. 195407021977032002

NIP : 195907291979122006LEMBAR EVALUASI

Mata Pelajaran: IPA

Kelas

: IV a

Waktu

: 10 menit

Nama

: ..

Berilah tanda silang ( X ) huruf a,b,c,dan d pada jawaban yang sesuai !

1. Sumber energi panas yang paling utama di bumi adalah.

a. matahari

c panas bumi

b. api

d.gas alam2. Panas Matahari dapat digunakan untuk.

a. memasak makanan

c. mengeringkan pakaian

b. menggerakan kincir

d. menjalankan mesin3. Untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik siap pakai diperlukan

a. reaktor

c. turbin

b. generator

d. sel surya4. Di bawah ini yang bukan termasuk energi alternatif adalah.

a. sinar mataharib. listrikc. air terjun

d.angin

5. Pengeringan ikan asin memanfaatlan energi

a. kimia

b.angin

c.BBM

d.matahari

6. Pada gambar di bawah ini memanfaatkan tenaga

a. Air

b. angin

c. matahari

d. nuklir

7. Energi yang digunakan pada PLTN bersumber pada

a. air

b. matahari

c. nuklir

d. gas bumi

8. Untuk berangkat mencari ikan nelayan memanfaatkan energi.

a. anginb. listrik

c. gerak

d. matahari

9. Panel surya digunakan untuk

a. penerangan dalam rumah

c. pelindung rumah dari udara dingin

b. hiasan rumah mewah

d. mengambil energi matahari

10. Air panas yang memancar keluar dari dalam bumi disebut..

a.sabanab. air mancur

c. geiser

d. panas bumi

Tugas Kelompok

Kerjakan kegiatan di bawah ini bersama kelompokmu

Perhatikan gambar ini kemudian ceritakan hal-hal yang berkaitan dengan gambar!

( Misalnya nama, proses, letaknya dan lain lain. )

Kunci Jawaban

I Tes Evaluasi

Kunci jawaban :1. A

6.A

2. C

7.C

3. D

8.A

4. B

9.D

5. D

10.D

Tugas kelompok

1. .Energi nuklir dihasilkan dari reaksi kimia.

Energi tsb jika dihasilkan secara perlahan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik (PLTN),tetapi jika dihasilkan sangat banyak dan tidak terkendali dapat menjadi bom atom.

2. .Aliran air yang mengalir memiliki tenaga potensial yang menghasilkan energi gerak. Energi gerak dapat memutar turbin yang dihubungkan dengan generator.Generator akan berputar dan menghasilkan listrik. PLTA

3. Aerogenerator dipasang di lapangan terbuka dan sangat luas

Tenaga angin ditangkap dengan baling-baling. Sumbu baling-baling dihubungkan dengan poros yang memutar pompa air dan generator listrik

4. Panel surya.

Energi panas matahari dapat dimanfaatkan untuk pemanas air di rumah rumah. Dengan menggunakan alat yang disebut sel surya.sedangkan energi panas ditangkap oleh panel surya

SKOR NILAI

: Tes Evaluasi B x 1 = 10

T. kelompok B x 2,5 = 10

Jumlah

20

SKOR NILAI = B x 100 = N

20

Lampiran 2

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Sekolah

: SDN Beji Timur I

Mata Pelajaran

: Ilmu pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas / semester

: IV / 2

Materi Pokok

: Energi dan penggunaannya

Waktu

: 2 x 35 menit

Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi dan Demontrasi

I. Standar Kompetensi:

8.Memahami berbagai bentuk energi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

II. Kompetensi Dasar:

8.3 Membuat suatu model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara ,misalnya roket dan kertas baling-baling / pesawat kertas /parasut.

III. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menentukan karya model yang akan dibuat

2. Siswa dapat menentukan bahan atau alat yang akan digunakan

3. Siswa dapat membuat karya /model sesuai rancangan

4. Siswa dapat mendemontrasikan model yang dibuat dan menyempurnakannya

5. Siswa dapat menerapkan prisip prinsip keselamatan, kesehatan, keamanan kerja, dan menjaga kebersuhan.Karakter yang diharapkam :Disiplin (Discipline), Rasa hormatdan perhatian respect), Tekun ( diligence), Tanggung jawab dan ketelitian.

IV. Tujuan Perbaikan:

1. Siswa mampu dan aktif dalam mendemontrasikan model perubahan energi gerak akibat penngaruh udara. Pada mata pelajaran IPA

2. Siswa mau meningkatkan kemampuan bertanya

3. Mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat

.

V. Materi Esensia

Energi dan penggunaannyaKarya dengan menerapkan konsep perubahan energi gerak

VI. VI. Media Belajar / Alat Peraga:

1. Buku IPA SD yang relevan

2. Botol aqua besar beserta tutupnya,

3. Pentil bekas ban, sepeda/motor,

4. ,lem,gunting,kertas karton dan

5. Pompa sepeda

6. Lup / kit,plastik hitam

VII. Rincian Kegiatan Pembelajaran :

1. Kegiatan awal ( 10 menit )

Apersepsi dan motivasi

a. Menciptakan kondisi belajar siswa untuk melaksanakan demontrasi dengan :

b. Menyediakan alat-alat demontrasi

c. Menyampaikan Indikator dan Kopetensi Dasar yang diharapkan

d. Tanya jawab tentang materi pertemuan sebelumnya

2. Kegiatan Inti (50 menit )

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi guru

a. Siswa (secara berkelompok ) dapat membuat suatu karya / model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara

b. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

c. Memfasilitasi peserta didk melakuklan percobaan di lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru

a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulils yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

b. Memfasilitasi peserta didk melalui pemberian tugas,diskusi, dan demontrasi untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun secara tertulis

c. Member kesempatan untuk berpikir, menganalisis,menyelesaikan masalah,dan bertindak tanpa rasa takut.

d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

e. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan hasil belajarf. Memfasiltasi peserta didik membuat laporan elsplorasi yang dilakukan baik lisan maupu tertulis secara berkelompok

g. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

h. Membuat model roket yang memanfaatkan energi udara

i. Membuat pesawat sederhana, dari kertas.

Komfirmasi

Dalam kegiatan kompirmasi, guru

a. Memberi tugas kepada siswa secara berkelompok :

Kelompok 1 membuat Roket bahan baku botol dan pentil bekas dan mendemontrasikannya.

Kelompok 2 membuat pesawat dari kertas dan mendemontrasikannya

Kelompok 3 membuktikan perpindahan panas menggunakan lup /kit

b. Guru bertanya tentang hal- hal yang belum diketahui siswa

c. Guru bersama siswa Tanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan Akhir (10 menit )

-Memberikan motivasi agar siswa dapat menerapkan prinsip- prinsip kelemahan ,dan menjaga kebersihan.

-Memberi kesempatan kepada siswa untuk tindak lanjut mencoba melakukan sendiri

-Membuat kesimpulan hasil demontrasi

-Mengajukan pertanyaan kepada siswa.

4. Pekerjaan Rumah : Membuat kliping tentang energi alternatif

VIII. Penilaian :

Indikator Pencapaian kompetensiTeknik

PenilaianBentuk Instrumen Instrumen Soal

1. Menentukan model yang akan dibuat

2. Menentukan bahan yang akan digunakan

3. Membuat model sesuai rancangan

4. Menguji model yang dibuat

dan menyempurnakannya

5. Menerapkan prinsip-prinsip keselamatan, kesehatan, keamanan dan kebersihanTugas

individuHasil Praktek1. Tentukan model yang akan dibuat

2. Tentukan bahan yg akan digunakan

3. buatlah model sesuai rancangan

4. Ujilah hasil karyamu dan demontrasikanlah

5. Jelaskan prinsip prinsip keselamatan kerja

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

PRODUK (HASIL DISKUSI )NoAspekKriteriaSkor

1

2

Menjodohkan

Tugas kelompok Benar x 1

Benar x 1

Skor Nilai A + B : 2 = 10 10

10 +

20

Lembar penilaian terlampir

Depok, 9 Maret 2009 Kepala Sekolah

Guru kelas

Lya Cicilia Yuliarti, S.Pd HJ. LILIS SUYARTINI, M.MPdNIP. 195407021977032002

NIP : 195907291979122006LEMBAR TUGAS

Roket Sederhana

Tujuan

Siswa dapat membuat dan memahami mainan roket tiup kertas.

Alat dan bahan

Botol aqua ukuran besar beserta tutupmya

pentil bekas ban motor

gunting, solder untuk membolongi tutup aqua

lem kertas, karton

Langkah kerja

1. Untuk membuat badan pesawat, siapkan botol aqua bekas berukuran 1 liter -1,5 liter

2. Dengan bantuan solder tutup botol aqua dilubangi. Kemudian, masukan pentil ban motor yang telah digunting seukuran tutup botol lalu masukan mur ujungnya supaya diam.

3. Untuk membuat dua buah sayap depan, siapkan segitiga saa kaki yang panjang sisinya 8 cm dan karton. Lalu, ikuti langkah berikut.

4. Untuk membuat tiga buah sayap belakang, siapkan segitiga sama kaki 3 cm dari karton. Lalu, ikuti langkah seperti langkah tiga.

5. Untuk membuat moncong roket, buatlah kerucut dari kertas karton dengan tinggi 12cm. Lingkaran kerucut sama dengan lingkaran badan pesawat.

6. Pasangkan setiap bagian sehingga membentuk roket seperti berikut. Gunakan lem untuk menggabungkannya.

7. Roket telah selesai dibuat dan siap diterbangkan. Luncurkan roket dengan memompa tutup aqua yang dipasang di belakang.

TUGAS KELOMPOKLembar SoalMata Pelajaran

: IPA

Kelas / Semester

: IV a / II

Waktu

: 10 menit

Namakelompok

: ..

Jawablah pertanyaan berikut

1. Apa yang menyebabkan pesawat terbang dapat meluncur? Jawab :..

2. Apa fungsi sayap pesawat?

Jawab: ..

3. Mengapa kepala pesawat berbentuk runcing?

Jawab : .

4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawab : .

5. Dorongan apa yang menyebabkan roket mainan meluncur?

Jawab .

6. Mengapa baling-baling kertas berputar ketika diterpa angin?

Jawab .

7. Apa yang menyebabkan pesawat bertahan di udara?

Jawab .

8. Bagaimana pengaruh kantong plastik pada parasut?

Jawab

9. Tuliskan cara- cara perpindahan panas ! Jawab .

10. Tuliskan empat contoh model mainan yang menggunakan tenaga angin. Jawab :.

Kunci jawabanA.Tugas kelompok1. Tertiup angin/dengan sistem dorongan yang ditimbulkan oleh bahan bakar dari mesin pendorang.

2. sayap pesawat berfunngsi untuk menghambat udara.

3.Untuk menghindari gesekan dengan udara.

4. Karena angin dapat menggerakan suatu benda

5. Roket diluncurkan ke luar anggkasa dengan system dorongan

6. Baling-baling berputar karena mendapat dorongan dari angin

7. Sayap pesawat yang besar menyebabkan hambatan udara makin besar

8. Plastik parasut semakin lebar parasut lebih lambat jatuh di bumi

Semakin lambat hal ini dikarenakan plastik dapat menahan /menghambat energi angin

9. Secara konveksi,konduktor,dan Radiasi

10. Roket mainan, pesawat kertas,parasut dan baling- baling kertas.

Skor nilai = benar x 10

B.Tugas Individu

1.B

6.B

2.B

7.S

3.B

8.B

4.S

9.B

5.B

10.S

Skor nilai = Tugas A = benar x 10 = 100

Tugas B = benar x 10= 100 Jumlah= 200 : 2 = 100

Skor nilai = 200 =100 2

Lembar Evaluasi

Mata Pelajaran: IPA

Kelas /Semester: IV a / II

Waktu

: 10 menit

Nama

: ..

Berilah tanda (B) jika jawaban benar dan beri tanda (S) jika jawaban salah 1.Energi panas yang jumlahnya tidak terbatas adalah energi matahari

2.Energi yang bahan dasarnya bukan dari sumber minyak bumi disebut energi alternatif

3.Alat untuk mengubah energi gerak menjadi listrik pada PLTA adalah generator

4.Aerogenerator adalah alat untuk mengubah energi panas bumi menjadi energy listrik

5.Belanda adalah Negara yang memiliki julukan Negara kincir angin

6.Perahu layar dapat bergerak dengan memanfaatkan energi angin

7.Sel Surya terbuat dari lembaran aluminium dan perak

8.Energi panas bumi dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik

9.Sumber energi alternatif yang banyak membawa dampak negatif adalah nukllir

10.Jika persediaan di alam habis, sumber energi fosil dapat diperbaharui

Lampiran 3HASIL TES IPA KELAS IV SD BEJI 1 PADA TES SIKLUS I DAN II

No.NamaL/PTes Siklus ITes Siklus II

1.Abdul KholiqL4060

2.ShelviaL4050

3.M Rizki IfansyahL6070

4.Sri Bunga SintaL7080

5.PrastiyoL9090

6.Paujian Anggara PutraL3040

7.Septi WulandaL8080

8.Naura Salsa HafiraL5070

9.Muhammad Adira GathaL7590

10.Fandi GunawanL7080

11.Niki Ananda HestiqomahL6060

12.RohmahL7090

13.SalmaL7080

14.Dian NurdiansyahL6590

15.Yolanda PutriP8080

16.Nur MaulidiawatiP8090

17.Affan DarmawanP6070

18.Bayu Jati RP7060

19.Lola Fitriah PratamaP7080

20.Tri Ayu Nilam SariP6070

21.Ahmad GhifarihP8590

22.Nanda Jri PranataP7070

23.Silva Dwi AmbarsariP7080

24.Silvi Ika PuspitasariP9090

25.Adisti Putri TrianiP7060

26.Neva Shafri RisantiP6570

27.Abdul KholiqP2550

28.ShelviaP6050

29.M Rizki IfansyahP3060

Jumlah Rata-rata

1855 2100

63,97 72,41

Lampiran 4DATA PENELITIAN

No.Siklus ISiklus II

SkorKategoriKetuntasanSkorKategoriKetuntasan

140Sangat RendahTidak Tuntas60RendahTidak Tuntas

240Sangat rendahTidak Tuntas50Sangat RendahTidak Tuntas

360RendahTidak Tuntas70SedangTuntas

470SedangTuntas80TinggiTuntas

590Sangat tinggiTuntas90Sangat TinggiTuntas

630Sangat RendahTidak tuntas40Sangat rendahTidak Tuntas

780TinggiTuntas80TinggiTuntas

850Sangat RendahTidak tuntas70SedangTuntas

975SedangTuntas90Sangat TinggiTuntas

1070SedangTuntas80TinggiTuntas

1160RendahTidak Tuntas60RendahTidak Tuntas

1270SedangTuntas90Sangat TinggiTuntas

1370SedangTuntas80TinggiTuntas

1465SedangTuntas90Sangat TinggiTuntas

1580TinggiTuntas80TinggiTuntas

1680TinggiTuntas90Sangat TinggiTuntas

1760RendahTidak Tuntas70SedangTuntas

1870SedangTuntas60RendahTisdak Tuntas

1970SedangTuntas80TinggiTuntas

2060RendahTidak Tuntas70SedangTuntas

2185TinggiTuntas90Sangat TinggiTuntas

2270SedangTuntas70SedangTuntas

2370SedangTuntas80TinggiTuntas

2490Sangat TinggiTuntas90Sangat TinggiTuntas

2570SedangTuntas60RedahTidak Tuntas

2665SedangTuntas70SedangTuntas

2725Sangat RendahTidak Tuntas50Sangat RendahTidak Tuntas

2860SedangTuntas50Sangat RendahTidak Tuntas

2930Sangat rendahTidak Tuntas60RendahTidak Tuntas

Hasil Analisis

B. KATEGORISASI

1. Siklus I

SkorFrekPersenKategori

0 - 34310,34Sangat Rendah

35 - 54310,34Rendah

55 - 64517,24Sedang

65 - 841551,72Tinggi

85 - 100310,34Sangat Tinggi

Jumlah29100

KelompokFrekPersen

Tidak tuntas1137,93

Tuntas1862,07

Jumlah29100,00

2. Siklus II

SkorFrekPersenKategori

0 - 3400,00Sangat Rendah

35 - 54413,79Rendah

55 - 64517,24Sedang

65 - 841344,83Tinggi

85 - 100724,14Sangat Tinggi

Jumlah29100

KelompokFrekPersen

Tidak tuntas931,03

Tuntas2068,97

Jumlah29100,00

41

1

7

25

30

43

PAGE