proposal ptk 1 erma

35
UPAYA MENINGKATKAN PEMBIASAAN BERBICARA SOPAN SANTUN DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V SDN 01 JOSENAN MADIUN PROPOSAL Oleh: ERMA YULITA SARI 09141072 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN

Upload: yultaerma

Post on 21-Jun-2015

5.987 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal ptk 1 erma

UPAYA MENINGKATKAN PEMBIASAAN BERBICARA SOPAN

SANTUN DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA

PELAJARAN PKN KELAS V SDN 01 JOSENAN MADIUN

PROPOSAL

Oleh:

ERMA YULITA SARI

09141072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2012

Page 2: Proposal ptk 1 erma

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah seru sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat,

taufik serta hidayah- Nya , sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan

judul “ Upaya Meningkatkan Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode

Role Playing Pada Mata Pelajaran PKN kelasV SDN 01 Josenan Madiun ”.

Proposal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan guru

serta peneliti lain pada umumnya untuk menggunakan dan mengembangkan metode

role playing pada pembelajaran berlangsung.

Proposal ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus kepada semua

pihak yang telah membantu khususnya kepada Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen

Penelitian Tindakan Kelas serta rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak

membantu dan memberikan dorongan dalam penyusunan proposal ini.

Proposal yang sangat sederhana ini sudah barang tentu masih banyak

kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan hidayah –NYA

serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan semoga proposal ini ada

gunannya dan manfaatnya bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin.

Madiun, 21 Desember 2012

Penulis

18

Page 3: Proposal ptk 1 erma

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................

Kata Pengantar................................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................

A. Latar Belakang........................................................................

B. Batasan Masalah.....................................................................

C. Rumusan Masalah......................................................................

D. Tujuan Penelitian.......................................................................

E. Hipotesis Penelitian....................................................................

F. Manfaat Penelitian.........................................................................

G. Asumsi Penelitian..........................................................................

H. Ruang Lingkup................................................................................

I. Definisi Penelitian......................................................................

BAB II : Kajian Teori...............................................................................................

A. Konsep Keterampilan Berbicara....................................................

B. Konsep Metode Role Playing..............................................................

C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role

Playing..........................................................................................

BAB III : Metode Penelitian ..................................................................................

A. Rancangan Penelitian....................................................................

B. Populasi dan Sampel..........................................................................

C. Variabel Penelitian........................................................................

iii

Page 4: Proposal ptk 1 erma

D. Teknik Pengumpulan Data........................................................

E. Instrumen Penelitian....................................................................

F. Teknik Analisis Data........................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................

18

Page 5: Proposal ptk 1 erma

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar adalah seni dan ilmu pengetahuan. Jika suatu seni maka pengajaran

memerlukan inspirasi, intuisi, bakat dan kreativitas, sehingga sangat sedikit yang

betul-betul dapat diajarkan. Jika pengajaran adalah suatu ilmu pengetahuan, maka

mengajar memerlukan pengetahuan dan keterampilan, dan ini sesungguhnya dapat

dipelajari. Salah satunya adalah perkembangan bahasa verbal atau bahasa yang

diucapkan tidak hanya memerlukan belajar kata-kata, tetapi juga belajar tata bahasa

dan aturan-aturan dalam berbicara.

Tidak terlepas dari peran seorang pendidik sebagai konselor diharapkan harus

sensitif dalam mengobservasi tingkah laku siswa. Seorang pendidik harus mencoba

merespons secara konstruktif ketika emosi siswa mulai berbicara tidak sopan dan

menyebut perbuatannnya supaya menarik perhatian kelas, sehingga merupakan bagian

dari kenakalan anak-anak pada tingkat SD, terutama di SDN 01 Josenan Madiun.

Seorang pendidik harus bisa mengenal kebutuhan sosial dan emosi anak-anak pada

tingkat perkembangan yang berbeda, mengidentifikasi perbedaan individu dalam

kelas, dan menyadari beberapa materi yang tidak tepat untuk siswa tertentu.

Satu prinsip yang penting adalah bahwa sebagian besar anak-anak di SDN 01

Josenan Madiun masih dalam tahap perkembangan operasional konkret. Pelajaran

ilmu pengetahuan sebaiknya meliputi meraba, membentuk, memanipulasi, mengalami

dan merasakan. Peranan ilmu sosial sebaiknya meliputi karya wisata, mengundang

ahli, bermain peran, dan berdiskusi. Seni bahasa dan aktivitas membaca, berbicara

sebaiknya meliputi mencipta, membayangkan, menulis.

iii

Page 6: Proposal ptk 1 erma

Bersamaan dengan keterampilan dasar, hal yang paling penting pada siswa-

siswa SD yang sedang belajar adalah konsep diri. Konsep diri seseorang dibentuk

terutama pada usia dini, pengeruh sekolah pada konsep diri anak dapat menjadi dalam

(Sri Esti,2006;87) dapat dilihat bahwa anak-anak SDN 01 Josenan Madiun dalam

menggunakan segi bahasa berbicara yang kurang sopan santun terhadap guru, teman

sebaya, bahkan orang lain disekitarnya namun tidak terlepas dari sikap perilaku guru

yang tak pantas dilihat anak-anak.

Anak-anak SDN 01 Josenan Madiun melakukan kegiatan dengan cara yang

berbeda, sesuai dengan kemampuan mereka dan tidak menjadi soal apa yang seorang

pendidik lakukan.seorang pendidik dapat membantu perkembangan sosial anak

didiknya dengan menunjukkan keterbukaan, kekonsistenan, kesopanan, kebijaksanaan,

dan tingkah laku lain yang tepat. Demikian juga dalam bertutur kata atau berbicara

sopan santun, seorang pendidik sebaiknya menjelaskan mengapa perlu berbicara sopan

santun dan menerapkannya kepada teman sebaya, guru, atau orang tua serta orng lain

disekitarnya sehingga berguna untuk kehidupan yang akan datang.

Maka dengan adanya permasalahan tersebut diatas peneliti mengambil judul

“Pengaruh Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Motode Role Playing Pada

Mata Pelajaran PKN Kelas V SDN 01 Josenan Madiun Tahun 2012/2013”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditemukan ditas maka penulis dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara rendah terbukti dengan

siswa berbicara tidak sopan saat diberi tugas oleh guru. Hal ini disebabkan oleh

guru hanya monoton memberikan tugas dan ancaman melalui pemberian tugas.

2. Terdapat emosi yang tidak terkendali. Terbukti dari sikap siswa saat

pembelajaran berlangsung, sebabnya karena siswa kurang menguasai dan

memaknai keterampilan berbicara sopan santun yang seharusnya menjadi

pembiasaan untuk mereka.

18

Page 7: Proposal ptk 1 erma

3. Model pembelajaran kurang menarik minat siswa, ini disebabkan guru kurang

kreatif dalam melaksanakan pembelajaran berbicara tidak sopan karena mersa

jenuh dan kurang termotivasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan diatas, selanjutnya

ditemukan rumusan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran

PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?

2. Bagaimana deskripsi metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V

SDN 01 Josenan Madiun?

3. Adakah upaya dalam pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran

PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?

4. Apakah ada pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role

playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role

playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.

2. Mendeskripsikan metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01

Josenan Madiun.

3. Mengupayakan pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran PKN

kelas V SDN 01 Josenan Madiun.

4. Mendeskripsikan pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode

role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian

sampai terbukti melaui data yang terkumpul. Hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Adanya upaya pembiasaan metode bermain peran terhadap keterampilan

berbicara sopan santun pada pelajaran PKN V SDN 01 Josenan Madiun.

iii

Page 8: Proposal ptk 1 erma

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang antara lain sebagai

berikut :

1. Manfaat bagi sekolah

Penelitian yang dilakukan akan bisa lebih memudahkan dalam membina

interaksi dengan para siswa dilingkungan sekolah dimana siswa berada.

2. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan model role playing

dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan keterampilan berbicara

secara sopan santun.

3. Bagi peneliti lain

Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian masalah

yang sama.

G. Asumsi Penelitian

Berdasarkan pemikiran yang matang, maka diasumsikan bahwa:

1. Seorang pendidik harus dapat mengelola proses belajar mengajar yang efektif

dan tepat memilih metode-metode pembelajaran sesuai kebutuhan siswa.

2. Seorang pendidik harus bisa membentuk watak dan kepribadian siswa yang baik

sehingga berguna untuk dirinya sendiri, orang lain dan bangsa Indonesia.

H. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi : (1) Lokasi dan subjek penelitian,

dan (2) variabel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Josenan Madiun

tahun 2012/2013 dengan subjek siswa. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu

Metode role playing (variabel bebas), berbicara sopan santun (variabel terikat).

18

Page 9: Proposal ptk 1 erma

I. Definisi Operasional

Ada beberapa definisi operasional yang perlu disajikan dalam penelitian ini, agar

tidak terjadi kesalahpahaman atau penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud

peneliti:

1. Metode role playing (bermain peran) adalah mengekplorasikan perasaan-

perasaan, sikap-sikap, nilai-niai dan strategi pemecahan masalah dengan cara

memperagakan secara bersama-sama sehingga tercipta interaksi yang baik.

2. Berbicara sopan santun adalah berbicara / berkomunikasi secara baik dengan

menggunakan kata-kata yang sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan,

dan kejelasan struktur yang jelas.

iii

Page 10: Proposal ptk 1 erma

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Konsep Keterampilan Berbicara

1. Proses Berbicara

Keterampilan berbicara tentu didapat melaui proses sehingga seseorang

akan mampu menguasai keterampilan berbicara tersebut dengan fasih dan baik.

Dalam proses belajar berbahasa disekolah, anak-anak mengembangkan

keterampilan berbicaranya secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya,

mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum

sempurna.

Ellis dan Numan dalam (Y.Slamet.2008:122) mengemukakan adanya

tiga cara untuk mengembangkan secara vertikal dalam meningkatkan

kemampuan berbicara: (1) menirukan pembicaraan orang lain ; (2)

mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai ; dan (3)

mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran sendiri

yang belum benar dan ujaran orang lain yang sudah benar.

Interaksi lisan ditandai oleh rutinitas informasi. Ciri lain adalah

diperlakukannya seorang pembicara mengasosiasikan makna, mengatur

interaksi;siapa harus mengatakan apa, kepada siapa, kapan, dan tentang.

Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari

pembicara dalam membentuk kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya,

memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan

sebuah makna.

Salah satu faktor yang menimbulkan kesulitan dalam berbicara adalah

yang datang dari teman berbicara. Seringkali banyak dijumpai dalam setiap

kegiatan berbicara teman berbicara menafsirkan makna pembbicaraan agar

komunikasi dapat berlangsung terus sampai tujuan pembicaraan tercapai.

18

Page 11: Proposal ptk 1 erma

Apabila teman berbicara tidak dapat menangkap makna pembicaraan , maka

komunikasi terputus atau dengan kata lain tujuan komunikasi tedak tercapai.

Dengan contoh anak-anak diarahkan untuk bertindak sopan santun dalam

melakukan percakapan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbicara sopan santun adalah

berbicara / berkomunikasi secara baik dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan, dan kejelasan struktur yang

jelas.

2. Strategi Pembelajaran keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan

mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,

kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini ,

kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang

memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,

tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh

kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar , jujur, benar dan

bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu,

rendah diri, ketegangan , berat lidah , dan lain-lain.

Syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbicara

ialah penguasaan materi tentang keterampilan berbicara, serta dapat

mengajarkannya kepada siswa. Cara pembelajaran berbicara sopan santun

merupakan hal penting bagi seorang pendidik. Seorang pendidik yang

mengajarkan berbicara sopan santun hendaknya jangan tenggelam dalam cara

yang monoton, dan tanpa bervariasi.

Pemilihan strategi atau gabungan metode dan teknik pembelajaran

terutama pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun didasarkan

pada tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan

belajar.Salah satunya penggunaan metode role playing (bermain peran) dimana

dalam kegiatan ini siswa berlaku, bertindak , dan berbahasa seperti peran orang

iii

Page 12: Proposal ptk 1 erma

yang dibawakannya. Dari segi bahasa, siswa harus mengenal dan menggunakan

ragam-ragam bahasa serta etika berbicara yang baik dan benar.

Menurut Iskandarwassid (2011;242) program pengajaran keterampilan

berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu

mencapai tujuan yang dicita-citakan. Tujuan keterampilan berbicara meliputi

kemudahan berbicara , kejelasan , bertanggung jawab, dan membentuk

pendengaran yang kritis dan membentuk kebiasaan.

a. Kemudahan berbicara

Peserta didik harus mendapat ksempatan yang besar untuk berlatih

berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan ini secara wajar,

lancar, dan yang lebih besar jumlahnya. Pada peserta didik perlu

mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.

b. Kejelasan

Peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun

diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan

baik. Dengan latihan yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas,

kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai.

c. Bertanggung jawab

Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk

bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan

sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan

pemmbicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi

pembicaraan serta momentumnya.

d. Membentuk pendengaran yang kritis

Dalam latihan berbicara sopan santun peserta didik perlu belajar untuk

dapat meevaluasi kata-kata , niat, dan tujuan pembicara yang secara emplisit

mengajukan pertanyaan :

-siapakah yang berkata

-mengapa ia berkata demikian

-apa tujuannnya

18

Page 13: Proposal ptk 1 erma

-apa kewenagannya ia berkata begitu?

e. Membentuk kebiasaan

Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi

dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu. Faktor ini

demikian penting dalam membentuk kebiasaan berbicara dalam perilaku

seseorang.

Didalam membentuk kebiasaan berbicara sopan santu ini harus

dibentuk sejak dini, faktor yang mendukung karena siswa berbicara tidak sopan

ini adalah faktor dari keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan masyarakat.

B. Konsep Metode Role Playing

1. Pengertian

Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur

maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian

yang akan dilaksanakan (Suyono, 2011;19). Sehingga metode pembelajaran

dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara

yang teratur untuk melakukan pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bawha metode pengajaran

atau pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan merupakan bagian dari

pembelajaran untuk menemukan,menguji, dan menyusun data untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Salah satunya adalah metode pembelajaran konvensional dalam metode

bermain peran (role playing). Metode ini adalah metode pembelajaran sebagai

bagian simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi

peristiwa-peristiwa aktual yang muncul pada masa mendatang (Wina

Sanjaya,2008;161) sedangkan metode sosiodrama dan role playing (bermain

peran) dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering

disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku

dalam hubungannya dengan masalah sosial menurut (Aswan Zain,2010;88),

berbeda lagi menurut pendapat Nana Sudjana (1989;63) bahwa bermain peran

iii

Page 14: Proposal ptk 1 erma

(role playing) adalah permainan peranan untuk mengkreasi kembali peristiwa-

peristiwa yang telah terjadi atau akan terjadi.

Maka dapat didefisinikan bahwa metode bermain peran (role playing)

adalah mengeksplorasikan perasaan–perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan

strategi pemecahan masalah dengan cara memperagakan secara bersama-sama

sehingga tercipta interaksi yang baik. Sedangkan definisi dari peran itu sendiri

adalah suatu rangkaian perasaan, ucapan, dan tindakan, sebagai suatu pola yang

hubungan unit yang ditujukan oleh individu terhadap individu lain. Bermain

peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran

yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai-nilai yang

mendasari terutama dalam berbicara sopan santun kepada orang lain.

2. Tujuan metode role playing

Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeran dapat melatih sikap

empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnyadengan

keterampilan berbicara yang meliputi intonasi, pelafalan yang jelas dan tertur.

Hakikatnya pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional

pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang sangat nyata dihadapi.

Melalui bermain peran dalam pembelajaran,diharapkan para peserta didik dapat :

1. Mengeksplorasi perasaan-perasaannya

2. Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, persepsinya

3. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang

dihadapi

4. Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui beberapa cara

(Hamid Darmadi,2010;105).

Ada pendapat lain dari (Aswan,2010;88)menyebutkan bahwa tujuan

penggunaan metode sosiodrama / bermain peran antara lain adalah:

a. Agar siswa dapat menghayati perasaan dan menghargai perasaan orang lain.

b. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok

secara spontan.

c. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.

18

Page 15: Proposal ptk 1 erma

d. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.

C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role Playing

Sebagaimana metode role playing pada mata pelajaran PKN SDN 01

Josenan Madiun kelas V bertujuan untuk membiasakan berbicara sopan santun

kepada siapa saja yang diajak berbicara, selain itu untuk menumbuhkan watak

dan karakter siswa yang baik.

1. Pelaksanaan pembelajaran

Ada tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan metode role

playing sebagai model pembelajaran adalah :

a. Kualitas pemeran

b. Analisis dalam diskusi

c. Pandangan siswa terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan

situasi kehidupan nyata.

2. Tahap pembelajaran

Menurut Shafel dalam Hamid Darmadi (2010;157) mengemukakan

sembilan tahap bermain peran (role playing) yang dijadikan pedoman dalam

pembelajaran yaitu:

a. Menghangatkan suasana memotivasi siswa

b. Memilih partisipasi peran

c. Menyusun tahap- tahap peran

d. Menyiapkan pengamat

e. Tahap pemeran

f. Diskusi dan evaluasi

g. Pemeranan ulang

h. Diskusi dan evaluasi tahan dua

i. Membagi pengalaman dan mengambil keputusan

iii

Page 16: Proposal ptk 1 erma

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan rancangan penelitian menggunakan metode eksperimen.

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Pra-test Perlakuan Post-test

O1 X1 O2

Keterangan :

O1 = pre test (tes awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan)

O2 = post test (tes akhir sesudah diberikan perlakuan)

X1= perlakuan (pembelajaran PKN dengan metode investigasi kelompok)

Strategi pembelajaran ini diterapkan pada satu kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Perlakuan pada kelas

eksperimen dilakukan dalam dua kali pertemuan. Sebelum dilakukan perlakuan,

siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol mengerjakan soal tentang materi

gaya dapat mengubah bentuk benda yang sudah diuji cobakan dan dianalisis.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pengertian populasi menurut sugiono (2009:117) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah

semua siswa kelas V SDN 01 Josenan kabupaten Madiun.

18

Page 17: Proposal ptk 1 erma

2. Sampel

Sugiyono (2009:118) mengemukakan bahwa, sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang yang dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih

lanjut Suharsimi Arikunto (2002 ; 134) mengemukakan bahwa apabila subyek

penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua ehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, apabila subyeknya besar

atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Oleh

karena sampel dalam penelitian ini hanya berjumlah 20 sehingga kurang dari

100, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian

populasi.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2009:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau

kegiatan tertentu. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen dan

satu variabel dependen, yaitu metode role playing (x) dengan prestasi belajar

siswa pada pelajaran PKN (y).

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,berbagai

sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data data dapat

dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan

metode eksperimen, disekolah dengan tenaga pendidikan dengan kependidikan

dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan

lain-lain, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi

(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan

gabungan keempatnya, Sugiono (2009:308-309).

iii

Page 18: Proposal ptk 1 erma

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi

(pengamatan) dan dokumentasi, untuk mengetahui pengaruh metode pbl terhadap

prestasi belajar berhitung siswa SD kelas V pada mata pelajaran PKN.

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan teknik pengumpulan data yaitu observasi (pengamatan)

dan dokumentasi, yang menurut sugiono (2009:310) bahwa observasi

(pengamatan) adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sedangkan dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya dari seseorang. Maka instrumen dalam penelitian ini

adalah hasil dari pengamatan penggunaan metode role playing dan dokumentasi

dari nilai-nilai setelah dan sebelum menggunakan metode role playing.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji normalitas data

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data populasi

berdistribusi normal tau tidak. Uji normalitas ini ditempuh memakai rumus Chi-

kuadrat

.X2=∑i=1

k (fo−f h)2

f h

Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan

(Sugiyono, 2010: 107)

2. Uji linearitas

Uji asumsi dasar kedua adalah uji linearitas. Maksudnya apakah garis

regresi antar variabel membentuk garis linear atau tidak.

Keterangan :

18

Page 19: Proposal ptk 1 erma

= Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok

= Rata-rata jumlah kuadrat eror

(Sambas Ali & Abdurrahman, 2009: 90)

3. Uji homogenitas

Uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas data pada penelitian ini

menggunakan uji Bartlett dengan rumus :

(

(Budiyono, 2004: 176)

4. Uji hipotesis penelitian

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan jalur korelasi

seperti yang dikemukakan oleh Ibadullah Malawi (2011:35) korelasi adalah

teknik analisis statistik yang menguji ada atau tidak adanya hubungan antara dua

variabel atau lebih.

5. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari

uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Perhitungan uji t menggunakan rumus : t hitung = bi-(βi)

Se(bi)

wahid (2004 ; 87)

iii

Page 20: Proposal ptk 1 erma

Dimana ;

bi= koefisien regresi variabel

Se= standar error/ kesalahan standar koefisien regresi variable (bi )

βi= koefisien beta/parameter ke I yang dihipotesakan

Setelah dilakukan analisis dan diketahui hasil perhitungannya, maka

langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai thitungd dengan ttabel.

Kemudian untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis nol diterima atau ditolak

digunakan criteria pengujian sebagai berikut:

a. Apabila thitung,< - ttabel atau thitung > ttabel maka Ha diterimadan Ho ditolak,

yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Bimbingan dan

Fasilitas Belajar secara parsial terhadap prestasi belajar PKN siswa kelas

V SDN 01 Josenan Madiun.

b. Apabila thitung, < ttabel atau thitung > - ttabel maka Ho diterima dan

Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara media kartu angka terhadap prestasi belajar berhitung siswa pada

mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.

6. Uji F

Uji F digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara

keseluruhan, yaitu yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1,X2,…

Xn) yang terdapat dalam model secara bersama-sama atau simultan yang

signifikan terhadap variabel terikat (Y). Atau untuk mengetahui apakah model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.

Penghitungan uji F : Fhitung = Fh=

R2/k(1−R2) / (n−k−1 )

(Sugiyono, 2003:223)

Keterangan:

R2= koefisien determinasi

k= jumlah variabel bebas

n= jumlah sampel

18

Page 21: Proposal ptk 1 erma

Dari hasil analisis dan perhitungannya, maka langkah selanjutnya

adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau menggunakan kriteria

pengujian sebagai berikut:

a) Nilai Fhitung < Ftabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha yang artinya

variabel metode PBL tidak mempengaruhi prestasi belajar pada

pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun.

b) Nilai Fhitung > Ftabel, berarti menolak Ho dan menerima Ha yang artinya

variabel metode role playing tidak mempengaruhi prestasi belajar pada

pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun.

iii

Page 22: Proposal ptk 1 erma

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1984.Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Bima Aksara

Arikunto, S.2002.Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka

Cipta

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta

Baharuddin H.B. dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia.

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan: Pengembangan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hamid Darmadi.2010.Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep dan

Implementasi).Bandung:Alfabeta

Iskandarwassid.2011.Strategi Pembelajaran Bahasa.Bandung:Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana.1989.Cara Belajar Siswa Aktif (dalam proses belajar

mengajar).Bandung:Sinar Baru

Nurkancana, Wayan dan P.P.N.Sumartana.1986. Evaluasi Pendidikan.Surabaya:Usaha

Nasional

Noehi Nasution dan Adi Suryanto. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas

terbuka

Oemar Hamalik. 2007. Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya

Sri Esti Wuryani.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia

Sugiyono.2003.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta

Suyono.2011.Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar).Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Wina Sanjaya.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta:Prenada Media

Y.Slamet.2008.Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia disekolah

dasar.Surakarta:LPP UNS dan UNS Press.

18