li lbm 2

6
8. bahan Bahan pemutih melalui intra korona merupakan oksidator / reduktor yang kuat karena daya penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organik pada tubuli dentin dan interprismatik enamel Sifat self limiting dan tidak residual yang dipakai yaitu Hidrogen Peroksida, Sodium Perborat dan Karbamid Peroksida. 3.1. Hidrogen Peroksida Bahan pemutih yang paling sering digunakan, tidak berwarna, viskositas rendah, merupakan oksidator kuat sehingga dalam penggunaannya harus hati-hati, jangan tertelan / terinhalasi. Contoh Superoxol, merupakan bahan pemutih yang mengandung 30 % H2O2, , dapat menyebabkan luka kulit Bahan ini dapat rusak / terurai oleh cahaya sehingga perlu tempat penyimpanan yang sejuk dan kedap cahaya. 3.2. Sodium Perborat, bentuk granular NaBO3 Penggunaan bahan campuran superoxol dengan sodium perborat, lebih efektif efeknya untuk pemutihan gigi. Komplikasi penggunaan bahan pemutih yang ceroboh, akan menyebabkan resorbsi akar external dan kebocoran mikro pada restorasi komposit. 3.3. Karbamid Peroksida / Urea hidrogen Peroksida Merupakan kristal yang berwarna putih, tidak toksik. Penggunaan bahan dengan konsentrasi 30%-50% untuk in office bleaching, ternyata efektif, sedangkan pada konsentrasi10%-16% diginakan untuk pemutihan ekstra korona Efektivitas bahan pemutih intra korona dipengaruhi oleh pH, konsentrasi, suhu, waktu dan penyimpanan. Pada pH basa, proses oksidasi lebih aktif. Penggunaan bahan dengan konsentrasi tinggi prosesnya lebih cepat namun perlu hati-hati kemungkinan dapat menyebabkan kaustik pada jaringan lunak. Pengaruh adanya kenaikan suhu tinggi atau pemanasan / energi cahaya menyebabkan reaksinya lebih cepat. Adanya kontak bahan pemutih yang lama hasilnya lebih baik.

Upload: adianavikasanti

Post on 08-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

lbm 2

TRANSCRIPT

Page 1: li lbm 2

8. bahan

Bahan pemutih melalui intra korona merupakan oksidator / reduktor yang kuat karena daya

penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organik pada tubuli dentin dan interprismatik enamel

Sifat self limiting dan tidak residual yang dipakai yaitu Hidrogen Peroksida, Sodium Perborat dan

Karbamid Peroksida.

3.1. Hidrogen Peroksida Bahan pemutih yang paling sering digunakan, tidak berwarna, viskositas

rendah, merupakan oksidator kuat sehingga dalam penggunaannya harus hati-hati, jangan tertelan /

terinhalasi. Contoh Superoxol, merupakan bahan pemutih yang mengandung 30 % H2O2, , dapat

menyebabkan luka kulit Bahan ini dapat rusak / terurai oleh cahaya sehingga perlu tempat

penyimpanan yang sejuk dan kedap cahaya.

3.2. Sodium Perborat, bentuk granular NaBO3 Penggunaan bahan campuran superoxol dengan

sodium perborat, lebih efektif efeknya untuk pemutihan gigi. Komplikasi penggunaan bahan

pemutih yang ceroboh, akan menyebabkan resorbsi akar external dan kebocoran mikro pada

restorasi komposit.

3.3. Karbamid Peroksida / Urea hidrogen Peroksida Merupakan kristal yang berwarna putih, tidak

toksik. Penggunaan bahan dengan konsentrasi 30%-50% untuk in office bleaching, ternyata efektif,

sedangkan pada konsentrasi10%-16% diginakan untuk pemutihan ekstra korona Efektivitas bahan

pemutih intra korona dipengaruhi oleh pH, konsentrasi, suhu, waktu dan penyimpanan. Pada pH

basa, proses oksidasi lebih aktif. Penggunaan bahan dengan konsentrasi tinggi prosesnya lebih cepat

namun perlu hati-hati kemungkinan dapat menyebabkan kaustik pada jaringan lunak. Pengaruh

adanya kenaikan suhu tinggi atau pemanasan / energi cahaya menyebabkan reaksinya lebih cepat.

Adanya kontak bahan pemutih yang lama hasilnya lebih baik.

9. mekanisme pemutih gigi

Hidrogen peroksida merupakan suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk Menembu email

mencapai email dan dentin yang terkena pewarnaan.Penembusan ini terjadi karena berat molekul

hidrogen peroksida yang rendah dan mempunyai kemampuan denaturasi protein sehingga dapat

meningkatkan gerakan ion-ion melalui gigi.Menurut beberapa peneliti, terjadinya pemutihan gigi ini

disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi. Noda-noda yang ada di email dan dentin akan dioksidasi

oleh hidrogen peroksida yang bersifat sebagai oksidator kuat. Bahan oksidator ini mempunyai

kemampuan untuk merusak molekul-molekul zat warna, melalui reaksinya dengan oksigen bebas

yang dilepaskan, sehingga warna menjadi netral dan menyebabkan terjadinya efek pemutihan.

Hidrogen peroksida merupakan suatu bahan yang dapat menghasilkan radikal bebas, HO2* + O*

yang sangat reaktif. Pada proses pemutihan gigi, hidrogen peroksida berdifusi melalui matriks

organik email dan dentin. Radikal bebas bermuatan merupaka radikal yang tidak stabil dan akan

bereaksi dengan molekul organik atau radikal bebas lainnya terutama molekul-molekul zat warna di

Page 2: li lbm 2

dalam gigi setelah zat warna dirusak sehingga terjadi efek pemutihan (Feinman, 1987; Goldstein

and Garber, 1995).

--

Mekanisme pemutihan gigi merupakan reaksi oksidasi dari bahan pemutih. Proses pemutihan akan

terjadi bila pada bahan peroksida dilakukan pengubahan pH, suhu, cahaya untuk mendapatkan

oksigen bebas (Rismanto dkk., 2005). Hidrogen peroksida mempunyai berat molekul rendah dan

mampu menembus ke dalam email dan dentin. Proses mendasar untuk pemutihan gigi adalah reaksi

oksidasi dan reduksi. Hidrogen peroksida melepas oksigen yang merusak ikatan dalam rantai

protein yang bergabung dengan stain dalam ikatan tunggal (Boksman, 2006). Hidrogen peroksida

(H2O2) sebagai agen oksidator mempunyai radikal bebas yang tidak mempunyai pasangan elektron

yang akan lepas dan kemudian diterima oleh email sehingga terjadi reaksi oksidasi. Radikal bebas

dari peroksida adalah perhidroksil (HO2) dan oksigenase (O+). Perhidroksil ini merupakan radikal

bebas yang kuat dan berperan pada proses pemutihan gigi, sedangkan oksigenase sebagai radikal

bebas yang lemah (Wagner, 1999; Suprastiwi, 2005). Dalam bentuk alami, hidrogen peroksida

adalah asam lemah dan menghasilkan oksigen yang lebih lemah sebagai radikal bebas. Jika kondisi

pH dibawah netral, pada proses penguraian hidrogen peroksida tidak akan membentuk oksigen aktif

seperti yang diharapkan, sehingga pengubahan pH menjadi lebih basa akan menghasilkan oksigen

aktif sebagai radikal bebas yang lebih kuat yang bermanfaat mempunyai efek pemutihan gigi lebih

besar (Nakamura dkk., 2001; Rismanto dkk., 2005). Karena pH larutan mempengaruhi

kekuatannya, maka larutan ini di buffer untuk pH 9.5 - 10.8 agar menghasilkan lebih banyak radikal

bebas HO2 (Wagner, 1999). Radikal bebas ini akan bereaksi dengan ikatan tidak jenuh dan

menyebabkan gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik

dalam struktur gigi (email, dentin). Molekul gigi berubah struktur kimianya dengan tambahan

oksigen dan akan membentuk molekul organik email yang lebih kecil dengan warna yang lebih

terang sehingga menghasilkan efek pemutihan dan gigi menjadi lebih bercahaya (Bernie, 2003;

Vanable dan LoPresti, 2004; Suprastiwi, 2005)

10. keuntungan dan kerugian t. bleacing

Prosedur pemutihan gigi vital yang mengalami perubahan warna dapat dilakukan dengan teknik in-

office bleaching, dikerjakan oleh dokter gigi di klinik dan home bleaching atau disebut juga

nightguard vital bleaching, mouthguard bleaching 2 dikerjakan oleh pasien di rumah sesuai dengan

instruksi dokter gigi(Schmidseder,2000; Walton dan Torabinejab, 2009).Teknik pemutihan gigi

ekstrakoronalsecara in-office bleachingbisa dilakukan dengan aktivasi kimiawi (tanpa pemanasan)

atau dengan aktivasi pemanasan (termokatalitik)untuk mengaktifkan bahan pemutih (Jorgensen dan

Carrol, 2002). Pemutihan gigi ekstrakoronal dengan teknik in office bleaching menggunakan bahan

pemutih hidrogen peroksida konsentrasi tinggi 30-50%. Untuk teknik at home bleaching

Page 3: li lbm 2

menggunakan karbamid peroksida dengan konsentrasi 10-22% dalam bentuk gel atau pasta.

Keuntungan in office bleachingyaitu teknik ini tidak menggunkan tray, pasien yang menginginkan

giginya putih secara cepat, seluruh jaringan lunak diproteksi selama proses berlangsung dan

terkontrol oleh dokter gigi. Kerugian teknik in office bleaching yaitu, penggunaan bahan kimia yang

sangat kuat, mengakibatkan sensitivitas dan iritasi gingiva (Leonard dan Haywood,1997; Rismanto

dkk., 2005).

13. perawatan ekstrinsik

Perawatan konvensional untuk menghilangkan pewarnaan gigi ekstrinsik adalah dengan tindakan

skaling dan polishing gigi, namun untuk pewarnaan ekstrinsik yang sukar dihilangkan, ataupun

untuk pewarnaan intrinsik, diperlukan perawatan lain yaitu dengan proses pemutihan gigi (Gursoy

dkk., 2008). Pada proses pemutihan gigi konvensional, digunakan bahan asam oksalat untuk gigi

vital dan kalsium klorida dari batu kapur untuk gigi non vital (Wagner, 1999).

Pada dasarnya proses penghilangan warna gigi dilakukan dengan whitening yang berarti

penghilangan warna agar warna gigi kembali ke warna asal atau bleaching yang berarti pemutihan

gigi. Oleh karenanya, terdapat dua macam bahan untuk memutihkan gigi, yaitu menggunakan

produk bleaching atau produk whitening (non-bleaching). Bahan bleaching membantu

menghilangkan pewarnaan yang bermula dari dalam gigi (intrinsik) dan juga pewarnaan di

permukaan gigi (ekstrinsik) yang hasilnya dapat mengubah warna asli gigi. Produk whitening

(pemutih) hanya untuk menghilangkan pewarnaan di permukaan gigi saja, mengandung bahan yang

bekerja menghilangkan pewarnaan dengan aksi fisik dan kimia (Bernie, 2003; Irmawati, 2005; Silva

dkk., 2006). Terdapat beberapa macam bahan pemutih gigi yang telah digunakan seperti sodium

hipoklorit, sodium perborat, dan hidrogen peroksida (Gursoy dkk., 2008). Sekarang ini bahan

pemutih gigi yang biasa digunakan adalah hidrogen peroksida sebagai bahan aktifnya (Ingle dan

Backland, 2002; Gursoy dkk., 2008). Dalam tulisan ini bertujuan mereview beberapa hal yang

terkait dengan pewarnaan gigi, bahan, dan aplikasi pemutihan gigi.

--

Perubahan warna ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi biasanya disebabkan karena faktor

lokal, misalnya pewarnaan karena makanan dan minuman. Pewarnaan intrinsik diakibatkan oleh

noda yang terdapat pada email dan dentin. Penyebabnya adalah penumpukan bahan-bahan yang

timbul akibat faktor endogen di dalam struktur gigi misalnya tetrasiklin.Perubahan warna gigi dapat

ditanggulangi dengan pembuatan mahkota selubung, pelapisan dengan resin komposit (vinir

komposit), atau pemutihan (bleaching) (Sarrett DC,2002).

12. riwayat yang harus diketahui

Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal,

misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai

Page 4: li lbm 2

hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap,

pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran

Nasmyth pada anak-anak. Perubahan warna intrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh

noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau

penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin,yang bila masuk ke

dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat

dihubungkan dengan periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau

setelah selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.