li rina lbm 4 (2)

21
Penjabaran Pembelajaran LBM Lembar Belajar Mahasiswa 4 Judul :Haruskah minum antibiotka kalau sedang sakit..........? Skenario STEP 1 1.Infeksi:multiplikasi mikroorganisme didalam jaringan tubuh(rina).suatu keadaan dimana makhluk hidup mengalami siklus silang antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup uang lain(ari).masuk dan berkembangnya agen asing/infeksi ke dalam tubuh seseorang(mega). Seorang pasien anak laki-laki berumur 10 tahun datang ke tempat praktek dokter diantar ibunya,ia mengeluh sudah beberapa hari ini merasa sakit di perytnya,badannya panas,suhu tubuhnya tidak turun walaupun diberi obat penurun panas yang ia beli diwarung,pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda adanya penyakit typhus.Untuk memastikan penyakit infeksi yang diderita anak tersebut,apakah karena infeksi bakteri gram positif atau negatif,dokter menyuruh pasien untuk memeriksakan darah dan

Upload: rina-sofianingrum

Post on 11-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: LI rina LBM 4 (2)

Penjabaran Pembelajaran LBM

Lembar Belajar Mahasiswa 4

Judul :Haruskah minum antibiotka kalau sedang sakit..........?

Skenario

STEP 1

1.Infeksi:multiplikasi mikroorganisme didalam jaringan tubuh(rina).suatu keadaan dimana makhluk hidup mengalami siklus silang antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup uang lain(ari).masuk dan berkembangnya agen asing/infeksi ke dalam tubuh seseorang(mega).

2.TYPHUS:Suatu penyakit infeksi yang terjadi diusus halus ditandai dengan demam selama 1 minggu atau lebih(Dita).Merupakan infeksi bakteri pada saluran GI dan biasanya pada darah(Ika).Gejala:demam seperti anak tangga,semakin meningkat,sakit kepala hebat,nyeri otot,susah BAB,atau diare(memey) lidah berwarna putih,mual

Seorang pasien anak laki-laki berumur 10 tahun datang ke tempat praktek dokter diantar ibunya,ia mengeluh sudah beberapa hari ini merasa sakit di perytnya,badannya panas,suhu tubuhnya tidak turun walaupun diberi obat penurun panas yang ia beli diwarung,pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda adanya penyakit typhus.Untuk memastikan penyakit infeksi yang diderita anak tersebut,apakah karena infeksi bakteri gram positif atau negatif,dokter menyuruh pasien untuk memeriksakan darah dan urin,serta faecces ke laboratorium,dan dilakukan tes kultur terhadap kuman penyakitnya.Setelah hasil test laboratorium diterima,dokter kemudian memberikan obat antibiotika yang tepat untuk pasien tersebut,dan memberikan petunjuk pemakaian obatnya dengan benar agar tidak timbul resistensi di kemudian hari.

Page 2: LI rina LBM 4 (2)

muntah(dita) demam suhu 39-40oC(ika).Demam berlangsung 7-10 hari,timbul pada sore atau malah hari,nyeri perut(mega).Suatu keadaan sistemik lebih khusus disebabkan bakteri gram negatif Salmonella enterica atau Salmonella Typhy(ari).Penularan dari makanan atau air yang tercemar bakteri(rina).

3.Antibiotika:Suatu senyawa baik alami maupun sintesis yang dapat menghambat ataupun membunuh metabolisme dari suatu mikroorganisme khusunya infeksi dari bakteri(hazirudin).Suatu zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama jenis fungi atau bakteri tanah yang dapat digunakan untuk membasmi atau menghambat pertumbuhan mikroba lain(patogen),sedangkan toksisitas terhadap manusia relatif kecil(memey).

4.Resistensi:Tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri setelah diberikan antibiotik dalam dosis normal(rina).salah satu efek samping dari antibiotik apabila tidak diberikan pada dosis yang tepat atau pemakaian yang salah(memey).

5.Kultur:Suatu metode yang digunakan untuk mengetahui spesifikasi dari suatu mikroorganisme(hazirudin).Metode untuk mendeteksi sejenis kuman atau bakteri(mega).Metode pembiakan bakteri dalam suatu media yang didalamnya terdapat nutrisi atau zat-zat yang diperlukan bakteri untuk berkembang,ex:media agar,Mac conkey(Ari) (rina).

6.Bakteri gram positif:Bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu pada proses pewarnaan gram(yuliana).Biasanya berwarna biru keunguan,ex:Staphylococu,Streptococus(ika).Mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi peptidoglikan yang tebal(memey).Eksotoksin,bakteri berdampak pada makhluk hidup jika bakterinya hidup,resistensi terhadap penisilin(ika).

7.Bakteri gram negatif:Bakteri yang mempertahankan zat warna merah pada proses pewarnaan gram(SGD).Penyusun dinding sel lipopolisakarida,bersifat endotoksin(walaupun bakteri mati tetap menyebabkan penyakit karena tidak memiliki kapsul)(ari).Contoh E colli,S.Typhy,Sigella sp(ika).Memiliki membran plasma ganda dimana membran luar bersifat permeabel(memey).

Page 3: LI rina LBM 4 (2)

STEP 2

1.Jelaskan mengenai penggolongan antibiotika dan contoh obatnya?(rina)

2.Apa saja faktor-faktor penyebab resistensi?(hazirudin)

3.Apa saja terapi yang digunakan untuk penyakit tyhpus?(ari)

4.Apa saja tes laboratorium untuk mendiagnosa penyakit tyhpus dan parameternya?(dita)

5.Jelakan penyebab terjadinya penyakit typhus?(yuliana)

6.Jelaskan interaksi antibiotik dengan antibiotik lain maupun dengan makanan atau obat lain?(memey)

7.Bagaimana cara mencegah terjadinya resistensi antibiotik?(ika)

8.Bagaimana cara mencegah penyakit typhus?(mega)

9.Bagaimana proses terjadinya penyakit tyhpus?(nova)

10.Jelaskan tentang prinsip-prinsip umum penggunaan antibiotika pada penanganan penyakit infeksi?(rina)

11.Apa yang dilakukan oleh seorang dokter ataupun apoteker bila antibiotik yang diberikan untuk pengobatan typhus resistensi?(isnanto)

12.Jelaskan indikasi,KI,efek samping,dosis,penyimpanan,cara pemakaian dari antibiotik untuk penyakit typhus?(SGD)

13.Apakah kita harus mengkonsumsi antibiotik bila sakit?(dita)

STEP 3

1.Jelaskan mengenai penggolongan antibiotika dan contoh obatnya?(rina)

Berdasarkan aktivitasnya:

1.Bakterisid

Page 4: LI rina LBM 4 (2)

2.Bakteriostatik

Berdasarkan mekanisme kerjanya:

-Menghambat sintesis dinding sel:beta laktam,pensilin,sefalosporin,bacitracin

-Menghambat sintesin protein sel:aminoglikosida 30s,kloramfenikol 50s,tetracyclin

-Mengmabat proses trankripsi dan replikasi:rifampisin,gol kuinolon,macrolida

-Menghambat sintesis membran sel:membran sel pada jamur:ampfoterisin B,nistatin,mikonazole,klotrimazole.

Berdasarkan luas aktivitasnya:

-Spektrum luas:sefalosporin, kloramfenikol

-Spektrum sempit:gol aminoglikosida,kuinolon,

Berdasarkan rumus kimianya:

-Gol penisilin

-Gol macrolida

-Gol aminoglikosida(nova,memey,ari)

2.Apa saja faktor-faktor penyebab resistensi?(hazirudin)

Missuse:salah penggunaan antibiotik tidak tepat indikasi Underuse:Penggunaan antibiotik yang terlalu sedkit,under dosage Overuse:Penggunaan antibiotik yang berlebihan,penyakit komplek Jumlah koloni bakteri Mutasi gen dn replikasi dari mikroorganisme yang menyebabkan

kebal terhadap antibiotik(Isnanto,nova,ari)

3.Apa saja terapi yang digunakan untuk penyakit tyhpus?(ari)

Page 5: LI rina LBM 4 (2)

Secara Non farmakologi:

Makan bubur dan tidak berserat Bed rest Menggunakan obat herbal:

1.Cacing tanah,labu putih,sawo muda

Menjaga kebersihan lingkungan

Secara farmakologi:

Menggunakan antibiotik,contoh:

1.kloramfenikol Dapat membersihkan S.Thpy dalam darah selama 24 jam.

2.Kuinolon,Levofloxasin

3.Penisilin,contoh:amoksisilin,ampisilin

Terapi penunjang:mengkonsumsi vitamin untuk menjaga kekebalan tubuh

(Ika,mega,yuli,memey)

4.Apa saja tes laboratorium untuk mendiagnosa penyakit tyhpus dan parameternya?(dita)

-Tes serologi

Menggunakan anti gen,bila terjadi aglutinasi positif terkena penyakit typhus.

-Tes reaksi biokoimia

Tes TSI:Diambil suspensi kuman,kemudian kuman menghidrolisi glukosa,jika terjadi warna hitam postif terkena typhus.warna hitam terjadi karena terdapat gas hidrogen sulfid

-Tes Kirby beauer

Koloni dimasukkan kedalam media cair,diinkubasi selama 24 jam.Kemudain suspensi diencerkan samapa 108.Setelah itu suspnesi

Page 6: LI rina LBM 4 (2)

ditanam kedalam media agar,keudian ditanam disk antibiotik.Lalu dihitung luas spektrumnya.

-Tes mikrobiologi

-Tes hematologi dilihat trombosit(menurun),leukosit,dan hemoglobin.LED(Laju endap darah) meningkat

-Tes urin

-Tes biologi molekular,menggunakan PCR

(ari,memey,nova)

5.Jelakan penyebab terjadinya penyakit typhus?(yuliana)

Terinfeksi bakteri S.Typhy pada salura pencernaan dan pada darah

(luqy)

6.Jelaskan interaksi antibiotik dengan antibiotik lain maupun dengan makanan atau obat lain?(memey)

7.Bagaimana cara mencegah terjadinya resistensi antibiotik?(ika)

Tanyakan antibiotik yang tepat untuk penyakit yang diderita Penyakit ringan(batuk,flu,dll) jangan diberikan antibiotik Obat antibiotik harus dihabiskan sesuai anjuran dokter Jangan sembarangan menggunakan antibiotik

(dita)

8.Bagaimana cara mencegah penyakit typhus?(mega)

Vaksin typhus Menjaga daya tahan tubuh dengan berolahraga,beristirahat,dan

tidur yang cukup Pola makan yang benar,hindari makanan yang terkontiminasi

dengan hewan-hewan pembawa mikroba Hindari jajan di tempat yang kurang bersih Menjaga kebersihan lingkungan

Page 7: LI rina LBM 4 (2)

(yuliana,ari,luqy)

9.Bagaimana proses terjadinya penyakit tyhpus?(nova)

S.Typhy masuk kedalam saluran pencernaan(usus halus)beredar dalam peredaran sistemikmasuk ke dalam limfe,hati(menyebabkan hepatomegali sehinnga menyebabkan penurunan nafsu makan),dan kelenjar limfoid pada usus halus(menyebabkan tukak dan pendarahan)menyebabkan endotoksin sehingga menyebabkan demam

(ika,rina)

10.Jelaskan tentang prinsip-prinsip umum penggunaan antibiotika pada penanganan penyakit infeksi?(rina)

11.Apa yang dilakukan oleh seorang dokter ataupun apoteker bila antibiotik yang diberikan untuk pengobatan typhus resistensi?(isnanto)

Mengganti dengan antibiotik golongan lain

Mengkombinasi antibiotik

(SGD)

12.Jelaskan indikasi,KI,efek samping,dosis,penyimpanan,cara pemakaian dari antibiotik untuk penyakit typhus?(SGD)

13.Apakah kita harus mengkonsumsi antibiotik bila sakit?(dita)

Tidak,penyakit belum tentu disebabkan karena bakteri dan jamur.

Tidak karena dapat terjadi missuse.

(ari,memey,ika)

Page 8: LI rina LBM 4 (2)

STEP 4

ngo

STEP 7

Gejala Typhus

Typhus

Penyebab

Mekanisme Terjadinya Typhus

Pengobatan

Non FarmakologiFarmakologi

Antibiotik

Golongan

Mekanisme Kerja

Page 9: LI rina LBM 4 (2)

1. Jelaskan mengenai penggolongan antibiotika dan contoh obatnya?(rina) Berdasarkan aktivitasnya

membunuh kuman (bakterisid) : penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain

menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik) : dimana penggunaanya tergantung status imunologi pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain

berdasar senyawa kimianya golongan penicillin cephalosporin amfenikol aminoglikosida tetrasiklin makrolida linkosamid polipeptida antimikobakterium

ANTIBIOTIKA, RESISTENSI, DAN RASIONALITAS TERAPI

Eka Rahayu Utami

Fakultas Sains dan Tekhnologi UIN Maliki Malang.

Email: [email protected]

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012

Page 10: LI rina LBM 4 (2)

2. Apa saja tes laboratorium untuk mendiagnosa penyakit tyhpus dan parameternya?(dita)

3. Jelaskan interaksi antibiotik dengan antibiotik lain maupun dengan makanan atau obat lain?(memey) Sulfonamide

Berinteraksi dengan antikoagulan oral (warfarin), antidiabetik sulfonylurea (klorpropamid dan tolbutamid), metotrexat, dan fenitoin. Dalam hal tersebut sulfa dapat memperkuat efek obat dengan cara hambatan metabolism atau pergeseran ikatan dengan albumin. Pada pemberian bersama sulfonamide, dosis obat tersebut perlu diturunkan.

Sulfonamide dapat digeser dari tempat ikatannya oleh indometasin, fenilbutazon, salisilat, probenesid, dan sulfinpirazon, menyebabkan peningkatan aktivitas sulfonamide.

Aktivitas sulfonamide diturunkan oleh prokain dan anastetik local derivate PABA. Metenamin tidak boleh diberikan bersama dengan sulfonamide karena pembentukan presipitat urin yang tidak larut. Cairan intravena sulfonamide secara fisik tidak kompetibel dengan kloramfenikol, aminoglikosida, linkomisin, metisilin, tetrasiklin, vankomisin, norepinefrin, insulin, prokain, larutan Ringer laktat, dan lain-lain. Sulfonamide menurunkan ikatan protein yodium dan ambilan 131I, dapat menyebabkan hasil positif palsu pada uji Benedict untuk glukosa urin, dan hasil positif palsu pada uji asam sulfosalisilat untuk protein urin.

Trimetropim (TMP) dan kombinasi trimetropim-sulfametoxazol (TMP-SMX)Kadar aktif fenitoin dapat ditingkatkan oleh TMP-SMX. Pnggunaan secara bersama TMP-SMX dan metotreksat menurunkan khrens kreatinin metotreksat bebas. Penghambatan reversible ekskresi tubular kreatinin dapat disebabkan oleh TMP-SMX jika terdapat sikloserin. Melalui

Page 11: LI rina LBM 4 (2)

penghambatan terhadap sitokrom P-450, flukonazol mengurangi hipersensitivitas terhadap metabolit TMP-SMX seperti hidroksilamin. Walaupun TMP-SMX dapat menghambat metabolism obat antivirus, efeknya minimal, sehingga tidak perlu penyesuaian dosis.

QuinolonAbsorbs quinolon akan berkurang bila digunakan bersama

dengan antasida, sukralfat. Melalui pemberian multivitamin yang mengandung besi dan zink (termasuk suplemen yang diberikan melalui nasogastric tube.

Presipitat terbentuk bila ciprofloxacin dan pefloksasin diberikan dengan jalur iv yang sama dengan aminofilin, amoksisilin dengan atau tanpa klavulanat, atau flukloksasilin. Enoksasin, grepafloksasin, ciprofloxacin, pefloksasin menghambat eliminasi metilxantin teofilin dan kafein melalui hambatan pada sitokrom P-450. Penggunaan bersama NSAID dan quinolon meningkatkan risiko kejang karena stimulasinya pada CNS

PenisilinPemberian bersama dengan probenesid, fenilbutazon, sulfinipirazon, asetosal, dan indometasin dapat memperpanjang waktu paruh penisilin dalam darah

KloramfenikolKloramfenikol menghambat enzim mikrosomal hepar yang memetabolisme beberapa obat. Waktu paruh memanjang, dan kadar serum fenitoin, tolbutamid, klorpropamid, dan warfarin meningkat. Kloramfenikol bersifat antagonis terhadap obat bakterisidal seperti penisilin atau aminoglikosida

EritromisinMetabolit eritromisin dapat menghambat enzim sitokrom P450 sehingga meningkatkan kadar serum beragam obat, termasuk teofilin, antikoagulan oral, siklosporin, dan metilprednisolon

StreptograminQuinupristin-dalfopristin tidak dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 tetapi secara signifikan menghambat CYP3A4,

Page 12: LI rina LBM 4 (2)

yang memetabolisme warfarin, diazepam, dan sikloserin. Penyesuaian dosis diperlukan

Antimikroba, dr. Ridha wahyutomo

4. Jelaskan tentang prinsip-prinsip umum penggunaan antibiotika pada penanganan penyakit infeksi?(rina)

Penegakan diagnosis infeksi. Hal ini bisa dikerjakan secara klinis berdasar criteria diagnose ataupun pemeriksaan-pemeriksaan tambahan lain yang diperlukan. Gejala panas sama sekali bukan kriteria untuk diagnosis adanya infeksi.

Kemungkinan kuman penyebabnya, dipertimbangkan dengan perkiraan ilmiah berdasarkan pengalaman setempat yang layak dipercaya atau epidemiologi setempat atau dari informasi-informasi ilmiah lain.

Apakah antibiotika benar-benar diperlukan? Sebagian infeksi mungkin tidak memerlukan terapi antibiotika misalnya infeksi virus saluran pernafasan atas, keracunan makanan karena kontaminasi kuman-kuman enterik. Jika tidak perlu antibiotika, terapi alternatif apa yang dapat diberikan?

Jika diperlukan antibiotika, pemilihan antibiotika yang sesuai berdasarkan spektrum antikuman, sifat farmakokinetika, ada tidaknya kontra indikasi pada pasien, ada tidaknya interaksi yang merugikan, bukti akan adanya manfaat klinik dari masing-masing antibiotika untuk infeksi yang bersangkutan berdasarkan informasi ilmiah yang layak dipercaya. Dari sisi bakteri, pertimbangkan site of infection and most likely colonizing berdasar pengalaman atau evidence based sebelumnya bakteri apa yang paling sering, pola kepekaan antibiotika yg beredar local

Penentuan dosis, cara pemberian, lama pemberian berdasarkan sifat-sifat kinetika masing-masing antibiotika dan fungsi fisiologis sistem tubuh (misalnya fungsi ginjal, fungsi hepar dan lain-lain). Perlu dipertimbangkan dengan cermat pemberian antibiotika

Page 13: LI rina LBM 4 (2)

misalnya pada ibu hamil dan menyusui, anak-anak, dan orang tua.

Evaluasi efek obat. Apakah obat bermanfaat, kapan dinilai, kapan harus diganti atau dihentikan? Adakah efek samping yang terjadi?

ANTIBIOTIKA, RESISTENSI, DAN RASIONALITAS TERAPI Eka Rahayu Utami Fakultas Sains dan Tekhnologi UIN Maliki Malang. Email: [email protected]. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012

5. Jelaskan indikasi,KI,efek samping,dosis,penyimpanan,cara

pemakaian dari antibiotik untuk penyakit typhus?(SGD)Kloramfenikol Pertama kali diisolaso pada tahun 1947 dari kultur Streptomyces

venezuelae, dan dibuat dalam bentuk sintesis pada tahun 1949 Struktur kimia

Kloramfenikol memiliki struktur kimia yang netral dan stabil. Kloramfenikol larut dalam alcohol dan kurang larut dalam air. Kloramfenikol suksinat, yang digunakan pada pemberian parenteral sangat larut dalam air

Mekanisme kerjaKloramfenikol adalah inhibitor poten dari sintesis protein

bakteri. Kloramfenikol berikatan secara reversible pada sub unit 50S ribosom bakteri dan menghambat tahap peptidil transferase pada sintesis protein.

Kloramfenikol adalah antibiotic bakteriostatik spectrum luas yang aktif terhadap baik bakteri aerob dan anaerob gram positif maupun gram negative. Aktif terhadap riketsia tetapi tidak klamidia. H. influenzae, N. meningitidis, dan beberapa strain bakteroides sangat peka, dan kemungkinan bersifat bakterisidal. Kloramfenikol aktif untuk salmonella, tetapi kebanyakan strain telah resisten

Farmakokinetik

Page 14: LI rina LBM 4 (2)

Dosis yang biasa digunakan adalah 50-100 mg/kg/hari. Setelah pemberian oral, kloramfenikol kristalindiabsorbsi dengan cepat dan lengkap. Kadar dalam darah setelah pemberian 1 gr kloramfenikol adalah 10-15 µg/ml. kloramfenikol suksinat untuk pemberian parenteral memberikan kadar dalam darah yang lebih rendah.

Setelah diabsorbsi, kloramfenikol didistribusi secara luas ke jaringan dan cairan tubuh, termasuk SSP dan LCS, dengan kadar di otak hamper sama dengan kadar serum. Kadar terapetik ditemukan pada cairan pleura, ascites, dan synovial. Obat ini diinaktivasi melalui proses konjugasi dengan asam glukoronik dan reduksi untuk menginaktivasi aril amin.

Ekskresi obat aktif (10% dari pemberian) dan produk degradasi inaktif (90%) melalui ginjal. Sedikit dari obat yang aktif diekskresi melalui biliar dan feses. Pasien dengan gagal ginjal tidak perlu disesuaikan dosis pemberiannya, tetapi dosis untuk pasien dengan gangguan hepar harus dikurangi. Bayi kurang dari satu minggu dan bayi prematur kurang dapat mengekskresikan kloramfenikol dan karenanya dosis pemberian harus diubah menjadi 25µg/kg.

Penggunaan klinisKarena potensi toksisitasnya, munculnya resistensi bakteri, dan telah dikembangkannya antibiotic lain, penggunaan kloramfenikol saat ini menjadi terbatas. Kloramfenikol digunakan untuk terapi infeksi riketsia pada individu yang tidak dapat diberikan tetrasiklin (usia kurang dari 8 tahun). Kloramfenikol juga dijadikan alternative dari bat-obat beta laktam untuk terapi infeksi karena pneumococcus atau meningococcus yang resisten penisilin, atau pada pasien yang alergi penisilin. Kloramfenikol digunakan sebagai obat mata topical karena efek antibakterinya yang luas dan karena penetrasinya yang baik pada jaringan mata dan humor aqueous.

Efek samping obatGangguan pencernaaan seperti mual, muntah, dan diare

dapat dijumpai pada pasien dewasa. Kandidiasis oral atau

Page 15: LI rina LBM 4 (2)

vaginal terjadi sebagai akibat perubahan flora normal. Gangguan sumsum tulang, anemia aplastik terjadi sebagai reaksi idiosinkrasi yang dihubungkan dengan pemakaian dalam waktu lama. Gangguan ini ireversibel dan fatal. Kloramfenikol umunya menyebabkan supresi reversible dari produksi sel darah merah pada dosis melebihi 50 mg/kg/hari setelah 1-2 minggu. Supresi ini berhubungan dengan dosis.

Bayi baru lahir kekurangan mekanisme efektif konjugasi asam glukoronat untuk degradasi dan detoksifikasi kloramfenikol. Sehingga, apabila bayi diberikan dosis melebihi 50 mg/kg/hari, obat akan berakumulasi, menyebabkan gray baby syndrome, dengan gejala muntah, kelemahan, hipotermia, warna kelabu, syok, dan kolaps. Untuk menghindari efek samping ini, bayi premature diberikan dosis separuh dosis normal.

Reaksi hipersensitivitas jarang terjadi. Optic neuritis, peripheral neuritis, nyeri kepala, depresi, dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang.

Interaksi obatKloramfenikol menghambat enzim mikrosomal hepar yang memetabolisme beberapa obat. Waktu paruh memanjang, dan kadar serum fenitoin, tolbutamid, klorpropamid, dan warfarin meningkat. Kloramfenikol bersifat antagonis terhadap obat bakterisidal seperti penisilin atau aminoglikosida

Antimikroba, dr. Ridha wahyutomo

Page 16: LI rina LBM 4 (2)