li lbm 1 blok 22

9
STEP 1 1. Setengah baya : a. Ini adalah awal babak kedua kehidupan - secara psikologis maupun fisiologis. Setengah baya biasanya dimulai antara usia 35 dan 50. 2. Tindakan penyelamatan pertama : a. Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. b. upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan oleh orang awam (non-medis) di tempat kejadian secara cepat dan tepat, dengan menggunakan sarana yang tersedia di tempat kejadian dengan tujuan menyelamatkan nyawa korban, meringankan penderitaan, mengurangi risiko bertambah parahnya cidera yang diderita korban sebelum ditangani oleh tenaga medis (dokter). 3. Primary survey : 4. Circulation : 5. Airway : 6. Breathing : 7. Dissability : 8. Call for help : 9. Basic Life Support : a. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS) adalah suatu tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju kematian. Langkah BLS yaitu Memeriksa respon pasien termasuk ada/tidaknya nafas secara visual, Melakukan panggilan darurat, Circulation (Kompresi dada dilakukan sebanyak satu siklus 30 kompresi, sekitar 18 detik), Airway (Head Tilt, Chin Lift), Breathing ( memberikan ventilasi sebanyak 2

Upload: claudianrj

Post on 13-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

file ini disusun dari berbagai sumber yang ada di internet sehingga tidak direkomendasikan digunakan untuk penyusunan yang membutuhkan sumber yang valid.

TRANSCRIPT

Page 1: LI LBM 1 BLOK 22

STEP 1

1. Setengah baya : a. Ini adalah awal babak kedua kehidupan - secara psikologis maupun fisiologis.

Setengah baya biasanya dimulai antara usia 35 dan 50.2. Tindakan penyelamatan pertama :

a. Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi.

b. upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan oleh orang awam (non-medis) di tempat kejadian secara cepat dan tepat, dengan menggunakan sarana yang tersedia di tempat kejadian dengan tujuan menyelamatkan nyawa korban, meringankan penderitaan, mengurangi risiko bertambah parahnya cidera yang diderita korban sebelum ditangani oleh tenaga medis (dokter).

3. Primary survey :4. Circulation :5. Airway :6. Breathing :7. Dissability :8. Call for help :9. Basic Life Support :

a. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS) adalah suatu tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju kematian. Langkah BLS yaitu Memeriksa respon pasien termasuk ada/tidaknya nafas secara visual, Melakukan panggilan darurat, Circulation (Kompresi dada dilakukan sebanyak satu siklus 30 kompresi, sekitar 18 detik), Airway (Head Tilt, Chin Lift), Breathing ( memberikan ventilasi sebanyak 2 kali, Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2)), Defribilasi. Skema dari Emergency Medical Service yaitu Injury, Pre Hospital stage, Hospital Satge, dan Rehabilitation.

10. Resusitasi Jantung Paru :11. AED :

STEP 3

1. Perbedaaan Langkah-Langkah BLS Sistem ABC dengan CABNo ABC CAB

1 Memeriksa respon pasien Memeriksa respon pasien termasuk ada/tidaknya nafas secara visual.

2 Melakukan panggilan darurat dan mengambil AED

Melakukan panggilan darurat

Page 2: LI LBM 1 BLOK 22

3 Airway (Head Tilt, Chin Lift) Circulation (Kompresi dada dilakukan sebanyak satu siklus 30 kompresi, sekitar 18 detik)

4 Breathing (Look, Listen, Feel, dilanjutkan memberi 2x ventilasi dalam-dalam)

Airway (Head Tilt, Chin Lift)

5 Circulation (Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2))

Breathing ( memberikan ventilasi sebanyak 2 kali, Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2))

6 Defribilasi

Page 3: LI LBM 1 BLOK 22

Manajemen Airway, Breathing dan Circulation

Pengertian : Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas. 

Tujuan : Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh.

Pertama kali yang harus kita lakukan adalah :Pemeriksaan Jalan Napas dengan metode (Look, Listen, Feel)Look    : Lihat gerakan nafas ada atau tidakListen  : Dengarkan ada atau tidak suara nafas tambahan yang keluarFeel      : Rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atau hidung.Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel  Cara ini dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan.

Jenis-jenis suara nafas tambahan disebabkan karena hambatan sebagian jalan nafas :A. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut

Page 4: LI LBM 1 BLOK 22

Tindakan Cross-Finger

B. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).

Tindakan Finger Sweep

C.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja.

Bila pemeriksaan yang sudah kita lakukan seperti keterangan di atas dan kita menemukan adanya sumbatan pada jalan nafas langkah atau tindakan selanjutnya yang harus kita lakukan adalah membuka jalan nafas tersebut dengan berbagai macam metode di antaranya adalah :1.  Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)2. Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)3. Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)

perlu di ingat!! Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher yang berlebihan yang  memungkinkan terjadinya cidera servikal yang lebih berat.

1.  Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.

Page 5: LI LBM 1 BLOK 22

Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.

2. Chin Lift Manuver (Tindakan mengangkat dagu)Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan

Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian angkat.

3. Jaw thrust maneuver (Tindakan mengangkat sudut rahang bawah)Tindakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.

Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas

Page 6: LI LBM 1 BLOK 22

d. Lima macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP :1. Patah tulang dada/ iga2. Bocornya paru-paru ( pneumothorak)3. Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak )4. Luka dan memar pada paru-paru5. Robekan pada hatiKESALAHAN AKIBAT1. Penderita tdk berbaring pd bidang keras PJL kurang efektif2. Penderita tidak horisontal Bila kepala lbh tinggi, darah yg ke otak berkurang3. Tekan dahi angkat dagu, kurang baik Jalan napas terganggu4. Kebocoran saat melakukan napas buatan Napas buatan tidak efektif5. Lubang hidung kurang tertutup rapat dan Napas buatan tidak efektifmulut penderita kurang terbuka6. Tekanan terlalu dalam/ terlalu cepat Patah tulang, luka dalam paru-paru7. Rasio PJL dan napas buatan tidak baik Oksigenasi darah kurang

III. PRIMARY SURVEY

Primary survey adalah penilaian awal terhadap pasien, bertujuan untuk mengidentifikasi secara cepat dan sistematis dan mengambil tindakan terhadap setiap permasalahan yang mengancam jiwa(European Resusitasion, 2005)

Primary survey harus dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 2-5 menit. Penanganan yang simultan terhadap trauma dapat terjadi bila terdapat lebih dari satu keadaan yang mengancam jiwa(Wilkinson, 2000).

Hal tersebut mencakup:

• Airway

Nilai jalan napas. Dapatkah pasien berbicara dan bernapas dengan bebas? Bila ada sumbatan, langkah-langkah yang harus dipertimbangkan adalah:

- Chin lift/jaw thrust (lidah melekat pada rahang)

- Suction (bila tersedia)

- Guedel airway/nasopharyngeal airway

- Intubasi. Pertahankan posisi leher dalam keadaan immobile pada posisi netral.

• Breathing

Breathing dinilai sebagai bebasnya airway dan adekuatnya pernapasan diperiksa kembali. Bila tidak adekuat, langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan adalah:

Page 7: LI LBM 1 BLOK 22

- Dekompresi dan drainase dari tension pneumothorax/haemotrhorax

- Penutupan trauma dada terbuka

- Ventilasi artificial

- Berikan oksigen bila tersedia

• Circulation

Nilai sirkulasi, sebagai supplai oksigen dan bebasnya airway, dan adekuatnya pernapasan diperiksa kembali. Bila tidak adekuat, langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan adalah:

- Hentikan perdarahan eksternal

- Pasang 2 IV line berkaliber besar (14 atau 16 G) bila memungkinkan

- Berikan cairan bila tersedia

• Disability

Penilaian neurologis cepat (apakah pasien sadar, member respon suara terhadap rangsang nyeri, atau pasien tidak sadar). Tidak ada waktu untuk melakukan pemeriksaan Glasgow Coma Scale, maka sistem AVPU pada keadaan ini lebih jelas dan cepat:

- Awake (A)

- Verbal response (V)

- Painful response (P)

- Unresponsive (U)

• Exposure

Tanggalkan pakaian pasien dan cari apakah ada luka. Bila pasien disangkakan mengalami trauma leher maupun spinal, immobilisasi dalam suatu garis lurus sangat penting(Wilkinson, 2000)

Manajemen Airway

Prioritas utama adalah membuat atau memelihara airway yang bebas.

- Berbicara pada pasien

Page 8: LI LBM 1 BLOK 22

Seorang pasien yang dapat berbicara dengan jelas pasti memiliki airway yang bebas. Pasien yang tidak sadar mungkin saja membutuhkan bantuan airway dan ventilasi. Vertebra cervical harus dilindungi selama dilakukannya intubasi endotracheal bila diduga adanya trauma kepala, leher atau dada. Penyumbatan airway paling sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada pasien-pasien yang tidak sadarkan diri(Wilkinson, 2000).

check response shout for help