li lbm 4 mata wicak.docx

Upload: yunitia-anjani

Post on 05-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    1/24

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    2/24

    lensa. &enurut teori ini, kalium dan molekulmolekul lainnya seperti asamasam amino

    secara aktif ditransport ke anterior lensa melalui epitelium. !emudian berdifusi keluar 

    dengan gradien konsentrasi melalui belakang lensa.di mana tidak ada sistem transport

    aktif. !ebalikannya, natrium mengalir melalui belakang lensa dengan sebuah gradien

    konsentrasi yang kemudian secara aktif diganti dengan kalium melalui epitelium. Sebagai pendukung teori ini, gradien anteroposterior ditemukan untuk kedua ion: kalium

    terkonsentrasi pada anterior lensa, dan natrium pada bagian posterior lensa. !ondisi seperti

     pendinginan yang menginaktifasi pompa en)im tergantung energi juga mengganggu

    gradien ini. !ebanyakan aktifitas dari *a+, !+'-ase ditemukan dalam epitelium lensa.

    &ekanisme transport aktif akan hilang jika kapsul dan epitel yang menempel dilepaskan

    dari lensa, tetapi tidak terjadi jika hanya kapsul saja yang dilepaskan melalui degradasi

    en)imatik dengan kolagenase. 'emuantemuan ini mendukung hipotesis yang menyatakan

     bah%a epitel adalah tempat primer untuk transport aktif pada lensa. *atrium dipompakan

    keluar menuju aueous humor dari dalam lensa, dan kalium masuk dari aueous humor kedalam lensa. -ada permukaan posterior lensa /lensaitreus, perpindahan solut terjadi

    secara difusi pasif. ancangan asimetris ini bermanifestasi dalam gradien natrium dan

    kalium sepanjang lensa dengan konsentrasi kalium lebih tinggi pada depan lensa dan lebih

    rendah di belakang lensa. Dan kebalikannya konsentrasi natrium lebih tinggi di belakang

    lensa daripada di depan. anyak dari difusidifusi ini terjadi pada lensa melalui sel ke sel

    dengan taut antar sel resistensi rendah.

    !eseimbangan kalsium juga penting untuk lensa. !adar normal intrasel dari

    kalsium dalam lensa adalah sekitar 30 m& di mana kadar kalsium di luar mendekati 2 &

    esarnya gradien transmembran kalsium dipertahankan secara primer oleh pompa kalsium/4a2+'-ase. &embran sel lensa juga secara relatif tidak permeabel terhadap kalsium.

    (ilangnya homeostasis kalsium akan sangat mengganggu metabolisme lensa. -eningkatan

    kadar kalsium dapat berakibat pada beberapa perubahan meliputi tertekannya metabolisme

    glukosa, pembentukan agregat protein dengan berat molekul tinggi dan aktiasi protease

    yang destruktif.

    'ransport membran dan permeabilitas juga termasuk perhitungan yang penting

     pada nutrisi lensa. 'ransport aktif asamasam amino mengambil tempat pada epitel lensa

    dengan mekanisme tergantung pada gradien natrium yang diba%a oleh pompa natrium.

    5lukosa memasuki lensa melalui sebuah proses difusi terfasilitasi yang tidak secara

    langsung terhubung oleh sistem transport aktif. (asil buangan metabolisme meninggalkan

    lensa melalui difusi sederhana. erbagai macam substansi seperti asam askorbat, myo

    inositol dan kolin memiliki mekanisme transport yang khusus pada lensa.

    PATOFISIOLOGI KATARAK DIA!TIK 

    !atarak diabetik merupakan salah satu penyebab gangguan penglihatan yang utama pada

     pasien diabetes melitus selain retinopati diabetik. -atofisiologi terjadinya katarak diabetik

     berhubungan dengan akumulasi sorbitol di lensa dan terjadinya denaturasi protein lensa. 6, 10

    !atarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi/penambahan cairan lensa, atau akibat denaturasi protein lensa. -ada diabetes melitus terjadi

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    3/24

    akumulasi sorbitol pada lensa yang akan meningkatkan tekanan osmotik dan menyebabkan

    cairan bertambah dalam lensa. Sedangkan denaturasi protein terjadi karena stres oksidatif oleh

    7S yang mengoksidasi protein lensa /kristalin. 6, 10

    • $ubis, odiah ahma%ati. 2008. Diabetik Retinopati. 9niersitas Sumatra 9tara: &edan.

    •hasar Drouilhet ;(. 200

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    4/24

    Dengan semakin bertambahnya ketebalan dari dinding pembuluh darah maka pantulan

    cahaya yang diberikan oleh pembuluh darah akan semakin berkurang dan timbul reflek

    cahaya reddish brown. >ni dinamakan reflek copper wire. pabila keadaan ini berlanjut

    maka akan terjadi penebalan yang disertai pengecilan lumen askuler. pabila tidak dapat

    ditemukan lagi collum of blood  %alaupun hanya pantulan garis tipis maka keadaan ini

    disebut dengan silver wire.

    Selain adanya penebalan dinding askuler, pada arteriosklerotik timbul pula kelainan

     pada arteriolovenous crossing . rteriol dan enula biasanya berada dalam satu

     pembungkus adentisial ditempat penyilangan. danya sklerotik pada dinding arteriol

    akan dapat menyebabkan kompresi pada enula yang menyebabkan obstruksi pada enula

    dan mengakibatkan arteriolovenous nicking . 'anda ini disebut dengan Gunn’s sign.

    Selain tanda tersebut dapat pula ditemui  Sallu’s sign  yaitu defleksi enula ketika

     bersilangan dengan arteriol. Dalam keadaan normal enula akan bersilangan dengan

    arteriol dengan membentuk sudut yang tajam. Dengan adanya sklerotik maka penyilangan

    tersebut membentuk sudut yang lebih lebar.

    4. Apa hubungan menggunakan kacamata minus dari kecil dengan

    keluhan pasien?Pernah mempunyai miopi dlm jangka waktu lama.2 komplikasi miopi : strabismus konergen dan ablasio retina!erusakan di retina akibat ablasio retina "terpisahnya sel keru#ut dan

    batang retina dari sel epitel retina$. Ablasio juga dpt mengakibatkan

    katarak.Miopi  dlm lensa dan itreus mengandung malondialdehide lebih tinggi

     meningkatkan resiko timbulnya katarak.5. Mengapa dokter merencanakan untuk melakukan laser

    fotokoagulasi retina sebelum dilakukan operasi pengambilanlensa?

    6. Mengapa pada pemeriksaan ditemukan lensa keruh tidak merata?Ada beberapa sebab :

    o Primer  didasarkan krn adanya metabolisme dasar lensa.

    %emakin tebal berat lensa  daya akomodasi smkn lemah krn epitel

    lensa berubah jadi penurunan densitas sel epitelia dan

    penyimpangan di&erensiasi serat lensa.  hilangnya kejernihan

    lensa.o %ekunder akibat tindakan pembedahan lensa.

    o !omplikasi penyakit mata atau umum7. Mengapa pada pemeriksaan segmen posterior terdapat kelainan

    pada retina dan vitreus?

    SK!MA PATOFISIOLOGI R!TI'OPATI DIA!TIK 

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    5/24

    -'7?>S>7$75>

    'ransparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation

    /sodium dan kalium. !edua kation berasal dari humour aueous dan itreous.

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    6/24

    !adar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan

    kadar natrium di bagian posterior lebih besar. >on ! bergerak ke bagian posterior 

    dan keluar ke aueous humour, dari luar >on *a masuk secara difusi dan bergerak 

    ke bagian anterior untuk menggantikan ion ! dan keluar melalui pompa aktif *a! 

    '-ase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh 4a'-ase

    &etabolisme lensa melalui glikolsis anaerob /

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    7/24

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    8/24

    dinding tersebut terus terdesak sehingga tampak sebagai mikroane#risma pada pemeriksaan

    funduskopi. eberapa mikroaneurisma dan defek dinding askular lemah yang lainnya dapat

     pecah hingga terjadi bercak perdarahan pada retina yang juga dapat dilihat pada funduskopi.

    ercak perdarahan pada retina biasanya dikeluhkan penderita dengan  floaters atau benda yang

    melayanglayang pada penglihatan. 26, <

    5ambaran retina penderita D&

    Keb#taan pada Retinopati Diabetik 

    -enyebab kebutaan pada retinopati diabetik dapat terjadi karena 6 proses berikut, antara lain:

    1 etinal Detachment /blasio etina

    -eningkatan sintesis growth factor  pada retinopati diabetik juga akan menyebabkan

     peningkatan jaringan fibrosa pada retina dan corpus itreus. Suatu saat jaringan fibrosis ini

    dapat tertarik karena berkontraksi, sehingga retina juga ikut tertarik dan terlepas dari tempat

    melekatnya di koroid. -roses inilah yang menyebabkan terjadinya ablasio retina pada

    retinopati diabetik.3

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    9/24

    2 7klusi askular retina

    -enyempitan lumen askular dan trombosis sebagai efek dari proses biokimia%i akibat

    hiperglikemia kronis pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya oklusi askular retina.

    7klusi ena sentralis retina akan menyebabkan terjadinya ena berkelokkelok apabila oklusi

    terjadi parsial, namun apabila terjadi oklusi total akan didapatkan perdarahan pada retina danitreus sehingga mengganggu tajam penglihatan penderitanya. pabila terjadi perdarahan

    luas, maka tajam penglihatan penderitanya dapat sangat buruk hingga mengalami kebutaan.

    -erdarahan luas ini biasanya didapatkan pada retinopati diabetik dengan oklusi ena sentral,

    karena banyaknya dinding askular yang lemah. 3, 6

    Selain oklusi ena, dapat juga terjadi oklusi arteri sentralis retina. rteri yang mengalami

     penyumbatan tidak akan dapat memberikan suplai darah yang berisi nutrisi dan oksigen ke

    retina, sehingga retina mengalami hipoksia dan terganggu fungsinya. 7klusi arteri retina

    sentralis akan menyebabkan penderitanya mengeluh penglihatan yang tibatiba gelap tanpa

    terlihatnya kelainan pada mata bagian luar. -ada pemeriksaan funduskopi akan terlihat

    seluruh retina ber%arna pucat. 3, 6

    3 5laukoma

    &ekanisme terjadinya glaukoma pada retinopati diabetik masih belum jelas. eberapa

    literatur menyebutkan bah%a glaukoma dapat terjadi pada retinopati diabetik sehubungan

    dengan neoaskularisasi yang terbentuk sehingga menambah tekanan intraokular. 3, <

      Retinopati diabetic nonproli(erati( 

    entuk yang paling ringan, dan sering tidak memperlihatkan gejala.

    &ikroaneurisma yang terjadi pada kapier retina merupakan tanda paling a%aldengan oftalmoskop tampak berupa bintik merah dengan diameter 1@B0 im dan

    sering kelihatan pada bagian posterior. 'erjadinya mikroaeurisma diduga

     berhubungan dengan factor asoproliferatif yang dihasilkan endotel, kelemahan

    dinding kapiler akibat berkurangnya sel perisit, meningkatnya tekanan intraluminar 

    kapiler 

    !elainan morfologi lainena retina menglami dilatasi danberkelokkelok,

     penebalan membrane basalis, perdarahan ringan /akibat kebocora eritrosit, eksudat

    keras /akibat kebocoran dan deposisi lipoprotein plasma yang tampak sebagai

     bercak kuning dan eksudat lunak yang tamak sebagai cotton %ool spot /daerah

    retina dengan gambaran bercak %arna ptih pucat dimana kapiler mengalami

    sumbatan, edema macula /rusaknya sa%ar retinadarah bagian dalam pada tingkat

    endotel kapiler retina sehingga terjadi kebocoran cairan dan konstituen plasma kedalam retina di sekitarnya

    Dalam %aktu 13 tahun nonproliferatif sering berkembang menjadi proliferatif.

    Retinopati diabetic proli(erati,e

    Ditandai dengan pembentukan pembuluh darah baru /hanya terdiri dari satu lapis sel

    endotel tanpa sel perisit dan membrane basalis sehingga sangat rapuh dan mudah

    mengalami perdarahan. Dapat meluas ke itreus, menimbulkan perdarahan di sana

    dan mengakibatkan kebutaan. pabila perdarahan terus berulang, dapat terjadi

     jaringan fibrosa atau sikatriks pada retina, sikatrik dapat menarik retina sampai

    terlepasablasio retina

    -embuluh darah baru juga dapat terbentuk di stroma iris dan bersama dengan

     jaringan fibrosa yang terjadi dapat meluas sampai ke sudut chamber anterior menghambat aliran keluar humor akuosglaukoma neoaskuler 

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    10/24

    !ebutaan dapat terjadi jika ditemukan pembuluh darah baru yang meliputi F daerah

    diskus, adanya perdarahan preretina, pembuluh darah baru dimana saja yang disertai

     perdarahan, perdarahan di lebih dari separuh diskus atau itreus

    PATOFISIOLOGI KATARAK DIA!TIK 

    !atarak diabetik merupakan salah satu penyebab gangguan penglihatan yang utama pada

     pasien diabetes melitus selain retinopati diabetik. -atofisiologi terjadinya katarak diabetik

     berhubungan dengan akumulasi sorbitol di lensa dan terjadinya denaturasi protein lensa. 6, 10

    !atarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

    /penambahan cairan lensa, atau akibat denaturasi protein lensa. -ada diabetes melitus terjadi

    akumulasi sorbitol pada lensa yang akan meningkatkan tekanan osmotik dan menyebabkan

    cairan bertambah dalam lensa. Sedangkan denaturasi protein terjadi karena stres oksidatif oleh

    7S yang mengoksidasi protein lensa /kristalin. 6, 10

    • $ubis, odiah ahma%ati. 2008. Diabetik Retinopati. 9niersitas Sumatra 9tara: &edan.

    • hasar Drouilhet ;(. 200

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    11/24

     peningkata sintesis de noo dari diasilgliserol, yaitu suatu regulator -!4

    dari glukosa

    Selain pengaruh hiperglikemia melalui berbagai jalur metaboisme, sejumlah

    factor lain yang terkait dengan D& seperti peningkatan agregasi trombosit,

     peningkatan agregasi eritrosit, iskositas darah, hipertensi, peningktan lemak darah, dan faktorertumbuhan, diduga juga ikut berperan dalam tmbulnya

    retinopati diabetic

    mekanisme ara ker/a Terapi

    ldose reduktase &eningkatakan produksi soritol,

    menyebabkan keruskan sel

    ldose reduktase inhibitor 

    inflamasi &eingkatkan perlekatan leukosit

     pada endotel kapiler, hipoksia,

    kebocoran, edema makula

    spirin

    -!4 &engaktifkan G5? /ascular

    endhotel gro%th factor,

    diaktifkan oleh D5

    /diacylglicerol padahiperglikemia

    >nhibitor terhadap -!4 #

    isoform

    7S /reactie oEygen species &enyebabkan keruakan en)im

    dan komponen sel yang penting

    ntioksidan

    5 /adanced glycation end

     product

    &engaktifkan en)imen)im yang

    merusak 

    aminoguanidin

     *itrit oEide synthase &eningkatkan produksi radikal

     bebas, mengaktifkan G5?

    minoguaidin

    &enghambt ekspresi gen &enyebabkan hambatan terhadap

     jalur metabolism sel

    elum ada

    poptosis sel perisit dan sel

    endotel

    -enurunan aliran darah ke retina,

    meningkatkan hipoksia

    elum ada

    G5? &eningkat pada hipoksia retina,

    menimbulkan kebocoran, edem

    macula, neoaskular 

    ?otokoagulasi panretinal

    -D? /pigment epithelium

    deried factor

    &enghambat neoaskularisasi,

    menurun pada hiperglikemia

    >nduksi produksi -D? oleh gen

    -D?

    5( dan >5?> &erangsang neoaskularisasi (ipofisektomi, 5(receptor

     blocker, ocreotide

     

    Pato(isiolo$i

    !esehatan dan aktiitas metabolism retina sangat tergantung pada jaringan kapiler retina.

    !apiler retina membentuk jaringan yang menyebar ke seluruh permukaan retina kecuali suatudaerah yan.diabetic terletak pada kapiler retina tersebut. Dinding kapiler retina terdiri dari 3

    lapisan dari luar ke dalam, yaitu sel perisit, membrane basalis, dan sel endotel.

    Sel perisit dan sel endotel dihubungkan oleh pori ag terdapat pada membrane sel yang terletak 

    di antara keduanya. Dalam keadan normal perbandingan jumlah sel erisit dan selendotel

    kapiler retina adalah 1:1 sedangkan pada kapiler perifer yang lain 20:1.

    o Sel perisit berfungsi mempertahankan struktur kapler , mengatur kontraktilitas, membantu

    mempertahankan fungsi barier dan transportasi kapiler serta mengendalikan proliferasi

    endotel.

    o &embrane basalis berfungsi sebagai barier dengan mempertahankan permeabilitas kapiler 

    agar tidak terjadi kebocoran

    o Sel endotel saling berikatan erat satu sama lain dan bersamasama dengan matriks ekstrasel

    dari membrane basalis membentuk barier yang bersifat selektif terhadap beberapa jenis protein dan molekul kecil

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    12/24

    -erubahan histopatologis kapiler retina pada retinopati diabetic dimulai dari penebalan

    membrane basalis, hilngnya perisit dan proliferasi endotel. -tofisiologi retinopati diabetic

    melibatkan @ proses dasar yang terjadi di tingkat kapiler, yaitu :

    o -embentukan mikroaneurisma

    o -eningkatan permeabilitas pembuluh darah

    o

    -enyumbatan pembuluh darah

    iskemia retinao -rolierasi pembuluh darah baru /neoascular dan jaringan fibrosa di retina

    o !ontraksi dari jaringan fibrosa kapiler dan jaringan iterus

    !ebutaan akibat D dapat terjadi melalui mekanisme berikut :

    o dema macula atau noperfusi kapiler 

    o -embentukan pembuluh darah baru dan kontraksi jaringan fibrsa menyebabkan ablasio retina

    o -embuluh darah baru menimbulkan perdarahan preretina dan itreus

    o -ebentukan pembuluh darah baru dpat menimbulkan glaukoma

    8. DD? 

    KATARAK KO'G!'ITAL DA' D!*!LOPM!'TAL

    !atarak ini terjadi akibat gangguan pada pertumbuhan normal lensa. pabila

    gangguan tersebut terjadi sebelum lahir, anak yang lahir akan mengalami katarak kongenital.

    7leh karena itu kekeruhan pada katarak kongenital terbatas pada nukleus embrionik atau

    fetalis.

    !atarak deelopmental dapat terjadi dari infan sampai adolesen. 7leh karena itu,

    kekeruhan dapat terjadi pada nukleus infantil atau nukleus de%asa, bagian terdalam dari

    korteks atau kapsul. !atarak kongenital dan deelopmental memiliki gambaran yang

     berariasi dan bisa saja tidak disertai dengan gangguan isus. !atarak tersebut dideteksi

    melalui pemeriksaan slit%lamp dengan midriasis penuh.

    !tiolo$i

    -enyebab pasti katarak kongenital dan deelopmental belum diketahui. eberapa faktor yang

    dihubungkan dengan tipe tertentu katarak dijelaskan sebagai berikut:

    1. (erediter 

    ?aktor genetik yang berperan dalam terjadinya katarak berhubungan dengan anomali pola

    kromosom indiidu. Sekitar sepertiga katarak kongenital bersifat herediter. ;enis katarak yang

    familial adalah katarak pulerulenta, katarak )onular /juga dapat terjadi secara non

    familial, coronary cataract .2. ?aktor maternal

    a. &alnutrisi selama kehamilan telah dihubungkan dengan katarak )onular nonfamilial.

     b. >nfeksi maternal seperti rubella dihubungkan dengan katarak pada @0A kasus. >nfeksi

    maternal lainnya yang dihubungkan dengan katarak kongenital termasuk toksoplasmosis dan

     penyakit cytomegalo%inclusion.

    c. 7batH katarak kongenital juga sering dikaitkan dengan obat yang dikonsumsi oleh ibu selama

    kehamilan /misalnya talidomid, kortikosteroid.

    d. adiasiH paparan radiasi selama kehamilan dapat menyebabkan katarak kongenital.

    3. ?aktor fetus atau infantil

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    13/24

    a. Defisiensi oksigen /anoksia yang dihubungkan dengan perdarahan plasenta.

     b. 5angguan metabolisme pada fetus atau infant, misalnya galaktosemia, defisiensi

    galaktokinase, dan hipoglikemia neonatal.

    c. !atarak yang berhubungan dengan kelainan kongenital lainnya, seperti pada sindrom $o%e,

    disftrofi miotoni, dan iktiosis kongenital.d. &alnutisi pada infant juga dapat menyebabkan katarak deelopmental.

    6. >diopatik 

    Sekitar @0A kasus katarak kongenital dan deelopmental merupakan kasus sporadik dan

    etiologinya tidak diketahui.

    Klasi(ikasi2

    1. !atarak !ongenital !apsular 

    a. !atarak kapsular anterior: nonaksial, statis, dan secara isual tidak signifikan.

     b. !atarak kapsular posterior: jarang, biasanya berkaitan dengan sisa arteri hialoidea yang persisten.

    2. !atarak -olar 

    a. !atarak polar anteriorH melibatkan bagian sentral dari kapsul anterior dan diantara korteks

    superfisial. (al ini dapat terjadi melalui:

    'erlambatnya perkembangan bilik mata depan. -ada kasus ini, kekeruhan biasanya

     bilateral, statis, dan secara isual tidak signifikan.

    -erforasi kornea. !atarak juga dapat didapat pada usia infantil dengan adanya kontak 

    antara kapsul lensa dengan bagian belakang kornea, biasanya setelah perforasi kornea yang

    disebabkan oleh oftalmia neonatorum atau sebab lain. b. !atarak polar posteriorH dikaitkan dengan: sisa arteri hialoidea persisten&'ittendorf dot(,

    lentikonus posterior, ersisten Hyperplastic rimary )itreus /-(-G.

    3. !atarak *uklear 

    a. !atarak pulerulenta sentralis /katarak nuklear embriogenik. !atarak jenis ini bersifat

    genetik dan terjadi akibat hambatan perkembangan lensa pada stadium a%al, oleh karena itu

    melibatkan nukleus embriogenik. !ondisi ini terjadi bilateral dan ditandai dengan kekeruhan

     berebentuk lingkaran kecil di tengah lensa. 5ambaran kekeruhan tersebut seperti bedak,

    sehingga disebut pulerulenta dan biasanya tidak berefek pada penglihatan.

     b. !atarak nuklear totalH kekeruhan biasanya terjadi di nukleus embriogenik dan fetal, kadang

    kadang di nukleus infantil. !atarak jenis ini mempunyai ciri kekeruhan dengan densitas

    seperti kapur &chalky( di bagian sentral yang sangat mengganggu penglihatan. !ekeruhan

     biasanya bilateral dan nonprogresif.

    6. !atarak $amelar 

    !atarak lamelar atau )onular merupakan katarak kongenital paling banyak yang

    menyebabkan gangguan isus, dan sekitar 6

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    14/24

    kadang infeksi maternal rubella yang diidap antara minggu keC dan ke8 kehamilan juga

    dapat menyebabkan katarak lamellar.

    !ekeruhan pada katarak lamelar terjadi pada nukleus fetal di sekeliling nukleus

    embriogenik. !adangkadang terlihat dua gambaran kekeruhan seperti cincin. &assa lensa

    yang tidak mengalami kekeruhan jelas di internal dan eksteranal )ona katarak, kecualikekeruhan kecil yang berbentuk liniar seperti jarijari roda, yang dapat terlihat hampir di

    ekuator. !atarak lamelar biasanya bilateral dan sering menyebabkan defek penglihatan yang

     berat.

    @. !atarak Sutural dan ksial

    !ekeruhan berupa punctate opacities yang tersebar di sekitar anterior dan posterior 

    suturaI. katarak ini biasanya statis, bilateral, dan tidak banyak berefek pada penglihatan.

    !ekeruhan tiap indiidu berariasi dalam ukuran dan bentuk serta mempunyai pola yang

     berbeda, oleh karena itu dibagi menjadi:

    a. !atarak floriformH kekeruhan lensa tersusun seperti daun bunga.

     b. !atarak kolariformH kekeruhan lensa berbentuk seperti batu karang.

    c. !atarak bentuk tombak &spear%shaped(H kekeruhan lentikular dalam bentuk tumpukan jarum

    kristalin yang tersebar.

    d. !atarak embriogenik aksial anteriorH kekeruhan berupa titik di dekat suturaI anterior.

    B. !atarak 5eneral

    a$  *oronary cataract H merupakan bentuk katarak deelopmental yang terjadi pada usia

     pubertas, oleh karena itu melibatkan nukleus adolesen atau bagian terdalam dari korteks.

    !ekeruhan sering dalam jumlah banyak, sekitar ratusan, dan memiliki distribusi radial yang

    teratur di bagian perifer lensa. Selama kekeruhan terjadi di bagian perifer, penglihatan

     biasanya tidak terganggu.

    b$   Blue dot cataract H disebut juga cataracta%punctata%caerulea. !atarak ini biasanya terjadi

     pada dekade pertama sampai kedua kahidupan, mempunyai cirri kekeruhan berupa titik 

    kebiruan di bagaian perifer nukleus adolesen dan lapisan terdalam korteks lensa. !ekeruhan

     biasanya statis dan tidak berefek pada penglihatan.

    c. !atarak kongenital totalH dapat unilateral atau bilateral, kebanyakan merupakan kasus

    herediter. -enyebab terpenting adalah infeksi rubella pada trimester pertama kehamilan.

    iasanya anak lahir dengan katarak nuklear densitas putih. !atarak ini merupakan jenis yang

     progresif. $ensa dapat lunak atau mencair /katarak &orgagni kongenital.

    !atarak rubella kongenital dapat terjadi sebagai bagian tersendiri maupun bagaian dari

    sindrom rubella klasik, yaitu:

      5angguan okular: katarak kongenital, retinopati garam dan lada &salt and pepper 

    retinopathy(, dan mikroftalmus

      5angguan telingaH ketulian akibat destruksi organ 4orti

      5angguan jantung: duktus arteriosus yang paten / atent Ductus Arteriosus, stenosis

     pulmonal, dan defek septum entrikel.

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    15/24

    d. !atarak membranosa kongenital

    !adangkadang terjadi absorpsi parsial atau total dari katarak kongenital, menyisakan

    katarak membranosa yang tipis. -asien biasa terdiagnosa sebagai afakia kongenital. (al ini

    dihubungkan dengan sindrom (allermannStreiff?rancois.

    Dia$nosis Di(erensial

    !atarak kongenital yang bermanifestasi sebagai leukokoria perlu dibedakan dengan

    kondisi lain yang menyebabkan leukokoria, seperti retinoblastoma,retinopathy of prematurity,

    atau persistent hyperplastic primary vitreus /-(-G.

    KATARAK S!'ILIS

    !atarak senilis atau biasa juga disebut Jagerelated cataractK merupakan katarak 

    dapatan yang paling sering, mengenai umur lebih dari @0 tahun. Setelah umur C0 tahun, lebih

    dari ndia menunjukkan sekitar C2A kebutaan disebabkan oleh katarak. 'idak ada

     perbedaan insiden antara lakilaki dan perempuan.

    !tiolo$i!atarak senilis berkembang seiring dengan proses bertambahnya usia.

    tiopatogenesis yang pasti belum jelas, beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya

    katarak senilis adalah:

    . ?aktor yang berpengaruh terhadap onset umur, jenis, dan maturitas katarak senilis

    1. (erediterH berperan dalam insiden, onset umur, dan maturasi katarak senilis pada keluaraga

    yang berbeda.

    2. >radiasi ultraioletH banyak studi epidemiologi menunjukkan peranan paparan sinar 

    ultraiolet terhadap lebih a%alnya onset dan maturitas dari katarak senilis.

    3. ?aktor dietH defisiensi protein tertentu, asam amino, itamin /riboflain, itamin , itamin

    4, dan elemen esensial diduga mempercepat onset dan maturitas katarak senilis.

    6. !risis dehidrasiH adanya episode dehidrasi sebelumnya /misalnya diare, kolera juga

    dihubungkan dengan cepatnya onset dan maturitas katarak.

    @. &erokokH mengaikabtkan akumulasi molekul 3 hidroksikinurinin berpigmen dan kromofor 

    yang dapat menyebabkan %arna kekuningan. Sianat pada rokok menyebabkan karabamilasi

    dan denaturasi protein lensa.

    . -enyebab katarak presenilis

    >stilah katarak presenilis menunjukkan kekeruahan pada lensa yang terjadi sebelum

    umur @0 tahun. ?aktor penyebab

    1. (erediterH faktor herediter dihubungakn dengan lebih a%alnya onset dan maturitas.

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    16/24

    2. Diabetes mellitusH Jagerelated cataractK terjadi lebih cepat pada diabetes, jenis yang paling

    sering adalah katarak nuklear 

    3. Distrofi miotonikH dihubungkan dengan katarak subkapsular posterior.

    6. Dermatitis atopiH berkaitan dengan katarak presenil /katarak atopik pada 10A kasus.

    4. &ekanisme kehilangan transparansi&ekanisme hilangnya transparansi berbeda pada katarak nuklear dan kortikal.

    1. !atarak senil kortikal

    5ambaran perubahan biokimia pada katarak senil kortikal adalah berkurangnya protein total,

    asam amnio, dan kalium yang dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi natrium dan

    hidrasi lensa, diikuti oleh koagulasi protein. &ekanisme kehilangan transparansi= kejernihan

    korteks lensa seperti pada gambar berikut:

    2. !atarak senil nuklear

    -ada katarak senil nuklear, terjadi peningkatan signifikan dari protein yang tidak larut air.-rotein total dan distribusi kation dalam batas normal. Selain itu jiga dapat atai tidak 

     berhubungan dengan depost pigmen urokrom dan=atau melanin turunan dari asam amnio pada

    lensa.

    Stadi#m Mat#ritas

    A.  Mat#ritas katarak senil mat#r tipe kortikal

    1. Stadium separasi lamellar 

    -erubahan a%al pada keadaan senil adalah pemisahan serat lensa oleh cairan. ?enomena

    separasi= pemisahan lamellar ini hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan slit%lamp.

    -erubahan ini bersifat reersibel.2. Stadium katarak insipien

    -ada stadium ini kekeruhan diantara lensa yang masih jernih dapat dideteksi lebih a%al. da

    dua bentuk yang berbeda pada stadium ini, yaitu:

    a !atarak kuneiformisH ditandai oleh kekeruhan berbentuk baji yang berada di antara lensa

    yang masih jernih. -ada penyinaran oblik katarak stadium ini tampak sebagai kekeruhan

     berbentuk seperti jarijari roda yang bejalan radial dengan %arna putih keabuan

     b !atarak kupuliformisH pada katarak jenis ini berkembang kekeruhan berbentuk seperti

     piring ca%an tepat di ba%ah kapsul yang biasanya di sentral korteks posterior /katarak 

    subkapsular posterior

    3. !atarak senil imatur 

    -ada stadium ini lensa ber%arna putih keabuan /seperti pada gambar 10 tetapi masih ada

    korteks yang jernih sehingga tampak bayangan iris &iris shadow(. -ada beberapa pasien, lensa

     bias menjadi bengkak oelh karena hidrasi yang terusmenerus. !eadaan ini disebut katarak 

    inumesen.

    6. !atarak senil matur 

    -ada katarak stadium ini kekeruhan menjadi komplit oleh karena korteks secara keseluruhan

    telah terlibat. Larna lensa menjadi seperti mutiara. !atarak matur disebut juga katarak 

    matang.

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    17/24

    @. !atarak senil hipermatur 

    a !atarak hipermatur &orgagnianH pada beberapa pasien, setelah maturitas seleuruh korteks

    mencair dan lensa berada dalam kantung berisi cairan seperi susu. *ukleus lensa yang kecil

     ber%arna kecoklatan berada di ba%ah.

    -ada stadium ini kadangkadang terjadi deposit kalsium yang dapat terlihat di kapsul lensa.

     b !atarak hipermatur tipe sklerotikH setelah stadium matur kadang korteks lensa mengalami

    disintegrasi dan lensa menjadi mengkerut akibat kebocoran cairan. !apsul anterior mengkerut

    dan menebal akibat proliferasi selsel anterior dan katarak kapsular dengan densitas putih

    dapat terbentuk di area pupil. 7leh karena lensa mengkerut, bilik mata depan menjadi dalam

    dan iris tremulans /iridodonesis.

    .  Mat#ritas katarak senil mat#r tipe n#klear

    -ada katarak nuklear, proses sklerosis menyebabkan lensa menjadi tidak elastic lagi

    dan keras sehingga menurunkan kemampuan akomodasinya dan menghalangi masuknyacahaya.perubahan tersebut terjadi di bagian sentral dan secara perlahan menyebar ke perifer 

    hampir ke kapsul ketika sudah menjadi matang.

     *ukleus dapat menjadi bera%an secara disuf /keabuan atau ter%arnai /kuning

    sampai hitam akibat deposit pigmen. !atarak nuklear berpigmen dapat ber%arna coklat

    /katarak brunesen, atau hitam /katarak nigra, dan lebih jarang ber%arna kemerahan /katarak 

    rubra

    GAMARA' KLI'IS

    5ambaran klinis yang dirasakan pasien katarak pada umumnya serupa :

    1. Silau. Salah satu gangguan penglihatan yang terjadi dini pada katarak adalah rasa silau atau

    ketidakmampuan menoleransi cahaya terangH misalnya sinar matahari langsung atau lampu

    kendaraan bermotor. Derajat silau tergantung pada lokasi dan ukuran kekeruhan lensa.

    2. -oliopia uniokular. Dapat berupa melihat dua atau tiga bayangan objek. (al ini juga

    merupakan gejala dini dari katarak yang disebabkan oleh refraksi yang tidak beraturan akibat

    indeks refraktif yang berariasi sebagai hasil dari proses kekeruhan lensa.

    3. (alo ber%arna. (al ini mungkin dirasakan oleh beberapa pasien sebagai cahaya putih yang

    terpecah menjadi spektrum %arna akibat adanya droplet air di lensa.

    6. intik hitam di depan mata. intik hitam yang stasioner dapat dirasakan oleh beberapa

     pasien.

    @. -andangan kabur, ditorsi gambar, dan pandangan berkabut dapat terjadi pada stadium a%al

    katarak. -enurunan atau hilangnya penglihatan. !emunduran isus akibat katarak senilis

    mempunyai beberapa gambaran tipikal. -englihatan yang menurun atau hilang secara

     perlahan tanpa diseratai rasa nyeri. -asien dengan kekeruhan sentral /misalnya pada katarak 

    kupuliformis merasa mengalami kemunduran penglihatan lebih a%al. -englihatan dirasakan

    lebih baik ketika pupil midriasis pada malam hari dengan cayaha yang suram &day blindness(.

    -ada pasien dengan kekeruhan lensa di bagian perifer /misalnya pada katarak kuneiformis

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    18/24

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    19/24

    Tin$kat 1 $unak -utih atau kuning

    kehijauan

    Tin$kat 2 $unakagak padat !ekuningan

    Tin$kat 3gak padat !uning

    Tin$kat 4 -adat !ecokelatan

    Tin$kat 5 Sangat padat !ehitaman

     

    Tabel 4. -engelompokan konsistensi= kepadatan nuleus berdasarkan pemeriksaan slit%lamp

    KOMPLIKASI

      !omplikasi operasi dapat berupa komplikasi preoperatif, intraoperatif, postoperatif 

    a%al, postoperatif lanjut, dan komplikasi yang berkaitan dengan lensa intra okular &intra

    ocular lens, +"(.

    A.  Komplikasi preoperati( 

    1 nsietasH beberapa pasien dapat mengalami kecemasan /ansietas akibat ketakutan akan

    operasi. gen an!iolytic seperti dia)epam 2@ mg dapat memperbaiki keadaan.

    2 *ausea dan gastritisH akibat efek obat preoperasi seperti aseta)olamid dan=atau gliserol.

    !asus ini dapat ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi gejala.

    3 !onjungtiitis iritatif atau alergiH disebabkan oleh tetes antibiotik topical preoperatif,

    ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari.

    6 brasi korneaH akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan

    tonometer Schiot). -enanganannya berupa pemberian salep antibiotik selama satu hari dan

    diperlukan penundaan operasi selama 2 hari.

    .  Komplikasi intraoperati( 

    1 $aserasi m. rectus superiorH dapat terjadi selama proses penjahitan.

    2 -erdarahan hebatH dapat terjadi selama persiapan con-unctival flap atau selama insisi ke

     bilik mata depan.

    3 4edera pada kornea /robekan membrane Descemet, iris, dan lensaH dapat terjadi akibat

    instrumen operasi yang tajam seperti keratom.

    6 4edera iris dan iridodialisis /terlepasnya iris dari akarnya

    @ $epas= hilangnya itreousH merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi akibat ruptur 

    kapsul posterior &accidental rupture( selama teknik 44.

    .  Komplikasi postoperati( a6al

    !omplikasi yang dapat terjadi segera setelah operasi termasuk hifema, prolaps iris, keratopati

    striata, ueitis anterior postoperatif, dan endoftalmitis bakterial.

    D.  Komplikasi postoperati( lan/#t

    *ystoid 'acular Edema &*'E(, delayed chronic postoperative endophtalmitis, seudophakic

     Bullous .eratopathy &B.(, ablasio retina, dan katarak sekunder merupakan komplikasi yang

    dapat terjadi setelah beberapa %aktu post operasi.!.  Komplikasi &an$ berkaitan den$an IOL

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    20/24

    >mplantasi >7$ dapat menyebabkan komplikasi seperti uveitis%glaucoma%hyphema syndrome

    &/GH syndrome(, malposisi >7$, dan sindrom lensa toksik &to!ic lens syndrome(.

    PROG'OSIS

      'indakan pembedahan secara defenitif memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebihdari 44 tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan

    tindakan pembedahan yang sangat lama populer.>44 tidak boleh dilakukan atau

    kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 60 tahun yang masih mempunyai ligamen

    hialoidea kapsular. -enyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma,

    ueitis, endoftalmitis, dan perdarahan.

    2. !7tra aps#lar ataract !7traction ) !! +

    'indakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan

    memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat

    keluar melalui robekan. -embedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan

    kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensaintra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk 

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    21/24

    terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada

    ri%ayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk 

    mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.

    Penlit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

    3. P-acoem#lsi(ication

    -hakoemulsifikasi /phaco adalah teknik untuk 

    membongkar dan memindahkan kristal lensa.

    -ada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil

    /sekitar 23mm di kornea. 5etaran ultrasonic

    akan digunakan untuk menghancurkan katarak,

    selanjutnya mesin -(47 akan menyedot

    massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah

    lensa >ntra 7kular yang dapat dilipat

    dimasukkan melalui irisan tersebut. !arena

    incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya,

    yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktiitas seharihari.'ehnik 

    ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis

    P!'ATALAKSA'AA'

      &eski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresiitas atau

    mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan. 'idak perlu

    menunggu katarak menjadi MmatangN. Dilakukan tes untuk menentukan apakah katarak 

    menyebabkan gejala isual sehingga menurunkan kualitas hidup. -asien mungkin mengalami

    kesulitan dalam mengenali %ajah, membaca, atau mengemudi. eberapa pasien sangat

    terganggu oleh rasa silau. -asien diberikan informasi mengenai prognosis isual mereka dan

    harus diberitahu pula mengenai semua penyakit mata yang terjadi bersamaan yang bias

    mempengaruhi hasil pembedahan katarak.

    Penataksanaan 'on8eda-1. 'erapi -enyebab !atarak 

    -engontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obatobatan yang bersifat

    kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari iradiasi /infra

    merah atau sinarO dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenesis.

    Selain itu penanganan lebih a%al dan adekuat pada penyakit mata seperti ueitis dapat

    mencegah terjadinya katarak komplikata.

    2. &emperlambat -rogresiitas

    eberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium digunakan pada katarak stadium

    dini untuk memperlambat progresiitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    22/24

     belum jelas. Selain itu juga disebutkan peran itamin dan aspirin dalam memperlambat

     proses kataraktogenesis.2

    3. -enilaian terhadap -erkembangan Gisus pada !atarak insipien dan >matur 

    a efraksiH dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi.

     b -engaturan pencahayaanH pasien dengan kekeruhan di bagian perifer lensa /area pupil masih jernih dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang. erbeda dengan

    kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang ditempatkan di samping dan sedikit

    di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik.

    c -enggunaan kacamata gelapH pada pasien dengan kekeruhann lensa di bagian sentral, hal ini

    akan memberikan hasil yang baik dan nyaman apanila beraktiitas di luar ruangan.

    d &idriatilH dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lataral aksial dengan kekeruhan

    yang sedikit. &idriatil seperti fenilefrin @A atau tropikamid 1A dapat memberikan

     penglihatan yang jelas.

    Pembeda-an Katarak   -embedahan katarak adalah pengangkatan lensa natural mata /lensa kristalin yang

    telah mengalami kekeruhan, yang disebut sebagai katarak.

    Indikasi

    >ndikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi isus,medis,

    dan kosmetik.

    1. >ndikasi isusH merupakan indikasi paling sering. >ndikasi ini berbeda pada tiap indiidu,

    tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktiitas sehariharinya.

    2. >ndikasi medisH pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa

    matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaukoma imbaslensa &lens%induced glaucoma(, endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina

    misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina.

    3. >ndikasi kosmetikH kadangkadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak 

    /meskipun kecil harapan untuk mengembalikan isus untuk memperoleh pupil yang hitam.

    ;enisjenis operasi katarak :

    1. -hacoemulsification /-haco

    $ikuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi

    yang lebih kecil di kornea atau sklera anterior /2@ mm dengan menggunakan getaran

    getaran ultrasonik. iasanya tidak dibutuhkan penjahitan. 'eknik ini bermanfaat pada katarak 

    kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. 'eknik ini kurang efektif pada katarak 

    senilis yang padat, dan keuntungan insisi limbus yang kecil agak berkurang kalau akan

    dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intraokuler 

    fleksibel yang dapat dimasukkan melalui insisi kecil seperti itu. &etode ini merupakan

    metode pilihan di *egara arat.

    2. Small >ncision 4ataract Surgery /S>4S

    >nsisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi berariasi dari @8 mm. *amun tetap

    dikatakan S>4S sejak design arsiteknya tanpa jahitan, -enutupan luka insisi terjadi dengan

    sendirinya /selfsealing. 'eknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature,

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    23/24

    mature, dan hypermature. 'eknik ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma fakolitik dan

    dapat dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.

    3. Etracapsular 4ataract Etraction /44

    >nsisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior /biasanya 1012 mm, bagiananterior kapsul dipotong dan diangkat, nukleus diekstraksi, dan korteks lensa dibuang dari

    mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga menyisakan kapsul posterior. >nsisi

    harus dijahit. &etode ini diindikasikan pada pasien dengan katarak yang sangat keras atau

     pada keadaan dimana ada masalah dengan fakoemulsifikasi. -enyulit yang dapat timbul

    adalah terdapat korteks lensa yang dapat menyebabkan katarak sekunder.

    6. >ntracapsular 4ataract Etraction />44

    -rosedur ini memiliki tingkat komplikasi yang sangat tinggi sebab membutuhkan insisi

    yang luas dan tekanan pada itreous. 'indakan ini sudah jarang digunakan terutama pada

    negaranegara yang telah memiliki peralatan operasi mikroskop dan alat dengan teknologitinggi lainnya.

    Lensa Intraok#lar

      Setelah pengangkatan katarak, lensa intraokular />7$ biasanya diimplantasikan ke

    dalam mata. !ekuatan implan >7$ yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya

    dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan dengan kelengkungan kornea /maka

     juga kekuatan optik secara optik. !ekuatan lensa umumnya dihitung sehingga pasien tidak 

    akan membutuhkan kacamata untuk penglihatan jauh. -ilihan lensa juga dipengaruhi oleh

    refraksi mata kontrolateral dan apakah terdapat katarak pada mata tersebut yang

    membutuhkan operasi.

    "". %omplikasi?!atarak tergantung stadium :%t. 'mmatur  glaukoma sekunder yg menyebabkan lensa men#embng%t. ,ipermatur  glaukoma sekunder ttpi tjd penyumbatan di aliran humor

    a-uos  ueitis patotoksi!omplikasi pas#a operasi katarak  ablasio retina( astigmatisme( ueitis

    dan glaukoma.etinopati diabeti#a rubeitis iridis progresi/ glaukoma neoaskuler dan

    ablasio retina.etinopati hipertensi  oklusi #abang a0. etina #entral yg menyebabkan

    penurunan isus  kebutaan"&. Macam teknik operasi pengambilan lensa?

    edah katarak :

    'ntrakapsuler dg mengangkat lensa melalui insisi limbus superior

  • 8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx

    24/24

    )kstrakapsler insisi limbus sup dan anterior kapsul dipotong dan

    diangkat( nukleus diekstraksi( korte dibuang dari mata dg irigasi shg

    menyisakan kapsul posterior.

    akoemulsi4kasi  dg irigasi atau aspirasi bisa juga keduanya.