leaflet epilepsi

4
MENGENAL PENYAKIT EPILEPSI Epilepsi atau ayan adalah suatu penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak secara berulang-ulang dan alasannya tidak jelas. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa ataupun anak-anak. Jika tidka ditangani secara cepat, penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian. Epilepsi terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui alasan utamanya. Sehingga orang yang mengalaminya menjadi kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Penyebab Epilepsi Epilepsi dapat disebabkan oleh berabagi sebab. Penyakit epilepsi dikarenakan oleh Otak kita terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), yang bertugas mengoordinasikan semua aktivitas tubuh kita termasuk perasaan, penglihatan, berpikir, menggerakkan otak. Pada penderita ayan, kadang- kadang sinyal-sinyal tersebut, tidak beraktivitas sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai unsur-unsur, antara lain; trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala) dan lain sebagainya. Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, stroke, tumor otak, alkohol. Kadang- kadang, ayan mungkin juga karena faktor genetika, tetapi ayan bukan penyakit yang selalu berasal dari faktor keturunan. Gejala Epilepsi Yang Umum Diketahui Gejala epilepsi dapat diawali dari tatapan mata yang kosong dari si penderita. Jika seseorang tiba-tiba saja berhenti melakukan sesuatu yang sedang dikerjakan serta tatapan matanya kosong seperti sedang melamun, hal itu perlu diwaspadai. Sebab gejala penyakit epilepsi semacam ini

Upload: fubuteki

Post on 14-Feb-2016

317 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

leaflet

TRANSCRIPT

Page 1: Leaflet Epilepsi

MENGENAL PENYAKIT EPILEPSI

Epilepsi atau ayan adalah suatu penyakit saraf

menahun yang menimbulkan serangan mendadak secara berulang-ulang dan alasannya tidak jelas. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa ataupun anak-anak. Jika tidka ditangani secara cepat, penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian. Epilepsi terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui alasan utamanya. Sehingga orang yang mengalaminya menjadi kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.

 Penyebab Epilepsi

Epilepsi dapat disebabkan oleh berabagi sebab. Penyakit epilepsi

dikarenakan oleh Otak kita terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), yang bertugas mengoordinasikan semua aktivitas tubuh kita termasuk perasaan, penglihatan, berpikir, menggerakkan otak. Pada penderita ayan, kadang-kadang sinyal-sinyal tersebut, tidak beraktivitas sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai unsur-unsur, antara lain; trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala) dan lain sebagainya. Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, stroke, tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena faktor genetika, tetapi ayan bukan penyakit yang selalu berasal dari faktor keturunan.

Gejala Epilepsi Yang Umum Diketahui

Gejala epilepsi dapat diawali dari tatapan mata yang kosong dari si penderita. Jika seseorang tiba-tiba saja berhenti melakukan sesuatu yang sedang dikerjakan serta tatapan matanya kosong seperti sedang melamun, hal itu perlu diwaspadai. Sebab gejala penyakit epilepsi semacam ini disebut sebagai kejang

petit mal. Lengan atau kepala anak mungkin akan tampak lunglai, namun kejang jenis ini biasanya tidak akan menyebabkan anak jatuh ke bawah atau kehilangan kesadaran. Setelah kejang berakhir (berlangsung dalam waktu 30 detik sampai satu menit) anak tidak akan menyadari apa yang telah terjadi. Selain itu kejang total yaitu kejang yang paling serius. Kejang total akan menyebabkan anak jatuh ke tanah dan kehilangan kesadaran. Kejang total biasanya berlangsung sekitar 2 sampai 5 menit. Selama kejang berlangsung tubuh anak akan kaku dan bergetar tak terkendali. Anak mungkin akan kehilangan kontrol kandung kemihnya, sehingga keluar air seni tanpa disadarinya. Selain itu, air liur mungkin juga akan keluar disertai bola mata anak yang memutar ke belakang. Setelah kejang berakhir, anak akan bingung selama beberapa menit, otot-ototnya menjadi sakit dan akan tertidur untuk waktu yang lama.

Terapi Epilepsi

Tujuan utama terapi epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup optimal, sesuai dengan perjalanan penyakit epilepsi dan disabilitas fisik maupun mental yang dimilikinya.

Page 2: Leaflet Epilepsi

Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan beberapa upaya, antara lain menghentikan bangkitan (seizure), mengurangi frekuensi bangkitan, mencegah timbulnya efek samping, menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah timbulnya efek samping dari Obat Anti Epilepsi (OAE). Umumnya, 70% bangkitan dapat teratasi dengan 1 jenis OAE, sedangkan 30% sulit diatasi meskipun dengan 3 atau lebih OAE yang kita sebut sebagai epilepsi refrakter.

Cara Kerja Terapi Epilepsi

Terapi epilepsi dimulai dengan monoterapi, terapi penyakit epilepsi yaitu memberikan 1 jenis OAE pilihan sesuai dengan jenis bangkitan atau sesuai dengan jenis sindrom epilepsi. Dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan secara bertahap hingga dosis efektif tercapai atau timbul efek samping. Bila dengan penggunaan dosis maksimum obat pertama tidak dapat mengontrol bangkitan, maka dokter akan menambahkan OAE kedua. Bila OAE kedua tadi telah mencapai kadar terapi, OAE pertama akan

diturunkan secara bertahap dan perlahan-lahan. Penambahan obat ketiga akan diberikan bila terbukti bangkitan tidak dapat diatasi dengan penggunaan dosis maksimal pada kedua OAE pertama tadi.

Memilih obat yang tepat bagi seseorang dengan epilepsi bukanlah hal yang mudah.Selain pemilihan OAE berdasarkan jenis bangkitan atau jenis sindrom epilepsi, juga harus mempertimbangkan umur, jenis kelamin, kondisi tubuh, berat badan dan respons masing-masing orang terhadap pengobatan yang diberikan. Dibutuhkan waktu sebelum seorang dokter menentukan jumlah dan jadual pengobatan yang dapat menghasilkan respons terbaik dengan efek samping paling sedikit.

Terapi Epilepsi Dengan Diet Ketogenik

Adapula diet ketogenik sebagai cara atau terapi untuk epilepsi. Diet ketogenik adalah diet dengan kandungan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dan protein sehingga memicu keadaan ketosis. Diet ini mengandung 2-4 gram lemak untuk

setiap kombinasi 1 gram karbohidrat dan protein. Diet ketogenik biasanya digunakan sebagai terapi dari epilepsi. Melalui diet ketogenik, lemak menjadi sumber energi dan keton terakumulasi di dalam otak sehingga menjadi tinggi kadarnya (ketosis). Keadaan ketosis ini dipercaya dapat menghasilkan efek antikonvulsi, yang dapat mengurangi simptom epilepsi dengan mengurangi frekuensi dan derajat kejang, meskipun bagaimana mekanisme biokimia peristiwa ini belum diketahui dengan pasti. Pada anak-anak diet ini dirasakan lebih efektif dibandingkan orang dewasa, terapi epilepsi khususnya pada saat obat antikolvusan tidak bekerja secara efektif atau menjadi kontraindikasi.