lapsus ujian samlih f.20.0.docx

36
Laporan Kasus Ujian Skizofrenia Residual (F20.5) Oleh : Nanda Sulistyaningrum NIM. I1A008084 Pembimbing dr. H. Asyikin Noor, Sp.KJ, MAP

Upload: nanda-sulistyaningrum

Post on 08-Apr-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan kasus sambang lihum

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Laporan Kasus Ujian

Skizofrenia Residual (F20.5)

Oleh :

Nanda Sulistyaningrum

NIM. I1A008084

Pembimbing

dr. H. Asyikin Noor, Sp.KJ, MAP

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSJ SAMBANG LIHUM

GAMBUT

September 2012

Page 2: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SR

Usia : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat :Desa Kapuk 2 RT. 07 Kecamatan Satui, Kabupaten

Tanah Bumbu

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku : Jawa

Bangsa : Indonesia

Status Perkawinan : Kawin

MRS Tanggal : 7 September 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

- Alloanamnesa pada tanggal 7 September 2012, pukul 16.00 WITA,

diperoleh dari ibu tiri pasien (Ny.H) dan suami pasien (Tn.T).

- Autoanamnesa pada tanggal 7 September 2012, pukul 16.30 WITA

A. KELUHAN UTAMA

Mengamuk

1

Page 3: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

KELUHAN TAMBAHAN

Sulit tidur, berbicara sendiri, tertawa sendiri.

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Alloanamnesa

Menurut keluarga pasien, pasien mulai mengamuk sejak tahun 1990

dan memberat atau menjadi lebih sering dalam beberapa bulan terakhir ini.

Perilaku pasien ini mulai berubah sejak pasien melahirkan anak pertamanya

pada tahun 1990. Setelah melahirkan, pasien pernah sakit-sakitan. Anak

pertama pasien sempat dirawat oleh pasien selama 17 hari dan kemudian

meninggal saatt disusui oleh pasien. Sejak saat itu pasien mulai terlihat

berbicara sendiri, tertawa dan terkadang menangis sendiri.

Pasien sebelumnya tidak pernah dibawa untuk berobat ke dokter

maupun Rumah Sakit karena keluarga merasa masih bisa menangani

perubahan perilaku pasien tersebut. Hingga pada akhirnya perilaku

mengamuk pasien semakin memberat.

Dua bulan yang lalu (bulan juli 2012), pasien mulai kesulitan tidur, dan

mengamuk. Saat mengamuk, pasien menceburkan dirinya ke dalam sumur.

Keluarga tidak mengetahui mengapa pasien mengamuk. Kemudian keluarga

membawa pasien ke bidan desa dan mendapatkan obat penenang. Obat

tersebut berwarna jingga dan putih. Setelah meminum obat tersebut pasien

terlihat sedikit lebih tenang.

Satu bulan yang lalu (bulan agustus 2012) pasien mengamuk lagi dan

membawa pisau. Pasien mengejar tetangga di lingkungan rumahnya. Perilaku

2

Page 4: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

pasien ini meresahkan masyarakat di sekitarnya. Pasien terakhir kali

mengamuk tadi malam dan mencoba mencekik ibu tiri pasien tanpa alasan

yang jelas.

Menurut keluarga, pasien pernah bercerita bahwa dirinya mendengar

bisikan-bisikan di telinganya yang memintanya untuk bersabar terhadap

segala kesulitan di dunia ini. Pasien juga terlihat senang dan berkata bertemu

dengan Allah dan nabi. Pasien merasa dirinya adalah utusan Allah.

Pasien bisa makan dan minum sendiri tanpa disuruh. Pasien juga bisa

mandi dan berpakaian sendiri. Pasien pernah berkata bosan hidup dan ingin

mati saja hingga pada akhirnya 3 hari yang lalu pasien ke dapur untuk

mengambil pisau dan berlari keluar rumah ke jalanan dengan niat untuk

membiarkan dirinya tertabrak mobil di jalanan. Pasien tidak pernah

meminum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan maupun merokok.

Pasien tinggal bersama ibu tirinya sejak pasien berumur 7 tahun. Saat

masa anak-anak dan remaja, pasien merupakan anak yang pendiam dan

mudah marah sehingga pasien memiliki sedikit teman. Pasien bersekolah

hingga lulus SMP dan menikah. Pasien tidak bekerja. Pasien telah menikah

sebanyak 4 kali dan memiliki 3 orang anak.

Autoanamnesa

Saat dijulurkan tangan untuk berjabat tangan pasien membalas, dan

mengaku namanya adalah Siam. Saat ditanya beberapa pertanyaan pasien

menjawab dengan kooperatif. Saat proses wawancara, mulut pasien terlihat

3

Page 5: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

komat-kamit seperti sedang berdzikir. Pasien terlihat labil, gelisah dan mudah

tersinggung.

Pasien menyangkal bila dirinya mengamuk dan ingin menyakiti orang

lain. Pasien mengaku kesulitan tidur dalam 2 bulan ini. Pasien mengaku

pernah mendengar bisikan-bisikan yang memintanya untuk terus bersabar

terhadap cobaan hidup yang dialaminya. Pasien juga berkata bahwa dirinya

bahagia karena sudah bertemu dengan Allah dan nabi. Pasien mengaku

dirinya adalah utusan Allah yang dikirim kedunia untuk menyelamatkan

umat. Pasien mengaku pernah merasa bosan hidup dan ingin mati saja ketika

banyak masalah.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- Os tidak pernah kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala

- Os tidak pernah ada riwayat demam dengan penurunan kesadaran

- Os ada riwayat kejang

- Os tidak pernah dirawat di RS sebelumnya

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal

Tidak didapatkan data yang cukup mendukung.

2. Infancy (usia 0-1,5 tahun, trust vs mistrust)

Tidak didapatkan data yang cukup mendukung.

3. Early childhood (1,5-3 tahun, autonomy vs shame, doubt)

Tidak didapatkan data yang cukup mendukumg.

4

Page 6: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

4. School age (6-12 tahun, industry vs inferiority)

Os merupakan anak yang pendiam.

5. Adolesence (12-20 tahun, identity vs identity confusion)

Os merupakan anak yang pendiam dan selalu curiga dengan orang lain.

Os jarang bersedia menceritakan masalahnya kepada orang lain. Os

menikah pada umur 14 tahun

6. Young adulthood (20-32 tahun, intimacy vs isolation)

Os memiliki hubungan dengan keluarga, tetangga dan teman yang

kurang baik.

7. Riwayat Pendidikan

Pada usia 6 tahun, os sekolah di SD selama 6 tahun dan prestasinya

biasa saja. Pada usia 11 tahun, os sekolah SMP. Saat lulus SMP usia 14

tahun, os tidak melanjutkan sekolah lagi.

8. Riwayat Pekerjaan

Os adalah seorang ibu rumah tangga.

9. Riwayat Perkawinan

Os telah menikah 4 kali. Os menikah pertama kali tahun 1889, saat usia

os 14 tahun os menikah dengan seorang laki-laki yang dikenalnya dari

orangtuanya. Os mempunyai 2 anak. Setelah 5 tahun menikah, os bercerai.

Kemudian os menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1995 dan tidak

dikarunia anak. Tahun 1999 os bercerai. Os menikah untuk ketiga kalinya

pada tahun 1999, dikaruniai 1 anak, tetapi pernikahan os tidak berlangsung

5

Page 7: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

lama. Tahun 2005 os bercerai. Tahun 2006 os menikah yang keempat

kalinya dan belum dikaruniai anak.

E. RIWAYAT KELUARGA

Genogram:

Herediter (-)

Keterangan :

Laki-laki :

Perempuan :

Pasien :

Meninggal :

6

Page 8: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Os adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Tidak ada riwayat penyakit

serupa di dalam keluarga os.

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Os tinggal berdua dengan suami keempat os dalam satu rumah. Lingkungan

rumah pasien tidak ada masalah berarti.

G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Os tidak merasa dirinya sakit.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pada saat datang ke IGD Jiwa Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum pasien

menggunakan baju bermotif bunga berwarna putih-biru , celana panjang hitam

dan berjilbab. Pasien tampak terawat.

2. Kesadaran

Baik

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Hiperaktif

4. Pembicaraan

Koheren, suara pelan, lancer dan kadang menjawab sesuai pertanyaan

5. Sikap terhadap Pemeriksa

Kooperatif

7

Page 9: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

6. Kontak Psikis

Kontak ada, wajar, dapat dipertahankan

B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF

KESERASIAN SERTA EMPATI

1. Afek (mood) : Euthym

2. Ekspresi afektif : Labil

3. Keserasian : serasi

4. Empati : dapat dirabarasakan

C. FUNGSI KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, intelegensi dan pengetahuan umum : sesuai usia dan

taraf pendidikan (Lulus SMP)

2. Orientasi

- Waktu : baik

- Tempat : baik

- Orang : baik

- Situasi : baik

3. Konsentrasi : baik

4. Daya Ingat : Jangka pendek : baik

Jangka panjang : baik

Segera : baik

5. Pikiran abstrak : baik

6. Bakat kreatif : memasak

8

Page 10: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

6. Kemampuan menolong diri sendiri : baik

D. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : halusinasi visual dan audio : (+/+)

2. Depersonalisasi dan derealisasi : tidak ada

E. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas : os berbicara secara spontan dan menjawab bila

ditanya

b. Kontinuitas : jawaban sesuai pertanyaan, koheren

c. Hendaya berbahasa : tidak ada

2. Isi Pikir

a. Preocupasi : tidak ada

b. Gangguan pikiran : waham (+) kebesaran dan curiga

F. PENGENDALIAN IMPULS

Kurang terkendali, mudah tersinggung

G. DAYA NILAI

1. Daya nilai sosial : baik

2. Uji Daya nilai : baik

3. Penilaian Realita : terganggu

9

Page 11: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

H. TILIKAN

Terganggu derajat 1: os tidak sadar bahwa dirinya sakit.

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

1. STATUS INTERNUS

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Gizi : baik

Tanda vital : TD = 140/100 mmHg

N = 86 x/m

RR = 22x/m

T = 36,7 C

Kepala:

Mata : palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,

pupil isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga : bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal

Hidung : bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada tumor, kotoran

hidung minimal

Mulut : bentuk normal dan simetris, mukosa bibir kering dan keluar busa,

pembengkakan gusi tidak ada dan tidak mudah berdarah, lidah

tremor.

10

Page 12: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Leher : Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak meningkat, tidak

ada pembesaran kelenjar getah bening.

Thoraks:

Inspeksi : bentuk dan gerak simetris

Palpasi : fremitus raba simetris

Perkusi :

- Pulmo : sonor

- cor : batas jantung normal

Auskultasi:

- pulmo : vesikuler

- cor : S1/S2 tunggal

Abdomen :

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Tidak nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi: bising usus (+) tidak meningkat

Ekstemitas : pergerakan bebas, tonus baik, tidak ada edema dan atropi , tremor (-),

akral dingin (+)

2. STATUS NEUROLOGIKUS

N I – XII : Tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal : Tidak ada

Gejala TIK meningkat : Tidak ada

11

Page 13: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Refleks Fisiologis : Normal

Refleks patologis : Tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Alloanamnesa :

Perubahan sikap pasien mulai terlihat sejak taun 1990, saat pasien

melahirkan anak pertamanya. Anak pertama pasien sempat dirawat oleh pasien

selama 17 hari dan meninggal saat disusui oleh pasien. Sejak saat itu pasien mulai

terlihat berbicara sendiri, tertawa dan terkadang menangis sendiri. Pasien juga

mulai mengamuk tetapi tidak sering.

Pasien sebelumnya tidak pernah dibawa untuk berobat ke dokter maupun

Rumah Sakit, hingga pada akhirnya perilaku mengamuk pasien semakin

memberat.

Dua bulan yang lalu (bulan juli 2012), pasien mulai kesulitan tidur, dan

mengamuk. Saat mengamuk, pasien menceburkan dirinya ke dalam sumur.

Kemudian keluarga membawa pasien ke bidan desa dan mendapatkan obat

penenang.

Satu bulan yang lalu (bulan agustus 2012) pasien mengamuk lagi dan

membawa pisau. Pasien mengejar tetangga di lingkungan rumahnya. Pasien

terakhir kali mengamuk tadi malam dan mencoba mencekik ibu tiri pasien tanpa

alasan yang jelas.

Pasien pernah mendengar bisikan-bisikan di telinganya yang memintanya

untuk bersabar terhadap segala kesulitan di dunia ini. Pasien mengaku bertemu

dengan Allah dan nabi. Pasien merasa dirinya adalah utusan Allah yang dikirim

12

Page 14: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

ke dunia untuk menyelamatkan umat. Pasien merasa curiga terhadap orang lain

disekelilingnya.

Pasien pernah berkata bosan hidup dan ingin mati saja hingga pada akhirnya

3 hari yang lalu pasien ke dapur untuk mengambil pisau dan berlari keluar rumah

ke jalanan dengan niat untuk membiarkan dirinya tertabrak mobil di jalanan.

Penilaian Status mental

Perilaku dan aktifitas psikomotor : hiperaktif

Kontak psikis : ada, wajar, dapat dipertahankan

Afek : euthym

Pembicaraan : koheren

Ekspresi afektif : labil, gelisah, mudah tersinggung

Sikap : kooperatif

Empati : dapat dirabarasakan

Konsentrasi : terganggu

Halusinasi : audio dan visual ada

Depersonalisasi : tidak ada

Arus pikir : baik

Waham : waham kebesaran dan curiga

Penilaian realita : terganggu

Tilikan : derajat 1

Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

13

Page 15: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. AKSIS I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0)

2. AKSIS II : Kepribadian paranoid (F 60.0)

3. AKSIS III : Hipertensi grade II

4. AKSIS IV : Masalah Keluarga

5. AKSIS V : GAF scale 50-41 (gejala berat dan disabilitas berat)

VII. DAFTAR MASALAH

1. ORGANOBIOLOGIK

Status interna : tidak ada gangguan

Status neurologik : tidak ada gangguan

2. PSIKOLOGIK

Perilaku dan aktivitas psikomotor hiperaktif, afek euthym, expresi afektif

labil, gelisah, kontak ada, wajar, empati dapat dirabarasakan, ada halusinasi audio

dan visual, ada waham curiga dan waham kebesaran, taraf tdapat dipercaya,

penilaian realitas terganggu dan tilikan derajat 1.

3. SOSIAL/KELUARGA

Os mulai sakit-sakitan setelah melahirkan anak pertama. Anak pertama os

meninggal saat berusia 17 hari.

VIII. PROGNOSIS

Diagnosa penyakit : dubia ad malam (Skizofrenia Paranoid)

Perjalanan penyakit : dubia ad malam (kronis)

14

Page 16: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Ciri kepribadian : dubia ad malam (paranoid)

Stressor psikososial : dubia ad malam (masalah keluarga)

Riwayat Herediter : dubia ad bonam

Usia saat menderita : dubia ad malam (15 tahun)

Pola keluarga : dubia ad bonam

Pendidikan : dubia ad malam (kelas 3 SMP)

Aktivitas pekerjaan : dubia ad bonam

Perkawinan : dubia ad malam (Sudah cerai 3 kali)

Ekonomi : dubia ad bonam

Lingkungan sosial : dubia ad bonam

Organobiologik : dubia ad malam (ada penyakit fisik)

Pengobatan psikiatrik : dubia ad malam (belum pernah dirawat)

Ketaatan berobat : dubia ad bonam (mau minum obat)

Kesimpulan : Dubia ad malam

IX. RENCANA TERAPI

Medika mentosa :

Cepezet 3 x 100mg

Lodomer 3 x 5 mg

Hexymer 3 x 2 mg

Amitriptilin 3 x 25 mg

Captopril 3 x 12,5 mg

Psikoterapi : Psikoterapi suportif terhadap penderita dan keluarga

15

Page 17: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Usul pemeriksaan penunjang: Laboratorium darah rutin dan kimia darah.

X. DISKUSI

Skizofrenia merupakan deskripsi sindrom dengan variasi penyebab

(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis

atau deteriorating) yang luas serta sejumlah akibat yang tergantung dari

perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya

ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran

dan persepsi serta afek yang tidak wajar(inappropriate) atau tumpul (blunted).

Kesadaran yang jernih (clear consiousness) dan kemampuan intelektual

biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang

kemudian (1).

Menurut PPDGJ III skizofrenia dapat ditegakkan berdasarkan

pedoman diagnosis harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat

jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam

atau kurang jelas) (1) :

a. - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda ; atau

- “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke

dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

16

Page 18: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

- “thought broadcasting”= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang

lain atau umum mengetahuinya; 

b. - “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

- “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas

merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,

atau penginderaan khusus);

- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau

mukjizat; 

c. Halusinasi auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien, atau

- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara), atau

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal

keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di

atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau

berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain).

17

Page 19: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada

secara jelas :

a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan

(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama

berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus.

b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak

relevan, atau neologisme;

c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi

tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,

dan stupor;

d. Gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,

dan respons empenderitaional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya

yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya

kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak

disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

(prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam

mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

18

Page 20: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed

attitude), dan penarikan diri secara sosial (1).

Berdasarkan anamnesa yang dilakukan secara alloanamnesa dan

autoanamnesa serta pemeriksaan status mental, menunjukkan bahwa penderita

berdasarkan kriteria diagnostik dari PPDGJ III didiagnosis sebagai

Skizofrenia Paranoid (F 20.0). Pasien didiagnosis dengan skizofrenia Paranoid

karena dari anamnesis didapatkan tanda-tanda skizofrenia yaitu terdapat

gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual serta didapatkan

adanya gangguan isi pikiran berupa waham. Sedangkan untuk gangguan alam

perasaan dan tingkah laku, sekarang ini pasien menunjukkan perilaku

hiperaktif dan afek euthym, dengan ekspresi labil, gelisah.

Secara lebih spesifik pada pasien ini didapatkan halusinasi auditorik

dan visual berupa suara yang membisikinya, suara yang menyuruhnya untuk

terus bersabar, kemudian pasien juga melihat laki-laki berjubah dan memakai

sorban putih yang menurutnya adalah nabi, serta pasien juga melihat keluarga

nabi.

Pada pasien ini didapatkan waham kebesaran yaitu merasa dirinya

adalah wali atau utusan Tuhan yang dikirim ke dunia untuk menyelamatkan

umat, serta waham curiga karena merasa keluarga lainnya ingin berbuat jahat

padanya.

Berdasarkan pemeriksaan psikiatrik didapatkan penampilan pasien

yang terawat. Perilaku dan aktifitas psikomotor hiperaktif dengan afek euthym

dan ekspresi fasial labil, gelisah, pembicaraan koheren, empati dapat

19

Page 21: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

dirabarasakan. Dari fungsi kognitif didapatkan daya konsentrasi dan daya

ingat baik.

Penderita skizofrenia paranoid biasanya memiliki kepribadian

paranoid ditandai sifat pencuriga, pencemburu, mudah tersinggung, humor

kurang, dingin di dalam pergaulan dan pendendam. Hal ini sesuai dengan

masa remaja pasien yang lebih suka menyendiri, sedikit teman, mudah

tersinggung dan cepat marah.

Stressol psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu

terpaksa mengadakan penyesuaian diri (adaptasi) untuk menanggulangi

stressor (tekanan mental) yang timbul. Namun, tidak semua orang mampu

melakukan adaptasi dan mampu menanggulanginya sehingga timbullah

keluhan-keluhan kejiwaan antara lain skizofrenia pada pasien ini. Pada

umumnya jenis stressor psikososial dpaat digolongkan menjadi : masalah

perkawinan, problem orang tua, hubungan interpersonal, pekerjaan,

lingkungan hidup, keuangan, hukum, perkembangan, penyakit fisik atau

cidera, faktor keluarga dan lain-lain. Sterssor psikososial pada pasien ini

adalah faktor keluarga dimana menurut saudara pasien, pasien berubah

perilaku sejak melahirkan anak pertama serta kematian anak pertamanya di

usia 17 hari. Kemudian ditambah lagi riwayat perkawinan pasien yang tidak

harmonis yaitu kawin cerai.

Terapi psikorfarmaka yang dianjurkan kepada penderita ialah Cepezet

(golongan Chlorpromazin) dan Lodomer (Haloperidol) yang merupakan obat

20

Page 22: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

antipsikotik golongan tipikal. Obat tersebut berguna untuk menghindari

terjadinya gejala peningkatan aktivitas fisik dan mental serta kurang tidur.

Cepezet yang diberikan kepada penderita berupa sediaan tablet dosis 3 x 100

mg dan Lodomer 3 x 5 mg. Titik tangkap kerjanya memblokade reseptor

dopamine pada reseptor post sinaptik di otak khususnya system limbik dan

ekstrapiramidal. Efek sekunder yang menguntungkan berupa sedatif yang kuat

untuk mengatasi gangguan tidur dan kegelisahan. Efek obat ini memerlukan

waktu 2-3 minggu untuk bekerja secara optimal. (2).

Obat anti psikotik juga dikenal sebagai neuroleptik dan juga sebagai

transquilizer mayor. Obat anti-psikotik pada umumnya membuat tenang

dengan mengganggu kesadaran dan tanpa menyebabkan aksitasi paradoksikal.

Penggunaan jangka panjang obat-obat ini memerlukan juga pemutusan obat

secara hati-hati. Pasien dapat kembali apabila prosedur pemutusan obatnya

kurang memadai. Sementara itu kambuhnya penyakit dapat terjadi beberapa

minggu kemudian sesudah pemutusan obat itu terjadi (2).

Gejala-gejala positif skizofrenia/psikotik antara lain agresifitas

(kecenderungan untuk berkelahi), hiperaktif, sikap permusuhan, halusinasi

dan waham, negativisme, insomnia dan mannerisme. Sedangkan gejala negatif

antara lain kurang pengertian diri, gangguan orientasi, daya ingat, afek dan

keinginan untuk melukai diri. Adapun efek samping dari pemberian obat anti

psikotik yaitu: (2)

1. Sedasi dan inhibisi psikomotor

21

Page 23: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

2. Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolenergik berupa mulut

kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, dan mata kabur).

3. Gangguan endokrin

4. Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia dan sindrom Parkinson

berupa : tremor, bradikinesia, rigiditas)

5. Hepatotoksik

Efek samping gangguan ekstrapiramidal Lodomer (haloperidol) lebih

besar dibandingkan chlorpromazine karena haloperidol lebih cenderung ke

blokade reseptor dopamine di sistem ekstrapiramidal daripada di system

limbik (sebaliknya untuk chlorpromazine) (2).

Apabila terjadi sindrom Parkinson maka penatalaksanaannya adalah

menghentikan obat anti psikosis atau bila obat anti psikosis masih diperlukan

diberikan Hexymer (trihexilphenidyl) 3x2 mg per oral setiap hari atau sulfas

atrofin 0,5-0,75 mg im. Jika sindrom Parkinson sudah terkendali diusahakan

penurunan dosis secara bertahap untuk menentukan apakah masih dibutuhkan

penggunaan obat anti Parkinson (2). Pada pasien ini untuk pencegahan

terjadinya sindrom Parkinson diberikan hexymer 3x2 mg.

Efek samping obat anti psikotik salah satunya adalah hepatotoksik

sehingga untuk memonitornya perlu pemeriksaan fungsi hati berkala. Adapun

pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah untuk mengevaluasi

pemberian antipsikosis yang mempunyai efek samping terhadap fungsi hati

dan ginjal karena hati merupakan organ utama untuk metabolisme obat-obat

psikotik (2).

22

Page 24: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

Pasien ini juga diberikan amitriptilin dosis 3 x 25 mg dan Captopril

dosis 3 x 12,5 mg. Captopril diberikan untuk mengendalikan tekanan darah

tinggi pada pasin, sedangkan Amitriptilin diberikan untuk mengurangi rasa

tertekan pasien terhadap kematian anak pertamanya yang sudah lama.

Amitriptilin termasuk golongan Tricyclic yang bekerja pada neurotransmitter

aminergic. Mekanisme kerjanya dengan menghambat re-uptake

neurotransmitter aminergic. Efek samping obat ini berupa sedasi, mulut

kering, penglihatan kabur, retensi urin (2).

Psikoterapi juga perlu diberikan pada pasien ini. Semua terapi diatas

sangat menunjang kesembuhan pasien. Sedangkan pemeriksaan laboratorium

darah dimaksudkan untuk mengetahui fungsi hepar dan ginjal karena efek

samping dari terapi psikofarmaka adalah hepatotoksik dan nefrotoksik (3).

23

Page 25: Lapsus Ujian SamLih F.20.0.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkasan

dari PPDGJ – III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma

Jaya, 2002.

2. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi

ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2007

3. Hawari D. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia.

Jakarta : FKUI, 2001.

24