lapsus ujian samlih dr asyikin akbar

33
Laporan Kasus Ujian F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID Oleh : Syamsu Akbar Khairillah I1A009088 Penguji dr. H. Asyikin Noor, Sp. KJ, MAP

Upload: syamsu-akbar-tasima

Post on 27-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

asyik

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Laporan Kasus Ujian

F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh :

Syamsu Akbar Khairillah

I1A009088

Penguji

dr. H. Asyikin Noor, Sp. KJ, MAP

UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa

FK Unlam-RSJD Sambang Lihum

Banjar

Januari, 2014

Page 2: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

IDENTITAS

Nama : Tn. KE

Umur : 47 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Duda

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pengangguran

Agama : Islam

Suku Bangsa : Banjar/Indonesia

Alamat : Desa Banua Asam, Pandawan, Kab. HST

Berobat tanggal : 26 Januari 2014

RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dengan keponakan pasien

(Tn.Arifin) pada hari Minggu tanggal 26 Januari 2014, pukul 07.00 WITA di

IGD RSJD Sambang Lihum.

A. KELUHAN UTAMA :

Mengamuk

B. KELUHAN TAMBAHAN :

Bicara sendiri, mendengar bisikan, curiga terhadap orang lain, tidak

bisa tidur.

1

Page 3: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Alloanamnesis:

Menurut keponakan pasien, pasien mengamuk sejak 4 hari SMRS

(tanggal 22 Januari 2014) yang lalu. Pasien mengamuk dan mengejar

orang-orang disekitarnya. Pasien mengamuk tanpa alasan yang jelas

Pasien awalnya hanya mengamuk dan mengejar saudara laki-lakinya, tapi

sekarang mengamuk pada siapa saja. Pada saat mengamuk pasien juga

berteriak keras dan mengeluarkan suara seperti hendak membunuh. Pasien

mengejar orang-orang disekitarnya dan memukul setiap orang yang ada

didekatnya dengan tangannya. Wajah pasien terlihat memerah dan

matanya melotot. Hal ini membuat keluarga dan tetangga pasien

ketakutan.

Satu hari sebelum mengamuk, pasien menjadi sulit tidur. Pasien

terjaga selama 24 jam. Pasien selalu mondar-mandir di dalam rumah

dengan tangan ke pinggang. Pasien terlihat gelisah dan ingin keluar rumah.

Karena keluarga takut pasien akan menganggu tetangga, jadi pasien tidak

diberi ijin keluar rumah.

Pada awal 2010 pasien mulai mendengar bisikan. Pasien menjadi

seperti ketakutan seperti dikejar-kejar seseorang. Pasien mendengar

bisikan seperti orang yang mau mencelakainya. Pasien terlihat seperti

melwan dengan bisikan itu. Sehingga terkadang pasien berteriak-teriak

mengajak orang itu berkelahi. Namun, keluarga tidak melihat siapa yang

berbicara dan diajak pasien berkelahi. Pasien merasa ada pikiran dari luar

2

Page 4: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

yang masuk mempengaruhi pikirannya. Pasien menjadi curiga dengan

lingkungan sekitarnya. Pasien mengira orang-orang mau menyakitinya.

Bisikan itu dirasakan sampai sekarang.

Keluhan berlanjut dengan adanya bicara kacau yang mulai timbul

pada Juli 2010. Pasien mulai bicara sendiri seperti ada lawan bicara.

Pasien seperti marah dengan lawan bicaranya itu. Pasien mengeluarkan

kata-kata seperti ingin membunuh, mengeluarkan kata-kata kotor lain

seperti “bodoh”, dll.

Keluhan dirasakan semakin memberat oleh keluarga. Pada bulan

Juli 2010 pasien dibawa berobat ke RSJD Sambang Lihum. Setelah

diperiksa, pasien meminta untuk rawat jalan saja, jadi tidak dirawat

inapkan. Pasien rajin berobat dan kontrol ke poliklinik. Pasien

mendapatkan tiga macam obat yaitu CPZ, HLP, dan THP yang

dimasukkan dalam kapsul diminum tiga kali sehari. Satu bulan setelah

menjalani pengobatan kondisi pasien membaik. Bisikan-bisikan yang

mengganggu pasien mulai hilang. Namun, bicara kadang-kadang masih

kacau.

Pasien tidak berobat lagi terhitung sejak bulan Juli 2013. Satu

bulan semenjak putus berobat keluhan kembali dirasakan. Pasien mulai

mendengar bisikan lagi seperti dulu, bicara bertambah kacau. Pasien

menarik diri dari lingkungan karena kadang-kadang ada perasaan takut

dengan orang. Pasien jadi sering terlihat menyendiri, diam, wajah terlihat

bingung, dan kalau ditanya kadang-kadang menjawab, terkadang tidak.

3

Page 5: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Menurut keponakannya, pasien mulai berubah semenjak ada

masalah dengan ruamh tangganya. Pasien sudah 3 kali menikah dan belum

mempunyai anak. Sekarang pasien juga sendiri dan tidak membina rumah

tangga lagi.

Pasien merupakan prinadi yang tertutup dan jarang menceritakan

masalahnya. Pasien merupakan orang yang kurang sensitif, kadang-kadang

suka menyendiri. Pasien juga merupakan pribadi yang datar dan kurang

bisa berekspresi.

Pasien masih bisa mengurus diri sendiri. Aktivitas seperti mandi,

makan, BAB, BAK tidak terganggu. Sebelum mengamuk, hubungan

dengan lingkungan tidak terganggu. Pasien masih bisa berhubungan

dengan keluarga tapi jarang bergaul dengan lingkungan sekitar.

Pasien tidak pernah mencoba melukai diri sendiri. Pasien tidak

pernah menggunakan obat-obatan terlarang ataupun alkohol, tetatpi pasien

memang seorang perokok. Pasien tidak ada sakit sebelum keluhan

dirasakan.

Autoanamnesis:

Pasien datang diantar oleh keluarganya (keponakan dan tetangga)

dengan tangan tidak terikat tapi pasien selalu dipegangi oleh keluarga.

Pasien mengenakan baju kemeja kotak-kotak berwarna coklat dengan

celana panjang coklat. Wajah pasien terlihat seperti orang marah. Pasien

dapat menyebutkan siapa namanya, dapat menyebutkan dari mana dirinya

4

Page 6: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

berasal dan dimana dia tinggal, dapat menyebutkan siapa yang

mengantarkannya ke RS, dan tau kalau waktu itu adalah pagi atau malam.

Pasien berkata dirinya tidak tahu kenapa dibawa ke RS. Pasien berulang

kali mencoba membuka gembok dari pintu dan berkata minta keluarkan

dari tempat kurungan.

Saat ditanya apakah pasien mendengar bisikan atau melihat hal-hal

aneh seperti bayangan pasien tidak menjawab. Pasien hanya berkata “ada

polisi” kemudian disambung kalimat “saya sudah baik”. Tidak ada

hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain.

Selama anamnesis, pasien hanya sebentar menatap mata pemeriksa.

Pasien juga hanya sedikit-sedikit menjawab pertanyaan yang diberikan.

Pasien lebih banyak diam dan menunduk ke bawah. Pasien selalu mondar-

mandir, seperti gelisah, tangan di kedua pinggang dengan muka terlihat

marah.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pada tanggal 26 Juli 2010 pasien dibawa berobat ke poliklinik

RSJD Sambang Lihum. Saat itu pasien datang dengan keluhan bicara

kacau. Bicara kacau dirasakan 10 hari sebelum pasien dibawa berobat.

Pasien sering bicara sendiri terutamam waktu malam hari. Pasien biacara

seperti marah-marah dengan lawan bicaranya. Pasien sering merasa dikejar

oleh orang lain dan mendengar bisikan berupa hinaan maupun cacian.

Pasien merasa orang tersebut adalah musuhnya.

5

Page 7: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Pasien rutin berobat sampai tanggal 10 Juli 2013. Setelah itu pasien

tidak berobat lagi karena dirasa keluhan membaik.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Menurut teori perkembangan jiwa anak menurut Erik Homburger Erikson.

1. Riwayat prenatal

Dari alloanamnesis dengan keponakan pasien tidak didapatkan

informasi yang cukup bermakna.

2. Riwayat Infanticy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust Vs Mistrust

Dari alloanamnesis dengan keponakan pasien tidak didapatkan

informasi yang cukup bermakna.

3. Riwayat Early Childhood (1,5 - 3 tahun) Autonomy Vs Shame and

Doubt

Dari alloanamnesis dengan keponakan pasien tidak didapatkan

informasi yang cukup bermakna.

4. Riwayat pre school Age (3 – 6 tahun) Initiative Vs Guilt

Dari alloanamnesis dengan keponakan pasien tidak didapatkan

informasi yang cukup bermakna.

5. Riwayat School Age (6 – 12 tahun) Industry Vs Inferiority

Dari alloanamnesis dengan keponakan pasien tidak didapatkan

informasi yang cukup bermakna.

6

Page 8: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

6. Riwayat Adolescence (12-20 tahun) Intimacy vs Isolation

Menurut keponakan pasien, pasien bersekolah sampai SMA.

Kemudian setelah lulus pasien bekerja di salah satu pabrik di

Banjarmasin.

7. Riwayat Young Adulthood (20-40 tahun) Intimacy vs Isolation

Keponakan pasien tidak mengetahui tepatnya umur berapa pasien

menikah. Pasien menikah sebanyak 3 kali. Pasien tidak pernah

mendapatkan anak selama pernikahan. Terakhir pasien bercerai

dengan istri ketiganya dan sekarang hidup sendiri.

8. Riwayat Pendidikan

Keponakan pasien tidak tau tepatnya usia berapa pasien mulai

bersekolah. Pasien bersekolah sampai SMA kemudian tidak

melanjutkan lagi ke jenjang yang lebih tinggi.

9. Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja setelah lulus SMA. Pasien bekerja di salah satu

pabrik di Banjarmasin yang bergerak di bidang perkayuan. Pasien

tidak pernah bermasalah di tempat kerjanya. Pasien berhenti bekerja

semenjak keluhan dirasakan.

10. Riwayat Perkawinan

Pasien menikah sebanyak tiga kali. Keponakan pasien tidak tau

tepatnya pada usia berapa pasien pertama kali menikah. Rumah tangga

pasien tidak harmonis. Pasien tidak memiliki seorang anakpun dari

pernikahannya. PAsien menikah 3 kali dan bercerai pada awal 2010.

7

Page 9: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

C. RIWAYAT KELUARGA

Penderita adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara. Hubungan dengan

anggota keluarga yang lain baik. Tidak ada riwayat penyakit yang sama

dengan pasien pada keluarga pasien. Keponakan pasien tidak tau lagi

anggota keluarga yang lain. Jadi, informasi tidak bisa digali lebih lanjut.

Genogram :

Keterangan

Laki-laki :

Perempuan :

Penderita :

Meninggal :

D. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Pasien tinggal sendiri di rumahnya. Rumah pasien dengan keluarga

berdekatan. Lingkungan pasien menerima pasien dengan baik walaupun

diketahui ada gangguan kejiawaan.

E. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGAN

Pasien tidak merasa dirinya sakit.

8

Page 10: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1.Penampilan

Pasien seorang laki-laki, datang dengan dipegangi keluarga. Pasien

menngenakan kemeja coklat kotak-kotak dengan celana kain panjang

berwarna coklat. Rambut pasien sebagian besar sudah beruban. Pasien

tampak cukup terawat.

2.Kesadaran

Compos mentis.

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Hiperaktif

1. Pembicaraan

Irrelevan

5. Sikap terhadap pemeriksa

Tidak kooperatif.

6. Kontak psikis

Kontak verbal ada, tidak dapat dipertahankan.

B. Keadaan Afektif, Perasaan, Ekspresi Afektif serta Empati

Afek : Tumpul

Ekspresi Afektif : Marah

Keserasian : Tidak Serasi

Empati : Tidak dapat diraba rasakan

9

Page 11: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

C. Fungsi Kognitif

Pendidikan : Cukup. Sekolah sampai SMA

Konsentrasi : Terganggu

Orientasi : Waktu : Terganggu

Tempat : Terganggu

Orang : Terganggu

Daya Ingat : Segera : Sulit dievaluasi

Jangka Pendek : Sulit dievaluasi

Jangka Panjang : Selui dievaluasi

Pikiran Abstrak : Sulit dievaluasi

Kemampuan menolong diri sendiri : Kurang

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi auditorik/visual (+/+)

Ilusi : tidak ada

Depersonalisasi/derealisasi : tidak ada

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktivitas : lambat

b. Kontinuitas : asosiasi longgar

c. Hendaya berbahasa : tidak ada

2. Isi Pikir :

a. Preokupasi : sulit dievaluasi

b. Gangguan Isi Pikir : waham curiga

10

Page 12: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

F. Pengendalian Impuls

Pengendalian impuls os terganggu.

A. Daya Nilai

Daya nilai sosial : Sulit dievaluasi

Uji daya nilai : Sulit dievaluasi

Penilaian realitas : Sulit dievaluasi

H. Persepsi

Sulit dievaluasi

I. Tilikan

Tilikan derajat 1 : Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit

J. Taraf dapat dipercaya

Tidak dapat dipercaya.

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Status Internus :

Keadaan Umum : Baik

Tanda Vital : Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 82 X/menit

Respirasi : 18 X/menit

Suhu : 36,3 oC

Bentuk badan : proporsional

Kulit : sawo matang, tidak sianosis, turgor cepat kembali,

kelembaban cukup, tidak anemis.

11

Page 13: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Kepala : Mata : Palpebra tidak edema , konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik, pupil isokor

Hidung : tidak ada sekret dan epistaksis

Mulut : Bibir tidak anemis, kelembaban cukup

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks : I : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Pa : Fremitus raba simetris kanan dan kiri

Pr : Cor : batas jantung normal

Pulmo : sonor

A : Cor : S1S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo: Vesikuler, Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)

Abdomen : I : Simetris, datar

A : Bising usus normal

Pa : Hepar/Lien tidak teraba,nyeri tekan epigastrium (-)

Pr : Timpani, asites (-), nyeri ketuk (-)

Ektremitas : Tidak ada edema atau atrofi.

Gangguan Lain : Benjolan di regio glutea sinistra, konsistensi kenyal,

mobile, nyeri tekan (-), berdarah (-), kemerahan (-)

Status Neurologis :

Nervus I-XII : tidak ada kelainan

Gejala rangsangan meningeal : tidak ada

Gejala TIK meningkat : tidak ada

Refleks fisiologis : normal

12

Page 14: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Refleks patologis : tidak ada

Pemeriksaan Laboratorium : Leukositosis

4. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Anamnesis:

Pasien mulai berperilaku aneh sejak bercerai dengan istri yang ketiga.

Perilaku aneh yang pertama muncul adalah bicara yang kacau. mendengar

bisikan sejak Juli 2010. Pasien mendengar bisikan seperti hinaan, cacian.

Pasien menjadi curiga dengan sekitarnya dan menarik diri dari lingkungan.

Pasien mulai mendengar bisikan yang berbunyi menghina, mencaci.

Pasien juga seperti melihatnya musuh didepannya dan berteriak marah.

Pasien menjadi curiga dengan lingkungannya dan mulai menarik diri.

4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengamuk dan menyerang

orang di sekitarnya.

Pasien tidak bisa tidur 1 hari sebelum keluhan mengamuk timbul

Pasien pernah menjalani pengobatan sejak Juli 2010 dan berhenti berobat

sejak Juli 2013.

Sejak berhenti berobat bisikan kembali muncul, pasien selalu terlihat

bingung dan gelisah, dan akhirmya mengamuk.

Pasien merupakan prinadi yang tertutup dan jarang menceritakan

masalahnya. Pasien merupakan orang yang kurang sensitif, kadang-kadang

suka menyendiri.

Pemeriksaan Psikiatri:

13

Page 15: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

- Penampilan : Cukup terawat

- Kesadaran : Jernih

- Perilaku : Hiperaktif

- Sikap : Non kooperatif

- Afek : Tumpul

- Ekspresi : Marah

- Orientasi : Terganggu

- Halusinasi : Audiotorik (+), visual (+)

- Waham : Curiga

- Arus pikir : Asosiasi longgar

- Preocupasi : Sulit dievaluasi

- Tilikan : Derajat 1

- Taraf dapat dipercaya : Tidak dapat dipercaya

5. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F 20.0

Aksis II : Ciri kepribadian skizoid

Aksis III : None

Aksis IV : Masalah keluarga

Aksis V : GAF scale 30-21 (disabilitas berat dalam komunikasi &

daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang).

6. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

14

Page 16: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Tidak ada kelainan.

2. Psikologik

Perilaku hiperaktif, afek tumpul, ekspresi marah, orientasi

terganggu, halusinasi auditorik/visual (+/+), waham curiga (+)

pengendalian impuls terganggu, arus pikir asosiasi longgar, tilikan

derajat 1.

3. Sosial/Keluarga

Terdapat masalah yang berkaitan dengan keluarga. Os bercerai dari

istrinya dan tidak mendapatkan anak, semenjak itu menjadi suka bicara

sendiri.

7. PROGNOSIS

Diagnosis penyakit : Dubia ad malam

Perjalanan penyakit : Dubia ad malam

Ciri kepribadian : Dubia ad malam

Riwayat herediter : Dubia ad bonam

Usia saat menderita : Dubia ad malam

Pola keluarga : Dubia ad bonam

Pendidikan : Dubia ad bonam

Aktivitas pekerjaan : Dubia ad malam

Ekonomi : Dubia ad malam

Lingkungan sosial : Dubia ad bonam

Organobiologi : Dubia ad bonam

Pengobatan psikiatri : Dubia ad malam

15

Page 17: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Ketaatan berobat : Dubia ad malam

Kesimpulan : Dubia ad malam

8. RENCANA TERAPI

Psikofarmaka :

Po. Chlorpromazine 3x100 mg tablet

Haloperidol 3 x 5 mg tablet

Trihexylpenidyl 3 x 2 mg tablet

Psikoterapi : Support terhadap penderita dan keluarga

Usul pemeriksaan penunjang: Laboratorium darah lengkap

9. DISKUSI

Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis

yang bermakna yaitu sering berbicara sendiri, mengamuk, merasa seperti

diancam, dan curiga dengan lingkungan. Keadaan ini menimbulkan

penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya sehingga

dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa.

Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak

ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum

yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat

disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan Jiwa

Psikotik Non-Organik.

     Pada pasien ditemukan adanya gangguan isi pikiran berupa waham

curiga yaitu pasien orang-orang ingin menyakitinya dan menjadi curiga

16

Page 18: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

dengan lingkungan. Pasien juga mendengar bisikan-biskan yang

mengancam dan pikiran pasien terasa seperti dipengaruhi oleh pikiran dari

luar selain dirinya. Sehingga berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis

sebagai Skizofrenia (F.20).

       Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham dan halusinasi yang

menonjol sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis

Gangguan Jiwa (PPDGJ-III), diagnosis diarahkan pada Skizofrenia

Paranoid (F.20.0).

Berdasarkan hasil anamnesis serta pemeriksaan status mental, dan

merujuk pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini

dapat didiagnosa sebagai skizofrenia paranoid (F20.0). Pedoman diagnostik

secara umum skizofrenia telah terpenuhi dan secara spesifik digolongkan ke

dalam skizofrenia paranoid.

Gejala yang ada pada penderita telah memenuhi pedoman umum

diagnostik untuk skizofrenia, yaitu adanya penyimpangan yang fundamental

dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta afek yang tidak wajar.

Dalam diagnosa skizofrenia, harus ada sedikitnya satu gejala yang sangat

jelas diantara gejala-gejala berikut (1):

Thought echo, atau Thought insertion, atau Thought broadcasting

Delution of control, delution of influence, delution of passivity, delution

perception

Halusinasi auditorik

Waham-waham menetap jenis lainnya.

17

Page 19: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini :

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja

Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan

Perilaku katatonik

Gejala-gejala “negatif”.

Adanya gejala tersebut berlangsung lebih dari 1 bulan, dan harus ada

perubahan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa prilaku pribadi

(personal behavior).

Pedoman diagnostik yang terpenuhi dari penderita adalah adanya waham

Kebesaran. Gejala-gejala ini sudah berlangsung lebih dari 1 bulan terakhir.

Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung

berlanjut (kronis, menahun). Oleh karenanya terapi pada skizofrenia

memerlukan waktu relatif lama berbulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini

bertujuan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan (relapse). Terapi

yang diberikan meliputi terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia

(psikofarmaka) dan terapi dengan memberikan edukasi dan support kepada

keluarga dan penderita (psikoterapi) (2).

Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala,

mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang

berkaitan dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk

mencapai taraf hidup yang terbaik. Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi

dan komunitas pendukung, dan psikoterapi adalah tiga komponen utama

dalam pengobatan (3).

18

Page 20: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-

syarat antara lain sebagai berikut (2) :

1. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relatif singkat

2. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil

3. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat gejala positif

maupun negatif skizofrenia

4. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)

5. Tidak menyebabkan kantuk

6. Memperbaiki pola tidur

7. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi

8. Tidak menyebabkan lemas otot

9. Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).

Penderita ini dianjurkan untuk mendapat terapi psikofarmaka dengan

Chlorpromazine 3x100 mg/hari yang merupakan obat anti psikotik yang

berguna untuk menghindari terjadinya gejala peningkatan aktivitas fisik

dan mental, serta kurang tidur. Selain itu ditambah dengan Haloperidol

(lodomer) 3x5 mg/hari yang juga sebagai anti psikotik yang mempunyai

efek sedasi lemah dan membantu menghilangkan gejala psikotik berupa

waham dan halusinasi (4).

Obat antipsikotik kuat seperti Haloperidol (lodomer), sering

menyebabkan gejala ekstrapiramidal seperti sindroma Parkinson (berupa

gemetar, badan kaku seperti robot, hipersalivasi) dan gejala

19

Page 21: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

ekstrapiramidal lainnya. Untuk mengatasi hal ini, digunakan obat

Trihexipenidil (hexymer) 3 x 2 mg tablet/hari (4).

Mekanisme kerja obat antipsikosis adalah memblokade Dopamine

pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik

dan sistem ekstrapiramidal sehingga efek samping obat anti psikosis

adalah (4):

1. Sedasi dan inhibisi psikomotor

2. Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolonergik berupa

mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata

kabur

3. Gangguan endokrin

4. Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom Parkinson)

5. Hepatotoksik.

Sindrom Parkinson terdiri dari tremor, bradikinesia, rigiditas. Efek

samping ini ada yang cepat dan ditolerir oleh pasien, ada yang lambat, dan

ada yang sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan

penderitaan pasien. Bila terjadi sindrom Parkinson maka

penatalaksanaannya: hentikan obat anti psikosis atau bila obat antipsikosis

masih diperlukan diberikan trihexipenidil 3x2 mg/hari p.o. atau sulfas

atropin 0,5 – 0,75 mg IM. Apabila sindrom Parkinson sudah terkendali

diusahakan penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan apakah

masih dibutuhkan penggunaan obat antiparkinson (4).

20

Page 22: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

s Pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia darah terutama untuk

memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT) diperlukan karena efek samping

obat antipsikosis salah satunya adalah hepatotoksik. Selain melalui

pemeriksaan laboratorium, dapat juga dari pemeriksaan fisik berupa tanda

ikterik, palpasi hepar (4).

21

Page 23: Lapsus Ujian Samlih Dr Asyikin Akbar

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.

2. Made wirnata. Skizofrenia. 2009.

3. Rambisa A. Skizofrenia Paranoid. www.google.com. Diakses tanggal 18 April 2013.

4. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2007.

22