antenatal care akbar

41
ANTENATAL CARE (ANC) A. Kehamilan Masa kehamilan dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan (Depkes, 2007). 1. Perubahan pada tubuh ibu hamil a. Trimester pertama Tanda-tanda fisik yang kadang dapat terjadi pada ibu adalah perdarahan sedikit (spotting) sekitar 11 hari setelah konsepsi, yakni pada saat embrio melekat pada lapisan uterus. Perdarahan ini biasanya kurang dari jumlah haid normal. Perubahan fisik lain adalah nyeri dan pembesaran payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat dan sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3 bulan berikutnya. “Morning Sickness” berupa mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Setelah 12 minggu pertumbuhan janin dalam uterus dapat dirasakan ibu di atas simpisis

Upload: muhammad-akbar-nugraha

Post on 12-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

lp

TRANSCRIPT

Page 1: Antenatal Care Akbar

ANTENATAL CARE (ANC)

A. Kehamilan

Masa kehamilan dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama dimulai

dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,

trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan (Depkes, 2007).

1. Perubahan pada tubuh ibu hamil

a. Trimester pertama

Tanda-tanda fisik yang kadang dapat terjadi pada ibu adalah

perdarahan sedikit (spotting) sekitar 11 hari setelah konsepsi, yakni pada

saat embrio melekat pada lapisan uterus. Perdarahan ini biasanya kurang

dari jumlah haid normal. Perubahan fisik lain adalah nyeri dan

pembesaran payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat dan

sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3 bulan berikutnya.

“Morning Sickness” berupa mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8

minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Setelah 12 minggu

pertumbuhan janin dalam uterus dapat dirasakan ibu di atas simpisis

pubis. Ibu mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg salam

kehamilan trimester pertama (Depkes, 2007).

b. Trimester kedua

Uterus akan terus membesar. Setelah 16 minggu uterus biasanya

berada pada pertengahan antara simpisis pubis dan pusat. Berat badan ibu

bertambah sekitar 0,4-0,5 kg/minggu. Ibu akan mulai merasa mempunyai

banyak energi. Pada 20 minggu fundus uteri berada dekat dengan pusat

(2-3 jari bawah pusat). Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu

mulai merasakan gerakan janinnya. Tampak perubahan kulit yang

normal, berupa cloasma, linea nigra dan striae gravidarum (Depkes,

2007).

Page 2: Antenatal Care Akbar

c. Trimester ketiga

Pembesaran uterus terus bertambah. Pada minggu ke 28 fundus

uteri berada pada 3 jari di atas pusat antara pusat dan processus xiphoid.

Pada minggu ke 32, fundus uteri berada pada pertengahan pusat dan

processus xiphoid (Px). Minggu ke 36, fundus uteri mencapai 3 jari di

bawah Px. Payudara terasa penuh dan lunak. Sering kencing kemabli

terjadi. Sekitar minggu 38 janin mulai masuk ke dalam rongga panggul.

Sakit punggung dan sering kencing meningkat akibat tekanan uterus

terhadap kandung kencing. Tidur mungkin menjadi sulit. Terasa

kontraksi braxton hicks (His palsu) yang meningkat (Depkes, 2007).

B. Pengertian Antenatal Care

Definisi asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh

suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.

(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care) (Agustina, 2011).

Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan

normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan

asuhan antenatal (Agustina, 2011).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional

(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat

bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal

pelayanan antenatal (Agustina, 2011).

C. Tujuan Antenatal Care

Tujuan dari antenatal care yaitu sebagai berikut (Fitrihanda, 2010):

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi;

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

dan bayi,

Page 3: Antenatal Care Akbar

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan,

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

5. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

D. Fungsi Antenatal Care

Beberapa fungsi antenatal care sebagai berikut (Fitrihanda, 2010):

1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.

2. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko

tinggi dan merujuk bila perlu.

3. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani

masalah yang terjadi.

E. Pelayanan Kunjungan Antenatal

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali

kunjungan selama periode antenatal (Depkes, 2007):

1. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).

3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan

sesudah minggu ke 36).

Kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan

penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif. Dalam

pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal

“14T”, yang terdiri atas (Depkes, 2007):

1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 )

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung

dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan berat

badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu

Page 4: Antenatal Care Akbar

mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi

faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan

rongga panggul.

2. Ukur Tekanan Darah ( T2)

Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90

mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi. Preeklampsia adalah hipertensi

(140/90 mmHg) dan proteinuria ( > 300/24 jam urin) yang terjadi setelah

kehamilan 20 minggu pada perempuan yang sebelumnya normotensi.

Preeklamsi dibagi menjadi 2 golongan yaitu preekslamsi ringan dan berat.

Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau

edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Gejala klinis preeklampsia ringan meliputi:

a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih; diastol 15 mmHg

atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu

atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg; diastol 90

mmHg sampai kurang 110 mmHg.

b. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0.3 gr/liter dalam 24 jam atau secara

kualitatif positif 2 (+2).

c. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.

d. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali

berturut-turut.

Preeklampsia berat berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria

dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Gejala klinis

preeklampsia berat meliputi:

a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan atau diastolik 110

mmHg atau lebih, di ukur 2 kali dengan jarak waktu sekurang-kurangnya

6 jam dan pasien dalam keadaan istirahat rebah.

b. Proteinuri 5 gr atau lebih dalam 24 jam.

c. Oliguri yaitu produksi urine 400 cc atau kurang dalam 24 jam.

d. Gangguan serebral atau gangguan penglihatan.

Page 5: Antenatal Care Akbar

e. Edema paru atau sianosis.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah

menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di

bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan

kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan

UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT. Pengukuran TFU

merupakan bagian dari pemeriksaan palpasi. Cara melakukan palpasi menurut

Leopold terdiri dari 4 bagian, yaitu (Depkes, 2007):

a. Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus (tuanya kehamilan) dan bagian apa

yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala keras, bundar dan melenting.

Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak

melintang fundus uteri teraba kosong. Hubungan tinggi fundus uteri dan

tuanya kehamilan (Depkes, 2007):

Perkiraan usia kehamilan setelah minggu 24, cara yang paling efektif

adalah dengan menggunakan pita ukuran. Ukur tinggi fundus uteri

dengan pita ukuran dari simfisis pubis ke fundus uteri.

Rumus:

Tinggi fundus uteri dlm cm = tua kehamilan dalam bulan

3,5 cm

Tabel. 1 Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan

Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis

22 – 28 Minggu 24-25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

b. Leopold II

Page 6: Antenatal Care Akbar

Untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil

janin. Caranya, letakan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan

bagian terkecil janin.

Gambar 2. Cara Pemeriksaan Leopold II

c. Leopold III

Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah rahim dan apakah

bagian bawah janin ini sudah terpegang oleh pintu atas panggul atau

belum. Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu

tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas simpisis

pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah

yang menjadi presentasi tersebut.

Gambar 3. Cara Pemeriksaan Leopold III

d. Leopold IV

Page 7: Antenatal Care Akbar

Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa jauhnya

bagian bawah ini masuk ke dalam rongga panggul. Caranya, letakan

kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan jari-

jari ke arah rongga  panggul, di manakah tonjolan sefalik dan apakah

bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dilakukan bila

kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila

janin cukup besar, kira-kira bulan VI ke atas.

Gambar 4. Cara Pemeriksaan Leopold IV

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu

hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.

Dimulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam

Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak

diminum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.

5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di

injeksikan intramuskuler/subkutan dalam. Manfaat imunisasi TT ibu hamil

adalah melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus

neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia

kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang

mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat dan

melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Jarak

Page 8: Antenatal Care Akbar

pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.

Efek samping imunisasi TT Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti

nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT adalah

antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada

bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek

samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak

perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000; Saifuddin dkk, 2001)

Tabel 2. Jadwal Pemberian TT

Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dulu ditentukan status kekebalan /

imunisasinya. Ibu hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka

statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4

minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3

kali maka statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ketiga

(interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnnya T3, status T4

didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis

ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1

tahun dari dosis ke 4). Selama hamil bila ibu hamil statusnya T0 maka

hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4

minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan

berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan

TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan

(bukan 4 minggu/1 bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan

satu kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya lebih dari 6 bulan. Bila

statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal

Page 9: Antenatal Care Akbar

1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat

diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari setahun

dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena telah

mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun). Walaupun tidak hamil

maka bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan

mendapatkan dosis TT hinggga tercapai status T5 dengan interval yang

ditentukan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang

akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan

aktif terhadap tetanus.

6. Pemeriksaan Hb ( T6 )

Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan

minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil dinyatakan Anemia, maka

harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11

gr% atau lebih.

7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )

Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory) merupakan

screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan

seksual. Janin yang terinfeksi dapat mengalami gejalanya saat lahir atau

beberapa bulan setelah lahir. Gejalanya berupa pembesaran hati dan limpa,

kuning, anemia, lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan

sistem saraf. Pengobatan terhadap sifilis sebelum kehamilan bisa mencegah

bayi terkena kongenital. Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang

pertama kali diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil

test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )

Untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk

mendeteksi gejala Preeklampsi.

9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) 

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Bila hasil positif maka perlu diikuti

pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.

10. Perawatan Payudara ( T10 )

Page 10: Antenatal Care Akbar

Perawatan payudara untuk ibu hamil dengan puting susu yang sudah

menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia

kehamilan 6 bulan ke atas. Ibu hamil dengan puting susu yang sudah

menonjol dengan riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia

kehamilan di atas 8 bulan. Pada puting susu yang mendatar atau masuk

kedalam, perawatannya harus dilakukan lebih dini, yaitu usia kehamilan 3

bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan

setelah 6 bulan.

11. Senam Hamil ( T11 )

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan yang kegunaannya untuk

memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,

ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses

persalinan. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil

sebelum mengikuti senam hamil, syarat tersebut antara lain: telah dilakukan

pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan. Latihan

dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu, latihan dilakukan secara

teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu. Sebaiknya latihan

dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin di bawah pimpinan instruktur

senam hamil.

12. Pemberian Obat Malaria ( T12 )

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu

hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil

apusan darah yang positif.

13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah

endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.

14. Temu wicara / Konseling ( T14 )

Pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus menjelaskan pada

klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan jika penyulit terjadi

beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami dan keluarga untuk

membahas rujukan dan rencana rujukan. Rujukan tepat waktu merupakan

Page 11: Antenatal Care Akbar

unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu. Persiapan-

persiapan dan informasi yang dapat dimasukkan dalam rencana rujukan

adalah :

a. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir.

b. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada lebih

dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling

sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).

c. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan

mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera, baik

siang maupun malam.

d. Siapa orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah

diperlukan.

e. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan

bahan-bahan.

f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu

tidak di rumah.

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat

dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002):

1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.

6. Tes terhadap penyakit menular sexual, HIV/AIDS, dan malaria.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

F. Pemeriksaan kehamilan

Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam (Depkes, 2007):

1. Anamnesa

Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil

meliputi:

Page 12: Antenatal Care Akbar

a. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agam dan alamat ibu).

Untuk mengenal ibu hamil dan menntukan status sosial ekonominya, serta

menentukan ajuran dan pengobatan yang diperlukan.

b. Keluhan utama, apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan atau

ada masalah lain.

c. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan.

d. Riwayat perkawinan.

e. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:

1) HPHT

2) Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan).

3) Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk penglihatan kabur).

4) Keluhan-keluhan lazim pada kehamilan.

5) Kekwatiran-khawatiran lain yang dirasakan

Dari informasi riwayat kehamilan yang sekarang ini dapat dipakai untuk

membantu dalam menentukan usia kehamilan dengan tepat. Setelah

mengetahui usia kehamilan barulah dapat diberikan konseling tentang

kehamilan yang diperlukan dan dapat juga membantu mendeteksi adanya

komplikasi dengan lebih baik.

Penentuan usia kehamilan

UK = TK – HPHT

Bulan x 4 1/3 = UK dalam minggu

Menentukan Taksiran Persalinan

Saat persalinan sudah dapat ditentukan pada kunjungan antenatal yang

pertama, yaitu dengan rumus Naegle (Depkes, 2007):

1) Untuk skilus 28 hari :

HPHT (+7), Bulan (-3), Tahun (+1) = Tanggal persalinan.

2) Untuk siklus 35 hari:

HPHT (+14), Bulan (-3), Tahun (+1) = Tanggal persalinan.

Rumus Naegle hanya dapat digunakan bila haid ibu teratur. Rumus itu

tidak berlaku bila (Depkes, 2007):

1) Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid.

Page 13: Antenatal Care Akbar

2) Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi.

3) Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi.

Bila salah satu dari situasi di atas terjadi, taksiran tanggal persalinan

dilakukan secara klinis dengan melihat besarnya uterus, atau dengan

menggunakan USG.

f. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:

1) Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,

persalinan prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan

dengan tindakan (dengan forcep, vakum ekstraksi atau operasi caesar).

2) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska

persalinan.

3) Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,

perdarahan, siapa yang menolong.

4) Riwayat hipertensi.

5) Melahirkan janin dengan BB < 2,5 kg atau > 4 kg.

6) Nifas dan laktasi.

7) Bayi yang dilahirkan: jenis kelamin, berat dan panjang badan, hidup

atau mati, bila mati umur berapa dan penyebabnya.

8) Masalah-masalah lain yang dialami.

Riwayat kebidanan yang lalu sangat mempengaruhi prognisa persalinnan

dan pimpinan persalinan, membantu dalam penanganan pelayanan

kehamilan (konseling khusus, test, tindak lanjut dna rencana persalinan).

g. Riwayat kesehatan (penyakit yang pernah diderita), meliputi:

1) Penyakit kardiovskular

2) TB Paru

3) Hepatitis B

4) Diabetes

5) Hipertensi

6) PMS atau HIV/AIDS

7) Malaria

8) Status imunisasi TT

Page 14: Antenatal Care Akbar

9) Lain-lain

h. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit

menular dll.

i. Riwayat sosial ekonomi, dan budaya meliputi:

1) Status perkawinan

2) Riwayat KB

3) Reaksi orang tua dan keluarga terhadap kehamilan ini.

4) Dukungan keluarga

5) Pengambil keputusan dalam keluarga.

6) Kebiasaaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan

perhatian pada vitamin A dan zat besi.

7) Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum

obat/alkohol/obat tradisional, dan olahraga.

8) Beban kerja dan kegiatan sehari-hari.

9) Tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil meliputi (Depkes, 2007):

a. Pemeriksaan luar terdiri dari:

1) Pemeriksaan umum

a) Bagaimana keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk

badan, kesadaran.

b) Adanya anemia, cyanose, ikterus atau dyspnoe.

c) Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, nadi dan RR.

d) Oedema

e) TB

f) BB

g) Refleks

h) Pemeriksaan labolatorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb,

golongan darah dan urine rutin.

2) Pemeriksaan kebidanan

a) Inspeksi

Page 15: Antenatal Care Akbar

Kepala dan leher, adakah:

Rambut rontok

Edema dan choalma di wajah

Mata: konjungtiva & sklera

Mulut: bibr pucat, lidah pucat, caries gigi.

Leher: pembesaran vena jugularis, pembengkakan saluran

limfe, kelenjar tyroid dan tonsil.

Dada

Bentuk payudara, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu

(simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan

setelah usia kehamilan > 28 minggu).

Perut

Membesar ke depan atau ke samping (asites), keadaan pusat, linea

alba, ada gerakan anak atau tidk, kontraksi rahim, striae gravidarum

dan bekas luka operasi.

Vulva

Keadaan perineum, varices, tanda chadwick, flour dan condyloma.

Anggota gerak bawah

Cari varices, oedema, luka, sikatrik pada lipat paha.

b) Palpasi

Palpasi dilakukan untuk menentukan besarnya rahim yang

menentukan tuanya kehamilan dan letak anak dalam Rahim.

Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri dari 4 bagian,

yaitu (Depkes, 2007):

Leopold I

Leopold II

Leopold III

Leopold IV

c) Perkusi

Pemeriksaan perkusi refleks patella adalah pemeriksaan dengan

pengetukan pada tendon patella menggunakan palu refleks. Pada

Page 16: Antenatal Care Akbar

kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi reaksi

refleks, jika reaksi negative kemungkinan ibu hamil mengalami

kekurangan vitamin B1. Vitamin B1 penting untuk fungsi saraf.

Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan gangguan saraf pusat

seperti beri-beri atau gangguan saraf tepi seperti kesemutan, kejang

otot dan bengkak.

d) Auskultasi

Digunakan stetoskpo atau doppler, untuk mendengar bunyi jantung

janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta dan

bising usus.

Dengarkan DJJ dengan menempelkan stestoskop monoaural pada

dinding perut ibu sesuai posisi punggun janin. Taruh di lapisan

perut ibu yan tipis yaitu sekitar 3 cm di bawah pusat. Dengarkan

setiap 5 detik sebanyak 3 kali pemeriksaan, interval 5 detik diatara

perhitungan. Kemudian jumlahkan dan kalikan 4 untuk

mendapatkan frekuensi denyut jantung bayi permenit (Agustina,

2011).

b. Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama

pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan

trimester III untuk menentukan keadaan panggul.

G. Pemeriksaan Antenatal Ulangan

Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan

pemeriksaan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pertama. Kunjungan

ulang lebih diarakan untuk mendeteksi komplikasi, mempersiapkan persalinan,

dan mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta

penyuluhan bagi ibu hamil.

Pemeriksaan anatenatal ulangan meliputi (Depkes, 2007):

1. Riwayat kehamilan sekarang:

a. Gerak janin

Page 17: Antenatal Care Akbar

b. Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya

c. Keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan

d. Kekwatiran-kwatiran lain.

2. Pemeriksaan fisik

a. BB

b. TD

c. Pengukuran tinggi funndus uteri (setelah kehamilan 12 minggu dengan

palpasi, setelah kehamilan 22 minggu dengan pita ukuran.

d. Palpasi abdomen untuk deteksi kehamilan ganda (setelah 28 minggu).

e. Manuver Leopold untuk deteksi kedudukan abdomen (setelah kehamilan

36 minggu).

f. Bunyi DJJ (setelah kehamilan 18 minggu)

g. Menhitung taksiran BB janin.

3. Pemeriksaan labolatorium

a. Khususnya terhadap protein dalam urin.

b. Pemeriksaan lab. Lainnya, dilakukan bila ada indikasi lain.

3. Diagnosa

Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik maka dapat ditegakkan

diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui (Depkes, 2007):

a. Hamil atau tidak

b. Primi atau multigravida

c. Usia kehamilan

d. Janin hidup atau mati

e. Janin tunggal atau kembar

f. Anak intra atau ekstrauterin

g. Keadaan jalan lahir

h. Keadaan umum penderita

4. Prognosa

Prognosa atau ramala persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnosa. Prognisa

persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan lahir spontan

atau sulit dan berbahaya (Depkes, 2007).

Page 18: Antenatal Care Akbar

5. Terapi

Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dalam kehamilan dna menjelang persalinan. Keluhan yang

mengganggu perlu diperhatikan dan diberi pengobatan. Berikan konseling

pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, higiene dan gizi,

pemeriksaan antenatal, tanda-tanda bahaya dll (Depkes, 2007).

H. Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care

Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang

diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi

dalam pelayanan antenatal care adalah (Fitrihanda, 2010):

1. Intervensi Dasar

a. Pemberian Tetanus Toxoid

b. Pemberian Vitamin Zat Besi

2. Intervensi Khusus

Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu

hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:

a. Faktor resiko, meliputi:

1) Umur

Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun

Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun

2) Paritas

Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan)

Paritas > 3

3) Interval

Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurangkurangnya

2 tahun.

4) Tinggi badan kurang dari 145 cm

5) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

b. Komplikasi Kehamilan

1) Komplikasi obstetri langsung

Page 19: Antenatal Care Akbar

Perdarahan

Pre eklamasi/eklamsia

Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida

Anak besar, hidramnion, kelainan kembar

Ketuban pecah dini dalam kehamilan.

2) Komplikasi obstetri tidak langsung

Penyakit jantung

Hepatitis

TBC (Tuberkolosis)

Anemia

Malaria

Diabetes militus

3) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat

kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran).

I. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil

Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan

konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama

tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan

berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan

untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya.

Beberapa informasi penting tersebut adalah (Adriaansz, 2008):

1. Nutrisi yang adekuat

a. Kalori : Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya

adalah 2500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang

dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan

secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan

keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan

hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia.

Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg

selama hamil. Jenis makanan yang sehat dan variatif selama kehamilan

diantaranya adalah (Adulgopar, 2009):

Page 20: Antenatal Care Akbar

Buah dan sayuran.

Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang.

Protein seperti daging, ikan, kacang.

Makanan berserat yang dapat ditemukan di roti gandum, buah, sayur.

Susu dan keju.

Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin yang dikandung

diantaranya (Adulgopar, 2009):

Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang

bersifat teratogenik (menyebabkan cacat pada janin).

Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.

Ikan yang mengandung metilmerkuri dalam kadar tinggi seperti hiu,

marlin, yang dapat mengganggu sistem saraf janin.

Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, kola dibatasi 300

mg per hari. Efek yang dapat terjadi diantaranya adalah insomnia

(sulit tidur), refluks, dan frekuensi berkemih yang meningkat.

Vitamin A dalam dosis > 20.000 – 50.000 IU/hari dapat

menyebabkan kelainan bawaan.

b. Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.

Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-

kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein

dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan edema.

c. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium

dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot

dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju,

yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan

riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.

d. Zat besi

Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan

oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran

Page 21: Antenatal Care Akbar

melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga

konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu

hamil dengan jumlah 30 mg/hari. Zat besi yang diberikan dapat berupa

ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate. Kekurangan zat

besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Selain

suplemen, zat besi juga terkandung pada daging, telur, kacang, sayuran

hijau, gandum, dan buah-buahan kering. Suplemen besi sebaiknya

dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau diikuti

jus jeruk untuk meningkatkan penyerapan.

e. Asam folat

Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi

pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah

400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia

megaloblastik pada ibu hamil. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil

dan selama kehamilan melindungi dari gangguan saraf pada janin

(anensefali, spina bifida). Makanan yang bnyak mengandung asam folat

sayuran hijau dan kuning (memasaknya tidak boleh terlalu lama), buah

pisang, strawberry, jeruk, dan Jenis kacang seperti kacang hijau kacang

polong, kacang tanah, kacang panjang dan kedelai direkomendasikan

sebagai makanan yang kaya akan asam folat.

2. Perawatan payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat

segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk

mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya

dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat

menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji

kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada

areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut.

Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan

menggunakan campuran gliserin dan alkohol.

3. Perawatan gigi

Page 22: Antenatal Care Akbar

Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu

pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait

dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga

kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Sedangkan pada trimester ketiga,

terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu

diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.

Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat

rentan terhadap terjadinya carries dan ginggivitis.

4. Kebersihan tubuh dan pakaian

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomi

pada perut, area genitalia/lipat paha dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan

kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme.

Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan

berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal douche. Gunakan pakaian yang

longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels)

dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak

tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan

pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat

menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Beristirahan cukup, minimal 8 jam pada

malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan

kebiasaan untuk merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme

yang berakibat pada anoksia bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas,

kelainan kongenital dan solusio plasenta.

5. Olahraga selama kehamilan

Latihan teratur selama kehamilan dapat mempersiapkan fisik maupun

mental yang baik untuk persiapan persalinan maupun ketika bayi sudah lahir

nanti. Merawat bayi baru lahir dapat mengakibatkan stress dan kelelahan. Latihan

fisik secara teratur mencegah rasa tidak nyaman, meningkatkan tenaga, dan

meningkatkan kesehatan.

Latihan yang diperlukan adalah latihan yang nyaman dan tidak membuat

tubuh mengeluarkan energi terlalu besar. Berenang dan bersepeda dapat dilakukan

Page 23: Antenatal Care Akbar

selama kehamilan. Jalan-jalan dan aerobic low impact dapat ditoleransi. Berjalan

adalah olahraga yang baik untuk pemula. Berjalan memiliki efek seperti aerobik

namun tanpa beban berat pada persendian. Pakailah jenis sepatu yang nyaman

ketika berolahraga. Latihan dapat mengurangi ketidaknyamanan selama

kehamilan seperti konstipasi, pegal pada punggung, mudah lelah, bengkak pada

kaki, dan varises vena.

Hindari olahraga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung

sebagai dasarnya, olehraga yang dapat mengakibatkan jatuh atau trauma pada

perut, dan olahraga dengan beban persendian yang berat. Hindari mengangkat

beban berat diatas kepala dan melakukan gerakan yang mengakibatkan

peregangan dari otot punggung. Pada triwulan 2 dan 3, hindari latihan yang

melibatkan gerakan berbaring di punggung karena akan menurunkan aliran darah

ke rahim.

J. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul antara lain (Nurarif, 2013):

a. Ansietas

b. Keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan nafsu

makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.

c. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.

d. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal.

K. Rencana Keperawatan

1. Ansietas b/d adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada

konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan

tujuan hidup, kurang informasi.

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kecemasan

berkurang/hilang.

Intervensi:

a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan.

Page 24: Antenatal Care Akbar

Rasional: mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan

arah dan kemungkinan pilihan/ intervensi.

b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam

reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.

Rasional: dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan

membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi

secara positif terhadap pilihan.

c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.

Rasional: kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi.

Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah

melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.

d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.

Rasional: dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.

2. Keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu

makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi

terpenuhi.

Intervensi:

a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan

menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit.

Rasional: kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama

kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.

b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan

suplemen vitamin dan zat besi setiap hari.

Rasional: Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.

c. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang

optimum.

Rasional: ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau

dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi

pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.

d. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.

Page 25: Antenatal Care Akbar

Rasional: mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada

status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.

3. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan perubahan

eliminasi teratasi.

Intervensi:

a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan

trimester ketiga.

Rasional: membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi

berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan

kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.

b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.

Rasional: mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang

mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik.

c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan

natrium dan diet.

Rasional: kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-

angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan

dehidrasi/hipovolemia berat.

4. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal.

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang.

Intervensi:

a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.

Rasional: data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan.

b. Kaji status pernapasan klien.

Rasional: penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,

mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami

kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.

c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara

jalan.

Page 26: Antenatal Care Akbar

Rasional: lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone

(relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat

gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes.(2007). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID

2. FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

3. Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Page 27: Antenatal Care Akbar

4. NANDA International. NANDA-I: Nursing Diagnoses Definitions &

Classification 2009-2010. USA: Willey Blackwell Publication, 2009.

5. Moorhead S, Meridean M, Marion J. Nursing Outcomes Classification

(NOC). Fourth edition. USA: Mosby Elsevier, 2004.

6. Bulechek, Gloria M, Joanne CM. Nursing Intervention Classification (NIC).

Fifth edition. USA: Mosbie Elsevier, 2008.