laporan studi kasus dietetika topik i fixxx

30
LAPORAN STUDI KASUS Pasien Lansia dengan Status Gizi Kurang (underweight) dan Patah Tulang Kaki TOPIK 1 : Terapi Gizi Medis (TGM) Dan Asuhan Gizi Terpadu Disusun oleh : Kelompok III 1. Agriani D.B Sowa (2010-21-001) 2. Glortiana Seran (2010-21-006) 3. Lely Simaremare (2010-21-)

Upload: jhon-sahatma-sinaga

Post on 19-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

LAPORAN STUDI KASUS

Pasien Lansia dengan Status Gizi Kurang (underweight)

dan

Patah Tulang Kaki

TOPIK 1 : Terapi Gizi Medis (TGM) Dan Asuhan Gizi Terpadu

Disusun oleh :

Kelompok III

1. Agriani D.B Sowa (2010-21-001)

2. Glortiana Seran (2010-21-006)

3. Lely Simaremare (2010-21-)

Program Studi S1 Ilmu Gizi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus

Jakarta

2012

Page 2: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

BAB I

ASSESSMENT

A. GAMBARAN UMUM PENYAKIT

Patah tulang kaki atau dalam istilah kesehatan fraktur tulang kaki. Patah tulang kaki

merupakan retakan kecil di dalam tulang yang terjadi karena benturan jangka panjang

yang berlebihan. Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma. Patah

tulang yang dialami oleh pasien merupakan akibat dari cedera, yaitu kecelakan yang

terjadi 2 hari yang lalu.

B. IDENTITAS PASIEN

Pasien berjenis kelamin laki-laki, nama Bapak X, berusia 50 tahun. Dilihat dari fisik,

pasien terkesan kurang gizi.

C. DATA SUBJEKTIF

1. Data Riwayat Nutrisi (Dahulu dan Sekarang)

Dahulu : Tidak Diketahui

Sekarang : Tidak Diketahui

2. Data Riwayat Penyakit (Dahulu dan Sekarang)

Dahulu : Tidak Diketahui

Sekarang : Patah tulang kaki

D. DATA SOSIAL EKONOMI

Tidak Diketahui

E. DATA OBJEKTIF

1. Antropometri

Tidak diketahui

2. Fisik/Klinis

Tidak Diketahui

3. Data Laboratorium

2

Page 3: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

Tidak Diketahui

F. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari data – data pasien tersebut, identifikasi masalah yang dapat ditarik adalah:

1) Underweight

Berdasarkan pengamatan secara fisik,pasien terlihat gizi kurang. Sehingga dapat dikategorikan bahwa pasien underweight

2)Patah tulang kakiBerdasarkan data medis ,pasien mengalami patah tulang kaki akibat kecelakaan.

3

Page 4: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Gizi Kurang Pada Lansia

Gizi kurang terjadi apabila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang

dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan

kekurangan protein menyebabkan kerusakan - kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,

akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan

rentan terkena berbagai infeksi.

Faktor – faktor yang menyebabkan gizi kurang pada lansia:

1) Perubahan fisiologis pada lansia ,terutama :

a. Perubahan pada panca indera terutama rasa

Sekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada

permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas terhadap

rasa terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan, dan

dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh.

b. Esofagus

Lapisan otot polos esofagus dan sfingter gastro esofageal mulai melemah yang akan

menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk gastrointestinal spontan sehingga terjadi

kesulitan menelan dan makan menjadi tidak nyaman.

c. Lambung

Pengosongan lambung lebih lambat, sehingga orang akan makan lebih sedikit karena

lambung terasa penuh, terjadilah anoreksia. Penyerapan zat gizi berkurang dan

produksi asam lambung menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan.

d. Tulang

Kepadatan tulang akan menurun, dengan bertambahnya usia. Kehilangan massa

tulang terjadi secara perlahan pada pria dan wanita dimulai pada usia 35 tahun yaitu

usia dimana massa tulang puncak tercapai. Dampaknya tulang akan mudah rapuh

(keropos) dan patah, mengalami cedera, trauma yang kecil saja dapat menyebabkan

4

Page 5: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

fraktur.

e. Otot

Penurunan berat badan sebagai akibat hilangnya jaringan otot dan jaringan lemak

tubuh. Presentasi lemak tubuh bertambah pada usia 40 tahun dan berkurang setelah

usia 70 tahun. Penurunan Lean Body Mass ( otot, organ tubuh, tulang) dan

metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan usia.

f. Ginjal

Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 – 80 tahun. Banyak fungsi yang

mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal.

g. Jantung dan Pembuluh darah

Perubahan yang terkait dengan ketuaan sulit dibedakan dengan perubahan yang

diakibatkan oleh penyakit. Pada lansia jumlah jaringan ikat pada jantung (baik katup

maupun ventrikel) meningkat sehingga efisien fungsi pompa jantung berkurang.

Pembuluh darah besar terutama aorta menebal dan menjadi fibrosis. Pengerasan ini,

selain mengurangi aliran darah dan meningkatkan kerja ventrikel kiri,juga

mengakibatkan ketidakefisienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta, arteri

pulmonalis, sinus karotikus). Kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah

berkurang.

h.Paru-paru

Elastisitas jaringan paru dan dinding dada berkurang,kekuatan kontraksi otot

pernapasan menurun sehingga konsumsi oksigen akan menurun pada

lansia.Perubahan ini berujung pada penurunan fungsi paru.

i. Kelenjar endokrin

Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi,respon terhadap stimulasi

serta struktur kelenjar endokrin.

j. Fungsi imunologik

5

Page 6: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

Penurunan fungsi imunologik sesuai dengan umur yang berakibat tingginya

kemungkinan terjadinya infeksi dan keganasan. Ada kemungkinan jika terjadi

peningkatan pemasukan vitamin dan mineral termasuk zinc, dapat meniadakan reaksi.

2) Faktor stress yang dialami oleh lansia

Pada umumnya lansia akan cenderung menagalami stress diakibatkan karena

hidup sendiri (yang tidak hidup di panti werda dan merasa dirinya sehat ) dan juga

masalah serta morbiditas (tidak bisa melakukan kegiatannya sendiri).

Diet untuk lansia dengan status gizi kurang (underweight)

1. Menciptakan pola makan yang baik untuk lansia. Pola makan yang baik

merupakan pola makan yang teratur dan sesuai dengan kebutuhan akan zat

gizi pada lansia.

2. Memperkuat daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, para lansia dianjurkan

untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang penting

untuk kekebalan, seperti vitamin E,B6,dan Zn. Contoh dari bahan

makanan tersebut antara lain sayuran berdaun hijau, makanan laut, daging

tidak berlemak, margarine atau minyak tumbuhan.

3. Mencegah tulang menjadi keropos dan mengerut. Karena itu para lansia

dianjurkan untuk menyantap makanan yang banyak mengandung vitamin

D. Pada pertengahan usia 30-an tulang mulai kehilangan mineral

pembangun tulang,terutama kalsium. Pada usia 60 tahun kemampuan

penyerapan kalsium menurun secara mencolok. Makanan yang kaya akan

kalsium adalah sayuran berdaun hijau, susu , dan juga olahan susu. Yang

perlu diingat bahwa vitamin D membantu penyerapan kalsium.

4. Selalu memastikan bahwa saluran pencernaan tetap aktif,aktif dan teratur.

Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang kaya akan

serat. Makanan yang kaya akan serat adalah bebijian, jeruk dan sayuran

berdaun hijau tua.

6

Page 7: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

5. Lansia sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung vitamin C,E dan karaten (antioksidan) untuk mencegah

terjadinya katarak dan membantu dalam proses penglihatan yang baik.

Contoh bahan makanan tersebut ialah sayuran berwarna kuning dan hijau,

wortel, jeruk sitrun dan buah lain.

6. Membatasi penggunaan garam dan makanan asin.

7. Membuat makanan yang lunak dan selalu bervariasi.

8. Perbanyak asupan serat dari sayur agar pencernaan lancar dan juga

terhindar dari sembelit.

9. Memperhatikan porsi makan, makan dengan jumlah kecil tapi sering untuk

mencukupi akan kebutuhan zat gizi pada lansia.

10. Perbanyak minum air untuk memperlancar sisa makanan. Konsumsi air

sebanyak 1- 1,5 liter perhari.

II. Patah Tulang Kaki/Fraktur Tulang Kaki

Patah tulang kaki karena tekanan (stress fracture) adalah retakan kecil di dalam

tulang yang seringkali terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan. Tulang

yang paling sering terkena adalah tulang pada 3 jari kaki yang di tengah. Tulang

metatarsal dari ibu jari kaki relatif kebal terhadap cedera karena kuat dan ukurannya lebih

besar; sedangkan tulang metatarsal dari kelingking kaki biasanya terlindung karena

tekanan terbesar disalurkan ke ibu jari dan jari di sebelahnya.

Penyebab

Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma. Beberapa faktur dapat

terjadi setelah trauma minimal atau tekanan ringan apabila tulang lemah. Hal ini yang

disebut dengan fraktur patologis. Fraktur ini sering terjadi pada lansia yang osteoporosis

atau individu yang mengalami tumor tulang, infeksi, dan penyakit lain.

Fraktur stres ( atau dapat disebut fraktur keletihan / fatigue fracture ) dapat terjadi

pada tulang normal akibat stress tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang.

Faktor stres dapat terjadi pada tulang yang lemah sebagai respons terhadap peningkatan

7

Page 8: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

level aktivitas yang hanya sedikit. Individu yang mengalami fraktur stres harus didorong

untuk mengikuti diet sehat-tulang dan diskrining untuk mengetahui penurunan dentitas

tulang.

Selain itu sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti

kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang

melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang

dipengaruhi oleh:

- Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang

- Usia penderita

- Kelenturan tulang

- Jenis tulang.

Gejala

Nyeri merupakan gejala yang sangat nyata. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya

makin lama makin memburuk, bila tulang yang fraktur digerakkan. Menyentuh daerah di

sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya, sehingga penderita tidak dapat menggerakkan lengannya, berdiri

diatas satu tungkai atau menggenggam dengan tangannya. Darah bisa merembes dari

tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak) dan masuk kedalam

jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.

Diagnosa

Foto rontgen biasanya bisa menunjukkan adanya patah tulang. Kadang perlu

dilakukan CT scan atau MRI untuk bisa melihat dengan lebih jelas daerah yang

mengalami kerusakan. Jika tulang mulai membaik, foto rontgen juga digunakan untuk

memantau penyembuhan.

Pengobatan

Tujuan dari pengobatan adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang

supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel

sebagaimana mestinya. Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4 minggu,

8

Page 9: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah sembuh,

tulang biasanya kuat dan kembali berfungsi.

Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi pergerakan.

Dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka (terutama pada anak-anak), tulang

bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan, akan sembuh sempurna. Patah tulang lainnya

harus benar-benar tidak boleh digerakkan (imobilisasi).

Imobilisasi bisa dilakukan melalui:

1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.

2. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang

yang patah

3. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak

pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi

pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.

4. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang

logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah

tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.

Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut.

Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik. Terapi dimulai pada saat

imobilisasi dilakukan dan dilanjutkan sampai pembidaian, gips atau traksi telah

dilepaskan. Pada patah tulang tertentu (terutama patah tulang pinggul), untuk mencapai

penyembuhan total, penderita perlu menjalani terapi fisik selama 6-8 minggu atau kadang

lebih lama lagi.

Diet untuk pasien patah tulang

Diet untuk pasien patah tulang antara lain yaitu memperhatikan konsumsi dan

asupan protein hewani serta nabati ,kalsium,serta vitamin D. Dalam hal ini pasien bisa

diberikan ikan gabus yang membantu proses penyembuhan luka, susu, kacang-kacangan,

sayuran hijau agar dapat mengganti kerusakan sel dan tulang yang terjadi akibat cedera.

Selain diet makanan , penderita patah tulang juga sebaiknya melakukan terapy jalan agar

dapat membantu proses penyembuhan.

9

Page 10: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

BAB III

DIAGNOSIS GIZI

A. DIAGNOSIS GIZI

NC-3.1 (Under Weight)Low body weight compared to established reference standards or recommendations. Defenitions : Lower intake of fluid-containing food or subtances compared to established reference standards or recommendations based on physiological needs.Problem :Underweight/gizi kurangEtiology : -Kurangnya asupan makanan yang sehat dan bergizi -Cedera karena kecelakaanSigns : Secara fisik pasien terlihat kurang gizi (underweight)

Jadi, PES adalah underweight berkaitan dengan kekurangan asupan energy protein yang ditandai dengan fisik yang terlihat kurus.

B. PEMBAHASAN DIAGNOSIS GIZI

Diagnosa yang diambil untuk pasien X adalah under weight. Berat badan yang

dimiliki oleh pasien tidak sebanding dengan berat badan yang standar atau normal

yang telah ditentukan. Hal ini yang menyebabkan secara fisik pasien terlihat sangat

kurus ketika masuk ke RS. Selain itu juga pasien mengalami cedera patah tulang kaki

karena kecelakaan.Hal ini termasuk dalam etiologi yang menyebabkan pasien

underweight. Dengan adanya stress fisik membuat pasien tidak memiliki selera

makan.

10

Page 11: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

BAB IVPERENCANAAN INTERVENSI GIZI DAN EDUKASI

A. TERAPI DIET1. Bentuk Makanan

Makanan biasaPasien lansia diberikan makanan biasa, karena pasien tidak memiliki gangguan pada sistem pencernaan.Dan juga tidak terdapat data yang menyebutkan pasien mengalami keadaan khusus yang menyebabkan pasien tidak bisa mengkonsumsi makanan biasa. Dari kasus dan data yang didapat ,pasien hanya mengalami underweight dan patah tulang kaki. Sehingga, pasien masih bisa mengonsumsi makanan biasa.

2. Cara PemberianOral; makanan diberikan melalui mulut.Pasien diberikan makanan secara oral karena pasien hanya mengalami status gizi kurang dan juga patah tulang kaki.

B. TUJUAN DIET Memberikan makanan yang adekuat untuk :

Mencukupi kebutuhan Energi, Protein, Lemak,dan Karbohidrat dengan memperhatikan kondisi pasien yang mengalami status gizi kurang (underweight) sehingga pasien bisa kembali ke status gizi yang normal sesuai dengan usianya (lansia) sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Memulihkan kondisi pasien yang mengalami patah tulang kaki sehingga bisa ke kondisi yang semula (normal) dengan diet yang meningkatkan konsumsi vitamin D, serta kalsium agar dapat membantu proses perbaikan sel dan tulang yang rusak akibat cedera.

C. PRINSIP DIET

Energi yang diberikan sesuai dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi ) laki – laki berumur 50 tahun yaitu 2250 kalori.

Protein diambil persantase dari PUGS sebesar 20% dari kebutuhan Energi/hari agar dapat membantu proses penyembuhan luka. (Diutamakan protein dari hewani seperti ikan agar dapat membantu proses penyembuhan luka)

P= 112,5 gram

Lemak , diambil persentase dari PUGS yaitu 15% dari kebutuhan Energi total,sebagai cadangan Energi. (Diutamakan Lemak tak jenuh)

L=37,5 gram

11

Page 12: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

Karbohidrat, diambil persentase PUGS yaitu 65 % dari kebutuhan energi.Digunakan sebagai sumber energi utama agar protein tidak dipecah menjadi energi

KH =414,37 gram

Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan AKG,diutamakan sumber kalsium dan vitamin D agar dapat mencukupi serta memenuhi kebutuhan lansia dan juga dapat membantu proses penyembuhan sel dan tulang yang rusak akibat cedera.

D. SYARAT DIET Makanan biasa Membatasi penggunaan garam natrium

Batas penggunaan garam dalam sehari adalah 6 gram. Membatasi penggunaan garam pada lansia untuk menjaga kesehatan peredaran darah agar tidak terserang hipertensi atau tekanan darah tinggi

Porsi kecil tapi sering.Menggunakan porsi makan ini agar dapat mencukupi kebutuhan energi,karbohidrat,protein dan lemak dalam sehari.

E. MONITORING DAN EVALUASI Antropometri:

BB diukur tiap 3 hari,target Berat Badan normal dalam seminggu dengan penambahan 3 kg perminggu hingga mencapai berat badan yang normal yaitu 62 kg.

Asupan makanan -Recall 24 jam,evaluasi sisa makanan,setiap hari. -Target intake 24 jam terpenuhi sesuai kebutuhan.

Clinic : Dilakukan foto roentgen secara berkala (seminggu sekali) agar dapat memantau penyembuhan dan pembentukan tulang yang mengalami cedera.

Edukasi: Evaluasi Hasil Edukasi

Kriteria Monev Yang Diukur Metode Pengukuran Indikator Keberhasilan & Target Waktu Pencapaian

1. Antropometri Berat Badan Menggunakan timbangan Dalam 1 minggu ditargetkan adanya kenaikan BB sebanyak 3 kg hingga mencapai BB normal yaitu 62 kg.

2. Clinic Kepadatan dan bentuk tulang kaki

Roentgen Seminggu sekali hingga tulang kaki yang cedera sembuh

12

Page 13: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

3. Dietery Recall 24 jam Evaluasi sisa makanan Target intake 24 jam terpenuhi sesuai kebutuhan.

F. TERAPI EDUKASI Tujuan :Agar pasien & keluarga :1.Mengerti & memahami tentang makanan sehat serta jumlah yang dibutuhkan yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mengembalikan kondisi pasien ke keadaan yang normal.

2.Pasien dapat memilih bahan makanan yang baik dan tepat yang sesuai dengan kesehatannya.

Sasaran :Pasien dan Keluarga

Tempat:Rawat inap/poli gizi

Metoda:Penyuluhan individu dan tanya jawab

Alat Bantu:1)Leaflet2)Food model& Timbangan Gizi (Bila Dilakukan di Poli Gizi)

Materi:1)Makanan Lansia Sehat

13

Page 14: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A . KESIMPULAN

Gizi kurang terjadi apabila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan

menyebabkan berat badan kurang dari normal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan

gizi kurang pada lansia antara lain yang pertama adalah perubahan fisiologis pada lansia

(perubahan pada panca indera terutama rasa; lapisan polos esofagus yang menipis ;

produksi asam lambung yang menurun; kepadatan tulang yang menurun; hilangnya

jaringan otot dan jaringan lemak tubuh; fungsi ginjal yang mengalami kemunduran;

jumlah jaringan ikat pada jantung ,baik katup maupun ventrikel meningkat; elastisitas

jaringan paru dan dinding dada berkurang,kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun

sehingga konsumsi oksigen akan menurun pada lansia; terjadi perubahan dalam

kecepatan dan jumlah sekresi; fungsi imunologik). Yang kedua adalah faktor stress yang

dialami oleh lansia.

Patah tulang kaki karena tekanan (stress fracture) adalah retakan kecil di dalam

tulang yang seringkali terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan. Penyebab

fraktur tulang yang paling sering adalah trauma. Beberapa faktur dapat terjadi setelah

trauma minimal atau tekanan ringan apabila tulang lemah. Fraktur stres ( atau dapat

disebut fraktur keletihan / fatigue fracture ) dapat terjadi pada tulang normal akibat stress

tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Faktor stres dapat terjadi pada tulang

yang lemah sebagai respons terhadap peningkatan level aktivitas yang hanya sedikit.

Selain itu , sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera seperti kecelakan

mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang

lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh

arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang; usia penderita;

kelenturan tulang ; jenis tulang.

Gejala umum pada fraktura adalah nyeri. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya

makin lama makin memburuk, bila tulang yang fraktur digerakkan. Menyentuh daerah di

sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri.

14

Page 15: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

B. SARAN

1. Menciptakan pola makan yang baik untuk lansia. Pola makan yang baik

merupakan pola makan yang teratur dan sesuai dengan kebutuhan akan zat gizi

pada lansia.

2. Memperkuat daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, para lansia dianjurkan untuk

mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang penting untuk

kekebalan, seperti vitamin E,B6,dan Zn. Contoh dari bahan makanan tersebut

antara lain sayuran berdaun hijau, makanan laut, daging tidak berlemak,

margarine atau minyak tumbuhan.

3. Mencegah tulang menjadi keropos dan mengerut. Karena itu para lansia

dianjurkan untuk menyantap makanan yang banyak mengandung vitamin.

4. Pada pertengahan usia 30-an tulang mulai kehilangan mineral pembangun

tulang,terutama kalsium. Pada usia 60 tahun kemammpuan penyerapan kalsium

menurun secara mencolok. Makanan yang kaya akan kalsium adalah sayuran

berdaun hijau, susu , dan juga olahan susu. Yang perlu diingat bahwa vitamin D

membantu penyerapan kalsium.

5. Selalu memastikan bahwa saluran pencernaan tetap aktif,aktif dan teratur. Karena

itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang kaya akan serat. Makanan

yang kaya akan serat adalah bebijian, jeruk dan sayuran berdaun hijau tua.

6. Lansia sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

vitamin C,E dan karaten (antioksidan) untuk mencegah terjadinya katarak dan

membantu dalam proses penglihatan yang baik. Contoh bahan makanan tersebut

ialah sayuran berwarna kuning dan hijau, wortel, jeruk sitrun dan buah lain.

7. Membatasi penggunaan garam dan makanan asin.

8. Membuat makanan yang tidak terlalu keras dan selalu bervariasi.

9. Perbanyak asupan serat dari sayur agar pencernaan lancar dan juga terhindar dari

sembelit.

15

Page 16: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

10. Memperhatikan porsi makan, makan dengan jumlah kecil tapi sering untuk

mencukupi akan kebutuhan zat gizi pada lansia.

11. Perbanyak minum air untuk memperlancar sisa makanan. Konsumsi air sebanyak

1- 1,5 liter perhari.

12. Melakukan terapi ringan untuk memulihkan fraktur tulang kaki. Dilakuakn

dibawah pengawasan tim medis.

16

Page 17: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

DAFTAR PUSTAKA

_______._____.Gejala Patah Tulang Kaki Karena Tekanan (Stress Fracture).

http://www.spesialis.info. Diunduh pada tanggal 07 April 2012

Almatsier, Sunita.2010.Penuntun Diet.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

American Dietetic Association.2008.International Dietetics And Nutrition Terminology

(IDNT) Reference Manual

Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC

Putri, Martha Gustia.2012.Kurangi Garam Rahasia Hidup Sehat Lebih Lama.

www.health.okezone.com.Diunduh pada 12 April 2012

Yulia,Cica._____. Gizi Seimbang Lansia. www. file.upi.edu. Diunduh pada tanggal 06 April 2012

17

Page 18: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

LAMPIRAN I

NUTRITION CARE PROCESS/PAGTNama : Bapak X Jenis Kelamin : Laki-LakiUmur : 50 tahun Register : -

Assement Diagnosis Gizi ( PES)

Intervensi Rencana Mon-EvData Dasar Identifikasi

MasalahTerapi Diet Terapi Edukasi

Keluhan Utama :Pasien dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan yang menyebabkan patah tulang kaki, dan juga kurang gizi.

A. AntropometriTidak diketahui

B. Biochemichal/Data LabTidak diketahui

C. Clinic (Fisik/Klinis)Fisik : Terkesan kurang gizi

D. Diagnosis MedikDx : Patah tulang kaki

D. Dietery History

Underweight

Patah tulang kaki

NC- 3.1Under WeightLow body weight compered to established refernce standards or recommendati-on

Tujuan Diet :Memberikan makanan yang adekuat untuk :1. Mencukup

i kebutuhan Energi,Protein,Lemak,dan Karbohidrat dengan memperhatikan kondisi pasiensehingga pasien bisa kembali ke status gizi yang normal sesuai dengan usianya (lansia) sesuai dengan batas waktu yang telah

Tujuan :Agar pasien & keluarga :1.Mengerti & memahami tentang makanan sehat serta jumlah yang dibutuhkan yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mengembalikan kondisi pasien ke keadaan yang normal.

2.Pasien dapat memilih bahan makanan yang baik dan tepat yang sesuai dengan kesehatannya.

Antropometri:BB diukur tiap 3 hari,target Berat Badan normal dalam seminggu dengan penambahan 3 kg perminggu hingga mencapai berat badan yang normal yaitu 62 kg.

Clinic : Dilakukan foto roentgen secara berkala (seminggu sekali)

Asupan makananRecall 24 jam,evaluasi sisa makanan,setiap hari.Target intake 24 jam terpenuhi sesuai kebutuhan

Edukasi:Evaluasi Hasil Edukasi

Page 19: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

a.Riwayat Gizi DahuluTidak Diketahui

b.Riwayat Gizi Sekarang Tidak Diketahui

D. Drugs Tidak Diketahui

E. Enviroument/etcTidak Diketahui

ditentukan.

2.Memulihkan kondisi pasien yang mengalami patah tulang kaki sehingga bisa ke kondisi yang semula (normal) dengan diet yang meningkatkan konsumsi vitamin D, serta kalsium agar dapat membantu proses perbaikan sel dan tulang yang rusak akibat cedera.

Prinsip Diet : Energi Diberikan AKG=2250

Protein Tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan Energi/hari agar dapat membantu proses penyembuhan luka. Diutamakan

Sasaran :Pasien dan Keluarga

Tempat:Rawat inap/poli gizi

Metoda:Penyuluhan individu dan tanya jawab

Alat Bantu:LeafletFood model& Timbangan Gizi(Bila Dilakukan di Poli Gizi)

Materi:Makanan Lansia Sehat

19

Page 20: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

protein dari heewani P= 112,5 gram

Lemak cukup.Yaitu 15% dari kebutuhan Energi total,sebagai cadangan Energi. Diutamakan Lemak tak jenuhL=37,5 gram

KH diberikan 65 % dari kebutuhan energi.Digunakan sebagai sumber energi utama agar protein tidak dipecah menjadi energiKH =414,37 gram

Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan AKG,diutamakan sumber kalsium dan vitamin D

20

Page 21: Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fixxx

21