bab 1 fixxx

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masalah gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui masih merupakan suatu masalah yang besar di Indonesia dikarenakan masih minimnya tingkat kepedulian terhadap gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Masalah gizi ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir di bawah 2500 gram. Bayi yang terlahir BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan lahir di atas 2500 gram. 1 Penurunan kejadian BBLR dapat dicapai melalui pengawasan pada ibu hamil dengan menemukan dan memperbaiki faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan neonatus. 2 Angka kematian ibu (AKI) karena kurang gizi pun masih tinggi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan belum tercapainya target MDGs yaitu menurunkan AKI sampai ke angka 102 per 100 ribu kelahirana pada tahun

Upload: nadianugrahrerungallo

Post on 08-Jul-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lalalallalla

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 fixxx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Masalah gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui masih merupakan suatu

masalah yang besar di Indonesia dikarenakan masih minimnya tingkat

kepedulian terhadap gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Masalah gizi ini dapat

menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah

(BBLR).Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir di bawah 2500 gram.

Bayi yang terlahir BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan berat badan lahir di atas 2500 gram.1 Penurunan kejadian

BBLR dapat dicapai melalui pengawasan pada ibu hamil dengan menemukan dan

memperbaiki faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin

dan neonatus.2

Angka kematian ibu (AKI) karena kurang gizi pun masih tinggi di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan belum tercapainya target MDGs yaitu menurunkan AKI

sampai ke angka 102 per 100 ribu kelahirana pada tahun 2015.Dimana tahun 2015

ini AKI masih 395 per 100 rb kelahiran.

Status gizi berpengaruh dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).

Status gizi ibu hamil dan ibu menyusui dapat menggambarkan ketersediaan zat

gizi dalam tubuh ibu yang berguna untuk persiapan melahirkan, persiapan asi,

serta pertumbuhan bayi.Penilaian status gizi untuk ibu hamil dan menyusui,

antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA

untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan mengukur kadar Hb

untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.3 Penilaian yang

Page 2: BAB 1 fixxx

lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA,

karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-

kadang menunjukkan udem tetapi jarang mengenai lengan atas.4

Dibandingkan dengan indikator antropometri lainnya, LILA paling praktis

penggunaannya di lapangan, sehingga beberapa penelitian merekomendasikan

LILA perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat digunakan dalam memprediksi hasil

kehamilan.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka perlu diteliti status gizi ibu hamil

berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) di Puskesmas Kecamatan Ujung Tanah

untuk mengetahui status gizi di daerah tersebut

1.2 Rumusan Masalah

Belum tercapainya MDGs, masih tingginya kematian ibu hamil,dan masih

banyaknya gizi kurang bagi ibu hamil dan menyusui maka penelitian ini penting

untuk dilakukan “status gizi ibu hamil dan menyusui berdasarkan lingkar lengan

atas (LILA) di wilayang kerja Puskesmas Pattingalloang Kecamatan Ujung

Tanah Makassar tahun 2015”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil dan menyusui berdasarkan

lingkar lengan atas (LILA) di daerah wilayah kerja Puskesmas

Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Makassar tahun 2015

Page 3: BAB 1 fixxx

1.3.2Tujuan Khusus

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar

lengan atas (LILA)

Untuk mengetahui status gizi ibu menyusui berdasarkan lingkar

lengan atas (LILA)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1Pengembangan ilmu

Penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang status gizi ibu

hamil dan ibu menyusui di Puskesmas Pattingalloang dan memberi pemahaman

tentang status gizi ibu hamil dan menyusui

1.4.2 Untuk Aplikasi

Sebagai perbaikan program di Puskesmas Pattingaloang karena pentingnya

pengukuran antropometri untuk ibu hamil dan menyusui secara rutin

Page 4: BAB 1 fixxx

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi Ibu Hamil

Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua

zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi

seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Nutrisi ibu hamil

saat berpengaruh terhadap kesehatan bayinya.5 Sehingga demi suksesnya

kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan

selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein,vitamin, dan mineral.6

Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu.

Kusmiyati (2009) mengungkapkan dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya

penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut : 6

a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada

masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada

20 minggu terakhir.

b. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan

HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual

muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama,

peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah

obstipasi.

c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada

pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir

kehamilan.

Page 5: BAB 1 fixxx

d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah erytrosit 20-30%

sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin. Ibu hamil

harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu serta

mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan

menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan

plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin

pertumbuhan janin menjadi terganggu

Kebutuhan gizi selama kehamilan akan meningkat hingga 300 kkal perhari.7

Kelebihan konsumsi karbohidrat untuk ibu hamil dapat menyebabkan malnutrisi

pada bayi.8

Lemak untuk ibu hamil juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori

utama.Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung

persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.

2.2 Status Gizi Ibu Menyusui

Gizi ibu menyusui merupakan salah satu hal penting bagi seorang bayi dan

bagi ibu tersebut Kebutuhan gizi pada ibu yang menyusui sangat penting untuk

produksi ASI.Selain itu, gizi tersebut juga mempertahankan tubuh terhadap

infeksi, mencegah konstipasi,9menentukan bagaimana proses pemulihan seorang

ibu pasca melahirkan.Ibu menyusui diwajibkan mencukupi kebutuhan nutrisi

seperti asam lemak, protein, vitamin B komplek, vitamin C, kalsium dan zat gizi,

serta yodium dan seng untuk menjaga kualitas ASI.10

Kebutuhan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui adalah: 10

1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya

Page 6: BAB 1 fixxx

2. Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas

3. Makan makanan yang tidak merangsang, baik secara termis, mekanis, atau

kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan

4. Batasi makanan yang berbau keras

5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI, misalnya

sayuran hijau

Dengan asumsi bahwa produksi susu (ASI) adalah 750ml/hari, yang ekivalen

dengan 570 kkal (dengan efisiensi produksi sebesar 80%), jumlah energi yang

harus ditambahkan selama menyusui adalah 650 Kkal. Dari jumlah ini, sekitar

200 Kkal dapat disediakan sampai bayi berumur 6 bulan oleh lemak yang

terakumulasi selama kehamilan, sehingga yang harus ditambahkan adalah sekitar

450Kkal per hari.10

Kalori ini terdiri dari karbohidrat, lemak, protein.Total makann yang

dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat.Kebutuhan lemak

sebesar 25-35% dari total makanan.Fungsi lemak untuk ibu menyusui sebagai

daya tahan tubuh.Fungsi protein untuk membentuk jaringan baru dan

memproduksi air susu, jumlah protei sekitar 10-15% dari total makanan.Pada

wanita dewasa, kebutuhan seharinya 51 gram, sedangkan pada ibu menyusui perlu

tambahan 16 gram pada 6 bulan pertama, selanjutnya 12 gram.Mineral yang

paling utama adalah zat besi, sedangkan vitamin yang utama adalah vitamin C

untuk mencegah anemia, serat untuk membantu ekskresi dan meningkatkan tonus

otot.10

Page 7: BAB 1 fixxx

2.3 Indikator Penentu Status Gizi

Menurut Supariasa, et al (2002, p.17) yang dikutip dalam buku Penilaian

Status Gizi, penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung, yaitu :11

a. Penilaian status gizi langsung, adalah dengan antropometri, pemeriksaan fisik

seperti gejala-gejala klinis, biokimia, dan biofisik. Metode antropometri

merupakan metode penilaian status gizi yang umum dipakai ditinjau dari sudut

pandang gizi . Menurut Kristiyanasari (2010, p.66) yang dikutip dalam buku Gizi

Ibu Hamil, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi

ibu hamil, antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil,

mengukur LILA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan

mengukur kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.

Penilaian status gizi ibu hamil, antara lain:

1) Memantau Penambahan Berat Badan selama hamil. Seorang ibu yang sedang

hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I

kenaikan berat badan seorang ibu tidak mencapai 1 kg, namun setelah mencapai

trimester II pertambahan berat badan semakin banyak yaitu sekitar 3 kg dan pada

trimester III sekitar 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya

pertumbuhan janin dan plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal

untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak

gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan terjadinya

keguguran, lahir premature, BBLR, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran

(kontraksi), dan perdarahan setelah persalinan

Page 8: BAB 1 fixxx

2) Ukuran LILA, yaitu : 11

a) Pengertian

Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi

Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan

untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LILA merupakan

salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan

dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih

murah.

Pengukuran LILA pada kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu

merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh

masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan

keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun

(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.

b) Tujuan

Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik ibu

hamil maupun calon ibu, dan masyarakat umum. Adapun tujuan tersebut adalah:

(1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk

menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan BBLR.

(2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam

pencegahan dan penanggulangan KEK.

(3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

(4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK.

Page 9: BAB 1 fixxx

c) Ambang Batas

Pengukuran LILA dengan menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm dan

ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.

Apabila kurang dari 23,5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan

diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR. BBLR mempunyai resiko

kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.

(d) Cara Mengukur LILA Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu :

(1) Tetapkan posisi bahu dan siku

(2) Letakkan insertion tape antara acromion dan olecranon

(3) Tentukan titik tengah lengan

(4) Lingkarkan insertion tape pada tengah lengan

(5) Insertion tape jangan terlalu ketat

(6) Insertion tape jangan terlalu longgar

(7) Cara pembacaan skala yang benar

Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara olecranon dan acromion lengan

kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi

bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat

pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat

sehingga permukaannya sudah tidak rata.

e) Tindak Lanjut Pengukuran LILA Penggunaan LILA sebagai indikator status

gizi lebih mudah dipakai dibandingkan dengan metode antropometri lainnya

sehingga untuk memprediksi hasil kehamilan, beberapa penelitian

merekomendasikan LILA sebagai alat screening pada ibu hamil. LILA relatif

Page 10: BAB 1 fixxx

stabil selama masa hamil sehingga pengukuran LILA dianjurkan satu kali pada

saat pertama kali diukur atau pada bulan pertama kehamilan.

Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan

diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti

risiko KEK.Apabila > 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK

3) Kadar Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan

prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah

merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat

digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Penilaian status

gizi dengan kadar Hb merupakan penilaian status gizi secara biokimia.Fungsinya

untuk mengetahui satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan

yaitu anemia gizi.11

Ibu hamil umumnya mengalami defisiensi besi sehingga hanya memberi

sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.

Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun

sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Beberapa akibat anemia gizi pada

wanita hamil akan menyebabkan gangguan nutrisi dan oksigenasi utero plasenta.

Hal ini jelas menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi

immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, ataujanin lahir dengan BBLR 3

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3, yaitu survey

konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Survey konsumsi makanan

adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah

dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Statistik vital adalah metode dengan

Page 11: BAB 1 fixxx

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan

data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Faktor ekologi, Bengoa

mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil

interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan

yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi

dan lain-lain. 5

Page 12: BAB 1 fixxx

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Terori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan diatas, Kerangka terori

yang dapat dijabarkan adalah, sebagai berikut :

Keterangan :

= Variabel tidak diteliti

Pengukuran Langsung

Pengukuran Tidak Langsung

Penilaian Status Gizi

TB

LILA

Kadar HB

Survei Konsumsi

Statistik Vital

Faktor Ekologi

BB

Page 13: BAB 1 fixxx

3.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep dapat

digambarkan sebagai berikut :

Variabel bebas Variabel terikat

3.3 Hipotesis

Ada hubungan antara lingkar lengan atas dengan status gizi ibu hamil dan ibu

menyusui.

Lingkar lengan atas

Status Gizi

Page 14: BAB 1 fixxx

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan

rancangan penelitian dengan metode cross sectional (potong lintang), karena pada

penelitian ini variabel independen dan dependen akan diamati pada waktu yang

sama. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan status gizi ibu

hamil dan ibu menyusui berdasarkan lingkar lengan atas (LILA)

4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 Oktober 2015 – 3 November 2015

4.3 Lokasi Penelitian

Temapat penelitian di Puskesmas Pattingalloang Ujung Tanah Makassar

4.4 Populasi Dan Sampel

4.4.1 Populasi

Ibu hamil dan Ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang Ujung

Tanah Makassar

4.4.2 Sampel

Semua ibu hamil dan ibu menyusi dilokasi pada saat berlangsung penelitian

serta bersedia menjadi responden penelitian

4.5 Kriteria Seleksi

4.5.1 Kriteria Inklusi

- Ibu hamil

- Ibu menyusui

- Ibu hamil dan menyusui

Page 15: BAB 1 fixxx

4.5.2 Kriteria Eksklusi

Ibu hamil dan ibu menyusui yang tidak bersedia berpartisipasi

4.6 Instrumen Penelitian

Insertion Tape

4.7 Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder

1. Data primer diperoleh dengan cara kunjungan ke lokasi penelitian untuk

melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) secara langsung.

Teknik pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

- Alat :

Insertion Tape

- Cara pengukuran :

(1) Tetapkan posisi bahu dan siku

(2) Letakkan Insertion tape antara acromion dan olecranon

(3) Tentukan titik tengah lengan

(4) Lingkarkan Insertion Tape pada tengah lengan

(5) Insertion Tape jangan terlalu ketat

(6) Insertion Tape jangan terlalu longgar

(7) Cara pembacaan skala yang benar

Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara olecaran dan acromion kiri

(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi

bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau

kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau

sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata.

Page 16: BAB 1 fixxx

2. Data sekunder merupakan data mengenai variable tertentu yang telah ada

sebelumnya dan diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian ini.Data

sekunder dalam penelitian ini yaitu data mengenai jumlah,usia kandungan ibu

hamil di Puskesmas Pattingalloang Ujung Tanah Makassar

4.8 Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan komputer dengan memakai

program Microsoft Office Excel dan SPSS.

4.9 Analisa Data

- Analisa Univariat

Mendeskripsikan status gizi ibu hamil dan ibu menyusui dan

lingkar lengan atas

- Analisa Bivariat

Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan lingkar

lengan atas

4.10 Etika Penelitian

- Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti meminta

izin kepada institusi terkait

- Setiap data subjek penelitian yang diambil akan dijamin

kerahasiannya

Page 17: BAB 1 fixxx

4.10 Alur Penelitian

Populasi Screening ibu hamil dan ibu menyusui

Informed Consent

PersetujuanPengukuran lingkar lengan atas (LILA)

Page 18: BAB 1 fixxx

ALOKASI WAKTU MATA KULIAH SKRIPSI

Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI

Kegiatan

Kuliah

Pengantar

Penyusunan

Proposal

dengan

pembimbing

Ujian

Proposal

Penelitian/

Pengambilan

data

Seminar

Hasil

Penyelesaian

Skripsi

Ujian Akhir

Page 19: BAB 1 fixxx

DAFTAR PUSTAKA

1. Pantiawati I. Bayi dengan berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Nuha

Medika; 2010. hal.6-20

2. UNICEF. A world fit for children. USA: United Nation General

Assembly; 2002

3. Kristyanasari, weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika. Jakarta

4. Satriono. 2002. Dasar-dasar penilaian gizi, Diktat Ilmu Gizi. Bagian Ilmu

Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar

5. Patricia Casas., Eduardo Iglesias. (2015). Mother's nutritionnal miRNA

legacy. Nutrition during pregnancy and its possible implications to

develop cardiometabolic disease in later life.

6. Kusmiyati, Y., Wahyuningsih, H. P.,Sujiyatini .2009.perawatan ibu hamil

(asuhan ibu hamil).Yogyakarta: Fitramaya

7. Damanik, Riska. (2009). Hubungan kecukupan zat gizi, kenaikan berat

badan dan status gizi ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi

di puskesmas keliling I kecamatan keeling kebupaten jepara .

http://eprints.undip.ac.id.

8. Irene P. Tzanetakou., Dimitri P. Mikhailidis., Despina N. Perrea. (2011).

Nutrition During Pregnancy and the Effect of Carbohydrates on the

Offspring’s Metabolic Profile: In Search of the Perfect Maternal Diet. The

Open Cardiovascular Medicine Journal, 5, 104

9. Deddy Muchtadi, 2010. Pengantar ilmu gizi. 1st Edition, Bandung:

Alfabeta. Hal 208

Page 20: BAB 1 fixxx

10. Bahiyatun, 2009. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. 1st Edition,

Jakarta:ECG. Hal 68-69

11. Supariasa DN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit

Buku kedokteran EGC;2002.p. 1-145