bab 1 fixxx
DESCRIPTION
lalalallallaTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Masalah gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui masih merupakan suatu
masalah yang besar di Indonesia dikarenakan masih minimnya tingkat
kepedulian terhadap gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Masalah gizi ini dapat
menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir di bawah 2500 gram.
Bayi yang terlahir BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan berat badan lahir di atas 2500 gram.1 Penurunan kejadian
BBLR dapat dicapai melalui pengawasan pada ibu hamil dengan menemukan dan
memperbaiki faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
dan neonatus.2
Angka kematian ibu (AKI) karena kurang gizi pun masih tinggi di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan belum tercapainya target MDGs yaitu menurunkan AKI
sampai ke angka 102 per 100 ribu kelahirana pada tahun 2015.Dimana tahun 2015
ini AKI masih 395 per 100 rb kelahiran.
Status gizi berpengaruh dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
Status gizi ibu hamil dan ibu menyusui dapat menggambarkan ketersediaan zat
gizi dalam tubuh ibu yang berguna untuk persiapan melahirkan, persiapan asi,
serta pertumbuhan bayi.Penilaian status gizi untuk ibu hamil dan menyusui,
antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA
untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan mengukur kadar Hb
untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.3 Penilaian yang
lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA,
karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-
kadang menunjukkan udem tetapi jarang mengenai lengan atas.4
Dibandingkan dengan indikator antropometri lainnya, LILA paling praktis
penggunaannya di lapangan, sehingga beberapa penelitian merekomendasikan
LILA perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat digunakan dalam memprediksi hasil
kehamilan.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka perlu diteliti status gizi ibu hamil
berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) di Puskesmas Kecamatan Ujung Tanah
untuk mengetahui status gizi di daerah tersebut
1.2 Rumusan Masalah
Belum tercapainya MDGs, masih tingginya kematian ibu hamil,dan masih
banyaknya gizi kurang bagi ibu hamil dan menyusui maka penelitian ini penting
untuk dilakukan “status gizi ibu hamil dan menyusui berdasarkan lingkar lengan
atas (LILA) di wilayang kerja Puskesmas Pattingalloang Kecamatan Ujung
Tanah Makassar tahun 2015”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan Umum
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil dan menyusui berdasarkan
lingkar lengan atas (LILA) di daerah wilayah kerja Puskesmas
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Makassar tahun 2015
1.3.2Tujuan Khusus
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar
lengan atas (LILA)
Untuk mengetahui status gizi ibu menyusui berdasarkan lingkar
lengan atas (LILA)
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1Pengembangan ilmu
Penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang status gizi ibu
hamil dan ibu menyusui di Puskesmas Pattingalloang dan memberi pemahaman
tentang status gizi ibu hamil dan menyusui
1.4.2 Untuk Aplikasi
Sebagai perbaikan program di Puskesmas Pattingaloang karena pentingnya
pengukuran antropometri untuk ibu hamil dan menyusui secara rutin
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi Ibu Hamil
Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua
zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi
seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Nutrisi ibu hamil
saat berpengaruh terhadap kesehatan bayinya.5 Sehingga demi suksesnya
kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein,vitamin, dan mineral.6
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu.
Kusmiyati (2009) mengungkapkan dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya
penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut : 6
a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada
masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada
20 minggu terakhir.
b. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan
HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual
muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama,
peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah
obstipasi.
c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada
pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir
kehamilan.
d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah erytrosit 20-30%
sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin. Ibu hamil
harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu serta
mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan
menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan
plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin
pertumbuhan janin menjadi terganggu
Kebutuhan gizi selama kehamilan akan meningkat hingga 300 kkal perhari.7
Kelebihan konsumsi karbohidrat untuk ibu hamil dapat menyebabkan malnutrisi
pada bayi.8
Lemak untuk ibu hamil juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori
utama.Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung
persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.
2.2 Status Gizi Ibu Menyusui
Gizi ibu menyusui merupakan salah satu hal penting bagi seorang bayi dan
bagi ibu tersebut Kebutuhan gizi pada ibu yang menyusui sangat penting untuk
produksi ASI.Selain itu, gizi tersebut juga mempertahankan tubuh terhadap
infeksi, mencegah konstipasi,9menentukan bagaimana proses pemulihan seorang
ibu pasca melahirkan.Ibu menyusui diwajibkan mencukupi kebutuhan nutrisi
seperti asam lemak, protein, vitamin B komplek, vitamin C, kalsium dan zat gizi,
serta yodium dan seng untuk menjaga kualitas ASI.10
Kebutuhan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui adalah: 10
1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya
2. Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas
3. Makan makanan yang tidak merangsang, baik secara termis, mekanis, atau
kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan
4. Batasi makanan yang berbau keras
5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI, misalnya
sayuran hijau
Dengan asumsi bahwa produksi susu (ASI) adalah 750ml/hari, yang ekivalen
dengan 570 kkal (dengan efisiensi produksi sebesar 80%), jumlah energi yang
harus ditambahkan selama menyusui adalah 650 Kkal. Dari jumlah ini, sekitar
200 Kkal dapat disediakan sampai bayi berumur 6 bulan oleh lemak yang
terakumulasi selama kehamilan, sehingga yang harus ditambahkan adalah sekitar
450Kkal per hari.10
Kalori ini terdiri dari karbohidrat, lemak, protein.Total makann yang
dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat.Kebutuhan lemak
sebesar 25-35% dari total makanan.Fungsi lemak untuk ibu menyusui sebagai
daya tahan tubuh.Fungsi protein untuk membentuk jaringan baru dan
memproduksi air susu, jumlah protei sekitar 10-15% dari total makanan.Pada
wanita dewasa, kebutuhan seharinya 51 gram, sedangkan pada ibu menyusui perlu
tambahan 16 gram pada 6 bulan pertama, selanjutnya 12 gram.Mineral yang
paling utama adalah zat besi, sedangkan vitamin yang utama adalah vitamin C
untuk mencegah anemia, serat untuk membantu ekskresi dan meningkatkan tonus
otot.10
2.3 Indikator Penentu Status Gizi
Menurut Supariasa, et al (2002, p.17) yang dikutip dalam buku Penilaian
Status Gizi, penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung, yaitu :11
a. Penilaian status gizi langsung, adalah dengan antropometri, pemeriksaan fisik
seperti gejala-gejala klinis, biokimia, dan biofisik. Metode antropometri
merupakan metode penilaian status gizi yang umum dipakai ditinjau dari sudut
pandang gizi . Menurut Kristiyanasari (2010, p.66) yang dikutip dalam buku Gizi
Ibu Hamil, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi
ibu hamil, antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil,
mengukur LILA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan
mengukur kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.
Penilaian status gizi ibu hamil, antara lain:
1) Memantau Penambahan Berat Badan selama hamil. Seorang ibu yang sedang
hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I
kenaikan berat badan seorang ibu tidak mencapai 1 kg, namun setelah mencapai
trimester II pertambahan berat badan semakin banyak yaitu sekitar 3 kg dan pada
trimester III sekitar 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya
pertumbuhan janin dan plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal
untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak
gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan terjadinya
keguguran, lahir premature, BBLR, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran
(kontraksi), dan perdarahan setelah persalinan
2) Ukuran LILA, yaitu : 11
a) Pengertian
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi
Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LILA merupakan
salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan
dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih
murah.
Pengukuran LILA pada kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu
merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh
masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan
keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
b) Tujuan
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik ibu
hamil maupun calon ibu, dan masyarakat umum. Adapun tujuan tersebut adalah:
(1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan BBLR.
(2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.
(3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
(4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
c) Ambang Batas
Pengukuran LILA dengan menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm dan
ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.
Apabila kurang dari 23,5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR. BBLR mempunyai resiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
(d) Cara Mengukur LILA Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu :
(1) Tetapkan posisi bahu dan siku
(2) Letakkan insertion tape antara acromion dan olecranon
(3) Tentukan titik tengah lengan
(4) Lingkarkan insertion tape pada tengah lengan
(5) Insertion tape jangan terlalu ketat
(6) Insertion tape jangan terlalu longgar
(7) Cara pembacaan skala yang benar
Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara olecranon dan acromion lengan
kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi
bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat
pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat
sehingga permukaannya sudah tidak rata.
e) Tindak Lanjut Pengukuran LILA Penggunaan LILA sebagai indikator status
gizi lebih mudah dipakai dibandingkan dengan metode antropometri lainnya
sehingga untuk memprediksi hasil kehamilan, beberapa penelitian
merekomendasikan LILA sebagai alat screening pada ibu hamil. LILA relatif
stabil selama masa hamil sehingga pengukuran LILA dianjurkan satu kali pada
saat pertama kali diukur atau pada bulan pertama kehamilan.
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan
diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti
risiko KEK.Apabila > 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK
3) Kadar Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah
merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Penilaian status
gizi dengan kadar Hb merupakan penilaian status gizi secara biokimia.Fungsinya
untuk mengetahui satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan
yaitu anemia gizi.11
Ibu hamil umumnya mengalami defisiensi besi sehingga hanya memberi
sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun
sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Beberapa akibat anemia gizi pada
wanita hamil akan menyebabkan gangguan nutrisi dan oksigenasi utero plasenta.
Hal ini jelas menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi
immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, ataujanin lahir dengan BBLR 3
b. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3, yaitu survey
konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Survey konsumsi makanan
adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah
dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Statistik vital adalah metode dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan
data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Faktor ekologi, Bengoa
mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan
yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi
dan lain-lain. 5
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Terori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan diatas, Kerangka terori
yang dapat dijabarkan adalah, sebagai berikut :
Keterangan :
= Variabel tidak diteliti
Pengukuran Langsung
Pengukuran Tidak Langsung
Penilaian Status Gizi
TB
LILA
Kadar HB
Survei Konsumsi
Statistik Vital
Faktor Ekologi
BB
3.2 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep dapat
digambarkan sebagai berikut :
Variabel bebas Variabel terikat
3.3 Hipotesis
Ada hubungan antara lingkar lengan atas dengan status gizi ibu hamil dan ibu
menyusui.
Lingkar lengan atas
Status Gizi
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan
rancangan penelitian dengan metode cross sectional (potong lintang), karena pada
penelitian ini variabel independen dan dependen akan diamati pada waktu yang
sama. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan status gizi ibu
hamil dan ibu menyusui berdasarkan lingkar lengan atas (LILA)
4.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 Oktober 2015 – 3 November 2015
4.3 Lokasi Penelitian
Temapat penelitian di Puskesmas Pattingalloang Ujung Tanah Makassar
4.4 Populasi Dan Sampel
4.4.1 Populasi
Ibu hamil dan Ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang Ujung
Tanah Makassar
4.4.2 Sampel
Semua ibu hamil dan ibu menyusi dilokasi pada saat berlangsung penelitian
serta bersedia menjadi responden penelitian
4.5 Kriteria Seleksi
4.5.1 Kriteria Inklusi
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
- Ibu hamil dan menyusui
4.5.2 Kriteria Eksklusi
Ibu hamil dan ibu menyusui yang tidak bersedia berpartisipasi
4.6 Instrumen Penelitian
Insertion Tape
4.7 Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder
1. Data primer diperoleh dengan cara kunjungan ke lokasi penelitian untuk
melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) secara langsung.
Teknik pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
- Alat :
Insertion Tape
- Cara pengukuran :
(1) Tetapkan posisi bahu dan siku
(2) Letakkan Insertion tape antara acromion dan olecranon
(3) Tentukan titik tengah lengan
(4) Lingkarkan Insertion Tape pada tengah lengan
(5) Insertion Tape jangan terlalu ketat
(6) Insertion Tape jangan terlalu longgar
(7) Cara pembacaan skala yang benar
Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara olecaran dan acromion kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi
bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau
kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau
sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata.
2. Data sekunder merupakan data mengenai variable tertentu yang telah ada
sebelumnya dan diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian ini.Data
sekunder dalam penelitian ini yaitu data mengenai jumlah,usia kandungan ibu
hamil di Puskesmas Pattingalloang Ujung Tanah Makassar
4.8 Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dengan komputer dengan memakai
program Microsoft Office Excel dan SPSS.
4.9 Analisa Data
- Analisa Univariat
Mendeskripsikan status gizi ibu hamil dan ibu menyusui dan
lingkar lengan atas
- Analisa Bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan lingkar
lengan atas
4.10 Etika Penelitian
- Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti meminta
izin kepada institusi terkait
- Setiap data subjek penelitian yang diambil akan dijamin
kerahasiannya
4.10 Alur Penelitian
Populasi Screening ibu hamil dan ibu menyusui
Informed Consent
PersetujuanPengukuran lingkar lengan atas (LILA)
ALOKASI WAKTU MATA KULIAH SKRIPSI
Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI
Kegiatan
Kuliah
Pengantar
Penyusunan
Proposal
dengan
pembimbing
Ujian
Proposal
Penelitian/
Pengambilan
data
Seminar
Hasil
Penyelesaian
Skripsi
Ujian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
1. Pantiawati I. Bayi dengan berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2010. hal.6-20
2. UNICEF. A world fit for children. USA: United Nation General
Assembly; 2002
3. Kristyanasari, weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika. Jakarta
4. Satriono. 2002. Dasar-dasar penilaian gizi, Diktat Ilmu Gizi. Bagian Ilmu
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar
5. Patricia Casas., Eduardo Iglesias. (2015). Mother's nutritionnal miRNA
legacy. Nutrition during pregnancy and its possible implications to
develop cardiometabolic disease in later life.
6. Kusmiyati, Y., Wahyuningsih, H. P.,Sujiyatini .2009.perawatan ibu hamil
(asuhan ibu hamil).Yogyakarta: Fitramaya
7. Damanik, Riska. (2009). Hubungan kecukupan zat gizi, kenaikan berat
badan dan status gizi ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi
di puskesmas keliling I kecamatan keeling kebupaten jepara .
http://eprints.undip.ac.id.
8. Irene P. Tzanetakou., Dimitri P. Mikhailidis., Despina N. Perrea. (2011).
Nutrition During Pregnancy and the Effect of Carbohydrates on the
Offspring’s Metabolic Profile: In Search of the Perfect Maternal Diet. The
Open Cardiovascular Medicine Journal, 5, 104
9. Deddy Muchtadi, 2010. Pengantar ilmu gizi. 1st Edition, Bandung:
Alfabeta. Hal 208
10. Bahiyatun, 2009. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. 1st Edition,
Jakarta:ECG. Hal 68-69
11. Supariasa DN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
Buku kedokteran EGC;2002.p. 1-145