referat adhd fixxx

24
BAB I PENDAHULUAN Attention deficit hypereactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) adalah anak yang menunjukkan perilaku hiperaktif, implusif, sulit memusatkan perhatian yang timbulnya lebih sering, lebih persisten dengan tingkat yang lebih berat jika dibandingkan dengan anak- anak lain yang seusianya. Anak dengan ADHD juga menunjukkan beberapa gejala lain seperti adanya ambang toleransi frustasi yang rendah, disorganisasi, dan prilaku agresif. 1 Kondisi ini tentunya menimbulkan penderitaan dan hambatan bagi anak dalam menjalankan fungsinya sehari- hari, seperti berinteraksi dengan teman sebaya, keluarga dan yang terpenting adalah mengganggu kesiapan anak untuk belajar. Semua kondisi ini tentunya mengganggu prestasi belajar anak. Secara keseluruhan membuat penurunan kualitas hidup anak di kemudian hari. 1 Pravalensi ADHD dipengaruhi oleh jenis kelamin dan anak. Angka kejadian ADHD pada anak remaja dan dewasa dikatakan lebih rendah jika dibandingkan dengan 1

Upload: whinet-jojo-teruna

Post on 04-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

FGHH

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Adhd Fixxx

BAB I

PENDAHULUAN

Attention deficit hypereactivity disorder (ADHD) atau gangguan

pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) adalah anak yang menunjukkan

perilaku hiperaktif, implusif, sulit memusatkan perhatian yang timbulnya lebih

sering, lebih persisten dengan tingkat yang lebih berat jika dibandingkan dengan

anak- anak lain yang seusianya. Anak dengan ADHD juga menunjukkan

beberapa gejala lain seperti adanya ambang toleransi frustasi yang rendah,

disorganisasi, dan prilaku agresif. 1

Kondisi ini tentunya menimbulkan penderitaan dan hambatan bagi anak

dalam menjalankan fungsinya sehari-hari, seperti berinteraksi dengan teman

sebaya, keluarga dan yang terpenting adalah mengganggu kesiapan anak untuk

belajar. Semua kondisi ini tentunya mengganggu prestasi belajar anak. Secara

keseluruhan membuat penurunan kualitas hidup anak di kemudian hari.1

Pravalensi ADHD dipengaruhi oleh jenis kelamin dan anak. Angka

kejadian ADHD pada anak remaja dan dewasa dikatakan lebih rendah jika

dibandingkan dengan anak usia sekolah dasar. Anak laki-laki lebih tinggi untuk

mengalami gangguan ini dibandingkan anak perempuan, dengan rasio 3-4 : 1.1

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi ke

empat (DSM-IV), untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan harus ada

sekurangnya enam bulan, menyebabkan gangguan dalam fungsi akademik dan

sosial, dan terjadi sebelum usia 7 tahun dan sebelum usia 12 tahun menurut

DSM-V, diagnosis dibuat dengan menegakkan sejumlah gejala dalam jumlah

inatensi atau bidang hiperaktifitas – implusivitas atau keduanya. Jadi, seseorang

anak mungkin memenuhi persyaratan untuk gangguan dengan gejala inatensai

saja atau dengan gejala hiperaktifitas dan impusivitas tetapi bukan untuk

inatensi. 2

1

Page 2: Referat Adhd Fixxx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Etiologi

Attention deficit hypereactivity disorder (ADHD) ditandai oleh

rentang perhatian yang buruk tidak sesuai perkembangan atau ciri

hiperaktifitas dan implusif atau keduanya yang tidak sesuai dengan

usianya.2 Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari

ADHD/GPPH. Dari berbagai penelitian yang telah dilalkukan dikatakan

adanya keterlibatan dari faktor genetik, struktur anatomi dan neurokimiawi

otak terhadap terjadinya ADHD/GPPH.1

Sebagian besar anak dengan gangguan ADHD tidak menunjukkan

tanda-tanda cedera struktural yang besar pada sistim saraf pusat.

Sebaliknya, sebagian besar anak dengan gangguan neurologis yang

diketahui yang disebabkan oleh cedera otak tidak menunjukkan defisit

atensi dan hiperaktifitas. Walaupun tidak ada data neurologis atau

neurokimiawi spesifik untuk gangguan, gangguan dapat diperkirakan

berhubungan dengan gangguan lain yang mempengaruhi fungsi otak,

seperti gangguan belajar. Faktor penyumbang yang diajukan untuk ADHD

adalah paparan toksin prenatal, prematuritas, dan kerusakan mekanis

prenatal pada sistem saraf pusat.2

Dari beberapa penelitian genetik ditemukan bahwa saudara kandung

dari anak dengan ADHD mempunyai resiko 5-7 kali lebih besar untuk

mengalami angguan serupa dibandingkan dengan anak lain yang tidak

mempunyai ssaudara kandung dengan ADHD. Sedangkan orang tua yang

menderita ADHD mempunyai kemungkinan sekitar 50% untuk

menurunkan gangguan ini pada anak mereka.1

Rappaport, dkk dari The National Institute of Mental Health

melakukan penelitian pada anak dengan ADHD menggunakan MRI

(Magnetic Resonance Imaging), menyatakan adanya pengecilan lobus

prefrontal kanan, nucleus kuadatus kanan, globus palidus kanan, serta

2

Page 3: Referat Adhd Fixxx

vermis (bagian dari serebellum) jika dibandingkan dengan anak tanpa

ADHD.1 Pada penelitian lain menggunakan PET (Positron Emission

Tomography) telah menemukan penurunan aliran darah serebral dan

kecepatan metabolism di daerah lobus frontalis anak-anak dengan ADHD

di badingkan dengan anak tanpa ADHD. 2

Sebagaimana diketahui fungsi bagian bagian otak diatas meregulasi

fungsi perhatian seseorang. Lobus prefrontal dikenal sebagai bagian otak

yang terlibat dalam proses editing perilaku, mengurangi distraktibilitas,

membantu kesadaran diri dan waktu seseorang. Sedangkan nukleus

kuadatus dan globus palidus berperan dalam menghambat respons

otomatik yang dating pada bagian otak, sehingga koordinasi rangsangan

tersebut tetap optimal. Fungsi serebelum adalah mengatur keseimbangan.

Meskipun demikian apa yang menyebabkan pengecilan lobus atau bagian

otak tersebut masih pertanyaan yang memerlukan penelitian lanjut.1

Banyak neurotransmitter telah dihubungkan dengan ADHD. Obat

yang paling banyak diteliti dalam terapi ADHD, stimulant mempengaruhi

dopamine maupun neuropinefrin yang menghasilkan hipotesis

neurotransmitter yang menyatakan kemungkinan disfungsi pada system

adenergik dopaminergik. Stimulant meningkatkan katekolamin dengan

mempermudah pelepasannya dan dengan menghambat ambilannya.2

Komplikasi perinatal juga dikaitkan dengan timbulnya ADHD. studi

menunjukkan adanya komplikasi perinatal yang lebih sering pada anak

dengan ADHD dibandingkan dengan anak tanpa ADHD. Beberapa

komplikasi yang dapat ditemukan adalah perdarahan antepartum,

persalinan lama, APGAR score yang rendah dan lain-lain. Milberger

menyatakan bahwa ibu perokok dalam masa kehamilan mempunyai resiko

lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan ADHD. Whitaker dkk

menambahkan bahwa bayi dengan berat lahir rendah dan yang disertai

dengan kerusakan substansia alba mempunyai resiko lebih tinggi

menderita ADHD di kemudian hari.1

B. Gambaran Klinis

3

Page 4: Referat Adhd Fixxx

Prilaku anak dengan ADHD seringkali berlebihan dibandingkan

dengan anak tanpa ADHD. Gejala sulit memusatkan perhatian,

overaktifitas, implusivitas dan kesulitan berinteraksi dengan

lingkungannya sangat tergantung dengan usia anak. Semakin muda

semakin sulit kemampuan anak untuk mengontrol prilakunya. Bayi dengan

ADHD lebih sering untuk bersikap aktif di tempat tidurnya, sedikit tidur,

banyak menangis. Sedangkan anak usia prasekolah dengan ADHD akan

bergerak dengan aktif di dalam ruangan dan terangsang untuk menyentuh

dan memanipulasi semua benda sesuka hati. Anak usia sekolah mungkin

menunjukkan prilaku hiperaktif han imlusivitas yang lebih ringan

dibandingkan dengan anak usia pra sekolah. Mereka sering sulit untuk

memusatkan perhatian di dalam kelas, tampak melamun, atau ber

preokupsi, anak sulit diam di tempat duduknya dan bergerak-gerak dengan

gelisah. Kesulitan memusatkan perhatian berpengaruh terhadap prestasi

anak disekolah. Dirumah orang tua mengambarkan anak dengan ADHD

sebagai anak yang tidak patuh, bahkan untuk perintah sederhana, dan tidak

mau menyelesaikan pekerjaan rumah sampai tuntas. 1

Karakteristik anak-anak dengan ADHD yang tersering dinyatakan

adalah : 2

1. Hiperaktifitas

2. Gangguan motorik perseptual

3. Labilitas emosional

4. Defisit koordinasi menyeluruh

5. Gangguan atensi (rentan atensi yang pendek, distraktibilitas,

keras hati, gagal menyelesaikan hal, inatensi, konsentrasi yang

buruk)

6. Imlusivitas (bertindak sebelum berfikir, mengubah prilaku

dengan tiba-tiba, tidak memiliki organisasi, meloncat-loncat

disekolah)

7. Gangguan daya ingat dan pikiran

8. Ketidak mampuan belajar spesifik

9. Gangguan bicara dan pendengaran

4

Page 5: Referat Adhd Fixxx

10. Tanda neurologis dan iregulitas EEG yang samar-samar.

C. Kriteria Diagnosis

Berdasarkan DSM-V maka kriteria diagnostic ADHD adalah sebagai

berikut: 3

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis Gangguan Pemusatan Perhatian/ Hiperaktifitas

A. Terdapat salah satu dari (1 ) atau (2)

1. Inatensi : enam (atau lebih) gejala inatensi berikut telah menetap seama sekurang-

kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten

dengan tingkat perkembangan.

Catatan : gejala tidak semata-mata merupakan manifestasi dari perilaku melawan,

menantang, permusuhan, atau kegagalan untuk memahami tugas atau instruksi.

untuk remaja yang lebih tua dan orang dewasa usia 17th dan lebih tua, setidaknya

lima terjadinya tanda yang diperlukan)

a. Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak teliti

dalam mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya.

b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas

atau aktivitas bermain.

c. Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara langsung

d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah,

pekerjaan, atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku menentang

atau tidak dapat mengikuti instruksi)

e. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas

f. Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang

memiliki usaha mental yang lama ( seperti tugas disekolah dan pekerjaan

rumah)

g. Sering menghilangkan atau ketinggalan hal-hal yang perlu untuk tugas atau

aktivitas (misalnya tugas sekolah, pensil, buku ataupun peralatan)

h. Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuladir dari luar

i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

2. Hiperaktivitas-impulsivitas : enam (atau lebih) gejala hiperkativitas-implusivitas

berikut ini telah menetap selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat

yang tidak konsisten dengan tingkat perkembangan dan dampak negatif langsung

pada kegiatan sosial dan akademik / pekerjaan anak.

Lanjutan

5

Page 6: Referat Adhd Fixxx

a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering menggeliat-geliat ditempat duduk

b. Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau di dalam situasi yang diharapkan anak tetap duduk

c. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak

tepat ( pada remaja mungkin terbatas pada perasaan subyektif  kegelisahan)

d. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas waktuluang

secara tenange.

e. Sering bergerak atau seakan-akan didorong oleh sebuah gerakan

f. Sering berbicara berlebihan

g. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan

selesai

h. Sering sulit menunggu gilirannya

i. Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya : memotong masuk ke

percakapan atau permainan)

B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah

ada sebelum usia 12 tahun

C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya

disekolah atau pekerjaan di rumah)

 D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam

fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan

E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif, skizopfrenia atau

gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mantal lain (gangguan mood,

gangguan kecemasan, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian, penggunaan zat

dan penarikan diri)

Menentukan apakah :

Gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktifitas tipe kombinasi (F.90.2) : Jika memenuhi kriteria A1 atau A2 dalam 6 bulan terahir.

Gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktifitas, predominan gejala inatensi (F.90.0): jika memenuhi kriteria A1 tetapi tidak memenuhi kriteria A2 selama 6 bulan terahir.

Gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktifitas, predominan gejala Hiperaktifitas-implusif (F.90.1) : jika memenuhi kriteria A2 tetapi tidak memenuhi kriteria A1 selama 6 bulan terahir.

Remisi parsial : untuk individu terutama remaja dan dewasa yang saat ini memenuhi gejala ADHD tetapi tidak memenuhi kriteria ADHD yang lengkap lagi.

Adapted from Diagnostic and Statistical Manual of Psychiatric Disorders DSM- V with permission from the American Psychiatric Association.

6

Page 7: Referat Adhd Fixxx

Ringan : Sedikit, atau terdapat gejala yang ditemukan untuk membuat diagnosis dan gejala mengakibatkan gangguan ringan dalam fungsi sosial atau pekerjaan

Sedang : Gejala atau gangguan fungsional antara ringan dan berat

Berat : Banyak gejala lebih dari yang ditemukan untuk membuat diagnosis, atau beberapa gejala yang secara khusus memutuskan, hadir, atau gejala mengakibatkan gangguan nyata dalam fungsi sosial atau pekerjaan.

Berdasarkan PPDGJ III, gangguan ini dapat ditegakkan dengan memenuhi

kriteria umum mengenai gangguan hiperkinetik (F90). 1,4

1. Ciri-ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan aktivitas

berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat  mutlak untuk diagnosis dan

haruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi (misalnya di rumah, di

kelas, di klinik)

2. Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya

tugas dan ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai.

Anak-anak ini sering kali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain,

rupanya kehilangan minatnya  terhadap tugas yang satu karena

perhatiannya tertarik pada hal lain. Berkurangnya ketekunan dan

perhatian ini seharunya hanya didiagnosis bila sifatnya berlebihan

bagi anak dengan usia atau IQ yang sama.

3. Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang  berlebihan,

khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan relatif tenang. Hal

ini tergantung pada situasinya, mencakup anak itu berlari-lari atau

melompat-lompat sekeliling ruangan, ataupun bangun dari

duduk/kursi dalam situasi yang menghendaki anak itu tetap duduk,

terlalu banyak bicara dan ribut, atau kegugupan/kegelisahan dan

berputar-putar atau berbelit-belit. Tolok ukur untuk penilaiannya

ialah bahwa suatu aktivitas disebut berlebihan dalam konteks apa

yang diharapkan pada suatu situasi dalam konteks apa yang

diharapkan pada suatu situasi dan dibandingkan dengan anak-anak-

7

Page 8: Referat Adhd Fixxx

anak yang sama umur dan nilai IQ-nya. Ciri khas perilaku ini paling

nyata di dalam suatu situasi yang berstruktur dan diatur yang

menuntun suatu tingkat sikap pengendalian diri yang tinggi.

4. Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak diperlukan bagi

suatu diagnosis, namun demikian ia dapat mendukung. Kecerobohan

dalam hubungan-hubungan sosial, kesembronoan dalam situasi yang

berbahaya dan sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial

(yang diperlihatkan dengan mencampuri urusan atau mengganggu

kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang, atau tidak sabar

menunggu gilirannya), kesemuanya merupakan ciri khas dari anak-

anak dengan gangguan ini.

5. Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan

haruslah di catat secara terpisah (dibawah F80-F89) bila ada; namun

demikian tidak boleh dijadikan bagian dari diagnosis aktual

mengenai gangguan hiperkinetik yang sesungguhnya.

6. Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria

eksklusi ataupun kriteria iklusi untuk diagnosis utamanya,tetapi ada

tidaknya gejala-gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari

gangguan tersebut.

7. F90.0 gangguan aktivitas dan perhatian. Kriteria umum mengenai

gangguan hiperkinetik (F90) telah terpenuhi, tetapi kriteria untuk

gangguan tingkah laku (F91) tidak terpenuhi. Termasuk gangguan

deficit perhatian dengan hiperaktifitas

8. F90.1 Gangguan Tingkah Laku Hiperkinetik. Memenuhi kriteria

menyeluruh mengenai gangguan hiperkinetik (F90) dan juga kriteria

menyeluruh mengenai gangguan tingkah laku (F91)

9. F90.8 Gangguan Hiperklinetik Lainnya

10. F90.9 Gangguan Hiperkinetik YTT katagori sisa ini tidak dianjurkan

dan hanyalah boleh digunakan bila kurang dapat dibedakan antara

F90.0 dan F90.1 tetapi memenuhi kriteria keseluruhan untuk F90.

8

Page 9: Referat Adhd Fixxx

D. Diagnosis Banding

Beberapa gangguan dapat menyerupai atau menyertai ADHD.

gangguan medis atau neurologis yang sering menyerupai ADHD adalah

epilepsy, sindroma Tourette, movement disorder, gejala sisa dari trauma

kepala gangguan atau kerusakan pengelihatan atau pendengaran,

kekurangan zat Fe, kekurangan/ gangguan tidur. Gangguan psikiatri yang

sering menyerupai ADHD adalah gangguan penyusaian, gangguan cemas,

gangguan depresi, gangguan afektif bipolar, serta retredasi mental.1

Suatu kumpulan temperamental yang terdiri dari tingkat aktivitas

yang tinggi dan rentang perhatian yang pendek harus dipertimbangkan

pertama kali. Membedakan karakteristik temperamental tersebut dengan

gejala ADHD sebelum usia 3 tahun cukup sulit, karna bertumpang

tindihya ciri-ciri sistim saraf yang imatur secara normal dengan gejala

yang sering ditemukan pada ADHD.2

Kecemasan pada anak perlu diperiksa. Kecemasan mungkin

menyertai ADHD sebagai ciri skunder, dan kecemasan sendiri mungkin

dimanifestasikan sebagai overaktifitas dan distraktibilitas.2

Depresi pada ADHD sebagai reaksi terhadap frustasi terus menerus

karna kegagalan dalam belajar dan rasa rendah diri mereka. Kondisi ini

harus dibedakan dari gangguan depresif primer, yan kemungkinan

dibedakan oleh hipoaktifitas dan menarik diri.2

Seringkali gangguan konduksi dari berbagai jenisnya harus

dibedakan dari ADHD, karena anak-anak mungkin tidak mampu membaca

atau mengerjakan matematika karena gangguan belajar, bukannya inatensi.

Tetapi ganggua defisit atensi dan hiperaktifitas sering ditemukan dengan

salah satu atau lebih gangguan belajar. Termasuk gangguan membaca,

gangguan matematika, dan gangguan ekspresi menulis.

E. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Perjalanan penyakit ini agak berfariasi, gejala dapat menetap sampai

remaja atau kehidupan dewasa, gejala juga dapat menghilang pada masa

pubertas, atau hiperaktifitas menghilang tetapi penurunan rentang atensi

dan masalah pengendalaian implus mungkin menetap.2

9

Page 10: Referat Adhd Fixxx

Overaktifitas biasanya merupakan gejala pertama yang menghilang

dan distraktibilitas adalah yang terahir. Remisi mungkin tidak terjadi

sebelum usia 12 tahun, jika remisi memang terjadi, biasanya terjadi anata

usia 12 dan 20 tahun. Remisi dapat disertai dengan masa remaja dan

kehidupan dewasa yang produktif, hubungan interpersonal yang

memuaskan dan relative sedikit sela yang bermakna. Tetapi sebagian

besar pasien dengan ADHD mengalami remisi parsial, dan masalah belajar

masih terus ada.2

Pada 15-20 persen kasus pasien ADHD, gejala menetap sampai

dewasa, mereka dengan gangguan mungkin mernunjukkan penurunan

hiperaktifitas tetapi tetap impliusif dan rentan terhadap kecelakaan . anak

dengan ADHD yang gejalanya menetap sampai remaja dalah berada dalam

resiko tinggi untuk mengalami gangguan konduksi. Kira-kira 50% anak-

anak dengan gangguan konduksi akan mengembangkan kepribadian

antisocial di masa dewasanya, dan juga beresiko mengalami gangguan

berhubunan dengan zat.2

Secara keseluruhan, hasil akhir ADHD pada masa anak-anak

tampaknya berhubungan dengan jumlah gangguan konduksi yang menetap

dan faktor keluarga yang kacau. Hasil yang optimal tampaknya

dipermudah dengan menghilangkan agresi anak dan dengan memperbaiki

fungsi keluarga sedini mungkin.

Dampak dari ADHD terhadap tumbuh kembang seseorang anak.1

10

Page 11: Referat Adhd Fixxx

F. Tatalaksana

Tujuan utama dari tatalaksana anak dengan ADHD adalah

memperbaiki pola prilaku dan sikap anak dalam menjalankan fungsinya

sehari-hari dengan memperbaiki fungsi kontrol diri, sehingga anak mampu

memenuhi tugas dan tanggung jawab secara optimal sebagaimana anak

seusianya. Tujuan lainnya adalah memperbaiki pola adaptasi dan

penyesuaian sosial anak sehingga terbentuk suatu kemampuan adaptasi

yang lebih baik dan matur sesuai dengan tingkat perkembangan anak.1

1. Pendekatan psikofarmalogis pada anak dengan ADHD. obat pilihan

utamanya yaitu golongan psikostimulan. Dikenal ada 3 macam obat

golongan psikostimulan.

a. Golongan Metilfenidat (satu-satunya yang dapat ditemukan di

Indonesia

b.Golongan deksamfitamin

c. Golongan pamolin

Barkley, dkk mengatakan bahwa efektifitas pemakaina obat

golongan metilfenidat adalah sebesar 60-70% dalam mengurangi

gejala hiperaktifitas-implusifitas dan inatensi. Efek samping yang

sering ditemukan pada pemakaian obat ini adalah nyeri kepala, nyeri

lambung, mual dan insomnia, penarikan diri dari lingkungan sosial,

over fokus, letargi, agitasi,mudah menangi, cemas, sulit tidur dan

penurunan nafsu makan. Beberapa anak mengalami efek rebound

dimana mereka menjadi agak mudah marah dan tampak agak

hiperaktif selama waktu yang sangat singkat saat medikasi dihentikan.

Pada anak dengan riwayat TIK motorik, harus digunakan secara hati-

hati karna beberapa kasus dapat menyebabkan ekserbasi gangguan

TIK. 1,2

Jenis obat Dosis Efek samping Lama kerja Perhatian

Metilfenidat(tablet 10 mg, dan 20 mg)

0,3-0,7 mg/KgBB/hari.Biasanya dimulai dengan 5 mg/hr pada pagi hari.

Insomnia, penurunan nafsu makan, penurunan BB sakit kepala

Untuk jenis intermediate release (IR) maka lama kerja obat adalah 3-4 jam.

Tidak dianjurkan pada pasien dengan kecemasan

11

Page 12: Referat Adhd Fixxx

Dosis maksimal 60 mg/hr

Ireteble. Mulai kerja obat ini cepat (30-60 menit) efektif untuk 70% kasus, keamanan cuklup terjamin.

tinggi. Tik motorik, dan riwayat keluarga dengan Tourette.

Metilfenidat (Slow release 20 mg)

Dosis dimulai dg 20 mg pada pagi hari dan dapat ditingkatkan dg dosis 0,3-0,7 mg/KgBB /hari.Kadang perlu ditambahkan 5-10 mg metilfenidat pada pagi hari agar untuk mendapatkan efek awal yang lebih cepat. Dosis maksimal 60 mg/hr.

Insomnia, penurunan nafsu makan, penurunan BB sakit kepala Ireteble.

Untuk jenis slow release (SR), sekitar 3 jam. Terutama berguna untuk remaja dengan ADHD sehingga dapat menghindari pemberian obat disiang hari.

Awitan kerja lambat (1-2 jam setelah pemberian oral).Tidak dianjurkan pada pasien dengan tingkat kecemasan tinggi. Tik motorik, dan riwayat keluarga dengan Tourette.

Metilfenidat-OROS(18 mg, 36 mg, 54 mg)

Dosis dimulai dg 18 mg. sehari satu kali . dosis ditingkatkan dg dosis 0,3-0,7 mg/KgBB /hari

Insomnia, penurunan nafsu makan, penurunan BB sakit kepala Ireteble.

Untuk jenis Osmotic release oral system (OROS), sekitar 12 jam dengan kadar plasma obat yang relative stabil.

Tidak dianjurkan pada pasien dengan tingkat kecemasan tinggi. Tik motorik, dan riwayat keluarga dengan Tourette.

Antidepresan termasuk imipramine (Tofranil), desipramin, dan

nortiptyline (pamelor) telah digunakan untuk mengobati ADHD dengan

suatu keberhasilan. Obat anti depresan lain yang sering digunakan

adalah golongan penghambat ambilan serotonin yang bekerja secara

spesifik (SSRI: serotonin spesifik reuptake inhibitor) misalnya

Fluxetine. Pemberian Fluxetine 0,6 mg/KgBB dikatakan memberikan

respon sebesar 58% pada anak dengan ADHD yang berusia 7-15 tahun.

Antidepresan membutuhkan monitoring yang cermat pada fungsi

jantung.1,2

Obat lain juga yang sering digunakan dalam pengobatan iyalah

antidepresan golongan penghambat monoamine oksidase, seperti

Molobemide dengan dosis 3-5mg/KgBB/hari yang dibagi dalam 2 dosis

pemberian. Obat antipsikotik atipikal seperti risperidon juga dapat

12

Page 13: Referat Adhd Fixxx

digunakan untuk membantu menurunkan perilaku hiperaktifitas dan

agresifitas, walaupun demikin belum banyak penelitian yang

mengungkapkan hasilnya. Obat lainnya yang juga dapat digunakan

adalah obat obat antikonvulsan seperti golongan carbamazepine dan

obat antihipertensi seperti klonidin juga dikatakan dapat

membantumengurangi gejala pada anak dengan ADHD.1

2. Pendekatan psikologis 1

a. Adanya pelatihan ketrampilan sosial. Sebagaimana diketahui anak

dengan ADHD sering kali disertai dengan prilaku agresifitas dan

implusifitas. Kondisi ini membuat mereka tidak mampu untuk

menjalani relasi yang optimal sehingga yang sering terjadi mereka

disingkirkan dari kelompok teman sebayanya dan sulit untuk

mencari teman baru.dengan ketrampilan sosial diharapkan mereka

akan lebih mengerti norma–norma sosial yang berlaku dan

berperilaku serta bereaksi seesuai dengan norma yang ada.

b. Edukasi bagi orang tua dan guru untuk mendapatkan suatu bentuk

terapi prilaku yang disebut sebagai modifikasi perilaku.

c. Modifikasi perilaku merupakan suatu teknik terapi prilaku dengan

menggunakan prinsip ABC (antecedents, behavior dan

consequence). Antecedents adalah semua bentuk sikap, prilaku dan

juga kondisi yang terjadi sebelum anak menampilkan prilaku

tertentu. Missal cara guru dan orang tua dalam memberikan perintah

pada anak. Behaviour adalah prilaku yang ditampilkan oleh anak

(yang seharusnya inginj diubah), dan Consequence adalah reaksi

orang tua dan guru yang terjadi setelah anak menunjukkan prilaku

tertentu. Dalam modifikasi prilaku maka orang tua dan guru

diharapkan merubah antecedents, behavior dan consequence nya

sehingga diharapkan anak juga dapat merubah prilaku yang tadinya

kurang adaptatif menjadi lebih adaptatif.

d. Edukasi dan pelatihan pada guru merupakan sangat penting, Karena

masalah utama pada anak dengan ADHD adalah masalah akademis

dan sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah. Tingkat

13

Page 14: Referat Adhd Fixxx

pemahaman guru yang baik akan ADHD diharapkan akan meningkat

kan kemampuan guru dalam mengempati sikap, prilaku, dan reaksi

emosi anak didik mereka yang mengalami ADHD.

e. Family support group atau kelompok antar keluarga di dalam

kelompok ini orang tua akan merasa lebih nyaman dan secara

terbuka dapat mengemukakan masalah yang di alami anak mereka,

serta lebih mudah mengekspresikan apa yang mereka rasakan.

Dengan adanya kondisi ini orang tua akan mendapatkan dukungan

emosional dari sesame orang tua lainnya, serta mengurangi

penderitaan yang dialami dan dari pengalaman praktis dari para

orang tua lainnya dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi

bai oleh anak maupun mereka para orang tua.

BAB III

KESIMPULAN

ADHD (Attention deficit hypereactivity disorder) atau gangguan

pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) adalah anak yang menunjukkan

14

Page 15: Referat Adhd Fixxx

perilaku hiperaktif, implusif, sulit memusatkan perhatian yang timbulnya lebih

sering, lebih persisten dengan tingkat yang lebih berat jika dibandingkan dengan

anak- anak lain yang seusianya.

ADHD dapat menjadi masalah pada anak karena akan mengalami

kesulitan menyesuaikan diri, baik di rumah, di sekolah maupun dalam berteman.

Semua kondisi ini tentunya mengganggu prestasi belajar dan berkembang anak

dan secara keseluruhan dapat membuat penurunan kualitas hidup anak di

kemudian hari. Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari ADHD.

Dari berbagai penelitian yang telah dilalkukan dikatakan adanya keterlibatan

dari faktor genetik, struktur anatomi dan neurokimiawi otak terhadap terjadinya

ADHD.

Gejala pada ADHD yaitu sulit memusatkan perhatian, overaktifitas,

implusivitas dan kesulitan berinteraksi dengan lingkungannya. Diagnosis dibuat

berdasarkan kriteria diagnostik DSM-V atau PPDGJ III.

Tatalaksana untuk anak dengan ADHD meliputi pendekatan

psikofarmalogis yaitu pemberian obat stimulan, antidepresan dan pendekatan

psikologis

DAFTAR PUSTAKA

1. Silvia D. Elvira. Buku Ajar Psikiatri UI edisi ke dua. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. 2013

15

Page 16: Referat Adhd Fixxx

2. Kaplan, Harold, MD. Sadock, Benjamin MD, Grebb, Jack MD. Sinopsis

psikiatri jilid 2. Binarupa Aksara. 2008

3. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-

5 by American Psychiatric Association..2013

4. Muslim, Rusadi dr. Buku saku diagnosis jiwa Rujukan ringkas dari

PPDGJ-III. Jakarta. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya

2003

16