wrap up skenario 3 a10 fixxx
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
1/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 1
SKENARIO 3
SAKIT KEPALA MENAHUN
Perempuan 35 tahun berkonsultasi dengan dokter keluarga dengan keluhan sakit kepala berulang
sejak 2 tahun yang lalu.Sakit kepala seperti tertimpa beban berat dan nyeri pada
tengkuknya.Sakit kepala ini disertai dengan insomnia.Sakit kepala berawal sejak pasien
diceraikan oleh suaminya 2 tahun yang lalu dan harus berpisah dari kedua orang anaknya.Oleh
dokter pasien disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut ke neurolog dan psikiater.Neurolog
mengatakan bahwa pasien mengalami nyeri kepala tipe tegang, sedangkan psikiater
menyimpulkan bahwa pasien mengalami nyeri somatoform (psikogenik). Walaupun ia sudah
bercerai, ia tetap bertanggung jawab untuk membimbing anaknya sesuai dengan prinsip keluarga
sakinah, mawaddah, warahmah.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
2/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 2
KATA SULIT
1. Insomnia: Kesulitan dalam tidur2.
Nyeri kepala tipe tegang: Serangan nyeri berulang yang berlangsung dalam beberapa menitsampai hari dengan sifat nyeri seperti tertekan atau diikat, bilateral. Faktor pemicunya antara
lain; stress, depresi, kecemasan, konflik emosional, dan lain-lain.
3. Nyeri somatoform: Suatu kelompokgangguan yang memiliki gejala fisik 9contoh: mual,nyeri, pusing) dimana tidak ditemukannya penjelasan medis yang adekuat.
Atau ketika diketahui patologi akan menimbulkan keluhan fisik yang lebih berat dari yang
biasanya terjadi.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
3/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 3
PERTANYAAN:
1. Apakah penyebab insomnia?2.
Mengapa nyeri berulang sampai 2 tahun?3. Mengapai sakit kepala disertai dengan nyeri tengkuk?
4. Apakah gejala klinis dari nyeri kepala tipe tegang?5. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan sehingga dokter mendiagnosis nyeri somatoform?6. Mengapa harus berkonsultasi kepada neurolog atau psikiater?7. Apa saja faktor resiko dari nyeri kepala menahun? Apakah usia dan jenis kelamin
mempengaruhi?
JAWABAN:
1. Nyeri kepala Stres Insomnia2. Ada hubungan dengan gangguan psikologi (karena diceraikan) berdampak ke gangguan
fisik
3. Karena terdapat reflex pelebaran pembuluh darah disertai dengan kontraksi otot kepala,leher, dan wajah
4. Muncul bilateral dan nyeri seperti tertekan atau diikat5. Dilihat apakah ada gejala lain di tubuh, jika tidak ada lakukan MRI
Atau dengan melihat apakah ada 4 gejala nyeri, 2 gejala GIT, 1 gejala seksual, dan 1gejala pseudoneurologis.
6. Nyeri kepala menahun NeurologMasalah psikis Psikiater
7. Gaya hidup, umur, jenis kelamin (wanita lebih sering), obat-obatan, pengaruh hormonal,diet, dan lain-lain
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
4/69
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
5/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 5
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Nyeri
Neuroanatomi Nyeri
Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E, 2007). Ketika suatu jaringan mengalami cedera,atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan-bahan yang dapat menstimulus reseptor
nyeri seperti serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang
akan mengakibatkan respon nyeri. Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanik seperti
pembengkakan jaringan yang menekan pada reseptor nyeri.
Sistem saraf manusia mengandung lebih dari 1010
saraf atau neuron.Neuron merupakan unit
structural dan fungsional system saraf. Sel saraf terdiri dari badan sel yang di dalamnya
mempunyai inti sel,nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, dadan golgi, di luarnya
banyak terdapat dendrit,kemudian bagian yang menjulur yang menempel pada badan sel
yang di sebut akson. Dendrit menyediakan daerah yang luas untuk hubungan dengan neuronlainnya. Dendrit adalah serabut aferen karena menerima sinyal dari neuron-neuron lain dan
meneruskannya ke badan sel.Pada akson terdapat selubung mielin,nodus ranvier,inti sel
Schwan,butiran neurotransmiter
Akson dengan cabang-cabangnya (kolateral), adalah serabut eferen karena membawa sinyal
ke saraf-saraf otot dan sel-sel kelenjar. Akson akan berakhir pada terminal saraf yang berisi
vesikel-vesikel yang mengandung neurotransmitter. Terminal inilah yang berhubungan
dengan badan sel, dendrit atau akson neuron berikutya.
a. Neuroanatomi sentuhan ringan dan tekananNama jalan: Tractus Spinothalamicus Anterior
Pada medulla spinalis:
Axon dari neuron orde pertama (ganglion spinalis) memasuki ujung cornu posteriormedulla spinalis dan bercabang dua : serabut yang naik dan serabut yang turun. Sesudah
memasuki satu atau dua segmen medulla spinalis membentuk Tractus posterolateral
(Lissaueri). Lalu bersinaps dengan neuron orde kedua yang terletak pada kelompok sel
substantia gelatinosa cornu posterior substansia grissea.
Axon dari neuron orde ke dua jalan menyilang pada comissura anterior substansia grisseadan substansia alba, kemudian naik keatas pada sisi anterolateral substantia alba sebagai
tractus neurospinotalamicus anterior.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
6/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 6
Pada medulla oblongata : pada medulla oblongata tractus tersebut jalan beriringan dengan
tractus spinotalamicus lateralis dan tractus spinotectalis, semuanya disebut Lesminicus
Spinalis.
Pada pons, mesencephalon dan diencephalon:beriringan dengan Lemniscus medialis untuk
akhirnya bersinaps pada neuron orde ketiga yaitu nucleus posterolateral dari kelompokventral thalamus (bagian kelompok nuclei lateralis thalamus) disini tekanan dan sentuhan
mulai diinterpretasikan.
Pada cortex cerebri : axon dari neuron orde ketiga jalan memasuki crus posterior interna dan
corona radiata berakhir pada gyrus poscentralis (area brodmann 3,2,1) menafsirkan
sensasi sentuhan dan tekanan sehingga timbul kesadaran akan sensasi tersebut.
(Stephen, 2007)
b. Neuroanatomi sensasi sakit dan suhuNama jalan: Tractus Spinothalamicus Lateralis
Pada medulla spinalis:
Axon dari neuron orde pertama (ganglion spinalis) memasuki ujung cornu posteriorsubstansia grissea medulla spinalis dan segera bercabang dua: serabut yang naik dan
serabut yang turun. Sesudah memasuki satu atau dua segmen medulla spinalis
membentuk tractus posterolateral (Lissaueri). Lalu bersinaps dengan neuron orde
kedua yang terletak pada kelompok sel substantia gelatinosa pada cornu posterior.
(Jurnalis, 2009)
Axon dari neuron orde ke dua jalan menyilang pada comissura anterior substansiagrissea dan substansia alba, kemudian naik keatas pada sisi kontralateral sebagai
tractus neurospinotalamicus lateralis.
Pada medulla oblongata : pada medulla oblongata tractus tersebut terletak pada dataran
lateral antara nucleus olivarius inferius dengan nucleus tractus spinalis N. Trigeminus.
Disini bergabung dengan: tractus spinotalamicus anterius, tractus spinotectalis. Ketiga
tractus tersebut disebutLemnicus Spinalis.
Pada pons : lemniscus spinalis naik keatas dibagian belakang pons.
Pada mesencephalon: lemniscus spinalis jalan pada tegmentum, lateralis dari lemniscus
medialis.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
7/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 7
Pada diencephalon: serabut saraf tractus spinotalamicus lateralis akan bersinaps dengan
neuron orde ketiga yaitunucleus posterolateral dari kelompok ventral thalamus (bagian dari
nucleus lateralis thalamus) disinilah terjadi penilaian kadar sensasi sakit dan suhu juga
reaksi emosi mulai timbul.
Pada cortex cerebri:axon dari neuron orde ketiga jalan memasuki crus posterior interna dancorona radiata berakhir pada gyrus poscentralis (area brodmann 3,2,1) menafsirkan suhu
dan sakit sehingga timbul kesadaran akan sensasi tersebut. (Price, 2006)
Neurofisiologi Nyeri
Nociceptor diaktivasi oleh stimulus yang berpotensi untuk merusak sel jaringan. Kerusakan
jaringan tersebut dapat disebabkan oleh stimulasi mekanis yang kuat, temperatur yang
ekstrim, kekurangan oksigen, dan paparan oleh zat kimia. (Barry, 2007)
Sel-sel jaringan yang rusak tersebut dapat pula mengeluarkan substansi yang mampu
membuka channel ion pada membran nociceptor, seperti :
ProteaseEnzim pengurai protein ini dapat mengurai peptida kininogen yang berada di extra selular
sehingga terbentuklah bradikinin. Bradikinin ini kemudian akan terikat dengan molekul
reseptor spesifik untuk mengaktivasi konduksi ion pada nociceptor.
ATPATP dapat berikatan langsung denganATP Gated Ion Channel sehingga terjadi depolarisasi
pada nociceptor.
K+Peningkatan K
+extraselular berperan langsung pada depolarisasi membran neuronal.
(Price, 2006)
Jenis Nociceptor
Transportasi stimulus nyeri terjadi pada ujung saraf bebas (FNE), yaitu serat C tanpa myelin
(unmyelinated C Fiber)dan serat A myelin tipisNociceptor terbagi menjadi empat jenis,
yaitu :
a. Polymodal Nociceptor: merespon terhadap stimulus mekanis, suhu, dan kimia.b. Mechanical Nociceptor: hanya merespon terhadap tekanan yang kuat.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
8/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 8
c. Thermal Nociceptor: hanya merespon terhadap suhu panas atau dingin.d. Chemical Nociceptor: merespon terhadap histamin dan zat kimia lainnya.Serat C terkecil (kecepatan konduksi
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
9/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 9
a. First pain: cepat dan tajam, diaktivasi oleh serat Ab. Secon pain: nyeri yang mengikuti first pain dan berlangsung lama, diaktivasi serat C
Perhubungan spinalis axon nociceptif
Neurotransmitter nyeri diduga adalah glutamat, namun neuron-neuron juga mengandung
substance P pada axon terminalis. Transmisi sinaps yang diperantarai oleh substance
Pdibutuhkan untuk menghasilkan rasa nyeri. (Barry, 2007)
Nyeri Alih (Referred Pain)
Merupakan fenomena dimana aktivasi nociceptor organ dalam (viseral) dipersepsikan
sebagai sensasi luar (cutaneus). Disebabkan karena axon nociceptor dari organ dalam
memiliki rute yang sama dengan nociceptor kutan dalam memasuki corda spinalis, sehingga
terjadilah pencampuran informasi dari kedua input tersebut.
Jalur Nyeri Ascendens
1. Spinothalamic PathwayInformasi suhu dan nyeri disampaikan dari corda spinalis ke orak melalui jalur
spinothalamic.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
10/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 10
Axon dari neuron ordo II langsung menyeberang dan menyusuritractusspinothalamicus.
Serat spinothalamicus berjalan dari corda spinalis kemudian melewati medulla, pons,danmidbrain tanpa bersinaps sampai mereka mencapai thalamus.
Pada akhirnya, setelah melewati batang otak, axon spinothalamicus beradabersebelahandengan lemniscus medialis, namun kedua axon tersebut tetap terpisah
satu sama lain.Informasi sentuhan berjalan secara ipsilateral, sedangkan nyeri
berjalan contralateral.
2. Trigeminal PathwayInformasi suhu dan nyeri yang berasal dari muka dan kepala berjalan melalui jalur ini, yang
mirip dengan spinothalamic pathway.
Serat nervus trigeminal bersinaps pada neuran orde kedua di nucleus trigeminalspinalis pada batang otak.
Axon tersebut kemudian naik ke thalamus di lemniscus trigeminal.Sensasi nyeri dan sentuhan sama-sama berakhir di thalamus (Nucleus VP dan intralaminar)
tetapi menempati daerah yang berbeda. Kemudian informasi dari thalamus tersebut
diteruskan ke berbagai daerah pada cortex cerebral.
Regulasi Nyeri
a. Regulasi AferenNyeri yang dihasilkan oleh aktivitas nociceptor dapat dikurangi dengan
aktivitasmechanoreceptor (Serat A) secara bersamaan. Inilah mengapa rasa nyeri pada
memar akan berkurang apabila kita lakukan gerakan memijat.
Gate Theory of Pain
*Tidak ada konflik stimulus
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
11/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 11
Dapat dilihat pada gambar ini, bahwa stimulus yang dibawa oleh serat C berjalan dengan
lancar (tidak ada hambatan apapun) dan akan sampai pada projection neuron, yangkemudian akan diteruskan ke otak, menyebabkan sensasi nyeri maksimal.
*Terdapat konflik stimulus. Stimulus nyeri dibawa oleh serat C menuju projection neuron.
Di saat yang sama, stimulus sentuhan (stimulus tidak nyeri) dibawa oleh serat A menuju
projection neuron dan interneuron inhibitorik.
Aktivasi interneuron inhibitorik tersebut akan menghambat projection neuron, sehingga
tidak ada stimulus yang diteruskan ke otak sehingga mengurangi sensasi nyeri yang ada.
Namun tidak semua interneuron inhibitorik dapat diaktifkan, sehingga masih terdapat
sensasi nyeri yang diteruskan ke otak. (Barry, 2007)
1. Regulasi DescendensEmosi yang kuat atau stres pada seseorang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri. Telah diketahui bahwa terdapat bagian dari otak yang berperan dalam supresi nyeri.
Salah satunya adalah zona-zona neuron di midbrain, seperti periventricular dan
periaqueductal gray matter (PAG).
Mekanismenya adalah sebagai berikut :
PAG menerima input emosional dari struktur-struktur otak. Neuron-neuron di PAG mengirimkan axon menuju daerah pada medulla, yaitu raphe
nuclei, yang kemudian akan mengeluarkan neurotransmitter serotonin.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
12/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 12
Kemudian neuron medulla tersebut akan memproyeksikan axon ke cornu posteriorcorda spinalis, dimana axon yang membawa serotonin tersebut akan menekan
aktivitas nociceptor.
Intensitas Nyeri
gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas
nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan
respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.Namun, pengukuran dengan metode ini
juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Sherwood, 2004).
Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
1) skala intensitas nyeri deskritif
2) Skala identitas nyeri numerik
3) Skala analog visual
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
13/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 13
4) Skala nyeri menurut bourbanis
Keterangan
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan (secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik).
7-9 : Nyeri berat (secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi).
10 : Nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).
Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif.
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang
terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di
sepanjang garis. Pendeskripsi ini diurutkan dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang
tidak tertahankan. Kinisi menunjukkan pasien skala tersebut dan meminta pasien untuk
memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Klinisi juga menanyakan seberapa jauh
nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak
menyakitkan.Alat VDS ini memungkinkan pasien memilih sebuah kategori untuk
mendeskripsikan nyeri. (Price, 2006)
Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti
alat pendeskripsi kata.Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-
10.Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah
intervensi terapeutik.Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan
patokan 10 cm.
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi.VAS adalah suatu
garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada
setiap ujungnya.Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan
nyeri.VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
14/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 14
dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau
satu angka.
Faktor yang mempengaruhi nyeri: usia, jenis kelamin, budaya, makna nyeri, perhatian,
ansietas, pengalaman masa lalu, pola adaptasi, support keluarga dan social.
IMPULS SARAF
Terjadinya impuls listrik pada saraf
sama dengan impuls listrik yg
dibangkitkan dalam serabut otot Sebuah
neuron yg tdk membawa impuls
dikatakan dalam keadaan polarisasi,
dimana ion Na+ lebih banyak diluar sel
dan ion K+ dan ion negative lain lebih
banyak dalam sel Suatu rangsangan (ex:neurotransmiter) membuat membrane
lebih permeable terhadap ion Na+ yang
akan masuk ke dalam sel, keadaan ini
menyebabkan depolarisasi dimana sisi
luar akan bermuatan negative dan sisi
dalam bermuatan positif.
Segera setelah depolarisasi terjadi,
membrane neuron menjadi lbih
permeable terhadap ion K+, yg akansegera keluar dari sel. Keadaan ini
memperbaiki muatan positif diluar sel
dan muatan negatif di dalam sel, yg
disebut repolarisasi. Kemudian pompa
atrium dan kalium mengmbalikan Na+ keluar dan ion K+ ke dalam, dan neuron sekarang
siap merespon stimulus lain dan mengahantarkan impuls lain. Sebuah potensial aksi dalam
merespon stimulus berlangsung sangat cepat dan dpt di
ukur dlm hitungan milidetik.sss Sebuah neuron tunggal mampu meghantarkan ratusan
impuls setiap detik
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
15/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 15
NEURO FISIOLOGI
Proses fisiologik
Antara stimulus cedera jaringan dan
pengalaman subjektif nyeri terdapat 4proses tersendiri : transduksi, transmisi,
modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri
adalah proses rangsangan yang
mengganggu sehingga menimbulkan
aktivitas listrik di reseptor nyeri.
Transmisi nyeri adalah melibatkan
proses penyaluran impuls nyeri dari
tempat transduksi melewati saraf perifer
sampai ke terminal di medulla spinalis
dan jaringan neuron-neuron pemancaryang naik dari medulla spinalis ke otak.
Modulasi nyeri adalah melibatkan
aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf
decendens dari otak yang dapat
memengaruhi transmisi nyeri setinggi
medulla spinalis. Dan terakhir persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang
bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
Reseptor nyeri dan stimulasinya
Kapasitas jaringan untuk menimbulkan nyeri apabila jaringan tersebut mendapat rangsangan
yang mengganggu bergantung pada keberadaan nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen
primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Saraf perofer terdiri dari akson
3 tipe neuron yang berlainan : neuron aferen atau sensorik primer, neuron motorik, dan
neuron pascaganglion simpatis. Serat pascaganglion simpatis dan motorik adalah serat
eferen(membawa impuls dari
medulla spinalis ke jaringan dan organ efektor). 2 serat aferen primer yang diklasifikasikan
sebagai nosiseptor yaitu serat aferen primer A-delta (A-d) dan serat aferen primer C.
Sinyal nyeri cepat disalurkan ke medulla spinalis oleh serat A-d dan dirasakan dalam waktu
0,1 detik. Kualitas nyerinya menusuk, tajam, atau elektris. Nyeri cepat timbul sebagai
respons terhadap rangsangan mekanik (seperti sayatan) atau suhu di permukaan kulit tapi
tidak dirasakan di jaringan tubuh sebelah dalam. Nyeri lambat disalurkan oleh serat aferen C
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
16/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 16
dan dirasakan 1 detik setelah rangsangan yang mengganggu. Nyeri lambat mempunyai
lokalisasi yang kurang jelas dengan kualitas seperti terbakar, berdenyut, atau pegal.
Jalur nyeri di system saraf pusat
1. Jalur Nyeri CepatTraktus neospinotalamikus
Serat A yang mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik maupun termal lamina I
(lamina marginalis) kornu dorsalis eksitasi second-orderneurons dari traktus
spinotalamikus serabut saraf panjang yangmenyilang menuju otak melalui comisura
anteriorkolumn anterolatera lserat dari neospinotalamikusakan berakhir pada: (1) area
retikular dari batang otak (sebagian kecil), (2) nukleustalamus bagian posterior (sebagian
kecil), (3) kompleks ventrobasal (sebagian besar).
Traktus lemniskus medial bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga berakhirpada
daerah ventrobasal. Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akanmemungkinkan otak
untuk menyadari lokasi tepat dimana rangsangan tersebutdiberikan.
2. Jalur Nyeri LambatTraktus Paleospinotalamikus
Mentransmisikan sinyal dari serat C + sedikit sinyal dari serat A lamina II dan III
(substansia gelatinosa) (+) beberapa neuron pendek yang area lamina V columnaanterolateralKebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga areayaitu : (1) nukleus
retikularis dari medulla, pons, dan mesensefalon, (2) area tektumdari mesensefalon, (3)
regio abu abu dari peraquaductus yang mengelilingiaquaductus Silvii dan sepersepuluh
ataupun seperempat sinyal yang akan langsungditeruskan ke talamus.
Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak nyaman dari tipe nyeri.Dari area batang otak
ini, multipel serat pendek neuron akan meneruskan sinyal kearah atas melalui intralaminar
dan nukleus ventrolateral dari talamus dan ke areatertentu dari hipotalamus dan bagian basal
otak
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
17/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 17
Teori nyeri
1. Teori spesifisitas
2 prinsipnya yang masih sah adalah
1) reseptor somatosensorik adalah reseptor yang mengalami spesialisasi untuk beresponssecara optimal terhadap satu atau lebih tipe stimulus tertentu
2) Tujuan perjalanan neuron aferen primer dan jalu ascendens merupakan factor kritis dalammembedakan sifat stimulus di perifer.
2. Teori, Pola, atau penjumlahan
Nyeri dihasilkan oleh stimulasi intens dari reseptor-reseptor nonspesifik, dan bahwa
penjumlahan impuls-impuls itulah yang dirasakan sebagai nyeri.
3. Teori Kontrol Gerbang
Prinsip dasar pada teori kontrol gerbang adalah sebagai berikut :
1. Baik serat sensorik bermielin besar (L) yang membawa informasi mengenai rasa raba danpropiosepsi dari perifer (serat A-a dan A-b) maupun serat kecil (S) yang membawa
informasi mengenai nyeri (serat A-d dan C) menyatu di kornu dorsalis medulla spinalis
2. Transmisi impuls saraf dari serat-serat aferen ke sel-sel transmisi (T) medulla spinalis dikornu dorsalis dimodifikasi oleh suatu mekanisme gerbang di selsel substansia
gelatinosa.
3. Mekanisme gerbang spinal dipengaruhi oleh jumlah relatif aktivitas di serat aferen primerberdiameter besar (L) dan berdiameter kecil (S). Aktivitas di sera besar cenderung
menghambat transmisi nyeri (menutup gerbang), sedangkan aktivitas di serat kecil
cenderung mempermuah transmisi nyeri (membuka gerbang)
4. Mekanisme gerbang spinal dipengaruhi oleh impuls saraf yang turun dari otak.5. Apabila keluaran dari sel-sel T medulla spinalis melebihi suatu ambang kritis, terjadi
pengaktivan system aksi untuk perasaan dan respons nyeri.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
18/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 18
4. Teori Endorfin-Enkefalin
Kemajuan terpenting dalam pemahaman mengenai mekanisme nyeri adalah
ditemukannya reseptor opiat di membran sinaps. Reseptor opiat terutama terdapat di daerah
PAG, nucleus rafe medial, dan kornu dorsalis medulla spinalis. Obat narkotik eksogen dan
antagonis narkoba mengikat reseptor-reseptor ini. Opiat dan opioid menghambat nyeri(narkotik). Nalokson menghambat inhibisi sehingga
meningkatkan nyeri (antagonis narkotik).
Jenis Nyeri
1. Nyeri akut (cepat) versus Nyeri kronik (lambat)
2. Nyeri Somatik Superfisial (Kulit)
Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superficial kulit dan jaringan subkutis. Stimulus
yang efektif untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu,
kimiawi, atau listrik. Kulit memiliki banyak saraf sensorik sehingga kerusakan di kulit
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
19/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 19
menimbulkan sensai yang lokasinya lebih akurat dan presisi yang lebih luas dibandingkan di
bagian tubuh lain.
3. Nyeri Somatik Dalam
Nyeri somatic dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum,
tulang, sendi dan arteri. Struktur-struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga
lokalisasi nyeri serng tidak jelas. Nyeri dirasakan lebih difus daripada nyeri kulit dan
cenderung menyebar ke daerah di sekitarnya.
4. Nyeri Viseral
Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh. Reseptor nyeri
visera berada di dinding otot polos organ-organ berongga (lambung, kandung empedu,
saluran empedu, ureter, dll) dan di kapsul organ-organ padat (hati, pancreas, ginjal).
Mekanisme utama yang menimbulkan nyeri visera adalah peregangan atau distensi
abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia, dan peradangan. Visera dipersarafi oleh dua
rute : melalui saraf-saraf yang memiliki fungsi autonom (jalur visera sejati), seperti saraf
splanknikus, dan melalui saraf-saraf spinal yang mempersarafi struktur somatic (jalur
parietal). Nyeri visceral disalurkan melalui serat simpatis dan parasimpatis SSO.
5. Nyeri Alih
Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri yang berasal dari slah satu daerah di tubuh tetapi
dirasakan terletak di daerah lain. Teori konvergensi-proyeksi merupakan teori yang
menjelaskan tentang nyeri alih. Menurut teori ini, dua tipe aferen yang masuk ke segmen
spinal (satu dari kulit dan satu dari struktur otot dalam atau visera) berkonvergensi ke sel-sel
proyeksi sensorik yang sama (misalnya, sel proyeksi spinotalamikus)
6. Nyeri Neuropati
Secara paradoks, kerusakan atau disfungsi SSP atau saraf perifer dapat menyebabkan
nyeri. Jenis nyeri ini disebut nyeri neuropatik atau deaferentasi. Nyeri neuropatik berasal
dari saraf perifer di sepanjang perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi , tanpa
melibatkan eksitasi reseptor nyeri spesifik (nosiseptor) Nyeri Neuropatik sering memiliki
kualitas seperti terbakar,nyeri, atau seperti tersengat listrik. Pasien dengan nyeri neuropatik
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
20/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 20
menderita akibat instabilitas SSO. Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat lesi di SSP (nyeri
sentral) atau kerusakan saraf perifer (nyeri perifer).
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Nyeri Kepala
2.1. Definisi
Nyeri kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal
dari struktur sensitif terhadap rasa sakit (Kenneth, 2004). Struktur cranium yang peka nyeri
kepala adalah semua jaringan ekstrakranium, termasuk kulit kepala, otot, arteri, dan
periosteum tengkorak; sinus kranialis; sinus vena intrakranium dan vena-vena cabangnya;
bagian dari dura di dasar otak dan arteri di dalam dura; dan nervus kranialis trigeminus,
fasialis, vagus, dan glosofaringeus serta nervus cervicalis ( C2 dan C3).
Apabila nyeri kepala melibatkan struktur-struktur di daerah infratentorium, nyeri tersebutdari daerah oksipitalis kepala dan leher oleh akar saraf cervical atas.Nyeri supratentorium
dirasakan di bagian anterior kepala (daerah oksipital, temporalis, dan parietalis) dan terutama
diperantai oleh nervus trigeminus. (Kowalak, 2011)
2.2. Klasifikasi
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
21/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 21
Tension Type Headache (TTH)
Definisi nyeri kepala tipe tegang menurut kriteria Internatinal Headache Society (IHS)
adalah episode yang berulang dari nyeri kepala yang berlangsung bermenit menit sampai
berhari-hari. Nyerinya khas, menekan atau ketat dalam kualitas, ringan atau sedang
intensitasnya, umumnya bilateral lokasinya dan tidak memberat dengan aktivitas fisik rutin,nausea biasanya tidak ada, tetapi fotofobi bisa ditemukan.
Istilah lain yang pernah digunakan untuk menyingkatkan gambaran klinis dari tension
headache adalahpsychomyogenic headache, stress headache, ordinary headache, idiopathic
headache,danpsychogenic headache.
TTH dibagi 2 macam:
1. Episodik , jika serangan yang terjadi kurang dari 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun).a. Nyeri kepala tipe tegang episodik disertai oleh gangguan otot perikranial.b. Nyeri kepala tipe tegang episodik tidak disertai oleh gangguan otot perikranial
Ciri-ciri TTH episodik:
Paling tidak terjadi 10 kali nyeri kepala yang memenuhi criteria berikut; dimananyeri kepala terjadi kurang dari 15 kali per bulan
Nyeri kepala berdurasi sekitar 30 menit7 hari Paling tidak dua dari karakteristik nyeri berikut terpenuhi:
o kualitas nyeri menekan (nonpulsatil)o intensitas ringan atau sedango lokasi bilateralo Tidak diperberat dengan aktivitas fisik rutin
Tidak ada mual atau muntah Tidak terjadi Fotofobia dan fonofobia atau hanya ada satu di antaranya tidak ada dugaan nyeri kepala tipe sekunder
2. Kronik, jika serangan minimal 15 hari perbulan selama paling sedikit 3 bulan (180 haridalam 1 tahun).
a. Short-duration, jika Serangan terjadi kurang dari 4 jam.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
22/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 22
b. Long-duration, jika Serangan berlangsung lebih dari 4 jam.Cirri-ciri TTH kronik:
Frekuensi rata-rata nyeri kepala lebih dari 15 hari per bulan selama lebih dari 6bulan dan memenuhi criteria berikut
Paling tidak 2 dari karakteristik nyeri berikut terpenuhio kualitas nyeri menekan (nonpulsatil)o intensitas ringan atau sedango lokasi bilateralo Tidak diperberat dengan aktivitas fisik rutin
Tidak ada mual atau muntah Tidak terjadi Fotofobia dan fonofobia atau hanya ada satu di antaranya tidak ada dugaan nyeri kepala tipe sekunder
Migren
Migren adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlansung 4 72 jam. Nyeri
biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan
diperhebat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia. Migren
dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa aura, dan migren kronik(transformed).
1. Migren dengan aura adalah migren dengan satu atau lebih aura reversibel yangmengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak, paling
tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur angsur lebih dari 4 menit, aura tidak
bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu
tidak mencapai 60 menit.
2. Migren tanpa aura adalah migren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral danterkena pada periorbital.
3. Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan klinisnya dapat berubah berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan berkembang menjadi sindrom nyeri kepala kronik
dengan nyeri setiap hari.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
23/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 23
Nyeri Kepala Cluster
Nyeri kepala cluster merupakan sindroma nyeri kepala yang lebih sering terjadi pada
pria dibanding wanita. Nyeri kepala cluster ini pada umumnya terjadi pada usia yang lebih
tua dibanding dengan migraine. Nyeri pada sindrom ini terjadi hemikranial pada daerah yang
lebih kecil dibanding migraine, sering kali pada daerah orbital, sehingga dikatakan sebagaiklaster. Jika serangan terjadi, nyeri ini dirasakan sangat berat, nyeri tidak berdenyut konstan
selama beberapa menit hingga 2 jam. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Donnet,
kebanyakan pasien mengalami serangan dengan durasi 30 hingga 60 menit.
1. Nyeri kepala klaster episodikPeriode nyeri (klaster) terjadi sepanjang 7 hari sampai 1 tahun, klaster dipisahkan oleh
interval bebas nyeri yang berlangsung selama paling tidak 2 minggu. Umumnya, satu klaster
berlangsung selama 2 minggu sampai 3 bulan.
2. Nyeri kepala klaster kronikTerjadi lebih dari satu tahun tanpa remisi, atau remisi bertahan kurang dari 2 minggu. Nyeri
kepala klaster kronik dibagi lagi menjadi nyeri kepala klaster kronik sejak awitan dan nyeri
kepala klaster kronik yang berkembang dari episodik
Nyeri kepala klaster kronik sulit ditangani dan resisten terhadap agen profilaksis standar.
Sebagai etiologi terjadinya nyeri kepala klaster, dipikirkan adanya predisposisi genetic pada
keluarga. Namun tidak ditemukan adanya pola pewarisan tertentu.
2.3. Etiologi
Sebagian besar nyeri kepala terjadi karena tegangan (kontraksi otot) dapat disebabkan oleh:
Stres emosional, kelelahan, menstruasi, rangsangan dari lingkungan (bunyi berisik,kerumunan banyak orang, cahaya yang terang).
Keadaan lain yang dapat menjadi penyebab: glaukoma, inflamasi pada mata atau mukosanasal atau sinus paranasal, penyakit pada kulit kepala, gigi, arteri ekstrakranial,
pemakaian obat-obat vasodilator (nitrat, alkohol dan histamin), penyakit sistemik,
hipertensi, peningkatan tekanan intracranial, trauma/tumor kepala, perdarahan, abses
atau aneurisma intrakranial.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
24/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 24
Secara umum Sakit kepala bisa disebabkan oleh kelainan: (1) vaskular, (2) jaringan saraf, (3)
gigi geligi, (4) orbita, (5) hidung dan (6) sinus paranasal, (7) jaringan lunak di kepala,
kulit, jaringan subkutan, otot, dan periosteum kepala.
Tension Type Headache (TTH)
Stress, depresi, bekerja dalam posisi yang menetap dalam waktu lama, kelelahan mata,
kontraksi otot yang berlebihan, berkurangnya aliran darah, dan ketidakseimbangan
neurotransmitter seperti dopamin, serotonin, noerpinefrin, dan enkephalin.
Migren
(1) Perubahan hormon (65,1%), penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron pada
fase luteal siklus menstruasi, (2) makanan (26,9%), vasodilator (histamin seperti pada anggur
merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein), zattambahan pada makanan (MSG), (3) stress (79,7%), (4) rangsangan sensorik seperti sinar
yang terang menyilaukan(38,1%) dan bau yang menyengat baik menyenangkan maupun
tidak menyenangkan, (5) faktor fisik seperti aktifitas fisik yang berlebihan (aktifitas seksual)
dan perubahan pola tidur, (6) perubahan lingkungan (53,2%), (7) alkohol (37,8%), (7)
merokok (35,7%). Faktor resiko migren adalah adanya riwayat migren dalam keluarga,
wanita, dan usia muda.
Nyeri Kepala Cluster
Lebih sering pada pria usia dewasa muda (20-40 th). Pemicu adalah alkohol, stres dan
makanan tertentu.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
25/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 25
2.4. Patofisiologi
Beberapa mekanisme umum yang berpengaruh memicu nyeri kepala:
Peregangan atau pergeseran pembuluh darah: intrakranium atau ekstrakranium. Traksi pembuluh darah. Peregangan periosteum (nyeri local).
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
26/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 26
Degenerasi spina cervicalis atas disertai kompresi pada akar nervus cervicalis (misalnya,arthritis vertebra cervicalis).
Defisiensi enkefalin (peptide otak mirip opiate, bahan aktif endorphin).Sistem saraf simpatis pada dasarnya bertanggung jawab atas pengendalian neural pembuluhdarah cranium dan ekstrakranium. Nyeri kepala dapat memancar dari struktur yang peka
terhadap rasa nyeri seperti kulit, kulit kepala, otot, arteri dan vena; nervus kranialis V. VII,
IX dan X; atau nervus kranialis 1, 2, dan 3.
Empat fase nyeri kepala:
1. Normal. Arteri serebri dan arteri temporalis dipersarafi secara ekstrakranial; arteri dalamparenkim otak tidak dipersarafi.
2. Vasokontriksi (aura). Vasokontriksi lokal neurogenik yang berkaitan dengan stres padaarteri serebri yang dipersarafi akan mengurangi aliran darah ke dalam otak (iskemialokal). Secara sistematis, prostaglandin tromboksan akan meningkatkan agregasi
trombosit dan pelepasan serotonin, suatu vasokontriktor yang poten, serta mungkin pula
zat adiktif lain.
3. Dilatasi arteri parenkim. Pembuluh darah parenkim otak yang tidak dipersarafi akanberdilatasi sebagai reaksi terhadap keadaan asidosis dan anoksia (iskemia). Peningkatan
aliran darah, kenaikan tekanan internal dan peningkatan pulsasi pembuluh darah
menyebabkan aliran darah melintas pembuluh darah yang pada keadaan normal untuk
memberikan nutrisi.
4. Vasodilatasi. Mekanisme kompensasi menimbulkan vasodilatasi pada arteri yangdipersarafi sehingga terjadi nyeri kepala. Agregasi trombosit dalam peredaran darah
sistemik berkurang dan penurunan kadar serotonin menyebabkan vasodilatasi.
(Kowalak, 2011)
Sakit Kepala Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab memicu
nyeri kepala adalah sebagai berikut(Lance,2000) : (1) peregangan atau pergeseran pembuluh
darah; intrakranium atau ekstrakranium, (2) traksi pembuluh darah, (3) kontraksi otot kepala
dan leher ( kerja berlebihan otot), (3) peregangan periosteum (nyeri lokal), (4) degenerasi
spina servikalis atas disertai kompresi pada akar nervus servikalis (misalnya, arteritis
vertebra servikalis), defisiensi enkefalin (peptida otak mirip- opiat, bahan aktif pada
endorfin).
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
27/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 27
Tension Type Headache (TTH)
Saat ini penyebab yang paling mungkin terjadinya TTH dipercayai adalah akibatsensitivitas neuronal yang abnormal dan fasilitasi nyeri, bukan kontraksi otot abnormal.
Berbagai studi menunjukkan bahwa TTH berasosiasi dengan supresi eksteroseptif (ES2),
serotonin platelet abnormal, dan penurunan beta-endorfin likuor serebrospinal.
Nosisepsi miofasial ekstrakranial merupakan salah satu dari mekanisme nyeri kepala tegang.
Nyeri kepala tidak secara langsung berhubungan dengan kontraksi otot, dan dipikirkan
kemungkinan hipersensitivitas neuron pada nucleus trigeminal kaudalis. Sensitisasi sentral
tersebut dikarenakan adanya input nosiseptif yang berkepanjangan yang dihasilkan dari
jaringan miofasial perikranial. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi mekanisme perifer
dan menimbulkan peningkatan aktivitas otot perikranial atau pelepasan neurotransmitter pada
jaringan miofasial. Sensitisasi sentral tersebut dapat bertahan bahkan setelah factor pencetus
awal telah dihilangkan sehingga menimbulkan konversi dari nyeri kepala tegang episodik
menjadi kronik.
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksiotot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m. splenius
capitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m.
cervicalis posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para penderita
nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar
daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala
setelah adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yangdipertahankan lama sehingga menyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur
yang salah.
Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di
sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah
berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil metabolisme
yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.
Rasa nyeri di dalam kepala, seperti halnya nyeri di bagian lain, akan dihantarkan kekorteks serebri oleh serabut-serabut saraf sensorik. Nyeri kepala dapat mempunyai
distribusi permukaan yang terlokalisasi atau terasa menyeluruh (difus) di dalam kepala
sebagai suatu kesatuan. Nervus yang terutama terlibat:
1. Nervus Trigeminus atau nervus kelima yang mempersarafi wajah dan bangunan diwajah, bagian dua per tiga anterior kulit kepala dan periosteum di bawahnya di
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
28/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 28
luar tulang tengkorak. Di dalam tengkorak, nervus ini mempersarafi dura mater
dan pembuluh-pembuluh darah pada fossa anterior dan media di depan tentorium
serebri.
2. Tiga nervus servikalis pertama yang mempersarafi bagian sepertiga posterior kulitkepala serta periosteum dan muskulus trapezius di luar tengkorak. Di dalamtengkorak, ketiga saraf ini mempersarafi dura mater di sebelah posterior tentorium
dan pembuluh-pembuluh darah pada fossa posterior.
Migren
Patofisiologi Migren Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren. Teori
vaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi
sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan.
Penyebaran frontal berlanjuta dan menyebabkan fase nyeri kepala dimulai. Teori cortical
spread depression, dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah
terjadi eksitasi neuron lalu berlaku shortlasting wave depolarization oleh pottasium-
liberating depression (penurunan pelepasan kalium) sehingga menyebabkan terjadinya
periode depresi neuron yang memanjang. Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang
akan menekan aktivitas neuron ketika melewati korteks serebri.
Teori Neovaskular (trigeminovascular), adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan
produksi NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darah sehingga
melepaskan CGRP (calcitonin gene related). CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel
mast meningens dan akan merangsang pengeluaran mediator inflamasi sehingga
menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja pada arteri serebral dan otot polos yang
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
29/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 29
akan mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selain itu, CGRP akan bekerja pada post
junctional site second order neuron yang bertindak
sebagai transmisi impuls nyeri
Teori sistem saraf simpatis, aktifasi sistem ini akan mengaktifkan lokus sereleussehingga terjadi peningkatan kadar epinefrin. Selain itu, sistem ini juga mengaktifkan
nukleus dorsal rafe sehingga terjadi peningkatan kadar serotonin. Peningkatan kadar
epinefrin dan serotonin akan menyebabkan konstriksi dari pembuluh darah lalu terjadi
penurunan aliran darah di otak. Penurunan aliran darah di otak akan merangsang serabut
saraf trigeminovaskular. Jika aliran darah berkurang maka dapat terjadi aura. Apabila terjadi
penurunan kadar serotonin maka akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah intrakranial
dan ekstrakranial yang akan menyebabkan nyeri kepala pada migren.
Cluster Headache
Patofisiologi nyeri kepala klaster yang masih banyak dianut sampai saat ini :
Fokus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus perikarotis.
Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis
superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik). Diperkirakan
focus iritatif di dan sekitar pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak dan
mengakibatkan rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi
Hubungan polisinaptik dalam batang otak merangsang neuron-neuron dalam kolumna
intermediolateral sumsum tulang belakang (simpatetik) dan nucleus salivatorius superior
(parasimpatetik).
Serat-serat preganglioner dari nucleus-nukleus ini membawa impuls-impuls untuk
merangsang SCG (simpatetik) dan mengakibatkan sekresi keringat di dahi, serta rangsangan
pada SPG (parasimpatetik) untuk sekresi air mata (lakrimasi) dan air hidung (rinorrhea).
2.5. Manifestasi Klinik
Selama serangan migrain, fungsi fisiologik terganggu:
1. Gangguan pemprosesan sensorik menyebabkan disfungsi penglihatan dan pendengaran(fotofobia dan fonofobia).
2. Gangguan motilitas GI dapat menyebabkan mual dan muntah serta kesulitanmengkonsumsi obat antimigren oral.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
30/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 30
3. Gangguan autonom dapat menimbulkan berbagai gejala seperti diare.4. Gangguan serebrum dapat menyebabkan perubahan kognitif dan suasana hati.
Tipe Tanda dan Gejala
Migrain tanpa aura ( migrain biasa)
Durasi 4 sampai 72 jam apabila tidak
diobati
Gejala prodromal yang meliputi rasalelah, nausea, vomitus, dan
ketidakseimbangan cairan yang
mendahului serangan sakit kepala.
Sensitive terhadap cahaya dan bunyiberisik.
Nyeri tipe sakit kepala (rasa pegal ataunyeri berdenyut yang bias unilateral atau
bilateral).
Migrain dengan aura (klasik)
Biasanya terjadi pada kepribadian
kompulsif.
Gejala prodromal yang meliputigangguan penglihatan seperti
penampakan garis zig zag dan cahaya
yang terang, gangguan sensorik(kesemutan pada wajah, bibir serta
tangan), gangguan motorik.
Sakit kepala yang periodik dan rekuren.Migrain hemiplegik dan oftalmoplegik
Biasanya terjadi pada dewasa muda Nyeri unilateral Kelumpuhan otot ekstraokuler (N. cranial
III) dan psitosis.
Migrain hemiplegic terdapat gangguanneurologi (hemiparesis, hemiplagia) yang
dapat bertahan meskipun sakit kepala
sudah mereda.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
31/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 31
Migrain arteri basilaris
Terjadi pada wanita muda periode haid Gejala prodromal yang meliputigangguan penglihatan parsial dengan
keluhan vertigo, ataksia, tinnitus,
kesemutan jari-jari tangan serta kaki.
Nyeri kepala yang berupa nyeriberdenyut di daerah oksipital dn vomitus.
Membedakan Nyeri Kepala
Jenis atauPenyebab
Ciri Khas Pemeriksaan Diagnostik
Ketegangan otot
Sakit kepala sering terjadi, nyeri
hilang timbul, tidak terlalu berat dan
dirasakan di kepala bagian depan
dan belakang atau dirasakan
kekakuan menyeluruh.
Pemeriksaan untuk
menyingkirkan penyakit
fisik serta penilaian
faktor psikis &
kepribadian.
Migren
Nyeri dimulai di dalam dan di
sekitar mata atau pelipis, menyebar
ke satu atau kedua sisi kepala,
biasanya mengenai seluruh kepala,
berdenyut dan disertai dengan
hilangnya nafsu makan, mual dan
muntah.
Jika diagnosisnya masih
meragukan dan sakit
kepala baru terjadi,
dilakukan CT scan atau
MRI/diberikan obat
migren untuk melihat
efeknya.
Nyeri KepalaCluster
Serangannya singkat (sekitar 1 jam),
dirasakan di satu sisi kepala,
serangan terjadi secara periodik,
menyerang pria yang disertai dengan
pembengkakan mata, hidung meler
& mata berair pada sisi yang sama
dengan nyeri.
Obat migren diberikan
untuk melihat efeknya
(sumatriptan,
metisergid/obat
vasokonstriktor,
kortikosteroid,
indometasin) atau
menghirup O2.
Hipertensi Nyerinya berdenyut dan dirasakan di
kepala bagian belakang atau di
Analisa kimia darah dan
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
32/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 32
puncak kepala. pemeriksaan ginjal.
Kelainan mata
(iritis, glaukoma).
Nyeri dirasakan di kepala bagian
depan atau di dalam dan di seluruh
mata, bersifat sedang sampai berat
dan seringkali memburuk jika matadalam keadaan lelah.
Pemeriksaan mata.
Kelainan sinus
Nyeri bersifat akut atau subakut,
dirasakan di kepala bagian depan,
bersifat tumpul atau berat, biasanya
memburuk di pagi hari, membaik di
siang hari dan memburuk dalam
keadaan dingin atau lembab.
Rontgen sinus
Tumor otak
Nyeri hilang-timbul, bersifat ringansampai berat, dirasakan di satu titik
atau di seluruh kepala. Kelemahan di
salah satu sisi tubuh semakin
meningkat, kejang, gangguan
penglihatan, kemampuan berbicara
hilang, muntah dan perubahan
mental.
MRI atau CT scan
Infeksi otak
Nyeri hilang-timbul, bersifat ringan
sampai berat, dirasakan di satu titikatau di seluruh kepala. Sebelumnya
penderita pernah mengalami infeksi
telinga, sinus atau paru-paru,
penyakit jantung rematik atau
penyakit jantung bawaan.
MRI atau CT scan
Meningitis
Nyeri baru dirasakan, menetap, berat
dan dirasakan di seluruh kepala serta
menjalar ke leher. Sakit disertai
demam, muntah dan sebelumnyamengalami nyeri tenggorokan atau
infeksi pernafasan dan leher sulit
ditekuk.
Pemeriksaan darah,pungsi lumbal.
Hematoma
Nyeri hilang-timbul atau terus
menerus, bersifat ringan sampai
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
33/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 33
subdural berat, bisa dirasakan di satu titik
atau di seluruh kepala, menjalar ke
leher. Biasanya sebelumnya telah
terjadi cedera pada penderita yang
disertai penurunan kesadaran.
MRI atau CT scan.
Perdarahan
subaracnoid
Nyeri baru dirasakan, menyebar,
hebat dan menetap, kadang
dirasakan di dalam dan di sekitar
mata, kelopak mata turun.
MRI atau CT scan, jika
hasilnya negatif maka
dilakukan pungsi lumbal.
Sifilis,
tuberculosis,
kriptococcus,kanker.
Nyeri bersifat tumpul sampai berat
dan dirasakan di seluruh kepala atau
di puncak kepala, menderita demam
meski tidak terlalu tinggi dan
terdapat riwayat sifilis, tuberkulosis,kriptokokosis, sarkoidosis atau
kanker pada pasien.
Pungsi lumbal.
(The International Classification of Headache Disorders, 2004)
2.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
34/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 34
Anamnesis Umum
Usia timbulnya, syndrome yang benign seperti migraine, tensiontype headache dancluster headache biasanya mulai sebelum usia pertengahan.aneurisma, tumor otak lebih
banyak pada usia sekitar 35 tahun.
Lamanya & frekwensi nyeri kepala. Lamanya keluhan nyeri kepala pada pasien dapatmengarahkan kepada kelainan neurologi yang progressive atau suatu keganasan. Nyeri
kepala hebat yang akut disertai dengan kehilangan kesadaran atau tanda-tanda gangguan
neurological fokal mengarah kepada subaraknoid hemoragia atau meningitis. Nyeri
kepala yang kronis misalnya pada migraine atau tension type headache.
Sisi mana yang sakit. Tension type headache sering difuse dan bilateral. Migraine dapatbilateral tapi lebih sering unilateral. Cluster headache selalu unilateral
Kwalitas nyeri kepala. Kwalitas nyeri kepala sangat subyektif tergantung pada keadaanpsikologi pasien.
Saat timbulnya nyeri kepala. Cluster headache sering nyeri timbul pada saat pasien tidursehingga sering membangunkan pasien. Tumor otak dalam ventrikel juga dapat
menyebabkan nyeri kepala pada saat tidur.
Fenomena lain yang menyertainya seperti photofobia,phonofobia, gangguan penglihatan,dizziness, kelemahan otot, febris.
Hal hal lain yang memperburuk nyeri kepala misalnya batuk.
Pemeriksaan Fisik Umum
1. Keadaan umum pasien & mentalnya.2. Tanda tanda rangsangan meningeal3. Pemeriksaan khusus meliputi palpasi pada tengkorak untuk mencari kelainan bentuk,
nyeri tekan dan benjolan. Palpasi pada otot untuk mengetahui tonus dan nyeri tekan
daerah tengkuk. Perabaan arteri temporalis superfisialis dan arteri carotis komunis.
Pemeriksaan leher, mata, hidung, tenggorok, telinga, mulut dan gigi geligi perlu
dilakukan. Pemeriksaan neurologis lengkap, ditekankan pada fungsi saraf otak termsuk
funduskopi, fungsi motorik, sensorik serta koordinasi
Pemeriksaan Penunjang Umum
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
35/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 35
1. Ro foto kepalamelihat struktur tengkorak2. Ro foto servikalmenentukan adanya spondiloartrosis dan fraktur servikal3. CT Scans/ MRI pada nyeri kepala yang menunjukkan kemungkinan penyakit
intrakranial (tumor, perdarahan subarachnoid, AVM dll)
4. EEG dilakukan bila ada riwayat kejang, kesadaran menurun, tauma kepala ataupresinkop
5. Foto sinus paranasalmelihat adanya sinusitis6. Angiografiuntuk kasus spesifik seperti aneurisma7. LPinfeksi, perdarahan intrakranial8. EMGkontraksi otot yang terus menerus pada tengkuk, belakang dan depan kepala9. Laborpemeriksaan kimia darah
Tension Type Headache (TTH)
Anamnesis
Tension Type Headache harus memenuhi syarat yaitu sekurang kurangnya dua dari berikut
ini : (1) adanya sensasi tertekan/terjepit, (2) intensitas ringan sedang, (3) lokasi bilateral,
(4) tidak diperburuk aktivitas. Selain itu, tidak dijumpai mual muntah, tidak ada salah satudari fotofobia dan fonofobia.
PF dan PP
Pemeriksaan Penunjang Tension Type Headache (TTH) Tidak ada uji spesifik untuk
mendiagnosis TTH dan pada saat dilakukan pemeriksaa neurologik tidak ditemukan
kelainan apapun. TTH biasanya tidak memerlukan pemeriksaan darah, rontgen, CT scan
kepala maupun MRI.
Migren
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
36/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 36
Anamnesis
Migren dg aura 3 dr 4 kriteria berikut: (1) migren dengan satu atau lebih aura reversibel
yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak, (2)
paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur angsur lebih dari 4 menit, (3) aura
tidak bertahan lebih dari 60 menit, (4) sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebaswaktu tidak mencapai 60 menit
Migren tanpa aura sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memenuhi
kriteria berikut :
(a) berlangsung 4 - 72 jam, (b) paling sedikit memenuhi dua dari :
(1) unilateral , (2) sensasi berdenyut, (3) intensitas sedang berat, (4) diperburuk oleh
aktifitas, (3) bisa terjadi mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
PF dan PP
Pemeriksaan Penunjang Migren Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit lain ( jika ada
indikasi) adalah pencitraan ( CT scan dan MRI) dan punksi lumbal.
Sakit Kepala Cluster
Anamnesis
Diagnosis nyeri kepala klaster menggunakan kriteria oleh IHS adalah sebagai berikut :
(IHS,2005)
a. Paling sedikit 5 kali serangan dengan kriteria seperti di bawahb. Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan atau nyeri temporal selama 15
180 menit bila tidak di tatalaksana.
c. Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :1. Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakriimasi2. Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea3. Edema ipsilateral kelopak mata
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
37/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 37
4. berkeringat pada bagian depan dan wajah ipsilateral5. Ipsilateral miosis dan atau ptosis6. Sensasi agitasi
d. Serangan mempunyai frekuensi dari 1 kali setiap hari berbeda hingga 8 kali pada hariyang sama
e. Tidak berhubungan dengan kelainan yang lain
DIAGNOSIS BANDING
Gejala Migrain Tension headache Cluster
Riwayat keluarga + - -
Jenis kelamin Perempuan Tak berbeda Pria
Usia Remajadewasa dewasa 2040 tahun
Lokasi sakit Unilateral Bilateral Unilateral
Saat timbul Pagi Sore Malam
Nyeri berdenyut ++ - -
Intensitas nyeri Sedangberat Ringansedang Sangat hebat
Lama serangan 4 jam3 hari beberapa hari 15 menit3 jam
Pengaruh aktifitas
fisik
Makin parah Tak berpengaruh Tak berpengaruh
Nyeri hilang
timbul
+ - -
Enek / muntah + - -
Fotofobia + - -
Fonofobia + - -
Mata
merem/merah
- - +++
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
38/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 38
2.7. Penatalaksanaan
TTH
TERAPI FARMAKOLOGI
PENGOBATAN PROFILAKSIS
Meskipun sakit kepala NT umum dan berdampak besar pada masyarakat, sangat sedikit studiyang terkontrol-baik dari pengobatannya yang telah dilakukan.
Tidak ada obat baru yang disetujui oleh FDA khususnya untuk pengobatan sakit
kepala tension. Namun, mengingat sifat kronis gangguan ini dan risiko penggunaan
berlebihan-obat-obatan sakit kepala pada pasien dengan sakit kepala sering, terapi profilaksis
tampaknya terjamin untuk kebanyakan pasien. Sejak sakit kepala tension-typekronis adalah
sebuah gangguan pengolahan nyeri sentral, obat dengan sentral efek modulasi nyeri
cenderung paling efektif.
Obat antidepresan
Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk mencegah sakit kepala tension-typekronis, dan
beberapa daripadanya juga efektif sebagai profilaksis migrain. Antidepresan diuji pada
studi double-blind, dikontrol plasebo yang mencakup amitriptyline, doxepin, dan
maprotiline.
Amitriptyline mengurangi jumlah sakit kepala harian atau durasi sakit kepala sekitar 50%
pada sekitar sepertiga pasien dalam beberapa studi, meskipun studi lain menemukan ini tidak
lebih baik daripada placebo.
Pada anak dan pasien tua, dosis awal biasa amitriptyline (atau obat serupa) adalah 10 mgpada waktu tidur. Pada dewasa, dosis awal biasa adalah 25 mg pada waktu tidur. Dosis dapat
ditingkatkan sampai hasil terapeutik diperoleh atau efek samping tidak dapat ditoleransi.
Antidepresan biasanya diberikan dari 4 sampai 6 minggu untuk bisa menunjukkan efek
menguntungkan.
Antidepresan trisiklik lainnya mungkin juga efektif, sebagaimana disarankan oleh
pengalaman klinis, meskipun belum diteliti pada sakit kepala tension-typekronis.
Hidung keluar air - - +++
Leher kaku - ++ -
Kelumpuhan
badan
+ - -
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
39/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 39
SSRI: fluoxetine, paroxetine, dan citalopram belum menunjukkan efikasi studi-terkontrol.
Obat ini sering digunakan, namun, karena mereka memiliki insiden efek samping lebih
rendah.
Relaksan otot
Cyclobenzaprine adalah relaksan otot struktural terkait dengan amitriptyline. Pada 1972
studi double-blind, 10 dari 20 pasien menerima cyclobenzaprine mengalami 50 % atau lebih
perbaikan pada sakit kepala tension-type, dibandingkan dengan 5 dari 20 pasien yang
menerima plasebo. Dosis biasa cyclobenzaprine adalah 10 mg pada waktu tidur.
Tizanidine, sebuah penghambat alfa-adrenergik, dilaporkan efektif untuk sakit
kepala tension typekronis pada percobaan plasebo-terkontrol tunggal. Dosis biasanya dititrasi
dari 2 mg pada waktu tidur hingga 20 mg per hari, dibagi menjadi tiga dosis. Sedasi adalah
efek samping paling umum dari agen ini.
Valproate
Valproate, antikonvulsi agonis asamgamma-aminobutyric(GABA), telah dievaluasi
untuk keberhasilannya pada migraine, dan sakit kepala harian kronis. Efek samping yang
paling sering dilaporkan adalah berat bertambah, gemetaran, rambut rontok, dan mual.
Obat anti-inflamasi non steroid
Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) secara luas diresepkan baik sebagai terapi
tambahan sakit kepala tension-typedan untuk profilaksis dari migraine.
Toksin botulinum
Suntikan toksin botulinum pada otot kepala dan leher ditemukan efektif untuk meredakan
sakit kepalatension-typekronis pada pasien.
TERAPI AKUT
Pengobatan akut sakit kepala tension-typeharian sulit. NSAID mungkin berguna sebagai
analgesik untuk sakit kepala harian.
Relaksan otot seperti chlorzoxazone, orphenadrine sitrat, carisoprodol, dan metaxalone
umumnya digunakan oleh pasien dengan sakit kepala tension-typekronis, tetapi belum
terbukti efektif untuk melegakan nyeri akut.
Sumatriptan telah dievaluasi pada beberapa studi sakit kepala tension-type. Obat ini tidak
lebih efektif daripada plasebo untuk serangan akut pada pasien dengan sakit kepala tension-
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
40/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 40
type kronis; namun, sakit kepala tension-type episodik berat pada pasien bersama dengan
migraine tampaknya merespon terhadap agen ini.
Agen untuk mencegah. Benzodiazepine, kombinasi butalbital, kombinasi kafein, dan
narkotika harus dihindari, atau gunakanlah obat-obatan tersebut dengan kontrol yang cermat,
karena risiko habituasi dan sakit kepala diinduksi-pengobatan.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Manajemen stres dengan menggunakan terapi perilaku-kognitif sama efektif dengan
menggunakan relaksasi atau biofeedbackdalam mengurangi sakit kepala tension-type.
Terapi non-farmakologi terutama berguna untuk pasien yang enggan untuk minum obat
karena efek samping sebelumnya dari obat-obatan, seiring masalah medis, atau ada keinginan
untuk hamil. Sementara biofeedback dan terapi manajemen stres biasanya memerlukanrujukan ke psikolog.
Cluster Headache
a) Istirahat total dan mengurangi atau menghindari faktor pencetusb) Abortif :
- Oksigen : diberikan 7 liter permenit selama 1015 menit- Ergotamin : Lebih dianjurkan dalam bentuk sublingual atau supositoris (sesuai
dengan terapi migren)
c) PreventifYang dianjurkan adalah sbb :
Di bawah 30 tahun : Metilsergid 2 mg tablet dengan dosis 48 mg sehari dalam dosis
terbagi selama 36 bulan.
30 -45 tahun : Prednison 5 mg tablet dengan dosis 4 mg sehari dalam dosis terbagi
selama 5 hari dan selanjutnya tapering off untuk 3 minggu.
Di atas 45 tahun : Litium karbonat dengan dosis permulaan 300 mg dan perlahan lahan
dinaikkan sampai 600 1200 mg sehari dalam dosis terbagi. Zat ini sangat toksik bila
kadarnya dalam darah melebihi 1,2 mg/dL . (Harsono.2005)
Migraine
Pada saat serangan (abortif), obat yang digunakan al:
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
41/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 41
Analgesik biasa : aspirin dan parasetamol.
Non steroid anti-inflamatory drugs : ibuprofen,naproxen.
Ergotamine
Sumatriptan
Untuk profilaksis digunakan:
beta bloker : propanolol,metoprolol
calsium antagonis : verapmil, flunarisin
methylsergide, pizotifen dan amitriptilin
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
42/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 42
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
43/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 43
2.8. Komplikasi
Komplikasi dapat meliputi: kesalahan diagnosis, status migren, ketergantungan obat dan
perubahan gaya hidup.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
44/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 44
2.9. Prognosis
Prognosis nyeri kepala bergantung pada jenis sakit kepalanya sedangkan indikasi merujuk
pada keadaan : (1) sakit kepala yang tiba-tiba dan timbul kekakuan di leher, (2) sakit kepala
dengan demam dan kehilangan kesadaran, (3) sakit kepala setelah terkena trauma mekanik
pada kepala, (4) sakit kepala disertai sakit pada bagian mata dan telinga, (5) sakit kepalayang menetap pada pasien yang sebelumnya tidak pernah mengalami serangan, (6) sakit
kepala yang rekuren pada anak.
2.10. Pencegahan
Pencegahan nyeri kepala adalah dengan mengubah pola hidup dengan cara mengatur pola
tidur yang sama setiap hari, berolahraga secara rutin, makan makanan sehat dan teratur,
kurangi stress, menghindari pemicu nyeri kepala yang telah diketahui. (Price, 2006)
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Nyeri Somatoform
3.1. Definisi
Gangguan somatoform ialah suatu kelompok gangguan ditandai oleh keluhan tentang
masalah atau simptom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik
(Nevid, dkk, 2005). Pada gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang
mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat
ditemukan sebagai penyebabnya. Gejala dan keluhan somatik menyebabkan penderitaan
emosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau
pekerjaan. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau
gangguan buatan.
3.2. Klasifikasi
a. Gangguan SomatisasiGangguan somatisasi adalah salah satu gangguan somatoform spesifik yang ditandai oleh
banyaknya keluhan fisik/gejala somatik yang mengenai banyak sistem organ yang tidak
dapat dijelaskan secara adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.Gangguan
somatisasi dibedakan dari gangguan somatoform lainnya karena banyaknya keluhan danmelibatkaan sistem organ yang multiple (gastrointestinal dan neurologis).
b. Gangguan hipokondriasisAdalah keterpakuan (preokupasi) pada ketakutan menderita, atau keyakinan bahwa seseorang
memiliki penyakit medis yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk keluhan yang dapat
ditemukan. Ciri utama dari hipokondriasis adalah fokus atau ketakutan bahwa simptom fisik
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
45/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 45
yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya,
seperti kanker atau masalah jantung.
c. Gangguan nyeri menetapGangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktorpsikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis.Pasien sering wanita
yang merasa mengalami nyeri yang penyebabnya tidak dapat ditemukan.Munculnya secara
tiba-tiba, biasanya setelah suatu stres dan dapat hilang dalam beberapa hari atau berlangsung
bertahun tahun.Biasanya disertai penyakit organik yang walaupun demikian tidak dapat
menerangkan secara adekuat keparahan nyerinya.
d. Gangguan konversiAdalah suatu tipe gangguan somatoform yang ditandai oleh kehilangan atau kendala dalam
fungsi fisik, namun tidak ada penyebab organis yang jelas. Simptom fisik biasanya muncul
tiba-tiba dalam situasi yang penuh tekanan. Tangan seorang tentara dapat menjadi lumpuh
saat pertempuran yang hebat, misalnya.
e. Gangguan dismorfik tubuhGangguan dismorfik tubuh (body dismorphic disorder) ditandai oleh kepercayaan palsu atau
persepsi yang berlebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat. Orang dengan
gangguan ini terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam
hal penampilan mereka. Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan
diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki
kerusakan yang dipersepsikan, seperti menjalani operasi plastik yang tidak dibutuhkan,menarik diri secara sosial atau bahkan diam di rumah saja, sampai pada pikiran-pikiran untuk
bunuh diri.
3.3. Etiologi
Gangguan Somatisasi : Substitusi instiktual yang direpresi, pengajaran parental, kondisi
rumah tidak stabil, penyiksaan fisik, penurunan metabolisme lobus frontalis dan hemisfer
nondominan, genetika, regulasi abnormal sitokin.
Gangguan Konversi : Represi konflik intrapsikis bawah sadar dan konversi kecemasan ke
dalam suatu gejala psikis, hipometabolisme hemisfer dominan, hipermetabolisme hemisfernondominan, gangguan komunikasi hemisferik.
Hipokondriasis: Misinterpretasi gejala-gejala tubuh, model belajar sosial, varian gangguan
depresif dan kecemasan, harapan agresif dan permusuhan terhadap orang lain.
Gangguan Dismorfik Tubuh : Melibatkan metabolisme serotonin, pengaruh kultural dan
sosial.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
46/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 46
Gangguan Nyeri: Ekspresi simbolik intrapsikis melalui tubuh (aleksitimia), perilaku sakit,
manipulasi untuk mendapat keuntungan hubungan interpersonal, melibatkan serotonin,
defisiensi endorfin.Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar
yang mempunyai tujuan tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam
transmisi gangguan ini. Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan metabolism
(hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer non dominan
Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang mempunyai
tujuan tertentu.Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam transmisi gangguan
ini.Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan metabolisme (hipometabolisme)
suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer non dominan.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor BiologisFaktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada gangguan
somatisasi).
b. Faktor Lingkungan SosialSosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti peran sakit yang
dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.
c. Faktor PerilakuPada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:
Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari situasiyang tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan sekunder).
Adanya perhatian untuk menampilkan peran sakit. Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau gangguan
dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan yang
diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan atau
kerusakan fisik yang dipersepsikan.
d. Faktor Emosi dan KognitifPada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab ganda yang
terlibat adalah sebagai berikut:
Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simptom fisik sebagai tanda dariadanya penyakit serius (hipokondriasis).
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
47/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 47
Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari impuls-impulsyang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simptom fisik (gangguan
konversi).
Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin merupakansuatu strategiself-handicaping(hipokondriasis).
Pada gangguan Somatisasi berhubungan dengan:
*Faktor Psikososial
Rumusan psikososial tentang penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai sutu
tipe komunikasi sosial, hasilnya adalah menghindari kewajiban, mengekspresikan emosi,
atau untuk mensimbolisasikan suatu perasaan atau keyakinan.Beberapa pasien dengan
gangguan somatisasi berasal dari rumah yang tidak stabil dan telah mengalami penyiksaan
fisik. Faktor sosial, kultural dan juga etnik mungkin juga terlibat dalam perkembangan
gangguan somatisasi.
*Faktor Biologis
Faktorgenetik dalam transmisi gangguan somatisasi dan adanya penurunan metabolisme
(hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer non-dominan. Selain itu
diduga terdapat regulasi abnormal sistem sitokin yang mungkin menyebabkan beberapa
gejala yang ditemukan pada gangguan somatisasi.
Pada gangguan hipokondriasis berhubungan dengan:
*Model belajar sosial. Gejala hipokondriasis dipandang sebagai keinginan untuk
mendapatkan peranan sakit oleh seseorang untuk menghadapi masalah yang tampaknya berat
dan tidak dapat dipecahkan.
*Varian dari gangguan mental lain. Gangguan yang paling sering dihipotesiskan
berhubungan dengan hipokondriasis adalah gangguan depresif dan gangguan kecemasan.
*Psikodinamika. Menyatakan bahwa harapan agresif dan permusuhan terhadap oranglain
dipindahkan (melalui represi dan pengalihan) kepada keluhan fisik. Hipokondriasis juga
dipandang sebagai pertahanan dan rasa bersalah, rasa keburukan yang melekat, suatu
ekspresi harga diri yang rendah, dan tanda perhatian terhadap diri sendiri (self-concern) yangberlebihan.
3.4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang
disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya
negatif dan juga telah dijelaskan dokter bahwa tidak ada kelainan yang mendasari
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
48/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 48
keluhannya (Kapita Selekta, 2001). Beberapa orang biasanya mengeluhkan masalah dalam
bernafas atau menelan, atau ada yang menekan di dalam tenggorokan. Masalah-masalah
seperti ini dapat merefleksikan aktivitas yang berlebihan dari cabang simpatis sistem
saraf otonomik, yang dapat dihubungkan dengan kecemasan. Kadang kala, sejumlah
simptom muncul dalam bentuk yang lebih tidak biasa, seperti kelumpuhan pada tangan atau
kaki yang tidak konsisten dengan kerja sistem saraf. Dalam kasus-kasus lain, juga dapat
ditemukan manifestasi di mana seseorang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita
penyakit yang serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan (Nevid,
2005).
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian (histrionik),
terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membujuk dokternya untuk menerima
bahwa keluhannya memang penyakit fisik dan bahwa perlu adanya pemeriksaan fisik yang
lebih lanjut (PPDGJ III, 2003).
Gambaran keluhan gejala somatoform
Gambaran keluhan gejala somatoform :
Neuropsikiatri:
kedua bagian dari otak saya tidak dapat berfungsi dengan baik ;
saya tidak dapat menyebutkan benda di sekitar rumah ketika ditanya
Kardiopulmonal:
jantung saya terasa berdebar debar. Saya kira saya akan mati
Gastrointestinal:
saya pernah dirawat karena sakit maag dan kandung empedu dan belum ada dokter yang
dapat menyembuhkannya
Genitourinaria:
saya mengalami kesulitan dalam mengontrol BAK, sudah dilakukan pemeriksaan namuntidak di temukan apa-apa
Musculoskeletal
saya telah belajar untuk hidup dalam kelemahan dan kelelahan sepanjang waktu
Sensoris:
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
49/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 49
pandangan saya kabur seperti berkabut, tetapi dokter mengatakan
kacamata tidak akan membantu
Beberapa tipe utama dari gangguan somatoform adalah gangguan konversi,
hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan gangguan somatisasi. (PPDGJ, 2003)
Gangguan somatisasi
1. Adanya beberapa keluhan fisik (multiple symptom) yang berulang, dimana ketikadiperiksa secara fisik/medis, tidak ditemukan adanya kelainan tetapi ia tetap kontinyu
memeriksakan diri.
2. Gangguan tidak muncul karena penggunaan obat. Keluhan yang umumnya, misalnyasakit kepala, sakit perut, sakit dada, mestruasi tidak teratur.
3. Pasien menunjukkan keluhan dengan cara histrionik, berlebihan, seakan tersiksa/merana.4. Berulang kali memeriksa diri ke dokter, kadang menggunakan berbagai obat, dirawat di
RS bahkan dilakukan operasi.
5. Sering ditemukan masalah perilaku atau hubungan personal seperti kesulitan dalampernikahan.
Gangguan konversi
1. Kondisi dimana panca indera atau otot-otot tidak berfungsi walaupun secara fisiologis,pada sistem saraf atau organ-organ tubuh tersebut tidak terdapat gangguan/kelainan.
2. Secara fisiologis, orang normal dapat mengalami sebagian atau kelumpuhan total padatangan, lengan, atau gangguan koordinasi, kulit rasanya gatal atau seperti ditusuk-tusuk,
ketidakpekaan terhadap nyeri atau hilangnya kemampuan untuk merasakan sensasi
(anastesi), kelumpuhan, kebutaan, tidak dapat mendengar, tidak dapat membau, suara
hanya berbisik, dll.
3. Biasanya muncul tiba-tiba dalam keadaan stres, adanya usaha individu untukmenghindari beberapa aktivitas atau tanggungjawab.
4. Konsep Freud: energi dari insting yang di refleks berbalik menyerang dan menghambatfungsi saluran sensorimotor.
5. Kecemasan dan konflik psikologik diyakini diubah dalam bentuk simptom fisik.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
50/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 50
Hipokondriasis
1. Meyakini/ketakutan atau pikiran yang berlebihan dan menetap bahwa dirinya memilikisuatu penyakit fisik yang serius.
2.
Adanya reaksi fisik yang berlebihan terhadap sensasi fisik/tubuh (salah interpretasiterhadap gejala fisik yang dialaminya), misalnya otot kaku, pusing/sakit kepala, berdebar-
debar, kelelahan.
3. Melakukan banyak tes lab, menggunakan banyak obat, memeriksakan diri ke banyakdokter atau RS.
4. Keyakinan ini terus berlanjut, tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dokter,walaupun hasil pemeriksaan medis tidak menunjukkan adanya penyakit dan sudah
diyakinkan.
5. Keyakinan ini menyebabkan adanya distress atau hambatan dalam fungsi sosial,pekerjaan atau aspek penting lainnya.
Gangguan dimorfik tubuh
1. Keyakinan akan adanya masalah dengan penampilan atau melebih-lebihkan kekurangandalam hal penampilan (misalnya : keriput di wajah, bentuk atau ukuran tubuh).
2. Keyakinan/perhatian berlebihan ini meyebabkan stres, menghabiskan banyak waktu,menjadi mal-adaptive atau menimbulkan hambatan dalam fungsi sosial, pekerjaan atauaspek penting lainnya (menghindar/tidak mau bertemu orang lain, keluar sekolah atau
pekerjaan), juga menyebabkan dirinya sering harus konsultasi untuk operasi plastik
3. Bagian tubuh yang diperhatikan sering bervariasi, kadang dipengaruhi budaya.
Gangguan nyeri
1. Gangguan dimana individu mengeluhkan adanya rasa nyeri yang sangat danberkepanjangan, namun tidak dapat dijelaskan secara medis (bahkan setelah pemeriksaanyang intensif).
2. Rasa nyeri ini bersifat subyektif, tidak dapat dijelaskan, bersifat kronis, muncul di satuatau beberapa bagian tubuh.
3. Rasa nyeri ini menyebabkan stress atau hambatan dalam fungsi sosial, pekerjaan danaspek penting lainnya.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
51/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 51
4. Faktor-faktor psikologis sering memainkan peranan penting dalam memunculkan,memperburuk rasa nyeri.
3.5. Diagnosis dan Diagnosis Banding
KRITERIA DIAGNOSTIK MENURUT DSM-IV
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasi
A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yangterjadi selamaperiode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yangmenyebabkan gangguan bermakna
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsipenting lain.
B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yangterjadi padasembarang waktu selama perjalanan gangguan:
1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengansekurangnya empat tempatatau fungsi yang berlainan (misalnyakepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak,
dada, rektum, selamamenstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi).
2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejalagastrointestinal selain nyeri(misalnya mual, kembung, muntah selaindari selama kehamilan, diare, atau intoleransi
terhadap beberapa jenismakanan)
3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual ataureproduktif selain darinyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsierektil atau ejakulasi, menstruasi tidakteratur, perdarahan menstruasiberlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala ataudefisit yangmengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbataspada nyeri (gejala konversi
seperti gangguan koordinasi ataukeseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat, sulit
menelan ataubenjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnyasensasi
atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang;gejala disosiatif seperti amnesia;
atau hilangnya kesadaran selainpingsan).
C. Salah satu (1)atau (2):1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan
sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yangdikenal atau efek langsung dan suatu
zat (misalnya efek cedera,medikasi, obat, atau alkohol).
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
52/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 52
2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosialatau pekerjaanyang ditimbulkannya adalah melebihi apa yangdiperkirakan dan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, atau temuanlaboratorium.
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguanbuatan atau pura-pura).
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi
A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atausensorik yangmengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.
B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisitkarena awal ataueksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain.
C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat (sepertipada gangguanbuatan atau berpura-pura).
D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskansepenuhnyaoleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung suatu zat, atausebagai perilaku atau
pengalaman yang diterima secara kultural.
E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinisatau gangguandalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain ataumemerlukan pemeriksaan medis.
F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-mataselama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapatditerangkan dengan lebih baik olehgangguan mental lain.
Sebutkan tipe gejala atau defisit:
Dengan gejata atau defisit motorik
Dengan gejala atau defisit sensorik
Dengan kejang atau konvulsi
Dengan gambaran campuran
Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis
A. Preokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatupenyakit seriusdidasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadapgejala-gejala tubuh.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
53/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 53
B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepatdanpenentraman.
C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (sepertigangguan delusional,tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatirantentang penampilan (seperti pada
gangguan dismorfik tubuh).
D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis ataugangguan dalamfungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasanumum, gangguan
obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau
gangguan somatoform lain.
Sebutkan jika:
Dengan tilikan buruk: jika untuk sebagian besar waktu selamaepisode berakhir, orang tidak
menyadari bahwa kekhawatirannya tentang menderitapenyakit serius adalah berlebihan atau
tidak beralasan.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh
A. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikitanomali tubuh,kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyata.
B. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis ataugangguan dalamfungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain(misalnya,ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexianervosa).
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri
A.Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinisdan cukupparah untuk memerlukan perhatian klinis.
B.Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguandalam fungsisosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
54/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 54
C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset,kemarahan, eksaserbasiatau bertahannnya nyeri.
D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (sepertipada gangguanbuatan atau berpura-pura).
E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan,atau gangguanpsikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.
Tuliskan seperti berikut:
Gangguan nyeri berhubungan dengan faktor psikologis:faktor psikologis dianggap
memiliki peranan besar dalam onset, keparahan,eksaserbasi, dan bertahannya nyeri.Sebutkan
jika:
Akut: durasi kurang dari 6 bulan
Kronis: durasi 6 bulan atau lebih
Gangguan nyeri berhubungan baik dengan faktor psikologls maupun kondisimedis umum
Sebutkan jika:
Akut:durasi kurang dari 6 bulan
Kronis:durasi 6 bulan atau lebih
Catatan: yang berikut ini tidak dianggap merupakan gangguan mental dandimasukkan untuk
mempermudah diagnosis banding.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak Digolongkan
A. Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya kelelahan, hilangnya nafsumakan,keluhangastrointestinal atau saluran kemih).
B. Salah satu (1)atau (2)1.Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat dijelaskansepenuhnya oleh kondisi
medis umum yang diketahui atau oleh efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera,
medikasi, obat, ataualkohol).
2.Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan fisik atau gangguan sosial
atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalahmelebihi apa yang diperkirakan menurut riwayat
penyakit,pemeriksaan fisik, atau temuan laboratonium.
-
8/13/2019 Wrap Up Skenario 3 a10 Fixxx
55/69
KELOMPOK A-10 BLOK NEUROLOGI | 55
C. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguandalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
D.Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.