ringkasan depirogenasi fixxx

25
RINGKASAN MATERI TEKNOLOGI FARMASI STERIL NAMA / NIM KELOMPOK/KELAS JUDUL DOSEN PEMBIMBING : : : : HANUM PUSPA PERTIWI (08121006002) ALINDA TANIA (081210060 04 ) RACHMATIKA ADHADITA (081210060 28 ) DINO HARYONO (08121006034) NUR AFRIYANI (081210060 46 ) ARIO FIRANA (08121006048) IV / GENAP STERILISASI DAN DEPIROGENASI NAJMA ANNURIA FITHRI, S. Farm. Msc, Apt JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: muhammad-fithri

Post on 23-Dec-2015

307 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

ringkasan

TRANSCRIPT

Page 1: ringkasan depirogenasi fixxx

RINGKASAN MATERI TEKNOLOGI FARMASI STERIL

NAMA / NIM

KELOMPOK/KELAS

JUDUL

DOSEN PEMBIMBING

:

:

:

:

HANUM PUSPA PERTIWI (08121006002)

ALINDA TANIA (08121006004)

RACHMATIKA ADHADITA (08121006028)

DINO HARYONO (08121006034)

NUR AFRIYANI (08121006046)

ARIO FIRANA (08121006048)

IV / GENAP

STERILISASI DAN DEPIROGENASI

NAJMA ANNURIA FITHRI, S. Farm. Msc, Apt

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Sterilisasi

Page 2: ringkasan depirogenasi fixxx

Sterilisasi adalah proses menghancurkan atau mengeliminasi mikroorganisme

yang ada pada suatu alat atau sediaan. Sterilisasi adalah proses yang khusus, karena

tidak dapat diverifikasi dengan inspeksi di tempat, pada suatu waktu tertentu. Sterilisasi

harus divalidasi dan diawasi dengan rutin. Sama seperti suatu kualitas, suatu kondisi

steril harus dibangun dan diciptakan, tidak seketika terbentuk. Dengan adanya

sterilisasi, diharapkan akan tercapai SAL atau Sterility Assurance Level sebesar 10-6.

Maksudnya adalah, hanya boleh ditemukan satu unit produk tidak steril dalam satu juta

unit produk yang diamati.

Dalam sterilisasi, ada beberapa istilah yang penting untuk dipahami, yaitu:

1. Antiseptik: suatu senyawa yang mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan

menghambat aktivitas mikroorganisme, tanpa harus menghancurkannya pada jaringan

hidup, misalnya kulit.

2. Proses aseptis: proses yang dilakukan setelah sterilisasi alat dan sebelum

pengemasan. Proses ini dilakukan dalam keadaan bebas mikroba, dalam lingkungan

yang suplai udaram material, peralatan dan petugasnya telah terkontrol sedemikian rupa

sehingga tetap berada dalam level SAL yang dapat diterima, yaitu 10-4.

3. Bakterisida: suatu zat yang membunuh mikroorganisme. Bakterisid termasuk

dalam germisid.

4. Bakteriostatik: suatu zat yang menghambat atau menahan laju pertumbuhan

mikroorganisme.

5. Bioburden: jumlah mikroorganisme yang dapat hidup pada alat atau sediaan yang

belum disterilisasi.

6. Desinfeksi: proses pembasmian mikroorganisme vegetatif, bukan spora pada suatu

benda mati, misalnya alat-alat.

7. Germisida: suatu zat yang dapat mematikan mikroorganisme, tapi belum tentu

sporanya juga.

8. Sterilitas: ketidakhadiran mikroorganisme hidup

Page 3: ringkasan depirogenasi fixxx

9. Sterility Assurance Level (SAL): istilah yang berkaitan dengan kemungkinan

ditemukannya unit produk tidak steril dalam suatu tahap sterilisasi.

10. Sterilisasi: proses penghilangan atau penghancuran semua mikroorganisme hidup.

11. Sterilisasi akhir: sterilisasi yang dilakukan pada sediaan jadi, lengkap dengan

pengemas.

12. Validasi: proses verifikasi untuk menguji kelayakan suatu prosedur dalam

menghasilkan suatu produk yang diharapkan, meski dibawah semua kondisi yang

memungkinkan.

13. Virusida: suatu zat yang dapat menghancurkan virus

Pada 11 Oktober 1991, US Food and Drug Administration telah mengusulkan

para produsen melakukan sterilisasi akhir terhadap sediaan yang dibuat, bila

memungkinkan. Proses sterilisasi aseptis hanya boleh dilakukan bila sterilisasi akhir

mengakibatkan kerusakan signifikan pada produk. Hal ini untuk meminimalisir

kemungkinan sampainya satu unit produk tidak steril dari satu juta unit produk yang

diproduksi ke tangan pasien. Selain itu, sterilisasi akhir memiliki SAL yang lebih tinggi,

yaitu 10-6, dibandingkan sterilisasi aseptis yang hanya 10-4.

Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kontaminan

adalah:

1. Memelihara higienitas laboratorium atau tempat kerja

2. Melakukan desinfeksi rutin pada lantai dan permukaan

3. Meminimalisir lalu lintas keluar dan masuk pada area produksi

4. Menyimpan bahan baku dalam suhu dingin

5. Menggunakan LAF atau Laminar Air Flow

6. Menggunakan WFI atau air untuk injeksi

Page 4: ringkasan depirogenasi fixxx

Dalam pembuatan sediaan steril, ada dua metode sterilisasi yang umum

digunakan, yaitu sterilisasi akhir dan terminal.

Sterilisasi akhir Sterilisasi aseptis

Proses mematikan mikroorganisme yang

dilakukan pada produk akhir atau

sediaan jadi, lengkap dengan pengemas.

Proses sterilisasi dimana semua alat dan

bahan baku untuk produksi disterilisasi

terlebih dahulu, lalu diproduksi dalam

lingkungan yang benar-benar bersih.

Untuk menjamin berhasilnya atau tercapainya efikasi sterilisasi, ada tiga hal

yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Kondisi pada saat sterilisasi harus mendukung proses sterilisasi. Jadi, petugas yang

melakukan steriliasi harus dalam keadaan steril. Begitu juga dengan alat-alat

pensterilisasi (misal, oven) harus telah divalidasi dan telah teruji layak untuk digunakan

dalam sterilisasi, baik dari segi desain maupun cara kerja.

2. Alat-alat yang akan disterilisasi harus dibersihkan terlebih dahulu untuk mengurangi

adanya bioburden sehingga meningkatkan efektivitas proses sterilisasi. Semakin tinggi

jumlah bioburden, maka akan semakin sulit proses sterilisasi dilakukan.

3. Harus ada kontak yang nyata/ langsung antara pensterilasi dengan alat/ bahan yang

disterilisasi.

Metode Sterilisasi

Metode Alat

Sterilisasi panas lembap Autoklaf “saturated steam”

= mirip seperti alat kukusan, jadi bagian

bawah alat diisi dengan air. Lalu air akan

dipanaskan hingga menguap. Dengan

autoklaf ini, suhu dan tekanan tidak bisa

Page 5: ringkasan depirogenasi fixxx

diatur sendiri-sendiri.

Autoklaf “superheated water”

= berbeda dengan autoklaf sebelumnya, air

disemprot dari bagian atas. Dengan

autoklaf ini, suhu dan tekanan bisa diatur

masing-masing.

Sterilisasi panas kering

Alat sterilisasi “batch”

= mirip seperti oven. Jadi, alat atau bahan

yang akan disterilisasi dimasukkan dalam

alat seperti oven, lalu oven ditutup.

Alat sterilisasi “continuous tunnel”

= alat atau bahan yang akan disterilisasi

dijalankan pada “terowongan” oven. Jadi,

alat dan bahan yang disterilisasi dijalankan

sepanjang oven yang seperti terowongan.

Steriliasi kimiawi dingin

Gas etilen oksida

Hidrogen peroksida yang diuapkan

Uap air hidrogen peroksida

Gas lain

Sterilisasi radiasiElektromagnetik

Partikulat

Filtrasi Membran

1. Sterilisasi Panas Lembap (autoklaf)

Sterilisasi panas lembap dilakukan dengan menggunakan uap jenuh pada suhu

121oC, tekanan 1,5 atm atau suhu 134oC, tekanan 2,5atm.

Prinsip sterilisasi ini adalah menginaktivasi mikroorganisme dengan koagulasi

protein selular. Sterilisasi ini dilakykan dengan kontak langsung dan kontak tidak

langsung. Kontak langsung dilakukan pada sterilisasi alat-alat kaca, sedangkan kontak

tidak langsung dilakukan pada sterilisasi sediaan ampul.

Page 6: ringkasan depirogenasi fixxx

Terdiri dari 2 sistem yaitu uap jenuh dan counter pressure. Pada system uap

jenuh, tekanan akan meningkat apabila suhunya naik. Sedangkan pada counter pressure

tekanannya bisa diatur.

Ketika botol di sterilisasi pada suhu 121oC, berikut 2 perubahan yang terjadi :

Kondisi

awal

Kondisi setelah disterilisasi

Tekanan uap air parsial 0,025 2.050 bar (1)

Tekanan parsial udara 0,988 1,330 bar (2)

Total tekanan ruang kepala 1,013 3,380 bar abs

Nilai 1, 2050 bar merupakan tekanan uap air pada suhu 121oC. Sesuai dengan

tekanan yang terjadi di dalam ruang autoklaf. Nilai 2, 1330 bar adalah nilai teoritis yang

dihitung dengan mengaplikasikan hukum gas sempurna untuk udara

0,988 x121+27320+273

=1330

Oleh karena itu, tekanan total 3.380 bar abs juga merupakan nilai teoritis

2. Panas kering

Bekerja dengan cara merusak mikroba dengan denaturasi protein dan oksidasi.

Ada beberapa metode antara lain :

a. Flaming Melewaatkan alat ke api

b. Red Heat membakar alat hingga berwarna merah

c. Incineration Membakar hingga habis

d. Hot air oven Menggunakan oven. Metode ini merupakan metode yang sering

digunakan

Hot air oven bisa digunakan untuk sterilisasi dan depirogenasi. Depirogenasi

merupakan suatu proses menghilangkan pirogen (biasanya diatas suhu 200oC selama 2-

4 Jam) Alat yang akan disterilisasi menggunakan oven harus dikeringkan agar tidak

pecah. Karena apabila alat dalam keadaan basah, akan mengalami perubahan suhu

drastic didalam oven sehingga dapat pecah. Alat yang disterilisasi dengan menggunakan

oven juga harus dibungkus dengan menggunakan kertas craft dan tidak boleh ditumpuk

(sirkulasi udara harus dijaga).

Page 7: ringkasan depirogenasi fixxx

Perhitungan untuk oven :

N=No . e−k .t

k= 1t ¿¿

Keterangan :

N : Jumlah bakteri yang tersisa

No : Jumlah bakteri awal

K : Laju

T : Waktu

3. Sterilisasi Kimia Dingin

Sterilisasi ini merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alat yang

sensitive terhadap panas. Etilen oksida merupakan senyawa organic kelompok epoksida

dari golongan eter. Rumus kimianya (C2H4)O. Etilen oksida merupakan gas tidak berbau

dan tidak berasa. Gas ini sangat mudah meledak (3% diudara dan ada api bisa meledak).

Membunuh mikroba dengan proses alkilasi.

Etilen Oksida

Etilen oksida bersifat toksik dan mudah meledak oleh karena itu di campurkan

pengisi berupa gas CO2, freon dan nitrogen. Namun freon sudah jarang digunakan

karena bersifat toksik. Tempat penyimpanan Etilen oksida yaitu di wadah yang terbuat

dari steanless steal tipe 31. Struktur Etilen oksida sangat reaktif yaitu pada gugus O.

Terjadi ketidakstabilan ikatan sehingga salah satu gugus ingin melepaskan diri agar

rileks dan tidak sesak . Berikut ini struktur dari etilen oksida :

Etilen oksida dapat membunuh mikroba melalui reaksi kimia yaitu melaui

alkilasi. Etilen oksida membunuh mikroba dengan mengalkilasi gugus SH-, OH, -

COOH, dan NH2 pada enzim, protein, dan asam nukleat. Pada reaksi ini terjadi

pergantian gugus atom hidrogen dengan gugus alkil, sehingga metabolisme dan

reproduksi sel terganggu. Contoh : protein -NH2+ C2H4O = protein-NH-(C2H4OH).

Page 8: ringkasan depirogenasi fixxx

Reaksi alkilasi membutuhkan pengaktifan dengan uap air ( RH ≥ 60) karena proses

alkilasi difasilitasi oleh air.

Dosis dari ethylene oxide yaitu 400-1200mg/L. Jika dosis melebihi 1200mg/L

maka tidak akan meningkatkan reaksinya, tidak menambah kecepatan sterilisasinya, dan

tidak meningkatkan proses alkilasinya. Jadi jika digunakan dosis lebih dari 1200mg/L

maka hanya melakukan pemborosan. Etilen oksida harus dibuat direct contact oleh

karena itu harus menggunakan pemgemas yang permeabel terhadap gas yaitu plastik.

Selain itu etilen oksida tidak bisa digunakan untuk cairan karena molekul air lebih

renggang atau lebih influid jadi ketika cairan dikenai oleh gas ethylene oxida maka

penetrasinya tidak baik dan penetrasinya tidak sedalam jika dengan sediaan padatan.

Ethylene Oxide dapat masuk ke dalam pori-pori plastik dan karet oleh karena itu harus

di karantina selama 14 hari dan dapat dikurangi dengan penambahan adsorben dan

setelah itu diamati sisa residunya. Cara menghilangkan etilen oksida pada pori-pori

plastik atau karet yaitu dengan ditambahakan adsorben yaitu silika untuk menyerap

sisa-sisa (residualnya).

Alat sterilisasi etilen oksida biasanya dibuat dari stainless steel, namun ada juga

yang dibuat dari carbon steel yang di lapisi dengan cat epoksi. Chamber atau ruang

biasanya terlapisi guna sirkulasi pengontrol termostat air hangat untuk menjaga

temperatur sterilisasi. Proses sensor lebih banyak daripada dalam sterilisasi panas,

karena ada 4 parameter sterilisasi : Konsentrasi Eilen oksida, temperatur, kelembapan

dan waktu.

Kelebihan dari etilen oksida yaitu inert dengan padatan, bakterisid dan sporisid

tanpa menggangu atau merusak produk atau bahan yang disterilisasi, level penetrasi

relatif tinggi dan efektif, mensterilkan produk yang telah dikemas karena agas dapat

menembus membrane, cocok untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas karena

kemampuan mensterilkan pada suhu rendah. Kekurangannya yaitu toksis, teratogenik,

karsinogenik dan jika kadarnya 3% di udara dan terdapat sumber api maka dapat

meledak, dapat menimbulkan residu pada kemasan.

Page 9: ringkasan depirogenasi fixxx

Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida. Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85°C dan 50% kelembaban relativ dibutuhkan 4-5 jam pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam partikel 6 jam pemaparan etilen oksida digunakan untuk menyiapkan tepi yang aman dan memperbolehkan waktu untuk penetrasi gas ke dalam bahan sterilisasi. Sisa gas dihilangkan dengan terminal vakum dilanjutkan oleh pembersihan udara yang difiltrasi.

Semakin tinggi konsentrasi gas umumnya memerlukan waktu untuk proses

sterilisasi semakin cepat. Konsentrasi biasa dinyatakan dalam mg/L ruang chamber

Semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi berjalan. Sterilisasi suhu rendah biasa

menggunakan suhu 47 – 60C. Kelembaban untuk meningkatkan daya penetrasi gas.

Waktu siklus satu kali proses sterilisasi sekitar 2 – 6 jam, tergantung pada suhu dan

konsentrasi.

Kondisi paparan menggunakan campuran etilen oksida pada temperatur 55oC (131oF)*

Nama dagang Kandungan campuran (%) Konsentrasi etilen oksida (mg/L)

Tekanan ruang (Psig)

Periode minimum paparan(jam)

Carboxide+ 10 Etilen oksida90 Karbon oksida

450 28 6

Oxyfume-20+ 20 Etilen oksida80 Karbon oksida

670920

1830

43

Page 10: ringkasan depirogenasi fixxx

Cry-Oxcide+

(Benvicide)11 Etilen oksida54 Triklorofluorometana35 Diklorodifluorometana

450850

518

53

Pennoxide 12 Etilen oksida88 Diklorodifluorometana

650 7 4

*Mengikuti suatu periode pelembab diam (60% kelembapa relatif) dalam 60 menit

Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida ( H2O2) berbentuk cairan pada suhu ruang. Namun, zat ini dapat menguap dan gas yang dIhasilkan adalah pensteril yang efektif untuk bahan pengemas dan untuk alat dan penutup digunakan dalam proses sterilisasi bahan. Kegunaan Hidrogen peroksida adalah untuk isolator (pembawa, secara lokal mengontrol lingkungan, dan lain-lain).

Sekarang isolator digunakan secara luas untuk tes sterilisasi, alat transport barang steril dari unit lembab dan panas kering ke area steril atau proses isolator dan proses pemasokan.Hidrogen peroksida juga digunakan untuk sterilisasi alat yang lebih canggih seperti freeze dryer dan filling lines, dan bahkan digunakan untuk sterilisasi ruangan kecil. Kelembapan yang tinggi dapat menghambat efektivitas uap Hidrogen peroksida oleh karena itu arus dikontrol selama proses pemaparan gas.

Filtrasi

Filtrasi adalah penghapusan / penghilangan partikel dari uap cairan . Filtrasi merupakan proses penghilangan atau penghapusan tapi tidak menghancurkan. Filtrasi sangat cocok untuk bahan yang tidak stabil karena panas. Membran filter dengan ukuran pori antara

Page 11: ringkasan depirogenasi fixxx

0,2-0,45µm biasa digunakan untuk menghilangkan parikel dari larutan yang tidak bisa disterilisasi menggunakan panas.

Perbandingan karakteristik filter membran (porositas 0,2µm) digunakan untuk sterilisasi

Tipe filter Penggunaan tertentu

Pelarut yang dihindari

Nama dagang

Perusahaan

Hidrofilik

- Acrylic

copolimer dengan

substrat nilon

- Selulosa

asetat/nitrat

- Selulosa asetat

- Selulosa yang

diperbarui

- Nilon 66

(Poliamida)

- Polikarbonat

- Polisulfon

- Polivinilidene

diflouride

- Larutan, alkohol,

glikol

- Larutan

- Larutan dengan

resistensi terhadap

alkohol selektif

- Larutan dan

pelarut

- Larutan dan

pelarut

- Larutan

- Larutan

- Larutan dengan

pelarut hingga

35%

- Dimetilformamida

- Benzil alkohol,

etanol, propilen

glikol,

dimetilformamida

-Benzil alkohol,

etanol (selektif),

propilen glikol,

dimetilformamida

- Pelarut resisten

- Pelarut resisten

- Benzil alkohol,

dimetilformamida

- Benzil alkohol,

dimetilformamida

- Aseton,

dimetilformamida

- Versapor,

AN

Hydrophilic

Acropor

- MF-

Millipore,

SM 11307,

Membra-

Fil, BA83

- GA

Metricel,

Celotate,

OE66, SM

11107

- SM 11607,

RC 58

- Ultipor N66

- Nuclapore,

Uni-pore

- HT

Tuffryn

- Durapore

Hydrophilic

- Gelman,

Gelman

- Millipore,

Sartorius,

Nuclepore,

S&S

- Gelman,

Millipore,

S&S,

Sartoius

- Sartorius,

S&S

-Pall

-Nuclepore,

Blo-rad

- Gelman

- Millipore

Page 12: ringkasan depirogenasi fixxx

Hidrofobik

-Politetrafluoroetil

en dengan substrat

polietilen dan

polipropilen

-Poliviniliden

difluorida

-Udara dan pelarut

non aqua, larutan

jika pra-basah

dengan etanol

- Udara dan

larutan jika pra-

basah dengan

etanol

-Pelarut resisten

- Aseton,

dimetilformamida

- TF Teflon,

Fluoropore,

TE 35,

Filinert,

Emflon

- Durapore

- Gelman,

Millipore,

S&S,

Nuclepore,

Pall

- Millipore

Jenis Filter

1. Filter gerabah : Filter ini terbuat dari tanah diatom atau porselin. Filter

ini biasanya dipanggang ke dalam bentuk lilin . Berbagai jenis filter gerabah

adalah:

a. Pasteur - Chamberland filter: Lilin filter ini berasal dari Perancis dan terbuat

dari porselen ( pasir dan kaolin ) . Filter yang sama dari Inggris adalah

Doulton. Filter Chamberland dibuat dengan berbagai porositas , yang dinilai

sebagai L1 , L1A , L2 , L3 , L5 , L7 , L9 dan L11 . Filter Doulton adalah P2 ,

P5 dan P11 .

b. Berkefeld filter: ini terbuat dari Kieselguhr , sebuah fosiltanah diatom yang

ditemukan di Jerman. Filter ini tersedia dalam tiga kelas tergantung pada

porositasnya (ukuran pori), mereka adalah V (veil) , N (normal) dan

W (wenig). Kualitas filterkelas V diperiksa menggunakan kultur

suspensi Serrtiamarcescens ( 0,75 µm ).

c. Mandler filter: Filter ini dari Amerika terbuat dari kieselguhr, asbes dan

plester dari Paris .

2. Filter Asbes : filter ini terbuat dari chrysotilejenis asbes,bahankimia yang

tersusun darimagnesium silikat. Mereka ditekan untuk membentuk disc, yang

akan digunakan hanya sekali. Disk ini ditahan dalamujung logam, yang

disterilkan dengan autoklaf .

Page 13: ringkasan depirogenasi fixxx

3. Sinter filter glass : ini terbuat dari kaca tanah halus yang cukupmenyatu untuk

membuat partikelkecilmenempel satu sama lain. Mereka biasanya tersedia dalam

bentuk disk menyatu ke dalam corong kaca.  Filter dari kelas 5 memiliki

diameter pori rata-rata 1-1,5 µm. Mereka dicuci dalam air yang mengalir secara

terbalik arah dan dibersihkan dengan H2SO4 hangat terkonsentrasi dan

disterilkan dengan autoklaf.

4.  Membran filter: filter ini terbuat dari berbagai bahan polimer seperti selulosa

nitrat, 

selulosa diasetat, polikarbonat dan polyester. Membran jenis tua, disebut

gradocol (dinilai colloidion) membran tersusun dari selulosa nitrat. Membran

Gradocol memiliki pori rata-rata diameter 3 - 10 µm. Yang baru terdiri dari

selulosa diasetat.Membran ini memiliki pori diameter mulai dari 0,015 µm

sampai 12 µm. Filter ini disterilkan dengan autoklaf. Filter membrandilakukan

dengan duacara, membranporikapilermemilikipori-pori yang dihasilkan oleh

radiasi sementara labirin membran pori diproduksi oleh penguapan pelarut paksa

dari ester selulosa.

Radiasi

Sinar gamma, yang dipancarkan dari radioisotop Cobal-60 atau cesium-137.

Radiasi sinar  gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk mensterilkan jaringan

yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara

liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan tidak

mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk

membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan

pada suhu -40 derajat Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada

jaringan biologi.

Keuntungan:

Teknologi sudah mantap untuk mensterilkan alat kesehatan (ISO 11137, 13409)

Sudah digunakan untuk mensterilkan jaringan transplantasi

(transplanted/implanted tissues

Sterilisasi dingin sehingga tidak merusak jaringan (Cold sterilization)

Page 14: ringkasan depirogenasi fixxx

Penetrasi sinar dalam sehingga dapat mensterilkan jaringan dalam kemasan

akhir

Membunuh mikroba dan virus tertentu (D-10- value of HIV is 4-6 kGy)

Dosis sterilisasi bergantung kepada jumlah kontaminasi mikroba (bioburden

load)

Sterilisasi radiasi pada kemasan akhir

Kerugian:

Dosis iradiasi diatas 35 kGy dapat menurunkan kekuatan jaringan (Decreases

graft strength at dose higher than 35 kGy)

Delaminating grafts collagen (at dose  higher than 35 kGy)

D value

Bioburden Sterilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan mentoring

ketat dan terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur

produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilisasi yang

dipersyaratkan SAL 106. Kita menggunakan metode umumnya untuk bahan yang dapat

mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan terlalu tinggi seperti zat organik.

Misalnya, larutan karbohidrat (dektrosa) bila dipanaskan dengan temperatur tinggi dapat

mengakibatkan senyawa Hidri Methyl Fulfural (HMF) yang merupakan seuatu senyawa

hepatotoksik yang tidak di inginkan. Proses sterilisasi memerlukan suatu siklis yang

dapat menghancurkan muatan mikroorganisme namun tanpa menimbulkan degradasi

produk. Siklus didapat dari studi-studi yang memastikan jumlah dan ketahanan

mikroorganisme terhadap panas dalam produk yang akan disterilakan. Nilai D (D value)

biasa ditentukan dengan menggunakan bakteri dalam bentuk spora yang didapat dari

lingkuangan produksi (environmental spore-forming mikroorganisme) atau yang

diisolasi dari produk.

Jika organisme yang tahan panas telah diketahui,  siklus sterilisasi dapat

ditentukan untuk mendapatkan tingkat jaminan sterilisasi kurang dari satu organism

dalam 106 unit. Dengan demikian isolate yang paling tahan panas digunakan sebagai

Page 15: ringkasan depirogenasi fixxx

indikator biologis. Perbedaan kedua metode adalah pada titik awal (starting point).

Apabila mengguanakan pendekatan overkill, maka pemanasan dengan uap 121oC

selama 15 menit, sedangkan pendekatan bioburden dilihat dari pencapaian tingkat

sterilisasi yang diminta, yakni sal 106. Sterilisasi akhir harus menjadi pilihan utama dan

sedapat mungkin digunakan apabila produk tahan terhadap panas. Cara sterilisasi yang

dipilih tergantung pada bahan, zat aktif, pelarut dan bahan kemas yang digunakan.

Nilai Z

Adalah perubahan suhu yang dibutuhkan untuk menurunkan populasi mikroba

sebanyak 1 log pada waktu sama dengan D value. 1o nilai z sama dengan perubahan

1,24 D (atau 24%)

Dampak dari perubahan suhu drastis lebih berpengaruh pada sterilisasi panas kering dari

pada panas uap.

DEPIROGENASI

Merupakan proses menghilangkan pirogen. Metode depirogenasi :

1. Adsorpsi (karbon aktif, tidak efektif, tidak digunakan industri)

2. Pertukaran ion (endotoksin bermuatan negatif jadi gunakan anion exchanger.

Kation exchanger memiliki telah digunakan untuk memurnikan interferon

dengan hasil yang baik)

3. Distilasi

4. Filtrasi (ultrafiltrasi)

5. Panas kering (> 250C atau 210 selama 3 jam)

6. Membilas dengan air bebas pirogen (cukup besar Volume yang digunakan)

Pengemas boleh dikatakan bebas pirogen bila telah mengalami proses

pembersihan dan pemanasan pada suhu 210oC selama 3-4 jam. Penelitian juga

menunjukkan bahwa pemanasan pada suhu 650oC selama 1 menit telah berhasilkan

mematikan pirogen. Perkembangan terbaru dalam proses depirogenasi adalah

penggunaan ultrafiltrasi. Namun, biar bagaimanapun, alangkah lebih baiknya kita

mencegah timbulnya pirogen, daripada menghilangkan pirogen, karena depirogenasi

Page 16: ringkasan depirogenasi fixxx

adalah proses yang sulit. Dengan digunakannya suhu tinggi, bahkan ekstrim saat

prosesnya, bukan tidak mungkin akan terjadi kerusakan pada sediaan.

Desinfektan

Desinfektan adalah senyawa kimia yang menghancurkan bakteri patogen pada

permukaan benda mati. Perbedaan antara desinfektan dan antiseptik adalah:

Antiseptik Desinfektan

Senyawa kimia untuk mencegah

pertumbuhan mikroba yang aman,

sehingga dapat diaplikasikan pada kulit

dan membran mukosa.

Senyawa kimia yang menghancurkan

mikroba dan diaplikasikan pada

permukaan bend mati.

Klasifikasi desinfektan:

Pembeda Jenis Contoh

Konsistensi

Cairan Alkohol dan fenol

GasUap formaldehid, etilen

oksida

Spektrum aktivitas

Spektrum luas

Triklosan, iodofor,

klorheksidin glukonat dan

kloroheksilenol,

formaldehid

Spektrum menengah Alkohol

Spektrum rendah PlyC

Mekanisme Bekerja pada membran

mikrobaAlkohol dan deterjen

Denaturasi protein sel Alkohol dan fenol

Oksidasi gugus sulfhidril

pada enzimH2O2 dan halogen

Alkilasi gugus amino,

karboksil dan hidroksil

Etilen oksida dan

formaldehid

Page 17: ringkasan depirogenasi fixxx

Perusakan asam nukleatEtilen oksida dan

formaldehid