laporan skenario 2 ruang 13.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN SKENARIO 2
MODUL KECEMASAN
RUANG 13
Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Skenario 2
Seorang perempuan 56 tahun, pekerjaan dosen, dating dengan keluhan tidak bisa bicara sejak 2 hari yl,
ketika bicara tidak ada suara, suara berbisik, merasa sulit menelan, ia juga merasa kakinya tidak bisa
bergerak dan berjalan, merasa lemah pada kedua tungkai, hilang rasa di kaki. Pasien juga pernah pingsan.
Keadaan ini dialami setelah dua bulan suaminya meninggal dunia. Suaminya meninggal mendadak.
Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap secara fisik dan neurologis tidak ada kelainan.
Kata sulit : -
Kata Kunci :
Perempuan 56 tahun Dosen Keluhan : tidak bisa bicara, tidak ada suara, sulit menelan, kaki tidak bisa bergerak, terasa lemah,
hilang rasa Suami meninggal mendadak
Masalah Dasar :Perempuan 56 tahun, dengan keluhan tidak bisa bicara dan merasa lemah pada ekstremitas.
Pertanyaan
1. Apa yang sedang dialami penderita ?
Gangguan somatoform jenis gangguan somatisasi
Berdasarkan gambaran klinis terdapat riwayat yang mengarah pada kondisi neurologis yang tidak
terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti paralisis atau kelemahan setempat, sulit menelan ).
2. Bagaimana mekanisme rangsangan pada neurotransmitter yang menyebabkan ketegangan dan kecemasan ?
Serotonin
Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks serebri,
hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan hipokampus. Proyeksi ke tempat-tempat ini
mendasari keterlibatannya dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor serotonin,
5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan syaraf pusat.
Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Sistem serotonin yang
berproyeksi ke nukleus suprakiasma hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus tidur-
bangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin bersama-sama dengan norepinefrin
dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang terarah dan bertujuan. Serotonin menghambat
perilaku agresif pada mamalia dan reptilia.
Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup
ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan.
Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem
serotonin tersebut.
Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status
mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido.
Gejala Defisit : Irritabilitas & Agresif, Depresi & Ansietas, Psikosis, Migren, Gangguan fungsi
seksual, Gangguan tidur & Gangguan kognitif, Gangguan makan. Obsessive compulsive disorder
(OCD)
Gejala Berlebihan : Sedasi, Penurunan sifat dan fungsi aggresi Pada kasus yang jarang: halusinasi
Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian dengan alat pencitraan otak
terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-HT2A pada pasien dengan depresi
berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi.
Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di daerah prefrontal dan
temporoparietal pada penderita depresi yang tidak mendapat pengobatan. Kadar serotonin rendah
pada penderita depresi yang agresif dan bunuh diri.
Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun pada pasien depresi. Penurunan
kadar triptofan juga dapat menurunkan mood pada pasien depresi yang remisi dan individu yang
mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi eksekutif juga
dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme dikaitkan dengan gangguan mood, tapi tidak
melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat berkurangnya
triptofan.
Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid). Terdapat penurunan 5-
HIAA di cairan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering terjadi pada penderita
depresi dengan usaha-usaha bunuh diri.
Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan HPA aksis.
Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai dengan
penurunan serotonin. Pada penderita depresi mayor didapatkan penumpulan respon serotonin
prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya gangguan serotonin pada depresi.
Pada penderita bulimia nervosa (BN), dan terkait pesta-purge sindrom, faktor serotonin pusat (5-
hydroxytryptamine, 5-HT) berkontribusi tidak hanya untuk disregulasi appetitive tetapi juga untuk
manifestasi temperamental dan kepribadian. Pada temuan dari studi neurobiologis, molekul-
genetik, dan otak-pencitraan, telah diungkapkan model integratif peran 5-HT fungsi dalam sindrom
bulimia.
Dopamin
Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin mendekatkan pada kesimpulan bahwa
neurotransmiter jenis ini mempengaruhi proses pengingatan. Melalui mekanisme kompensasi yang
di munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini dalam proses belajar dan ingatan dapat
terlihat jelas.
Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan sistem aktivasi retikuler.
Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin, yang berfungsi membantu otak mengatasi depresi,
meningkatkan ingatan dan meningkatkan kewaspadaan mental.
Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap membutuhkan asupan tirosin yang cukup
guna memproduksi dopamin. Tirosin di temukan pada makanan berprotein seperti : daging,
produk-produk susu (sperti keju), ikan , kacang panjang, kacang-kacangan dan produk kedelai.
Dengan 3-4 ons protein sehari, energi kita akan lebih terjaga.
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang
berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia
basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem
norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin
terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline)
Ada empat jaras dopamin di otak, yaitu tuberoinfundobulair, nigrostriatal, mesolimbik,
mesokorteks-mesolimbik. Sistem ini berfungsi untuk mengatur motivasi, konsentrasi, memulai
aktivitas yang bertujuan, terarah dan kompleks, serta tugas-tugas fungsi eksekutif. Penurunan
aktivitas dopamin pada sistem ini dikaitkan dengan gangguan kognitif, motorik, dan anhedonia
yang merupakan manifestasi simptom depresi.
Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang
disebut tombol sinapsis.Permukaan membran tombol sinapsis ini dinamakan membran prasinapsis
yang menghantarkan impuls dari terminal sinapsis menuju dendrit atau badan sel berikutnya. Impuls
tersebut akan diterima oleh permukaan membran denrit atau badan sel yang dituju. Membran yang
demikian dinamakan membran pascasinapsis.Di antara kedua membran ini dipisahkan oleh suatu
celah yang disebut celah sinapsis.
Di dalam tombol sinapsis terdapat suatu zat kimia yang dapat menghantarkan impuls ke neuron
berikutnya.Zat itu disebut neurotransmitter. Saat menghantarkan impuls, dalam sitoplasma
neurotransmiter dibawa oleh banyak kantung , yang disebut vesikula sinapsis. Ada berbagai macam
neurotransmiter, contohnya asetilkolin, dopamin, noradrenalin, dan serotonin.Asetilkolin berada pada
seluruh sistem saraf; noradrenalin berada pada sistem saraf simpatik; sementara dopamin dan
serotonin terdapat pada otak.
Rangsang yang diterima sel saraf dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh.Rangsang yang
merambat disebut impuls.Apabila impuls sampai pada tombol sinapsis, segera neuron mengirimkan
neurotransmiter.Selanjutnya, neurotransmiter dibawa oleh vesikula sinapsis menuju membran
prasinapsis.Kedatangan impuls tersebut membuat permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion
Ca2+ meningkat (terjadi depolarisasi).Sehingga, ion Ca2+ masuk dan merangsang vesikula sinapsis
untuk menyatu dengan membran prasinapsis.Bersama kejadian tersebut, neurotransmiter dilepaskan
ke dalam celah sinapsis melalui eksositosis.Dari celah sinapsis, neurotransmiter ini berdifusi menuju
membran pascasinapsis.
Setelah impuls dikirim, membran pascasinapsis akan mengelurakan enzim untuk menghidrolisis
neurotransmiter. Enzim tersebut misalnya asetilkolinesterase yang menghidrolisis asetilkolin menjadi
kolin dan asam etanoat. Oleh vesikula sinapsis, hasil hidrolisis (kolin dan asam etanoat) akan
disimpan sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan kembali.
Pengiriman impuls dari saraf motor ke otot
Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan
membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerja, sama
dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
Gerak, merupakan pola koordinasi yang sederhana untuk menjelaskan pengiriman impuls oleh saraf.
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke
otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh
efektor.
Pada ketegangan dan kecemasan berkaitan dengan faktor biologis.Ada reseptor di otak yang
menerima neurotransmiter asam gamma-aminobutyric (GABA).Ketika GABA ditransmisikan ke
reseptor, neuron diperintahkan untuk berhenti menembak.Gangguan kecemasan terjadi ketika
GABA tidak dapat mengikat secara akurat ke sel reseptor, atau ketika terlalu sedikitnya reseptor
GABA. Tanpa jumlah yang tepat dari penerimaan GABA, akan menyebabkan orang tidak menerima
pesan cukup untuk “berhenti”. Hasilnya adalah orang itu terus-menerus tegang, menjadi terlalu
cemas dan gelisah. Selanjutnya memicu peningkatan saraf simpatis yang akan menimbulkan
berbagai gejala atau tanda kecemasan.
3. Bagaimana psikodinamika terjadinya gangguan ini?
Neurosis adalah salah satu gangguan kejiwaan yang muncul sebagai akibat dari ketidak-mampuan ego
menahan dorongan id. Jadi, pada kasus , menurut pendekatan psikodinamika, berakar dari
ketidakmampuan egonya untuk mengatasi dorongan-dorongan yang muncul dari dalam dirinya sehingga
ia akan mengembangkan mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya
ego untuk menyalurkan dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan lingkungan. Tetapi
jika mekanisme pertahanan diri ini dipergunakan secara secara kaku, terus-menerus dan berkepanjangan
maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak adaptif dan tidak realistis Jadi ketika kita melakukan
pendekatan pada pasien untuk memahami apa yang terjadi secara fungsional pada jiwa pasien didapatkan
pada kasus 2 dikarenakan Suaminya sang pasien meninggal dunia, dan kejadian tersebut berlangsung
secara mendadak. Kemungkinan juga ketika suami sang pasien meninggal dunia secara mendadak
tersebut, sang pasien berada di dekat sang suami sehingga sang pasien melihat langsung apa yang terjadi
pada suaminya. Itu sebabnya sang pasien menjadi tidak bisa berbicara pada orang lain dan sering merasa
lemah pada seluruh anggota geraknya.
4. Bagaimana hubungan gangguan ini dengan manifestasi gejala neurologis?
Tidak ada suara dan sulit menelan merupakan kelainan yang disebabkan karena aspek cemas ID (aspek biologis) lebih mendominasi dari pada aspek cemas EGO (aspek psikologis), sedangkan untuk keluhan kelemahan pada kedua tungkai disebabkan karena gangguan neurotransmitter, teristimewa dopamine yang berfungsi untuk pergerakan dan koordinasi.
5. Bagaimana hubungan aspek psikososial dengan kekambuhan gangguan ini?
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya kekambuhan
Berhubungan dengan penyakit Psikososial
• Eksaserbasi idiopatik
• Bagian alami dari penyakit
• Kepatuhan minum obat yang rendah
• Kurangnya faktor suportif dari keluarga / ‘care giver’
• Lingkungan yang menekan
• Sistem pelayanan kesehatan ( hanya 50% pasien yang kontrol setelah keluar dari RS )
Respon Psikososial
Respon psikososial klien mungkin dimediasi oleh fenomena internal seperti keadaan emosional
atau oleh fenomena eksternal seperti kuantitas dan kualitas stimulasi lingkungan.
Klien dengan keperawatan kritis memperlihatkan reaksi emosional yang dapat diprediksi dimana
mempunyai cirri-ciri yang umum, berkaitan dengan sakitnya.
Takut dan kecemasan secara umum adalah reaksi pertama yang tampak.Depresi seringkali
muncul setelah takut dan kecemasan.Depresi seringkali merupakan respon terhadap berduka dan
kehilangan.pengalaman kehilangan dapat memicu memori dimasa lalu muncul kembali dengan
perasaan sedih yang lebih hebat.
6. Apa DD dari kasus ini?
Gangguan penyesuaian
Gangguan motorik disosiatif
7. Bagaimana penatalaksanaan ?
Benzodiazepine seperti lorazepam 0,5-1 mg tab (bersama dengan saran bahwagejala cenderung
dikirim pada satu jam atau lebih)dapat berguna untuk memulihkan ingatannya yang hilang.
Amobarbital atau lorazepam parentalPengobatan terpilih untuk fugue disosiatif adalah psikoterapi
psikodinamikasuportif-ekspresif.
1. Pendekatan psikodinamika
Pasien diberikan kesempatan untuk mengeluarkan seluruh isi pikiran atau perasan yang muncul di dalam dirinya. Teknik dasar yang digunakan disebut free association, individu diminta untuk menjelaskan secara sederhana tentang hal-hal yang ada di dalam pikirannya tanpa melihat apakah itu logis atau tidak, tepat atau tidak, ataupun pantas atau tidak
2. Pendekatan Humanistik
Pasien disarankan untuk membangun kembali diri yang rusak (damaged self). Tekniknya sering disebut ‘client centered therapy’.
Yang berpendapat bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang positif yang dapat dikembangkan. Setiap permasalahan yang dihadapi setiap individu sebenarnya hanya dirinyalah yang paling mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, individu itu sendirilah yang paling berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang menanggulangi dirinya.
3. Pendekatan biologis
Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati kecemasan. Diantaranya gol.benzodiazepine valium dan xanax (Alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depresi fisik
4. Pendekatan belajar
Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih afektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar
a. Rekonstruksi pikiran
Yaitu membantu individu untuk berfikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya.
b. Flooding
Individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikian rupa serta membuat individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri
c. Terapi kognitif
Terapi kognitif membantu mereka mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional. Salah satu contoh teknik kognitif adalah restrukturisasi kognitif, suatu proses dimana terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi pembangkit kecemasan
d. Terapi supportif
Memberikan motivasi dan dukungan serta semangat kepada pasien untuk menjalani penanganan baik secara farmakoterapi maupun psikoterapi, membantu membangkitkan keyakinan dan keinginan pasien untuk sembuh dan menciptakan rasa nyama bagi pasien
8. Edukasi dan pencegahan
Edukasi: Psikoedukasi pasien dan keluarga
Psikoedukasi pada pasien dan keluarga merupakan salah satu bentuk intervensi yang merupakan bagian
dari terapi psikososial.Dimana klinisi memberikan informasi kepada pasien dan keluarga. Diantaranya
memberikan pengetahuan secara detail tentang penyakit atau kondisi yang dialami. Hal ini sangat penting
bagi individu tersebut (pasien) dan keluarga untuk dapat merancang rencana perawatan dan pengobatan
secara keseluruhan.Selain itu yang harus diedukasi adalah pengaturan jadwal pemeriksaan kondisi pasien
tersebut.Seringkali sulit bagi pasien dan anggota keluarga untuk menerima diagnosis pasien, sehingga
intervensi psikoedukasi berfungsi memberikan kontribusi untuk mengurangi hambatan bagi pengobatan.
Untuk itu dokter yang menangani pasien seperti ini perlu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
konsep biopsikososial, patofisiologi gangguan kejiwaan, neuropsikiatri, ilmu perilaku, dan
psikoneuroimunologi sebagai salah satu cabang ilmu terbaru yang mendukung penjelasan tentang faktor
stress psikososial dan hubungannya dengan terjadinya keluhan somatik pasien. Hal yang penting dari
psikoedukasi keluarga adalah bertemu dengan keluarga dan memberi kesempatan pada keluarga untuk
bertanya dan bertukar pendapat.Selain mendapatkan informasi, dalam program psikoedukasi juga terdapat
komponen latihan keterampilan yang terdiri dari latihan komunikasi, latihan menyelesaikan konflik dan
latihan mengatasi cemas.
Pencegahan
1. Aktivitas teratur/terjadwal
2. Perhatikan kegiatan sehari-hari pasien
3. Minum obat teratur dan sesuai aturan
4. Perhatikan dosis, cara, dan waktu minum obat
5. Dorong pasien untuk meminum obat secara mandiri
6. Beri pujian jika pasien bisa minum obat secara mandiri
7. Kontrol teratur
8. Dukungan keluarga: : (1) dukungan material adalah menyediakan fasilitas, (2) dukungan informatif
adalah untuk memberikan nasehat-nasehat, saran atau petunjuk, dan (3) dukungan emosional atau
semangat adalah memberi pujian atas keberhasilan proses latihan.
Dukung pasien dalam segala aktivitas yang positif
Tetap memberi semangat kepada pasien
Dukung pasien untuk kontrol teratur
Kesimpulan :
Perempuan berusia 56 tahun, mengalami gangguan somatoform yaitu gangguan somatisasi.