kompilasi skenario 4 blok 3.docx

53
A. Klarifikasi Istilah 1. Down syndrome adalah gangguan mental syndrom dari jumlah kromosom yang tidak normal dan memiliki ciri khas yang seperti wajah mongoloid serta terdapat korelasi usia ibu terhadap sindrom ini 2. Meninggal adalah berhentinya faal system pernafasan dan peredaran darah secara lengkap dan permanen B. Analisis Masalah 1. Down syndrom a. Definisi b. Tipe down sindrom Dari sudut sitologi dapat dibedakan dua tipe sindroma Down: 1. Sindroma Down Triplo 21 atau Trisomi 21, sehingga penderita memiliki 47 kromosom. 2. Sindroma Down Translokasi. Translokasi ialah peristiwa terjadinya perubahan struktur kromosom, disebabkan karena suatu potongan kromosom bersambungan dengan potongan kromosom lainnya yang bukan homolognya.

Upload: udunk-adhink

Post on 02-Oct-2015

274 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

A. Klarifikasi Istilah1. Down syndrome adalah gangguan mental syndrom dari jumlah kromosom yang tidak normal dan memiliki ciri khas yang seperti wajah mongoloid serta terdapat korelasi usia ibu terhadap sindrom ini2. Meninggal adalah berhentinya faal system pernafasan dan peredaran darah secara lengkap dan permanen

B. Analisis Masalah1. Down syndroma. Definisib. Tipe down sindrom

Dari sudut sitologi dapat dibedakan dua tipe sindroma Down:1. Sindroma Down Triplo 21 atau Trisomi 21, sehingga penderita memiliki 47 kromosom. 2. Sindroma Down Translokasi. Translokasi ialah peristiwa terjadinya perubahan struktur kromosom, disebabkan karena suatu potongan kromosom bersambungan dengan potongan kromosom lainnya yang bukan homolognya.

Sumber lain mengatakan terdapat 3 type syndrom down 1. Nondisjunction Seseorang dengan jenis nondisjunction memiliki 47 kromosom karena kromosom ke 21nya ada tiga. Istilah medis nondisjunction disebut juga dengan trisomi 21. Jenis ini adalah jenis syndrom down yang sering terjadi2. Translokasi Kromosom 21 akan berkombinasi dengan kromosom lain. Seringnya salah satu orangtua yang menjadi carrier kromosom yang ditranslokasi ini tidak menunjukkan karakter penderita sindrom down 3. MosaikPada tipe ini hanya sel tertentu saja yang mempunyai kelebihan kromosom 21. Biasanya kondisi penderita lebih ringan c. Komplikasi Sindrom Down:1. Kelainan jantung Umumnya mengalami gagal jantung sesaat setelah lahir. Bila tidak muncul gejala gagal jantung, perlu dilakukan ekokardiogram untuk mendeteksi adanya kelainan jantung pada anak.2. Gangguan keseimbangan hormonal10% bayi dan 50% dewasa dengan Sindrom Down mengalami penyakit tiroid, seperti hipotiroidisme (penyakit karena rendahnya kadar hormon tiroid).3. Gangguan penglihatan dan pendengaran Gangguan penglihatan, seperti mata juling, rabun jauh, rabun dekat, dan katarak. Dapat diatasi dengan pemakaian kacamata atau tindakan pembedahan. Gangguan pendengaran, sehingga berakibat pula pada kemampuan berbahasa penderita.4. Kelainan sistem pencernaan5. LeukemiaPenderita Sindrom Down memiliki resiko 15-20 kali lebih tinggi menderita leukemia dibanding orang normal.6. Alzheimer 25% penderita Sindrom Down berusia di atas 35 tahun menderita Alzheimer.

d. Diagnosa:1. Pemeriksaan genetic2. Pemeriksaan kehamilan ketika janin berusia 15-20 minggu.Untuk pemeriksaan ini, hasil yang keluar belum tentu akurat, ada kemungkinan terjadinya hasil positif palsu (didiagnosis sebagai penderita Sindrom Down namun nyatanya tidak) dan negatif palsu (didiagnosis tidak menderita Sindrom Down namun nyatanya iya).

Terdapat cara laindua tipe uji yang dapat dilakukan untuk mendeteksi bayi sindrom Down. Pertama adalah uji skrining yang terdiri daripada blood test dan/atau sonogram. Uji kedua adalah uji diagnostik yang dapat memberi hasil pasti apakah bayi yang dikandung menderita sindrom Down atau tidak (American College of Nurse-Midwives, 2005). Pada sonogram, tehnik pemeriksaan yang digunakan adalah Nuchal Translucency (NT test). Ujian ini dilakukan pada minggu 11 14 kehamilan. Apa yang diuji adalah jumlah cairan di bawah kulit pada belakang leher janin. Tujuh daripada sepulah bayi dengan sindrom Down dapat dikenal pasti dengan tehnik ini (American College of Nurse- Midwives, 2005). Hasil ujian sonogram akan dibandingkan dengan uji darah. Pada darah ibu hamil yang disuspek bayinya sindrom Down, apa yang diperhatikan adalah plasma protein-A dan hormon human chorionic gonadotropin (HCG). Hasil yang tidak normal menjadi indikasi bahwa mungkin adanya kelainan pada bayi yang dikandung (Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER), 2011). Terdapat beberapa uji diagnostik yang boleh dilakukan untuk mendeteksi sindrom Down. Amniocentesis dilakukan dengan mengambil sampel air ketuban yang kemudiannya diuji untuk menganalisa kromosom janin. Kaedah ini dilakukan pada kehamilan di atas 15 minggu. Risiko keguguran adalah 1 per 200 kehamilan. Chorionic villus sampling (CVS) dilakukan dengan mengambil sampel sel dari plasenta. Sampel tersebut akan diuji untuk melihat kromosom janin. Tehnik ini dilakukan pada kehamilan minggu kesembilan hingga 14. Resiko keguguran adalah 1 per 100 kehamilan. Percutaneous umbilical blood sampling (PUBS) adalah tehnik di mana darah dari umbilikus diambil dan diuji untuk melihat kromosom janin. Tehnik dilakukan pada kehamilan diatas 18 minggu. Tes ini dilakukan sekiranya tehnik lain tidak berhasil memberikan hasil yang jelas. Resiko keguguran adalah lebih tinggi (Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER), 2011).

e. Pengobatan:Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengobati Sindrom Down. Penderita biasanya melakukan beberapa terapi untuk mengurangi efek fisik dari kelainan ini, seperti melalui diet khusus, terapi otot, rutin melakukan tes ECG, terapi penglihatan dan pendengaran, dan lain-lain.

2. Penyakit karena limbah selain Down SyndromA. Retardasi MentalTingkat Retardasi Mental:Kemampuan Usia Prasekolah(Lahir - 6 tahun)Kemampuan Usia Sekolah(6 20 tahun)Kemampuan Usia Dewasa(21 tahun ke atas)

Retardasi Mental Ringan(IQ 52-69)1. Bisa membangun kemampuan social dan komunikasi1. Koordinasi otot sedikit terganggu1. Seringkali tidak terdiagnosis1. Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 SD pada akhir usia belasan tahun1. Bisa dibimbing kea rah pergaulan social1. Bisa dididik dan dilatih1. Biasanya bisa mencapai kemampuan kerja dan sosialisasi yang cukup, tetapi ketika mengalami stress social atau ekonomi membutuhkan bantuan orang lain1. Mampu bekerja, menikah dan berkeluarga

Retardasi Mental Sedang(IQ 36-51)1. Bisa berbicara dan belajar berkomunikasi1. Keadaan social kurang1. Koordinasi otot cukup1. Mengalami keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa1. Kemampuan akademis mencapai kelas 2-3 SD1. Bisa mempelajari beberapa kemampuan social dan pekerjaan1. Bisa belajar bepergian sendiri di tempat yang dikenal dengan baik1. Dapat dilatih, sebagian bisa belajar dasar-dasar membaca, menulis dan menghitung1. Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian atau sedikit keahlian dibawah pengawasan1. Memerlukan pengawasan dan bimbingan ketika mengalami stress social maupun ekonomi yang ringan

Retardasi Mental Berat(IQ 20-35)1. Bisa mengucapkan beberapa kata1. Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri sendiri1. Kemampuan berbicara terbatas1. Koordinasi otot jelek1. Bisa berbicara atau belajar komunikasi1. Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yang sedehana1. Bisa merawat diri sendiri dibawah pengawasan1. Dapat melakukan beberapa kemampuan perlindungan diri dalam lingkungan yang terkendali

Retardasi Mental Sangat Berat(IQ 19)1. Sangat terbelakang1. Koordinasi ototnya sedikit sekali1. Biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami kata-kata

3. Tanda-tanda kematianAda 2 fase perubahan post mortem yaitu fase cepat (early) dan fase lambat(late). Perubahan cepat (early) :- Tidak adanya gerakan.- Jantung tidak berdenyut (henti jantung).- Paru-paru tidak bergerak (henti nafas).- Kulit dingin dan turgornya menurun.- Mata tidak ada reflek pupil dan tidak bergerak.- Suhu tubuh sama dengan suhu lingkungan lebam mayat (post mortallividity).- Lebam mayat. Perubahan lambat (late) ;- Kaku mayat (post mortal rigidity).- Pembusukan (decomposition).- Penyabunan (adipocere).Adipocere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya, dan hidrolisis ini dimungkinkan oleh karena terbentuknya lesitinase, suatu enzim yang dihasilkan oleh Klostridium welchii, yang berpengaruh terhadap jaringan lemak. Untuk dapat terjadi adipocere dibutuhkan waktu yang lama, sedikitnya beberapa minggu sampai beberapa bulan dan keuntungan adanya adipocere ini, tubuh korban akan mudah dikenali dan tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama sekali, sampai ratusan tahun (Idries, 1997).-Mummifikasi.4. Metode penelitian yang cocok untuk skenario Metode survey- analitik: penelitian diarahkan untuk dapat menjawab dan menjelaskan mengapa suatu fenomena dapat terjadi di masyarakat.C. Pembahasan 1.a. Macam-macam kelainan kongenital(1) MalformasiKelainan yang terjadi selama pembentukan struktur tepatnya saat organogenesis. Kelainan ini dapat menyebabkan hilangnya semua atau sebagian suatu sruktur. Disebabkan oleh faktor lingkungan dan/ atau genetik yang bekerja secara independen atau bersamaan. Kebanyakan malformasi berawal pada minggu ketiga sampai minggu kedelapan kehamilan.Contoh:a) Labiopalatoskisis (Celah Bibir dan Langit-langit)Labiopalatoskisis adalah kelainan kongenital pada bibir dan langit-langit yang dapat terjadi secara terpisah atau bersamaan yang disebabkan oleh kegagalan atau penyatuan struktur fasial embrionik yang tidak lengkap. Kelainan ini cenderung bersifat diturunkan (hereditary), tetapi dapat terjadi akibat faktor non-genetik. Ada 3 jenis yaitu : Labioskizis (bibir sumbing), labiopalatoskizis (bibir & palatum sumbing), labiognatopalatoskizis (sumbing dari bibir, palatum, hingga hidung).

Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk, tingkat kelainan bibir sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :1). Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.2). Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.3). Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.Penyebab: 1). Faktor Heriditer:Sebagai faktor yang sudah dipastikan. Gilarsi : 75% dari faktor keturunan resesif dan 25% bersifat dominan.a). Mutasi gen.b). Kelainan kromosom.2). Faktor Eksternal / Lingkungan :a). Faktor usia ibub).Obat-obatan. Asetosal, Aspirin (Schardein, 1985) Rifampisin, Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam Flufetamat, Ibuprofen, Penisilamin, Antihistamin dapat menyebabkan celah langit-langit. Antineoplastik, Kortikosteroidc). Nutrisid).Penyakit infeksi Sifilis, virus rubellae). Radiasif). Stres emosionalg). Trauma, (trimester pertama)Patofisiologi :Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa mengenai langit-langit. Berbeda pada kelainan bibir yang terlihat jelas secara estetik, kelainan sumbing langit-langit lebih berefek kepada fungsi mulut seperti menelan, makan, minum, dan bicara.Pada kondisi normal, langit-langit menutup rongga antara mulut dan hidung. Pada bayi yang langit-langitnya sumbing barrier ini tidak ada sehingga pada saat menelan bayi bisa tersedak. Kemampuan menghisap bayi juga lemah, sehingga bayi mudah capek pada saat menghisap, keadaan ini menyebabkan intake minum/makanan yg masuk menjadi kurang dan jelas berefek terhadap pertumbuhan dan perkembangannya selain juga mudah terkena infeksi saluran nafas atas karena terbukanya palatum tidak ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa menyebar sampai ke telinga.b) Spina BifidaSpina Bifida termasuk dalam kelompok neural tube defect yaitu suatu celah pada tulang belakang yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal. menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Kelainan ini biasanya disertai kelainan di daerah lain, misalnya hidrosefalus, atau gangguan fungsional.

Normalnya -> tabung syaraf terbentuk pada awal kehamilan dan menutup pada hari ke-28. Tabung syaraf ini nanti akhirnya membentuk otak dan medspin pada bayi dan jaringan yang melingkupinya.Penyebab ( faktor risiko ) :1. Ras : sering terjadi pada orang kulit putih2. Riwayat keluarga3. Kekurangan asam folat4. Pemakaian obat-obat kejang seperti asam valproat5. Diabetes 6. Kegemukan 7. Suhu tubuh yang tinggi pada minggu pertama kehamilanGejala ( tergantung pada beratnya kerusakan) :1. Myelomeningokel Ini merupakan gejala yang paling berat, dimana medulla spinalis dan meninges menonjol melalui vertebra yang tidak utuh. Kebanyakan juga mengalami hidrosefalus

2. Meningokel Meningokel ini melibatkan meningen yang merupakan selaput yang bertanggung jawab untuk menutup dan melindungi otak dan sum-sum tulang. Korda spinalisnya tidak keluar dari tulang pelindung. Seperti kantung di pinggang teraba sebagai benjolan berisi cairan di bawah kulit. Mempunyai kemampuan fisik lebih baik, bisa mengontrol BAB / BAK.3. Spina Bifida OkultaPaling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis tidak menonjol.Diagnosis :1. Pada trimester pertama, menjalani pemeriksaan darah dengan TRIPLE SCREEN ( AFP, ultrasound, cairan amnion ). 85% wanita dengan bayi spina bifida akan muncul AFP 2. Setelah bayi lahir : Rontgen tulang belakang : menentukan luas dan lokasi kelaianan. USG tulang belakang CT scan / MRI tulang belakangc) HidrosefalusHidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal sehingga terdapat pelebaran ventrikel.Dalam bahasa yunani, hidrocephalus berarti kepala berair, dapat terjadi sebelum atau setelah lahir. Disebabkan oleh cacat sejak lahir, perdarahan di otak, infeksi, meningitis, tumor, atau cedera kepala. Kebanyakan merupakan hasil terhambatnya cairan cerebrospinal (CSS) di ventrikel (otak bagian tengah) yang mendampingi Spina Bifida. Pada bayi, ubun-ubun masih terbuka, penumpukan cairan cerebrospinal dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang tengkorak yang mengakibatkan pembearan diameter kepala seiring bertambahnya cairan. Sedangkan pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar sehingga tidak ada pertambahan besar diameter kepala.

.

Gejala : Gejala yang ditemukan pada bayi adalah besarnya kepala yang abnormal, bayi muntah, mengantuk, gelisah, tidak mampu melihat ke atas, dan kejang. Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa, gejalanya adalah sakit kepala, mual, muntah, pandangan kabur, perkembangan lambat dalam berjalan dan berbicara pada anak. Gejala umum yang ditemukan pada penderita hidrocephalus adalah gelisah, sakit kepala, kejang, tidak mampu konsentrasi dan mengingat apa yang terjadi, mengantuk dan pandangan menjadi dua Penanganan :Dengan prinsip pengobatan untuk memperlancar drainage (aliran pembuangan) cairan cerebrospinal melalui pembedahan dengan beberapa metode seperti : External ventricular drainage (CSS dikeluarkan dari infrakranial melalui lubang) Shunting (mengalirkan CSS ke ruangan lain melalui selang dari ventrikel otak ke organ tubuh lain) Ventrikulo-peritoneal shunt (CSS dari ventrikel otak dialirkan ke peritoneum di rongga abdomen) Ventrikulo-atrial shunt (Shunt dari ventrikel otak ke atrium jantung)Pencegahan : Dengan menjaga kesehatan pada ibu hamil dan menyusui, gizi makanan yang cukup agar daya tahan tubuh baik dan terhindar dari hidrocephalus.d) AnensefalusAnensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis). Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.

Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama. Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari setelah lahir.e) MikrosefalusMikrosefalus adalah suatu keadaan dimana ukuran kepala (lingkar puncak kepala) lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata pada bayi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Dikatakan lebih kecil jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm atau lebih kecil dari standar deviasi 3 dibawah angka rata-rata.

Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada kecepatan yang normal. Berbagai keadaan dan penyakit yang mempengaruhi pertumbuhan otak bisa menyebabkan mikrosefalus. Mikrosefalus seringkali berhubungan dengan keterbelakangan mental. Mikrosefalus bisa terjadi setelah infeksi yang menyebabkan kerusakan pada otak pada bayi yang sangat muda (misalnya meningitis dan meningoensefalitis). Perawatan pada mikrosefalus tergantung kepada penyebabnya. Bayi yang menderita mikrosefalus seringkali bisa bertahan hidup tetapi cenderung mengalami keterbelakangan mental, gangguan koordinasi otot dan kejang.f) PorensefalusPorensefalus adalah suatu keadaan dimana pada hemisfer serebri ditemukan suatu kista atau rongga abnormal. Porensefalus merupakan akibat dari kerusakan otak dan biasanya berhubungan dengan kelainan fungsi otak. Tetapi beberapa anak yang menderita porensefalus memiliki kecerdasan yang normal. g) HidranensefalusHidranensefalus adalah suatu keadaan dimana hemisfer serebri tidak ada dan digantikan oleh kantung-kantung yang berisi cairan serebrospinalis. Ketika lahir, bayi tampak normal. Ukuran kepala dan refleks spontannya (misalnya refleks menghisap, menelan, menangis dan menggerakkan lengan dan tungkainya) tampak normal. Tetapi beberapa minggu kemudian, biasanya bayi menjadi rewel dan ketegangan ototnya meningkat. Setelah berusia beberapa bulan, bisa terjadi kejang dan hidrosefalus. Diagnosisnya mungkin tertunda selama beberapa bulan karena perilaku awalnya relatif normal. Beberapa bayi menunjukkan kelainan pada saat lahir, yaitu berupa kejang, mioklonus (kejang atau kedutan otot atau sekelompok otot) dan gangguan pernafasan. Tidak ada pengobatan yang pasti untuk hidranensefalus. Pengobatannya bersifat simtomatis dan suportif. Prognosis hidranensefalus adalah jelek, bayi biasanya meninggal sebelum berumur 1 tahun.

(2) DisrupsiDisrupsi adalah defek morfologik satu bagian tubuh atau lebih yang disebabkan oleh gangguan pada proses perkembangan yang mulanya normal. Ini biasanya terjadi sesudah embriogenesis. Berbeda dengan deformasi yang hanya disebabkan oleh tekanan mekanik, disrupsi dapat disebabkan oleh iskemia, perdarahan atau perlekatan. Misalnya helaian-helaian membran amnion, yang disebut pita amnion, dapat terlepas dan melekat ke berbagai bagian tubuh, termasuk ekstrimitas, jari-jari, tengkorak, serta muka. Contoh:a) Craniofacial Craniofacial adalah masalah medis yang berhubungan dengan tulang tengkorak dan tulang wajah. Kelainan craniofacial merupakan cacat lahir pada wajah atau kepala. Beberapa kasus, seperti bibir sumbing, adalah kasus yang paling banyak ditemukan, kasus yang lain sangat jarang. Kebanyakan cacat ini memperngaruhi penampilang wajah dan kepala penderitanya. Kelainan ini memugkinkan juga terjadi pada bagian tubuh yang lain. Kelainan ini disebabkan oleh pita amnion yang pecah sebelum waktunya.

(3) DeformasiDeformasi didefinisikan sebagai bentuk, kondisi, atau posisi abnormal bagian tubuh yang disebabkan oleh gaya mekanik sesudah pembentukan normal terjadi, misalnya kaki bengkok atau mikrognatia (mandibula yang kecil). Tekanan ini dapat disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam uterus ataupun faktor ibu yang lain seperti primigravida, panggul sempit, abnormalitas uterus seperti uterus bikornus, kehamilan kembar.Contoh:a) Clubfeet atau CTEV (Congenital Talipes Equinovarus) CTEV atau Congenital Talipes Equinovarus adalah kelainan kongenital yang umum ditemukan. Deformitas ini mengakibatkan kaki terlihat berotasi ke dalam terhadap ankle (mata kaki). Di Amerika Serikat, terdapat 1-2 kasus dalam 1000 kelahiran hidup dan 50% diantaranya menyerang kedua kaki (bilateral).

Talipes berasal dari kata Talus yang berarti ankle (mata kaki) dan Pes yang berarti kaki. Sehingga Menunjukkan adanya kelainan pada kaki yang mengakibatkan penderitanya berjalan menggunakan ankle atau mata kakinya. Sedangkan Equino berarti seperti kuda dan Varus adalah bengkok kedalam. Kesimpulannya, pada penderita dengan CTEV, memiliki 3 kondisi medis, yakni: Kaki depan tertarik kedalam (adduction) sehingga telapak kaki menghadap ke atas (supination), Tumit kedalam (inversion), Pergelangan kaki atau ankle dalam keadaan bengkok ke dalam (plantar flexion).Pengobatan :1. Konservatifa. Fisioterapi : mobilisasi bertujuan untuk mengoreksi sebaik mungkinb. Orthosis : Pemasangan serial gips paling efektif dimulai pada hari ketiga setelah lahir. Penatalaksanaannya dilakukan 6-10x Splint dilaksanakan setelah serial gips dirasa sudah cukup. Mulai proses berjalan atau hingga usia 14 bulan.(4) SindromSindrom adalah kumpulan anomali yang terjadi bersamaan dan memiliki satu penyebab spesifik. Kata ini menunjukkan diagnosis telah ditegakkan dan resiko kekambuhan (pada kehamilan selanjutnya) diketahui. Sebaliknya, asosiasi (keterkaitan) adalah kemunculan non-acak dua atau lebih anomali yang timbul lebih sering dibandingkan jika terjadi hanya secara kebetulan, tetapi yang penyebabnya belum diketahui.Contoh :Macam Kelainan Kromosom Jumlah1. Trisomi 21 (Sindrom Down)Etiologi: 75% karena nondisjunction meiotik saat pembentukan oosit tambahan salinan kromosom 21. 4% karena translokasi tak seimbang kromosom 21 dgn kromosom 13, 14, atau 15. 1% karena mosaikisme akibat nondisjunction mitotik.Klinis: retardasi pertumbuhan, retardasi mental, kelainan kraniofasial (kelopak mata sipit ke atas. Lipatan epikantus lipatan kulit tambahan di sudut medial mata, wajah datar, telinga kecil), cacat jantung, hipotonia.Insidensi: 1 dr 2000 pd wanita 40.2. Trisomi 18 Klinis: retardasi mental, cacat jantung, telinga letak rendah, fleksi tangan dan jarinya, sering: mikrognatia, anomali ginjal, sindaktili, malformasi rangka. Insidens: 1 dr 5000 neonatus.Prognosis: 85% meninggal pd kehamilan 10 mgg-aterm, yg lahir meninggal usia 2 bulan.3. Trisomi 13Klinis: RM, holoprosensefalus, cacat jantung, tuli, bibir dan langit2 sumbing (palatoblastokisis), cacat mata (mikroftalmia, anoftalmia, koloboma).Insidens: 1 dr 20.000 kelahiran hidup.Prognosis: 90% meninggal 1 bln pertama kelahiran.4. Sindrom KinefelterEtiologi: pd pria, terdeteksi saat pubertas. XXY nondisjunction kromosom XX. Terdapat satu badan seks (badan Barr yg dibentuk oleh pemadatan kromosom seks yg mengalami inaktivasi)Klinis: sterilitas, atrofi testis, hilainisasi tubulus seminiferus, ginekomastia.

5. Sindrom TurnerCiri: wanita. kromosom 45, pasangan terakhir hanya X monosom dr gamet nction badan kromatin negatif. Atau nondisjunction mitosis mosaikisme (kelainan struktur).Klinis: jelas wanita, tdk ada ovariun, perawakan pendek, leher bersayap, limfedema ekstremitas, kelainan tulang, dada lebar dgn puting trpisah jauh.Prognosis: 98% abortus spontan.

6. Sindrom Triple-XEtiologi: XXXY. Dua badan kromatin seks dlm selnya.Klinis: Infantil, haid sedikit, RM.

Kelainan Kromosom StrukturPutusnya kromosom virus, radiasi, dan obat.1. Sindrom Cri-du-chatEtiologi: delesi kromosom 5Klinis: menangis seperti kucing, mikrosefalus, RM, cacat jantung kongenital. 2. Sindrom AngelmanEtiologi: Mikrodelesi Kromosom 15 (15q11-15q13) pd warisan ibu.Klinis: RM, tdk bisa bicara, gangguang perkembangan motorik, rentan tertawa spontan dan berkepanjangan.3. Sindrom Prader-WilliEtiologi: mikrodelesi lengan 15 dr gen ayah.Klinis: hipotonia, obesitas, gonadisme, RM, kriptokidismus.4. Sindrom Miller-DiekerEtiologi: genomic imprinting, bisa ayah bisa ibu delesi di 17p13Klinis: lisensefalus, keterlambatan perkembangan, kejang, kelainan jantung dan wajah.5. Sindrom velokardiofasial (Shprintzen)Etiologi: delesi kromosom 22q11.Klinis: cacat palatum, cacat jantung konotrunkal, lambat bicara, gangguan belajar, mirip skizoprenia.6. Sindrom Fragile-XEtiologi: bagian kromosom yg mudah pututs dgn manipulasi sel tertentu fragile sites kromosom X (Xq27).Klinis: RM, telinga besar, rahang menonjol, iris biru pucat.Insidens: pria lebih sering 1 dr 1.000. Wanita 1dr 2.000.

(5) Phenylketonuria (PKU)Phenylketonuria merupakan penyakit yang diturunkan secara resesif dari orangtua ke anak dimana tubuh tidak mampu memetabolisme asam amino phenylalanine karena enzim phenylalanine hydroxilase (PAH) sedikit atau tidak ada akibat mutasi. Fungsi dari enzim PAH sendiri adalah untuk mengubah asam amino phenylalanine menjadi asam amino tyrosine. Karena defisiensi enzim PAH pada penderita phenylketonuria, maka kadar phenylalanine meningkat yang mengakibatkan terhambatnya transport asam amino ke dalam sel sehingga kekurangan serebroid di dalam otak. Hal ini menyebabkan terjadinya retardasi mental, pada ibu hamil mengakibatkan rusaknya otak dan sistem saraf bayi yang dikandungnya. Krisis dari asam amino tyrosine menyebabkan melanin sukar membentuk dan mengakibatkan hipopigmentasi pada tubuh tetapi tidak permanen seperti albino. Menurunnya epinefrin juga megakibatkan menurunnya respon saraf simpatik. Gejala :Umumnya bayi lahir normal dengan mata biru, rambut dan kulit yang lebih cerah dari anggota keluarga yang lain. 50% bayi penderita PKU akan mengalami muntah, rewel, bintik merah pada kulit. Gejala lainnya yaitu retardasi mental, kejang-kejang, tidak tahan cahaya, dan pigmen tubuh berkurang. Penatalaksanaan :Mencegah akumulasi phenylalanine dengan diet tertentu, protein diganti campuran asam amino yang mengandung phenylalanine dalam jumlah rendah. Pengganti susu untuk bayi dengan hidrolisat enzimatik dari kasein yang mengandung sangat sedikit phenylalanine tetapi jumlah asam amino yang lain normal. PKU tidak bisa dicegah karena merupakan penyakit genetik. Penderita PKU diharuskan mengurangi makanan yang banyak mengandung protein juga pemanis atau gula yang disebut aspartasme.2. Etik, Aspek dan Jenis-jenis Penelitian Biomedis Semua riset yang melibatkan manusia sebagai subyek, harus berdasarkan empat prinsip dasar Etika Penelitian yaitu:1. Penghormatan sesama manusia.Peneliti harus menghormati keputusan tiap-tiap individu serta memberikan rasa aman kepada individu yang disabilitas dalam membuat keputusan.2. Manfaat.Penelitian hendaknya memberikan manfaat.3. Bahaya.Penelitian tidak berbahaya dan tidak merugikan.4. Keadilan.Semua subyek diperlakukan dengan baik dan ada keseimbangan antara manfaat dan risiko.

Ada beberapa pedoman penelitian klinik yaitu:1. Harus mendapat informed consent dari calon subyek penelitian. Sebelumnya, peneliti harus memberikan penjelasan dan kesempatan calon subyek untuk bertanya. Peneliti juga harus siap menerima pembaruan informed consent dari subyek jika ada perubahan dalam penelitiannya.2. Subyek dapat dibayar untuk ketidaknyamanan dan waktu yang dihabiskan.3. Penelitian yang melibatkan anak-anak, orang dengan gangguan mental, dan ibu hamil sebaiknya tidak dilakukan kecuali untuk memberi manfaat pada mereka atau untuk mengetahui kondisinya.4. Tidak boleh semena-mena menolak akses obat atau vaksin yang memberi efek terapeutik bagi tawanan dengan penyakit serius atau berisiko terhadap penyakit serius.5. Peneliti harus melindungi secara aman kerahasiaan data subyek.6. Subyek penelitian yang terkena cedera atau kerugian saat penelitian berhak meminta ganti rugi.7. Semua usulan untuk melakukan penelitian yang melibatkan subyek manusia harus diserahkan pada komisi etika ilmiah untuk ditinjau dan disetujui.8. Penelitian yang disponsori oleh pihak asing harus menyerahkan protokol etik negara sponsor dan harus memenuhi juga protokol etik negara tuan rumah serta disetujui oleh komisi etik negara tuan rumah.

Jenis Penelitian KesehatanBerdasarkan metode, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi :1. Metode penelitian surveyPenelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti (populasi) tapi hanya mengambil dari sebagian populasi (sampel).1. DeskriptifBertujuan untuk menguraikan suatu keadaan dalam komunitas atau masyarakat. Penelitian menjawab semua rumusan masalah berupa bagaimana atau how2. Analitik Bertujuan untuk menjelaskan suatu keadaan dalam komunitas atau masyarakat dan menyatakan hubungan sebab-akibat. Peneitian ini secara umum menjawab pertanyaan mengapa. Penelitian analitik dibagi berdasarkan urutan sebab akibatnya : Cross sectional Studi retrospektif Studi prospektif2. Metode penelitian eksperimenPeneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable kemudian mengukur akibat perlakuan tersebut.

Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : Variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif Variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimenTujuan Penelitian Kesehatan1. Menemukan atau menguji fakta sehubungan dengan bidang kesehatan2. Menjelaskan fakta yang ditemukan serta hubungan dengan teori-teori yang ada3. Mengembangkan alat, teori atau konsep baru dalam bidang kesehatan.Manfaat Penelitian Kesehatan1. Menggambarkan keadaan atau status kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat.2. Menggambarkan kemampuan sumber daya guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan3. Sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan sehingga memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah tersebutPengertian Populasi dan Sampel Populasi : keseluruhan dari semua variabel yang menyangkut masalah yang diteliti Sampel : bagian dari populasi yang dipilih dan dianggap dapat mewakili atau memenuhi sampel.Penentuan Besarnya Sampel Cara Statistik Case controlRumus :n = keterangan :N = perkiraan besarnya populasin = perkiraan jumlah sampelz = nilai standar normal biasanya 0,05p = perkiraan proporsi biasanya 50%q = 1-pd = tingkat ketelitian yang dipilih Studi kohortHarus dikaji terlebih dahulu untuk memastikan siapa atau kelompok mana yang rentan dan tidak beresiko.Pengambilan sampel harus dari kelompok populasi yang besar. Cara Non-Statistik Mengikuti pendapat pakar statistik tentang ukuran sampel Disesuaikan dengan keterbatasan sumber daya, dana, tenaga, dan waktu peneliti

3. Thanatologi dan Odontologi ForensikLebam Mayat (Livor Mortis / Post Mortem Lividity)Setelah orang meninggal, peredaran darahnya berhenti dan timbul stagnasi, akibat gravitasi maka darah mencari tempat yang terendah. Dari luar terlihat bintik-bintik berwarna merah kebiruan, inilah yang disebut Lebam Mayat. Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam waktu 15 sampai 20 menit setelah orang meninggal. Lebam mayat ini mirip dengan luka memar, oleh karena itu lebam mayat harus dibedakan dengan luka memar.LEBAM MAYATLUKA MEMAR

LokasBagian tubuh terendahSembarang tempat

DitekanBiasanya hilangTidak hilang

PembekakanTidak adaAda

IncisiBintik-bintik darah intravascularBintik-bintik darah extravaskular

Tanda intra vitalTidak adaAda

Lokasi lebam mayat pada bagian tubuh yang rendah, kecuali pada bagian tubuh yang menekan dasar atau tertekan pakaian. Lebam mayat pada jenazah dengan posisi terlentang: kuduk, punggung, pantat, dan bagian flexor tungkai. Kadang-kadang Lebam mayat pada jenazah telungkup: dahi, pipi, dagu, dada, perut, dan extensor tungkai. Kadang-kadang stagnasi demikian hebat, sehingga pembuluh darah dalam rongga hidung pecah, dan keluarlah darah dari hidung. Lebam mayat pada jenazah menggelantung: ujung ekstrimitas dan genitalia externa.

Lebam mayat juga dapat ditemukan pada alat tubuh, seperti bagian belakang otak, bagian belakang paru, dan bagian belakang hati, seta bagian belakang lambung. Keadaan ini perlu dibedakaan paru dengan keadaan patologis seperti pneumonia atau lambung yang mengalami keracunan.Empat jam serelah norang meninggal akan terjadi hemolysa, sehingga pigmen darah keluar dan masuk ke dalam jaringan sekitarnya. Akibatnya lebam mayat tidak akan hilang bila posisi jenazah diubah.Umumnya lebam mayat berwarna merah. Pada korban yang meninggal akibat keracunan CO dan keracunan HCN, lebam mayatnya berwarna cherry red. Pada korban yang meninggal karena keracunan Nitro Benzen atau Potassium Chlorat, lebam mayatnya berwarna chocolate brown. Pada korban yang meninggal akibat asphyxia, lebam mayatnya mendekati kebiruan, jenazah yang disimpan dalam kamar pendingin, lebam mayatnya berwarna merah terang atau pink.Kecepatan timbulnya lebam bergantung pada volume darah yang beredar. Pada korban dengan perdarahan, timbulnya lebam mayat lebih lambat, sedang korban congestive hearth failure, lebam mayat lebih cepat timbul. Koagulasi juga berpengaruh bila coagulasi darah terganggu, lebam mayat lebih cepat timbul. Bila darah cepat mengalami koagulasi, lebam mayat lebih lambat terbentuk.

Penurunan Suhu Jenazah (Argor Mortis)Setelah seseorang meninggal, produksi panas tubuh berhenti, sedangkan pengeluaran panas berlangsung terus, mengakibatkan suhu jenazah akan turun. Penurunan suhu jenazah diukur dengan thermometer. Penurunan suhu jenazah dapat dipakai untuk memperkirakan lama kematian korban, yaitu dengan memakai rumus berikut:

Kecepatan penurunan suhu jenazah dipengaruhi beberapa faktor. Apabila korban meninggal di atas tanah, dipengaruhi oleh:1. Suhu UdaraMakin besar perbedaan suhu udara dengan suhu tubuh jenazah, maka penurunan suhu jenazah makin cepat.1. PakaianMakin tebal pakaian makin lambat penurunan suhu jenazah.1. Aliran udara dan kelembabanAliran udara mempercepat penurunan suhu jenazah. Sedangkan udara yang lembab, merupakan konduktor yang baik, sehingga penurunan suhu jenazah lebih cepat.1. Keadaan tubuh korbanApabila tubuh korban gemuk, yang berarti mengandung banyak jaringan lemak, maka penurunan suhu jenazah lambat. Jika korban berotot sehingga permukaan tubuhnya relative lebih besar, maka penurunan suhu jenazah lebih lambat daripada korban yang kurus.1. AktifitasApabila sesaat sebelum meninggal korban melakukan aktifitas yang hebat, maka suhu tubuh waktu meninggal lebih tinggi.1. Sebab kematianBila korban meninggal karena peradangan (sepsis), suhu tubuh waktu meninggal malah meningkat.1. Apabila korban meninggal di dalam air, maka penurunan suhu jenazah tergantung pada suhu, aliran dan keadaan air.

Perubahan pada MataPada mata terjadi: Reflex cornea dan reflex cahaya hilang. Cornea menjadi keruh, sebagai akibat tertutup oleh lapisan tipis secret mata yang mongering. Keadaan ini diperlambat bila kelopak mata tertutup. Bulbus Oculi melunak dan mengkerut akibat turunnya tekanan intra ocular. Pupil dapat berbentuk bulat, lonjong, atau ireguler sebagai akibat menjadi lemahnya otot-otot iris.Setelah orang meninggal, aliran darah dalam pembuluh darah retina berhenti dan mengalami segmentasi. Tanda ini timbul beberapa menit setelah orang meninggal.

MumifikasiMumifikasi adalah suatu kondisi tidak terjadi pembusukan, dan jaringan yang telah meninggal telah terawetkan.Ciri ciri mumifikasi: 1. Jaringan diatasnya melekat dengan jaringan dibawahnya1. Warna tubuhnya berubah menjadi coklat atau hitam dan menjadi kering1. Tanda tanda luka kekerasan masih dapat terlihatSyarat terjadinya mumifikasi:1. Udara harus kering1. Ada aliran udara yang terus menerus1. Kondisi harus sesuai agar bakteri tidak hidup (terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalau asam)Mumifikasi dapat menjadi kepentingan forensic karena tanda tanda kekerasan masih dapat dilihatAdipocere (lilin mayat) Adipocere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya, dan hidrolisis ini dimungkinkan oleh karena terbentuknya lesitinase, suatu enzim yang dihasilkan oleh Klostridium welchii, yang berpengaruh terhadap jaringan lemak. Untuk dapat terjadi adipocere dibutuhkan waktu yang lama, sedikitnya beberapa minggu sampai beberapa bulan dan keuntungan adanya adipocere ini, tubuh korban akan mudah dikenali dan tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama sekali, sampai ratusan tahun (Idries, 1997).

PembusukanPembusukan adalah proses degradasi makhluk hidup yang telah meninggal karena bakteri atau enzim proteaseFaktor yang mempengaruhi pembusukan adalah:1. MediaSecara umum proses pembusukan akan berjalan lebih cepat di udara, lalu di air dan yang paling lambat di tanah dengan perbandingan 8:2:1 (Nedikolegal dan Kedokteran Forensik FK Unair Edisi ke 8)1. SuhuSuhu optimal dalam pembusukan adalah suhu kamar (27-36 derajat celcius) suhu yang terlalu tinggi atau rendah akan menghambat pembusukan atau tidak terjadi sama sekali karena bakteri tidak bekerja atau bekerja sangat lambat.1. Kondisi TubuhOrang yang kurus akan lebih lambat mengalami pembusukan disbanding orang yang gemuk karena cadangan lemak mereka lebih sedikit sehingga suhunya lebih rendah. Bayi yang baru lahir, anak anak dan orang tua juga mengalami proses yang lebh lama.

Proses pembusukan akan terjadi hal hal seperti berikut1. Kulita akan berubah menjadi hijau, terutama didaerah perut karena reaksi antara Hb dengan Hidrogen Sulfida1. Badan akan membengkak, dikarenakan akumulasi dari proses pembusukan oleh mikroba1. Mata akan terlihat menonjol, darah akan keluar dari lubangtubuh karena tekanan dari gas ang dihasilkan dari dalam. Pada saat ini wajah sudah tidak dapat dikenali lagi.1. Akan terjadi marble yaitu karena akumulasi gas dalam vena yang membuat darah pecah disekitar vena dan terbentuk garis garis seperti motif marmer1. Akan terbentuk bullae1. Tercium bau busuk karena gas gas yang dihasilkan mikroba1. Bagian tubuh yang membusuk: Mudah: Otak, Lambung, Usus Sulit: Jantung, Paru paru Sangat Sulit: Prostat Tidak Membusuk: Tulang dan Gigi

ODONTOLOGI FORENSIKMenurut Pederson, odontologi forensik adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan peradilan. Bagi para aparat penegak hukum dan pengadilan, pembuktian melalui gigi merupakan metode yang valid dan terpercaya (reliable), sebanding dengan nilai pembuktian sidikjari dan penentuan golongan darah.Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb :a. Gigi dan restorasinya merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrem.b. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan dimungkinkannya identifikasi dengan ketepatan yang tinggi (1:1050).c. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental record) dan data radiologis.

RUANG LINGKUP ODONTOLOGI FORENSIKRuang lingkup odontologi forensik sangat luas meliputi semua bidang keahlian kedokteran gigi. Secara garis besar odontologi forensik membahas beberapa topik sebagai berikut:a. Identifikasi Forensik OdontologiKetika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk membedakan usia seseorang, jenis kelamin,dan ras. Hal ini dapat membantu untuk membatasi korban yang sedang dicari atau untuk membenarkan/memperkuat identitas korban.6b. Penentuan UsiaPerkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 15 tahun. Identifikasi melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri. Mineralisasi gigi dimulai saat 12 16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma pada bayi dapat merangsang stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini akan mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai neonatal line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada usia 14 16 tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat digunakan untuk menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga dapat digunakan untuk penentuan perkembangan gigi.

Gambar 2 memperlihatkan gambaran panoramic X ray pada anak-anak (a) gambaran yang menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan perkembangan pada usia 9 tahun (pada usia 6 tahun terjadi erupsi dari akar gigi molar atau gigi 6 tapi belum tumbuh secara utuh). Dibandingkan dengan diagram yang diambil dari Schour dan Massler (b) menunjukkan pertumbuhan gigi pada anak usia 9 tahun. Penentuan usia antara 15 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi molar tiga yang pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadi degenerasi dan perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat digunakan untuk aplikasi forensik.

c. Penentuan Jenis KelaminUkuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis kelamin.d. Penentuan RasGambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikuta) Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan 12 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas.b) Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid.c) Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20% mongoloid.d) Lengkungan palatum berbentuk elips.e) Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.

Gambaran gigi untuk ras mongoloid.Gambaran gigi untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut1. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula.3. Maloklusi pada gigi anterior.4. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.5. Dagu menonjol.

Gambaran gigi untuk Ras kaukasoidGambaran gigi untuk ras negroid adalah sebagai berikut:1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.2. Sering terdapat open bite.3. Palatum berbentuk lebar.4. Protrusi bimaksila.Di bawah ini merupakan contoh gambar open bite

Gambaran gigi untuk ras negroid

DAFTAR PUSTAKA

Robbins.2007.Buku Ajar Patologi.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGCHurairah. 2012. Sindrom Down. Medanhttp://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/CleftLip.htmlFacts about Cleft Lip and Cleft Palate By CDC (Centers for Disease Control and Prevention)Standish SM, Stimson PG. The scope of Forensic Dentistry. The Dental Clinics of North Amerika 1997; 21(1) : 3-5.Luntz LL. History of Forensic Dentistry. The Dental Clinics of North America 1997; 21(1): 7-18.Harvey W. Dental Identification and Forensic Odontology. First ed. London: Henry Kimpton Pub 1976: 1-6.Brown KA. Dental Identification of Unknown Bodies. Proceedings of the First Asian Pacific Congress on Legal Medicine and Forensic Sciences. Singapore 1983: 136-40