laporan praktek kelompok 2a_rhinitis alergi
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
1/17
LAPORAN PRAKTEK FARMAKOTERAPI
SISTEM PERNAFASAN DAN PENCERNAAN
(DEF4272T)
SEMESTER GENAP
DISUSUN OLEH KELOMPOK A2
ANGGOTA:
DHINY KARTIKANING PRATIWI (NIM. 1357571111!)
PUTRI AULIA RAHMANI (NIM. 14575111115)
AUGUSTINE LUT"IANTI PRAMONO (NIM. 1457571111)
TSANIYA RI#$INA (NIM. 14575111127)
WINFIKA WI%ISONO PUTRI (NIM. 14575111135)
AGUNG FE%RIAN RAMADHANI (NIM. 1457571117)
RAHMANIA NADIA SARI (NIM. 14575711115)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNI"ERSITAS %RAWI&AYA
TA 215'21
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
2/17
RHINITIS ALERGI
1. DEFINISI
Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi
alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen
yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan
ulangan dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986! "enurut #$%
&R'& (&llergi Rhinitis and its 'mpat on &sthma tahun )**+, rinitis alergi
adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin bersin, rinore, rasa gatal dan
tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh 'g-!
2. EPIDEMIOLOGI
Rhinitis adalah masalah klinis yang paling umum terjadi pada pasien
denganalergi! Rhinitis seara konsisten berada pada urutan enam penyakit kronis
utama di &merika .erikat! "orbiditas dari rhinitis menyebabkan kualitas hidup
yang menurun dikarenakan sakit kepala, mudah lelah, gangguan kognisi, dan efek
samping obatobatan! Rhinitis alergi dapat menurunkan kualitas hidup, antara lain
fungsi fisik, problem bekerja, nyeri badan, /italitas, fungsi sosial, stabilitas emosi,
bahkan kesehatan mental (0ousquet,)**1!
"enurut 'nternational .tudy of &sthma and &llergies in hildren ('.&&,
)**6, 'ndonesia bersamasama dengan negara &lbania, Rumania, 2eorgia dan
3unani memiliki pre/alensi rinitis alergi yang rendah yaitu kurang dari 45!
0egitu juga dengan pre/alensi asma bronkial juga kurang dari 45! Pre/alensi
rinitis tertinggi di igeria (lebih dari 745, Paraguay (7*745 dan $ongkong
()47*5! (#$% &R'& )**8 (upate
i 'ndonesia, dikutip dari .undaru, menyatakan baha rinitis alergi yang
menyertai asma atopi pada 445 kasus dan menyertai asma atopi dan non atopi
pada 7*,75 kasus!( .oetjipto , "angunkusumo -! Rinitis &lergi, .inusitis dan
&sma! alam: .imposium ;pate Rinitis &lergi! * juta orang, dan insiden ini akan terus meningkat,
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
3/17
diperkirakan )*5 dari kasus seasonal, >*5 dari kasus yang parennial, dan >*5
dari kasus ampuran (.koner, )**1!
3. ETIOLOGI
Rhinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi
genetik dalam perkembangan penyakitnya! ?aktor genetik dan herediter sangat
berperan pada ekspresi rhinitis alergi (&dams,0oies, $igler, 199+! Penyebab
rhinitis alergi tersering adalah alergen inalan pada deasa dan ingestan pada anak
anak! Pada nakanak sering disertai gejala lain, sperti urtikaria dan gangguan
penernaan! Penyebab rhinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi!
0eberapa pasien sensitif terhadap beberapa alergen! &lergen yang menyebabkan
rhinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur (0eker,199>!
Rhinitis alergi parenial (sepanjang tahundapat disebabkan oleh debu,
terdapat dua spesies utama tungau yaitu Dermatophagoides farinae dan
Dermatophagoides pteronyssinus, jamur, binatang peliharaan seperti keoa dan
binatang pengerat! ?aktor resiko untuk terpaparnya debu tungau biasanya karpet
serta sprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan faktor kelembaban udara!
@elembaban yang tinggi merupakan faktor resiko untuk tumbuhnya jamur!
0erbagai pemiu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa faktor
nonspesifik diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau
merangsang dan perubahan uaa (0eker,199>!
0erdasarkan ara masuknya allergen dibagi atas (@aplan, )**7!
• &lergen inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya
debu rumah tangga, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur!
• &lergen ingestan, yang masuk ke saluran erna, berupa makanan, misalnya
susu, telur, oklat, ikan dan udang!
• &lergen injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya
penisilin atau sengatan lebah!
• &lergen kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan
mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan!
4. PATOFISIOLOGI
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
4/17
2ambar 1! Allergic Respiratory Syndrome (.tokes and asale, )**9!
Reaksi alergi pada hidung dimediasi oleh antigenantibodi tanggapan, di
mana alergen berinteraksi dengan molekul 'g- spesifik yang terikat pada hidung
di sel mast dan basofil! Pada orang yang alergi, selsel ini meningkat baik dalam
jumlah dan reakti/itas! alam aktu melakukan pernapasan alergen masuk
hidung dan diproses oleh limfosit, yang menghasilkan antigen'g- pesifik,
sehingga meningkatkan kepekaan atau sensiti/itas pada pasien! .etelah 'g- terikat pada sel mast , kemudian akan berinteraksi dengan udara alergen, yang
selanjutnya akan memiu pelepasan mediator inflamasi! Reaksi ini terjadi pada
akhir fase tepatnya setelah adanya paparan alergen! Reaksi langsung terjadi dalam
hitungan detik sampai hitungan menit, sehingga dalam rilis yang epat mediator
baru yang dihasilkan mediator dari asam arakidonat sebagai membran sel mast
terganggu! "ediator tersebut langsung bersifat hipersensiti/itas! "ediator tersebut
diantaranya, histamin, leukotrien >, >, ->, prostaglandin ), tryptase, dan
kinins! .elain itu, sel mast yang telah ditemukan bisa menjadi sumber beberapa
sitokin yang memungkinkan terjadinya kronisitas dari peradangan mukosa yang
mengakibatkan rhinitis alergi! &danya stimulasi saraf sensorik menimbulkan gatal
dan bersin yang terjadi melalui stimulasi jalur refleks vagal eferen! .ubstansi
neuropeptida P dan gen kalsitonin terkait peptida dari nonadrenergic, saraf
noncholinergic mempengaruhi pembengkakan pembuluh darah seara langsung
dan melalui modulasi nada simpatik (
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
5/17
$istamin menghasilkan rhinorrhea, gatal, bersin, dan obstruksi! engan
obstruksi hanya sebagian diblok oleh $1 atau $)bloking obstruksi agents!
%bstruksi nasal juga disebabkan oleh kinin, prostaglandin ), dan leukotrien > A
>! @inin, ketika langsung diberikan, menghasilkan nyeri daripada itching !
"ediator inflamasi ini juga menghasilkan /asodilatasi, peningkatan permeabilitas
pembuluh darah, dan produksi sekret! $idung mengalami latephase selama >
sampai 8 jam setelah paparan aal untuk alergen! Reaksi terjadi pada 4*5 dari
pasien rhinitis alergi! Respon ini disebabkan oleh sitokin yang dilepaskan
terutama oleh sel mast dan limfosit helper thymus yang diturunkan, ditandai oleh
infiltrasi yang mendalam dan akti/asi sel bermigrasi! Respon inflamasi ini akan
terjadi terusmenerus! 2ejala kronis dari rhinitis alergi yang munul adalah hidung
tersumbat, mukosa meradang menjadi hyperresponsive, dan ditandai terjadinya
reaksi eksaserbasi hidung terhadap pemiu iritasi spesifik! alam keadaan ini,
pasien juga bereaksi terhadap semakin rendahnya jumlah alergen yang sama
(
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
6/17
=erapi farmakologis harus mempertimbangkan khasiat, keamanan dan
efekti/itas biaya obat, preferensi pasien juga sebagai tujuan pengobatan,
keparahan penyakit dan kehadiran omorbiditas! %bat yang digunakan untuk
rhinitis yang paling sering diberikan intranasal atau oral! @emanjuran obat
mungkin berbeda antara pasien! 0anyak obat yang digunakan dalam pengobatan
rhinitis alergi tersedia tanpa resep dokter meskipun ada disparitas yang besar antar
negara! &ntihisamin oral non sedatif merupakan obat yang paling banyak
direkomndasikan, dimana obat ini memiliki efek samping yang lebih rendah
dibandingkan dengan antihistamin golongan sedatif! .elain itu, pasien juga tidak
selalu menerima adanya efek sedasi dan perubahan mental! @ortikosteroid
intranasal adalah pengobatan yang paling efektif pada rhinitis alergi, khususnya
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
7/17
pada penyakit yang parah atau ketika sumbatan hidung mendominasi!
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
8/17
2ambar )! =abel terapi farmakologi Rhinitis &lergi ( &R'&, )**7
7. KASUS PRAKTEK FARMAKOTERAPI
R*+, P+- :
y! && umur 74 tahun 00 >8 kg, =0 14+ m siang ini datang ke apotek
untuk membeli obat influenCa! y!&& mengeluhkan Drhinorea dan sneeCeE sudah )
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
9/17
hari! 0adan terkadang demam kalo malam hari! y!&& 1 minggu ini bekerja
sebagai pemetik bunga melati untuk produksi teh elup di esa @utasari =egal!
&alnya dia bekerja di pabrik bulu mata perusahan @orea! ia bekerja pukul
*7!** F *6!** #'0! 8 kg
=0 : 14+ m
&da riayat asma
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
10/17
!.3. ASSESSMENT
O%AT
&,6
O-/9-6-
K*9,0-/ -
A+--
Boratadine P%10
mg
1 dd 1
) dd 1
"engurangi
gejalagejala
yang berkaitan
dengan rhinitis
alergi seperti
bersinbersin, pilek, rasa gatal
pada hidung,
rasa gatal dan
terbakar pada
mata!
"engurangi
gejalagejala dan
tandatanda
urtikaria kronik
serta penyakit
dermatologi
alergi yang lain
Pemantauan
terhadap efek samping yang
mungkin
terjadi seperti
sakit kepala,
mulut kering,
mual,
gastritis,
takikardia dll!
&pabila gejala
alergi tidak segera
membaik atau
semakin parah
disarankan untuk
konsultasi kedokter
&Celastine 'ntran
asal
)>
mg
1 dd 1 "enghambat
pelepasan
histamine dari
sel mast yang
diikuti stimulant
antigen dan non
antigen
Pemantauan
terhadap efek
samping
seperti rasa
terbakar, sakit
kepala,
hidung dan
pembakaran
&pabila gejala
alergi tidak segera
membaik atau
semakin parah
disarankan untuk
konsultasi ke
dokter
?eksofena
dine
P% 6*
mg
) dd 1
atau
Pemantauan
terhadap efek
&pabila gejala
alergi tidak segera
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
11/17
&tau
18*
mg
1 dd 1 samping yang
mungkin
terjadi seperti
sakit kepala,
mulut kering,
mual,
gastritis,
takikardia dll!
membaik atau
semakin parah
disarankan untuk
konsultasi ke
dokter
eritidine po 4
1*mg
J6th :
4 mg
1 dd 1 "engurangi
gejalagejala
yang berkaitandengan rhinitis
alergi seperti
bersinbersin,
pilek, rasa gatal
pada hidung,
rasa gatal dan
terbakar pada
mata!
&pabila gejala
alergi tidak segera
membaik atausemakin parah
disarankan untuk
konsultasi ke
dokter
!.4. PLAN
• &pabila munul konjungti/itis pada mata dan sesak saat bernafas yang
harus dilakukan oleh y! && adalah segera mnghubungi dokter dan yang
dapat dilakukan oleh dokter dan apoteker adalah dengan menambahkan
terapi obat intraoular $1 bloker seara oral dan untuk mengurangi sesak
saat bernafas dapat ditambahkan obatobatan bronkodilator golongan short
ating beta agonis (.&0& seperti ontohnya salbutamol
• &pabila efektifitas terapi tidak sesuai dengan yang dikehendaki atau gagal
maka terapi yang selanjutnya dilakukan adalah terapi dengan imunoterapi!
=erapi dengan imunoterapi merupakan pilihan terakhir yang dapat
digunakan dan biasanya baru digunakan apabila tingkat rhinitis alergi yang
diderita pasien menapai stage mild persistan!
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
12/17
• "enginfokan baha terapi seara non farmakologi yang dapat dilakukan
oleh y! && adalah dengan menghindari kontak langsung dengan allergen!
.eperti dengan menggunakn masker saat bekerja agar allergen tidak
terhirup, mandi dan mengganti pakaian setelah bekerja untuk mnghindari
serbuk sari bunga yang mungkin menempel pada badan dan pakaian!
!.5. PEM%AHASAN KASUS
0erdasarkan emediine dalam "edsape, iriiri dari rhinitis adalah
.neeCing, 'thing: ose, eyes, ears, palate, Rhinorrhea, Postnasal drip,
ongestion, &nosmia, $eadahe, -arahe, =earing, Red eyes, -ye selling,
?atigue, rosiness, "alaise!
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
13/17
merangsang dan perubahan uaa (0eker, 199>! 0erdasarkan ara masuknya
allergen dibagi atas:
• &lergen 'nhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya
debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur!
• &lergen 'ngestan, yang masuk ke saluran erna, berupa makanan, misalnya
susu, telur, oklat, ikan dan udang!
• &lergen 'njektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya
penisilin atau sengatan lebah!
• &lergen @ontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan
mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (@aplan, )**7!
0erdasarkan patofisiologinya, reaksi alergi pada hidung dimediasi oleh
antigenantibodi tanggapan, di mana alergen berinteraksi dengan molekul 'g-
spesifik yang terikat pada hidung di sel mast dan basofil! Pada orang yang alergi,
selsel ini meningkat baik dalam jumlah dan reakti/itas! alam aktu melakukan
pernapasan alergen masuk hidung dan diproses oleh limfosit, yang menghasilkan
antigen'g- spesifik, sehingga meningkatkan kepekaan atau sensiti/itas pada
pasien! .etelah 'g- terikat pada sel mast , kemuadian akan berinteraksi dengan
udara alergen, yang selanjutnya akan memiu pelepasan mediator inflamasi!
Reaksi ini terjadi pada akhir fase tepatnya setelah adanya paparan alergen! Reaksi
langsung terjadi dalam hitungan detik sampai hitungan menit, sehingga dalam rilis
yang epat mediator baru yang dihasilkan mediator dari asam arakidonat sebagai
membran sel mast terganggu! "ediator tersebut langsung bersifat
hipersensiti/itas! "ediator tersebut diantaranya, histamin, leukotrien >, >, ->,
prostaglandin ), tryptase, dan kinins! .elain itu, sel mast yang telah ditemukan
bisa menjadi sumber beberapa sitokin yang memungkinkan terjadinya kronisitas
dari peradangan mukosa yang mengakibatkan rhinitis alergi! &danya stimulasi
saraf sensorik menimbulkan gatal dan bersin yang terjadi melalui stimulasi jalur
refleks vagal eferen! .ubstansi neuropeptida P dan gen kalsitonin terkait peptida
dari nonadrenergic, saraf noncholinergic mempengaruhi pembengkakan
pembuluh darah seara langsung dan melalui modulasi nada simpatik (
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
14/17
$istamin menghasilkan rhinorrhea, gatal, bersin, dan obstruksi! engan
obstruksi hanya sebagian diblok oleh $1 atau $)bloking obstruksi agents!
%bstruksi nasal juga disebabkan oleh kinin, prostaglandin ), dan leukotrien > A
>! @inin, ketika langsung diberikan, menghasilkan nyeri daripada itching !
"ediator inflamasi ini juga menghasilkan /asodilatasi, peningkatan permeabilitas
pembuluh darah, dan produksi sekret! $idung mengalami latephase selama >
sampai 8 jam setelah paparan aal untuk alergen! Reaksi terjadi pada 4*5 dari
pasien rhinitis alergi! Respon ini disebabkan oleh sitokin yang dilepaskan
terutama oleh sel mast dan limfosit helper thymus yang diturunkan, ditandai oleh
infiltrasi yang mendalam dan akti/asi sel bermigrasi! Respon inflamasi ini akan
terjadi terusmenerus! 2ejala kronis dari rhinitis alergi yang munul adalah hidung
tersumbat, mukosa meradang menjadi hyperresponsive, dan ditandai terjadinya
reaksi eksaserbasi hidung terhadap pemiu iritasi spesifik! alam keadaan ini,
pasien juga bereaksi terhadap semakin rendahnya jumlah alergen yang sama
(
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
15/17
osis yang dipakai adalah 41*mg 1 dd 1! -fek yang mungkin terjadi adalah
adanya sedasi yang kemungkinan timbulnya sangat sedikit, rasa terbakar, dll!
"ekanisme dari obat ini adalah selektif menghambat reseptor perifer $1!
&,6 O-/9-6-
eritidine Po 41*mg
J 6th : 4
mg
1 dd 1 "engurangi gejala
gejala yang berkaitan
dengan rhinitis alergi
seperti bersinbersin,
pilek, rasa gatal pada
hidung, rasa gatal dan
terbakar pada mata!
&pabila munul konjungti/itis pada mata dan sesak saat bernafas yang
harus dilakukan oleh y! && adalah segera mnghubungi dokter dan yang dapat
dilakukan oleh dokter dan apoteker adalah dengan menambahkan terapi obat
intraoular $1 bloker seara oral dan untuk mengurangi sesak saat bernafas
dapat ditambahkan obatobatan bronkodilator golongan short ating beta agonis
(.&0& seperti ontohnya salbutamol!
Penggunaan 'munoterapi dapat dilakukan apabila efektifitas terapi tidak
sesuai dengan yang dikehendaki atau gagal, sehingga terapi yang selanjutnya
dilakukan adalah terapi dengan imunoterapi! =erapi dengan imunoterapi
merupakan pilihan terakhir yang dapat digunakan dan biasanya baru digunakan
apabila tingkat rhinitis alergi yang diderita pasien menapai stage mild persistan!
@arena pasien y! && masih menderita Rhinitis &lergi mild intermitten maka
terapi dengan 'munotrapi dirasa tidak perlu dilakukan! alam melakukan terapi
dengan 'munoterapi, perlu dipertimbangkan finansial pasien dan keefisienan
penggunaan dikarenakantrapi imunoterapi hanya bias diberikan dengan rute
injeksi!
@'- yang perlu dilakukan untuk y! && adalah menginfokan baha terapi
seara non farmakologi yang dapat dilakukan oleh y! && adalah dengan
menghindari kontak langsung dengan allergen! .eperti dengan menggunakn
masker saat bekerja agar allergen tidak terhirup, mandi dan mengganti pakaian
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
16/17
setelah bekerja untuk mnghindari serbuk sari bunga yang mungkin menempl pada
badan dan pakaian, dan menginfokan kepada pasien baha pasien diharapkan
rutin minum obat dan terapi non farmakologi diterapkan sehingga rhinitis alergi
pasien tidak menjadi lebih parah lagi dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit
lain yang dipiu oleh alergi seperti asma, konjungti/itis dan lain sebagainya!
!.. TUGAS TAM%AHAN
"aammaam dekongestan dan maam dekongestan yang termasuk prekursor
dekongestan yang banyak dipakai dan merupakan prekursor adalah
fenilpropanolamin, efedrin, dan pseudoefedrin! ari ketiga obat tersebut,
fenilpropanolamin dan efedrin memiliki indeks terapi yang sempit! @eduanya
dapat menyebabkan hipertensi pada dosis mendekati dosis terapetiknya!
Pseudoefedrin merupakan obat yang paling aman dari ketiga obat tersebut, dosis
sampai 18*mg tidak menyebabkan perubahan tekanan darah atau denyut jantung
yang signifikan ('kaati, )**+!
!.7. DAFTAR PUSTAKA
&dams 2!, 0oies B!, $igler P! 199+! Buku Ajar Penyakit ! ! -disi ke enam!
Penerbit 0uku @edokteran -2! )!
0eker, #!, aumann, $!, PfaltC, !, 199>! "ar, #ose, and hroat Disease! -disi
kedua! =hieme! e 3ork: )>))6*!
0ousquet,
no!4!o/ )**1
0roKek,
asale, =! 0!, !!!L .hMnemann, $!
-
8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi
17/17
"in, 3! 2! ()*1*! =he pathophysiology, diagnosis and treatment of allergi
rhinitis! Allergy, asthma 5 immunology research, '(), 64+6!
adraja, '! ()*11! Pre/alensi 2ejala Rinitis &lergi di @alangan "ahasisa
?akultas @edokteran ;ni/ersitas .umatera ;tara &ngkatan )**+)**9!
.in, 0!, L=ogias, &! ()*11! Pathophysiology of allergi and nonallergi
rhinitis! Proceedings of the American horacic Society, 6(1, 1*611>!
.koner, a/id P! )**1! Allergic Rhinitis2 Definition, "pidemiology,
Pathophysiology, Detection, and Diagnosis7 16**! (&epted 1) "arh 1986!
#allae, ! V!, ykeiC, "! .!, 0ernstein, ! '!, 0lessing"oore,
@han, ! &!, !!!L Randolph, ! ! ()**8! =he diagnosis and management of
rhinitis: an updated pratie parameter! -ournal of allergy and clinical
immunology, 1''(), .1.8>!
#$% &R'&