laporan praktek kelompok 2a_rhinitis alergi

Upload: agungfebrianramadani

Post on 06-Jul-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    1/17

    LAPORAN PRAKTEK FARMAKOTERAPI

    SISTEM PERNAFASAN DAN PENCERNAAN

    (DEF4272T)

    SEMESTER GENAP

    DISUSUN OLEH KELOMPOK A2

    ANGGOTA:

    DHINY KARTIKANING PRATIWI (NIM. 1357571111!)

    PUTRI AULIA RAHMANI (NIM. 14575111115)

    AUGUSTINE LUT"IANTI PRAMONO (NIM. 1457571111)

    TSANIYA RI#$INA (NIM. 14575111127)

    WINFIKA WI%ISONO PUTRI (NIM. 14575111135)

    AGUNG FE%RIAN RAMADHANI (NIM. 1457571117)

    RAHMANIA NADIA SARI (NIM. 14575711115)

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNI"ERSITAS %RAWI&AYA

    TA 215'21

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    2/17

    RHINITIS ALERGI

    1. DEFINISI

    Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi

    alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen

    yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan

    ulangan dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986! "enurut #$%

    &R'& (&llergi Rhinitis and its 'mpat on &sthma tahun )**+, rinitis alergi

    adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin bersin, rinore, rasa gatal dan

    tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh 'g-!

    2. EPIDEMIOLOGI

    Rhinitis adalah masalah klinis yang paling umum terjadi pada pasien

    denganalergi! Rhinitis seara konsisten berada pada urutan enam penyakit kronis

    utama di &merika .erikat! "orbiditas dari rhinitis menyebabkan kualitas hidup

    yang menurun dikarenakan sakit kepala, mudah lelah, gangguan kognisi, dan efek 

    samping obatobatan! Rhinitis alergi dapat menurunkan kualitas hidup, antara lain

    fungsi fisik, problem bekerja, nyeri badan, /italitas, fungsi sosial, stabilitas emosi,

     bahkan kesehatan mental (0ousquet,)**1!

    "enurut 'nternational .tudy of &sthma and &llergies in hildren ('.&&,

    )**6, 'ndonesia bersamasama dengan negara &lbania, Rumania, 2eorgia dan

    3unani memiliki pre/alensi rinitis alergi yang rendah yaitu kurang dari 45!

    0egitu juga dengan pre/alensi asma bronkial juga kurang dari 45! Pre/alensi

    rinitis tertinggi di igeria (lebih dari 745, Paraguay (7*745 dan $ongkong

    ()47*5! (#$% &R'& )**8 (upate

    i 'ndonesia, dikutip dari .undaru, menyatakan baha rinitis alergi yang

    menyertai asma atopi pada 445 kasus dan menyertai asma atopi dan non atopi

     pada 7*,75 kasus!( .oetjipto , "angunkusumo -! Rinitis &lergi, .inusitis dan

    &sma! alam: .imposium ;pate Rinitis &lergi! * juta orang, dan insiden ini akan terus meningkat,

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    3/17

    diperkirakan )*5 dari kasus seasonal, >*5 dari kasus yang parennial, dan >*5

    dari kasus ampuran (.koner, )**1!

    3. ETIOLOGI

    Rhinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi

    genetik dalam perkembangan penyakitnya! ?aktor genetik dan herediter sangat

     berperan pada ekspresi rhinitis alergi (&dams,0oies, $igler, 199+! Penyebab

    rhinitis alergi tersering adalah alergen inalan pada deasa dan ingestan pada anak

    anak! Pada nakanak sering disertai gejala lain, sperti urtikaria dan gangguan

     penernaan! Penyebab rhinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi!

    0eberapa pasien sensitif terhadap beberapa alergen! &lergen yang menyebabkan

    rhinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur (0eker,199>!

    Rhinitis alergi  parenial (sepanjang tahundapat disebabkan oleh debu,

    terdapat dua spesies utama tungau yaitu  Dermatophagoides farinae  dan

     Dermatophagoides pteronyssinus, jamur, binatang peliharaan seperti keoa dan

     binatang pengerat! ?aktor resiko untuk terpaparnya debu tungau biasanya karpet

    serta sprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan faktor kelembaban udara!

    @elembaban yang tinggi merupakan faktor resiko untuk tumbuhnya jamur!

    0erbagai pemiu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa faktor 

    nonspesifik diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau

    merangsang dan perubahan uaa (0eker,199>!

    0erdasarkan ara masuknya allergen dibagi atas (@aplan, )**7!

    • &lergen inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya

    debu rumah tangga, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur!

    • &lergen ingestan, yang masuk ke saluran erna, berupa makanan, misalnya

    susu, telur, oklat, ikan dan udang!

    • &lergen injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya

     penisilin atau sengatan lebah!

    • &lergen kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan

    mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan!

    4. PATOFISIOLOGI

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    4/17

    2ambar 1! Allergic Respiratory Syndrome (.tokes and asale, )**9!

    Reaksi alergi pada hidung dimediasi oleh antigenantibodi tanggapan, di

    mana alergen berinteraksi dengan molekul 'g- spesifik yang terikat pada hidung

    di sel mast dan basofil! Pada orang yang alergi, selsel ini meningkat baik dalam

     jumlah dan reakti/itas! alam aktu melakukan pernapasan alergen masuk 

    hidung dan diproses oleh limfosit, yang menghasilkan antigen'g- pesifik,

    sehingga meningkatkan kepekaan atau sensiti/itas pada pasien! .etelah 'g- terikat pada sel mast , kemudian akan berinteraksi dengan udara alergen, yang

    selanjutnya akan memiu pelepasan mediator inflamasi! Reaksi ini terjadi pada

    akhir fase tepatnya setelah adanya paparan alergen! Reaksi langsung terjadi dalam

    hitungan detik sampai hitungan menit, sehingga dalam rilis yang epat mediator 

     baru yang dihasilkan mediator dari asam arakidonat sebagai membran sel mast

    terganggu! "ediator tersebut langsung bersifat hipersensiti/itas! "ediator tersebut

    diantaranya, histamin, leukotrien >, >, ->, prostaglandin ), tryptase, dan

    kinins! .elain itu, sel mast yang telah ditemukan bisa menjadi sumber beberapa

    sitokin yang memungkinkan terjadinya kronisitas dari peradangan mukosa yang

    mengakibatkan rhinitis alergi! &danya stimulasi saraf sensorik menimbulkan gatal

    dan bersin yang terjadi melalui stimulasi jalur refleks vagal eferen! .ubstansi

    neuropeptida P dan gen kalsitonin terkait peptida dari nonadrenergic, saraf 

    noncholinergic mempengaruhi pembengkakan pembuluh darah seara langsung

    dan melalui modulasi nada simpatik (

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    5/17

    $istamin menghasilkan rhinorrhea, gatal, bersin, dan obstruksi! engan

    obstruksi hanya sebagian diblok oleh $1 atau $)bloking obstruksi agents!

    %bstruksi nasal juga disebabkan oleh kinin, prostaglandin ), dan leukotrien > A

    >! @inin, ketika langsung diberikan, menghasilkan nyeri daripada itching !

    "ediator inflamasi ini juga menghasilkan /asodilatasi, peningkatan permeabilitas

     pembuluh darah, dan produksi sekret! $idung mengalami latephase selama >

    sampai 8 jam setelah paparan aal untuk alergen! Reaksi terjadi pada 4*5 dari

     pasien rhinitis alergi! Respon ini disebabkan oleh sitokin yang dilepaskan

    terutama oleh sel mast dan limfosit helper thymus yang diturunkan, ditandai oleh

    infiltrasi yang mendalam dan akti/asi sel bermigrasi! Respon inflamasi ini akan

    terjadi terusmenerus! 2ejala kronis dari rhinitis alergi yang munul adalah hidung

    tersumbat, mukosa meradang menjadi hyperresponsive, dan ditandai terjadinya

    reaksi eksaserbasi hidung terhadap pemiu iritasi spesifik! alam keadaan ini,

     pasien juga bereaksi terhadap semakin rendahnya jumlah alergen yang sama

    (

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    6/17

    =erapi farmakologis harus mempertimbangkan khasiat, keamanan  dan

    efekti/itas biaya obat, preferensi pasien juga  sebagai tujuan pengobatan,

    keparahan penyakit dan kehadiran  omorbiditas!  %bat yang digunakan untuk 

    rhinitis yang paling sering diberikan  intranasal atau oral!  @emanjuran obat

    mungkin berbeda antara pasien! 0anyak obat yang digunakan dalam pengobatan

    rhinitis alergi tersedia tanpa resep dokter meskipun ada disparitas yang besar antar 

    negara! &ntihisamin oral non sedatif merupakan obat yang paling banyak 

    direkomndasikan, dimana obat ini memiliki efek samping yang lebih rendah

    dibandingkan dengan antihistamin golongan sedatif! .elain itu, pasien juga tidak 

    selalu menerima adanya efek sedasi dan perubahan mental! @ortikosteroid

    intranasal adalah pengobatan yang paling efektif pada rhinitis alergi, khususnya

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    7/17

     pada penyakit yang parah atau ketika sumbatan hidung mendominasi!

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    8/17

    2ambar )! =abel terapi farmakologi Rhinitis &lergi ( &R'&, )**7

    7. KASUS PRAKTEK FARMAKOTERAPI

    R*+, P+- :

     y! && umur 74 tahun 00 >8 kg, =0 14+ m siang ini datang ke apotek 

    untuk membeli obat influenCa! y!&& mengeluhkan Drhinorea dan sneeCeE sudah )

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    9/17

    hari! 0adan terkadang demam kalo malam hari! y!&& 1 minggu ini bekerja

    sebagai pemetik bunga melati untuk produksi teh elup di esa @utasari =egal!

    &alnya dia bekerja di pabrik bulu mata perusahan @orea! ia bekerja pukul

    *7!** F *6!** #'0! 8 kg

    =0 : 14+ m

    &da riayat asma

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    10/17

    !.3. ASSESSMENT

    O%AT

    &,6

    O-/9-6-

    K*9,0-/ -

    A+--

    Boratadine P%10

    mg 

    1 dd 1

    ) dd 1

    "engurangi

    gejalagejala

    yang berkaitan

    dengan rhinitis

    alergi seperti

     bersinbersin, pilek, rasa gatal

     pada hidung,

    rasa gatal dan

    terbakar pada

    mata!

    "engurangi

    gejalagejala dan

    tandatanda

    urtikaria kronik 

    serta penyakit

    dermatologi

    alergi yang lain

    Pemantauan

    terhadap efek samping yang

    mungkin

    terjadi seperti

    sakit kepala,

    mulut kering,

    mual,

    gastritis,

    takikardia dll!

    &pabila gejala

    alergi tidak segera

    membaik atau

    semakin parah

    disarankan untuk 

    konsultasi kedokter 

    &Celastine 'ntran

    asal

    )>

    mg

    1 dd 1 "enghambat

     pelepasan

    histamine dari

    sel mast yang

    diikuti stimulant

    antigen dan non

    antigen

    Pemantauan

    terhadap efek 

    samping

    seperti rasa

    terbakar, sakit

    kepala,

    hidung dan

     pembakaran

    &pabila gejala

    alergi tidak segera

    membaik atau

    semakin parah

    disarankan untuk 

    konsultasi ke

    dokter 

    ?eksofena

    dine

    P% 6*

    mg

    ) dd 1

    atau

    Pemantauan

    terhadap efek 

    &pabila gejala

    alergi tidak segera

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    11/17

    &tau

    18*

    mg

    1 dd 1 samping yang

    mungkin

    terjadi seperti

    sakit kepala,

    mulut kering,

    mual,

    gastritis,

    takikardia dll!

    membaik atau

    semakin parah

    disarankan untuk 

    konsultasi ke

    dokter 

    eritidine po 4

    1*mg

    J6th :

    4 mg

    1 dd 1 "engurangi

    gejalagejala

    yang berkaitandengan rhinitis

    alergi seperti

     bersinbersin,

     pilek, rasa gatal

     pada hidung,

    rasa gatal dan

    terbakar pada

    mata!

    &pabila gejala

    alergi tidak segera

    membaik atausemakin parah

    disarankan untuk 

    konsultasi ke

    dokter 

    !.4. PLAN 

    • &pabila munul konjungti/itis pada mata dan sesak saat bernafas yang

    harus dilakukan oleh y! && adalah segera mnghubungi dokter dan yang

    dapat dilakukan oleh dokter dan apoteker adalah dengan menambahkan

    terapi obat intraoular $1 bloker seara oral dan untuk mengurangi sesak 

    saat bernafas dapat ditambahkan obatobatan bronkodilator golongan short

    ating beta agonis (.&0& seperti ontohnya salbutamol

    • &pabila efektifitas terapi tidak sesuai dengan yang dikehendaki atau gagal

    maka terapi yang selanjutnya dilakukan adalah terapi dengan imunoterapi!

    =erapi dengan imunoterapi merupakan pilihan terakhir yang dapat

    digunakan dan biasanya baru digunakan apabila tingkat rhinitis alergi yang

    diderita pasien menapai stage mild persistan!

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    12/17

    • "enginfokan baha terapi seara non farmakologi yang dapat dilakukan

    oleh y! && adalah dengan menghindari kontak langsung dengan allergen!

    .eperti dengan menggunakn masker saat bekerja agar allergen tidak 

    terhirup, mandi dan mengganti pakaian setelah bekerja untuk mnghindari

    serbuk sari bunga yang mungkin menempel pada badan dan pakaian!

    !.5. PEM%AHASAN KASUS

    0erdasarkan emediine dalam "edsape, iriiri dari rhinitis adalah

    .neeCing, 'thing: ose, eyes, ears, palate, Rhinorrhea, Postnasal drip,

    ongestion, &nosmia, $eadahe, -arahe, =earing, Red eyes, -ye selling,

    ?atigue, rosiness, "alaise!

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    13/17

    merangsang dan perubahan uaa (0eker, 199>! 0erdasarkan ara masuknya

    allergen dibagi atas:

    • &lergen 'nhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya

    debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur!

    • &lergen 'ngestan, yang masuk ke saluran erna, berupa makanan, misalnya

    susu, telur, oklat, ikan dan udang!

    • &lergen 'njektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya

     penisilin atau sengatan lebah!

    • &lergen @ontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan

    mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (@aplan, )**7!

    0erdasarkan patofisiologinya, reaksi alergi pada hidung dimediasi oleh

    antigenantibodi tanggapan, di mana alergen berinteraksi dengan molekul 'g-

    spesifik yang terikat pada hidung di sel mast dan basofil! Pada orang yang alergi,

    selsel ini meningkat baik dalam jumlah dan reakti/itas! alam aktu melakukan

     pernapasan alergen masuk hidung dan diproses oleh limfosit, yang menghasilkan

    antigen'g- spesifik, sehingga meningkatkan kepekaan atau sensiti/itas pada

     pasien! .etelah 'g- terikat pada sel mast , kemuadian akan berinteraksi dengan

    udara alergen, yang selanjutnya akan memiu pelepasan mediator inflamasi!

    Reaksi ini terjadi pada akhir fase tepatnya setelah adanya paparan alergen! Reaksi

    langsung terjadi dalam hitungan detik sampai hitungan menit, sehingga dalam rilis

    yang epat mediator baru yang dihasilkan mediator dari asam arakidonat sebagai

    membran sel mast terganggu! "ediator tersebut langsung bersifat

    hipersensiti/itas! "ediator tersebut diantaranya, histamin, leukotrien >, >, ->,

     prostaglandin ), tryptase, dan kinins! .elain itu, sel mast yang telah ditemukan

     bisa menjadi sumber beberapa sitokin yang memungkinkan terjadinya kronisitas

    dari peradangan mukosa yang mengakibatkan rhinitis alergi! &danya stimulasi

    saraf sensorik menimbulkan gatal dan bersin yang terjadi melalui stimulasi jalur 

    refleks vagal eferen! .ubstansi neuropeptida P dan gen kalsitonin terkait peptida

    dari nonadrenergic, saraf noncholinergic  mempengaruhi pembengkakan

     pembuluh darah seara langsung dan melalui modulasi nada simpatik (

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    14/17

    $istamin menghasilkan rhinorrhea, gatal, bersin, dan obstruksi! engan

    obstruksi hanya sebagian diblok oleh $1 atau $)bloking obstruksi agents!

    %bstruksi nasal juga disebabkan oleh kinin, prostaglandin ), dan leukotrien > A

    >! @inin, ketika langsung diberikan, menghasilkan nyeri daripada itching !

    "ediator inflamasi ini juga menghasilkan /asodilatasi, peningkatan permeabilitas

     pembuluh darah, dan produksi sekret! $idung mengalami latephase selama >

    sampai 8 jam setelah paparan aal untuk alergen! Reaksi terjadi pada 4*5 dari

     pasien rhinitis alergi! Respon ini disebabkan oleh sitokin yang dilepaskan

    terutama oleh sel mast dan limfosit helper thymus yang diturunkan, ditandai oleh

    infiltrasi yang mendalam dan akti/asi sel bermigrasi! Respon inflamasi ini akan

    terjadi terusmenerus! 2ejala kronis dari rhinitis alergi yang munul adalah hidung

    tersumbat, mukosa meradang menjadi hyperresponsive, dan ditandai terjadinya

    reaksi eksaserbasi hidung terhadap pemiu iritasi spesifik! alam keadaan ini,

     pasien juga bereaksi terhadap semakin rendahnya jumlah alergen yang sama

    (

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    15/17

    osis yang dipakai adalah 41*mg 1 dd 1! -fek yang mungkin terjadi adalah

    adanya sedasi yang kemungkinan timbulnya sangat sedikit, rasa terbakar, dll!

    "ekanisme dari obat ini adalah selektif menghambat reseptor perifer $1!

    &,6 O-/9-6-

    eritidine Po 41*mg

    J 6th : 4

    mg

    1 dd 1 "engurangi gejala

    gejala yang berkaitan

    dengan rhinitis alergi

    seperti bersinbersin,

     pilek, rasa gatal pada

    hidung, rasa gatal dan

    terbakar pada mata!

    &pabila munul konjungti/itis pada mata dan sesak saat bernafas yang

    harus dilakukan oleh y! && adalah segera mnghubungi dokter dan yang dapat

    dilakukan oleh dokter dan apoteker adalah dengan menambahkan terapi obat

    intraoular $1 bloker seara oral dan untuk mengurangi sesak saat bernafas

    dapat ditambahkan obatobatan bronkodilator golongan short ating beta agonis

    (.&0& seperti ontohnya salbutamol!

    Penggunaan 'munoterapi dapat dilakukan apabila efektifitas terapi tidak 

    sesuai dengan yang dikehendaki atau gagal, sehingga terapi yang selanjutnya

    dilakukan adalah terapi dengan imunoterapi! =erapi dengan imunoterapi

    merupakan pilihan terakhir yang dapat digunakan dan biasanya baru digunakan

    apabila tingkat rhinitis alergi yang diderita pasien menapai stage mild persistan!

    @arena pasien y! && masih menderita Rhinitis &lergi mild intermitten maka

    terapi dengan 'munotrapi dirasa tidak perlu dilakukan! alam melakukan terapi

    dengan 'munoterapi, perlu dipertimbangkan finansial pasien dan keefisienan

     penggunaan dikarenakantrapi imunoterapi hanya bias diberikan dengan rute

    injeksi!

    @'- yang perlu dilakukan untuk y! && adalah menginfokan baha terapi

    seara non farmakologi yang dapat dilakukan oleh y! && adalah dengan

    menghindari kontak langsung dengan allergen! .eperti dengan menggunakn

    masker saat bekerja agar allergen tidak terhirup, mandi dan mengganti pakaian

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    16/17

    setelah bekerja untuk mnghindari serbuk sari bunga yang mungkin menempl pada

     badan dan pakaian, dan menginfokan kepada pasien baha pasien diharapkan

    rutin minum obat dan terapi non farmakologi diterapkan sehingga rhinitis alergi

     pasien tidak menjadi lebih parah lagi dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit

    lain yang dipiu oleh alergi seperti asma, konjungti/itis dan lain sebagainya!

    !.. TUGAS TAM%AHAN

    "aammaam dekongestan dan maam dekongestan yang termasuk prekursor 

    dekongestan yang banyak dipakai dan merupakan prekursor adalah

    fenilpropanolamin, efedrin, dan pseudoefedrin! ari ketiga obat tersebut,

    fenilpropanolamin dan efedrin memiliki indeks terapi yang sempit! @eduanya

    dapat menyebabkan hipertensi pada dosis mendekati dosis terapetiknya!

    Pseudoefedrin merupakan obat yang paling aman dari ketiga obat tersebut, dosis

    sampai 18*mg tidak menyebabkan perubahan tekanan darah atau denyut jantung

    yang signifikan ('kaati, )**+!

    !.7. DAFTAR PUSTAKA

    &dams 2!, 0oies B!, $igler P! 199+!  Buku Ajar Penyakit ! ! -disi ke enam!

    Penerbit 0uku @edokteran -2! )!

    0eker, #!, aumann, $!, PfaltC, !, 199>! "ar, #ose, and hroat Disease! -disi

    kedua! =hieme! e 3ork: )>))6*!

    0ousquet,

    no!4!o/ )**1

    0roKek,

    asale, =! 0!, !!!L .hMnemann, $!

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kelompok 2A_Rhinitis Alergi

    17/17

    "in, 3! 2! ()*1*! =he pathophysiology, diagnosis and treatment of allergi

    rhinitis! Allergy, asthma 5 immunology research, '(), 64+6!

     adraja, '! ()*11! Pre/alensi 2ejala Rinitis &lergi di @alangan "ahasisa

    ?akultas @edokteran ;ni/ersitas .umatera ;tara &ngkatan )**+)**9!

    .in, 0!, L=ogias, &! ()*11! Pathophysiology of allergi and nonallergi

    rhinitis! Proceedings of the American horacic Society, 6(1, 1*611>!

    .koner, a/id P! )**1!  Allergic Rhinitis2 Definition, "pidemiology,

     Pathophysiology, Detection, and Diagnosis7 16**! (&epted 1) "arh 1986!

    #allae, ! V!, ykeiC, "! .!, 0ernstein, ! '!, 0lessing"oore,

    @han, ! &!, !!!L Randolph, ! ! ()**8! =he diagnosis and management of 

    rhinitis: an updated pratie parameter! -ournal of allergy and clinical 

    immunology, 1''(), .1.8>!

    #$% &R'&