alergi susu

44
ALERGI SUSU SAPI DAN ALERGI SUSU SAPI DAN PENATALAKSANAANNYA PENATALAKSANAANNYA Dr. Yusmala, Sp.A Dr. Yusmala, Sp.A

Upload: hendra-kurniawan

Post on 15-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mengenai alergi susu

TRANSCRIPT

Page 1: Alergi Susu

ALERGI SUSU SAPI DAN ALERGI SUSU SAPI DAN PENATALAKSANAANNYAPENATALAKSANAANNYA

Dr. Yusmala, Sp.ADr. Yusmala, Sp.A

Page 2: Alergi Susu

PENDAHULUANPENDAHULUAN

PPenyakit atopi mempengaruhi hampir 33% enyakit atopi mempengaruhi hampir 33% populasi, dan menimbulkan masalah kesehatan populasi, dan menimbulkan masalah kesehatan yang cukup besar; juga prevalensinya menigkat yang cukup besar; juga prevalensinya menigkat terus pada dekade terahir.( Davies RI, Magnussen terus pada dekade terahir.( Davies RI, Magnussen H. 1997)H. 1997)

Tiga faktor utama yang dibutuhkan umtuk Tiga faktor utama yang dibutuhkan umtuk terjadinya penyakit alergi yi: terpapar alergen, terjadinya penyakit alergi yi: terpapar alergen, predisposisi genetik, faktor maturitas usus dan predisposisi genetik, faktor maturitas usus dan faktor lain seperti variasi musim, industrialisasi, faktor lain seperti variasi musim, industrialisasi, polusi dll. polusi dll.

Gern JE, Lemanske Jr RF. Immunol & Aller North Amer 1999; Gern JE, Lemanske Jr RF. Immunol & Aller North Amer 1999; 19: 233-52.19: 233-52.

Page 3: Alergi Susu

PENDAHULUANPENDAHULUAN Susu sapi adalah protein asing utama Susu sapi adalah protein asing utama

yang diberikan pada seorang Bayi, yang diberikan pada seorang Bayi, sehingga penyakit alergi susu sapi (ASS) sehingga penyakit alergi susu sapi (ASS) sering merupakan penyakit atopi pertama sering merupakan penyakit atopi pertama dan tersering pada seorang bayi.dan tersering pada seorang bayi.

Alergi susu sapi adalah suatu penyakit Alergi susu sapi adalah suatu penyakit yang berdasarkan reaksi imunologisyang berdasarkan reaksi imunologis abnormalabnormal yang timbul se yang timbul setelah telah pemberian pemberian susu sapi atau makanan yang susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapimengandung susu sapi, dan reaksi ini , dan reaksi ini dapat terjadi segera atau lambatdapat terjadi segera atau lambat..

Walker WA. J Pediatric 1992; 121: 4-6.Walker WA. J Pediatric 1992; 121: 4-6.

Page 4: Alergi Susu

DDi beberapa negara di dunia, i beberapa negara di dunia, prevalensi prevalensi ASS daASS dalam tahun pertama lam tahun pertama kehidupankehidupan anak anak sekitar 2 sekitar 2-3-3%% terjadi kira-kira 0,5% pada bayi terjadi kira-kira 0,5% pada bayi dengan ASI ekslusif dan 2-5% pada dengan ASI ekslusif dan 2-5% pada bayi dengan formula bayi dengan formula ((Host A. 1994Host A. 1994))..

Gambaran setinggi 1,6% ASS pada Gambaran setinggi 1,6% ASS pada bayi dengan ASI ekslusif dan bayi dengan ASI ekslusif dan menurunnya 1,5% ASS pada bayi menurunnya 1,5% ASS pada bayi dengan susu formula telah dengan susu formula telah dilaporkan dilaporkan ((Verwimp JJ. 1995Verwimp JJ. 1995) )

Page 5: Alergi Susu

PATOGENESIS ALERGI SUSU PATOGENESIS ALERGI SUSU SAPISAPI

AASSSS terjadi karena mekanisme pertahanan terjadi karena mekanisme pertahanan spesifik dan nonspesifik saluran cerna bayi spesifik dan nonspesifik saluran cerna bayi belum sempurna belum sempurna terjadi kegagalan terjadi kegagalan dalam pembentukan toleransi oral.dalam pembentukan toleransi oral.

Mekanisme reaksiMekanisme reaksi ASS ASS berdasarkan berdasarkan klasifikasi hipersensitivitas Gell dan Combs klasifikasi hipersensitivitas Gell dan Combs adalah reaksi hipersensitivitas tipe Iadalah reaksi hipersensitivitas tipe I yang yang diperankan IgE, reaksi diperankan IgE, reaksi hipersensitivitas hipersensitivitas tipe II yang disebut reaksi sitotoksik, tipe II yang disebut reaksi sitotoksik, tipe tipe IIIIII yang dimediasi kompleks antigen- yang dimediasi kompleks antigen-antibodi antibodi dan IVdan IV yang dimediasi sel L.T yang dimediasi sel L.T. .

Page 6: Alergi Susu

Type- I Hypersensitivity: Production of IgE in Type- I Hypersensitivity: Production of IgE in Response to an AllergenResponse to an Allergen

The allergen enters the body and is recognized by sIg on a B-The allergen enters the body and is recognized by sIg on a B-lymphocyte. The B-lymphocyte proliferates and differentiates into lymphocyte. The B-lymphocyte proliferates and differentiates into plasma cells that produce and secrete IgE against epitopes of the plasma cells that produce and secrete IgE against epitopes of the allergen. allergen.

Page 7: Alergi Susu
Page 8: Alergi Susu
Page 10: Alergi Susu

Opsonisasi sel host oleh makrofag Opsonisasi sel host oleh makrofag dengan perantara Ig G, C3b atau C4b dengan perantara Ig G, C3b atau C4b

dengan pelepasan lisosomdengan pelepasan lisosom

Adopted From : The Adaptive Immune System www: student.ccbcmd.edu/.../type4/u3fg45d.html

Page 11: Alergi Susu

Fab pada Ig G bereaksi dengan epitop pada Fab pada Ig G bereaksi dengan epitop pada membran se host dan Fc berikatan dengan membran se host dan Fc berikatan dengan

makrofag.makrofag.mamakrofag berikatan dengan Fc Ig G dan krofag berikatan dengan Fc Ig G dan

membebaskan lisosom yang mnyebabkan sel membebaskan lisosom yang mnyebabkan sel

lisislisis

Page 12: Alergi Susu

Adopted From : Hypersensitivity and Chronic Adopted From : Hypersensitivity and Chronic InflamationInflamation

www.www.rx hipersensitivitas\Lecture 14 rx hipersensitivitas\Lecture 14 Hypersensitivity.htmHypersensitivity.htm

Page 13: Alergi Susu

Adopted From : The Adaptive Immune Adopted From : The Adaptive Immune System System

www: www: student.ccbcmd.edustudent.ccbcmd.edu/.../type4/u3fg45d.html/.../type4/u3fg45d.html

Page 14: Alergi Susu

Ig G dan Ig M bereaksi dengan epitop Ig G dan Ig M bereaksi dengan epitop sel host dan mengaktifkan sel host dan mengaktifkan

komplemen. Membran attack complex komplemen. Membran attack complex (MAC) menyebabkan sel lisis(MAC) menyebabkan sel lisis

Page 15: Alergi Susu

MAC yang menyebabkan sel MAC yang menyebabkan sel lisislisis

Page 16: Alergi Susu

ADCCADCC(Antibody dependent cell (Antibody dependent cell

mediated cytotoxicity)mediated cytotoxicity) Adopted From : Hypersensitivity and Adopted From : Hypersensitivity and

Chronic InflamationChronic Inflamationwww.www.rx hipersensitivitas\Lecture 14 rx hipersensitivitas\Lecture 14

Hypersensitivity.htmHypersensitivity.htm

Page 17: Alergi Susu

Bagian Fab antibadi berikatan Bagian Fab antibadi berikatan dengan epitop sel host, NK sel dengan epitop sel host, NK sel

berikatan pada Fc antibodiberikatan pada Fc antibodi

Page 18: Alergi Susu

Adopted From : Hypersensitivity and Chronic Inflamationwww.rx hipersensitivitas\Lecture 14 Hypersensitivity.htm

Page 19: Alergi Susu

Adopted From : The immune system is not Adopted From : The immune system is not perfect-allergiesperfect-allergies

www.mwww.microibiologytext.comicroibiologytext.com

Page 20: Alergi Susu

Harus dibedakan antara alergi susu sapi Harus dibedakan antara alergi susu sapi sebagai sebagai suatu reaksi imunologis dsuatu reaksi imunologis denganengan reaksi intoleransi yang bukan berdasarkan reaksi intoleransi yang bukan berdasarkan kelainan imunologiskelainan imunologis,, seperti efek toksik seperti efek toksik bakteri stafilokok, defek metabolik akibat bakteri stafilokok, defek metabolik akibat kekurangan enzim laktase, reaksi kekurangan enzim laktase, reaksi idiosinkrasi atau reaksi simpang dari idiosinkrasi atau reaksi simpang dari bahan-bahan lain yang terkandung dalam bahan-bahan lain yang terkandung dalam susu formula.susu formula.

Sampson HA. Adverse reaction to Foods dalam Allergy, Sampson HA. Adverse reaction to Foods dalam Allergy, Principle and Practice. Edisi ke-4. 1993; 1661-86Principle and Practice. Edisi ke-4. 1993; 1661-86

Page 21: Alergi Susu

PROTEIN SUSU SAPIPROTEIN SUSU SAPI

SSusu sapi merupakan usu sapi merupakan protein asing protein asing pertama kali yang dihadapi bayi.pertama kali yang dihadapi bayi. Susu sapi mengandung sedikitnya 20 Susu sapi mengandung sedikitnya 20 komponen protein yang dapat komponen protein yang dapat menimbulkan produksi antibodi yang menimbulkan produksi antibodi yang mengganggu responmengganggu responss imun imun seseorang. seseorang.

Protein susu sapi Protein susu sapi terdiri dari proteinterdiri dari protein kasein dan kasein dan wheywhey. .

Page 22: Alergi Susu

Kasein Kasein merupakanmerupakan 76-86% dari protein 76-86% dari protein susu sapi. susu sapi.

WheyWhey merupakanmerupakan 20% total protein susu, 20% total protein susu, yang terdiri dariyang terdiri dari:: β-lactoglobulin (9% total protein susu), β-lactoglobulin (9% total protein susu), α-lactalbumin (4%), α-lactalbumin (4%), bovine imunoglobulin (2%), bovine imunoglobulin (2%), albumin serum albumin serum bovine (1%), bovine (1%), beberapa protein seperti lactoferrin, beberapa protein seperti lactoferrin,

transferin, lipase transferin, lipase dan esterasedan esterase.. (4%) (4%)

Savilahti E. Cow’s milk Allergy. Allergy 1981; 36: 37-88.Savilahti E. Cow’s milk Allergy. Allergy 1981; 36: 37-88.

Page 23: Alergi Susu

PROTEIN SUSU SAPIPROTEIN SUSU SAPI

Kandungan pada susu sapi yang paling sering Kandungan pada susu sapi yang paling sering menimbulkan alergi adalah β-lactoglobulinmenimbulkan alergi adalah β-lactoglobulin (62%), (62%), diikutidiikuti casein casein 60%, 60%, αα-laktalbumin 53% dan bovin -laktalbumin 53% dan bovin serum albumin 52% serum albumin 52% (Goldman dkk 1996).(Goldman dkk 1996).

Pemanasan Pemanasan ekstensifekstensif akan menyebabkan akan menyebabkan terjadinya denaturasi dari beberapa protein terjadinya denaturasi dari beberapa protein wheywhey. . (Albumin serum bovin, (Albumin serum bovin, γγ globulin dan globulin dan αα--laktalbumin). Pasteurisasi rutin tidak cukup untuk laktalbumin). Pasteurisasi rutin tidak cukup untuk denaturasi protein ini, tetapi sebaliknya denaturasi protein ini, tetapi sebaliknya meningkatkan sifat alergenitas beberapa protein meningkatkan sifat alergenitas beberapa protein susu seperti susu seperti ββ-laktoglobulin. -laktoglobulin. (Goldman AS 1993)(Goldman AS 1993)

Page 24: Alergi Susu

MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS Gejala alergi susu sapi hampir sama Gejala alergi susu sapi hampir sama

dengan gejala alergi makanan dengan gejala alergi makanan lainnya. lainnya.

Gejala biasanya dimulai pada 6 Gejala biasanya dimulai pada 6 bulan pertama kehidupan. Dua puluh bulan pertama kehidupan. Dua puluh delapan persen timbul setelah 3 hari delapan persen timbul setelah 3 hari minum susu sapi, 41% setelah 7 hari minum susu sapi, 41% setelah 7 hari dan 69% setelah satu bulan.dan 69% setelah satu bulan.

Target organ utama reaksi alergi Target organ utama reaksi alergi susu sapi adalah kulit, saluran cerna susu sapi adalah kulit, saluran cerna dan saluran nafas. dan saluran nafas.

Page 25: Alergi Susu

MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS

Pada Pada KulitKulit: : urtikariaurtikaria//angioedemaangioedema, pruritus, , pruritus, dermatitis atopidermatitis atopi..

Gangguan sGangguan sistem saluran cernaistem saluran cerna: muntah,: muntah, sindrom sindrom oral alergi,oral alergi, kolik, konstipasi, diare, BAB berdarah. kolik, konstipasi, diare, BAB berdarah.

Pada saluran nafasPada saluran nafas: hidung tersumbat,: hidung tersumbat, asma, asma, pilek dan batuk kronis berulang. pilek dan batuk kronis berulang.

Target multiorgan Target multiorgan anafilaksis anafilaksis.. Reaksi akut sering terjadiReaksi akut sering terjadi: g: gatal dan anafilaksis. atal dan anafilaksis.

RReaksi kroniseaksi kronis: : asma, dermatitis dan gangguan asma, dermatitis dan gangguan saluran cerna.saluran cerna.

Owen G. Infant Protein Allergy: its orrigin and management Owen G. Infant Protein Allergy: its orrigin and management 1991.1991.

Page 26: Alergi Susu

Urtikaria Urtikaria AngioedemaAngioedema

8

Page 27: Alergi Susu

Facial RashFacial Rash

Page 28: Alergi Susu

MANIFESTASI KLINIS MANIFESTASI KLINIS YANG JARANG TERJADIYANG JARANG TERJADI

Pada Pada kulitkulit:: vaskulitis, vaskulitis, fixed skin eruptionfixed skin eruption. . Pada saluran cerna terjadiPada saluran cerna terjadi:: konstipasi, refluks konstipasi, refluks

gastroesogastroesoffageal. ageal. Pada sistem saluran nafasPada sistem saluran nafas:: chronic pulmonary chronic pulmonary

disease (Heiner syndrome)disease (Heiner syndrome), hipersensitivit, hipersensitivitasas pneumonitis, hipersekresi bronkus dan obstruksi pneumonitis, hipersekresi bronkus dan obstruksi duktus nasolakrimalis. duktus nasolakrimalis.

Target multiorganTarget multiorgan:: iritabilitas iritabilitas, gangguan tidur, gangguan tidur pada bayi, artropati, nefropati dan trombositopeni.pada bayi, artropati, nefropati dan trombositopeni.

Owen G. Infant Protein Allergy: its orrigin and management Owen G. Infant Protein Allergy: its orrigin and management 1991.1991.

Page 29: Alergi Susu

DIAGNOSIS ALERGI SUSU SAPIDIAGNOSIS ALERGI SUSU SAPI

Diagnosis ASS Diagnosis ASS adalah suatu diagnosis klinis berupa adalah suatu diagnosis klinis berupa anamnesis yang cermat, mengamati tanda atopi anamnesis yang cermat, mengamati tanda atopi pada pemeriksaan fisikpada pemeriksaan fisik dan dan pemeriksaanpemeriksaan penunjang. penunjang.

Gold standardGold standard : : provokasi makanan secara buta provokasi makanan secara buta ganda ganda ((Double Blind Placebo Control Food Double Blind Placebo Control Food ChalengeChalenge = DBPCFC) = DBPCFC)..

Sampson HA. Adverse reaction to Foods. Dalam: Allergy, Principle and Sampson HA. Adverse reaction to Foods. Dalam: Allergy, Principle and Practice. Edisi ke-4. 1993; 1661-86Practice. Edisi ke-4. 1993; 1661-86

Modifikasi :Modifikasi : Double Blind Placebo Controlled Cow’s Double Blind Placebo Controlled Cow’s milk Challenge (DBPCCmC). milk Challenge (DBPCCmC). ((Schade RP.Cow’s milk Schade RP.Cow’s milk Allergy in Infancy and Childhood. Immunological and Clinical Allergy in Infancy and Childhood. Immunological and Clinical Aspects. Didapat dari: http//www.library.uu.nl. 2001)Aspects. Didapat dari: http//www.library.uu.nl. 2001)

Page 30: Alergi Susu

1. ANAMNESIS1. ANAMNESIS mengetahui jangka waktu timbulnya mengetahui jangka waktu timbulnya

gejala setelah minum susu sapi atau gejala setelah minum susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi. makanan yang mengandung susu sapi.

Harus diketahui riwayat pemberian Harus diketahui riwayat pemberian makanan lainnyamakanan lainnya,, termasuk diet ibu saat termasuk diet ibu saat pemberian ASI dan pemberian makanan pemberian ASI dan pemberian makanan lainnya.lainnya.

Harus diketahui jugaHarus diketahui juga riwayat atopi pada riwayat atopi pada keluarga atau penderita sendiri. keluarga atau penderita sendiri.

Adanya gejala klinis pada kulit, saluran Adanya gejala klinis pada kulit, saluran napas dan saluran cerna.napas dan saluran cerna.

Page 31: Alergi Susu

Pemeriksaan fisik yang mungkin Pemeriksaan fisik yang mungkin didapatkandidapatkan;; pada kulit tampak kekeringan pada kulit tampak kekeringan kulit, urtikaria, dermatitis atopik, kulit, urtikaria, dermatitis atopik, siemen siemen crcrease, geographic tongueease, geographic tongue, mukosa , mukosa hidung pucat dan hidung pucat dan wheezingwheezing (mengi).(mengi).

2. PEMERIKSAAN FISIK2. PEMERIKSAAN FISIK

Page 32: Alergi Susu

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG3. PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah tepi: hitung jenis eosinofil >3%, atau Darah tepi: hitung jenis eosinofil >3%, atau

jumlah eosinofil total >300/ml.jumlah eosinofil total >300/ml. Kadar IgE total/spesifik susu sapi meninggi.Kadar IgE total/spesifik susu sapi meninggi. Uji kulit (uji tusuk, intradermal, gores)Uji kulit (uji tusuk, intradermal, gores) Eliminasi dan provokasi susu sapi dapat dengan: Eliminasi dan provokasi susu sapi dapat dengan:

baku emas adalah baku emas adalah Double Blind Placebo Controle Double Blind Placebo Controle Food ChallengeFood Challenge = = DBPCFC, DBPCFC, atau dengan atau dengan modifikasi modifikasi Double Blind, placebo controled cow’s Double Blind, placebo controled cow’s milk challenge milk challenge (DBPCCMC).(DBPCCMC).

Sampson HA. Food Allergy: Diagnosis and management. J Sampson HA. Food Allergy: Diagnosis and management. J Allergy Clin Immunol 1999; 103:981-9.Allergy Clin Immunol 1999; 103:981-9.

Page 33: Alergi Susu

TATALAKSANA Alergi Susu SapiTATALAKSANA Alergi Susu Sapi

1.1. Penghindaran susu sapi harus dengan ketat Penghindaran susu sapi harus dengan ketat supaya toleransi dapat cepat tercapai. Lima supaya toleransi dapat cepat tercapai. Lima puluh persen akan toleran pada usia 2 tahun, puluh persen akan toleran pada usia 2 tahun, 60% pada usia 4 tahun dan 80% pada usia 6 60% pada usia 4 tahun dan 80% pada usia 6 tahun.tahun.Hosking CS, Heine RG, Hill DJ. The Melbourne Milk Allergy Hosking CS, Heine RG, Hill DJ. The Melbourne Milk Allergy study-study- two decades of Clinical Research. Allergy and two decades of Clinical Research. Allergy and Clinical Immunol Clinical Immunol International 2000; 21:198-205.International 2000; 21:198-205.

Harus dijelaskan kepada keluarga, teman, guru Harus dijelaskan kepada keluarga, teman, guru mengenai keadaan penderita, supaya jangan mengenai keadaan penderita, supaya jangan diberikan makanan yang mengandung produk diberikan makanan yang mengandung produk susu sapi, dan harus membaca label setiap susu sapi, dan harus membaca label setiap makanan siap olah sebelum dikonsumsi (tab.1).makanan siap olah sebelum dikonsumsi (tab.1).

Page 34: Alergi Susu

Tabel 1. Tabel Makanan Mengandung Susu Tabel 1. Tabel Makanan Mengandung Susu SapiSapi

Halken HS. A prospective study of cow milk allergy in Danish Halken HS. A prospective study of cow milk allergy in Danish Infants during the first years of life. Allergy 1990; 45:587-96Infants during the first years of life. Allergy 1990; 45:587-96

Artifisial Artifisial butterbutter

ButterButter

ButtermilkButtermilk

CaseinCasein

KejuKeju

CreamCream

Keju Keju cottagecottage

YogurtYogurt

CaseinCasein hidrolisat hidrolisat

Susu kambingSusu kambing

LaktalbuminLaktalbumin

LakglobulinLakglobulin

LaktoseLaktose

LaktulosaLaktulosa

Sour creamSour cream

WheyWhey

Page 35: Alergi Susu

TATALAKSANATATALAKSANA

Jika tidak mungkin diberikan ASI Jika tidak mungkin diberikan ASI susu kedele. susu kedele. Eliminasi susu sapi 6-18 bulan. Setelah 6 bulan Eliminasi susu sapi 6-18 bulan. Setelah 6 bulan gejala menghilang gejala menghilang diprovokasi. Bila gejala tidak diprovokasi. Bila gejala tidak timbul lagi timbul lagi anak sudah toleran, susu sapi dapat anak sudah toleran, susu sapi dapat diberikan kembali. Gejala timbul lagi diberikan kembali. Gejala timbul lagi eliminasi eliminasi sampai 1 tahun dan seterusnya. Umumnya bayi sampai 1 tahun dan seterusnya. Umumnya bayi akan toleran sekitar usia 3 tahun. akan toleran sekitar usia 3 tahun.

Bila alergi dengan susu sapi dan susu kedele maka Bila alergi dengan susu sapi dan susu kedele maka diberikan susu sapi hidrolisat ekstensif.diberikan susu sapi hidrolisat ekstensif.

Formula Formula partial hidrolisapartial hidrolisatt secara klinis secara klinis pencegahan alergi bagi penderita yang beresiko pencegahan alergi bagi penderita yang beresiko namun belum timbul gejala. namun belum timbul gejala.

Schade RP.Cow’s milk Allergy in Infancy and Childhood. Schade RP.Cow’s milk Allergy in Infancy and Childhood. Immunological and Clinical Aspects. Didapat dari: Immunological and Clinical Aspects. Didapat dari: http//www.library.uu.nl. 2001http//www.library.uu.nl. 2001

Page 36: Alergi Susu

PEMBERIANPEMBERIAN MAKANAN MAKANAN

Penderita Penderita ASS ASS harus menghindari harus menghindari makanan yang mengandung bahan dasar makanan yang mengandung bahan dasar susu sapi seperti skim,susu sapi seperti skim, dried dried, susu , susu evaporasi maupun susu kondensasi.evaporasi maupun susu kondensasi.

Penderita alergi susu sapi biasanya juga Penderita alergi susu sapi biasanya juga alergi terhadap makanan lainnya. alergi terhadap makanan lainnya. Makanan yang harus diwaspadai adalah Makanan yang harus diwaspadai adalah telur, buah-buahan tertentu, kacang dan telur, buah-buahan tertentu, kacang dan sea foodsea food. .

Page 37: Alergi Susu

2.2. Terapi farmakologik Terapi farmakologik sesuai gejala yang sesuai gejala yang ditimbulkannya:ditimbulkannya:Reaksi kulit yang ringan ( urtikaria, pruritus, Reaksi kulit yang ringan ( urtikaria, pruritus, eritema) dan rinitis diberikan antihistamin peroral eritema) dan rinitis diberikan antihistamin peroral ( hidroksin 1 mg/kg bb 2 kali sehari, atau ( hidroksin 1 mg/kg bb 2 kali sehari, atau difenhidramin 1 mg/kg bb 4 kali sehari, atau difenhidramin 1 mg/kg bb 4 kali sehari, atau golongan alkilamin seperti chlortrimeton 0,35 golongan alkilamin seperti chlortrimeton 0,35 mg/kg bb/hari dibagi 3 dosis). mg/kg bb/hari dibagi 3 dosis). kelainan yang cukup luas dan timbulnya cepat, kelainan yang cukup luas dan timbulnya cepat, seperti angioedema, mula-mula diberikan HCl seperti angioedema, mula-mula diberikan HCl epinefrin (adrenalin) larutan 1:1000 :0,01 cc /kg bb epinefrin (adrenalin) larutan 1:1000 :0,01 cc /kg bb (maksimal 0,3 cc) subkutan, jika perlu diulang 2 kali (maksimal 0,3 cc) subkutan, jika perlu diulang 2 kali selang 15 menit selang 15 menit dilanjutkan peroral. dilanjutkan peroral.

Pemberian obat antialergi peroral atau topikal Pemberian obat antialergi peroral atau topikal jangka panjangjangka panjang bukti kegagalan bukti kegagalan mengmengidentifikasi identifikasi penyebab alergi.penyebab alergi.

Page 38: Alergi Susu

Vaskulitis: kortikosteroid, 1-2mg/kg BB/hari. Vaskulitis: kortikosteroid, 1-2mg/kg BB/hari. Klinis membaik Klinis membaik kemudian ditapering off kemudian ditapering off secara cepat, biasanya 3 hari. secara cepat, biasanya 3 hari.

Asma bronchial: bronkodilator (salbutamol Asma bronchial: bronkodilator (salbutamol 0,2mg/kg bb/hari dibagi 3 dosis peroral atau 0,2mg/kg bb/hari dibagi 3 dosis peroral atau intravena).intravena).

Reaksi anafilaksis: penderita dibaringkan Reaksi anafilaksis: penderita dibaringkan terlentang, kepala dalam posisi ekstensi terlentang, kepala dalam posisi ekstensi dan diberi oksigen. Diberikan adrenalin dan diberi oksigen. Diberikan adrenalin 1:1000 dalam aquades, dosis 0,01cc/kg bb 1:1000 dalam aquades, dosis 0,01cc/kg bb IM (maksimal 0,3cc). Diberikan injeksi IM (maksimal 0,3cc). Diberikan injeksi difenhidramin 1-2 mg/kg bb/hari/IV atau IM. difenhidramin 1-2 mg/kg bb/hari/IV atau IM. Jika belum ada perbaikan , tekanan darah Jika belum ada perbaikan , tekanan darah masih rendah dilakukan IVFD dengan masih rendah dilakukan IVFD dengan larutan ringer laktat atau NaCl 0,9% atau larutan ringer laktat atau NaCl 0,9% atau glukosa 5% dikocor.glukosa 5% dikocor.

Page 39: Alergi Susu

Pada bronkospasme diberika aminofilin 3-4mg/kg Pada bronkospasme diberika aminofilin 3-4mg/kg bb IV, perlahan-lahan (diencerkan dengan NaCl bb IV, perlahan-lahan (diencerkan dengan NaCl 0,9% atau glukosa 5%). 0,9% atau glukosa 5%). Untuk menekan reaksi fase lambat diberi Untuk menekan reaksi fase lambat diberi hidrokortison 7-10 mg/kg bb/IV, dilanjutkan dengan hidrokortison 7-10 mg/kg bb/IV, dilanjutkan dengan 5 mg/kg bb/IV. setiap 6 jam. 5 mg/kg bb/IV. setiap 6 jam.

Selanjutnya pengobatan ditujukan pada komplikasi Selanjutnya pengobatan ditujukan pada komplikasi yang terjadi yang terjadi penderita sebaiknya dirawat di ICU. penderita sebaiknya dirawat di ICU.

3.Imunoterapi dipakai terutama pada ASS dengan 3.Imunoterapi dipakai terutama pada ASS dengan hipersensitifitas terhadap makanan yang multipel. hipersensitifitas terhadap makanan yang multipel. Namun belum ada penelitian yang membuktikan Namun belum ada penelitian yang membuktikan manfaat terapi ini. manfaat terapi ini.

Hoffman KM, Sampson HA. Evaluation and management of Patients with Hoffman KM, Sampson HA. Evaluation and management of Patients with adverse reactions. 1996.adverse reactions. 1996.

Page 40: Alergi Susu

PENCEGAHAN ALERGI SUSU PENCEGAHAN ALERGI SUSU SAPISAPI

Pencegahan PrimerPencegahan PrimerPenghindaran dPenghindaran dilakukan sebelum terjadi ilakukan sebelum terjadi sensitisasisensitisasi (yaitu sejak (yaitu sejak prenatal prenatal)) pada janin pada janin dari keluarga yang mempunyai bakat atopik. dari keluarga yang mempunyai bakat atopik. Penghindaran susu sapi berupa pemberian Penghindaran susu sapi berupa pemberian susu sapi hipoalergenik, yaitu susu sapisusu sapi hipoalergenik, yaitu susu sapi hidrolisathidrolisat parsial, supaya dapat merangsang parsial, supaya dapat merangsang timbulnya toleransi susu sapi di kemudian timbulnya toleransi susu sapi di kemudian hari karena masih mengandung sedikit hari karena masih mengandung sedikit partikel susu sapipartikel susu sapi. .

Zeiger RS, Heller S, Mellon MH. Effect of combined maternal and Zeiger RS, Heller S, Mellon MH. Effect of combined maternal and infant food-allergen avoidance on development atopy in early infant food-allergen avoidance on development atopy in early infancy: a randomized study. J Allergy Clin Immunol 1989;84:72-infancy: a randomized study. J Allergy Clin Immunol 1989;84:72-8989

Page 41: Alergi Susu

Pencegahan SekunderPencegahan Sekunder

Penghindaran susu sapi Penghindaran susu sapi ddilakukan setelah ilakukan setelah terjadi sensitisasi tetapi belum timbul terjadi sensitisasi tetapi belum timbul manifestasi penyakit alergimanifestasi penyakit alergi (p (pemeriksaan emeriksaan IgE spesifik serum IgE spesifik serum //darah tali pusat, atau darah tali pusat, atau dengan uji kulitdengan uji kulit)). .

DiberikanDiberikan susu sapi non alergenik susu sapi non alergenik ( (susu susu sapi hidrolissapi hidrolisatat sempurna sempurna atau su atau sususu kedelekedele).).

Page 42: Alergi Susu

Pencegahan TersierPencegahan Tersier

Dilakukan pada anak yang sudah mengalami Dilakukan pada anak yang sudah mengalami sensitisasi dan menunjukkan manifestasi sensitisasi dan menunjukkan manifestasi penyakit alergi yang masih dini, misalnya penyakit alergi yang masih dini, misalnya dermatitis atopik atau rhinitis, tetapi belum dermatitis atopik atau rhinitis, tetapi belum menunjukkan gejala alergi yang lebih berat menunjukkan gejala alergi yang lebih berat seperti asma. seperti asma.

Saat tindakan yang optimal adalah pada usia 6 Saat tindakan yang optimal adalah pada usia 6 bulan sampai 4 tahun.bulan sampai 4 tahun.

Penghindaran juga dengan pemberian susu sapi Penghindaran juga dengan pemberian susu sapi hidrolishidrolisatat sempurna atau susu sempurna atau susu kedelekedele. .

Warner JO.Prediction and prevention of asthma. Dalam: Warner JO.Prediction and prevention of asthma. Dalam: Naspitz CK, Szefler SJ, Tinkelman DG, Warner JO, Naspitz CK, Szefler SJ, Tinkelman DG, Warner JO, penyunting. Textbook of Pediatric Asthma. An International penyunting. Textbook of Pediatric Asthma. An International Perspective. London: Martin Dunitz Ltd, 2001; 359-76Perspective. London: Martin Dunitz Ltd, 2001; 359-76

Page 43: Alergi Susu

KESIMPULANKESIMPULANPenyakit ASS merupakan penyakit alergi yang Penyakit ASS merupakan penyakit alergi yang paling paling sering ditemui pada anak usia dini, dengan sering ditemui pada anak usia dini, dengan berbagai berbagai manifestasi klinis dan dapat terjadi toleran SS.manifestasi klinis dan dapat terjadi toleran SS.Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesi, Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesi, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang Gold Gold standart DBPCFC. standart DBPCFC. Tatalaksana dengan menghindari SS yang ketat Tatalaksana dengan menghindari SS yang ketat dapat dapat mempercepat terjadinya toleran.mempercepat terjadinya toleran.Pencegahan primer, sekunder dan tersier, selain Pencegahan primer, sekunder dan tersier, selain dapat dapat mencegah terjadinya ASS juga dapat mencegah mencegah terjadinya ASS juga dapat mencegah penyakit penyakit ASS menjadi berat dan mencegah kemungkinan ASS menjadi berat dan mencegah kemungkinan alergi alergi oleh penyebab makanan lain.oleh penyebab makanan lain.

Page 44: Alergi Susu