laporan mikrobiologi virologi

15
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI UJI KONTAMINAN MIKROBA JAMU Dosen pengampu : Ganet Eko P M.Si., apt TEORI : 2 KELOMPOK : C 1. RINI PRAMUATI ( 18123464A ) 2. LAILA TASBICHA ( 18123465A ) 3. ANASTASIA HIRYA ( 18123466A ) 4. DOLIK PRASTYO ( 18123467A ) Tanggal Praktikum : Senin, 5 Mei 2014

Upload: rini-pramuati

Post on 04-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

UJI KONTAMINAN MIKROBA JAMU

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGIUJI KONTAMINAN MIKROBA JAMU

Dosen pengampu : Ganet Eko P M.Si., aptTEORI : 2KELOMPOK: C

1. RINI PRAMUATI( 18123464A )2. LAILA TASBICHA( 18123465A )3. ANASTASIA HIRYA( 18123466A )4. DOLIK PRASTYO( 18123467A )Tanggal Praktikum: Senin, 5 Mei 2014

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTATAHUN 2013/2014I. TUJUANMenentukan angka lempeng total (ALT) bakteri, kapang khamir, dan adanya bakteri Coliform, S. aureus, Salmonella sp dari sampel Jamu Pegal Linu Cap Sari Widodo Mengetahui apakah Jamu Pegal Linu Cap Sari Widodo ini tercemar oleh mikroorganisme atau Pathogen serta mengetahui jenis bakteri apa yang tumbuh.

II. DASAR TEORI Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang digunakan dalam pengolahan, atau pekerja yang melakukan proses pembuatan.Obat tradisional merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya. Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk tidak sama. Untuk produk makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka lempeng total merupakan tolak ukur mikrobiologis untuk mengetahui kebersihan pengolahan dan penanganan produk makanan dan minuman maupun produk lainnya yang juga merupakan suatu indikasi layak atau tidak layaknya suatu produk untuk digunakan.Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) , jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaansarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengolahan jamu antaralain adalah direbus atau digodok, dikeringkan atau dikonsumsi langsung.Proses pembuatan jamu gendong yang dimulai dari pemilihan bahan baku, pencucian, proses pengolahan dan penyajian masih sangat sederhana, tidak menutup kemungkinan apabila jamu gendong tersebut tercemar oleh mikroorganisme. Pencemaran mikroba pada produk obat tradisoanal dan produk makanan pada umumnya bersumber dari bahan baku, pekerja dan lingkungan pengolahan termasuk peralatan produksi. Pengujian mikrobiologi pada jamu perlu dilakukan untuk menjamin keamanan konsumen jamu gendong khususnya dalam hal yang berhubungan dengan kesehatan. Pengujian mikrobiologi pada jamu gendong mengacu pada obat tradisioanal bentuk cairan obat dalam karena jamu belum ada standar mikrobiologi yang baku. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI NO. 661/MenKes/SK/VII/1994 yang memberikan batasan dan persyaratan untuk obat tradisional bentuk cairan obat dalam adalah : Angka Lempeng Total tidak boleh lebih dari 105 kol/ml, Bakteri patogen negatif dan Angka kapang tidak boleh melebihi 103 kol/ml, Bakteri yang diuji dalam obat tradisional bentuk cairan obat dalam meliputi : Escherichia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus,dan Pseudomonas aeruginosa.

Jika batas kontaminan mikroba pada bahan dan sediaan obat asal tanaman ( versi UNIDO, 1990 ) Bahan/Sediaan BakteriRagi dan kapangBaketri coliformSalmonellaStaphylococcus

Sediaan obat asal tanaman < 104 /g < 102 /g---

Bahan obat asal tanaman< 107 /g < 104 /g ---

Ket : (-) tidak boleh ada UNIDO ( United Nation Industrial Development Organization)Pengujian Angka Lempeng Total (ALT)Standar plate Count (Angka Lempeng Total) adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya ( Nutrien Agar ) dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Djide, 2003). Pengujian Angka Kapang KhamirDengan menghitung koloni kapang/khamir pada serial pengenceran sampel jamu. Hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan standar standar uji cemaran mikroba oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu sebesar < 104 CFU/ml. Identifikasi Mikroba Patogen1) Identifikasi Stapylococcus aureus Diamati adanya pertumbuhan koloni berwarna hitam dengan bagian tepi berwarna kuning yang menandakan hasil yang diperoleh positif mengandung S. Aureus dalam media VJA (Vogel Johnson Agar).2) Identifikasi Bakteri Coliform Diamati adanya timbul gas dan terjadi perubahan warna dari hijau kekuning maka positif untuk bakteri E.Coli, sedangkan untuk Coliform (+) jika timbul gas atau terjadi perubahan warna dari hijau ke kuning.yang menandakan hasil positif mengandung P. Aeruginosa dengan media LB ( Lactosa Broth ).3)Identifiksi SalmonellaDiamati adanya dengan media Buffer Pepton.

III. ALAT DAN BAHAN

ALATCawan petri

Pipet volume

Syringe pump

Tabung reaksi

Lampu spiritus

BAHAN1. NA (Nutrient Agar)2. PDA3. VJA (Vogen Jonsen Agar)4. JAMU PUTRI SAKTI

IV. PEMBAHASANUji mikrobiologis makanan dan minuman dan uji mikrobiologis obat tradisional, sediaan non steril dan kosmetika adalah uji yang ditujukan untuk melihat apakah sediaan tersebut telah terkontaminasi mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan-Minuman terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran, yang dibuat secara besar-besaran pada suatu industri dan memerlukan waktu yang lama dalam distribusi maupun penyimpanannya dan selama selang waktu tersebut kemungkinan dapat ditumbuhi mikroorganisme yang tidak dikehendaki yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan produk dan sediaan tersebut. Uji Mikrobiologis dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut. Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari sediaan tersebut. Uji kuantitatif meliputi uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan ALT kapang untuk semua sediaan uji. Adapun sediaan yang diuji pada percobaan kali ini adalah OBAT TRADISONA / JAMU dengan merek dagang JAMU PUTRI SAKTI yang sering beredar dipasaran.

Dalam penyiapan sampel dilakukan pengenceran, dengan tujuan menginaktifkan pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut juga untuk mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh dalam jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah mikroorganisme. Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium PDA(Potato Dextrosa Agar), karena medium ini mengandung karbohidrat yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10, 10, dan 10Untuk uji ALT bakteri digunakan pengenceran mulai dari tingkat 10 karena perkembangbiakan dan pertumbuhaan bakteri terjadi dengan sangat cepat, sehingga bila digunakan tingkat pengenceran 10maka jumlah koloni bakteri akan menumpuk sehingga akan sulit untuk dihitung. Sebaliknya untuk perhitungan ALT kapang digunakan pengenceran mulai dari tingkat pengenceran 10karena perkembangbiakan dan pertumbuhaan kapang lebih lambat dibandingkan dengan bakteri. Pada data praktikum diperoleh data .

ALT 10 = 2 10 = 0MASIH MEMENUHI SYARAT 10 = 4Untuk uji kualitataif, medium yang digunakan untuk identifikasi APM bakteri koliform (E. coli) adalah LB (Laktosa Broth) yang ditambahkan indikator Bromtimol Blue Hasil positif yang menunjukkan adanya bakteri Coliform. ditandai dengan terjadinya perubahan warna medium LB dari hijau menjadi kuning dan terbentuk gas dalam tabung Durham Hal ini disebabkan oleh adanya bakteri koliform yang bersifat aerobik dan anaerob fakultatif, mampu memfermentasi glukosa yang direduksi dari laktosa yang terdapat dalam medium yang menghasilkan suatu asam sehingga pH medium turun. Sampel yang kita gunakan adalah sampel tingkat negatif

Untuk identifikasi bakteri Staphylococcus aureusDigunakan medium PW (Pepton Water). Medium Peptone Water digunakan untuk mengkultur organisme yang sederhana, untuk mempelajari pola fermentasi karbohidrat, dan untuk melakukan uji indol. Komposisi dari Peptone Water membuatnya sangat berguna untuk mengkultur organisme yang pertumbuhannya tidak terlalu cepat. Medium non-selektif ini telah digunakan sebagai medium basal untuk uji biokimia seperti uji fermentasi karbohidrat dan uji indol. PW terdiri atas peptone sebgai sumber karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral. NaCl berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik medium. Pada uji fermentasi karbohidrat: asam diproduksi ketika karbohidrat difermentasi. Ditandai dengan adanya warna kuning pada medium. Produksi gas ditandai dengan adanya gelembung gas di sekitar tabung fermentasi. Pada uji indol: terbentuk warna violet pada kertas yang digunakan di uji indol. Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi kekeruhan pada medium, karena medium ini kaya akan nutrien dan menghasilkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal yang merugikan sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Sistem buffer fosfat dalam medium ini mencegah bakteri mati karena terjadinya perubahan pH medium. Medium yang diperkaya ini akan memberikan pertumbuhan yang cepat dari bakteri enterobacteriaceae patogen. Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji spesifik untuk bakteri Staphylococcus aureus pada medium VJA (Vogel Johnson Agar). Medium VJA memiliki fungsi yang sama dengan Bacto Chapman Tellurite 1% untuk mengisolasi koagulasi-positif, staphylococcus yang mengalami fermentasi manitol. VJ Agar juga dikenal sebagai Vogel and Johnson Agar, merupakan modifikasi dari Tellurite-Glysine Agar dan Tellurite-Glycine-Phenol Red Agar Base. Koagulasi-positif staphylococcus, terutamaStaphylococcus aureus adalah salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan atau purubahan kimia dalam produk kosmetik. Untuk mengisolasi koagulasi-positif, staphylococcus yang mengalami fermentasi manitol, Vogel and Johnson dimodifikasi Tellurite Glycine Agar oleh Zebovitz dengan meningkatkan jumlah manitol dan menambahkan indikator pH. VJ Agar menyeleksi dan membedakan koagulasi positif staphylococcus yang memfermentasi manitol dan mereduksi tellurite. VJ Agar merupakan medium metode standar untuk uji kosmetik, sediaan farmasetika, dan suplemen-suplemen bernutrisi. VJ Agar terdiri atas Tryptone sebagai sumber karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral. Ekstrak Ragi menyuplai vitamin B-kompleks yang memicu pertumbuhan bakteri. Manitol adalah karbohidrat. Larutan Chapman Tellurite 1% terdiri atas Kalium Tellurite, bersama dengan Lithium Klorida dan Glycine, menghambat hamper semua pertumbuhan mikroorganisme kecuali Staphylococcus. Phenol Red adalah indikator pH. Bacto Agar adalah agen pengeras. Ikatan koagulasi-positif dari S. aureusmereduksi tellurite dan membentuk koloni hitam pada medium. Ikatan-ikatan ini bersifat memfermentasi manitol dan menimbulkan zona kuning di sekitar koloni hitam. Sampel yang digunakan adalah Sampel dengan tingkat pengenceran negatip.

Untuk identifikasi Salmonella typhosadigunakan medium SCB (Selenit Cystein Broth). Medium SCB digunakan sebagai medium selektif diperkaya untuk salmonella pada sampel makanan dan air. SCB diformulasi oleh Leifson dengan penambahan cystine. Leifson menetapkan bahwa Selenite Broth dapat mempercepat pertumbuhan salmonella selain mengurangi pertumbuhan koliform dari feses dan enterococci. Pertumbuhan dan pemulihan dari salmonella pada sampel makanan dapat terhalang oleh bakteri non-salmonella, substansi asli yang terdapat pada sampel, dan dalam pengeringan, makanan olahan, salmonella dapat hadir dalam jumlah yang rendah dan dalam kondisi terdesak. Dengan menggunakan protocol yang melibatkan pra-diperkaya, selektif diperkaya, dan selektif plating meningkatkan kemungkinan pemulihan salmonella. Dalam metode paling standar, prosedur SCB direkomendasikan pada tahap selektif diperkaya. Sebagai medium selektif diperkaya, SCB diformulasi untuk memungkinkan poliferasi dari salmonella dan di satu sisi menghambat pertumbuhan dari bakteri non-salmonella. SCB terdiri atas Tryptone sebagai sumber karbon, nitrogen,digunakan untuk mengkultur khamir dan kapang. PDA merupakan merium pertumbuhan utama untuk khamir dan kapang yang dapat dilengkapi dengan penambahan asam atau antibiotic untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Ini direkomendasikan untuk pengujian dengan metode ALT untuk makanan, produk susu, dan untuk uji kosmetik. PDA juga dapat digunakan untuk pertumbuhan klinik yang signifikan pada khamir dan kapang. Nutrisi yang kaya (suplai kentang) mendorong sporulasi kapang dan produksi pigmen di beberapa dermatofit. PDA terdiri dari suplai kentang dan dekstrosa yang mendorong pertumbuhan jamur yang banyak. Agar ditambahkan pada PDA sebagai agen untuk mengeraskan medium. Banyak prosedur standar yang digunakan untuk menurunkan pH dari PDA dari 3,5 0,1 untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Label pada setiap wadah medium menentukan jumlah asam tartrat steril (10%) yang ditambahkan pada medium steril. Jangan memanaskan medium asam karena pemanasan dalam keadaan asam akan menghidrolisis agar. Pada PDA: ragi akan tumbuh menghasilkan koloni krem smapai putih. Kapang akan tumbuh sebagai koloni yang kurang jelas dengan berbagai warna. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan pengenceran negatip.

V. KESIMPULANBerdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh dapat kami tarik kesimpulan bahwa produk JAMU PUTRI SAKTI Memenuhi Syarat UNINDO (United Nation Industrial Development Organization).VI. DAFTAR PUSTAKA1. http://www.produkkosmetik.org/blog/pengertian-jamu-dan-bagaimana-memilih-jamu-yang-aman2. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Peraturan Perundang-Undangan di Bidang jamu. Departemen Kesehatan Republik Indonesia; Jakarta; 20043. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Keputusan Dirjen POM RI mengenai cemaran mikroba pada jamu.[serial online] diakses dari : URL: http//www.google.com