paper mikrobiologi-virologi (frans riky hasiholan-3d-1004015105)

22

Click here to load reader

Upload: erick-viena-anda

Post on 02-Aug-2015

122 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

Nama : Frans Riky Hasiholan

NIM : 1004015105

Kelas : 3D

Tugas : Paper Mikrobiologi-Virologi

Judul Tugas : “Virus”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Virus adalah parasit yang berukuran mikroskopik

yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal

tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material

hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus

tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus

mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak

kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri

atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genomvirus akan

diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan

genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-

sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),

sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang

menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak

berinti sel) (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia

tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada

dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi

dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya

virus influenzadan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman

(misalnya virus mosaik tembakau/TMV) (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

1

Page 2: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui sejarah virus

2. Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi virus

3. Agar mahasiswa mengetahui cara reproduksi dari virus

2

Page 3: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Penemuan Virus

Penyelidikkan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak

ditemukannya mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama

Antony van Leeuwenhoek (1632-1723). Berkat penemuan mikroskop

tersebut, berbagai penelitian tentang objek-objek mikroskopis mulai

berkembang. Berbagai penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat

sejalan dengan perkembangan mikroskop. Mikroskop pertama mampu melihat

perbesaran objek hingga 150X ukuran asli. Dengan teknik dan susunan lensa

yang semakin disempurnakan, mikroskop cahaya mampu melihat objek

hingga perbesaran 1.000X. Kini, dengan mikroskop elektron yang mempuyai

perbesaran lebih dari 10.000X, kita dapat melihat objek mikroskopis dengan

lebih detail (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang

biologi, seperti penemuan sel, bakteri dan partikel mikroskopis yang akan

dipelajari berikut, yaitu virus (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Peemuan virus melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari

banyak ilmuwan. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1882 dengan

adanya penyakit yang dapat meimbulkan bintik kekuningan pada daun

tembakau. Seorang ilmuwan Jerman bernama Adolf Mayer mendapatkan

bahwa penyakit itu menularkan pada tembakau lain. Mayer melakukan

percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman yang sakit pada tanaman

yang sehat, ternyata tanaman sehat menjadi tertular (Pratiwi, D.A. et al.

2006).

Percobaan itu diulang oleh ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovski. Pada saat

itu lembaga Pasteur di Paris telah berhasil menemukan suatu filter (saringan)

yang dapat menyaring bakteri. Ivanovski meyaring tanaman getah tembakau

yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil penyaringan kemudian dioleskan

pada tanaman sehat. Tanaman sehat tersebut kemudian menjadi tertular.

Ivanovski menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut

adalah bakteri patogen yang beukuran sangat kecil atau zat kimia yang

3

Page 4: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

diproduksi bakteri tersebut yang lolos dari penyaring bakteri (Pratiwi, D.A. et

al. 2006).

Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck, ahli mikrobiologi Belanda

menemukan fakta bahwa partikel mikrokopis penyerang tembakau dapat

bereproduksi pada tanaman tembakau, tetapi tidak dapat dibiakkan pada

medium pertumbuhan bakteri. Fakta lainnya menunjukkan bahwa partikel

tersebut tidak mati saat dimasukkan dalam alkohol, berbeda dengan bakteri

yang mati saat dimasukkan dalam alkohol. Beijerinck menyimpulkan bahwa

partikel yang menyerang tembakau tersebut sangat kecil dan hanya dapat

hidup pada makhluk hidup yang diserangnya. Akan tetapi, Beijerinck belum

berhasil menemukan struktur dan jenis partikel itu (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Pada tahun 1935, seorang ilmuwan Amerika, Wendell Stanley, berhasil

mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Partikel

mikroskopis tersebut kemudian dinamakan TMV (Tobacco Mosaic Virus) atau

virus mosaic tembakau. Sejak itu, penelitian tentang virus terus berkembang.

Cabang biologi yang mempelajari tentang virus adalah virologi (Biggs et al.

2004; Solomon et al. 2005).

B. Ciri-Ciri Virus

Jika dibandingkan dengan makhluk hidup, virus memiliki ciri-ciri tersendiri.

Salah satu ciri virus mirip dengan organisme obligat, yaitu hanya dapat

berkembang biak dalam sel hidup. Akan tetapi, berbeda dengan organism

parasit, virus hanya memerlukan asam nukleat untuk bereproduksi dan tidak

melakukan aktivitas metabolisme di dalam tubuhnya. Ciri virus lainnya adalah

virus tidak bergerak, tidak membelah diri, tidak dapat diendapkan dengan

sentrifugasi biasa dan dapat dikristalkan. Berikut adalah struktur virus secara

umum (pobersonaibaho.wordpress.com/.../pengertian-virus-sejarah-ciri-ciri-a...

(Pengertian Virus, POBERSON NAIBAHO : 22 Februari 2011)).

1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)

2. Virus berukuran jauh lebih kecil daripada bakteri, yakni berkisar antara 20

milimikron - 300 milimikron (1 mikron = 1.000 milimikron). Untuk

mengamatinya diperlukan mikroskop electron yang pembesarannya dapat

mencapai 50.000X.

3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)

4

Page 5: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

4. Virus umumnya berupa hablur (Kristal)

5. Bentuk virus bervariasi. Ada virus berbentuk oval, silinder, polyhedral dan

kompleks. Bentuk virus yang kompleks terdiri dari kepala yang berbentuk

polyhedral, ekor yang berbentuk silinder dan serabut ekor. Virus berbentuk

kompleks misalnya bakteriofag, yaitu jenis virus yang menginfeksi bakteri.

6. Tubuh virus terutama tersusun atas asam nukleat yang diselubungi oleh

protein yang disebut kapsid.

a. Asam nukleat

DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat) ditemukan

pada virus. Akan tetapi, satu jenis virus hanya terdiri dari DNA saja atau

RNA saja. Sebagai contoh TMV hanya terdiri dari RNA dan bakteriofag

hanya terdiri dari DNA di dalam kapsidnya.

Asam nukleat pada virus diselubungi oleh kapsid yang disebut

nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid, yaitu sebagai berikut :

1) Nukleokapsid yang telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan

virus kutil (wart virus)

2) Nukleokapsid yang diselubungi suatu membrane pembungkus,

misalnya pada virus influenza dan virus herpes.

(pobersonaibaho.wordpress.com/.../pengertian-virus-sejarah-ciri-ciri-a...

(Pengertian Virus, POBERSON NAIBAHO : 22 Februari 2011))

b. Kapsid

Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-

bagian yang disebut kapsomer. Misalnya kapsid pada TMV terdiri atas

suatu rantai polipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid

juga terdiri atas protein-protein monomer identik, yang masing-masing

terdiri dari rantai polipeptida. Virus yang struktur tubuhnya terdiri dari

asam nukleat dan selubung protein disebut virion (Raven et al. 2005;

Solomon et al. 2005).

5

Page 6: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

C. Klasifikasi Virus

1. Virus RNA

Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA,

kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V,

dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok

ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

a) Retroviridae

Retroviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki

genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan

memilikipolaritas positif yang nantinya akan diekspresikan

menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang

berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA. DNA yang dihasilkan

nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.

Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan

penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor. Sifatnya yang

ganas tersebut disebabkan salah satunya karena virus ini mudah

mengalami mutasi. Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal

adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

b) Picornaviridae

Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki genom

RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam

klasifikasi Baltimore. Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak

penyakit pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang

disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh

Rhinovirus (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

c) Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan

materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini

termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khan dari virus

ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan

antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).

Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel target

6

Page 7: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari

infeksi virus. Neuraminidase berperan untuk melepaskan viriondari sel

oleh sebab itu antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan

infeksi virus (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

1) Influenza tipe A

Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies

baik manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda,

anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus). Virus influenza tipe A

dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift. Antigenic drift

adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein

Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak

dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan

terjadinya endemik musiman (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

2) Influenza tipe B

3) Influenza tipe C

4) Tick-Borne Influenza

Virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.

(id.wikipedia.org/wiki/Virus)

d) Arboviruses

Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus

yang berasal dari kelompok Arthropoda. Arbovirus dibagi menjadi empat

famili yaitu :

1) Togaviridae

Contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

2) Flaviviridae

Contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis

C virus dan Dengue virus yang penyebabkan penyakit demam

berdarah dengue (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

3) Bunyaviridae

Contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California

encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitispada

manusia (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

7

Page 8: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

4) Reoviridae

contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang

meyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan

diare epidemik pada anak-anak (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

2. Virus DNA

Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA,

kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII.

Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah

Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

a) Herpesviridae

Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan

materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas

1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat

menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan

pasca kelahiaran pada bayi. Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa

genus, yaitu (id.wikipedia.org/wiki/Virus) :

1) Alpha Herpesvirus

Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya

menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu

juga. Infeksi virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena

kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang.

Jika kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit

dapat muncul kembali pada tempat yang sama. Contoh dari virus ini

adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster (VZ) virus

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

2) Beta Herpesvirus

Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya

menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala

pada carrier. Virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan

perkembangan abnormal (penyakit kongenital). Contoh dari virus ini

adalah Cytomegalovirus (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

8

Page 9: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

3) Gamma Herpesvirus

Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan

penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas. Contoh dari virus ini

adalah Epstein-Barr virus (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

b) Parvoviridae

Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif

atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi

Baltimore. Virus ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus

manusia yang berukuran paling kecil. Virus merupakan virus yang tidak

sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga

sering disebut Adeno-Associated Virus(AAV). Salah satu contoh

kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau

keguguran pada janin (id.wikipedia.org/wiki/Virus).

c) Poxviridae

Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda

sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.

Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi besar dan

kompleks. Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox.

Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat

besar diseluruh dunia. Sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

D. Virus Pemakan Bakteri (Bakteriofag)

Bakteriofag atau sering disingkat fag, ditemukan oleh dua orang ahli

mikrobilogi bernama Frederick Twort (1913) dan Felix d’Herelle (1917)

sebagai partikel yang menyebabkan sel bakteri lisis (pecah), Nama virus ini

berasal dari kata bacteria (Bahasa Inggris) dan kata phagein (bahasa Yunani)

yang artinya makan (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Sturktur bakteriofag terdiri dari kepala, ekor dan kaki serabut. Kepala

terdiri dari asam nukleat yang diselubungi kapsid berbentuk polihedral. Bagian

ekor menancap ke kepala. Kaki serabut merupakan perpanjang ekor yang

berfungsi untuk menancapkan diri ke bagian tubuh bakteri (Pratiwi, D.A. et al.

2006).

9

Page 10: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

Para peneliti mengembangkan pengetahuan tentang virus melalui

berbagai penelitian terhadap bakteriofag. Hal ini disebabkan karena

bakteriofag mudah untuk dikembangbiakkan pada sel bakteri hidup di

laboratorium. Fag yang sering diselidiki adalah fag yang bersifat parasit pada

bakteri E.coli yang disebut fag T (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Fag T terdiri atas kepala berbentuk heksagonal dengan diameter 50-65

milimikron dan panjang sampai 200 milimikron. Panjang ekornya 100

milimikron. Kepala merupakan bagian utama yang pusatnya terdiri atas DNA

yang diselubungi kapsid. Ekor berupa tubuh bersumbat dilengkapi serabut

(Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Ada beberapa fag yang sudah dikenal yaitu fag T2, T3, T4, T5, T6 dan

T7. Secara morfologi bentuk keenam fag tersebut tidak banyak berbeda. Akan

tetapi secara serologi (ilmu yang mempelajari serum) mereka menunjukkan

perbedaan yang nyata. Fag T2, T4 dan T6 disebut T genap termasuk satu

golongan serologi. T3 dan T3 termasuk golongan serologi yang lain,

sedangkan T3 dan T5 berlainan satu sama lain dan juga berbeda dengan

golongan serologi T yang lain (Solomon et al. 2005).

E. Perkembangbiakkan Virus

Untuk berkembang biak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup.

Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan

manusia (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan

secara lisogenik. Pada infeksi secara litik, virus akan menghancurkan sel

induk setelah berhasil melakukan reproduksi. Pada infeksi secara lisogenik,

virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk.

10

Page 11: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

Dengan demikian, virus akan bertambah banyak pada saat sel inang

membelah (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

Pada prinsipnya, cara perkembangbiakkan virus pada hewan maupun

pada tumbuhan, mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag seperti

yang diuraikan berikut (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

1. Infeksi secara litik

Infeksi secara litik melalui fase-fase berikut ini

a. Fase absorpsi

Dengan serabut ekornya, fag melekat di bagian tertentu dari dinding sel

bakteri. Daerah itu disebut daerah reseptor (receptor site = reseptor

spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu sehingga fag jenis lain tidak

dapat melekat ditempat tersebut (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

b. Fase penetrasi

Meskipun tidak memiliki enzim untuk metabolism, bakteriofag memiliki

enzim lisozim yang berfungsi merusak dinding sel bakteri. Setelah

dinding sel bakteri terhidrolisis (rusak), maka DNA fag masuk ke dalam

sel bakteri (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

c. Fase replikasi dan sintesis

Selanjutnya, fag merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai

bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada tahap replikasi, fag menyusun

dan memperbanyak DNA-nya. Pada tahap sintesis, fag membentuk

selubung-selubung protein (kapsid) baru (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

d. Fase perakitan

Komponen-komponen fag akan disusun membentuk fag baru. Hasilnya

adalah ratusan fag baru yang lengkap denga molekul DNA dan

kapsidnya (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

e. Fase pembebasan

Sesudah fag dewasa, bakteri akan pecah (lisis), sehingga fag yang baru

akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200 buah.

Pembentukkan partikel bakteriofag melalui siklus litik ini memerlukan

waktu sekitar 20 menit (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

11

Page 12: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

2. Infeksi secara lisogenik

Infeksi secara lisogenik melalui fase-fase berikut ini.

a. Fase absorpsi dan infeksi

Fag menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri (Pratiwi, D.A. et

al. 2006).

b. Fase penetrasi

DNA fag masuk ke dalam sel bakteri (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

c. Fase penggabungan

DNA virus bergabung dengan DNA bakteri, membentuk profag. Dalam

bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi

sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk

mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen

profag tidak aktif (Pratiwi, D.A. et al. 2006).

d. Fase replikasi

Saat profag bereplikasi, itu artinya DNA fag juga turut bereplikasi.

Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel

anakan yang masing-masing mengandung profag. DNA fag (dalam

profag) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus

membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengaktifkan

profagnya. Pengaktifan ini menyebabkan terjadinya siklus litik. Jadi,

jelaslah pada virus tidak terjadi pembelahan sel, tetapi terjadi

penyusunan bahan virus baru yang berasal dari bahan yang ada dalam

sel bakteri yang diserang (Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2005).

F. Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi

genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam

virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders,

seorang profesor biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan

cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang

dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David

Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru)

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

12

Page 13: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia,

hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan

terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari

inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan,

virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus

rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS

(acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang

mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut

disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan

tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani

akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang

(id.wikipedia.org/wiki/Virus).

13

Page 14: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

BAB III

KESIMPULAN

Virus adalah parasit yang berukuran mikroskopik

yang menginfeksi sel organisme biologis. Jika dibandingkan dengan makhluk

hidup, virus memiliki ciri-ciri tersendiri. Salah satu ciri virus mirip dengan

organisme obligat, yaitu hanya dapat berkembang biak dalam sel hidup. Akan

tetapi, berbeda dengan organism E parasit, virus hanya memerlukan asam

nukleat untuk bereproduksi dan tidak melakukan aktivitas metabolisme di dalam

tubuhnya. Ciri virus lainnya adalah virus tidak bergerak, tidak membelah diri,

tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa dan dapat dikristalkan.

DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat) ditemukan pada

virus. Akan tetapi, satu jenis virus hanya terdiri dari DNA saja atau RNA saja.

Sebagai contoh TMV hanya terdiri dari RNA dan bakteriofag hanya terdiri dari

DNA di dalam kapsidnya. Asam nukleat pada virus diselubungi oleh kapsid yang

disebut nukleokapsid.

Untuk berkembang biak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh

karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan manusia.

Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara

lisogenik.

14

Page 15: Paper Mikrobiologi-Virologi (Frans Riky Hasiholan-3D-1004015105)

DAFTAR PUSTAKA

Biggs, A., W.C. Hagins, C. Kapicka, L. Lundgren, P. Rillero, K.G. Tallman, &

D. Zike. 2004. Biology : The Dinamics of Life. New York. McGraw-Hill

Companies, Inc.

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biology. Edisi ke-5. Jilid

1,2 dan 3. Terj. dari : Biology. 5th ed. Oleh Manalu, W. Jakarta. Penerbit

Erlangga.

Pratiwi, D.A. dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Raven, P.H., G.B. Johnson, J.B. Losos, S.R. Singer. 2005. Biology. 7th ed.

Boston. McGraw Hill Companies, Inc.

Solomon, E.P., L.R. Berg, & D.W. Martin. 2005. Biology. 7th ed. Southbank.

Thomson & Brooks/Cole.

SITUS WEB

id.wikipedia.org/wiki/Virus

pobersonaibaho.wordpress.com/.../pengertian-virus-sejarah-ciri-ciri-a...

(Pengertian Virus, POBERSON NAIBAHO : 22 Februari 2011)

15