laporan mikrobiologi sterilisasi

29
LAPORAN MINGGUAN BIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN STERILISASI Disusun oleh: Nama : Arif Alwanatha Denta Nim : 1209065041 Kelompok : 5 Asisten : Indra Sanjaya LABORATORIUM REKAYASA LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

Upload: arif-alwanatha

Post on 20-Oct-2015

374 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mikrobiologi teknik kimia

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

LAPORAN MINGGUAN

BIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

STERILISASI

Disusun oleh:

Nama : Arif Alwanatha Denta

Nim : 1209065041

Kelompok : 5

Asisten : Indra Sanjaya

LABORATORIUM REKAYASA LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2013

Page 2: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakangSterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan bertujuan untuk membebaskan, membersihkan, mensterilkan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba. Bertujuan agar mikroba tidak menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. namun tidak semua proses sterilisasi bertujuan untuk membersihkan seluruh mikroba tanpa menyisakan apapun, ada juga proses sterilisasi yang bertujuan hanya untuk menghambat pertumbuhan mikroba, tidak memusnahkan seluruhnya. Sterilisasi pun terbagi menjadi 3, yaitu sterilisasi secara mekanik, kimia, dan fisika. Dimana sterilisasi secara mekanik itu adalah sterilisasi dengan pemanasan,radiasi sinar ultraviolet, sinar x, penyaringan, sterilisasi kimia adalah sterilisasi dengan menggunakan bahan atau zat kimia seperti alcohol, fenol, formaldehida, iodium, hipoklorit, dan juga detergen dan sterilisasi secara fisik yang dilakukan dengan pemanasan baik itu meliputi panas kering,panas lembab dan panas basah. Tujuan dari praktikum sterilisasi ini adalah, agar kita dapat mengetahui tata cara dan bahan-bahan serta alat-alat yang digunakan untuk proses sterilisasi. Serta menambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara sterilisasi dalam mikrobiologi.

1.2 Tujuan Percobaana. Mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam proses sterilisasib. Mengetahui alat-alat dan fungsinya dalam proses sterilisasic. Mengetahui cara mensterilisasi media atau alat-alat yang digunakand. Mengetahui berbagai macam teknik mensterilisasi

Page 3: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses yang dilakukan bertujuan

untuk mematikan semua mikrooragnisme yang ada di sebuah benda. Pensterilan terbagi

menjadi 3 cara yaitu, secara mekanik, secara kimia dan secara fisika, sterilisasi secara

mekanik adalah sterilisasi menggunakan alat, sterilisasi secara kimia adalah sterilisasi

menggunakan bahan kimia seperti alkohol dan lain lain, dan terakhir sterilisasi secara fisika

adalah sterilisasi dengan menggunakan saringan. Bila panas digunakan bersama-sama

dengan uap air maka biasa disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dilain

pihak sterilisasi kimiawi dapat dilakukuan dengan cara menggunakan gas atau radiasi

pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilisasi ( Hadioetomo, 1990 ).

Beberapa cara untuk mensterilkan medium :

a. Dalam abad 18 orang mensterilkan medium cukup dengan mendidihkan medium tersebut

selama beberapa jam. Dengan cara ini maka matilah semua benih kehidupan cara yang

demikian ini dilakukan oleh spala zani (1779-1799) untuk membuktikan tidak mungkinya

abiogenesis.

b. Tyndallisasi media ini berupa dengan cara mendidihkan medium dengan uap untuk

beberapa menit saja. Sehabis didiamkan satu hari, selama itu spora – spora sempat tumbuh

menjadi bakteri fegetatif maka bakteri itu didihkan lagi selama beberapa menit akhirnya

pada hari ketiga medium tersebut didihkan lagi, dengan jalan demikian diperoleh medium

yang steril dan lagi pula zat-zat organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami

perubahan seperti halnya pada (1) (Dwi joseputro, 1990).

c. Sterilisasi basah biasanya dilakukan dalam autoclave (pada hakikatnya autoclave adalah

pressure cooker berukurann besar atau sterilisator uap yang mudah diangkat dengan

menggunakan uap air jenuh bertekana pada suhu 171°C. Panas lembab sangat efekti

meskipun pada suhu yangtidak terlalu tingi. Karena ketika uap baoir berkondensasi

padabahan-bahan yang disterilkan. Dilepas panas sebanyak 686 kalori pergram uap air

Page 4: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

pada suhu 121°C. Panas ini mendenaturasikan atau mensterilisasikan protein pada

organisme hidup dan kemudian mematikanya. Maka sterilisasi basah dapat digunakan

untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus oleh uap air dan tidak rusak apabila

dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110°C sampai 121°C Bahan-bahan yang

biasa disterilisasikan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling,

peralatan laboraturium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar dan bahan-bahan dari

karet.

d. Sterilisasi panas kering, kurang efesien dibandingkan dengan sterilisasi basa karena

membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini

disebabkan karena tanpa kelembapan tidak tidak ada panas lain. Sebagai contoh albumin

telur dengan kelembapan 50% menggumpal pada suhu 560C sedangkan tanpa kelembapan

baru menggumpal pada suhu 160°C – 175°C. Karena bentuk kehidupan yang paling panas

yaitu endospora bakteri tidak berperilaku seakan-akan tidak mengandung kelembapan.

Maka panas kering harus mencapai suhu 160°C-175°C untuk dapat mematikanya

pemanasan seperti ini menjamin bahwa suhu pada benda-benda yang dipanaskan pada oven

akan mencapai suhu 160°C-175°C selama sekurang-kurangnya 10 menit ( Hadi oetomo,

1990).

e. Dengan penyaringan (filtrasi), Medium disaring dengan saringan protein atau dengan

tanah diatome. Kekurangan dari cara ini adalah virus tak dapat terpisah dengan penyaringan

semacam ini. Oleh karena itu sehabis penyaringan medium masih perlu dipanaskan dengan

autoclave, meskipun tidak selama 15 menit temperatur 1210C penyaringan dapat dilakukan

juga dengan saringan yang dibuat dari asbes saringan ini lebih murah dan lebih mudah

penggunaanya dari padsa saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang dan terlalu sulit

untuk dibersihkan ( Dwi djoseputro, 1990).

Selain itu, ada pula cara sterilisasi yang dapat digunakan antara lain:

1.Sterilisasi Uap (Panas Lembab)

Sterilisasi Uap dilakukan menggunakan autoclave dengan prinsipnya memakai uap air

dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang

biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi

Page 5: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi untuk

media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media

yang terlalu lama menyebabkan :

1.Penguraian gula.

2.Degradasi vitamin dan asam-asam amino.

3.Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.

4.Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.

Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang

lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri

oleh uap air panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein

esensialorganisme.

Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap dengan menggunakan autoclave adalah :

1.Suhu 115,5℃, waktu 30 menit

2.Suhu 121,5℃, waktu 20 menit

3.Suhu 126,5℃, waktu 15 menit

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-

bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap

penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah,

penutup karet dan plastik, dan media untuk pekerjaan mikrobiologi.

1.Sterilisasi Gas

Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme

dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat,

sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh.

Sterilisasi yang digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan

menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak inert,

dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya

thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan protein ketika disterilkan dengan etilen

Page 6: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

oksida. Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan

kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida. Konsentrasi minimum

etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85°C dan 50% kelembaban relatif

dibutuhkan 4-5 jam pemaparan.

Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam pensterilan

digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid,

propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan

untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik.

Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH, -COOH,-NH2

dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas,

suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada

adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan

pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus

pada bahan pengemas.

2.Sterilisasi dengan Radiasi

Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan/produk dan alat-alat medis yang peka

terhadap panas (termolabil) dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan. Pengukuran

presisi dari dosis radiasi, yang tidak berhubungan dengan suhu, adalah merupakan faktor

kontrol dalam sterilisasi radiasi selama dengan waktu radiasi. Monitoring dan kotrol proses

sangat sederhana, tetapi kehati-hatian akan keamanan harus dilakukan oleh operator

sterilisasi. Prinsip sterilisasi radiasi adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung

mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Ada dua macam radiasi

yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil

(sinar α dan β).

3.Sterilisasi dengan penambahan bahan kimia

Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu

yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas. Bahan kimia yang

sering digunakan antara lain :

Page 7: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

a. Alkohol, daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein. Cairan alkohol yang umum

digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih

rendah kurang efektif. 

b. Khlor, Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan

mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim. 

c. Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim

atau protein mikroorganisme. Antiseptik berbasis iodium tidak tepat bila digunakan pada

sterilisasi alat medis atau gigi, karena dapat meninggalkan noda. 

d. Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk mematikan sebagian

besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino dalam protein

mikrobia. Bahan ini bekerja secara lambat dan memerlukan tingkat kelembaban relative

sekitar 70%. Formaldehide biasa dijual dalam bentuk polimer padat paraformaldehide

dalam bentuk flakes atau tablet atau dalam bentuk formalin.

e. Glutaraldehide, bahan ini bersifat non korosif dan bekerja lebih cepat daripada

formaldehid, hanya diperlukan beberapa jam untuk membunuh bakteri. Bahan ini aktif

melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus yang mengandung lipid maupun yang

tidak.

f. Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari

plastik. 

h. Natrium diklorososianurat, bahan ini berbentuk bubuk, berisi 60% klor. Diterapkan pada

tumpahan darah atau cairan yang bersifat memiliki bahaya biologi lain selama 10 menit

baru kemudian dilanjutkan dengan pembersihan yang lebih lanjut.

i. Kloramina, bahan ini berbentuk serbuk berisi 25% klor, dan hamper tidak berbau. Bahan

ini dapat digunakan untuk membasmi kuman air pada minuman. Ketika digunakan pada

konsentrasi akhir dengan hanya mengandung 1-2 mg/L klor.

j. Klor dioksida, bahan ini adalah sebuah germisida kuat dan bekerja secara cepat. Bahan

aktif ini didapat dengan cara mereaksikan asam klorida dengan natrium hipoklorit.

k. Senyawa fenolik, senyawa ini aktif melawan bakteri vegetatif dan virus lipid, namun

tidak aktif dalam melawan spora. Senyawa ini biasanya berupa Triklosan dan

Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai antiseptik.

Page 8: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

l. Senyawa Amonium Kuartener, banyak digunakan sebagai campuran dan juga

dikombinasikan dengan germisida lain, seperti alkohol.

m. Hidrogen peroksida dan peracis, merupakan oksidan kuat dan germisida efektif yang

berspektrum luas. Bahan ini dinilai lebih aman bagi manusia dan lingkungan daripada

klor.

Media adalah suatu bahan yang terdiri daricampuran zat-bermacam-macam cara hara

(nutrein) yangberguna untuk membiakan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-

macam medium dapat dilakukan isolasi.

Perbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikrobah supaya

mikroba dapat tumbuh lebih baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus

memenuhi syarat-syarat antara lain:

1. Harus mengandung semua zat hara yang mudahdigunakan olehmikroba.

2. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan PH yang sesuai dengan

kebutuhan mikroba yang dibiakan.

3. Tidak mengandung zat-zat yangdapatmemperhambat pertumbuhanmikroba.

4. Harus berada dalam keadan steril sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan

dapat tumbuhdengan baik.

Penggolongan kimia berdasarkan susunan kimianya:

1. Media anorganik yaitu media yangtersusun atas bahan-bahan anorganik.

2. Media organik yaitumedia yang tersusundaribahan-bahan organik.

3. Media sintetik (meia buatan) yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti,

medium ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan suatu mikroba.

4. Medium non sintetik yaitu media yang susunan kimianya tidajk dapat ditentukan secara

pasti. Media ini umumnya digunakan dan mempelajari taksonomi mikroba ( Sutedjo,

1996 ).

Media untuk karakterisasi bakteri adalah media yang digunakan untuk mengetahui spesifik

suatu mikroba.Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya

perubahan warna, contohnya adalah nitrate broth, lactose broth, arginine.

Penggolongan media berdasarkan sifad wujudnya:

Page 9: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

1. Media cair, yaitu media yang berbentuk cair.

2. Media padat yaitu media yang berbentuk padat, media dapat berupa bahan organik

alamiyah misalnya dari kental wortel dan lain-lain ada juga berupa bahan anorganik

misalnya silika gel.

3. Media padat yang dicairkan (semi solid) yaituyang pabila dalam keadaan panas

berbentuk cair dalam keadan dingin berbentuk padat, misalnya media agar (Sutedjo, 1996).

Penggolongan media berdasarkan pada media:

1. Media diperkaya, yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum dara

ekstrak tanaman dan selain sebagainya.

2. Media selektif yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah

pertumbuhan mikroba lain ( bersifat selektif ), misalnya media yang mengandung kristal

violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertubuhan bakteri gram positif tanpa

mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negatif.

3. Media diferensial, yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu yang menyebabkan

suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga

dapat dibedakan tipe-tipenya, misalnya media darah agar dapat digunakan membedakan

bakteri hemolitik ( pemecah darah ) dan bakteri non hemolitik.

4. Media penguji, yaitu media dengan susunan tertentu digunakan untuk pengujian

vitamin, asam amino, antibiotik dan lain sebagainya.

5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba, yaitu media spesifik yang digunakan untuk

menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.

6. Media khusus, yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan

kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu ( Sutedjo,

1996).

Bahan dasar untuk medium pertubuhan mikroba meliputi air, agar yang bersifat tidak dapat

diuraikan oleh mikroba, gelatin yang dapat diuraikan oleh mikroba dan silika gel yaitu

bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikrobia yang

bersifat obligatautotrof.unsur-unsur nutrien yang dapat diambil dari bahan alam meliputi

karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber nitrogen yang mencakup protein,

Page 10: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

pepton dan garam-garam kimia, vitamin dan sari buah, ekstrak sayuran dan susu serta

bahahn-bahan lain yang ditambahkan kedalam medium untuk tujuan tertentu seperti

indikator maupun antibiotik.

Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni

dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

1. Bahan dasar

a. air (H2O) sebagai pelarut.

b. agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh

mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.

c. gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino

yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang

mampu menguraikannya dibanding agar.

d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai

pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi

mikroorganisme autotrof obligat.

2. Nutrisi atau zat makanan

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa

unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/ trace

element.

a. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik

esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik

antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.

b. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.

Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.

c. Vitamin-vitamin.

3. Bahan tambahan

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan

tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator

Page 11: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan

untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.

4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media

a. Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari

beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang

pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika

dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk

dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama

dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.

b. Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver,

darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada

bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.

c. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta

dan daging sapi.

d. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.

Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).

e. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino

dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum,

glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk

analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

Page 12: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat1. Autoclave2. Labu Erlenmeyer3. tabung Reaksi4. Pipet Hisap5. Cawan Petri

6. Hot Plate7. Timbangan8. Kapas9. Alumunium Foil10. Spatula11. Batang Pengaduk12. Stirer13. Botol sample gelap14. kawat ose15. medical sterilizer16. kertas saring17. corong

3.1.2 Bahan1. Aquadest2. PDA ( Potato Dextrose Agar)3. NA ( Nutrient Agar )4. Kertas5. Dexstrose6. Agar7. Pepton

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Sterilisasi1. pertama semua alat seperti labu erlenmeyer, cawan petri, yang akan disterilkan

dicuci dulu dengan sabun sampai bersih

Page 13: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

2. setelah itu dibilas dengan aquades, lalu dikeringkan, dan setelah itu untuk cawan petri, keseluruhannya dibungkus dengan alumunium foil, sedangkan untuk labu erlenmeyer, cukup pada bagian mulutnya saja

3. lalu labu dan cawan petri dimasukkan kedalam oven/inkubator dengan suhu 180°C selama 3 jam

3.2.2 PDA (Potato Dextrose Agar)1. Pertama siapkan 500 ml ekstract kentang2. timbang Dextrose seberat 5 gram dan Agar 7,5 gram3. Lalu, semua bahan dituang ke dalam labu erlenmeyer4. Kemudian labu erlenmeyer dimiringkan lalu dimasukkan stirer kedalam labu dan mulut

labu ditutup dengan aluminium foil.5. Lalu labu dipanaskan di atas hot plate hingga mendidih3.2.3 NA (Nutrient Agar)1. Pertama siapkan 500 ml ekstrak daging, 2. timbang 2,5 gram pepton dan 7,5 gram agar.3. masukan ekstract daging ke dalam labu erlenmeyer4. masukan pepton dan agar kedalam tabung5. Kemudian labu erlenmeyer dimiringkan lalu dimasukkan stirer kedalam labu dan mulut

labu ditutup dengan aluminium foil.6. Lalu labu dipanaskan di atas hot plate hingga mendidih.

Page 14: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel pengamatan Peralatan dan Sterilisasi

No Nama alat Fungsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Autoclave

Labu Erlenmeyer

Pipet Hisap

Cawan Petri

Hot Plate

Timbangan

Kapas

Alumunium Foil

Spatula

Batang Pengaduk

Stirer

Botol Sample Gelap

Kawat Ose

Medical Sterilizer

Kertas Saring

corong

Memanaskan Media

Wadah Larutan/tempat larutan

Mengambil dan memindahkan larutan

Wadah sample

Memanaskan bahan

Menimbang sample

Mengeringkan sisa air yang menempel di bahan

Membungkus/membalut/menutupi media

Mengambil memindahkan sample

Mengaduk sample

Mengaduk sample

Menjaga agar larutan tidak terpengaruh cahaya

Untuk inokulasi

Mensterilkan media

Menyaring bahan yang tidak larut

Mebantu agar larutan mudah dimasukan

Page 15: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

4.2 Pembahasan

4.2.1 Autoclave

Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan

Untuk proses kimia. Alat ini terbentuk dari dari baja tebal biasanya berlapis stainless steel

atau galvanis. Autoclave dirancang dengan tutup yang sangat rapat. Kegunaan utama dari

alat ini yaitu untuk membunuh mikroorganisme yang “bandel” diatasi dengan pemanasan,

penurunan kadar air dan antibiotik biasa.

4.2.2 Prinsip Kerja

Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan (alat sederhana untuk menanak

nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Hal ini

bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses sterilisasi. Tahap sterilisasi sebenarnya

cukup singkat yaitu dengan suhu 121°C selama 15 menit. Namun waktu keseluruhan mulai

dari pemanasan awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa mencapai

kurang lebih 2 jam-an. Yang perlu diperhatikan selama mengoperasikan alat ini adalah:

tulis siapa pengguna (nama, waktu dan lab.) sebelum memulai, selalu memakai sarung

tangan tahan panas, isilah air sesuai ukuran yang ditentukan sebelum memulai, jangan

membuka autoclave sebelum suhu dingin (dibawah 60°C).

4.2.3 Fungsi Autoclave

mensterilkan alat-alat yang akan digunakan Untuk proses kimia atau membebaskan media

yang ingin dipakai dari pengaruh dan kontaminasi mikroba. Sehingga mikroba tidak

mengkontaminasi/mempengaruhi proses kimia yang akan dilakukan berikutnya

4.2.4 jenis jenis Autoclave

gravity displacement autoclave

Udara dalam ruang autoclave dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi, prinsipnya adalah

memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak

dibawwah uap.

Prevacuum / High Vacuum Autoclave

Page 16: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

Autoclave ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir ssemua udara dari dalam

autoclave. Cara kerjanya dengan pengeluaran udara. Proses ini berlangsung selama 8-10

menit.

Steam flush Pressure-pulse Autocave

Autoclave ini mengggunakan aliran uap dan dorongan tekanan diatas tekanan atmosfer

dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoclave ini bergantung pada benda yang

disterilisasi.

4.2.5 Media

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat hara yang berguna untuk

membiakan mikroba. Pembiakan sel memerlukan suatu media sebagai tempat hidupnya

yang disebut dengan medium kultur dan media biakan Suatu medium kultur yang baik

harus memiliki komposisi yang lengkap antara lain harus berisi zat hara serta memiliki

kondisi lingkungan yang mendukung dan sesuai kondisi in vivo sel yang akan dikultur.

Pembuatan media kultur sel didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya

sehingga dalam kultur yang dilakukan sel dapat tumbuh dengan baik dan sesuai dengan

yang diharapkan. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak

jumlah, menguji sifat – sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam

proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapka metode aseptis untuk menghindari

kontaminasi pada media (Tortora, 2001).

4.2.6 praktikum

Dalam percobaan Praktikum, hasil pembuatan NA pertama disiapkan 500 ml ekstrak

daging, 2,5 gram pepton dan 7,5 gram agar. Lalu, semua bahan dituang kedalam labu

Erlenmeyer,Kemudian labu erlenmeyer dimiringkan lalu dimasukkan stirer kedalam labu

dan mulut labu ditutup dengan aluminium foil.Lalu labu dipanaskan di atas hot plate hingga

mendidih.Medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi

perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium

yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah

disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba. Dan pembuatan PDA (Potato dextrose

Agar) pertama disiapkan 500 ml ekstrak daging, 2,5 gram pepton dan 7,5 gram agar.Lalu,

semua bahan dituang kedalam labu Erlenmeyer,Kemudian labu erlenmeyer dimiringkan

Page 17: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

lalu dimasukkan stirer kedalam labu dan mulut labu ditutup dengan aluminium foil, Lalu

labu dipanaskan di atas hot plate hingga mendidih.

4.2.7 Kendala dan Faktor Kesalahan

Dalam melakukan praktikum, kendalanya adalah dibutuhkan waktu yang sangat lama

dalam proses sterilisasi yang mencapai 3 jam .dan Kurangnya fasilitas alat seperti

autoclave, dan sebagai gantinya kita menggunakan inkubator/oven sehingga kita belum

mengetahui secara pasti proses pemanasan sterilisasi tersebut.

Faktor kesalahan dalam praktikum seperti saat melakukan pelapisan alat-alat menggunakan

alumunium foil biasanya kita kurang teliti dalam melapisinya sehingga, terjadi kebocoran,

dan menggagalkan proses sterilisasi.

4.2.8 Faktor-Faktor yang mempengaruhi sterilisasi

a. kelembapan udara saat sterilisasi

b. konsentrasi gas

c. suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan

BAB V

PENUTUP

Page 18: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

5.1Kesimpulan

a. sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses yang dilakukan bertujuan untuk mematikan semua mikroorganisme yang ada di sebuah benda. Pensterilan terbagi menjadi 3 cara yaitu, secara mekanik, secara kimia dan secara fisika, sterilisasi secara mekanik adalah sterilisasi menggunakan alat, sterilisasi secara kimia adalah sterilisasi menggunakan bahan kmia seperti alkohol dll, dan terakhir sterilisasi secra fisika adalah sterilisasi dengan menggunakan saringan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebutsterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dilain pihak sterilisasi kimiawi dapat dilakukuan dengan cara menggunakan gas atau radiasi pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilisasi ( Hadioetomo, 1990 ).

b. Didalam percobaan yang dilakukan, terdapat alat-alat sebagai berikut, yaitu Autoclave, Labu Erlenmeyer, pipet hisap, cawan petri, Hot plate, Timbangan, Kapas, Alumunium Foil, Spatula, Batang Pengaduk, Stirer, Botol Sample Gelap, Kawat Ose, Medical Sterilizer, Kertas Saring, dan corong

c. Proses sterilisasi dilakukan dengan cara, pertama alat dicuci hingga bersih dan dibilas dengan aquades, lalu alat di bungkus dengan alumunium foil, dan dimasukan dalam oven, dengan suhu 180°C selama 3 jam.

d. proses pembuatan PDA adalah, pertama timbang dekstrose seberat 5 gram dan agar seberat 7,5 gram, lalu masukan extract kentang kedalam labu erlenmeyer, dan lalu masukan Dextrose dan agar, kedalam labu, selanjutnya masukan stirrer, tutup mulut labu erlenmeyer dengan alumunium foil, dan terakhir taruh labu erlenmeyer yang sudah berisi bahan-bahan, diatas hotplate

e. proses pembuatan NA adalah, pertama timbang pepton seberat 2,5 gram dan agar seberat 7,5 gram, lalu masukan extract daging kedalam labu erlenmeyer, dan lalu masukan pepton dan agar, ke dalam labu, selanjutnya masukan stirrer, tutup mulut labu erlenmeyer dengan alumunium foil dan terakhir taruh labu erlenmeyer yang sudah berisi bahan-bahan, diatas hotplate

5.2 Saran

Sebaiknya dalam proses sterilisasi dan pembuatan media harus diperhatikan kebersihannya baik itu alat-alat, bahan-bahan yang digunakan dan juga untuk praktikan yang melakukan

Page 19: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

percobaan, untuk mengurangi kontaminasi. Kelompok dibagi menjadi dua, untuk membuat PDA (Potato Dextrose Agar) dan Membuat NA (Natrium Agar), agar lebih cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Laporan Mikrobiologi sterilisasi

Dwijoseputro.1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan:Jakarta.

Hadioetomo, Ratna Sri.1990.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.Gramedia:Jakarta.

Sutedjo, Mul Muliani.1996.Mikrobiologi tanah .Rineka Cipta:Jakarta.