laporan praktikum mikrobiologi makanan

66
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMERIKSAAN BAKTERI SALMONELLA DAN ESCHERICIA COLLI PADA MAKANAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK I 1. MUHAMMAD IBNU FIRMANSYAH ( 912312906211.002 ) 2. FIRTIANI SUSANTI TAUFIQ ( 912312906211.0 3. NURUL FADILAH ( 912312906211.0 4. MARIATI ( 912312906211.0 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA PROGRAM STUDY S1 GIZI KENDARI

Upload: stephanie-snow

Post on 26-Dec-2015

361 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMERIKSAAN BAKTERI SALMONELLA DAN

ESCHERICIA COLLI PADA MAKANAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. MUHAMMAD IBNU FIRMANSYAH ( 912312906211.002 )

2. FIRTIANI SUSANTI TAUFIQ ( 912312906211.0

3. NURUL FADILAH ( 912312906211.0

4. MARIATI ( 912312906211.0

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA

PROGRAM STUDY S1 GIZI KENDARI

KENDARI

2013/2014

Page 2: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan taufik dan

hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini dapat

dirampungkan. Laporan ini berjudul “Pemeriksaan Bakteri Escerichia colli dan Salmonella

pada Makanan”. Laporan ini penyusun buat berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan

di laboratorim mikrobiologi Avicenna kendari. .

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang

masih perlu diperbaiki, selaras dengan keterbatasan dan kelemahan penyusun. Namun, segala

daya dan upaya maksimal telah penyusun curahkan untuk menyelesaikan laporan ini, namun

hambatan dan kesulitan yang penyusun jumpai dalam proses penyusunan laporan ini tetap

ada. Akan tetapi, berkat bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dan berbagai pihak

terutama ridho Allah. Hambatan dan kesulitan tersebut dapat diatasi.

Akhirnya, penyusun mohon kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, semoga segala jerih

payah semua pihak dalam penelitian ini mendapat ridho dari-Nya, dan hasil yang diperoleh

dapat bermanfaat. Amin.

Kendari, September 2014

Penyusun,

Page 3: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................

B. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................................

C. MANFAAT PENELITIAN...................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

A. BAKTERI VIBRIO...............................................................................................

B. BAKTERI SAMONELLA......................................................................................

C. ALKALI PEPTON................................................................................................15

D. NUTRIENT AGAR..............................................................................................17

E. SIM (Sulfida indole motilitas)...............................................................................18

F. TSIA (Triple Sugar Iron agar).............................................................................19

G. NASI, KETPAT, LONTONG...............................................................................20

BAB III METODOLOGI........................................................................................24

A. PROSEDUR TETAP VIBRIO..............................................................................24

B. PROSEDUR TETAP SALMONELLA...................................................................25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................27

A. HASIL...................................................................................................................17

B. PEMBAHASAN...................................................................................................49

BAB V PENUTUP....................................................................................................56

Page 4: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

5.1.KESIMPULAN....................................................................................................56

5.2.SARAN................................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................58

LAMPIRAN FOTO.................................................................................................59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil

yang hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios =

hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme,

mikroba, protista atau jasad renik. Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang

yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop

Page 5: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak

diduga sama sekali keadaannya.

Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Dari

air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga ia

peroleh beraneka sel hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria atau “Hewan

tuangan”. Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus-menerus mengadakan hubungan

dengan lembaga “Royal Society” di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya

dengan mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan

gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi,

Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak batu pertamanya. Mikroorganisme

tersebut diantaranya adalah bakteri dan cendawan yang merupakan penghasil bermacam-

macam zat organik dan obat-obatan antibiotik. Di dalam biokimia, mikroorganisme

memegang peranan penting dalam menganalisis sistem enzim dan dalam menganalisis

komposisi suatu bahan makanan. Genetika maju pesat sejak digunakannya

mikroorganisme sebagai makhluk percobaan.

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran

zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit

untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat

mikroorganisme menjadi  ultur murni dan juga memanipulasi komposisi media

pertumbuhannya.

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang

disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan

mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan

jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup

baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di

tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya

memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan

darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan

menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari

mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya

Page 6: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri

dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan

satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-

macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat

sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.

B. Tujuan

Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu ;

1. untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri eschericia colli pada sampel makanan

2. untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri salmonella pada sampel makanan

C. Manfaat

Adapun manfaat praktikum kali ini yaitu ;

1. Mahasiswa dapat meidentifikasi dan mengisolasi bakteri eschericia colli pada sampel

makanan

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri salmonella pada sampel

makanan

Page 7: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. BAKTERI ESCERICHIA COLLI

1. Klasifikasi, morfologi Escherichia coli

E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk

spora yang merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E.

coli dapat bersifat patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E. coli

Enteropatogenik, E.coli Enteroinvasif, E. coli Enterotoksigenik dan E.coli

Enterohemoragik .

Klasifikasi Ilmiah Escherichia coli

Domain    : Bacteria

Phylum     : Proteobacteria

Order       : Enterobacteriales

Family      : Enterobacteriaceae

Genus       : Eschericha

Spesies     : Escherichia coli

Morfologi Escherichia coli

Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyak ditemukan pada

saluran pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah kuman

berbentuk batang pendek (coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm,

sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul.

Page 8: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

2. Manfaat , bahaya dan patogenitas E.coli

Manfaat

Bakteri E. Coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk

menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan

termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain

dari E. Coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan

sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi

perdarahan seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya,

E .Coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat

oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang

dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini

menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O,

energi, dan mineral. Di dalam lingkungan,bakteri pembusuk ini berfungsi

sebagaipengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Ganiswarna, 1995). E. coli

menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau

berada di luar usus. E. colimenghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa

kasus diare. E. coli berasosiasi  dengan entero patogenik menghasilkan enterotoksin

pada sel epitel Manifestasi klinik infeksi oleh E. coli bergantung pada tempat infeksi

dan tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain

Bahaya

Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan

bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti

pada saluran kencing, jika bakteri E. Coli sampai masuk ke saluran kencing dapat

mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing [ISK], umumnya terjadi pada perilaku

sek yang salah [anal sek] juga resiko tinggi bagi wanita karena posisi anus dan

saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan bakteri menyebrang cukup

besar tepatnya ketika membersihkan anus setelah BAB [Buang Air Besar] untuk itu

arahkan air juga tangan ke arah belakang saat membersihkan anus jangan ke depan

agar tidak mengkontaminasi saluran kencing.

Page 9: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Patogenitas

Penyakit yang disebabkan oleh E. Coli yaitu :

1. Infeksi saluran kemih

E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 % wanita

muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing,disuria, hematuria, dan

piuria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.

2. Diare

E. Coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia. E. coli

Diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap kelompok

menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada lima kelompok galur E.

coli yang patogen, yaitu :

a) Coli Enteropatogenik (EPEC)

EPEC penyebab penting diare pada bayi,khususnya di negara berkembang. EPEC

sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di negara maju. EPEC

melekatpada sel mukosa usus kecil.

b) E. coliEnterotoksigenik (ETEC)

ETEC penyebab yang sering dari“diare wisatawan” dan penyebab diare pada bayi

di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia

menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.

c) E. coliEnteroinvasif (EIEC)

EIEC menimbulkan penyakit yangsangat mirip dengan shigella s. Penyakit yang

paling sering pada anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan yang

menuju negara tersebut. Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan

fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak.EIEC

menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.

d) E. coli Enterohemoragik (EHEK)

EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel Vero,

suatu ginjal dari monyet hijau Afrika.

e) E. Coli Enteroagregatif (EAEC)

EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang.

Page 10: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

3. Pengobatan Infeksi oleh E. coli

E. coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin, sefalosporin,

kloramfenikol, tetrasiklin dan aminoglikosida.Aminoglikosida kurang baik diserap

oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun pada ginjal. Jenis antibiotik

yang paling sering digunakan adalah ampisilin.

Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan satu

rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam,

sedangkan rantai sampingnya merupakan gugus amino bebas yang mengikat satu

atom H. Ampisilin memiliki spektrum kerja yang luas terhadap bakteri Gram

negatif, misalnya E. coli, H. Influenzae, Salmonella, dan beberapa genus Proteus

Namun ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas, Klebsiella, dan

Enterococci Ampisilin banyak digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi saluran

pernafasan, saluran cerna dan saluran kemih

4. Resistensi dari bakteri E.coli

E. Coli mati pada pemanasan pada suhu 600C, selama 30menit, tetapi ada juga

yang resisten. Dalam media pada suhu kamar, kuman dapat bertahan selama 1

minggu. Beberapa strain E. Coli dapat bertahan hibup dalam es selama 6 bulan. Dan

peka terhadap desinfektan dan kepekaanya sama dengan streptococcus dan

staphylococcus.Struktur Antigen Mudah berubah menurut perubahan koloni. Ada 3

macam antigen;

A. Antigen –O yang bersifat tahan panas atau terstabil

B. Antigen –H yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan rusak pada suhu

100 0C.

C. Antigen –K atau envelop antigen

5. Pemeriksaan laboratorium

Media Pemupuk

Spesimen ditanam pada media Escherichia coli broth, dimana media tersebut

meningkatkan Escherichia coli. Setelah Diinkubasi 18 – 24 jam, ditanam pada

media differensial dan selektif

Media Differential dan Selektif

Blood Agar Plate : Koloni sedang, abu – abu, smooth, keeping, haemolytis atau

anhaemolytis

Page 11: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Mac Conkey : Koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallic, smooth,

keeping atau sedikit cembung

EMB Agar : Koloni sedang, smooth, keeping kehijau – hijauan, metallic

Endo Agar : Koloni besar, bulat, smooth, mera – merah tua, metallic

Keterangan : (a) Koloni e-coli pada media BAP (b) Koloni pada media EMBA

(c) Koloni pada media Mac Conkey (d) Koloni pada media Endo

Biokimia Reaksi

Media yang digunakan untuk reaksi biokimia adalah

o Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Media ini terdiri dari 0,1% glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa. Ferri

sulfat untuk mendeteksi produksi H2S, protein dan indicator phenol red.

Salmonella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses

oksidasi dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali

dengan adanya phenol red maka terbentuk warna merah, Escherichia

coli memfermentasi glukosa, sukrosa dan laktosa yang bersifat asam

sehingga terbentuk warna kuning pada dasar dan lereng dan

menghasilkan gas. (Gani A.2003)

o Citrate

Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan

menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya

indicator brom thymol blur menyebabkan terjadinya warna biru. Pada

Escherichia coli tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman

media sitrat hasilnya negatif. (Gani A.2003)

o Urea

Bakteri tertentu menghidrolisis urea dan membentuk ammonia dengan

terbentuknya warna merah karena adanya indicator phenol red,

Escherichia coli pada media urea memberikan hasil negatif karena

Escherichia coli tidak menghidrolisis urea dan tidak membentuk

ammonia. (Gani A.2003)

o Metil Red

Page 12: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa

bakteri yang memproduksi asam sebagai hasil fermentasi dari glukosa

dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan indicator

metal red. Escherichia coli memproduksi asam kuat sehingga pada

penambahan larutan metal red akan terbentuk warna merah. (Gani

A.2003)

o Voges proskauer

Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl methyl carbinol dari

fermentasi glukosa yang data diketahui dengan penambahan larutan

voges proskauer, Escherichia coli tidak memproduksi acetyl metal

carbinol sehingga penanaman pada media ini memberikan hasil negatif.

(Gani A.2003)

o Fermentasi karbohidrat

Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri

memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka

terlihat warna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Escherichia

coli memfermantsi glukosa menjadi asam dan gas, memfermentasi

laktosa, sukrosa, maltosa dan mannitol dengan atau tanpa gas. Tetapi

ada beberapa spesies Escherichia coli tidak memfermantasi laktosa dan

sukrosa. (Gani A.2003)

6. Sifat- Sifat Biologis

Escherichia coli tidak dapat memproduksi H2S, tetapi dapat membentuk gas

dari glukosa, menghasilkan tes positif terhadap indol, dan memfermentasikan

laktosa. Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara 80 C- 460 C, dengan suhu

optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini berada dibawah temperature

minimum atau sedikit diatas temperature maksimum tidak segera mati, melainkan

berada dalam keadaan dormancy, disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada

ph optimum berkisar 7,2-7,6 ( Dwidjoseputro D. 1998; Gani A. 2003)

Page 13: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

B. BAKTERI SALMONELLA

1. Sifat Bakteri Salmonella Typhi

Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang

berbentuk basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah

tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung

empedu yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan

penyakit infeksi S. typhi dan mengarah kepengembangan tifus, atau demam enterik.

Salmonella  typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena

invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh

keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual,

muntah dan kematian S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan

tidak ada inang lain.

Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan

kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh

mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci

tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :

a) bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich,

mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang

menganddung empedu.

b) sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan

sumber infeksi pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas,

anjing, dan kucing.

c) dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau

pada bahan makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2

bulan.

2. Struktur antigen

a) Antigen O

Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur

kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan

100oC selama 2-5 jam, alcohol dan asam yang encer.

b) Antigen H

Page 14: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili

Salmonella typhi dan berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada

pemanasan di atas suhu 60oC, dan pemberian alcohol atau asam.

c) Antigen Vi

Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi

kuman dari pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan

selama 1 jam pada suhu 60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen

inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.

d) Outer Membrane Protein (OMP)

Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak

diluar membrane plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap

ingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.

3. Faktor Virulensi dan Epidemiologi

Salmonella  typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya

patogen efektif. Spesies ini berisi endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta

antigen Vi yang ini diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi

dan mengeluarkannya protein yang dikenal sebagai "invasin" yang memungkinkan

sel-sel non-fagosit untuk mengambil bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini

juga mampu menghambat meledak oksidatif leukosit, membuat respons imun bawaan

tidak efektif.   

Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral

dari individu yang terinfeksi kepada orang sehat.  Kebersihan  miskin pasien shedding

organisme dapat menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan air

tercemar. Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun, adalah minum air

tercemar oleh urin dan kotoran individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi

untuk infeksi adalah 100.000 bakteri. Demam Tifoid juga merupakan infeksi

laboratorium kedua yang paling sering dilaporkan.

Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering

dicapai dengan konsumsi, dengan pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah

tertelan, organisme berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3 minggu,

sungsang dinding usus, dan menyebar ke sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan

tuan rumah bawaan melakukan sedikit untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis

oksidatif dan kemampuan untuk tumbuh intrasel setelah pengambilan.       

Page 15: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Transmisi Salmonella  typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral,

sering dari individu asimtomatik. 2-5% dari individu yang terinfeksi sebelumnya

menjadi carrier kronis yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif

gudang organisme layak mampu menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal

adalah "Tifus" Maria Mallon, yang adalah seorang penangan makanan bertanggung

jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang, menewaskan 5. Pembawa ini sangat

menular menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya

gejala penyakit terkait.

Kerusakan yang disebabkan oleh demam tifoid adalah reversibel dan terbatas

jika pengobatan dimulai pada awal infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian

kurang dari 1% di antara individu-individu diperlakukan yang memiliki strain

antibiotik-rentan Salmonella typhi, membuat hasil dan prognosis untuk pasien yang

positif.

4. Penularan  

Adapu cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:

a) melalalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.

b)  melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

c) Melalui daging,  telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang

matang.

d) makana dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri

salmonella typh, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam.

Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk

waktu cukup lama. Interksi ulang (reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya

sangat ringan. Makanan penderita dapat juga menjadi karier karena bakteri menetap

dan berkembang biak dalam kandung empedunya. Bahan yang  berbahaya untuk

penularan adalah feses penderita atau karier.

5. Cara Pemeriksaan Laboratorium

Untuk keakuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan

melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi,

pemeriksaan Widal dan biakan empedu.

Page 16: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

o Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan

di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran

jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat

dan eosinofilia.

o Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap

kuman tifus. Widal positif kalau titer O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan

kenaikan progresif menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.

Reaksi Widal

salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O antigen (somatik

antigen) H antigen (flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen). pada

reaksi aglutinasinya :

Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di kocok.

Aglutinassi H berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok

Aglutinsi Vi berbentuk awan.

Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya

antibody terhadap salmonella tyhpi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang

dengan antigen O, H, dan Vi dari  laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, dikatakan

reaksi widal posotif yang berarti serum orang tersebut mempunyai antybody

terhadap salmonella tyhpi, baik setelah vaksinasi, setelah sembuh dari

penyakit  thypus ataupun sedang menderita thypus. Reaksi widal negatif artinya

tidak memiliki antybody terhadap salmonella thypi.

Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis.

peninggian titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian

titer aglutinin H menunjukkan disebabakan vaksinasi, peninggian titer aglutini Vi

menunjukkan karier.

o Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan

ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam darah waktu minggu pertama dan

kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.

Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan

faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah

benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).

Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit

lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari,

Page 17: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain

seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria,

TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).

6. Pengobatan dan Pencegahan

Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang

makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika

terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis

bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan

pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami

perforasi.

Anti biotika yang sering digunakan:

Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas

panas.

Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.

Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400

mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.Ampisilin dan

amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.

Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan

selama ½ jam perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.

Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini

hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella

typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium

dan para pelancong).

Adapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:

a. Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.

b. Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.

c. Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.

d. Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri

thypus.

e. Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.

f. Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.

g. Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.

Page 18: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

h. Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami tentang

penyakit ini, maka pelajar akan lebih mudah untuk menjaga diri dan

lingkungannya agar selalu bersih dan sehat.

i. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman. Pengawasan diperlukan agar tidak

lengah terhadap kuman yang dibawa. Sebab, jika lengan, sewaktu-waktu

penyakitnya akan kambuh.

j. Daya tahan tubuh ditingkatkan lagi.

k. Jangan banyak jajan di luar rumah.

l. Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.

C. MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

Mikroorganisme harus dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang berperan

penting untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Susunan bahan nutrien, baik

bahan alami maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan bakteri. Media berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, isolasi,

memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah bakteri,

dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis

untuk menghindari kontaminasi pada media. Macam nutrien yang digunakan tergantung

dari macam bakteri yang dibiakkan.

Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti

keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:

a) Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan perkembangan bakteri.

b) Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang

sesuai dengan kebutuhan bakteri.

c) Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud

tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

1. Bentuk media

Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadatan, seperti agar-

agar, gelatin dan sebagainya. Ada tiga bentuk media, yaitu:

Page 19: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

a) Media padat,

Dimana pada media digunakan bahan pemadat, misalnya agar-agar. Jumlah tepung

agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis mikroba yang dibiakkan. Bila

mikroba memerlukan kadar air tinggi maka jumlah tepung agar harus rendah/sedikit,

tetapi bila kadar air harus rendah makan penambahan tepung agar harus lebih

banyak. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dn akadang-

kadang mikroalgae. Media ini terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu:

Bentuk lempeng, media dibekukan di dalam cawan pertri.

Bentuk miring, media dibekukan dalam keadaan miring di dalam tabung reaksi.

Bentuk tegak, media dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung.

b) Media cair,

Yaitu bila ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat. Umumnya dipergunakan

untuk pembiakan mikroalgae, kadang-kadang bakteri dan ragi.

c) Media semi padat atau semi cair,

Yaitu bila penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang. Umumnya diperlukan

untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup

anaerobik atau fakultatif, atau untuk pemeriksaan pergerakkan bakteri.

2. Susunan Media

Sesuai dengan fungsi fisiologi dan masing-masing komponen yang terdapat di

dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu:

a) Kandungan air

b) Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang

mengandung nitrogen. Sebagian besar digunakan untuk sintesis protein dan asam-

asam nukleat.

c) Kandungan karbon berasal dari karbohidrat, lemak, dan senyawa-senyawa lain yang.

Diperlukan sebagai sumber energi bagi reaksi-reaksi sintesis dalam pertumbuhan,

pemeliharaan keseimbangan cairan, bergerak dan sebagainya.

d) Kandungan garam-garam anorganik, baik unsur makro maupun mikro, seperti fosfat,

potasium, sodium, besi, mangan, magnesium, dan sulfat

e) Kandungan vitamin dan asam-asam amino sebagai unsur tambahan bagi

pertumbuhan dan sintesis metabolik esensial. 

Page 20: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

3. Jenis Media

Berdasarkan persyaratan mengenai susunan media bagi pertumbuhan bakteri, maka

media dapat berupa:

a) Media alami,

Yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, touge, daging,

umbi-umbian dan sebagainya, pada saat ini media alami yang banyak digunakan

adalah dalam bentuk kultur jaringan. Contoh media alami yang paling banyak

digunakan adalah penggunaan telur untuk pertumbuhan dan perkembanganbiakan

virus.

b) Media Sintetik Atau Buatan

Yaitu media yang disusun oleh senyawa-senyawa kimia baik organik maupun

anorganik.

Contoh media sintetik bagi pertumbuhan bakteri Clostridium:

K2HPO4              0,5 gram

KH2PO4              0,5 gram

MgSO4                0,1 gram

NaCl                0,1 gram

CaCO3             secukupnya

c) Media Semi Sintetik

Yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan

sintetik.

Misalnya:    Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri:

                                    Pepton                         10 gram

                                    Ekstrak daging             10 gram

                                    NaCl                             5 gram

                                    Aquades                       1 liter

Page 21: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

4. Sifat Media

Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan

mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain seperti isolasi, seleksi dan diferensiasi

biakan yang didapat. Artinya penggunaan beberapa jenis zat tertentu  yang

mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perrkembangbiakkan mikroba,

banyak juga dilakukan dan digunakan. Sehingga masing-masing media mempunyai

sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya. Berdasarkan sifat-sifatnya,

media dibedakan menjadi:

a) Media dasar/ umum

Yaitu media pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan

oleh sebagian besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk

membuat media pembiakan lain.

b) Media Diperkaya

Media ini dibuat dari media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk

mempersubur pertumbuhan mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat

tumbuh dengan baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya

kedalam media dasar yang dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan

menambahkan darah, serum atau ekstrak hati.

c) Media diferensial

Media ini digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang

tumbuh. Beberapa mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa

jenis saja yang mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi

untuk isolasi dan identifikasi bakteri.

d) Media Selekti

Media ini digunakan untuk menyeleksi  pertumbuhan mikroba yang diperlukan dari

campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam bahan yang akan diperiksa.

dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang dicari dapat dipisahkan dengan

mudah. Media ini sangat berguna untuk identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar

Salmonella-Shigella) yang digunakan untuk mengisolasi bakteri jenis  Salmonella dan

Shigella.

e) Media Uji

Media ini digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan

mikroba. Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu

deterjen dan lain-lain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk

Page 22: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa

tertentu yang akan diuji.

f) Media Enumerasi

Media ini digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu biakan. Media ini

dapat berbentuk media dasar, media selektif, media diferensial maupun media uji.

5. Penyiapan Media

Media alami, misalnya susu skim, tidak menimbulkan masalah di dalam

penyiapannya sebagai media; hanya semata-mata dituang kedalam wadah-wadah yang

sesuai seperti tabung reaksi atau labu dan disterilkan sebelum digunakan. Media

dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar disiapkan dengan cara

melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara

menambahkan air pada suatu air pada produk komersial berbentuk medium bubuk

yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Pada praktisnya semua

media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk, dan juga dalam bentuk siap

pakai di dalam cawan-cawan petri, tabung atau botol.

Penyiapan media bakteriologis selain media alamiah mengikuti langkah-langkah

berikut:

a) Setiap komponen atau medium terdehidrasi yang lengkap dilarutkan dalam air

suling dengan volume yang sesuai.

b) pH (derajat keasaman dan kebasaan) medium fluida ditentukan dan disesuaikan

(dengan penambahan larutan basa atau asam) dengan nilai optimum bagi

pertumbuhan bakteri yang akan dikultivasi. pH ditentukan dengan menggunakan

indikator pH.

c) Medium tersebut dituang kedalam wadah yang sesuai seperti tabung, labu, atau

botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutup plastik atau logam sebelum

disterilisasi.

d) Medium itu disterilkan, biasanya dengan menggunakan autoklaf; proses ini

menggunakan panas dibawah tekanan uap.

6. Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

 Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi

nutrien serta lingkungan  fisik yang sesuai, seperti;

a) Suhu

Page 23: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

b) Atmosfer gas

c) Keasaman atau kebasaan (pH)

7. Pilihan Media Dan Kondisi Inkubasi

Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi:

- Lactose Broth

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform

dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment

broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri

pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk

memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat

difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas

adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi

0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

- EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan

berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.

aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa

menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan

mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan

metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika

media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P.

Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun

media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut

adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan

untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam

tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator

memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang

tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang

lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri

coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN

(most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut

Page 24: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1

ml contoh air.

- Nutrient Agar

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga

digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,

dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana

yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media

yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,

sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel

pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk

komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air

desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan

disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan

wadah sesuai yang dibutuhkan.

- Nutrient Broth

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.

Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai

berikut:

a) Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.

b) Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.

c) Atur pH sampai 7,0.

d) Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.

5.Sterilisasi dengan autoklaf.

- MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape

(1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus

dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium,

dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan

bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif,

sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri

lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung:

Page 25: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

a. Protein dari kasein 10 g/L

b. Ekstrak daging 8,0 g/L

c. Ekstrak ragi 4,0 g/L

d. D (+) glukosa 20 g/L

e. Magnesium sulfat 0,2 g/L

f. Agar-agar 14 g/L

g. Dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L

h. Tween 80 1,0 g/L

i. Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L

j. Natrium asetat 5 g/L

k. Mangan sulfat 0,04 g/L

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.

- Trypticase Soy Broth (TSB)

TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan

penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk

isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan

mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai

yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya

menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah

sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik.

Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

- Plate Count Agar (PCA)

PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas

permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic

hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L

kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini

baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya

mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam

amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai

vitamin B kompleks.

Page 26: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

- Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.

Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau

produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup

yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk

pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang

telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk

melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.

Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir

5,6+0,2.

- VRBA (Violet Red Bile Agar)

VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae.

Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba

bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat

dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat

VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal

violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang

telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan

hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4.

Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast

ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri.

Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar

merupakan agen pemadat.

            

Page 27: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum MIKROBIOLOGI MAKANAN ini dilaksanakan pada hari rabu sampai jumat

,  03 smapai 05 – bulan Agustus - 2014 pukul .16.00 – 17.00 WITA. Bertempat di

Laboratorium IBNU ZUHR ruangan praktikum MIKROBIOLOGI, di kampus STIK

AVICENNA Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat

Cawan petri

Tabung reaksi

Lampu spiritus

Media

Pipet

Pinset

Pengukur waktu (timer )

Inkubator

Bahan

Tissue

NaCl

Media Broth ( pepton alkalis )

Media EMBA

Media SSA

Larutan Gelatin violet

Larutan Lugol

Page 28: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Larutan Alkohol 95 %

Larutan Fuchsin

C. Prosedur Kerja

A. PROSEDUR TETAP :

PEMERIKSAAN BAKTERI ESCHERICIA COLLI PADA MAKANAN

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan :

Cawan petri

Tabung reaksi

Lampu spiritus

Media

Pipet

Pinset

Pengukur waktu (timer )

Tissue

Inkubator

2. Hari Pertama :

Bahan padat ditambah NaCl kemudian dihomogenkan dengan stomacher

(230 rpm 30 detik)

Tanam di media broth, penyubur, pepton alkalis

Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C⁰

3. Hari kedua

Setelah diinkubasi:

Lihat pertumbuhan bakteri dimedia penyubur

Pepton alkalis : Eschericia colli (“tersangka” : keruh)

Jika warna media keruh dilanjutkan penanaman pada media EMBA

Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C

4. Hari ketiga :

Amati morfologi koloni media EMBA dengan menggunakan mikroslop

Cocokkan dengan ciri-ciri bakteri eschericia colli.

B. PROSEDUR TETAP :

Page 29: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

PEMERIKSAAN BAKTERI SALMONELLA PADA MAKANAN

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan :

Cawan petri

Tabung reaksi

Lampu spiritus

Media

Pipet

Pinset

Pengukur waktu (timer )

Tissue

Inkubator

2. Hari Pertama :

Bahan padat ditambah NaCl kemudian dihomogenkan dengan stomacher

(230 rpm 30 detik)

Tanam di media broth, penyubur, pepton alkalis

Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C⁰

3. Hari kedua

Setelah diinkubasi :

Lihat pertumbuhan bakteri dimedia penyubur Selenit : Salmonella (“tersangka” :

keruh orange)

Jika warna media keruh (orange) dilanjutkan penanaman pada media SSA

Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C

4. Hari ketiga :

Amati morfologi koloni pada SSA dengan menggunakan mikroskop

Mencocokkan dengan ciri-ciri bakteri salmonella.

Page 30: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN

PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1) Pemeriksaan Pada Bakteri Escerichia Colli

Identifikasi Bakteri Escerichia Colli pada sampel makanan.

Adapun Media yang dgunakan untuk tempat perkembangan bakteri Escerichia colli

yaitu Media EMBA.

Adapu sampel makanan yang kami amati yaitu :

TAHU ISI

MIE PANGSIT HIJAU

a) Pada sampel makanan TAHU ISI

Pada Hari Pertama

Sampel makanan dilakukan UJI PENDUGA dengan menggunakan media broth,

penyubur Alkali Pepton dan dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C

menggunakan alat INKUBATOR sebagai langkah awal untuk mengetahui

pertumbuhan mikroba.

Page 31: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Pada Hari Kedua

Dilakukan UJI PENEGASAN yng mana setelah sampel TAHU ISI yang dimasukkan

ke dalam kedalam incubator selama 24 jam pada suhu 37oC kemudian dilakukan

pengamatan dan hasilnya KERUH maka dapat diduga bahwa sampel TAHU ISI

kemungkinan “tersangka” mengandung Mikroba.

Pada uji peegasan ini sampel TAHU ISI setelah diinkubasi selama 24 jam dengan

suhu 370C pada alat incubator keduan sampel kembali dipindahkan ke media EMBA

untuk dapat mengidentifikasi bakteri Escerichia colli dan kembali dimasukkan ke

dalam incubator selama 24 jam pada suhu yang sama.

Page 32: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Pada Hari Ketiga

Setelah sampel TAHU ISI dimasukkan kedalam media EMBA dan diinkubasi

selama 24 jam pada suhu 37oC maka selanjutnya akan didapatkan gambaran bukti

pertumbuhan bakteri escerichia colli pada media EMBA.

Seletah itu media EMBA yang positif mengadung bakteri Escerichia colli di ambil

menggunkan OSE dan dipindahkan ke aca preparat.

Page 33: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Setelah itu dilakukan pewarnaan gram dengan cara menetesi larutan Gelatin Violet,

larutan Lugol, Alkohol 95 %, dan Larutan Fuchsin masing-masing secara berurutan

tetai sebelumnya masing-masing larutan tersebut didiamkan selama 20-30 detik dan

dicuci dengan air sebelum beralih kelarutan yang lainn

Setelah di diamkan selama 45 menit dan semua sampel telah dicuci dan di

keringkan menggunakan air mengalir, selanjutnya sampel diamati dialam

mikroskop.

Page 34: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

b) Pada sampel makanan MIE PANGSIT HIJAU

GAMBAR SAMPEL MIE PANGSIT HIJAU

Pada Hari Pertama

Sampel makanan berupa MIE PANGSIT HIJAU dilakukan UJI PENDUGA dengan

menggunakan media broth, penyubur Alkali Pepton dan dilakukan inkubasi selama

24 jam pada suhu 370C menggunakan alat INKUBATOR sebagai langkah awal untuk

mengetahui pertumbuhan mikroba.

Pada Hari Kedua

Setelah sampel MIE PANGSIT HIJAU yang dimasukkan ke dalam media

alkali pepton dan diinkubasi kedalam incubator selama 24 jam pada suhu 37oC

kemudian dilakukan pengamatan dan hasilnya airnya agak jernih. Maka dapat

Page 35: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

diduga bahwa sampel nasi kemungkinan “tersangka” TIDAK mengandung

Mikroba. Tpi ini hanya dugaan sementara saja.

Setelah Uji pendugaan dilakukan, maka selanjutnya dilakukan Uji Penguat

apakah sampel nasi ini benar mengandung Bakteri Salmonella dengan

menggunakan Media EMBA. Dan kembali di inkubasi didalam alat incubator

selama 24 jam pada suhu 370C.

Hari Ketiga

Setelah sampel MIE PANGSIT HIJAU dimasukkan kedalam Media EMBA dan

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, dan hasil yang di dapatkan bahwa sampel

MIE PANGSIT HIJAU tidak terkontaminasi oleh bakteri Escerichia colli. Hal ini

didukung pada media EMBA yang bersih dari bakteri Escerichia colli.

Page 36: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

2) Pemeriksaan Pada Bakteri Salmonella

Identifikasi Bakteri Salmonella pada sampel makanan.

Adapun Media yang dgunakan untuk tempat perkembangan bakteri Salmonella yaitu

Media SSA

Adapu sampel makanan yang kami amati yaitu :

TAHU ISI

MIE PANGSIT HIJAU

a) Pada sampel makanan TAHU ISI

Pada Hari Pertama

Sampel makanan dilakukan UJI PENDUGA dengan menggunakan media broth,

penyubur Alkali Pepton dan dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C

menggunakan alat INKUBATOR sebagai langkah awal untuk mengetahui

pertumbuhan mikroba.

Page 37: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Pada Hari Kedua

Setelah sampel TAHU ISI yang dimasukkan ke dalam media alkali pepton dan

diinkubasi kedalam incubator selama 24 jam pada suhu 37oC kemudian dilakukan

pengamatan dan hasilnya KERUH maka dapat diduga bahwa sampel nasi

kemungkinan “tersangka” mengandung Mikroba.

Setelah Uji pendugaan dilakukan, maka selanjutnya dilakukan Uji Penguat apakah

sampel nasi ini benar mengandung Bakteri Salmonella dengan menggunakan media

SSA. Dan kembali di inkubasi didalam alat incubator selama 24 jam pada suhu

370C.

Page 38: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Pada Hari Ketiga

Setelah sampel TAHU ISI dimasukkan kedalam media SSA dan diinkubasi selama

24 jam pada suhu 37oC maka selanjutnya akan didapatkan gambaran bukti

pertumbuhan bakteri Salmoella pada media SSA.

Seletah itu media SSA yang positif mengadung bakteri Salmonella di ambil

menggunkan OSE dan dipindahkan ke aca preparat.

Page 39: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Setelah itu dilakukan pewarnaan gram dengan cara menetesi larutan Gelatin Violet,

larutan Lugol, Alkohol 95 %, dan Larutan Fuchsin masing-masing secara berurutan

tetai sebelumnya masing-masing larutan tersebut didiamkan selama 20-30 detik dan

dicuci dengan air sebelum beralih kelarutan yang lainnya

Setelah di diamkan selama 45 menit dan semua sampel telah dicuci dan di

keringkan menggunakan air mengalir, selanjutnya sampel diamati dialam

mikroskop.

b) Pada sampel makanan MIE PANGSIT HIJAU

GAMBAR SAMPEL MIE PANGSIT HIJAU

Page 40: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Pada Hari Pertama

Sampel makanan berupa MIE PANGSIT HIJAU dilakukan UJI PENDUGA dengan

menggunakan media broth, penyubur Alkali Pepton dan dilakukan inkubasi selama

24 jam pada suhu 370C menggunakan alat INKUBATOR sebagai langkah awal untuk

mengetahui pertumbuhan mikroba

Pada Hari Kedua

Setelah sampel MIE PANGSIT HIJAU yang dimasukkan ke dalam media alkali

pepton dan diinkubasi kedalam incubator selama 24 jam pada suhu 37oC kemudian

dilakukan pengamatan dan hasilnya KERUH maka dapat diduga bahwa sampel nasi

kemungkinan “tersangka” mengandung Mikroba.

Setelah Uji pendugaan dilakukan, maka selanjutnya dilakukan Uji Penguat apakah

sampel nasi ini benar mengandung Bakteri Salmonella dengan menggunakan media

SSA. Dan kembali di inkubasi didalam alat incubator selama 24 jam pada suhu

370C.

Page 41: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Pada Hari Ketiga

Setelah sampel MIE PANGSIT HIJAU dimasukkan kedalam media SSA dan

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, , dan hasil yang di dapatkan bahwa sampel

MIE PANGSIT HIJAU tidak terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Hal ini

didukung pada media SSA yang bersih dari bakteri Salmonella.

Page 42: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan suatu pengamatan untuk memeriksa sampel

makanan dari kontaminasi bakteri Escerichia Colli dan Bakteri Salmonella.

Adapun media yang kami gunakan untuk mengidentifikasi bakteri Escerichia Colli yaitu

Media EMBA ( Eosin methylene Blue Agar) media ini berisi sukrosa dan laktosa, jika

organisme fermentasi sukrosa dan laktosa, Ph didalam dan disekitar koloni di bawah Ph

5, menyebabkan pembentukan kompleks metilen biru eosiate yang memiliki keilau

metalik. Pada saat yang sama, koloni-koloni berwarna gelap. Sukrosa dan laktosa- koloni-

negative berwarna ungu. Kehadiran eosin kuning dan biru metilen dalam medium

menghambat bakteri gram.

Sedangkan untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella menggunakan media SSA

( Salmonella Shigella Agar ).

Sedangkan sampel yang kami gunakan terdiri dari dua jenis sampel yaitu tahu isi dan mie

pangsit hijau.

Pada hari pertama kami melakukan pengamatan berupa Uji Penduga dimana sampel

berupa tahu isi dan mie pangsit hijau masing-masing ditambahkan dengan larutan alkali

pepton yang berfungsi sebagai media menyuburkan bakteri sealnjutnya dimasukkan

kedalam alat incubator untuk menginkubasi bakteri agar dapat berkembangbiak dan bisa

diisolasi, dimana suhu yang digunakan yaitu 370C selama 24 jam.

Selanjutnya pada hari kedua dilakukan Uji Penegasan dimana kedua sampel yang

telah di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C yang telah di tambahkan dengan larutan

alkali pepton terlihat bahwa pada sampel tahu isi mendapatkan hasil keruh ini bisa

memungkinkan terdapat pertumbuhan bakteri didalam sampel pertama. Dan pada sampel

yang kedua berupa mie pangsit hijau terlihat hasil larutan yang agak jernih, hal ini bisa

memungkinkkan bahwa tidak ada perkembangan mikroba didalam sampel kedua ini. Dan

untuk menguatkan dugaan pertama ini kedua sampel di masukkan kedalam media EMBA

untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri Escerichia colli dan media SSA untuk

mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri Salmonella pada masing-masing sampel. Dan

setelah itu kedua media yang telah berisi sampel makanan masing-masing kembali

iinkubasi kedalam incubator dengan suhu 370C dalam waktu 24 jam.

Selanjutnya pada hari ketiga atau hari terakhir pengamatan dilakuka Uji penguat,

kedua sampel pengamatan kembali dikeluarkan dari alat incubator dan terlihat bahwa

pada sampel tahu isi mengandung bakteri Escerichia colli pada media EMBA dan bakteri

Salmonella pada media SSA. Sedangakan pada sampel mie pangsit hijau tidak ditemukan

Page 43: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

bakteri pada kedua media, ini menandakan bahwa khusus pada sampel mie pangsit hijau

negative mengandung mikroba jenis bakteri Escerichia colli dan Salmonella.

Selanjutnya pada sampel tahu isi yang positif mengandung mikroba dilakukan mengujian

lebih lanjut utuk mengisolasi bakteri Escerichia colli dan Salmonella. Sampel yang

masing-masing berada pda media EMBA dan SSA di isolasi menngunakan ose di lakukan

pewarnaan gram dengan menggunakan larutan gelatin vioet, larutanlugol, larutan alcohol

95 %, larutan fuchsin. Dimna masing-masing ditetesi larutan dan di diamkan selama 20-

30 detik serta dibilas menggunakan air yang mengalir sebelum beralih kelarutan yang

lain. Setelah itu didiamkan selama 45 menit, setelah kering dilakukan pengamatan

terhadap sampel menggunakan mikroskop yang sebelumnya ditetesi menggunakan

minyak imersi untuk memperjelas objek pengamatan yang diamati.

Pada pengamatan menggunakan mikroskop untuk sampel tahu isi yang menggunakan

media EMBA terlihat bakteri Escerichia Colli berbentuk basil ( batang ) dan hidup

berkoloni serta termasuk dalam bakteri gram negative dan begitu pula pada sampel tahu

isi yang menggunakan media SSA terlihat bakteri Salmonella berbentuk basil ( batang )

dan hidup berkoloni serta termasuk dalam bakteri gram.

Page 44: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan bakteri Escerichis colli dan salmonella pada

sampel makanan tahu isi dan mie pangsit hijau dengan 3 pengujian diantaranya Uji

Penduga menggunakan alkali pepton dan Uji Penguat menggunakan media EMBA

( Eosin methylene Blue Agar untuk bakteri Escerichia colli ) dan media SSA (Salmonella

Shigella Agar Plate untuk bakteri salmonella) serta Uji penegas yaitu berupa pengamatan

langsung menggunakan mikroskop dan penentuan pewarnaan gram. Maka didaptkan hasil

bahwa pada sampel mie pangsit hijau tidak ditemukan bakteri Escerichia colli dan

Salmonella sedangakan pada sampel tahu isi terdapat atau mengandung bakteri Escerichia

colli dan Salmonella.

Selanjutnya pada sampel yang positif mengandung mikroba tersebut dilakukan uji

pewarnaan gram dan pengamatan di mikroskop. Pada uji pewarnaan gram terlihat bahwa

bakteri Escerichia colli dan Salmonella termasuk dalam bakteri gram negative. Dan

setelah diamati kedalam mikroskop bakteri Escerichia colli dan Salmonella memiliki ciri

berbentuk Basil ( batang ) hidup berkoloni, dan termasuk dalam bakteri gram negatir.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami trik pada laporn ini yaitu, hendaknya sebelum memulai

suatu praktikum terlebih dahulu kita memanjatkan doa kepada Allah swt. Agat apa yang

kita praktikan di laboratorium bias menjadi manfaat dan berkah untuk kita semua.

Page 45: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

DAFTAR PUSTAKA

 

Hermanto, Bambang.2011.Metode The king BIOLOGI SMA ala Tentor.Jakarta:Wahyumedia.

Hatta,M.2010.Mikrobiologi Keperawatan.Makassar

Alang,Hasria.Adriani.2013.Bahan Ajar dan Penuntun Praktikum

MIKROBIOLOGI.Makassar.

Zulkarnaim.2008.Bahan Ajar MIKROBIOLOGI.Makassar

http://iputh-biozone.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-mikrobiologi_06.html

http://zhabioedu.blogspot.com/2011/07/laporan-praktikum-mikrobiologi-media.html

http://naairabwkhs.blogspot.com/2013/01/laporan-akhir-praktikum-mikrobiologi.html

http://yazura08.blogspot.com/2012/03/laporan-inokulasi-bakteri.html

http://disachem.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-mikrobiologi-uji.html

http://miandrimclaren.blogspot.com/2011/12/laporan-bioteknologi-pengenalan-alat.html

Atlas,R.M.1946.Handbook Of Microbiological Media 3th Edition.CRC Press: Amerika

Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th edition. Worth Publisher Inc. New York

Indra.2008.Media Pertumbuhan. http://ekmonsaurus.com/data/media.PDF. Diakses pada tanggal 8

April 2010

Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian

Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor. http://anekaplanta.wordpress.com/2008 /03/02/teknik-

penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/. Diakses pada tanggal 8 April 2010

Madigan, M.T.2003.Brock Biology Of Microorganism. Pearson Education, Inc: Amerika

Oram, R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr.2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan

Company. Waterville.

Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New

York.

Page 46: Laporan Praktikum Mikrobiologi Makanan

Rachdie. 2006. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. http://rachdie

.blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/.Diakses pada

tanggal 8 April 2010