laporan resmi mikrobiologi virologi 2

Upload: biratika-dewi-karlina

Post on 02-Mar-2016

420 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan mikvir

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI MIKROBIOLOGI VIROLOGIPEMERIKSAAN PRESIPITASI VIRUS

Oleh:

1. DOMINIKA PALANG SILI (17113325 A)2. BIRATIKA D.KARLINA (17113326 A) 3. PESTA NATALIA SIMANJORANG (17113327 A) 4. ARSIATY SUMULE (17113328 A)

KELOMPOK JTEORI 5

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SETIA BUDISURAKARTA2013

Tujuan Untuk mengetahui apakah terdapat Human Imuno Defisiensi Virus pada serum darah probandusDasar teoriHIV adalah singkatan dariHuman Immunodeficiency Virusyang dapat penyebab AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bersama sel CD4 sehingga dapat nerusak system kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk system kekebalan tubuh. Tampa kekebalan tunuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (coffin et al.,1986) sebagai nama untuk retrovirus yan diususlkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montegnier dari Prancis, yang awalnya menamakannya LAV (Lymphadenopathy Associated Virus) adan oleh Robert Gallo dari AS, yang awalnya menamakannya HTLV-III ( Human T Lymphotropic Virus Type III ).AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus hiv dalam tubuh mahluk hidup. Virus HIV membuuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya system kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseprang dapat menjadi HIV positf. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dpat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.HIV adalah anggota dari genus Lentivirus, bagian dari keluarga retrovididae yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA. Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebihvirulen dan lebih mudah menular dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia. HIV-1 telah berevolusi dari sebuah simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam sub-spesies simpanse, pan troglodyte. HIV-1 memiliki 3 kelompok atau grup yang telah berhasil didentifikasi berdasarkan perbedaan pada envelope-nya yaitu M,N dan O. Kelompok M yang paling besar prevalensinya dan dibagi ke dalam 8 sub type berdasarkan seluruh genumnya, yang masing-masing berbeda secara geografis. Sub type yang paling besar prevalensinya adalah sub type B (banyak ditemukan di Asia dan Afrika), type sub A dan D (banyak di temukan di Afrika) dan C (banyak ditemukan di Afrika dan Asia). Sub type ini merupakan bagian dari kelompok M dari HIV-1. Koinfeksi dengan sub type yang berbeda meningkatkan sirkulasi bentuk rekombinan(CRFs).Sedangkan HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika Barat. Kedua spesies berawal di Afrika Barat dan Tengah berpindah dari spesies primate ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.Virus imunodifisiensi manusia. (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus; HIV ) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.

Deteksi HIV

Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu tes PCR, tes antibodi HIV, dan tes antigen HIV. Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia. Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-time PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya. Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang murah dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan urin. Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat (rapid test) untuk mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur dengan larutan tertentu. Kemudian, kepingan alat uji (test strip) dimasukkan dan apabila menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99.6%, namun semua hasil positif harus dikonfirmasi kembali dengan ELISA. Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut adalah Western blot. Tes antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah. Tes antibodi dan tes antigen digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih awal. Tes ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap HIV terbentuk.

(sumber: wikipedia )

IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI / AIDSHIV adalah singkatan dariHuman Immunodeficiency Virusyang dapat penyebab AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bersama sel CD4 sehingga dapat nerusak system kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk system kekebalan tubuh. Tampa kekebalan tunuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (coffin et al.,1986) sebagai nama untuk retrovirus yan diususlkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montegnier dari Prancis, yang awalnya menamakannya LAV (Lymphadenopathy Associated Virus) adan oleh Robert Gallo dari AS, yang awalnya menamakannya HTLV-III ( Human T Lymphotropic Virus Type III ).AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus hiv dalam tubuh mahluk hidup. Virus HIV membuuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya system kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseprang dapat menjadi HIV positf. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dpat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.HIV adalah anggota dari genus Lentivirus, bagian dari keluarga retrovididae yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA. Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebihvirulen dan lebih mudah menular dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia. HIV-1 telah berevolusi dari sebuah simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam sub-spesies simpanse, pan troglodyte. HIV-1 memiliki 3 kelompok atau grup yang telah berhasil didentifikasi berdasarkan perbedaan pada envelope-nya yaitu M,N dan O. Kelompok M yang paling besar prevalensinya dan dibagi ke dalam 8 sub type berdasarkan seluruh genumnya, yang masing-masing berbeda secara geografis. Sub type yang paling besar prevalensinya adalah sub type B (banyak ditemukan di Asia dan Afrika), type sub A dan D (banyak di temukan di Afrika) dan C (banyak ditemukan di Afrika dan Asia). Sub type ini merupakan bagian dari kelompok M dari HIV-1. Koinfeksi dengan sub type yang berbeda meningkatkan sirkulasi bentuk rekombinan(CRFs).Sedangkan HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika Barat. Kedua spesies berawal di Afrika Barat dan Tengah berpindah dari spesies primate ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.

Aspek Virologi AIDS : Sifat virus HIV-11. RNA VIRUS2. Termasuk kelompok retroviridae3. Terdapat 2 jenis : HIV 1 dan HIV II4. Core berbentuk silindris5. Memiliki envelop6. Memiliki enzim reverse Transcriptase, enzim-Integrase, protease dan RNAase.7. Memiliki Sembilan macam gen dan tiga regulatory gen

Sifat virus HIV-21. Peka terhadap jalan lahir atau Luka Lecet.2. Musnah pada pemaanasan 560C selama 10-20 menit, sedangkan Lyophilized virus musnah pada 600C (30 menit), musnah dengan cepat pada 1000C.3. Cepat mati dengan desinfektansia alcohol, fenol, iodium, chlorin.4. Tidak dapat menembus kulit yang utuh5. Cepat mati dengan desinfektansia, alcohol, phenol, iodium, chlorin dan lain-lain.6. Musnah dengan cepat pada 1000C.7. Tak dapat menembus kulit yang utuh8. Tahan lama dalam suhu kamar sampai beberapa hari dalam kedalam basah atau kering9. Masa inkubasi dapat mulai dari 6 bulan sampai lebih 6 tahun.

Prinsip Strips Test (Mono)

Alat dan bahanAlatBahan

Rak tabung Tabung Reaksi Pinset Strips Test Plasma darah (sampel)

Cara kerja

Celupkan bagian ujung strips test ke sample plasma darah yang telah disiapkan. Amati hasilnya selama beberapa menit.Buka kemasan strips test dengan tangan yang bersih, jepit strip test dengan menggunakan pinset.Siapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan

Hasil PraktikunGambarKeterangan

Alat Strips Test yang digunakan untik menguji serum darah probandus

Serum darah probandus yang telah disiapkan di dalam tabung reaksi.

Pipet yang digunakan untuk menjepit strips test.

Hasil test yang ditunjukan dengan munculnya 1 garus ungu menandakan serum darah probandus NEGATIF terhadap virus HIV.

Pembahasan Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padatMetode perhitungan MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksiyang berisi tabung durham, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabungyang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung durham yang diletakkanpada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga tabung durham tersebut naik keatas.Keuntungan dari metoda ini adalah :1. Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar dari 1,0 ml/tabung.2. Bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan.3. Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenismikroorganisme yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang adadalam bahan pangan tersebut.Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasilyang teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yangdibutuhkan untuk persiapannya. Metoda ini banyak digunakan untuk menghitungbakteri patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat dalam bahan pangan (Buckle dkk, 1985).Dalam percobaan kali ini, digunakan 2 sampel air dari tempat yang berbeda-beda. Tempat pengambilan sampel tersebut yaitu di wilayah kampus yaitu kantin A dan kantin B. Dalam metode ini sampel yang telah diencerkan dituang kedalam masing-masing 3 tabung reaksi, kemudian sampel tersebut diinkubasi selama 2 hari. Setelah 2 hari dilakukan perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba. Pengamatan tabung positif dilakukan dengan mengamati perubahan warna pada sampel yang sebelumnya dicampurkan dengan medium LB (Laktose Broth), atau dengan terbentuknya gelembung gas dalam tabung durham. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai media untuk menampung gas akibat metabolisme bakteri. Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam tabung, diakibatkan karena kontaminasi dari udara ketika proses isolasi dalam inkubator. Medium LB digunakan karena medium ini berfungsi sebagai media untuk mendeteksi kehadiran Coliform dalam air dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untukorganism Coliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk Coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.Dari hasil pengamatan, kedua sampel tersebut positif mengandung bakteri Coliform. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gelembung gas yang berada dalam tabung durham dan warna larutan berubah menjadi keruh.Menurut Suriawiria (1985), kekeruhan yang terdapat pada tabung reaksi disebabkan karena adanya aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi pada tabung-tabung reaksi tersebut berbeda, ada yang mengalami kekeruhanpada bagian permukaannya saja dan juga ada yang mengalami kekeruhan merata pada seluruh media dan sampel. Kekeruhan yang terjadi merata pada media disebabkan karena adanya mikroorganisme anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu hidup ataupun tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen. Kekeruhan yang terjadi pada permukaannya saja disebabkan karena adanya mikroorganisme aerob.Menurut Fardiaz (1992), Gelembung udara yang dihasilkan pada tabungdurham disebabkan oleh adanya aktivitas yang respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas.Untuk sampel air kantin A, nilai MPN dari tabel MPN yaitu 1,6. Dengan menggunakan rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 160 bakteri coliform. Untuk sampel air kantin B, nilai MPN dari table MPN yaitu 0,23. Dengan menggunakan rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 23 bakteri coliform. Hal ini sudah diambang batas, karena menurut Standar WHO yakni 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml.Jadi dari kedua sampel tersebut sudah tidak layak/aman untuk dikonsumsi sebab jumlah bakteri coliform sudah ambang batas. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan, bahwa mikroba yang terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan oksigen untuk hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan salah satu cara untuk mengenali adanya

KesimpulanBerdasarkan hasil praktikum, dimana hanya terdapat satu garis ungu maka disimpulkan bahwa Sampel Plasma Darah probandus tidak mengandung virus HIV (Negatif).

Daftar pustakaAthena, Sukar, Hendro, M, D. Anwar M, Haryono. 2004. Kandungan Bakteri Total Coli dan Escherechia coli/Fecal Coli Air minum dari depot Air minum isi ulang di Jakarta,Tangerang, dan Bekasi. Bul. Penel. Kesehatan. Vol. 32, No.4Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.Pelczar, M.J dan E.S.C Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.Purwanigsih, H.D. 2009. Penentuan Tingkat kelayakan Konsumsi Air es balok dan air es polar di warung makan sekitar kampus UMS ditinjau dari Jumlah Coliform Fecal. FKIP. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Sofa, M. Widura. 1997. Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam kemasan AC yang tidak terdaftar di Bandung. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.Widiyanti, N Luh Putu. M, Ni Putu Ristiati. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum isi ulang di kota singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 3 No.1.