laporan likuida paracetamol

26
I. Tujuan Percobaan Membuat sediaan larutan paracetamol non alkohol II. Teori Dasar Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan taua penggunaannya, tidak dimasukkan dalam produk yang lain. Sesungguhnya banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan campuran homogeny zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut, menurut prinsip farmasi digolongkan ke dalam jenis produk lainnya. Misalnya larutan obat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai sirup, larutan yang mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol) disebut eliksir, larutan dari bahan-bahan yang berbau harum disebut spirit jika pelarutnya mengandung alkohol atau air aromatic jika pelarutnya mengandung air. Larutan oral, sirup dan eliksir dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberika efek sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya berarti bahwa absorbsinya dalam system saluran cerna kedalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sediaan suspensi atau padat dari zat obat yang sama. 1 | Laporan Praktikum Likuida “ Pembuatan Sirup Paracetamol Non Alkoholik

Upload: putri-khairunnisa

Post on 30-Jan-2016

126 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

parasetamol

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Likuida Paracetamol

I. Tujuan Percobaan

Membuat sediaan larutan paracetamol non alkohol

II. Teori Dasar

Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang

mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air,

yang karena bahan-bahannya, cara peracikan taua penggunaannya, tidak dimasukkan

dalam produk yang lain. Sesungguhnya banyak produk farmasi yang menurut prinsip

kimia fisik merupakan campuran homogeny zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam

pelarut, menurut prinsip farmasi digolongkan ke dalam jenis produk lainnya.

Misalnya larutan obat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai

sirup, larutan yang mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan

etil alkohol) disebut eliksir, larutan dari bahan-bahan yang berbau harum disebut spirit

jika pelarutnya mengandung alkohol atau air aromatic jika pelarutnya mengandung

air.

Larutan oral, sirup dan eliksir dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari

zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberika efek

sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya

berarti bahwa absorbsinya dalam system saluran cerna kedalam sirkulasi sistemik

dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sediaan suspensi atau

padat dari zat obat yang sama.

Dalam larutan yang diberikan secara oral biasanya terdapat zat-zat terlarut lain

selain dari bahan obat. Bahan-bahan tambahan ini biasanya meliputi pemberian

warna, pemberian rasa, pemanis, atau penstabil larutan. Dalam penyusunan formula

atau percampuran suatu larutan farmasi harus memanfaatkan keterangan tentang

kelarutan dan kestabilan dari masing-masing zat telarut yang ada dengan

memperhatikan pelarut atau system pelarut yang digunakan. Ahli farmasi harus

berhati-hati menghadapi penggunaan kombinasi obat atau bahan-bahan farmassi yang

akan menimbulkan interaksi kimia atau fisika yang akan memepengaruhi mutu

teraupetik atau stabilitass farmasetik produk.

Sirup adalah sediaan pekat dalam air dan gula atau pengganti gula tau tanpa

penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi

rasa tidak mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat atau pembawa

yang wangi atau harum (sirup). Sirup ini dimaksudkan sebagai pembawa yang

1 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 2: Laporan Likuida Paracetamol

memberikan rasa enak pada zat obat yang ditambahakan kemudian, baik dalam

peracikan resep secara mendadak atau dalam pembuatan formula standar untuk sirup

obat, yaitu yang mengandung bahan teraupetik atau bahan obat.

Sirup metupakan suatu ssediaan yang biasanya digunakan untuk anaka-anak

hingga orangtua. Komponen dari sirup disamping air ada juga 1. Gula, biasanya

sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental, 2.

Pengawet anti mikroba, 3. Pembau dan 4. Pewarna. Sirup digunakan pada anak-anak

oleh Karen aitu digunakan paracetamol sebagaia baha aktifnya. Paracetamol dipilih

sebagai bahan aktifnya karena berbagai alasan, yaitu salah satunya adalah efek

analgetik dan antipiretik paracetamol disbanding acetanilide fenacetin adalah paling

besar. Efek samping pada dosis besar acetanilide menyebabkan pembentukan

methemoglobin dan pengaruh terhadap jantung. Sedangkan fenacetin jangka panjang

menyebabkan methemoglobin kerusakan ginjal dan bersifat karsinogen dan

paracetamol dapat menimbulkan reaksi hipersensitibitas dan bila dosis besar

menyebabkan kerusakan hati. Sehingga diantara ketiganya yang paling aman adalah

paracetamol.

Paracetamol dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam sirup drop. Kelarutan

paracetamol yang paling baik dalam farmakope Indonesia edisi III adalah pada

alkohol yaitu 1:6, pada sirup paracetamol untuk anak-anak harus bebas alkohol.

Untuk itu dalam pembuatan sediaan sirup paracetamol non alkoholik menggunakan

kombinasi beberapa pelarut untuk meningkatkan kelarutan paracetamol.

2 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 3: Laporan Likuida Paracetamol

III. Profil Bahan – Bahan Yang Digunakan

Profil masing-masing bahan yang digunakan dalam formulasi sirup parasetamol untuk anak

yang akan dibuat adalah sebagai berikut.

1. Parasetamol

Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit, titik lebur

169o C sampai 172o C.

Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %) p, dala 13

bagian aseton p, dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9 bagian propilenglikol p,

larut dalam larutan alkali hidroksida.

pH : pH stabil 3,8-6,1; ph optimum 6.

Mudah teroksidasi .

Tidak stabil terhadap udara dan cahaya sehingga penyimpanan dalam wadah

tertutup baik dan terlindung dari cahaya.

Khasiat : analgesic dan antipiretik.

Efek samping : eritema, urtikaria, lesi pada mukosa, demam, hepatotoksik

(untuk penggunaan dosis tunggal 10-15 gram) dan reaksi alergi.

Indikasi : menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menurunkan suhu

tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral.

Kontraindikasi : pasien dengan gangguang fungsi hati dan ginjal.

2. Gliserin

Alas an pemilihan : gliserin mempunyai kelarutan tinggi terhadap air, dan relatif

lebih mudah melarutkan parasetamol daripada air, sehingga sesuai untuk digunakan

sebagai bahan tambahan paa formula sirup parasetamol.

Pemerian : cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

manis diikuti rasa hangat, higroskopis.

Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol (96%) p, praktis

tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam minyak lemak.

Fungsi : dapat digunakan sebagai bahan pengawet antibakteri

(<20%), kosolven, emolien (≤30%), humektan, pelarut, pemanis, plasticizer, tonicty

agent.

3 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 4: Laporan Likuida Paracetamol

Mempunyai titik didih 290o C, titik nyala 176o C dan titik lebur 17,8o C. gliserin

mempunyai ADI (Acceptable daily Intake) sebesar 1-1,5 gram/Kg BB dan kadar

dalam sediaan 20-30%.

3. PEG 6000 (Polyethylene Glycol)

Alas an pemilihan : sebagai stabilizer atau sebagai peningkat kelarutan.

Pemerian : cairan kental jernih, tidak berwarna, atau praktis tidak

berwarna, bau khas lemah, agak higroskopis.

Kelarutan : larut dalam air, larut dalam etanol (95%) p, dalam aseton p,

dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon alifatik.

Fungsi : sebagai ointment base, plasticizer, basis suppositoria,

tablet dan kapsul lubrikan.

PEG 6000 mempunyai ADI sebesar 10 mg/Kg BB per hari dengan kadar 10-15%

b/b.

4. Sukrosa

Fungsi : sebagai coating agent, membantu graulasi, pemanis, pengikat,

pengencer, agen terapetik, pengisi, zat pembawa pada kapsul dan tablet, agen

peningkat viskositas.

Pemerian : bentuk seperti kristal, putih, tidak berbau dan berasa manis.

Dalam formulasi oral umumnya sirup, sukrosa yang digunakan 50-60% b/b.

5. Aspartam

Alas an pemilihan : sebagai pemanis buatan untuk menambah rasa manis karena

apabila digunakan pemanis alami saja maka dibutuhkan dalam jumlah yang besar,

sehingga dapat meningkatkan viskositas. Kemanisan aspartame 300 kali kemanisan

glukosa. Aspartame dipilih karena tergolong aman.

Penggunaan tidak boleh ebih dari 2% dari total sediaan.

Kelarutan : sedikit larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%).

Stabilitas : stabil pada kondisi kering.

Aspartam mempunyai ADI sebesar 40 mg/Kg BB.

6. Metil Paraben (Nipagin)

Alas an pemilihan : mencegah timbulnya kapang dan khamir karena kelarutannya

lebih baik daripada nipasol.

Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

4 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 5: Laporan Likuida Paracetamol

Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,

dalam 3,5 bagian etanol (95%) p dan dalam 3 bagian aseton p, mudah larut dalam

eter p dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol p panas

dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap

jernih.

Fungsi : sebagai antimikroba dalam kosmetik, makanan dan

produk farmasi. Dapat digunakan sendiri atau dengan antimikroba lain.

ADI Metil Paraben sebesar 10 mg/Kg BB.

7. Propil Paraben (Nipasol)

Alas an pemilihan : mencegah timbulnya kapang dan khamir, sebagai

antimikroba.

Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol

(95%) p, dalam 3 bagian aseton p, dalam 140 bagian gliserol p dan dalam 40 bagian

minyak lemak, mudah larut dalam arutan alkali hidroksida.

Propil paraben biasa digunakan bersama metil paraben dengan kadar 0,02% b/v dan

0,18% b/v dan mempunyai ADI sebesar 10 mg/Kg BB.

8. Asam Sitrat

Fungsi : sebagai pendapar, di mana parasetamol memiliki pH optimum

sehingga perlu adanya dapar. Selain itu, asam sitrat juga bersifat antibakteri dan

antijamur.

Pemerian : memiliki massa kristal, tidak berwarna dan berbau tajam, dan harus

disimpan dalam wadah kedap udara, sejuk dan kering.

9. Citrus red No. 2 dan perasa strawberry

Sebagai pewarna dan perasa strawberry dalam sediaan sirup parasetamol sehingga lebih

aseptabel dan disukai anak-anak.

10. Aquadest

Meruapakan pengencer dan pelarut utama.

Pemerian : cairan jernih, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna.

Disimpan dalam wadah tertuup baik.

Merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba.

IV. Alat dan Bahan

Alat

5 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 6: Laporan Likuida Paracetamol

Timbangan analitik

Botol 60 ml

Mortir dan stamper

gelas ukur

beaker glass

batang pengaduk

PH meter

Viskotester Rion VT-03E

Ball Filler

Piknometer

Penangas Air

Bahan

Paracetamol

PEG 6000

Glicerin

Aspartam

Sukrosa

Metil Paraben

Asam Sitrat

Perasa Stroberi

Citrus red no.2

Aqua Destilata

6 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 7: Laporan Likuida Paracetamol

Formulasi sirup Parasetamol untuk anak

R/ Paracetamol 0,960 gram

PEG 6000 6,480 gram

Gicerin 14,988 gram

Sukrosa 12,000 gram

Aspartam 0,8082 gram

Metil Paraben 0,08112 gram

Propil Paraben 0,005112 gram

Perasa Stroberi qs

Citrus red no. 2 qs

Aquadest ad 60 ml

Spesifikasi Sediaan

No Jenis Spesifikasi yang Digunakan

1 Bentuk Sirup

2 Warna Merah

3 Ras Stroberi

4 Viskositas Viskositas antara air sampai glicerin

5 pH 6 ± 0,05

6 Kadar 80 mg / 5 ml

7 Volume 60 ml / botol

8 Expired date ± 3 tahun

9 Bobot jenis 1,2043 gram/cm3

10 Bau Aroma Stroberi

V.

7 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 8: Laporan Likuida Paracetamol

V. PERHITUNGAN

a. Perhitungan Bahan

1. Parasetamol

Dosis lazim untuk anak dan bayi (FI III hal 920) :

6-12 bulan : 50 mg/200mg

1-5 tahun : 50mg-100mg/ 200mg-400mg

5-10 tahun : 100mg-200mg/ 400mg-800mg

>10 tahun : 250mg/ 1 gram

Sediaan dibuat dalam volume 60 ml dengan takaran sendok 5 ml tiap pemakaian. Kadar

parasetamol tiap 5 ml adalah :

5 ml60 ml

x 960 mg=80 mg

Kadar parasetamol adalah 80mg/5ml

Kadar parasetamol adalah 80mg/5ml, sehingga jumlah yang harus dikonsumsi adalah :

6-12 bulan : ½ sendok (40 mg), 4x pemakaian 160 mg

1-5 tahun : 1 sendok (80 mg), 4x pemakaian 320 mg

5-10 tahun : 2 sendok (160 mg), 4x pemakaian 640 mg

>10 tahun : 3 sendok (240 mg), 4x pemakaian 960 mg

2. PEG 6000

ADI = 10 mg/kg BB/hari

6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 10 mg = 75 mg – 99 mg

1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 10 mg = 99 mg – 189,6 mg

5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 20 mg = 189,6 mg – 319,3 mg

>10 tahun : (>31,93 kg) x 10 mg = >391,3 mg

PEG 6000 yang ditimbang : (BJ = 1,080 g/ml)

10 % x 60 ml = 6 ml x 1,080 g/ml = 6,48 g

Dalam 5 ml :

6ml60 ml

x 5 ml=0,5 ml

1 x pakai = 0,5 ml x 1,080 g/ml = 0,54 g

8 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 9: Laporan Likuida Paracetamol

1 hari = 0,054 g x 4 = 2,16 (Tidak melebihi ADI)

3. Gliserin

ADI = 1,0 g- 1,5 g/kg BB/hari

6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 1,5 g = 11,25g – 14,85g

1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 1,5 g = 14,85g – 28,44 g

5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 1,5 g = 28,44g – 47,895 g

>10 tahun : (>31,93 kg) x 1,5 g = > 47,895 g

Gliserin yang ditimbang : (BJ = 1,249 g/ml)

30 % x 60 ml = 18 ml x 1,249 g/ml = 22,482 g

Dalam 5 ml :

18 ml60 ml

x 5 ml=1,5 ml

1 x pakai = 1,5 ml x 1,249 g/ml = 1,8735 g

1 hari = 1,8735 g x 4 = 7,494 g (Tidak melebihi ADI)

4. Sukrosa

Sukrosa yang ditimbang : (BJ = 1,59 g/ml)

20% x 60 ml = 12 ml x 1,59 g/ml = 19,08 gram

5. Aspartam

ADI = 7,5 mg/kg BB/hari

6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 7,5 mg = 56,25 mg – 74,25 mg

1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 7,5 mg = 74,25 mg – 142,2 mg

5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 7,5 mg = 142,2 mg – 239,25 mg

>10 tahun : (>31,93 kg) x 7,5 mg = >239,25 mg

Aspartam yang ditimbang : (BJ = 1, 347 g/ml)

0,1 % x 60 ml = 0,06 ml x 1, 347 g/ml = 0,08082 g

Dalam 5 ml :

9 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 10: Laporan Likuida Paracetamol

0,06 ml60 ml

x5 ml=0,005 ml

1 x pakai = 0,005 ml x 1, 347 g/ml = 0,006735 g

1 hari = 0,006735 g x 4 = 0,02694 g (Tidak melebihi ADI)

6. Metil paraben

ADI : 10 mg/kg BB/hari

6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 10 mg = 75 mg – 99 mg

1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 10 mg = 99 mg – 189,6 mg

5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 20 mg = 189,6 mg – 319,3 mg

>10 tahun : (>31,93 kg) x 10 mg = 391,3 mg

Metil paraben yang ditimbang : (BJ = 1,352 g/ml)

0,1% x 60 ml = 0,06 ml x 1,352 g/ml = 0,08112 g

Dalam 5 ml :

0,06 ml60 ml

x5 ml=0,005 ml

1 x pakai = 0,005 x 1,352 g/ml = 0,00676 g

1 hari = 0,00676 x 4 = 0,02704 g (Tidak melebihi ADI)

7. Propil Paraben ( ADI = 10 mg / Kg BB/ hari )

6 – 12 bulan = ( 7,5 – 9,9 kg ) x 10 mg = 75 mg – 99 mg

1 – 5 tahun = ( 9,9 - 18,96 kg ) x 10 mg = 99 mg – 189,6 mg

5 – 10 tahun = ( 18,96 – 31,93 kg ) x 10 mg = 189,6 – 319,3 mg

10 tahun ke atas = ( 31,93 kg ) x 10 mg = 319,3 mg

Propil paraben yang digunakan = ( BJ = 0,426 g/ml )

0,02 % x 60 ml = 0,012 x 0,426 g/ml = 0,005112 g

Dalam 1 Sendok takar ( 5 ml )

0,012 x 5 ml = 0,001 ml

60 ml

10 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 11: Laporan Likuida Paracetamol

1 kali pakai = 0,001 ml x 0,426 = 0,000426

1 hari = 0,000426 x 4 = 0,001704

8. Asam Sitrat

Asam yang digunakan ( BJ = 1,542 g/ ml )

2 % x 60 ml = 1,2 ml x 1,542 = 1,8504 gram

b. Penyusunan Formula Sediaan

No Nama Bahan Fungsi Jumlah

60 ml 419,98 ml

1 Paracetamol Bahan Aktif 0,960 g 6,719 g

2 PEG 6000 Solubilizer 6,48 g 45,353 g

3 Gliserin Diluents +

sweetener

22,48 g 157,36 g

4 Sukrosa pemanis 12,00 g 83,9 gram

5 Aspartam pemanis 0,08082 g 0,567 g

6 Metil Paraben pengawet 0,08112 g 0,0357 g

7 Propil Paraben pengawet 0,00511 g 12,9509 g

8 Perasa Strawberry perasa 0,012 mg 0,83 gram

9 Aquadest pelarut Ad 60 Ad 419,98 ml

c. Perhitungan total sediaan

Volume tiap botol dilebihkan 3 %

Volume tiap botol = 60 ml + ( 3% X 60 ml ) = 61,8 ml

Total volume sediaan yang di butuhkan =

Sediaan yang dibuat 61,8 ml

Uji viskositas 300 ml

Uji BJ 20 ml

Total Volume 381,8 ml

11 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 12: Laporan Likuida Paracetamol

Untuk mencegah kehilangan berat selama proses pembuatan total sediaan dilebihkan 10 %

sehingga =

381,8 ml + ( 10 % x 381,8 ml ) = 419,98 ml

d. Perhitungan Kelarutan

Jumlah Paracetamol = 960 mg

Kelarutan paracetamol dalam gliserin = 1 : 40

0.96 x 40 = 38,4 gram

1

Gliserin yang dibutuhkan dalam formula sebesar 14,988 gram, namun selain dilarutkan dalam

gliserin, paracetamol juga dilarutkan dalam PEG 6000.

e. Perhitungan Bobot Jenis

piknometer kosong = 28,97 gram volume piknometer = 9,845 cm3

o Replikasi 1 = 40,83 gram

o Replikasi 2 = 40,83 gram

o Replikasi 3 = 40,82 gram

- Replikasi 1 = 40,83 - 28,97 = 11,86 gram

Bobot Jenis Replikasi 1 = 11,86 gram : 9,845 cm3 = 1,2047 gram/cm3

- Replikasi 2 = 40,83 - 28,97 = 11,86 gram

Bobot Jenis Replikasi 2 = 11,86 gram : 9,845 cm3 = 1,2047 gram/cm3

- Replikasi 3 = 40,82 - 28,97 = 11,85 gram

BJ Replikasi 1 = 11,85 gram : 9,845 cm3 = 1,2037 gram/cm3

- Bobot Jenis rata-rata = 1,2043 gram/cm3

12 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 13: Laporan Likuida Paracetamol

VI. Cara Kerja

BAGIAN I

BAGIAN II

BAGIAN III

BAGIAN IV

13 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Panaskan PEG 6000 () sampai larut tambahkan paracetamol (0,960 g)

Tambahkan aqua dest (5mL)

Aduk ad homogen

Hasil larutan jernih (hasil I)

Timbang gliserin (22,482

Timbang metil paraben (0,08112 gram) dan ppropil paraben (0,005112 gram)

Campurkan gliserin dengan metil paraben dan propil paraben dengan pemanasan ad homogen dan larut

Hasil II

Timbang aspartam (0,803)

Campur aspartam dengan air ad homogen

Hasil III

Timbang sukrosa (12,00 gram)

Larutkan dalam aqua panas

Hasil

Page 14: Laporan Likuida Paracetamol

PENCAMPURAN

EVALUASI SEDIAAN

1. Tes pH

Alat : pH meter

2. Uji viskositas

Kekentalan ditetapkan dengan ukuran viskosimeter VT-30 dengan cara menguji

sediaan tana penggunaan cairan pembanding

Pasang alat viskosimeter VT-30 yang dilengkapi dengan pengaduk dengan spindel

yang berputar pada rotor tertentu

14 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Campurkan hasil I dengan hasil II

Tambahkan hasil III

Tambahkan perasa stroberry (1tetes ), setara dg 0,012 ml

Aduk ad homogen

Tambahkan aqua dest ad 60 mL dan diperoleh sediaan sirup

Aduk ad homogen

Aduk ad homogen

Masukkan alat pengukur Ph universal kedalam sirup

Didapat pH sebesar 6

Ambil 15 ml sediaan sirup parasetamol yang telah dibuat

Masukkan sirup pada tabung yang telah

disediakan

Nyalakan viskosimeter

Biarkan beberapa saat sampai jarum

pada skala menujukkan angka yang

stabil

Page 15: Laporan Likuida Paracetamol

3. Uji bobot jenis

Untuk uji bobot jenis ini, kita menggunakan piknometer, langkah-langkahnya yaitu:

Cara perhitungan bobot jenis sesuai dengan literature :

Misal: bobot piknometer+air = a + b gram

Bobot piknometer kosong = a gram

Bobot air = b gram

Dari tabel (lihat buku standar) diketahui kerapatan air pada suhu percobaan.

Volume piknometer = volume air = b gram

ρair gram/ml

= Vpikno ml

Penentuan BJ sediaan:

1. Melakukan penimbangan zat cair (x) dengan piknometer yang sama seperti

pada percobaan diatas : nilai bobot zat = c gram

C gram = (bobot piknometer + zat ) - (bobot piknometer kosong)

2. Kerapatan zat cair x = c gram

Vpikno ml

= c gram (hitung kerapatannya)

Vpikno ml

15 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Baca angka yang tertera pada skala sesuai nomor spindel (spindel no.4)

berputar yang disediakan, diperoleh hasil 10 mPas

Timbang piknometer kosong, didapat hasil (28,97

Timbang piknometer yang di isi dengan sediaan sirup parasetamol non alkoholik

yang telah dibuat dengan replikasi 3X ,didapat hasil (40,83g; 40,83 g; 40,82g)

Volume pikno sebesar (9,907 mL)

Page 16: Laporan Likuida Paracetamol

VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan percobaan formulasi sirup

paracetamol dengan formula sebagai berikut:

R/ Paracetamol 0,960 gram

PEG 6000 6,480 gram

Gicerin 14,988 gram

Sukrosa 12,000 gram

Aspartam 0,8082 gram

Metil Paraben 0,08112 gram

Propil Paraben 0,005112 gram

Perasa Stroberi qs

Citrus red no. 2 qs

Aquadest ad 60 ml

Pada awalnya formula tersebut dibuat dalam skala kecil yaitu 60 ml sesuai prosedur , dan

hasilnya ternyata kurang baik karena ada beberapa masalah yang terjadi, antara lain :

Campuran PEG dan paracetamol setelah dingin menggumpal kembali karena tidak

ditambahi dengan air sebagai pelarut, seharusnya setelah paracetamol dilarutkan

dalam PEG, ditambah air panas untuk membantu melarutkannya.

Sukrosa yang digunakan terlalu banyak sehingga butuh banyak air untuk

melarutkannya yang dapat mengakibatkan volume total sediaan melebihi 60ml. Hal

ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah sukrosa yang digunakan.

Masih terdapat aspartam yang tidak larut. Hal ini terjadi karena metode yang kami

gunakan untuk melarutkan aspartam tidak tepat, yaitu aspartam dilarutkan dalam air

yang jumlahnya banyak dan diikuti dengan pengadukan yang terlalu cepat sehingga

mengeluarkan buih/busa. Seharusnya cukup dibasahi dengan air tidak sampai larut,

karena aspartam nantinya akan larut dalam campuran gliserin. Selain itu, dilakukan

penurunan kadar aspartam 1/5 dari bobot awal untuk mencegah pengendapan

kembali.

16 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 17: Laporan Likuida Paracetamol

Rasa sirupnya juga terlalu manis karena jumlah aspartam dan sukrosa yang terlalu

banyak, sehingga kadar sukrosa dan aspartam diturunkan.

Gliserin yang digunakan kurang mencukupi untuk melarutkan semua bahan, sehingga

dilakukan peningkatan kadar gliserin namun masih dalam batas rentang yang

diperbolehkan.

Setelah kami mengestimasikan jumlah pemakaian perasa yaitu stroberi, cukup dengan

1 tetes telah memberikan aroma stroberi yang kuat pada sediaan kami, setelah itu

kami kalibrasi 1 tetes itu ternyata 0,12 ml perasa stroberi.

Dari penambahan perasa stroberi tersebut ternyata sudah memberikan warna yang

baik, sesuai yang diinginkan yaitu merah jernih, sehingga pada formula baru kami

tidak menggunakan pewarna.

Karena adanya beberapa masalah tersebut hasil formula kami kurang baik. Jadi kami

membuat formula baru dengan rincian:

R/ Paracetamol 0,960 gram

PEG 6000 6,480 gram

Gicerin 22,482 gram

Sukrosa 12,000 gram

Aspartam 0,08082 gram

Metil Paraben 0,08112 gram

Propil Paraben 0,005112 gram

Perasa Stroberi 0,012 ml

Aquadest ad 60 ml

Dapat dilihat pada formula baru ini, jumlah aspartam dan sukrosa jumlahnya

dikurangi untuk memberi rasa yang tidak terlalu manis. Gliserin juga digunakan sebagai

pelarut nipagin-nipasol ditambah agar kelarutan nipagin-nipasol menjadi lebih baik.

Setelah kami membuat sirup dengan formula baru ini, kami melakukan uji evaluasi

terhadap sirup ini yang meliputi uji viskositas, uji pH, uji berat jenis. Pada uji viskositas kami

menggunakan 340 ml sirup dengan menggunakan alat viskometer. Spindel dicelupkan dalam

sirup lalu dinyalakan alat viskometernya sampai alat menunjukkan hasil pegukuran.

Viskositas yang terbaca sebesar 10 mpas.

Selanjutnya adalah uji pH menggunakan alat pH universal dihasilkan pH sebesar 6.

Nilai ini sesuai dengan harapan, pH 6 dengan rentang ± 0,05. Uji selanjutnya adalah untuk

17 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 18: Laporan Likuida Paracetamol

menentukan Bobot Jenis sirup dengan menggunakan piknometer. Langkah pertama

piknometer ditimbang saat keadaan kosong, lalu diisi sirup sampai penuh. Kemudian ditutup

dengan termometer, lalu ditutup dengan tutup yang disisi samping. Setelah itu ditimbang

kembali, dilakukan replikasi 3 kali, lalu dihitung Bobot Jenis rata-ratanya, yaitu 1,2043

gram/cm3. Bobot jenis ini masih memenuhi syarat, karena mendekati BJ normal sirup yaitu

1,3.

VIII. Kesimpulan

Sirup Paracatamol yang kami buat dengan volume 60 ml

Setelah di Uji pH, sirup ini memiliki pH sekitar 6, pH ini memasuki

persyaratan pH yang dipersyaratkan

Setelah uji Viskositas sirup ini memiliki viskositas sebesar 10 mPas

Setelah dilakukan uji Bobot Jenis, sirup memiliki BJ sebesar 1,2043 gram/cm3

Perasa stroberi yang digunakan hanya sebesar 1 tetes, dan telah mampu

memberikan warna yang baik terhadap sediaan sehingga tidak perlu

penambahan zat pewarna.

18 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “

Page 19: Laporan Likuida Paracetamol

IX. Daftar Pustaka

Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : Gadjah Mada University Press

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, 298

Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of

Pharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.

Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta : UI

Press.

Raymond c Luwe, dkk. 1986. Handbook of Pharmaceutical Exipients. Washington

DC

19 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “