formulasi sediaan paracetamol

30
FORMULASI SEDIAAN PARACETAMOL TABLET BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Paracetamol Paracetamol adalah derivat p – aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesic parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai anti rematik.Pada penggunaan peroral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30-60 menit setelah pemberian.Paracetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Sinonim : N-Acetyl-p-aminofenol, Acetaminofen Struktur kimia : BM : 151,61 Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%, dalam 13 aseton, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol. Larut dalam larutan alkali hidroksida, membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 – 6,5. 1.2 Tinjauan Bahan Aktif a. Farmakologi Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri (analgesik) dan menurunkan demam (antipiretik). Parasetamol mengurangi nyeri dengan cara menghambat impuls/rangsang nyeri di perifer. Parasetamol menurunkan demam dengan cara menghambat pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.

Upload: nellynessa-worshippergod

Post on 23-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

gdfdazgvb

TRANSCRIPT

Page 1: Formulasi Sediaan Paracetamol

FORMULASI SEDIAAN PARACETAMOL TABLET

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Definisi ParacetamolParacetamol adalah derivat p – aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.Sifat analgesic parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai anti rematik.Pada penggunaan peroral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna.Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30-60 menit setelah pemberian.Paracetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.Sinonim : N-Acetyl-p-aminofenol, AcetaminofenStruktur kimia : BM : 151,61Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%, dalam 13 aseton, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol. Larut dalam larutan alkali hidroksida, membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 – 6,5.

1.2 Tinjauan Bahan Aktifa. FarmakologiParacetamol atau acetaminophen adalah obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri (analgesik) dan menurunkan demam (antipiretik). Parasetamol mengurangi nyeri dengan cara menghambat impuls/rangsang nyeri di perifer. Parasetamol menurunkan demam dengan cara menghambat pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.Paracetamol (parasetamol) sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit gigi, flu dan demam.Parasetamol mempunyai efek mengurangi nyeri pada radang sendi (arthritis) tapi tidak mempunyai efek mengobati penyebab peradangan dan pembengkakan sendi.b. FarmakodinamikEfek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah.Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.

Page 2: Formulasi Sediaan Paracetamol

c. FarmakokinetikParacetamol mudah diserap melalui saluran pencernaan.Paracetamol didistribusikan kehampir seluruh cairan tubuh melintasi plasenta dan keluar melalui ASI.Ikatan protein plasma dapat diabaikan pada konsentrasi terapeutik normal, namun dapat meningkat dengan peningkatan konsentrasi .waktu paruh eliminasi dari paracetamol bervariasi antara 1-3 jam.Kadar maksimum paracetamol dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit setelah pemberian.Paracetamol dimetabolisme terutama dihati dan diekskresikan dalam urin terutama sebagai glukuronida dan sulfat konjugat.Kurang dari 5% diekskresikan dan masih dalam bentuk paracetamol.Sebuah metabolit dihidroksilasi kecil (N-acetyl –p benzokuinoneimine), biasanya diproduksi dalam jumlah sangat kecil oleh sitrokom P450 isoenzim (terutama CYP2E1 dan CYP3A4) dihati dan ginjal.Hal ini biasanya didetoksifikasi oleh konjugasi dengan glukation tetapi mungkin menumpuk setelah over dosis paracetamol dan menyebabkan kerusakan jaringan.1.3 Tinjauan Tentang Bahan Aktifa. Organoleptis Warna : putihBau : tidak berbauRasa : pahitb. MikroskopisBentuk Kristal : hablur atau serbuk hablurc. Sifat fisika kimia • Densitas : 1,263 g/cm3• Titik lebur : 1690 C (3360 F)• Massa molar : 151,17 g/mol• Ksp : 1,4 g/100 ml or 14 mg/ml (200C)• Higroskopisitas : tidak higroskopis

d. Stabilitas  Bahan padat terhadap : • Suhu : peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi bahan obat • Cahaya : Tidak stabil terhadap sinar UV• Hidrolisis dapat terjadi dalam keadaan asam atau basa. Hidrolisis minimum terjadi pada rentang pH 5-7  Terhadap pelarut : Paracetamol sangat stabil dalam air

e. Khasiat Analgetikum dan antipiretikum. f. Efek Samping Reaksi alergi terhadap derivate p-aminofenol jarang terjadi.Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan gejala lebih berat berupa demam atau lesi pada mukosa.Fanesetin dapat menyebabkan anemia hemolitik, terutama pada pemakaian kronik.Anemia hemolitik dapat terjadi berdasarkan mekanisme autoimun.Defisiensi enzim G6PD dan adanya metabolit yang abnormal.

Page 3: Formulasi Sediaan Paracetamol

Mathemoglobinemia dan sulfhemoglobinemia jarang menimbulkan masalah pada dosis terapi, karena hanya kira-kira 1-3% Hb diubah menjadi met-Hb. Mathemoglobinemia baru merupakan masalah pada takar ajak.Eksperimen pada hewan coba menunjukan bahwa gangguan ginjal lebih mudah terjadi akibat asetosal daripada fenasetin.Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpotensi menyebabkan netropati analgesic.

g. Indikasi Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat.Parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic.Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hamper tidak mengiritasi lambung, parasetamol sering dikombinasi dengan AINS untuk efek analgesic.

h. Kontra Indikasi• Hipersensitivitas terhadap parasetamol• Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat

1.4 Bahan aktif terpilih: paracetamolAlasan: karena hanya ada satu bentuk senyawa atau struktur kimia paracetamol, ekonomis, harga terjangkau, mudah didapat di pasaran.

 

1.5 Bentuk sediaan terpilih: drop atau tetesAlasan: karena ditujukan untuk usia 0 bulan – 1 tahun sehingga sediaan drop diharapkan dapat memudahkan anak usia tersebut mengkonsumsi obat paracetamol drop ini.

 BAB IIPERHITUNGAN DOSIS

2.1 Dosis Menurut Pustakaa. Usia 0-12 bulan : dosis obat anak kurang dari 1 tahun = 10-15 mg/kg/BBAlasan: memudahkan anak di usia 0-12 bulan untuk meminum obat

b. Lama pengobatan : 3-4 hariAlasan : karena sediaan guttae paracetamol hanya digunakan untuk mencegah dan mengobati gejala penyakit

c. Dosis Takar:• 0-3 bulan : 3-5,4 kg = 30-54 mg = 1 ml- 1,5 ml

Page 4: Formulasi Sediaan Paracetamol

• 3-6 bulan : 5,4-6,8 kg = 54-68 mg = 1,5 ml- 2 ml• 6-9 bulan : 6,8-7,5 kg = 68-75 mg = 2 ml- 2,08 ml• 9-12 bulan : 7,5-8,0 kg = 75-80 mg = 7,08 ml- 7,5 ml

d. Perhitungan Takaran TerkecilKadar bahan aktif = 60 mg• 30mg / 60 mg x 0,8 ml = 0,4 ml

e. Dosis pemakaian:• 0 bulan = 30 x 0,4 / 60 = 0,2 ml = 0,2 ml• 3 bulan = 54 x 0,4 / 60 = 0,36 ml = 0,4 ml• 6 bulan = 68 x 0,4 /60 = 0,45 ml = 0,5 ml• 9 bulan = 75 x 0,4 / 60 = 0,5 ml = 0,5 ml• 12 bulan = 80 x 0,4 / 60= 0,53 ml = 0,5 ml

f. Dosis obat untuk sehari (4x sehari)• 0 bulan = 0,2 x 4 = 0,8 ml = terkecil• 3 bulan = 0,4 x 4 = 1,6 ml• 6 bulan = 0,5 x 4 = 2 ml• 9 bulan = 0,5 x 4 = 2 ml• 12 bulan = 0,5 x 4 = 2 ml = terbesar

g. Dosis obat untuk sehari (3xsehari)• 0 bulan = 0,8 x 3 = 2,4 ml= terkecil• 3 bulan = 1,6 x 3 = 4,8 ml• 6 bulan = 2 x 3 = 6 ml• 9 bulan = 2 x 3 = 6 ml• 12 bulan = 2 x 3 = 6 ml = terbesarAlasan menentukan kemasan terkecil : karena paracetamol ditujukan untuk pengobatan yang hanya 3-4 hari.

 

 

 

 

 

 

BAB IIIPERSYARATAN UMUM

Page 5: Formulasi Sediaan Paracetamol

3. 1 Definisi Sediaan GuttaeMenurut FI IIIGuttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspense yang dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan pada Farmakope Indonesia. Jika disebutkan guttae atau obat tetes tanpa penjelasan lebih lanjut yang dimaksud adalah guttae untuk obat dalam.Penetes baku adalah penetes yang pada suhu 200 memberikan tetesan air suling yang bobotnya antara 47,5 mg dan 52,5 mg ( F I III / XXXV). Tetes yang dimaksud adalah tetes yang keluar bebas dari penetes baku secara tegak lurus atau dari penetes lain yang telah ditara terhadap penetes baku (F I III / XXXV).

Menurut The Pharmaceutical Codex 12 ed. P.31Larutan oral adalah homogen, mengandung satu atau lebih bahan aktif pada pelarut yang sesuai.Bahan obat yang kurang larut atau tidak larut dapat ditingkatkan dengan penambahan kosolven yang larut air seperti etanol, glyserol, atau propilenglikol yang sesuai untuk penggunaan secara oral.Parasetamol berasa pahit, sehingga untuk membuat sediaan sirup yang ditujukan kepada anak-anak, perlu ditambah pemanis.

3. 2 Persyaratan Bentuk Sediaan Drop (obat tetes) :• Jernih• Larutan berwarna• Biasanya tersedia dalam bentuk larutan yang manis• Pemakaian per volume kecil dengan kadar obat yang memadai

3. 3 Definisi Paracetamol DropParacetamol drop adalah sediaan cair berupa larutan yang dimaksudkan untuk obat dalam yang mengandung bahan aktif paracetamol yang digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang umumnya mengandung pelarut propilenglikol.

 

 

 

 

 

 

Page 6: Formulasi Sediaan Paracetamol

 

 

BAB IVSPESIFIKASI SEDIAAN

4. 1 Spesifikasi sediaan• Bahan aktif yang terpilih : paracetamol• Bentuk sediaan terpili : drop• Persyaratan bentuk sediaan : stabil, jernih, homogeny• Kadar bahan aktif : 60 mg/5ml• PH sediaan : 6 ± 0,5• Kemasan terkecil : 15 ml• Warna : kuning• Bau : bau jeruk• Rasa : jeruk manis

Bentuk Sediaan Bahan Aktif PH Sediaan Viskositas OrganoleptisDrop/Guttae Paracetamol. Larutan paracetamol mengandung paracetamol C8H9NO2 tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket. (FI 4 hal 651) 6(FI 4 hal 651) – Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. (FI 4 hal 649)

Spesifikasi Formula 1Permasalahan Penyelesaian Pilihan Bahan Bahan Yang Dipakai AlasanKelarutan 1:70 dalam air. 1:40 dalam gliserol. 1:40 dalam propilenglikol Ditambahkan co-solven GliserolSorbitolPropilenglikolaquadest Sorbitol Sangat mudah larut dalam airRasa pahit Sediaan ditujukan untuk anak usia 0-1 tahun Ditambahkan pemanis Sakarin NaGlukosaSukrosaPropilenglikolSakarin Na Dapat menutupi rasa yang pahit dari bahan aktif karena memiliki rasa yang lebih manis dari sukrosa. Memiliki kelarutan 1,5 dalam airKestabilan pada PH 5,4-6,9 (tidak stabil) Ditambahkan dapar untuk menjaga kestabilannya NaClAsam BenzoatPropilenglikolNa2HPO4NaH2PO4 Na2HPO4

Page 7: Formulasi Sediaan Paracetamol

NaH2PO4 Karena paracetamol bersifat basa dan memerlukan garam yang bersifat basa pula.Bentuk sediaan Drop. Bahan aktif berwarna putih, pahit, tidak berbau Ditambahkan pewarna KarminSyrup aurantiiTartrazinOleum citri Oleum citri Memberikan warna kuning pada sediaan. Memiliki rasa manis dan bau yang harum sehingga dapat memperbaiki rasa dan bauKestabilan terhadap cahaya Tidak stabil terhadap cahaya Dikemas dalam botol berwarna coklat Tidak terlalu menyerap cahaya

Spesifikasi formula 2Permasalahan Penyelesaian Pilihan bahan Bahan yang dipilih AlasanKelarutan Sukar larut Ditambahkan co-solvent GliserolPropilenglikolaquadest propilenglikol Karena propilenglikol bersifat multifungsi selain sebagai pelarut juga sebagai pengawetRasa pahit Sediaan ditujukan untuk anak usia 0-12 bulan Ditambahkan pemanis Sakarin NaSukrosaGlukosa Sakarin Na Dapat menutupi rasa yang pahit karena memiliki rasa yang lebih manis dari sukrosaKestabilan terhadap PH 5,4-6,9(tidak stabil) Ditambahkan dapar Asam benzoateNa BenzoatNaClPropilenglikolNa2HPO4NaH2PO4 Na2HPO4NaH2PO4 Karena paracetamol bersifat basa sehingga memerlukan garam yang bersifat basa pulaBentuk sediaan Bahan aktif berwarna putih Ditambahkan pewarna TartrazinKarminOleum citri Oleum citri Memberikan warna kuning dalam sediaan. Memiliki rasa yang lebih manis dari sukrosa dan bau yang segar sehingga dapat memperbaiki rasa dan bau.Kestabilan terhadap cahaya Tidak stabil Dikemas dalam botol berwarna coklat Tidak terlalu menyerap cahayaBAB VFORMULASI

Bagan alir pemilihan bahanParacetamol

Page 8: Formulasi Sediaan Paracetamol

Kelarutan rasa pahit kestabilan PH bentuk sediaan kestabilan Sukar larut ditujukan untuk 0-1 th tidak stabil drop/guttae cahaya+ cosolven + pemanis + dapar bahan aktif putih tdk stabil dikemas dg botol coklatGliserol sakarin Na NaCl pahit, tidak berbau Sorbitol glukosa asam benzoate + pewarna Propilengliko sukrosa NaH2PO4 karmi tdk terlalu menyerapAquadest propilenglikol Na2HPO4 tartrazin Sorbitol sakarin Na propilenglikol sirup aurantiicahayaMemiliki rentang 0,04%-0,25%, Na2HPO4 oleum citrimemiliki rasa 300 x lebih NaH2PO4 oleum citrimanis dari sukrosa, sehingga sedikitdapat memperbaiki penampilansaja penambahan sudah manis. Sediaan karena dapat memberiwarna kuning, rasa manis danbau yang segar

Bahan-bahan terpilih1. paracetamol : zat aktif Fungsi : analgetik, antipiretikSifat fisika kimia:• Densitas : 1,263 g/cm3• Titik lebur : 1690 C (3360 F)• Massa molar : 151,17 g/mol• Ksp : 1,4 g/100 ml or 14 mg/ml (200C)• Higroskopisitas : tidak higroskopisInkompatibilitas : Ikatan hidrogen pada mekanismenya pernah dilaporkan oleh karena itu parasetamol dihubungkan dengan permukaan dari nilon dan rayonKelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%, dalam 13bagian aseton. Dalam 40 bagian gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol.Alasan : hanya ada 1 bentuk paracetamol2. sorbitol:Fungsi : pelarutRentang : 20-35 %ADI : -Sifat fisika kimia :- berat jenis : 1,472- Titik lebur : 930 C- Titik didih : 2960 C- Larut dalam air, gliserol, propilenglikolInkompaktibilitas :membentuk khelat yang larut dalam suasana asam dan basa yang kuat.Kelarutan : Alasan : sangat mudah larut dalam air

3. sakarin NaFungsi : pemanisADI : 5 mg / kgBB

Page 9: Formulasi Sediaan Paracetamol

Rentang : 0,02-0,50%Inkompaktibilitas : sakarin dapat bereaksi dengan molekul yang besar sehingga terjadi endapan.Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50 bagian etanol 95%Sifat fis-kim : Berat Molekul : 183,19 – 241,19Titik Leleh : 230oCTitik Didih : 299oCTidak stabil pada pemanasan – Akan pahit bila mengalami pemanasan • – Pada temperatur sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan rasa pahit atau rasa logamAlasan : memiliki rasa yang lebih manis dari sukrosa (300x), mudah larut dalam air4. Na BenzoatFungsi : pengawetRentang : 0,02-0,5%ADI : 5 mg / kgBBInkompaktibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam besi, garam kalsium, dan garam logam berat, termasuk perak, timah, merkuri. Kegiatan pengawet dapat dikurangi dengan interaksi dengan kaolin atau surfaktan nonionik Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol 95%Sifat fis-kim :Alasan : mudah didapat, efisien, cocok digunakan sebagai pengawet untuk sediaan oral5. oleum citriFungsi : coloris, odoris, saporisRentang : -ADI : -Inkompaktibilitas : -Kelarutan : -Sifat fis-kim : -Alasan : dengan sedikit penambahan sudah dapat memberikan warna kuning, rasa yang manis, bau yang segar6. propilenglikolFungsi : pelarut, pengawetRentang : pelarut = 10-25 %Pengawet = 15-30 %ADI : 25 mg / kgBBInkompaktibilitas : pelarut oksidasi, seperti KMnO4Kelarutan : larut dalam etanol 95%, klorofom P, 6 bagian eter P.Sifat fis-kim : Berat Molekul : 90.14 Density : 0.962 g/cm3 @ 20°C Titik Didih : 118-118.5°C 

Page 10: Formulasi Sediaan Paracetamol

Titk Leleh : -96.7°C Tekanan Uap : 11.8 torr @ 25°CAlasan : propilenglikol bersifat multifungsi selain sebagai pelarut dapat pula sebagai pengawetPerhitungan waktu kadaluarsaParacetamol pada PH = 6 : t1/2 = 21,8Log K = (2,303 / t1/2) x log (co / ct)Maka Log K= (2,303 / t1/2) x log (co / ½ co)Log K = (2,303 / 21,8) x log 2Log K = 0,0318Sehingga diperoleh T90 sebesar Log K = (2,303 / t1/2) x log (co/ct)0,0318 = (2,303 / t90) x log (co/0,9 co)0,0318 = 0,105 / t90t90 = 3,31 tahunsehingga diperoleh t95 sebesarlog K = (2,303 / t1/2) x log (co / ct)0,0318 = (2,303 / t95) x log (co / 0,95 co)0,0318 = 0,0513 / t95t95 = 1,6132tahunkesimpulan : jadi massa kadaluarsa paracetamol +- 3,31 tahun dari tanggal pembuatanFormula baku ( Handbook of Pharm Manufacturing Formulation Liquid Product hal 78)Bill of MaterialsScall (mg/ml) item Material name Quantity / L (g)739,0 1 Propilenglikol 739,0900 2 Acetaminophen 90,017,5 3 Saccharin Sodium Powder 17,58,75 4 Sodium Chloride 8,750,05 5 Dye Red FD & C No. 40 a 0,052,5 6 Water purified 2,52,0 7 Flavor wild cherry artificial 2,065,0 8 Alcohol (ethanol) 190 proof nonbeverage 65,0Qs 9 Water purified Qs to 1 L

Page 11: Formulasi Sediaan Paracetamol
Page 12: Formulasi Sediaan Paracetamol

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

            2.1.1 Definisi

Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa.

Dalam perkembangannya, banyak sekali pengertian mengenai sirup. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90% sakarosa.

2.1.2 Komponen Sirup

a.  Pemanis

Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.

b.  Pengawet antimikroba

Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.

c.  Perasa dan Pengaroma

Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

d. PewarnaPewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan

komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa.

Page 13: Formulasi Sediaan Paracetamol

Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.

2.1.3 Sifat Fisika Kimia Sirup

a. Viskositas

Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas idak lebi dari 0,1 C.

b. Uji mudah tidaknya dituang

Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan smakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan untuk melihat stabilitas sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar dituang.

c. Uji Intensitas Warna

Uji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna sirup mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan Selama waktu tertentu.

 2.1.4 Pembuatan Sirup

Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut :Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut.

Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.

Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.

2.2 Uraian Bahan

2.2.1 Uraian Zat Aktif

Page 14: Formulasi Sediaan Paracetamol

                1. Parasetamol (Sumber FI Edisi III, Halaman 37)

  Warna                    : Putih  Rasa                      : Pahit  Bau                        : Tidak berbau  Pemerian               : serbuk hablur  Kelarutan              : Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut dalam

13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida.

  Suhu lebur             : 169o - 172o C  Masa molekular     : 272,4 g/mol  PH larutan             : 3,8 – 6,1  Stabilitas               : Pada suhu > 40oC akan lebih mudah

-          terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dari-          luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum-          akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.

  Khasiat dan Penggunaan : Anelgetikum, Antipiretikum.

Page 15: Formulasi Sediaan Paracetamol

2.2.2 Uraian Zat Tambahan

1. Sukrosa  (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 725)

  Warna       : Putih, tidak berwarna

  Rasa          : Manis

  Bau           : Tidak berbau

  Pemerian   : Hablur, masa hablur, bentuk kubus

  Kelarutan  : Sangat mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam

etanol, tidak larut dalam klroform dan eter.

  Titik didih : 186oC

  Bobot jenis           : 1,587 g/ mol

  Stabilitas   : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar.

  Khasiat     : Bahan sirupus simplex

2. Metil paraben / Nipagin (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 378)

  Warna        : Putih

  Rasa           : Tidak mempunyai rasa

  Bau                        : Hampir tidak berbau

  Pemerian    : Serbuk hablur halus

  Kelarutan  : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 25 bagian etanol (95 %)

P, dan dalam 3 bagian aseton            P ; mudah larut dalam eter P, dan dalam alkali hidroksida.

  Titik Lebur           : 1250C sampai 1280C

  Pka/pkb       : 8,4

  Bobot Jenis : 1,352 gr/cm3 atau 1,352 gr/ml

  pH larutan   : 3-6

  Stabilitas      : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar

  Khasiat        : Bahan Pengawet

3. Gliserol

  Nama resmi          : Glycerolum  Nama lain             : Gliserol, Gliserin  Pemerian  : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa

hangat; higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat mamadat membentuk massa hablutr tidak berwarna yang tidak melebur hingga mencapai suhu lebih kurang 20°.

  Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut

dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.  Khasiat     : Pelarut

4. Asam Sitrat

Page 16: Formulasi Sediaan Paracetamol

  Pemerian         : hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa sangat asam; agak

higroskopik merapuh dalam udara  kering dan panas.  Kelarutan        : larut dalam kurangdari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian  etanol (95%) P;

sukar larut dala eter P.  Titik Lebur      :  Penyimpanan   : dalam wadah tertutup baik  Khasiat            : Pendapar

Page 17: Formulasi Sediaan Paracetamol

III METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

ALAT BAHAN

  Timbangan  Spektrofotometer  Batang pengaduk  Botol coklat  Spatel  Kertas perkamen  Gelas ukur  Erlenmeyer  Pipet tetes  Beaker glass  Viskometer Broukfield  Piknometer

  Paracetamol  Nipagin  Sukrosa  Propilenglikol  Gliserol  PEG6000  Asam sitrat  Sodium sakarin  Natrium sitrat  Erytrocine Soluble Colour  Grave Flavour  Aquadest

 

2.2  Formulasi

Page 18: Formulasi Sediaan Paracetamol

2.3 Prosedur Kerja     2.3.1 Cara Pembuatan

1.  pembuatan sirup gula

         Dalam gelas pialan 1 L yang berisi air suling ( suhu 80o )         Dimasukan sukrosa sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut         Dinginkan sampai suhu 40o

2. Pembuatan Larutan Sirup Paracetamol         Masukan propilen glikol dan gliserol dalam labu erlenmeyer         Masukan nipagin sambil diaduk ad larut         Larutan dipanaskan pada suhu 50-60oC         Masukan secara bertahap paracetamol sambil diaduk ad larut         Dinginkan ad suhu 40oC

3. Pembuatan Larutan Dapar dan Zat Warna         Masukan secara bertahap asam sitrat, natrium sitrat, natrium sakarin         Larutkan dalam aquadest sambil diaduk ad larut dan homogen.         Tambahkan zat warna erytrocyne seluble color sambil di aduk ad homogen.         Tambahkan PEG 6000 secara bertahap sambil di aduk hingga larut dan homogen.

4. pembuatan sirup akhir

         Masukan larutan paracetamol + nipagin + gliserol + propilenglikol dalam erlenmeyer         Tambahkan sedikit sirupus simplex, aduk larutan ad homogen         Masukan larutan dapar + zat warna + PEG 6000, sambil diaduk ad homogen         Tambahkan larutan grape flavor sambil diaduk ad homogen         Tambahkan sirupus simplex hingga 60 mL.         Kemas dalam botol 60 mL.

2.3.2 Evaluasi Sediaan

1. Uji Pemerian

Page 19: Formulasi Sediaan Paracetamol

         Keadaan yang di amati yaitu :-          Warna,-          Rasa,-          Bau,-          Kelarutan.

Pemberian dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau tidak hilang.

2. Pemeriksaan BJ

3. Pemeriksaan pH

         Larutan sirup yang telah jadi masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20 mL

         Lakukan pengukuran pH menggunakan pH meter dengan mencelupkannya dalam larutan sirup.

4. Volume Terpindahkan

         Botol 60 mL yang sebelumnya telah dikalibrasi

         Sediaan sirup yang telah jadi kemudian dimasukan ke dalam botol 60 ml sampai batas kalibrasi

         Tuang kembali sirup dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi.

5. Pemeriksaan Viskositas          Mengukur viskositas sirup paracetamol menggunakan Viskometer Brookfield :

    Masukan sirup kedalam beaker glass

    Pasang alat brookfield dan masukan spindel dalam sirup paracetamol

    Pilih pengatur kecepatan; amati jarum penunjuk pada saat konstan

    Catat angka yang ditunjuk jarum; hitung viskositasnya.

6. Pemeriksaan Kadar

A.     Standar Paracetamol         Timbang 340 mg paracetamol standart larutkan dalam 10 mL NaOH 0,1 N  dan tambahkan

aquadest ad 100 mL (Larutan 1). Kocok ad homogen.         Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2)         Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok

ad homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol standar menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 257 nm.

B.      Sampel Paracetamol

Page 20: Formulasi Sediaan Paracetamol

         Dari sediaan sirup paracetamol dipipet 10,0 mL tambahkan 10 mL NaOH 0,1N, tambahakan aquadest ad 100 mL. Kocok ad homogen.

         Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2)         Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok

ad homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 257 nm.

                  

Page 21: Formulasi Sediaan Paracetamol

IV HASIL PENGAMATAN

     4.1 . Uji Pemerian  

Sebelum penyimpanan Setelah 1 minggu penyimpanan

       Warna sirup     : Merah

       Bau sirup         : Wangi anggur

       Rasa                : Manis, pahit

       Kelarutan        : Larutan bening dan tidak mengendap

       Warna sirup     : Merah

       Bau sirup         : Wangi anggur

       Rasa                : Manis, pahit

       Kelarutan        : Larutan bening dan tidak mengendap

4.2  Pemeriksaan pH

  Rentang pH sediaan paracetamol sirup 3,8 – 6,1

Sebelum penyipanan Setelah 1 minggu penyimpanan

4,5 8,5

4.3  Pemeriksaan BJ

Sebelum penyimpanan Setelah 1 minggu penyimpanan

1,14 gr/ml 1,15 gr/ml

5.4  Pemeriksaan Viskositas

A. Sebelum penyimpanan

Spindel Kecepatan Skala Koefisien Viskositas

61 6 rpm 2,5 10 20 cP

B. Setelah Penyimpanan 1 minggu

Spindel Kecepatan Skala Koefisien Viskositas

61 6 rpm 2,5 10 20    P

4.5   Volume Terpindahkan

a.       Sebelum penyimpanan

Kelompok Botol 1 Botol 2

1 63 ml 62 ml

2 62 ml 62 ml

3 62 ml 63 ml

Page 22: Formulasi Sediaan Paracetamol

4 63 ml 64 ml

5 61 ml 62 ml

b.      Setelah 1 Minggu Penyimpanan

Kelompok Botol

1 62 ml

2 61 ml

3 61 ml

4 62 ml

5 61 ml

4.6  Pemeriksaan Kadar  Data Penimbangan Standar Paracetamol

Kertas Timbang Standar 1 Standar 2

Kertas Kosong 0,1281 gram 105,0 mg

Kertas + Isi 0,4703 gram 445,6 mg

Kertas + Sisa 0,1286 gram 105,2 mg

Bobot Sampel 0,3417 gram 340,4 mg

  Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah Pembuatan

Larutan Uji Transmitan Absorban %Kadar

Standar 1 40,8  0,408 0,3893 -

Sampel 1 48,5  0,485 0,3142 80,58 %

Sampel 2 48,9  0,489 0,3106 79,66 %

Rata-rata % kadar paracetamol 80,12 %

  Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah 1 Minggu Penyimpanan

Larutan Uji Transmitan Absorban %Kadar

Standar 43,7  0,437 0,3595 -

Sampel 1 46,4  0,464 0,3334 92,24 %

Sampel 2 43,5  0,435 0,3615 100,02 %

Sampel 3 45,0  0,45 0,3467 95,92 %

Rata-rata % Kadar sirup paracetamol 96,06 %

Page 23: Formulasi Sediaan Paracetamol

IV.        DASAR TEORI

     Solution (larutan)           Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut di gunakan air suling kecuali di nyatakan lain.

Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, selain obat. Sebagai pelarut utama elixir adalah etanol yang di maksudkan untuk mempertinggi kelarutan.

Mixtura adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut banyak.

       Suspensiaon(suspensi)           Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, tidak boleh cepat mengendap, bila di gojok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali.

 Emulsa(emulsi)            Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, di stabilkan dengan zat pengeulsi atau surfaktan yang cocok. Merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, bisanya air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi manjadi butit-butir kecil dalam cairan yang lain.

           Berdasarkan cara pemberiannya, bentuk sediaan cair di golongkan menjadi :  Sediaan cair oral : potiones (obat munum), elixir, sirup, guttae.  Sediaan cair topical : collirium, gargarisma, mouthwash, guttae nasales, guttae opthalmicae,

guttae auricularis, irigationes, inhalations, ephitema, lotion.  Sediaan cair rektal/vagina : clysma, douche.  Sediaan cair perenteral : injeksi.

Keuntungan sediaan cair :1.    Cocok untuk penderita yang sukar menelan tablet2.    Absorpsi obat lebih cepat di bandingkan dengan sediaan oral lain.3.    Homogenitas lebih terjamin.4.    Dosis/takaran dapat di sesuaikan.

5.    Dosis obat lebih seragam dibandingkan semi padat, terutama bentuk larutan. Untuk emulsi        dan suspensi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan.

6.    Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau di rusak cairan lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat di kurangi dengan memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena faktor pengenceran.Kerugian sediaan cair :1.    Tidak dapat di buat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.2.    Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar di tutupi.3.    Tidak praktis

4.    Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggl, dan harus menggunakan alat khusus.5.    Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi.

6.    Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus.  (sediaan parenteral)

V.          FORMULA SEDIAAN CAIR ORALa)      Sirup prasetamol/acetaminophen.

Page 24: Formulasi Sediaan Paracetamol

R/ parasetamol      120mg/5mlEtano                 l 5mlPEG                  5,5MLSir simplex        40%As benzoat        1%CMC                 1%Pewarna            1%Essenese            q.sAqua   ad    60ml

= Perhitungan bahan.

Cara kerja :1.      Botol di kalibrasi 60ml2.      Timbang parasetamol masukkan dalam beker gelass + etanol aduk ad larut. PEG + as benzoat

aduk ad larut.3.      Taburkan CMC di atas air biakan sampai mengembang aduk.4.      No 2 + no 3 aduk ad larut, + pewarna aduk ad homogen.5.      Tambahkan air ad 60ml + essenese q.s

 Emulsi minyak ikan.

R/ Minyak ikan     20mlAir                    10mlPGA                  5Sir simplex        20%Aqua     ad    100

Perhitungan bahan :  Minyak Ikan                            = 20 ml

  Air                                           = 10 ml

  PGA                                        = 5

  Sirup Simplex              =   = 20 ml

  Aqua ad                                  = 100

Page 25: Formulasi Sediaan Paracetamol

Cara kerja :1.      Pembuatan korpus emulsi dengan perbandingan MINYAK : AIR : PGA = 4 : 2 : 12.      Masukkan minyak ikan ke dalam mortir tambahkan PGA aduk ad homogen, masukkan air

sekaligus aduk ad terjadi korpus emulsi.3.      Tambahakan sir siplex aduk ad homogen + air ad 100.

VI.          PEMBAHASAN            Parasetamol (Acetaminophen) mengandung tidak kuran dari 98,0% dan tidak lebihdari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian        : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.

                          Kelarutan         : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalm 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida. Khasiat           : Analgetikum ;Antipiretikum.

Parasetamol merupakan obat golongan analgetik-antipiretik yang saat ini banyak digunakan sehingga perlu dibuat suatu formula yang stabil untuk sediaan sirup. Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik-antipiretik. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak-anak.

Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan

campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan

zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak.

VII.            KESIMPULAN.Parasetamol merupakan salah satu yang paling umum digunakan 'over-the-counter'

obat-obatan, terutama untuk penyakit ringan yang diderita oleh banyak anak-anak.Tapi terkadang tidak digunakan dalam dosis yang tepat, yang mungkin membuatnya kurang efektif atau berbahaya.

Menggunakan parasetamol utama adalah untuk menghilangkan rasa sakit dan untuk mengurangi demam. Sementara yang memiliki suhu dinaikkan tidak selalu hal yang buruk, karena dapat membantu kekebalan tubuh, dapat membuat orang yang terkena merasa sangat tidak nyaman.

Definisi emulsi adalah dua zat cair yang berbeda jenisnya dalam keadaan koloid. Dua zat air

ini tidak saling melarutkan. Misalnya air susu, air santan, serta air dalam minyak seperti minyak

rambut dan minyak ikan. Air tidak bisa bercampur dengan minyak. Jika air dikocok dengan sedikit

minyak, maka minyak akan menyebar ke seluruh bagian, tetapi kalau dibiarkan akan berpisah.