makalah likuida (-+)

35
BAB I PENDAHULUAN A. PEMILIHAN BAHAN AKTIF Paracetamol (Asetaminofen) merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 8 H 9 NO 2 , dihitung terhadap zat anhidrat. Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas (Lusiana Darsono 2002). Parasetamol adalah para aminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). 1

Upload: khicie-maravilla

Post on 10-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

parasetamol

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. PEMILIHAN BAHAN AKTIFParacetamol (Asetaminofen) merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% , dihitung terhadap zat anhidrat. Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas (Lusiana Darsono 2002). Parasetamol adalah para aminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993). Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat leukosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011). Parasetamol, mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Parasetamol tidak mempunyai daya kerja antiradang seperti Asetosal dan tidak menimbulkan iritasi dan pendarahan lambung. Parasetamol sebagai obat antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal, Salsilamid maupun Parasetamol diantara ketiga obat tersebut, Parasetamol mempunyai efek samping yang paling ringan dan aman untuk anak-anak. Anak-anak di bawah umur dua tahun sebaiknya menggunakan Parasetamol, kecuali ada pertimbangan khusus lainnya dari dokter. Penelitian pada anak-anak dapat diketahui bahawa kombinasi Asetosal dengan Parasetamol bekerja lebih efektif terhadap demam daripada jika diberikan sendiri-sendiri. (Sartono 1996).Karakteristik Bahan Obat (Martindale Ed.36)Nama Bahan Obat: ParacetamolSinonim : N-Acetyl-p-aminofenol, AcetaminophenStruktur Kimia: Efek Terapeutik: Analgesik, antipiretikFarmakodinamikEfek analgesik paracetamol dan fenisetin serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasar efek sentral seperti salisilat.Efek anti inflamasi sangat lemah, oleh karena itu paracetamol dan fenisetin tidak digunakan sebagai anti rematik. Paracetamol merupakan penghambat biosentasis PG yang lemah. Efek iritasi erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada kedua ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa (Ganiswara, 1995).

FarmakokinetikParacetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%) dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai Paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi (Ganiswara, 1995).Efek SampingEfek samping dari Paracetamol adalah jarang dan biasanya ringan, meskipun reaksi hematologis termasuk trombositopenia, leucopenia, pansitopenia, neutropenia, dan agranulositosis telah dilaporkan. Kulit ruam dan reaksi hipersensitivitas lainnya terjadi sesekali. Hipotensi telah dilaporkan jarang dengan penggunaan parenteral. Overdosis dengan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan kadang-kadang nekrosis tubular ginjal akut (Martindale Ed. 36).Organoleptis Warna : PutihBau : Tidak berbauRasa: Sedikit pahitKarakteristik Fisika Kimiaa. KelarutanParacetamol 1 bagian larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 7 sampai 10 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, 40 bagian gliserol, dan dalam 9 bagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 sampai 6,5 (FI III, 1979). Larut dalam air mendidih dan dalam Natrium Hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol (FI IV hal 649)b. MikroskopisBentuk kristal yakni hablur atau serbuk hablur (FI III, 1979).c. Titik LeburAntara 168 - 172 (FI IV hal 649).d. HigroskopisitasParacetamol menyerap kelembapan dengan jumlah yang tidak signifikan pada suhu 25 pada kelembapan relative sampai 90% (Pharmaceutical Grade). pKa = 9,5 pada suhu 25 (Codex).e. StabilitasParacetamol sangat stabil dalam aquadest. Waktu paruhnya yang didapar pada pH 6 diperkirakan 21,8 tahun, degradasi dikatalis oleh asam dan basa dan waktu paruhnya 0,73 tahun. Pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil degradasinya adalah p-aminofenol dan asam asetat (Martindale Ed. 36).B. BAHAN AKTIF TERPILIH Paracetamol, karena : a. Karena bahan aktif Paracetamol memiliki sedikit efek samping dibandingkan analgetik lainnya. b. Paracetamol merupakan zaat analgesik yang paling aman (OOP, 298).C. BENTUK SEDIAAN TERPILIH Sirup, karena : a. Absorbsi lebih cepat.b. Mudah penggunaanya untuk bayi, anak-anak dan orang yang sulit menelan.c. Merupakan campuran homogen (satu fase).d. Dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan aktif. e. Rasanya manis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PERSYARATAN MUTU SEDIAAN1. Aman a. Sediaan aman dipakai dan tidak memberikan efek samping yang merugikan, serta tidak toksis.b. Sediaan mengandung bahan aktif tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Catatan : hal ini tergantung dari bentuk sediaan berbeda dengan kandungan bahan aktif yang sama dapat memiliki persyaratan yang berbeda (FI III hal 38).2. Efektif a. Pemakaian sediaan dengan dosis yang benar akan memberikan efek terapetik optimal dengan efek samping seminimal mungkin.3. AkseptabelSediaan hendaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :a. Penampilan yang baik dan benar.b. Organoleptis yang dapat diterima oleh konsumen.c. Mudah dipakai (instan).4. Stabilitas Kimia (FI III hal 38)Setiap zat adiktif dalam sediaan tetap menunjukkan sifat kimia seperti semula dan kadarnya sesuai dengan yang tertera pada etiket. Kadar bahan aktif 95% - 105% dari jumlah yang tertera pada etiket.5. Stabilitas FisikaSediaan mempertahankan sifat fisika seperti keadaan awal termasuk penampilan kesesuaian keseragaman, disolusi dan kemampuan untuk disuspensikan.a. Organoleptis : tetap sama seperti semula.b. Homogenitas: tetap sama seperti semula.c. Mudah dituang: tetap sama seperti semula.d. Densitas sediaan > densitas air.e. Viskositas sediaan < viskositas gliserin p.a.f. Sifat aliran : mudah mengalir (FI III hal 38).6. Stabilitas Mikrobiologia. .Sediaan tidak ditumbuhi oleh mikroba, sesuai dengan persyaratan yang ditentukan untuk sediaan non steril.b. Sediaan yang mengandung zat anti mikroba harus tetap efektif dalam batas yang ditentukan.c. Sediaan harus bebas mikroba (Salmonella Sp, Eschrichia colli, Pseudomonas Sp, Clostridium Sp, Candida albican).7. Stabilitas FarmakologiEfek farmakologi tidak berubah.8. Stabilitas ToksikologiTidak boleh terjadi peningkatan toksisitas.

B. PERHITUNGAN DOSISa. Dosis literature (Martindale, hal 110) :3 bulan 1 tahun (60 120 mg)1 tahun 5 tahun (120 250 mg); 6 tahun 12 tahun (250 500 mg).b. Dosis literatur menurut (Farmakologi dan Terapi Ed. 5 hal 239) : < 1 tahun : 60 mg/kali (max 6 kali sehari)1 6 tahun : 60 120 mg/kali (max 1,2 g/hari) 6 12 tahun : 150 300 mg/kali (max 4 g per hari)Konsumen yang dituju: 1 10 tahun keatasAnak anak pada rentang 1 10 tahun keatas lebih mudah untuk meminum obat dalam bentuk cairan/larutan daripada bentuk tablet.Dosis yang dipilih adalah 120 mg/5 ml karena lebih efisien dalam pembuatan sediaan dan pemakaiannya bisa untuk semua konsumen.UMURBB/KgDOSIS 1xPAKAI (......X 120mg)

18,1972

29,61.152

311,41.368

413,01.560

514,01.680

615,81.896

718,92.268

820,92.508

922,02.640

1023,92.868

1126,93.228

1229,03.480

1333,03.960

1440,04.800

1542,35.076

UMURBOBOT BADAN (Kg)DOSIS BAYI ANAK TERHADAP DOSIS DEWASADOSIS

12 bulan9,9825%125 mg

3 tahun14,9733%165 mg

7 tahun22,6850%250 mg

10 tahun29,9460%300 mg

12 tahun35,5275%375 mg

14 tahun45,3680%400 mg

16 tahun54,4390%450 mg

C. PERTIMBANGAN KEMASANDosis Pemakaian (Aturan Pakai)a. Dosis maksimum untuk anak anak = 1,2 g/hari.b. Sendok takar (5ml) mengandung 120 mg1 3 tahun = 1 sendok takar (5ml) pemakaian sekali Pemakaian sehari = 4 x 5 ml = 20 ml4 7 tahun = 1 sendok takar (7,5 ml) pemakaian sekali Pemakaian sehari = 4 x 7,5 ml = 30 ml8 10 tahun = 2 sendok takar (10 ml) pemakaian sekali Pemakaian sehari = 4 x 10 ml = 40 ml10 tahun keatas = 2,5 sendok takar (12,5 ml)

c. Umur1 3 tahun = 125 mg 165 mg = 145 mg/120 mg= 1 sendok takar (5 ml)4 7 tahun = 165 mg 250 mg = 207 mg/120 mg= 1,5 sendok takar8 10 tahun = 250 mg 300 mg = 275 mg/120 mg= 2 sendok takar10 tahun keatas = 300 mg= 300 mg/120 mg = 2,5 sendok takar

D. SPESIFIKASI SEDIAAN YANG DIINGINKAN Bentuk sediaan: SirupKadar bahan aktif: 2,4%Dosis: 120 mg per 5 mlpH sediaan: 6,0Wadah penyimpanan: Botol berwarna coklatWarna: Ungu jernih Bau: Bau anggur Rasa: Rasa anggurKestabilan: Stabil, konsisten dalam bentuk sirup pada umumnyaHomogenitas: HomogenVolume: 60 ml

E. RANCANGAN FORMULASENYAWA AKTIFEFEK / KHASIATEFEK SAMPING

Paracetamol (Asetaminofen)AnalgesikAntipiretikGangguan PencernaanHipersensitivitasKelainan DarahHepatoksisitasMual, Muntah, Anorexia

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIAKET. KHUSUS

1. Karakteristik FisikaKelarutan dalam air :Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1 N dan mudah larut dalam etanola. Bentuk : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa seperti pahit.b. Tahan pemanasanc. Mudah terbasahid. TL : 168 - 172e. BJ : 1,21 1,23 g/2. Karakteristik Kimiaa. Stabil pada pH 3,8 6,1b. pKa 9,5c. Tidak mudah teroksidasiDigunakan untuk peroral

F. PEMILIHAN BAHAN TAMBAHANNOBAHAN TAMBAHANFUNGSIKADARKARAKTERISTIKALASAN

1.SukrosaPemanis/corigen saporis67% (HPE Ed. 6 hal 703) dipakai 30% (FI)Kristal tidak berwarna, massa hablur atau balok, atau seperti serbuk hablur, tidak berbau dan rasanya manis. Densitas 1,6 g/. pKa 12,62. Titik lebur 160 - 168. Kelarutan dengan kloroform praktis tidak larut, dengan etanol 1:400 dengan propan-2-ol 1:400, dengan air 1:0,5 dan 1:0,2 pada 100(HPE Ed. 6, hal 703).Mudah larut dalam air, mudah didapat. Sukrosa memiliki rasa manis sehingga mampu menutupi rasa pahit dari sediaan.

2.Propilen glikolPelarut10 25% (HPE Ed. 6 hal 592)Cairan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, agak manis, berasa agak tajam seperti gliserin. Densitas 1,038 gram/cm3 pada 200C, titik lebur -590C. Dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air pada 1:6 bagian eter, tidak larut dengan minyak mineral jernih atau berbagai minyak tapi dapat melarutkan minyak essensial(HPE Ed. 6 hal. 592)Kelarutan parasetamol dalam air agak sulit, sehingga dilarutkan dalam propilen glikol.

3.Sorbitol 70%Anticaplocking15-30% (HPE Ed. 6 hal. 679)Hablur tidak berwarna, sedikit atau hampir tidak berwarna, serbuk higroskopis. Kelarutan dengan kloroform praktis tidak larut, dengan etanol 95% 1:25 ; dengan etanol 82% 1:8,3 ;dengan etanol 62% 1:2,1 ; dengan etanol 41% 1:1,4 ; dengan etanol 20% 1:1 ; dengan etanol 11% 1:1,14 ; dengan eter praktis tidak larut ; dengan methanol sedikit larut ; dengan air 1:0,5 (HPE Ed. 6 hal. 679)Untuk mencegah terbentuknya kristal-kristal gula pada sediaan yang disebabkan karena jumlah gula yang banyak.

4.Na. PhospatPendapar0,002-0,5% (HPE Ed. 6 hal. 659)Na. Phospat monobasic berbentuk kristal tidak berbau, tidak berwarna atau putih, agak delikuense, untuk yang berbentuk hidrat, sedangkan yang anhidrous berbentuk serbuk hablur putih/granul. pH 4,1-4,5 untuk 5% b/v pada 250C. Kelarutan: laryt dalam 1:1 air, agak sedikit larut dalam etanol 95% (HPE Ed. 6 hal. 659)Untuk menstabilkan sediaan sehingga sesuai dalam pengaplikasiannya atau pemakaiannya.

5.Na. BenzoatPengawet0,002-0,5% (HPE Ed. 6 hal. 549)Sodium benzoate berbentu kristal hablur berwarna putih, serbuknya agak higroskopi, tidak berbau atau dengan bau benzoin, rasanya tidak manis, kelarutan 1:75 etanol 95% 1:50 etanol 90%, 1:1,8 dalam air, 1:1,4 pada 1000C. pH 8. Densitas 1,494-1,527 gram/cm3 (HPE Ed. 6 hal. 549)Berupa garam(Na. Benzoat) sehingga mudah larut dalam air, memiliki kemampuan sebagai bekteriostatik dan antifungi.

6.Grape essencePerasa-Larutan berwarna ungu dan berbau anggur.Untuk memberikan baud an rasa buah-buahan yang disukai anak.

7.AquadestPelarut-Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa (FI III hal. 96)

G. FORMULASI SEDIAANPemilihan Bahan TambahanNONAMA BAHANKEGUNAANRENTANG PEMAKAIAN% YANG DIPILIH

1.SukrosaPemanis67%30%

2.Sorbitol 70%Anti Caplocking15 30%15%

3.Natrium BenzoatPengawet0,02 0,5%0,2%

4.Propilen GlikolPelarut10 25%20%

5.Natrium PhospatPendapar-0,3%

6.Grape essencePerasa-0,2%

7.Aquadest Pelarut Ad 100%34,2%

NONAMA BAHAN1 SENDOK KECIL (5ml)1 BOTOL (60ml)3 BOTOL (3X60ml)

1.Paracetamol 0,120,12 x 12 = 1,441,44 x 3 = 4,32

2.Sukrosa1,51,5 x 12 = 1818 x 3 = 54

3.Sorbitol 70%0,750,75 x 12 = 99 x 3 = 27

4.Na.Benzoat0,010,01 x 12 = 0,120,12 x 3 = 0,36

5.Propilen Glikol11 x 12 = 1212 x 3 = 36

6.Natrium Phospat0,0150,015 x 12 = 0,180,18 x 3 = 0,54

7.Grape essence0,010,01 x 12 = 0,120,12 x 3 = 0,36

8.Aquadest 1,711,71 x 12 = 20,5220,52 x 3 = 61,56

H. RANCANGAN CARA PEMBUATAN1. Menimbang paracetamol dan bahan tambahan.2. Menara botol yang akan digunakan.3. Sukrosa sebanyak 54 gram, dimasukkan ke dalam mortir, digerus ad halus.4. Dilarutkan kedalam air sebanyak 27 ml, masukkan beaker glass.5. Ditambahkan sorbitol 70% sebanyak 27 ml, diaduk ad homogen, sisihkan.6. Melarutkan Na. Benzoat sebanyak 0,36 gram, dalam aquades 0,975 ml.7. Melarutkan paracetamol sebanyak 4,32 gram, dalam propilen glikol 36 ml.8. Mencampurkan larutan paracetamol dan larutan nipagin dalam beaker glass.9. Mencampurkan syrup simplex dengan larutan paracetamol dalam beaker glass, aduk ad homogen.10. Ditambahkan larutan dapar Natrium Phospat sebanyak 0,54 gram, diaduk ad homogen.11. Menambahkan grape essence sebanyak 0,36 ml.12. Memasukkan semua campuran kedalam botol, ditambahkan aquades ad 60 ml.13. Beri label dan masukkan ke dalam kemasan.

BAB IIIEVALUASI DAN HASIL SEDIAANA. ORGANOLEPTISMencakup : a. Konsistensi sediaanb. Bau sediaanc. Warna sediaanAlat : secara visual dengan panca inderaCara kerja : a. Menggunakan subjek/responden (dengan kriteria tertentu).b. Menetapkan kriteria pengujian.c. Menghitung presentasi kriteria.d. Mengambil keputusan.Hasil : NoKriteriaHasil

1Konsistensi Tidak terlalu kental

2Warna Sediaan Manis

3Bentuk SediaanUnggu

4Rasa SediaanAnggur

B. PENENTUAN PH SEDIAANAlat : pH universalCara kerja : a. Menimbang 5 g sediaan (5 ml).b. Mengambil Ph universal.c. Ph universal dimasukkan dalam sediaan, di tunggu sebentar. d. Ukur pH sediaan.Hasil : ReplikasipH Hasil

Replikasi 17

Kesimpulan:Dari percobaan diatas didapat pH syrup adalah 7. Sediaan terlalu basa untuk bahan aktif paracetamol rentang yang sesuai kurang lebih 6.C. VISKOSITASAlat : ViskometerCara kerja : a. Masukkan alat uji dalam wadah viscometer. b. Pasang alat pemutar viscometer.c. Letakkan wadah viscometer di tengah alat.d. Usahakan alat pemutar mengembang di dalam wadah viscometer sehingga bagian bawah alat tidak menyentuh permukaan wadah dan bagian atas alat sudah terendam seluruhnya.e. Tekan tombol on kemudian membaca skala yang ditunjuk.Hasil : Sediaan memiliki viskositas sebesar 1,5 MPasD. BERAT JENISAlat : PiknometerCara kerja: 1. Piknometer dibersihkan dengan dibilas aquadest ,keringkan kemudiaan dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer setelah menunjukan bobot alir baru dididihkan pada suhu 700C2. Piknometer kosong ditimbang pada timbangan analitik 3. Kemudiaan piknometer diisi dengan air terisi jenuh dan ditimbang beserta isinya 4. Membuang air dari dalam piknometer, Kemudiaan isi piknometer sediaanProsedur : Bersihkan piknometer, bilas dengan aquadest, keringkan kemudian isi piknometer dengan larutan sirup dan timbang Timbang (p)Cairan dalam (P) sediaan ( Farmakope Indonesia edisi IV, 1030)

Hasil :Bobot piknometer kosong: 19,48 gBobot piknometer + aquadest: 44,69 gBobot piknometer + sediaan : 48,82 g

Bobot piknometer + aquadest: 44,69 gBobot piknometer kosong: 19,48 g _Bobot aquadest: 25,21 g

Bobot piknometer + sediaan: 48,82 gBobot piknometer kosong: 19,48 g _Bobot sediaan: 29,34 g

Volume piknometer: : : 25,21 ml

Bobot jenis zat: :: 1,163 g/mlKesimpulan :Jadi, bobot jenis sediaan (sirup) yang didapat sebesar 1,163 g/ml.

BAB IVPEMBAHASANParasetamol (Acetaminophen) merupakan obat analgesik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di sistem syaraf pusat (SSP). Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik, efek ini ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tetapi tidak mempunyai daya kerja anti radang (anti inflamasi) dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993). Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat leukosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011). Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N-asetil benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya.Sediaan terpilih dari praktikum ini adalah sediaan sirup. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0% (Farmakope ed. III). Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel,1989).Parasetamol memiliki bentuk serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau dan rasanya sedikit pahit. Parasetamol larut dalam air 1:70, dalam Etanol (95%)P 1:7, dalam Aseton P 1:13, dalam Gliserol P 1:40 dan dalam Propilen Glikol P 1:9. Parasetamol akan dibuat dalam sediaan larutan (sirup) sehingga bentuk serbuk harus dihaluskan terlebih dahulu agar mudah dalam proses pelarutannya dan untuk memperkecil ukuran partikel sebuk Parasetamol. Parasetamol dilarutkan dalam Propilen Glikol dan tidak dilarutkan dalam Etanol meskipun memiliki kelarutan yang relatif lebih besar, karena sediaan yang akan dibuat adalah sirup bukan eliksir. Sediaan sirup pada umumnya berasa manis. Sediaan sirup parasetamol dibuat dengan bahan tambahan antara lain bahan pemanis, bahan pengawet, bahan perasa dan pembau. Bahan pemanis yang ditambahkan kedalam sediaan sirup adalah Sukrosa untuk menutupi rasa pahit yang di miliki Parasetamol, bahan pengawet perlu ditambahkan karena sediaan sirup komponen terbesarnya adalah cairan (air) dan air merupakan tempat tumbuh mikroba yang baik, sehingga perlu ditambahkan bahan pengawet, supaya kandungan bahan aktif tetap memiliki aktivitas selama masa penyimpanan sampai pada saat digunakan oleh pasien. Bahan pengawet yang digunakan adalah Natrium Benzoat dengan pemakaian 0,2%. Bahan perasa dan pembau yang digunakan adalah Essence anggur, karena biasanya rasa buah-buahan lebih disukai oleh anak-anak dan target yang dituju sebagai konsumen adalah pasien anak-anak. Sediaan sirup Parasetamol juga ditambahkan Sorbitol 70% sebagai anticaplocking, karena mengandung bahan tambahan gula dalam jumlah yang besar untuk mencegah terbentuknya kristal-kristal gula yang terdapat dalam sediaan. Bahan pendapar yang ditambahkan pada sediaan sirup adalah Natrium Fosfat dengan pemakaian 0,2%, pendapar ini digunakan untuk menstabilkan larutan agar tidak terlalu asam ataupun basa.Spesifikasi sediaan sirup yang diharapkan dari formulasi diatas adalah sediaan sirup yang memiliki bentuk cair, berwarna ungu jernih, bau dan rasa seperti anggur, stabil konsisten dalam bentuk sirup pada umumnya (tidak memiliki endapan), dan homogen, dan pH sediaan . Hasil uji organoleptis yang dilakukan didapatkan hasil warna sediaan ungu, bau sediaan seperti anggur dan rasa sediaan manis. Hasil uji penentuan pH, didapatkan pH sediaan sebesar 7 yang bersifat netral, hal ini tidak sesuai dengan spesifikasi pH sediaan yang diinginkan, namun menurut jurnal acuan pH sediaan yang didapat hampir sama yaitu 7,01-7,02, akan tetapi bahan pendapar yang digunakan berbeda yaitu Sodium Asetat dan Sodium Sitrat (Maheshwari, R. K. and Rajagopalan, R., 2012). Hasil pengujian viskositas didapatkan hasil viskositas sediaan sebesar 1,5 MPas, pengujiaan ini dilakukan pada suhu kamar dan tepat setelah sediaan jadi, sedangkan hasil pengujian berat jenis (densitas) sediaan dengan menggunakan alat piknometer didapatkan hasil sebesar 1,163g/ml.

BAB VKESIMPULAN

Sediaan sirup dengan bahan aktif Parasetamol dengan bahan pemanis Sukrosa, bahan anticaplocking Sorbitol 70, pengawet Natrium Benzoat, pelarut Propilen Glikol dan Aquadest, pendapar Natrium Fosfat, dan perasa essence grape yang dibuat sudah baik karena telah memenuhi uji organoleptis, uji Ph, viskositas dan berat jenis yang memenuhi syarat.

20