laporan drop paracetamol

22
LaporanPraktikumTeknologiSdiaanLikuida Dan SediaanSemisolida Drop Paracetamol KelompokD-3 Anggota: FAKULTAS FARMASI

Upload: maharani-dwi-pratiwi

Post on 13-Sep-2015

48 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

drop PCT praformulasi

TRANSCRIPT

LaporanPraktikumTeknologiSdiaanLikuidaDan SediaanSemisolidaDrop Paracetamol

KelompokD-3

Anggota:

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS JEMBER2014

BAB IPENDAHULUAN

LarutanLarutan merupakan campuran yang homogen, yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut zat terlarut (solut) dan pelarut (solven). Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. Pada contoh di atas, air merupakan pelarut sedangkan gula merupakan zat terlarut.Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, biasanya terdiri dati dua komponen yang disebut larutan biner.Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisik dan kimia zat terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperature, tekanan, pH larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil, begantung pada terbaginya zat terlarut. Adapun kelarutan didefinisikan dalam bedaran kuantitatif sebagain konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spntan dari dua atau lebih zat untu membentuk dispersi molekuler homogen.Dalam bidang farmasi kelarutan sangat penting, karena dapat membantu dalam memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetis (dibidang farmasi, dan lebih jauh lagi dapat bertindak sebagai standar atau uji kelarutan.Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang keranbahan- bahanya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimsukan kedalam golngan produk lainnya.Pelepasan zat dari bentuk sediaaanya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisika dan kimia zat tersebut serta forrmulasinya. Pada prinsipnya obat baru dapat diabsorbsi setelah zat aktifnya terlarut dalam cairan usus, sehingga salah satu usaha untuk mempertinggi efek farmakologi sediaan adalah denga menaikankelarutanzataktifnya.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan : Sifat dari solute atau solvent. Solute yang polar akan larutdalam solven yang polar juga, begitu juga sebaliknya solute yang non polar akan terlarut dalam solvent yang non polar juga Cosevensi. Cosovelsi merupakan peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambhan pelarut lain atau modifikasi pelarut Kelarutan. Zat yang musah larut memrlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut Temperature. Zat pada umumnya bertambah larut jika suhunya dinaikan, zat tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya memerlukan panas Salting out. Merupakan peristiwa adanya zat terlarut tertetu yang mempunyai kelarutan yang lebih besar dibanding, zat utama, akan menyebabkan penuruanan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia Salting in. Salting in adalahadanyazatterleruttertentu yang menyebabkankelarutanzatutamadalam solvent menjadibesar. Pembentukankompleks. Merupakanperistiwaterjdinyainterksiantarasenyawataklarutdengan yang larutmembentukgaramkompleks

DefinisiParasetamolParasetamoladalahmetabolitaktifdarifenasetin yang bertanggungjawabakanefekanalgesiknya. Merupakanpenghambat prostaglandin lemahdalamjaringanperiferdantidakmemilikiefekinflamasi yang signifikan.Efekantipiretikditimbulkanolehgugusaminobenzen.Parasetamolmengandungtidakkurangdari 98% dantidaklebihdari 101,0% C8H9NO2 di hitungzat yang telahdikeringkan.Berbedadenganobatanalgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, Parasetamoltidakmemilikisifat anti radang. Jadiparasetamoltidaktergolongdalamobatjenis NSAID.Parasetamoltidakmenimbulkaniritasipadalambungataumengganggugumpalandarah, ginjalatauduktusarteriouspadajanin.Parasetamol (paracetamol) adalahobat yang mengurangi rasa sakitdandemam (tapitidakperadangan), yang merupakananggotakelompokobat yang disebutanalgesik.Jugadisebutasetaminofen.http://kamuskesehatan.com/arti/parasetamol/Efekantipiretikditimbulkanolehgugusaminobenzen.Berbedadenganobatanalgesik yang lainseperti aspirin dan ibuprofen. Parasetamoltidakmenimbulkaniritasipadalambungataumengganggugumpalandarah, ginjalatauduktusarteriouspadajanin.

a. KarakteristikParasetamol Namabahanobat: Paracetamol (FI III Hal: 37) Sinonim: N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen Struktur Kimia: C8H5NO2

BM: 151,16 Kemurnian: Paracetamoltidakkurangdari 98% dantidaklebihdari 101%C8H9NO2 Efekteraupetik: Analgesik, antipiretik Pemerian: Hablurputih, tidakberbau, rasa pahitb. OrganoleptisBahanObat(FI III : 37) Warna: Putih Bau: tidakberbau Rasa: Pahit

c. Mikroskopis (FI III , 37) Bentuk Kristal: habluratauserbukhablur.

d. KarakteristikFisikaMekanik ( FI IV, 649 ) TitikLebur: 163 0 c 172 0 c Higroskopisitas: tidakhigroskopis

e. KarakteristikFisika Kimia Kelarutanmenurut( FI III, 37): larutandalam 70 bagian air, dalam 7 bagianetanol(95%)P, dalam 40 bagianGliserol P, dan 9 bagianpropilenglikol. Kelarutanmenurut (FI IV,649): Larutdalam air mendidih, dandalamNaOH 1 N, mudahlarutdalametanol. StabilitasBahanPadat : TerhadapSuhu: stabil TerhadapCahaya: tidak stabil Terhadapkelembapan: stabilBahanLarutan : Terhadappelarut: stabilf. Higroskopisitas Padakelembapanrelatifsampai 90 % (Pharmaceutical Codex) Pka:9,5 padasuhu 25o C Nama Kimia:N Asetil 4 aminofenol

g. Kelarutan (Martindale : The Ekstra Pharmacopeia 28thed)1 bagianParasetamollarutdalam 70 bagian air, 20 bagian air mandidih, dalam 7 sampai 10 bagianetanol (95%), dalam 13 bagianaseton, 40bagiangliseroldandalam 9 bagianpropolenglikol, sangatmudahlarutdalamkloroform, agaksukarlarutdalameter, larutdalamlarutan alkali hidroksidamembentuklarutanjenuhdalam air dengan pH 5,1 sampai 6,5.h. KhasiatdanPenggunaan : analgetikumdanantipiretikumi. Penyimpanan: dalamwadahtertutuprapat, tidaktembuscahayaj. TitikLebur: antara 168 - 172Ck. Stabilitas:Parasetamol sangat stabil dalam aquades. Waktu paruhnya yang didapar pada pH 6 diperkirakan 21,8 tahun; degradasi dikatalisis oleh asam dan basa dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil degradasinya adalah P-amini fenol dan asam asetat (Martindale: Ekstra Pharmacopeia 28th ed)Dalamlarutan, Parasetamolmembutuhkanproteksidaricahaya.DalamkeadaankeringParasetamolmurnistabil pada temperatursampai 45C. Jikahasil hidrolisis parasetamol P aminofenolterdapatsebagai contaminan atausebagaihasilpemaparankondisi yang lemah. P aminofenildapatterdegradasidenganoksidasi pada Quinnonimine. Parasetamolrelatifstabilterhadapoksidasi. (Thepharmaceutical Codex) Hidrolisis parasetamolbaik yang di katalisisolehasammaupun basa mengikutireaksiorde 1 karenadipengaruhiolehsatureaktan. DegradasiParasetamoltergantung pada konsentrasi dan tidakberikatandengankekuatanionik.

l. TinjauanBahanObat FarmakologiParasetamolmerupakansalahsatuderivataminofenol. Derivat P-aminofenol yang lainadalahfenasetin. Asetaminofenmerupakanmetabolitfenasetin,parasetamolmerupakanmetabolitfenasetindenganefekantipiretik yang sama. Efekantipiretikditimbulkanolehgugusaminobenzen. Parasetamol di Indonesia tersediadalamobat bebas. Walaupundemikianlaporankerusakan fatal heparakibatoverdosisakutperludiperhatikan, efek antiinflamasiparasetamolhampirtidakada. Efek SampingReaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang terjadi. Manisfestasinya berupa aritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpontensi menyebabkan nefropati analgesik. Toksisitas AkutAkibat dosis toksik yang paling sering ialah nekrosis hati. Nekrosis tubuh renalis serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 mg (200-250mg/kgBB) parasetamol. Gejala pada hari pertama keracunan akut parasetamol belum mencerminkan bahaya yang mengancam. Anoreksia, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih. Gangguan hepar dapat terjadi pada hari kedua, dengan gajala peningkatan aktivitas serum transminase, laktat dehidrogenase, kadar bilirubin serum serta pemanjangan masa protobin. Aktivitas alkali fosfatase dan kadar albumin serum tetap normal. Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan kematian. Kerusakan hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.Kerusakan ini tidak hanya disebabkan oleh Parasetamol, tetapi juga oleh radikal bebas, metabolit yang sangat reaktif yang berikatan secara kovalen dengan makromolekul vital sel hati. Karena itu hepatotoksisitas Parasetamol meningkat pada pasien yang juga mendapat barbiturat. Antikonvulsi lain atau pada alkoholik yang kronis. Kerusakan yang timbul berupa nekrosis sentrilobularis. Kerusakan akut ini biasanya diobati secara simtomatik dan suportif, tetapi pemberian senyawa sulfhidril tampaknya dapat bermanfaat, yaitu dengan memperbaiki cadangan glutation hati. N-asetilsistein cukup efektif bila diberikan peroral 24 jam setelah minum dosis toksik Parasetamol. FarmakodinamikEfek analgesik Parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol dan fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini., demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa. (Farmakologi FK UI, edisi 5 hal. 238) FarmakokinetikParasetamol dan fenasetindiabsorbsicepat dan sempurnamelauisaluran cerna.Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25% Parasetamol dan 30% fenasetin berikatan dengan protein plasma. Kedua obat ini di metabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%) di konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu kedua obat ini di ekskresi melalui ginjal, sebagian kecil parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.(Farmakologi dan Terapi, FK UI, ed 5 hal 238) IndikasiDi Indonesia penggunaan Parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik lainnya, Parasetamol sebaiknya tidak di berikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hampir tidak mengiritasi lambung, Parasetamol sering di kombinasi dengan AINS untuk analgesik. (Farmakologi dan Teraoi, FK UI, ed 5 hal 238) Kontra IndikasiPenggunaan Parasetamol tidak diperkenalkan pada penderita yang hipersensitif terhadap asetaminofen dan penderita yang mempunyai gangguan fungsi hati.

Perhitungan Dapar dan waktu kadaluarsa.

Phdaparasamsitratsebabmenjagakestabilanlarutanparacetamol. Dan alasanpemilihanasamsitrat,sebab relative amandigunakanoraldan relative dapatlarutdalam air. Ph yang diharapkanadalah 6.Ph=6Asamsitrat= C6H8O7=pKa= 3,06=C6H7O7Na=pKa=4,74=C6H6O7Na2=pKa=5,4=C6H5O7Na3= pKa=6,4Ph = pKa + log(garam)(Persamaan handerson hasselbach) (asam)

6=6,4+log(g)/(a)(g) =0,398 (a)..persamaan 1.-0,4=log(g)/(a)0,398=(g)/(a)

= 2,3Cx (Kax(H+))(Persamaan Van Slyke) (Ka+(H+))2

0,01= 2,3C x (3,98.10-7x10-6) (3,98.10-7+10-6)2 0,01=2,3Cx3,98.10-13 16,64.10-14C=0,028C=(garam)+(asam)................ (a)+0,398(a)=0,028 (a)=0,0200(g)=0,011

Asam sitrat +NaOH Na-sitrat +H2O0,0391 0,0391

+ 0,0391

Na-sitrat +NaOH Na2sitrat +H2O0,0391 0,0391

+ 0,0391

Na2sitrat +NaOH Na3sitrat +H2O0,0391 0,0391 0,028 + 0,011 0,028Jumlah yang ditimbang Asam sitratn=gr/mr .1000/ml 0,0391=gr/410,14 x 1000/60Gr=962mgNaOHn=gr/mr .1000/ml 0,1173=gr/60 x 1000/60Gr=281mg

Parasetamol pada pH 6,0 : t 1/2 = 21,8 (Martindale)Dengan menggunakan rumus :Log k = (2,303 / t 1/2)x log (Co/Ct)Maka : Log k=(2,303 / t 1/2)x log (Co / 1/2Co)Log k= (2,303 / 21,8)x log 2Log k= 0,0318Sehingga di peroleh nilai T90 sebesar :Log k= (2,303 / t 1/2)x log (Co/Ct)0.0318 =(2,303 / T90)x log (Co/0,9 Co)0.0318=0,105 / T90T90=3,31 tahunJadi masa kadaluwarsa parasetamol kurang lebih 3,31 tahun dari tanggal pembuatan

VII . METODE7.1 ALAT1. Beaker glass2. Hot Plate dan stirer3. Pipet4. Ph Meter5. Timbangan

7.2 BAHAN1. Paracetamol2. Glisirin3. Propilen glikol4. PEG 4005. Sakarin Na6. Allura red7. Aquadest

7.3 PROSEDUR PEMBUATAN

Timbang paracetamol 3 gram, sisihkan

Ukur propilen glikol di beaker glass yang telah di klaribrasi

Ukur glisirin di beaker glass yang telah diklaribrasi

Masukkan parasetamol sedikit demi sedikit kedalam campuran . Aduk ad larut dan homogenMasukkan PEG 400 kedalam beaker glass kemudian tambahkan propilen glikol dan glisirin campur ad larut

Kemudian masukkan sakarin Na. Aduk ad homogen

Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam kemasan.Kemudian tambahkan aquadest ad 60 ml aduk ad homongenTambahkan allura red sebagai pewarna sedikit demi sedikit sesuai yang di inginkanCampurkan larutan dapar aduk ad larut dan tercampur semua

7.4 PROSEDUR EVALUASI OrganoleptisBentuk: Larutan Bau: LecyWarna: kuningRasa: Manis Uji keasaman Karena derajat keasaman dibuat 6 maka,dalam percobaan tidak menyimpang dari hal tersebut. Menggunakan standart kertas yang memiliki kemampuan analisis derajt keasaman Memasukkan sediaan kedalam beaker glas 500ml.Uji Viskositas

Menghidupkan mesin dan mengamati hasil yang di dapat.Masukkan spindel bernomor sesuai(no.5) ke dalam larutan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Depkes RI. Jakarta2. DepartemenKesehatanRepublikIndonesia 1985. FarmakopeIndonesiaEdisiKeempat. DepkesRI. Jakarta3. Kibbe. A. H. 2000. Handbook of Pharmaceutical Exipients 5th ed. The Pharmaceutical Press. London4. Reynold. J. E. F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia 27th ed. The Pharmaceutical Press. London5. Martin, A. Etall. 1993 FarmasiFisik 2 EdisiKetiga.UniversitasIndonesia Press. Jakarta6. USP 26, 2003 The Official Compendia of Standarts. The Board of Trustees Washington DC