paracetamol syrup (kelompok 1d)

42
PENDAHULUAN 1. PARACETAMOL (ACETAMINOPHEN) Paracetamol adalah derivate dari para amino fenol dan merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama dan telah digunakan sejak tahun 1893. Paracetamol mempunyai efek antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus amiobenzen dan untuk efek antiinfalmasi hamper tidak ada. Paracetamol (Acetaminophen) mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 8 H 9 NO 2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Efek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang dan juga menurunkan suhu tubuh.Efek antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan untuk antirematik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG paling lemah.Jadi paracetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID (Non- Steroid Anti-Inflamation Drug). 2. PEMERIAN Paracetamol merupakan hablur atau serbuk hablur warna putih yang tidak berbau dan memiliki rasa yang pahit. Kelarutan dari paracetamol adalah 1 bagian paracetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air yang mendidih; dalam 7 sampai 10 bagian etanol (95%); dalam 13 bagian

Upload: chano-brown

Post on 02-Jan-2016

1.065 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

PENDAHULUAN

1. PARACETAMOL (ACETAMINOPHEN)

Paracetamol adalah derivate dari para amino fenol dan merupakan metabolit

fenasetin dengan efek antipiretik yang sama dan telah digunakan sejak tahun 1893.

Paracetamol mempunyai efek antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus amiobenzen

dan untuk efek antiinfalmasi hamper tidak ada. Paracetamol (Acetaminophen)

mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 dihitung

terhadap zat yang telah dikeringkan.

Efek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau

mengurangi nyeri ringan sampai sedang dan juga menurunkan suhu tubuh.Efek

antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan untuk

antirematik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG paling lemah.Jadi

paracetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamation

Drug).

2. PEMERIAN

Paracetamol merupakan hablur atau serbuk hablur warna putih yang tidak berbau

dan memiliki rasa yang pahit. Kelarutan dari paracetamol adalah 1 bagian

paracetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air yang mendidih; dalam 7 sampai

10 bagian etanol (95%); dalam 13 bagian aseton; 40 bagian gliserol; dan dalam 9

bagian propilenglikol; sangat mudah larut dalam kloroform; agak sukar larut dalam

eter; larut dalam larutan alkali hidroksida membentuk larutan jenuh dalam air

(saturasi) dengan pH 5,1 sampai 6,5. (Martindale : The Extra Pharmacopeia 28th

Edition; halaman : 268)

Khasiat dan penggunaan dari paracetamol adalah sebagai analgetikum

(menghilangkan rasa nyeri) dan sebagai antipiretikium (menurunkan suhu

tubuh).Paracetamol di simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari

cahaya.Paracetamol memiliki titik lebur pada suhu antara 168°-172°C.Stabilitas dari

paracetamol adalah sangat stabil dalam aquadest. Waktu paruh yang didapar pada pH

6 diperkirakan sekitar 21,8 tahun. Degradasi bahan dikatalisasi oleh asam dan basa

Page 2: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil dari

degradasi adalah p-aminofenol dan asam asetat. Higroskopisitas dari bahan ini adalah

paracetamol menyerap kelembaban dengan jumlah yang tidak signifikan pada suhu

25°C pada kelembaban relative 90%, pKa 9,5 pada suhu 25°C.

3. TINJAUAN BAHAN OBAT

A. FARMAKOLOGI

Acetaminophen adalah salah satu derivate dari para amino

fenol.Acetaminophen merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang

sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Acetaminophen di

Indonesia lebih dikenal dengan nama paracetamol dan tersedia dalam golongan

obat bebas. Walaupun demikian, laporan kerusakan fatal hepar akibat overdosis

akut perlu diperhatikan.

Efek samping dari paracetamol dapat berupa reaksi alergi terhadap

derivate para-aminofenol tetapi hal ini jarang terjadi.Manifestasinya berupa

aritema atau uritikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada

mukosa.Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama

dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic dan kerusakan hati.

B. FARMAKODINAMIK

Efek analgesic parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu

menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan samapi sedang.Keduanya

menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek

sentral seperti pada salisilat.

Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol dan

fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik.Paracetamol merupakan

penghambat biosintesis PG yang lemah.Efek iritasi, erosi dan pendarahan

lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan

keseimbangan asam-basa.(Farmakologi FK UI, edisi 5; halaman : 238).

Page 3: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

C. FARMAKOKINETIK

Paracetamol dan fenasetin di absorpsi cepat dan sempurna melalui saluran

cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan wktu

paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh.Dalam

plasma 25% paracetamol dan 30% fenasetin terikat protein plasma.Kedua obat ini

dimetabolisme oleh enzim microsom hati. Sebagian paracetamol (80%) di

konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat.

Selain itu kedua obat ini di ekskresi melalui ginjal, sebagian kecil paracetamol

(3%) dan sebagian besar dalam bentuk konjugasi.

D. INDIKASI

Paracetamol digunakan sebagai analgesic dan antipiretik.Sebagai

anlagesik lainnya, paracetamol sebaiknya tidak di berikan terlalu lama karena

kemungkinan menimbulkan nefropati.Jika dosis terapi tidak memberikan manfaat,

biasanya dosis besar tidak menolong. Karena hamper tidak mengiritasi lambung,

paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk analgesic.

E. KONTRAINDIKASI

Penggunaan paracetamol tidak diberikan kepada penderita yang

hipersensitiv terhadap acetaminophen dan penderita yang mempunyai ganguan

fungsi hati.

F. EFEK SAMPING

Jarang sekali terjadi adanya alergi pada kulit, alergi silang dengan salisilat,

leucopenia, neutropenia, panzikopenia, methemoglobinemia, nefopati analgesic

(pada penyalahgunaan kronis), tumor pada saluran pembuangan urine.

Pada dosis tinggi, kerusakan hati yang berat dan mungkin lethal

disebabkan oleh pembentukan metabolit yang reaktif dan toksik (Farmakologi dan

Toksikologi III : 225)

Page 4: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

4. RANCANGAN FORMULA

Senyawa Aktif Efek / Khasiat Efek Samping

Paracetamol

(Acetaminophen)

- Menghilangkan rasa

nyeri

- Menurunkan suhu

tubuh

- Merupakan anti

inflamasi lemah

(Martindale 36th Edition;

halaman : 10)

- Gangguan saluran

pencernaan

- Hipersensitivitas

- Mual, muntah,

anorexia

- Hipolensi

- Gangguan fungsi hati

- Kelemahan darah

5. KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA (PARACETAMOL)

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA KETERANGAN KHUSUS

1. Karakteristik Fisika

- Larut dalam air mendidih dan

dalam NaOH 1N dan mudah larut

dalam etanol

- Larut dalam air dengan

perbandingan 1 : 70

- Dalam air mendidih dengan

perbandingan 1 : 20

- Dalam etanol 1 : 7

- Dalam aseton 1 : 13

- Dalam gliserol 1 : 40

- Dalam propilenglikol 1 : 9

- Bentuk hablur Kristal, putih atau

hampir putih, tidak berbau, rasa

agak pahit dan tahan pemanasan.

Digunakan untuk sediaan oral

Page 5: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

2. Karakteristik Kimia

- Stabil pada pH 3,8 – 6,1

- pKa 9,5

- tidak mudah teroksidasi

6. PARACETAMOL SIRUP

a. Bahan aktif terpilih adalah Acetaminophen (Paracetamol)

Alasan : bahan aktif mempunyai khasiat yang dikehendaki sebagai analgesic dan

antipiretik dengan efek samping yang ditimbulkan kecil. Selain itu,

bahan aktif hanya mempunyai satu bentuk dan struktur kimia.

b. Bahan sediaan terpilih adalah sediaan sirup

Alasan : - Absorpsinya lebih cepat (untuk sirup ukuran nya mikromolekul

sehingga mudah absorpsinya)

- Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan aktif

- Rasanya manis dan warna menarik, banyak disukai anak-anak

- memudahkan penggunaan untuk anak-anak dan orang dewasa yang

memiliki kesulitan menelan.

c. Dosis dan Jumlah per Kemasan

Pemakaian oral untuk dewasa adalah 0,5 – 1 g setiap 4 – 6 jam dan sehari

maksimal 4 g. Dosis untuk anak-anak di bawah 3 bulan (10 mg/kgBB) adalah 3

bulan – 1 tahun (60 mg – 120mg); 1 – 5 tahun (120mg – 250 mg); 6 – 12 tahun

(250 mg- 500 mg), dosis ini diberikan setiap 4 – 6 jam, bila perlu sehari maksimal

4 g. (Martindale 28th Edition; halaman 268)

Pasien yang di tuju

Konsumen yang di tuju adalah anak-anak usia 1 – 12 tahun. Sebagian besar

anak-anak usia 1-12 tahun sangat sulit bahkan enggan meminum obat karena

sebagian besar dari obat itu sendiri berasa pahit, terutama dalam sediaan puyer

dan tablet. Oleh karena itu dibuat dalam sediaan sirup dengan rasa yang disukai

anak-anak yang tentunya tidak pahit untuk mereka minum.

Page 6: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Dosis pemakaian

Anak-anak 1 – 5 tahun : 120 mg – 250 mg

Anak-anak 6 – 12 tahun : 250 mg – 500 mg

Dengan lama pengobatan selama 3 hari

Apabila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 250 mg paracetamol,maka

dosis pemakaian untuk anak-anak 1 - 5 tahun adalah ½ - 1 sendok takar.

Sedangkan untuk anak-anak usia 6 – 12 tahun adalah 1 – 2 sendok takar.

Dipilih dosis 120 mg/5 ml sendok takar karena lebih efektif dalam hal

kelarutan dalam 5 ml dan pembuatan sediaan dapat lebih efisien serta

memudahkan pasien dalam penggunaannya.

Volume yang dibutuhkan

- 1 – 5 tahun : 1 – 2 sendok takar (120 mg/ 5ml)

1 hari = (5 ml – 10 ml) x 4 = 20 – 40 ml

3 hari = (20 – 40 ml) x 3 = 60 – 120 mg

- 6 – 12 tahun : 2 – 4 sendok takar (120 mg/ 5 ml)

1 hari = (10 – 20 ml) x 4 = 40 – 80 ml

3 hari = (40 – 80 ml) x 3 = 120 mg – 240 mg

Dipilih kemasan terkecil adalah 120 ml

Alasan : lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang di tuju dan

karena pertimbangan jumlah / lama pemakaian (untuk 3 hari) agar

terjaga kestabilan bahan aktif selama penyimpanan.

d. Persyaratan Bentuk Sediaan

Bentuk Sediaan Sirup (Larutan)

Kadar Bahan Aktif

Dosis

pH Sediaan

Viskositas

Kemasan Terkecil

Warna

Bau

90% - 110%

120 mg/ 5 ml

5 – 6

120ml

Kuning

strawberry

Page 7: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Rasa Manis

e. Macam-macam Bahan dan Fungsi

Fungsi

Bahan

Macam-macam Bahan dan

Karakteristiknya

Bahan Terpilih,

dan Alasan

Pelarut 1. Aquadestilata

Cairan jernih, tidak berwarna,

tidak berbau dan tidak berasa

2. Glyserin

Cairan jernih, tidak berbau,

tidak berwarna, kental,

higroskopis, rasa manis 0,6x

sukrosa.

Dapat bercampur dengan air,

sedikit larut dalam aseton, larut

dalam etanol 95% dan

methanol, tidak larut dalam

benzene, kloroform, larut 1 :

500 dengan eter dan 1 : 11

dengan etil asetat.

3. Propilenglikol

Cairan kental jernih, tidak

berwarna, tidak berbau, dengan

rasa agak manis, higroskopis.

Dapat bercampur dengan air,

etanol 95%, kloroform, eter,

gliserin. Larut dalam eter

dengan perbandingan 1 : 6,

Untuk formula 1, pelarut

terpilih adalah

propilenglikol karena

lebih dapat melarutkan

paracetamol

Untuk formula 2, pelarut

terpilih adalah

propilenglikol, gliserin,

dan PEG 4000, sebagai

kosolven. Untuk

meningkatkan kelarutan

dari paracetamol.

Untuk formula 3,

digunakan propilenglikol,

gliserin dan PEG 4000

untuk meningkatkan

kelarutan dari

paracetamol tersebut.

Page 8: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

tidak dapat bercampur dengan

minyak miniral.

4. PEG 4000

Cairan kental, jernih, tidak

berwarna atau praktis tidak

berwarna, bau khas lemah, agak

higroskopik.

Larut dalam air, dalam etanol,

dalam aseton, dalam glikol

lainnya.

Pemanis 1. Sukrosa

Serbuk Kristal tidak berwarna,

atau serbuk Kristal putih, tidak

berbau dan rasa manis

2. Saccharin Na

Serbuk hablur, putih, tidak

berbau, atau agak aromatic,

sangat manis. Memiliki rasa

manis 300x lebih manis dari

sukrosa.

3. Sorbitol

Serbuk, butiran atau kepingan,

putih, rasa manis, higroskopis.

4. Glycerin

Cairan seperti sirop, jernih,

tidak berwarna, manis yang

diikuti rasa hangat, higroskopis.

Untuk formula 1, 2 dan 3

pemanis terpilih adalah

saccharin Na, karena

memiliki rasa manis 300x

dari sukrosa

Page 9: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Pewarna 1. Red cherry

Berasal dari varietas riperfruit

segar yang berwarna merah dan

berasa cherry asam

2. Amaranth

Serbuk coklat kemerahan,

hampir tidak berbau dengan

rasa saline. Kelarutan dalam air

1:15 dan sangat sedikit larut

dalam alcohol

3. Isabela Orange

Berbentuk cair (pasta) dengan

warna orange jeruk

Untuk formula 1, 2 dan 3

digunakan

Pengawet 1. Natrium Benzoat

Granul putih/kristalin, sedikit

higroskopis, tidak berbau, tidak

berwarna, tidak manis (asin).

Kelarutan pada T = 20°C :

Etanol 95% = 1 : 75 ; Etanol

90% = 1: 50

Air = 1 : 1,8 ; pada air mendidih

( T = 100°C) = 1 : 1.

2. Nipagin (Metil paraben)

Kristal tidak berwarna atau

serbuk Kristal, berwarna putih,

tidak berbau/berbau lemah, rasa

sedikit membakar.

Kelarutan pada T = 25°C

Etanol 95% = 1 : 3 ;

Untuk formula 1, tidak

menggunakan bahan

pengawet, karena

konsentrasi propilenglikol

dapat menjadi pengawet.

Untuk formula 2 dan 3

menggunakan

propilenglikol dan gliserol

karena konsentrasi

keduanya dapat

digunakan sebagai

pengawet.

Page 10: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Etanol 50% = 1 : 6; Eter 1: 10;

Glycerin = 1 : 60

3. Nipasol (Propil Paraben)

Kristal putih, tidak berbau dan

tidak berasa.

Kelarutan pada T = 20°C

Sangat larut pada aseton

Etanol = 1 : 1,1;

etanol 50% = 1 : 5,6;

sangat larut pada eter;

glyserin = 1 : 2500;

mineral oil = 1 : 3300;

Minyak ikan = 1 : 7; Air = 1 :

2500

7. LARUTAN DAPAR (FI III Hal 1415)

Larutan dapar fosfat umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan dapar

borat, dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika

disebutkan pH dalam paparan obat jadi, pengaturan pH dilakukan dengan

penambahan asam basa atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini, hingga

pH dikehendaki.

1. Larutan Dapar Fosfat

Larutan NaH2PO4.2H2O

2,55% (ml)

Larutan Na2HPO4.12H2O

0,97 % (ml)

pH

1

2

3

4

9

8

7

6

7,6

7,3

7,05

6,85

Page 11: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

5

6

7

8

9

9,5

5

4

3

2

1

0,5

6,65

6,45

6,25

6,05

5,7

5,3

2. Larutan Dapar Isotonis

Larutan NaH2PO4

80% (ml)

Larutan Na2HPO4

0,97% (ml)

pH NaCl yang

diperlukan untuk

isotonis (g/100ml)

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

95

5,9

6,1

6,5

6,6

6,3

7,0

7,2

7,4

7,7

8,0

0,52

0,51

0,50

0,40

0,46

0,45

0,44

0,43

0,42

0,41

Dalam Farmakope Indonesia edisi IV halaman 1144 tercantum atau disebutkan tentang

dapar fosfat-sitrat.

Dapar fosfat pH 7,2 campur 87,0 ml larutan natrium fosfat dibasa dodekahidrat P

7,15% dengan 13,0 ml larutan asam sitrat P 2,1%

Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 campur 6,35 ml asam sitrat 0,1M dengan natrium fosfat

dibasa dodekahidrat 0,2M secukupnya hingga 100 ml

Rentang pH hampir sama dengan pH dengan tubuh yaitu 7,4

Page 12: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Dapar Fosfat

1. Na2HPO4

Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin, dalam udara kering

rapuh

Kelarutan : larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol (95%)

Inkompatibilitas : Dengan alkaloida, antipyrine, khlorhidrat, ion asetat pyrogaliol,

resorsinol dan asam glukanote dan ciproxo.

ADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100 mmol

phosphate per hari

2. NaH2PO4

Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna, slighlydeliquescent crystal (bentuk

hydrat), granul (bentuk anhidrat).

Kelarutan : larut dalam satu bagian air, sangat larut dalam etanol (95%)

Incompatibilitas : dengan asam mineral, biasanya dengan bahan alkali dan karbonat

ADI : di atas 100 mmol sehari

Perhitungan Dapar

Sediaan yang digunakan pH 6,0

Menggunakan dapar phosphate, phosphate memiliki pKa dalam suhu 25⁰C

pKa1 = 2,15 (H2PO4) Na3HPO4

pKa2 = 7,20 (H2PO4) Na2HPO4

pKa3 = 12,28 (HPO42-) NaH2PO4

pKa yang digunakan adalah pKa2 karena paling dekat dengan pH sediaan (pH 6,0)

dengan H2PO4 sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam.

pH = pKa + log (garam)/(asam)

6,0 = 7,20 + log (Na2HPO4)/(H2PO4)

-1,2 = log (Na2HPO4)/(H2PO4)

0,063= (Na2HPO4)/(H2PO4)

0,063(H2PO4) = (Na2HPO4)

Kapasitas Dapar

Page 13: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

pKa = 7,20 Ko = 6,31 x 10-8

pH = 6,0 (H3O)= 10-6

Persamaan Voli Slyke

β = 2,3C [Ko. (H3O+)]/[(Ko + (H3O+)]2

0,02 = 2,3 C {(6,31 x 10-8).( 10-6)}/( 6,31 x 10-8+ 10-6)2

0,02 = 0,128 C

C = 0,156 M

C = (garam) + (asam)

0,156 = (Na2HPO4) + (H2PO4)

0,156 = 0,063 (H2PO4-) + (H2PO4

-)

0,156 = 1,063 (H2PO4-) + (H2PO4

-)

(H2PO4-) = 0,156/1,063

(H2PO4-) = 0,147 M

(Na2HPO4) = 0,063 x (H2PO4-)

= 0,063 x 0,147

= 9 x 10-3M

Untuk Na2HPO4 .12H2O dalam 120 ml

(Na2HPO4) = [massa/Mr] x [1000/v]

9 x10-3M = [ massa/141,96] x (1000/120)

Massa Na2HPO4 = 0,1532 gO ~ 153,26 mg

Berat Na2HPO4 .12H2O = {Mr (Na2HPO4 .12H2O)/Mr (Na2HPO4) x massa

Na2HPO4 = {358,08/141,96}x 153,26 mg = 386,58 mg

Untuk NaH2PO4 .2H2O

NaH2PO4 = [massa/Mr] x [1000/v]

0,147 = [massa/119,98] x [1000/120]

Massa NaH2PO4 = 2,1164 g

Berat NaH2PO4 .2H2O = {Mr (NaH2PO4 .2H2O)}/ Mr (NaH2PO4) x massa

= {156,01/119,98} x 2,1164 g = 2,75 g

Page 14: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Perhitungan Expiration Date

Paracetamol pada pH 6,0 . t1/2 = 21,8

Dengan menggunakan rumus :

Log K = (2,303/ t1/2) x Log (Co/Ct)

Maka :

Log K = (2,303/ t1/2) x Log (Co/Ct)

Log K = (2,303/ 21,8) x Log 2

Log K = 0,0318

T90 = 2,303/ t1/2 x Log

0,0318 = (2,303/T90) x Log (Co/0,9 Co)

0,0318 = 0,105/T90

T90 = 3,31 Tahun

Formula Baku Pustaka

Formularium Nasional, edisi 2 tahun 1978 halaman 3

Acetaminopheni Elixir (Elixir Parasetamol)

Komposisi : Tiap 5 ml mengandung

Acetaminophenum 120 mg

Glycerolum 2,5 mg

Propylenglicolum

500 µl

Sorbitol Solution 70% 1,25 ml

Aethanolum 500 µl

Zat tambahan yang cocok secukupnya

Aqua destilata hingga 5 ml

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.

Dosis : Anak : 1 Tahun 1sendok teh

1-5 Tahun 2 sendok teh

Catatan : 1. Air dapat diganti sirupus simplex

2.Sediaan berkekuatan lain = 150 mg

Tetapan dielektrik dari formula baku

Page 15: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

- Alcohol 24

- Propilenglikol 32

- Glycerolum 43

- Aqua 78.5

- PEG 4000 12.5

Tetapan dielektrik =

=

= 50.43

Page 16: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

8. FORMULA

FORMULA I (untuk 120ml)

No. Nama Bahan Fungsi %kadar yang

dibutuhkan

% yang

dipakai

Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Parasetamol

Saccharin Na

Propilenglikol

Red Cherry

Aqua destilata

NaH2PO4 .2H2O

Na2HPO4 .12H2O

allura

Sukrosa

Bahan aktif

Pemanis

Kosolven

Pewarna

Pembawa

Dapar

Dapar

Pengaroma

pemanis

0,04 -0,25 %

10-25 %

0,20 %

25 %

0,5 %

2880 mg

0,24 g

30 ml

2 tetes

q.s

2,11 g

0,16 g

5 tetes

300 mg

1. Tetapan Dielektrik =

=

= 66,77

( konstanta dielektrik propilenglikol = 32; Aqua = 78,36 )

2. Perhitungan ADI untuk Formula I

ADI Propilenglikol (25 mg/ Kg BB) → HPE : 625

Usia BB (Kg) ADI Propilenglikol

1 – 5 tahun 10 – 15 250 mg – 375 mg

6 – 12 tahun 16 – 23 400 mg – 575 mg

Pemakaian propilenglikol sehari dalam sediaan :

1 – 6 tahun = 15 ml x 1,038 g/ml (BJ Propilenglikol)

Page 17: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

= 15,57 g x (Pemakaian sehari)

= 2,595 g – 5,19 g

6 – 12 tahun = 15 ml x 1,038 g/ml (BJ Propilenglikol)

= 15,57 g x (Pemakaian sehari)

= 5,19 g – 10,38 g

Propilenglikol yang digunakan melewati batas ADI, tetapi hal ini dapat ditoleransi

karena tidak digunakan sehari-hari, hanya pada saat sakit.

3. Cara Kerja

a. Timbang parasetamol sebanyak 2880 mg

b. Ukur propilenglikol sebanyak 14 ml dalam beker gelas yg telah dikalibrasi

c. Masukkan parasetamol ke dalam propilenglikol sedikit demi sedikit, aduk ad larut

d. Timbang saccharin Na sebanyak 240 mg mg, larutkan saccharin Na dalam 1 ml

propilenglikol

e. Timbang NaH2PO4.2H2O sebanyak 2.11 g dan Na2HPO4.2H2O sebanyak 160 mg dan

larutkan dalam aqua ad. Larut.

f. Campurkan larutan saccharin Na dan larutan dapar ke dalam larutan prasetamol yang

telah larut, aduk ad homogen.

g. Tambahkan zat pewarna dan pengaroma ke dalam campuran, aduk ad homogen

h. Masukkan larutan campuran ke dalam CMC Na yang telah dikembangkan sedikit

demi sedikit didalam beker gelas yang telah dikalibrasi 60 ml, aduk ad homogen.

i. Tambahkan aqua ad 60 ml, aduk ad homogen

j. Masukkan ke dalam botol.

Page 18: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

NaH2PO4.2H2O + aqua (I)Na2HPO4.2H2O + Aqua (II)I + II, ad homogeny

4. Skema Cara Kerja

Propilenglikol + parasetamol

propilenglikol + saccharin Na → Aduk ad homogeny

Aduk ad homogen

Zat Pewarna → Aduk ad Homogen ← Zat Pengaroma

Tambahkan Aqua ad 60 ml, aduk ad homogeny

Masukkan ke dalam botol

Page 19: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

FORMULA II

No. Nama Bahan Fungsi %kadar yang

dibutuhkan

% yang

dipakai

Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Parasetamol

Saccharin Na

Propilenglikol

Glycerin

Na Benzoat

Red Cherry

Aqua destilata

NaH2PO4 .2H2O

Na2HPO4 .12H2O

allura

Sukrosa

Bahan aktif

Pemanis

Kosolven

Kosolven

Pengawet

Pewarna

Pembawa

Dapar

Dapar

Pengaroma

pemanis

0,04 -0,25 %

10-25 %

0,20 %

25 %

15 %

15 %

2880 mg

0,24 g

30 ml

18 ml

9 ml

2 tetes

q.s

2,11 g

0,16 g

5 tetes

1. Tetapan Dielektrik

=

=

= 54,79

2. Perhitungan ADI untuk Formula II

a. ADI Propilenglikol (25 mg/ Kg BB) → HPE : 625

Usia BB (Kg) ADI Propilenglikol

1 – 5 tahun 10 - 15 250 – 375 mg

6 – 12 tahun 16 - 25 400 – 575 mg

Page 20: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Pemakaian propilenglikol sehari dalam sediaan :

Propilenglikol yang digunakan melewati batas ADI, tetapi hal ini dapat ditoleransi

karena tidak digunakan sehari-hari, hanya pada saat sakit.

b. ADI GLISEROL (1 – 1,5 g / kg BB)

Usia BB (Kg) ADI Gliserol

1 – 5 tahun 10 - 15 10 – 15g / 15 – 22,5g

6 – 12 tahun 16 – 23 16 – 23g / 23 – 34,5g

3. Cara Kerja

a. Propilenglikol diambil sebanyak 14 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi

b. Glycerin diambil sebanyak 9 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi

c. Campurkan semua bahan di atas di dalam beker gelas ad homogeny

d. Ditimbang parasetamol sebanyak 2880 mg, larutkan di dalam pelarut campuran di

atas, aduk ad larut

e. Ditimbang saccharin Na sebanyak 240 mg, larutkan dalam 1 ml propilenglikol

f. Campurkan larutan saccharin Na ke dalam larutan parasetamol, aduk ad homogen

g. Ditimbang sukrosa sebanyak 6 g, larutkan dalam aqua panas, tambahkan ke dalam

campuran diatas, aduk ad homogen

h. Ditimbang Na Benzoat sebanyak 60 mg, larutkan dalam aqua secukupnya (2ml),

aduk ad larut. Tambahkan ke dalam campuran di atas, aduk ad homogen.

i. NaH2PO4.2H2O ditimbang sebanyak 1.3760 g dan Na2HPO4.2H2O sebanyak

193.21 mg, larutkan dengan aqua secukupnya, aduk ad larut. Tambahkan ke

dalam campuran diatas, aduk ad homogen

j. Tambahkan bahan pewarna dan bahan pengaroma secukupnya

k. Tambahkan aqua di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi ad 60 ml, aduk ad

homogen

l. Masukkan ke dalam botol.

Page 21: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

NaH2PO4.2H2O + aqua (I) Na2HPO4.2H2O + aqua (II) I + II → aduk ad homogen

4. Skema Cara Kerja

Propilenglikol + Glycerin + PEG 4000 → aduk ad homogen

Aduk ad larut dan Homogen ← Paracetamol

Sukrosa + aqua panas → Aduk ad homogen ←saccharin Na + propilenglikol

Na Benzoat + aqua panas→ Aduk ad homogen

Zat pengaroma → Aduk ad Homogen ← Zat Pewarna

Tambahkan aqua ad 60 ml, aduk ad homogen

Masukkan ke dalam botol

FORMULA III

No. Nama Bahan Fungsi %kadar yang

dibutuhkan

% yang

dipakai

Jumlah

Page 22: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Parasetamol

Saccharin Na

Propilenglikol

Glycerin

PEG 4000

Red Cherry

Aqua destilata

NaH2PO4 .2H2O

Na2HPO4 .12H2O

allura

Sukrosa

Bahan aktif

Pemanis

Kosolven

Kosolven

Kosolven

Pewarna

Pembawa

Dapar

Dapar

Pengaroma

Pemanis

0,04 -0,25 %

10-25 %

67 %

0,20 %

25 %

15 %

5%

10 %

2880 mg

0,24 g

30 ml

18 ml

6 ml

2 tetes

q.s

2,11 g

0,16 g

5 tetes

12 ml

1. Tetapan Dielektrik

=

=

= 54,79

3. Cara Kerja

a. Propilenglikol diambil sebanyak 14 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi

b. Glycerin diambil sebanyak 9 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi

c. PEG ditimbang sebanyak 6 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi

d. Campurkan semua bahan di atas di dalam beker gelas ad homogeny

Page 23: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

e. Ditimbang parasetamol sebanyak 2880 mg, larutkan di dalam pelarut campuran di

atas, aduk ad larut

f. Ditimbang saccharin Na sebanyak 240 mg, larutkan dalam 1 ml propilenglikol

g. Campurkan larutan saccharin Na ke dalam larutan parasetamol, aduk ad homogen

h. Ditimbang sukrosa sebanyak 6 g, larutkan dalam aqua panas, tambahkan ke dalam

campuran diatas, aduk ad homogen

i. Ditimbang Na Benzoat sebanyak 60 mg, larutkan dalam aqua secukupnya (2ml),

aduk ad larut. Tambahkan ke dalam campuran di atas, aduk ad homogen.

j. NaH2PO4.2H2O ditimbang sebanyak 2.11 g dan Na2HPO4.2H2O sebanyak 160 mg,

larutkan dengan aqua secukupnya, aduk ad larut. Tambahkan ke dalam campuran

diatas, aduk ad homogen

k. Tambahkan bahan pewarna dan bahan pengaroma secukupnya

l. Tambahkan aqua di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi ad 60 ml, aduk ad

homogen

m. Masukkan ke dalam botol.

9. EVALUASI SEDIAAN

A. FORMULA I

1. Organoleptis

Bau :

Rasa : Manis

Page 24: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Warna :

Hasil organoleptis dari sediaan formula I sesuai dengan yang direncanakan /

yang diformulakan.

2. Penetapan pH

Alat : pH meter

Cara Kerja :

1. Nyalakan alat pH meter

2. Masukkan sediaan dalam bekker glass kurang lebih 50 ml

3. Celupkan electrode glass ke dalam sediaan untuk mengambil pH sediaan yang akan

diukur.

4. Tekan tombol pH pada alat pH meter

5. Catat angka pH yang muncul pada monitor pH meter.

Hasil pengukuran pH dari sediaan formula I adalah sediaan formula I memilki

pH 5,95. Sedangkan pH yang diinginkan untuk sediaan adalah pH 6,0.

B. FORMULA II

3. Organoleptis

Bau : Jeruk

Rasa : Sedikit pahit

Warna : Orange

Hasil organoleptis dari sediaan formula I sesuai dengan yang direncanakan /

yang diformulakan kecuali rasa dari sediaan yg sedikit pahit.

4. Penetapan pH

Alat : pH meter

Cara Kerja :

6. Nyalakan alat pH meter

7. Masukkan sediaan dalam bekker glass kurang lebih 50 ml

Page 25: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

8. Celupkan electrode glass ke dalam sediaan untuk mengambil pH sediaan yang akan

diukur.

9. Tekan tombol pH pada alat pH meter

10. Catat angka pH yang muncul pada monitor pH meter.

Hasil pengukuran pH dari sediaan formula I adalah sediaan formula I memilki

pH 5,74. Sedangkan pH yang diinginkan untuk sediaan adalah pH 6,0.

Dari hasil evaluasi diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil sediaan yang mendekati

sediaan yg diinginkan dari formula adalah sediaan formula I. Maka formula yang

akan di – scale up menjadi sediaan sebanyak 300 ml adalah formula I.

11. FORMULA SCALE UP

Formula yang akan di- scale up adalah formula I. Scale up sediaan adalah sediaan dalam 300 ml.

No. Nama Bahan Fungsi Jumlah dalam 300ml

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Parasetamol

Saccharin Na

Propilenglikol

Isabela

(Orange Pasta)

Aqua destilata

NaH2PO4 .2H2O

Na2HPO4 .12H2O

Isabela

(Orange Crush)

CMC Na

Bahan aktif

Pemanis

Kosolven

Pewarna

Pembawa

Dapar

Dapar

Pengaroma

Pengental

7.2 g

740 mg

75 ml

q.s

q.s

6.88 g

480.8 mg

q.s

1.5 g

Page 26: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

HASIL EVALUASI SEDIAAN

1. Organoleptis

Bau : Jeruk

Rasa : Manis

Warna : Orange

Hasil evaluasi organoleptis sesuai dengan sediaan yang diinginkan dari

formula.

2. Uji Berat Jenis

Alat : Piknometer

Cara Kerja :

1. Gunakan alat piknometer yang telah dibersihkan dan dalam keadaan

kering.

2. Timbang piknometer kosong di timbangan analitik.

3. Setelah timbangan kosong, isi piknometer dengan air hangat terisi

penuh, kemudian timbang botol berisi air.

4. Buang air dalam piknometer, kemudian isi piknometer dengan

larutan sirup dan timbang. Lakukan sebanyak 3 kali pada larutan

sirup yang berbeda.

5. Setelah ditimbang semuanya, hitung Bj masing-masing dan

kemudian di rata-rata dan cari standar devisiasinya.

Hasil evaluasi

No. Piknometer Kosong Piknometer dengan

air

Piknometer Berisi

Sediaan

I 33.67 g 57.74 g 58,81 g

II 33.69 g 57.86 g 58,84 g

III 33.69 g 57.85 g 58.88 g

Perhitungan BJ dari Sediaan

I. BJ Penimbangan I =

Page 27: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

= 1.0444 g

II. BJ Penimbangan II =

= 1.0405

III. BJ Penimbangan III =

= 1.0426

Rata-rata dari semua penimbangan adalah 1.0425.

Jadi, BJ dari sediaan adalah 1.0425 g/mL

3. Uji pH

Hasil yang diperoleh : pH 5,82

Spesifikasi sediaan : pH 5-6

Kesimpulan : Masuk rentang pH yang telah ditentukan sebelumnya.

Pembahasan : Pengukuran pH pada ukuran 60 ml yakni di dapat pH

5,96 tetapi pada waktu dibuat dalam jumlah scale up mengalami penurunan pH

menjadi pH 5,82 hal ini dapat disebabkan ketidakstabilan pH dalam

pelarut/bahan pembawa yang lebih banyak.

4. Viskositas

Alat : Viskometer Cappilary

Cara Kerja :

1. Cuci alat dengan alcohol 95% dan keringkan

2. Masukkan zat uji ke dalam viscometer sebanyak ± 0,5 ml

Page 28: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

3. Hisap ujung pipa viscometer sampai zat uji naik melewati batas,

kemudian biarkan zat tersebut turun hingga melewati batas tadi.

4. Pada saat zat sampai pada batas, hidupkan stopwatch hingga zat

tersebut turun tepat pada batas berikutnya.

Hasil Evaluasi Viskositas

Larutan sediaan sebanyak 0,5 mL mengalir seluruhnya dengan waktu 6 menit

40 detik. Untuk perhitungan viskositas sediaan sebagai berikut.

V =

=

= 4.285 x 10-3 mL/Detik

Jadi, viskositas untuk sediaan ini adalah 4.285 x 10-3 mL/Detik.

12. KEMASAN

Komposisi :Tiap 5 ml mengandung 120 mg paracetamolDosis :Anak usia 1-6 th = 1-2 sendok takar (5ml)Anak usia 6-12 th = 2-4 sendok takar (5ml)

Aturan pakai sehari 4 kali 1 sendok takar (5ml) Cara penyimpanan :Simpan di tempat sejuk 15-20°C terlindung

No. Batch 009345Tgl produksi Okt 10Kadaluarsa Okt 13

No.Reg DBL 1000300202A1

PT. PrikitiwLaboratory

Malang-Indonesia

ACETALIXIRObat penurun

panas

Rasa jeruk

ISI BERSIH 60 ml

Indikasi:Menghilangkan rasa nyeri, menurunkan suhu tubuh ketika demam, antiradang lemah

Kontraindikasi :Hipersensitif terhadap paracetamol dan gangguan fungsi hati

Efek samping :Gangguan saluran pencernaan, mual, muntah, anoreksia,gangguan fungsi hati

No. Batch 009345Tgl produksi Okt 10Kadaluarsa Okt 13

No.Reg DBL 1000300202A1

PT. PrikitiwLaboratory

Malang-Indonesia

Komposisi :Tiap 5 ml mengandung 120 mg paracetamol

Cara penyimpanan :Simpan di tempat sejuk 15-20°C terlindung dari cahaya

ACETALIXIRObat penurun panas

Rasa jeruk

IndikasiKontraindikasiEfek sampingPeringatan/PerhatianInteraksi ObatAturan Pakai :Lihat di Brosur

Page 29: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Brosur

ACETALIXIR

KomposisiTiap 5 ml mengandung paracetamol 120 mg

FarmakologiAcetalixir mengandung paracetamol yang bekerja sebagai analgesic, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik dengan bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.

IndikasiAcetalixir diindikasikan untuk meringankan rasa nyeri, menurunkan demam dan antiradang lemah.

Kontra-indikasiHipersensitivitas terhadap paracetamolPenderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.

PerhatianHati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjalBila setelah 3 hari demam tidak turun atau nyeri tidak menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.

DosisUsia 1-6 tahun : 1-2 sendok takar (5 ml)Usia 6-12 tahun : 2-4 sendok takar (5 ml)

Efek sampingWalaupun jarang terjadi, tapi dapat timbul efek samping sebagai berikut :Gangguan saluran pencernaan, mual, muntah, anoreksia, dan gangguan fungsi hati.

Penyimpanan Simpan di tempat kering dan sejuk pada suhu 15-20º C dan terlindung dari sinar matahari.

KemasanDus, botol @ 60 mlNo. Reg. 1000300202A1Dus, botol @ 15 ml

Page 30: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Daftar Pustaka

Martindale 36th Edition. 2009. Paracetamol, dalam : Martindale (The Complete Drug Reference) 36th Edition. Pharmaceutical Press : USA. Page : 108 – 111

Handbook of Pharmaceutical Exipients. 2006. Handbook of Pharmaceutical Exipients 5th Edition. Pharmaceutical Press : USA

Page 31: Paracetamol Syrup (Kelompok 1D)

Farmakologi dan terapi . 2008. Para Amino Fenol, Dalam : Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta, halaman 237-238.

Farmakope Indonesia. 1995. Paracetamolum, Dalam : Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. halaman 649 – 652.