paracetamol syrup (kelompok 1d)
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
1. PARACETAMOL (ACETAMINOPHEN)
Paracetamol adalah derivate dari para amino fenol dan merupakan metabolit
fenasetin dengan efek antipiretik yang sama dan telah digunakan sejak tahun 1893.
Paracetamol mempunyai efek antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus amiobenzen
dan untuk efek antiinfalmasi hamper tidak ada. Paracetamol (Acetaminophen)
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Efek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang dan juga menurunkan suhu tubuh.Efek
antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan untuk
antirematik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG paling lemah.Jadi
paracetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamation
Drug).
2. PEMERIAN
Paracetamol merupakan hablur atau serbuk hablur warna putih yang tidak berbau
dan memiliki rasa yang pahit. Kelarutan dari paracetamol adalah 1 bagian
paracetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air yang mendidih; dalam 7 sampai
10 bagian etanol (95%); dalam 13 bagian aseton; 40 bagian gliserol; dan dalam 9
bagian propilenglikol; sangat mudah larut dalam kloroform; agak sukar larut dalam
eter; larut dalam larutan alkali hidroksida membentuk larutan jenuh dalam air
(saturasi) dengan pH 5,1 sampai 6,5. (Martindale : The Extra Pharmacopeia 28th
Edition; halaman : 268)
Khasiat dan penggunaan dari paracetamol adalah sebagai analgetikum
(menghilangkan rasa nyeri) dan sebagai antipiretikium (menurunkan suhu
tubuh).Paracetamol di simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya.Paracetamol memiliki titik lebur pada suhu antara 168°-172°C.Stabilitas dari
paracetamol adalah sangat stabil dalam aquadest. Waktu paruh yang didapar pada pH
6 diperkirakan sekitar 21,8 tahun. Degradasi bahan dikatalisasi oleh asam dan basa
dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil dari
degradasi adalah p-aminofenol dan asam asetat. Higroskopisitas dari bahan ini adalah
paracetamol menyerap kelembaban dengan jumlah yang tidak signifikan pada suhu
25°C pada kelembaban relative 90%, pKa 9,5 pada suhu 25°C.
3. TINJAUAN BAHAN OBAT
A. FARMAKOLOGI
Acetaminophen adalah salah satu derivate dari para amino
fenol.Acetaminophen merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang
sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Acetaminophen di
Indonesia lebih dikenal dengan nama paracetamol dan tersedia dalam golongan
obat bebas. Walaupun demikian, laporan kerusakan fatal hepar akibat overdosis
akut perlu diperhatikan.
Efek samping dari paracetamol dapat berupa reaksi alergi terhadap
derivate para-aminofenol tetapi hal ini jarang terjadi.Manifestasinya berupa
aritema atau uritikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada
mukosa.Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama
dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic dan kerusakan hati.
B. FARMAKODINAMIK
Efek analgesic parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan samapi sedang.Keduanya
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek
sentral seperti pada salisilat.
Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol dan
fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik.Paracetamol merupakan
penghambat biosintesis PG yang lemah.Efek iritasi, erosi dan pendarahan
lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan
keseimbangan asam-basa.(Farmakologi FK UI, edisi 5; halaman : 238).
C. FARMAKOKINETIK
Paracetamol dan fenasetin di absorpsi cepat dan sempurna melalui saluran
cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan wktu
paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh.Dalam
plasma 25% paracetamol dan 30% fenasetin terikat protein plasma.Kedua obat ini
dimetabolisme oleh enzim microsom hati. Sebagian paracetamol (80%) di
konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat.
Selain itu kedua obat ini di ekskresi melalui ginjal, sebagian kecil paracetamol
(3%) dan sebagian besar dalam bentuk konjugasi.
D. INDIKASI
Paracetamol digunakan sebagai analgesic dan antipiretik.Sebagai
anlagesik lainnya, paracetamol sebaiknya tidak di berikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan nefropati.Jika dosis terapi tidak memberikan manfaat,
biasanya dosis besar tidak menolong. Karena hamper tidak mengiritasi lambung,
paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk analgesic.
E. KONTRAINDIKASI
Penggunaan paracetamol tidak diberikan kepada penderita yang
hipersensitiv terhadap acetaminophen dan penderita yang mempunyai ganguan
fungsi hati.
F. EFEK SAMPING
Jarang sekali terjadi adanya alergi pada kulit, alergi silang dengan salisilat,
leucopenia, neutropenia, panzikopenia, methemoglobinemia, nefopati analgesic
(pada penyalahgunaan kronis), tumor pada saluran pembuangan urine.
Pada dosis tinggi, kerusakan hati yang berat dan mungkin lethal
disebabkan oleh pembentukan metabolit yang reaktif dan toksik (Farmakologi dan
Toksikologi III : 225)
4. RANCANGAN FORMULA
Senyawa Aktif Efek / Khasiat Efek Samping
Paracetamol
(Acetaminophen)
- Menghilangkan rasa
nyeri
- Menurunkan suhu
tubuh
- Merupakan anti
inflamasi lemah
(Martindale 36th Edition;
halaman : 10)
- Gangguan saluran
pencernaan
- Hipersensitivitas
- Mual, muntah,
anorexia
- Hipolensi
- Gangguan fungsi hati
- Kelemahan darah
5. KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA (PARACETAMOL)
KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA KETERANGAN KHUSUS
1. Karakteristik Fisika
- Larut dalam air mendidih dan
dalam NaOH 1N dan mudah larut
dalam etanol
- Larut dalam air dengan
perbandingan 1 : 70
- Dalam air mendidih dengan
perbandingan 1 : 20
- Dalam etanol 1 : 7
- Dalam aseton 1 : 13
- Dalam gliserol 1 : 40
- Dalam propilenglikol 1 : 9
- Bentuk hablur Kristal, putih atau
hampir putih, tidak berbau, rasa
agak pahit dan tahan pemanasan.
Digunakan untuk sediaan oral
2. Karakteristik Kimia
- Stabil pada pH 3,8 – 6,1
- pKa 9,5
- tidak mudah teroksidasi
6. PARACETAMOL SIRUP
a. Bahan aktif terpilih adalah Acetaminophen (Paracetamol)
Alasan : bahan aktif mempunyai khasiat yang dikehendaki sebagai analgesic dan
antipiretik dengan efek samping yang ditimbulkan kecil. Selain itu,
bahan aktif hanya mempunyai satu bentuk dan struktur kimia.
b. Bahan sediaan terpilih adalah sediaan sirup
Alasan : - Absorpsinya lebih cepat (untuk sirup ukuran nya mikromolekul
sehingga mudah absorpsinya)
- Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan aktif
- Rasanya manis dan warna menarik, banyak disukai anak-anak
- memudahkan penggunaan untuk anak-anak dan orang dewasa yang
memiliki kesulitan menelan.
c. Dosis dan Jumlah per Kemasan
Pemakaian oral untuk dewasa adalah 0,5 – 1 g setiap 4 – 6 jam dan sehari
maksimal 4 g. Dosis untuk anak-anak di bawah 3 bulan (10 mg/kgBB) adalah 3
bulan – 1 tahun (60 mg – 120mg); 1 – 5 tahun (120mg – 250 mg); 6 – 12 tahun
(250 mg- 500 mg), dosis ini diberikan setiap 4 – 6 jam, bila perlu sehari maksimal
4 g. (Martindale 28th Edition; halaman 268)
Pasien yang di tuju
Konsumen yang di tuju adalah anak-anak usia 1 – 12 tahun. Sebagian besar
anak-anak usia 1-12 tahun sangat sulit bahkan enggan meminum obat karena
sebagian besar dari obat itu sendiri berasa pahit, terutama dalam sediaan puyer
dan tablet. Oleh karena itu dibuat dalam sediaan sirup dengan rasa yang disukai
anak-anak yang tentunya tidak pahit untuk mereka minum.
Dosis pemakaian
Anak-anak 1 – 5 tahun : 120 mg – 250 mg
Anak-anak 6 – 12 tahun : 250 mg – 500 mg
Dengan lama pengobatan selama 3 hari
Apabila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 250 mg paracetamol,maka
dosis pemakaian untuk anak-anak 1 - 5 tahun adalah ½ - 1 sendok takar.
Sedangkan untuk anak-anak usia 6 – 12 tahun adalah 1 – 2 sendok takar.
Dipilih dosis 120 mg/5 ml sendok takar karena lebih efektif dalam hal
kelarutan dalam 5 ml dan pembuatan sediaan dapat lebih efisien serta
memudahkan pasien dalam penggunaannya.
Volume yang dibutuhkan
- 1 – 5 tahun : 1 – 2 sendok takar (120 mg/ 5ml)
1 hari = (5 ml – 10 ml) x 4 = 20 – 40 ml
3 hari = (20 – 40 ml) x 3 = 60 – 120 mg
- 6 – 12 tahun : 2 – 4 sendok takar (120 mg/ 5 ml)
1 hari = (10 – 20 ml) x 4 = 40 – 80 ml
3 hari = (40 – 80 ml) x 3 = 120 mg – 240 mg
Dipilih kemasan terkecil adalah 120 ml
Alasan : lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang di tuju dan
karena pertimbangan jumlah / lama pemakaian (untuk 3 hari) agar
terjaga kestabilan bahan aktif selama penyimpanan.
d. Persyaratan Bentuk Sediaan
Bentuk Sediaan Sirup (Larutan)
Kadar Bahan Aktif
Dosis
pH Sediaan
Viskositas
Kemasan Terkecil
Warna
Bau
90% - 110%
120 mg/ 5 ml
5 – 6
120ml
Kuning
strawberry
Rasa Manis
e. Macam-macam Bahan dan Fungsi
Fungsi
Bahan
Macam-macam Bahan dan
Karakteristiknya
Bahan Terpilih,
dan Alasan
Pelarut 1. Aquadestilata
Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa
2. Glyserin
Cairan jernih, tidak berbau,
tidak berwarna, kental,
higroskopis, rasa manis 0,6x
sukrosa.
Dapat bercampur dengan air,
sedikit larut dalam aseton, larut
dalam etanol 95% dan
methanol, tidak larut dalam
benzene, kloroform, larut 1 :
500 dengan eter dan 1 : 11
dengan etil asetat.
3. Propilenglikol
Cairan kental jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, dengan
rasa agak manis, higroskopis.
Dapat bercampur dengan air,
etanol 95%, kloroform, eter,
gliserin. Larut dalam eter
dengan perbandingan 1 : 6,
Untuk formula 1, pelarut
terpilih adalah
propilenglikol karena
lebih dapat melarutkan
paracetamol
Untuk formula 2, pelarut
terpilih adalah
propilenglikol, gliserin,
dan PEG 4000, sebagai
kosolven. Untuk
meningkatkan kelarutan
dari paracetamol.
Untuk formula 3,
digunakan propilenglikol,
gliserin dan PEG 4000
untuk meningkatkan
kelarutan dari
paracetamol tersebut.
tidak dapat bercampur dengan
minyak miniral.
4. PEG 4000
Cairan kental, jernih, tidak
berwarna atau praktis tidak
berwarna, bau khas lemah, agak
higroskopik.
Larut dalam air, dalam etanol,
dalam aseton, dalam glikol
lainnya.
Pemanis 1. Sukrosa
Serbuk Kristal tidak berwarna,
atau serbuk Kristal putih, tidak
berbau dan rasa manis
2. Saccharin Na
Serbuk hablur, putih, tidak
berbau, atau agak aromatic,
sangat manis. Memiliki rasa
manis 300x lebih manis dari
sukrosa.
3. Sorbitol
Serbuk, butiran atau kepingan,
putih, rasa manis, higroskopis.
4. Glycerin
Cairan seperti sirop, jernih,
tidak berwarna, manis yang
diikuti rasa hangat, higroskopis.
Untuk formula 1, 2 dan 3
pemanis terpilih adalah
saccharin Na, karena
memiliki rasa manis 300x
dari sukrosa
Pewarna 1. Red cherry
Berasal dari varietas riperfruit
segar yang berwarna merah dan
berasa cherry asam
2. Amaranth
Serbuk coklat kemerahan,
hampir tidak berbau dengan
rasa saline. Kelarutan dalam air
1:15 dan sangat sedikit larut
dalam alcohol
3. Isabela Orange
Berbentuk cair (pasta) dengan
warna orange jeruk
Untuk formula 1, 2 dan 3
digunakan
Pengawet 1. Natrium Benzoat
Granul putih/kristalin, sedikit
higroskopis, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak manis (asin).
Kelarutan pada T = 20°C :
Etanol 95% = 1 : 75 ; Etanol
90% = 1: 50
Air = 1 : 1,8 ; pada air mendidih
( T = 100°C) = 1 : 1.
2. Nipagin (Metil paraben)
Kristal tidak berwarna atau
serbuk Kristal, berwarna putih,
tidak berbau/berbau lemah, rasa
sedikit membakar.
Kelarutan pada T = 25°C
Etanol 95% = 1 : 3 ;
Untuk formula 1, tidak
menggunakan bahan
pengawet, karena
konsentrasi propilenglikol
dapat menjadi pengawet.
Untuk formula 2 dan 3
menggunakan
propilenglikol dan gliserol
karena konsentrasi
keduanya dapat
digunakan sebagai
pengawet.
Etanol 50% = 1 : 6; Eter 1: 10;
Glycerin = 1 : 60
3. Nipasol (Propil Paraben)
Kristal putih, tidak berbau dan
tidak berasa.
Kelarutan pada T = 20°C
Sangat larut pada aseton
Etanol = 1 : 1,1;
etanol 50% = 1 : 5,6;
sangat larut pada eter;
glyserin = 1 : 2500;
mineral oil = 1 : 3300;
Minyak ikan = 1 : 7; Air = 1 :
2500
7. LARUTAN DAPAR (FI III Hal 1415)
Larutan dapar fosfat umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan dapar
borat, dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika
disebutkan pH dalam paparan obat jadi, pengaturan pH dilakukan dengan
penambahan asam basa atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini, hingga
pH dikehendaki.
1. Larutan Dapar Fosfat
Larutan NaH2PO4.2H2O
2,55% (ml)
Larutan Na2HPO4.12H2O
0,97 % (ml)
pH
1
2
3
4
9
8
7
6
7,6
7,3
7,05
6,85
5
6
7
8
9
9,5
5
4
3
2
1
0,5
6,65
6,45
6,25
6,05
5,7
5,3
2. Larutan Dapar Isotonis
Larutan NaH2PO4
80% (ml)
Larutan Na2HPO4
0,97% (ml)
pH NaCl yang
diperlukan untuk
isotonis (g/100ml)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
95
5,9
6,1
6,5
6,6
6,3
7,0
7,2
7,4
7,7
8,0
0,52
0,51
0,50
0,40
0,46
0,45
0,44
0,43
0,42
0,41
Dalam Farmakope Indonesia edisi IV halaman 1144 tercantum atau disebutkan tentang
dapar fosfat-sitrat.
Dapar fosfat pH 7,2 campur 87,0 ml larutan natrium fosfat dibasa dodekahidrat P
7,15% dengan 13,0 ml larutan asam sitrat P 2,1%
Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 campur 6,35 ml asam sitrat 0,1M dengan natrium fosfat
dibasa dodekahidrat 0,2M secukupnya hingga 100 ml
Rentang pH hampir sama dengan pH dengan tubuh yaitu 7,4
Dapar Fosfat
1. Na2HPO4
Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin, dalam udara kering
rapuh
Kelarutan : larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol (95%)
Inkompatibilitas : Dengan alkaloida, antipyrine, khlorhidrat, ion asetat pyrogaliol,
resorsinol dan asam glukanote dan ciproxo.
ADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100 mmol
phosphate per hari
2. NaH2PO4
Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna, slighlydeliquescent crystal (bentuk
hydrat), granul (bentuk anhidrat).
Kelarutan : larut dalam satu bagian air, sangat larut dalam etanol (95%)
Incompatibilitas : dengan asam mineral, biasanya dengan bahan alkali dan karbonat
ADI : di atas 100 mmol sehari
Perhitungan Dapar
Sediaan yang digunakan pH 6,0
Menggunakan dapar phosphate, phosphate memiliki pKa dalam suhu 25⁰C
pKa1 = 2,15 (H2PO4) Na3HPO4
pKa2 = 7,20 (H2PO4) Na2HPO4
pKa3 = 12,28 (HPO42-) NaH2PO4
pKa yang digunakan adalah pKa2 karena paling dekat dengan pH sediaan (pH 6,0)
dengan H2PO4 sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam.
pH = pKa + log (garam)/(asam)
6,0 = 7,20 + log (Na2HPO4)/(H2PO4)
-1,2 = log (Na2HPO4)/(H2PO4)
0,063= (Na2HPO4)/(H2PO4)
0,063(H2PO4) = (Na2HPO4)
Kapasitas Dapar
pKa = 7,20 Ko = 6,31 x 10-8
pH = 6,0 (H3O)= 10-6
Persamaan Voli Slyke
β = 2,3C [Ko. (H3O+)]/[(Ko + (H3O+)]2
0,02 = 2,3 C {(6,31 x 10-8).( 10-6)}/( 6,31 x 10-8+ 10-6)2
0,02 = 0,128 C
C = 0,156 M
C = (garam) + (asam)
0,156 = (Na2HPO4) + (H2PO4)
0,156 = 0,063 (H2PO4-) + (H2PO4
-)
0,156 = 1,063 (H2PO4-) + (H2PO4
-)
(H2PO4-) = 0,156/1,063
(H2PO4-) = 0,147 M
(Na2HPO4) = 0,063 x (H2PO4-)
= 0,063 x 0,147
= 9 x 10-3M
Untuk Na2HPO4 .12H2O dalam 120 ml
(Na2HPO4) = [massa/Mr] x [1000/v]
9 x10-3M = [ massa/141,96] x (1000/120)
Massa Na2HPO4 = 0,1532 gO ~ 153,26 mg
Berat Na2HPO4 .12H2O = {Mr (Na2HPO4 .12H2O)/Mr (Na2HPO4) x massa
Na2HPO4 = {358,08/141,96}x 153,26 mg = 386,58 mg
Untuk NaH2PO4 .2H2O
NaH2PO4 = [massa/Mr] x [1000/v]
0,147 = [massa/119,98] x [1000/120]
Massa NaH2PO4 = 2,1164 g
Berat NaH2PO4 .2H2O = {Mr (NaH2PO4 .2H2O)}/ Mr (NaH2PO4) x massa
= {156,01/119,98} x 2,1164 g = 2,75 g
Perhitungan Expiration Date
Paracetamol pada pH 6,0 . t1/2 = 21,8
Dengan menggunakan rumus :
Log K = (2,303/ t1/2) x Log (Co/Ct)
Maka :
Log K = (2,303/ t1/2) x Log (Co/Ct)
Log K = (2,303/ 21,8) x Log 2
Log K = 0,0318
T90 = 2,303/ t1/2 x Log
0,0318 = (2,303/T90) x Log (Co/0,9 Co)
0,0318 = 0,105/T90
T90 = 3,31 Tahun
Formula Baku Pustaka
Formularium Nasional, edisi 2 tahun 1978 halaman 3
Acetaminopheni Elixir (Elixir Parasetamol)
Komposisi : Tiap 5 ml mengandung
Acetaminophenum 120 mg
Glycerolum 2,5 mg
Propylenglicolum
500 µl
Sorbitol Solution 70% 1,25 ml
Aethanolum 500 µl
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Aqua destilata hingga 5 ml
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.
Dosis : Anak : 1 Tahun 1sendok teh
1-5 Tahun 2 sendok teh
Catatan : 1. Air dapat diganti sirupus simplex
2.Sediaan berkekuatan lain = 150 mg
Tetapan dielektrik dari formula baku
- Alcohol 24
- Propilenglikol 32
- Glycerolum 43
- Aqua 78.5
- PEG 4000 12.5
Tetapan dielektrik =
=
= 50.43
8. FORMULA
FORMULA I (untuk 120ml)
No. Nama Bahan Fungsi %kadar yang
dibutuhkan
% yang
dipakai
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Parasetamol
Saccharin Na
Propilenglikol
Red Cherry
Aqua destilata
NaH2PO4 .2H2O
Na2HPO4 .12H2O
allura
Sukrosa
Bahan aktif
Pemanis
Kosolven
Pewarna
Pembawa
Dapar
Dapar
Pengaroma
pemanis
0,04 -0,25 %
10-25 %
0,20 %
25 %
0,5 %
2880 mg
0,24 g
30 ml
2 tetes
q.s
2,11 g
0,16 g
5 tetes
300 mg
1. Tetapan Dielektrik =
=
= 66,77
( konstanta dielektrik propilenglikol = 32; Aqua = 78,36 )
2. Perhitungan ADI untuk Formula I
ADI Propilenglikol (25 mg/ Kg BB) → HPE : 625
Usia BB (Kg) ADI Propilenglikol
1 – 5 tahun 10 – 15 250 mg – 375 mg
6 – 12 tahun 16 – 23 400 mg – 575 mg
Pemakaian propilenglikol sehari dalam sediaan :
1 – 6 tahun = 15 ml x 1,038 g/ml (BJ Propilenglikol)
= 15,57 g x (Pemakaian sehari)
= 2,595 g – 5,19 g
6 – 12 tahun = 15 ml x 1,038 g/ml (BJ Propilenglikol)
= 15,57 g x (Pemakaian sehari)
= 5,19 g – 10,38 g
Propilenglikol yang digunakan melewati batas ADI, tetapi hal ini dapat ditoleransi
karena tidak digunakan sehari-hari, hanya pada saat sakit.
3. Cara Kerja
a. Timbang parasetamol sebanyak 2880 mg
b. Ukur propilenglikol sebanyak 14 ml dalam beker gelas yg telah dikalibrasi
c. Masukkan parasetamol ke dalam propilenglikol sedikit demi sedikit, aduk ad larut
d. Timbang saccharin Na sebanyak 240 mg mg, larutkan saccharin Na dalam 1 ml
propilenglikol
e. Timbang NaH2PO4.2H2O sebanyak 2.11 g dan Na2HPO4.2H2O sebanyak 160 mg dan
larutkan dalam aqua ad. Larut.
f. Campurkan larutan saccharin Na dan larutan dapar ke dalam larutan prasetamol yang
telah larut, aduk ad homogen.
g. Tambahkan zat pewarna dan pengaroma ke dalam campuran, aduk ad homogen
h. Masukkan larutan campuran ke dalam CMC Na yang telah dikembangkan sedikit
demi sedikit didalam beker gelas yang telah dikalibrasi 60 ml, aduk ad homogen.
i. Tambahkan aqua ad 60 ml, aduk ad homogen
j. Masukkan ke dalam botol.
NaH2PO4.2H2O + aqua (I)Na2HPO4.2H2O + Aqua (II)I + II, ad homogeny
4. Skema Cara Kerja
Propilenglikol + parasetamol
↓
propilenglikol + saccharin Na → Aduk ad homogeny
↓
Aduk ad homogen
↓
Zat Pewarna → Aduk ad Homogen ← Zat Pengaroma
↓
Tambahkan Aqua ad 60 ml, aduk ad homogeny
↓
Masukkan ke dalam botol
FORMULA II
No. Nama Bahan Fungsi %kadar yang
dibutuhkan
% yang
dipakai
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Parasetamol
Saccharin Na
Propilenglikol
Glycerin
Na Benzoat
Red Cherry
Aqua destilata
NaH2PO4 .2H2O
Na2HPO4 .12H2O
allura
Sukrosa
Bahan aktif
Pemanis
Kosolven
Kosolven
Pengawet
Pewarna
Pembawa
Dapar
Dapar
Pengaroma
pemanis
0,04 -0,25 %
10-25 %
0,20 %
25 %
15 %
15 %
2880 mg
0,24 g
30 ml
18 ml
9 ml
2 tetes
q.s
2,11 g
0,16 g
5 tetes
1. Tetapan Dielektrik
=
=
= 54,79
2. Perhitungan ADI untuk Formula II
a. ADI Propilenglikol (25 mg/ Kg BB) → HPE : 625
Usia BB (Kg) ADI Propilenglikol
1 – 5 tahun 10 - 15 250 – 375 mg
6 – 12 tahun 16 - 25 400 – 575 mg
Pemakaian propilenglikol sehari dalam sediaan :
Propilenglikol yang digunakan melewati batas ADI, tetapi hal ini dapat ditoleransi
karena tidak digunakan sehari-hari, hanya pada saat sakit.
b. ADI GLISEROL (1 – 1,5 g / kg BB)
Usia BB (Kg) ADI Gliserol
1 – 5 tahun 10 - 15 10 – 15g / 15 – 22,5g
6 – 12 tahun 16 – 23 16 – 23g / 23 – 34,5g
3. Cara Kerja
a. Propilenglikol diambil sebanyak 14 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi
b. Glycerin diambil sebanyak 9 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi
c. Campurkan semua bahan di atas di dalam beker gelas ad homogeny
d. Ditimbang parasetamol sebanyak 2880 mg, larutkan di dalam pelarut campuran di
atas, aduk ad larut
e. Ditimbang saccharin Na sebanyak 240 mg, larutkan dalam 1 ml propilenglikol
f. Campurkan larutan saccharin Na ke dalam larutan parasetamol, aduk ad homogen
g. Ditimbang sukrosa sebanyak 6 g, larutkan dalam aqua panas, tambahkan ke dalam
campuran diatas, aduk ad homogen
h. Ditimbang Na Benzoat sebanyak 60 mg, larutkan dalam aqua secukupnya (2ml),
aduk ad larut. Tambahkan ke dalam campuran di atas, aduk ad homogen.
i. NaH2PO4.2H2O ditimbang sebanyak 1.3760 g dan Na2HPO4.2H2O sebanyak
193.21 mg, larutkan dengan aqua secukupnya, aduk ad larut. Tambahkan ke
dalam campuran diatas, aduk ad homogen
j. Tambahkan bahan pewarna dan bahan pengaroma secukupnya
k. Tambahkan aqua di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi ad 60 ml, aduk ad
homogen
l. Masukkan ke dalam botol.
NaH2PO4.2H2O + aqua (I) Na2HPO4.2H2O + aqua (II) I + II → aduk ad homogen
4. Skema Cara Kerja
Propilenglikol + Glycerin + PEG 4000 → aduk ad homogen
↓
Aduk ad larut dan Homogen ← Paracetamol
↓
Sukrosa + aqua panas → Aduk ad homogen ←saccharin Na + propilenglikol
↓
Na Benzoat + aqua panas→ Aduk ad homogen
↓
Zat pengaroma → Aduk ad Homogen ← Zat Pewarna
↓
Tambahkan aqua ad 60 ml, aduk ad homogen
↓
Masukkan ke dalam botol
FORMULA III
No. Nama Bahan Fungsi %kadar yang
dibutuhkan
% yang
dipakai
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Parasetamol
Saccharin Na
Propilenglikol
Glycerin
PEG 4000
Red Cherry
Aqua destilata
NaH2PO4 .2H2O
Na2HPO4 .12H2O
allura
Sukrosa
Bahan aktif
Pemanis
Kosolven
Kosolven
Kosolven
Pewarna
Pembawa
Dapar
Dapar
Pengaroma
Pemanis
0,04 -0,25 %
10-25 %
67 %
0,20 %
25 %
15 %
5%
10 %
2880 mg
0,24 g
30 ml
18 ml
6 ml
2 tetes
q.s
2,11 g
0,16 g
5 tetes
12 ml
1. Tetapan Dielektrik
=
=
= 54,79
3. Cara Kerja
a. Propilenglikol diambil sebanyak 14 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi
b. Glycerin diambil sebanyak 9 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi
c. PEG ditimbang sebanyak 6 ml di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi
d. Campurkan semua bahan di atas di dalam beker gelas ad homogeny
e. Ditimbang parasetamol sebanyak 2880 mg, larutkan di dalam pelarut campuran di
atas, aduk ad larut
f. Ditimbang saccharin Na sebanyak 240 mg, larutkan dalam 1 ml propilenglikol
g. Campurkan larutan saccharin Na ke dalam larutan parasetamol, aduk ad homogen
h. Ditimbang sukrosa sebanyak 6 g, larutkan dalam aqua panas, tambahkan ke dalam
campuran diatas, aduk ad homogen
i. Ditimbang Na Benzoat sebanyak 60 mg, larutkan dalam aqua secukupnya (2ml),
aduk ad larut. Tambahkan ke dalam campuran di atas, aduk ad homogen.
j. NaH2PO4.2H2O ditimbang sebanyak 2.11 g dan Na2HPO4.2H2O sebanyak 160 mg,
larutkan dengan aqua secukupnya, aduk ad larut. Tambahkan ke dalam campuran
diatas, aduk ad homogen
k. Tambahkan bahan pewarna dan bahan pengaroma secukupnya
l. Tambahkan aqua di dalam beker gelas yang telah dikalibrasi ad 60 ml, aduk ad
homogen
m. Masukkan ke dalam botol.
9. EVALUASI SEDIAAN
A. FORMULA I
1. Organoleptis
Bau :
Rasa : Manis
Warna :
Hasil organoleptis dari sediaan formula I sesuai dengan yang direncanakan /
yang diformulakan.
2. Penetapan pH
Alat : pH meter
Cara Kerja :
1. Nyalakan alat pH meter
2. Masukkan sediaan dalam bekker glass kurang lebih 50 ml
3. Celupkan electrode glass ke dalam sediaan untuk mengambil pH sediaan yang akan
diukur.
4. Tekan tombol pH pada alat pH meter
5. Catat angka pH yang muncul pada monitor pH meter.
Hasil pengukuran pH dari sediaan formula I adalah sediaan formula I memilki
pH 5,95. Sedangkan pH yang diinginkan untuk sediaan adalah pH 6,0.
B. FORMULA II
3. Organoleptis
Bau : Jeruk
Rasa : Sedikit pahit
Warna : Orange
Hasil organoleptis dari sediaan formula I sesuai dengan yang direncanakan /
yang diformulakan kecuali rasa dari sediaan yg sedikit pahit.
4. Penetapan pH
Alat : pH meter
Cara Kerja :
6. Nyalakan alat pH meter
7. Masukkan sediaan dalam bekker glass kurang lebih 50 ml
8. Celupkan electrode glass ke dalam sediaan untuk mengambil pH sediaan yang akan
diukur.
9. Tekan tombol pH pada alat pH meter
10. Catat angka pH yang muncul pada monitor pH meter.
Hasil pengukuran pH dari sediaan formula I adalah sediaan formula I memilki
pH 5,74. Sedangkan pH yang diinginkan untuk sediaan adalah pH 6,0.
Dari hasil evaluasi diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil sediaan yang mendekati
sediaan yg diinginkan dari formula adalah sediaan formula I. Maka formula yang
akan di – scale up menjadi sediaan sebanyak 300 ml adalah formula I.
11. FORMULA SCALE UP
Formula yang akan di- scale up adalah formula I. Scale up sediaan adalah sediaan dalam 300 ml.
No. Nama Bahan Fungsi Jumlah dalam 300ml
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Parasetamol
Saccharin Na
Propilenglikol
Isabela
(Orange Pasta)
Aqua destilata
NaH2PO4 .2H2O
Na2HPO4 .12H2O
Isabela
(Orange Crush)
CMC Na
Bahan aktif
Pemanis
Kosolven
Pewarna
Pembawa
Dapar
Dapar
Pengaroma
Pengental
7.2 g
740 mg
75 ml
q.s
q.s
6.88 g
480.8 mg
q.s
1.5 g
HASIL EVALUASI SEDIAAN
1. Organoleptis
Bau : Jeruk
Rasa : Manis
Warna : Orange
Hasil evaluasi organoleptis sesuai dengan sediaan yang diinginkan dari
formula.
2. Uji Berat Jenis
Alat : Piknometer
Cara Kerja :
1. Gunakan alat piknometer yang telah dibersihkan dan dalam keadaan
kering.
2. Timbang piknometer kosong di timbangan analitik.
3. Setelah timbangan kosong, isi piknometer dengan air hangat terisi
penuh, kemudian timbang botol berisi air.
4. Buang air dalam piknometer, kemudian isi piknometer dengan
larutan sirup dan timbang. Lakukan sebanyak 3 kali pada larutan
sirup yang berbeda.
5. Setelah ditimbang semuanya, hitung Bj masing-masing dan
kemudian di rata-rata dan cari standar devisiasinya.
Hasil evaluasi
No. Piknometer Kosong Piknometer dengan
air
Piknometer Berisi
Sediaan
I 33.67 g 57.74 g 58,81 g
II 33.69 g 57.86 g 58,84 g
III 33.69 g 57.85 g 58.88 g
Perhitungan BJ dari Sediaan
I. BJ Penimbangan I =
= 1.0444 g
II. BJ Penimbangan II =
= 1.0405
III. BJ Penimbangan III =
= 1.0426
Rata-rata dari semua penimbangan adalah 1.0425.
Jadi, BJ dari sediaan adalah 1.0425 g/mL
3. Uji pH
Hasil yang diperoleh : pH 5,82
Spesifikasi sediaan : pH 5-6
Kesimpulan : Masuk rentang pH yang telah ditentukan sebelumnya.
Pembahasan : Pengukuran pH pada ukuran 60 ml yakni di dapat pH
5,96 tetapi pada waktu dibuat dalam jumlah scale up mengalami penurunan pH
menjadi pH 5,82 hal ini dapat disebabkan ketidakstabilan pH dalam
pelarut/bahan pembawa yang lebih banyak.
4. Viskositas
Alat : Viskometer Cappilary
Cara Kerja :
1. Cuci alat dengan alcohol 95% dan keringkan
2. Masukkan zat uji ke dalam viscometer sebanyak ± 0,5 ml
3. Hisap ujung pipa viscometer sampai zat uji naik melewati batas,
kemudian biarkan zat tersebut turun hingga melewati batas tadi.
4. Pada saat zat sampai pada batas, hidupkan stopwatch hingga zat
tersebut turun tepat pada batas berikutnya.
Hasil Evaluasi Viskositas
Larutan sediaan sebanyak 0,5 mL mengalir seluruhnya dengan waktu 6 menit
40 detik. Untuk perhitungan viskositas sediaan sebagai berikut.
V =
=
= 4.285 x 10-3 mL/Detik
Jadi, viskositas untuk sediaan ini adalah 4.285 x 10-3 mL/Detik.
12. KEMASAN
Komposisi :Tiap 5 ml mengandung 120 mg paracetamolDosis :Anak usia 1-6 th = 1-2 sendok takar (5ml)Anak usia 6-12 th = 2-4 sendok takar (5ml)
Aturan pakai sehari 4 kali 1 sendok takar (5ml) Cara penyimpanan :Simpan di tempat sejuk 15-20°C terlindung
No. Batch 009345Tgl produksi Okt 10Kadaluarsa Okt 13
No.Reg DBL 1000300202A1
PT. PrikitiwLaboratory
Malang-Indonesia
ACETALIXIRObat penurun
panas
Rasa jeruk
ISI BERSIH 60 ml
Indikasi:Menghilangkan rasa nyeri, menurunkan suhu tubuh ketika demam, antiradang lemah
Kontraindikasi :Hipersensitif terhadap paracetamol dan gangguan fungsi hati
Efek samping :Gangguan saluran pencernaan, mual, muntah, anoreksia,gangguan fungsi hati
No. Batch 009345Tgl produksi Okt 10Kadaluarsa Okt 13
No.Reg DBL 1000300202A1
PT. PrikitiwLaboratory
Malang-Indonesia
Komposisi :Tiap 5 ml mengandung 120 mg paracetamol
Cara penyimpanan :Simpan di tempat sejuk 15-20°C terlindung dari cahaya
ACETALIXIRObat penurun panas
Rasa jeruk
IndikasiKontraindikasiEfek sampingPeringatan/PerhatianInteraksi ObatAturan Pakai :Lihat di Brosur
Brosur
ACETALIXIR
KomposisiTiap 5 ml mengandung paracetamol 120 mg
FarmakologiAcetalixir mengandung paracetamol yang bekerja sebagai analgesic, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik dengan bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.
IndikasiAcetalixir diindikasikan untuk meringankan rasa nyeri, menurunkan demam dan antiradang lemah.
Kontra-indikasiHipersensitivitas terhadap paracetamolPenderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
PerhatianHati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjalBila setelah 3 hari demam tidak turun atau nyeri tidak menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.
DosisUsia 1-6 tahun : 1-2 sendok takar (5 ml)Usia 6-12 tahun : 2-4 sendok takar (5 ml)
Efek sampingWalaupun jarang terjadi, tapi dapat timbul efek samping sebagai berikut :Gangguan saluran pencernaan, mual, muntah, anoreksia, dan gangguan fungsi hati.
Penyimpanan Simpan di tempat kering dan sejuk pada suhu 15-20º C dan terlindung dari sinar matahari.
KemasanDus, botol @ 60 mlNo. Reg. 1000300202A1Dus, botol @ 15 ml
Daftar Pustaka
Martindale 36th Edition. 2009. Paracetamol, dalam : Martindale (The Complete Drug Reference) 36th Edition. Pharmaceutical Press : USA. Page : 108 – 111
Handbook of Pharmaceutical Exipients. 2006. Handbook of Pharmaceutical Exipients 5th Edition. Pharmaceutical Press : USA
Farmakologi dan terapi . 2008. Para Amino Fenol, Dalam : Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta, halaman 237-238.
Farmakope Indonesia. 1995. Paracetamolum, Dalam : Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. halaman 649 – 652.